• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 7 Part 3

Sebelumnya...


Para penari resah. Mereka bingung harus melakukan apa atas tindakan Kang Woo yang mengancam memecat mereka.

"Ni Na-ssi, ada ide?" tanya si penari pria utama.


"Bagaimana jika kita bicara dengan mereka? Kita harus bicara dengan mereka untuk berunding. "

Para penari enggan kembali kesana. Mereka tidak mau menari dengan Yeon Seo.


Tak lama kemudian, Yeon Seo datang.

"Bagaimana kau bisa menemukan kami?" tanya seorang penari yang sedang mengepel.

"Aku kemari untuk melakukan pekerjaan sukarela. Aku bagian dari Teater Balet Fantasia." jawab Yeon Seo.

Yeon Seo mengambil lap dan mulai melakukan pekerjaan sukarela.

"Hentikan sandiwaramu dan pergilah! Sejak kapan kau melakukan kegiatan bersama kami!" penari lainnya merampas lap dari tangan Yeon Seo.

"Mulai sekarang. Aku ingin melakukan kegiatan sebagai anggota penari." jawab Yeon Seo.

"Atas izin siapa!" sentak penari lain.

*Aigoo, ya, mereka menari di Fantasia, Fantasia punya siapa? Punya Yeon Seo, milik Yeon Seo. Yeon Seo pewaris tunggal Fantasia, tapi mereka memperlakukan Yeon Seo seperti itu.

Ni Na : Hei, biarkan saja. Makin banyak bantuan, makin baik. Satu jam lagi, dia pasti akan pergi sambil menangis.


Yeon Seo dibantu Dan, dan para penari lainnya mulai mencuci kaki para lansia.

Seorang nenek memercikkan air ke wajah Yeon Seo dengan kakinya.

Para penari langsung menatap Yeon Seo.

Dan cemas melihatnya. Ia takut Yeon Seo marah. Tapi Yeon Seo malah tersenyum.

Yeon Seo : Menyenangkan. Ini menyegarkan.


Dan pun tersenyum melihatnya.


Para penari lalu mengajak para lansia itu menari. Dan ikut menari dengan mereka.

Yeon Seo hanya diam memperhatikan mereka.

Dan lalu menarik Yeon Seo ke tengah dan menyuruhnya menari.

Yeon Seo pun menari. Dan tepuk tangan usai Yeon Seo menari, tapi para penari lain mengabaikan Yeon Seo dan kembali menghibur para lansia.


Malam pun tiba. Yeon Seo dan Dan sudah tiba kembali di rumah.

Dan mau bicara, tapi Yeon Seo menyuruhnya diam karena dia lelah.


Yeon Seo masuk ke dalam. Sampai di dalam, Bu Jung malah berteriak memberinya ucapan selamat sambil membawa kue.

Bu Jung : Kudengar hari ini kau membuat asosiasi sponsor sadar diri. Konon segala sesuatu ada gunanya dan kau memakai sifat pemarahmu dengan baik.

Dan memberi kode di belakang Yeon Seo, berusaha memberitahu Bu Jung kalau waktunya tidak tepat tapi Bu Jung nya gak ngeh.

Bu Jung : Tiup lilinnya. Serta buatlah permohonan. "Giselle" akan sukses! Lee Yeon Seo akan lebih baik! Satu, dua, tiga.

Yeon Seo melengos pergi.


Bu Jung : Apa-apaan itu?

Dan : Teater balet sedang mogok. Sekarang dia merasa sangat kacau.

Bu Jung kaget dan langsung meniup lilinnya.

Bu Jung : Kenapa kau baru bilang? Seharusnya kau bilang sebelumnya.

Dan : Pikiranku juga kacau siang ini.

Bu Jung : Apa-apan ini? Sepertinya aku tidak tahu apa-apa.


Paginya, jam sepuluh, Kang Woo menunggu para penari di ruang latihan.

Roo Na datang bersama penanggung jawab penari.

Roo Na : Kau tidak tahu keberadaan para penari?

"Aku akan melapor kembali sebelum makan siang." jawab si penanggung jawab.

"Tidak perlu melakukannya. Buat pengumuman audisi untuk anggota baru sekarang juga. Pastikan pemeriksaan resume dan wawancara segera diadakan." suruh Kang Woo.

Kang Woo lalu beranjak pergi.


Sementara para penari yang baru tiba di rumah jompo, resah saat menyadari hari sudah jam 10. Mereka takut dipecat.

"Kita sudah bersikap. Mari lanjutkan. Ni Na memihak kita. Mereka tidak akan memecat kita." jawab seorang penari.


Tak lama, kemudian Dan dan Yeon Seo datang. Dan menyapa mereka semua dengan suara keras.

Yeon Seo menyapa mereka sambil tersenyum.

Para penari kaget Yeon Seo datang lagi.

Yeon Seo kemudian beranjak pergi, diikuti Dan.


Seorang lansia yang tidak bisa melihat keluar dari dalam kamar. Dia mencari2 dimana suaminya sambil menangis dan menjerit histeris, karena dia fikir suaminya pergi meninggalkannya sendirian. Melihat itu Yeon Seo berusaha menenangkannya, tapi malah didorong, berkali2.

Tiba2, suaminya datang dan berteriak memanggilnya, Mi Ok.

Mi Ok yang mendengar itu, langsung menepis tangan Yeon Seo dan berlari ke arah suaminya.


Namun saat berlari, Mi Ok menabrak meja yang diatasnya terdapat lilin-lilin kecil. Dan tanpa sengaja, salah satu lilin jatuh ke tempat sampah dan menyebabkan kebakaran.

Yeon Seo pun langsung mengevakuasi pasangan lansia itu keluar. Sementara Dan mengambil alat pemadam dan menyemprot tempah sampah itu.

Alarm kebakaran berbunyi. Dengan panic, para penari langsung membawa para lansia keluar.


Setelah semuanya usai, Dan menyusul Yeon Seo dan Ni Na tanya apa yang terjadi.

"Ah, nenek ini.." Dan mau menjelaskan tapi Yeon Seo bilang, itu salahnya. Mendengar itu, suami Mi Ok dan Dan terkejut.

Yeon Seo menatap Mi Ok yang terbatuk2 dan tanya apa Mi Ok baik2 saja.

Setelah semua kejadian itu, para penari mengusir Yeon Seo. Yeon Seo meminta maaf dan berkata, bahwa niatnya baik.

"Jika tetap berlagak baik, kamu akan membakar gedung ini!" balas para penari ketus.

"Aku hanya ingin menunjukkan ketulusanku." jawab Yeon Seo.

"Ketulusan apa? Kau menjadi pemimpin selagi kami membuatmu tampak hebat? Jika tuan putri bekerja sukarela bersama kami, kau pikir kami akan tersentuh oleh upayamu dan menangis bersamamu, lalu kembali ke panggung? Eonni, tidak ada yang ingin tetap menjadi penari cadangan. Benar. Ini bukan hal sepele. Penglihatanmu sudah lama kembali dan ini kali pertamamu menemui kami karena kau membutuhkan kami." ucap seorang penari sinis.

Yeon Seo hanya bisa terdiam.


Hari pun kembali malam. Di halaman depan, Dan dan Yeon Seo duduk di ayunan. Dan tanya, kenapa tadi Yeon Seo berbohong.

Dan : Kau tidak memulai kebakaran itu.

Yeon Seo : Situasinya bisa memburuk. Bagaimana jika mereka mengusir dia?"

Yeon takut Mi Ok diusir.

Dan : Kau menjadi sangat baik. Mereka akan memahami ketulusanmu. Karena mereka juga suka menari. Aku melihat mereka bersih-bersih sambil menari. Pertunjukan yang indah. Mereka tampak seperti pemimpin. Apa menurutmu mereka tidak tahu kau ingin kembali setelah tiga tahun? Sekarang mereka menolakmu karena merasa kesal dan sakit hati. Tapi jika kalian tampil bersama, pertunjukannya pasti sangat indah.

"Pemimpin?" gumam Yeon Seo sambil berpikir.

Dan mendekatkan tangannya ke tangan Yeon Seo. Ia mau menyentuh tangan Yeon Seo tapi urung melakukannya.


Kwang Il ke rumah Yeon Seo, dia membawa sebuah dokumen. Tapi di depan pintu, dia bertemu dengan Pak Geum.

Kwang Il pun tak jadi menyembunyikan dokumen itu dan beranjak pergi. Pak Geum mengejarnya.


Bu Jung keluar dan heran melihat mereka berdua.


Paginya, Ni Na datang bersama dua penari. Seorang penari tanya, apa Ni Na takut Yeon Seo datang lagi.

Ni Na : Tidak.

"Jika punya hati nurani, dia tidak mungkin kembali. Ayo." jawab penari satunya.


Tapi tiba2, mereka melihat Yeon Seo dan Dan sedang mengobrol bersama Mi Ok dan suaminya. Mereka lantas mendekati Yeon Seo dan memperhatikannya diam2.

Mi Ok merasa senang mempelajari ponsel yang diberikan oleh Yeon Seo. Dia bahkan sampai tertawa irang. Tapi suami Mi Ok yang merasa tidak enak bertanya, apa mereka tidak apa-apa menerimanya, lantaran Yeon Seo sudah membayar biaya perbaikan dan disalahkan akibat kebakaran yang disebabkan Mi Ok.

Mi Ok : Maaf. Seharusnya aku sudah meninggal di usia ini, tapi aku belum meninggal dan pikiranku terus tidak waras.

Yeon Seo : Tidak, Bu. Sekalipun buta, Anda bisa baik-baik saja. Aku akan membantu Anda.


Ni Na memanggil Yeon Seo. Yeon Seo pun berbalik dan menyuruh mereka masuk. Yeon Seo bilang, Kang Woo sudah menunggu mereka.

Di dalam satu ruangan, semua penari sudah berkumpul bersama Kang Woo. Yeon Seo serta Dan, dan juga Ni Na bersama kedua temannya datang.

Kang Woo : Apa-apaan ini? Kenapa kau memanggilku kemari?

Yeon Seo : Aku ingin memberi usul kepada kalian dan direktur. "Giselle". Mari mengadakan audisi.

Yeon Seo kemudian berdiri disamping Kang Woo, menatap semua penari.

Yeon Seo : Aku sungguh ingin bekerja bersama kalian. Kalian mempertahankan Fantasia selama tiga tahun terakhir. Bagiku, para penari baru bukanlah Fantasia. Mari bersaing secara resmi dan adil. Dari solois hingga penari pasangan, semua orang boleh berpartisipasi. Tentu saja aku juga berhak ikut. Jika gagal, aku akan memulai dari penari pasangan.

Mendengar itu, semua penari kaget. Dan dan tertawa.


Diluar, Kang Woo memarahi Yeon Seo. Ia tak setuju ide Yeon Seo.

Yeon Seo : Ini cara yang terbaik.

Kang Woo : Bagiku, hanya ada satu Giselle. Tidak perlu mempersulit keadaan. Kubilang aku akan mengurusnya. Kenapa kamu tidak memercayaiku?

Yeon Seo : Terima kasih telah memercayaiku. Bahkan saat aku tidak percaya diri, kau berusaha keras dan memaksaku menari. Percayalah lagi kepadaku. Mungkin jalannya akan sulit, tapi akan lebih mudah jika bersama.

Yeon Seo mengulurkan tangannya, mengajak Kang Woo jabat tangan. Tapi Kang Woo yang kesal, tidak mau menjabat tangan Yeon Seo.


Melihat itu, Dan mendekati mereka dan menyatukan tangan mereka bertiga.

Dan : Fantasia, semangat!

Dan mengangkat tangannya tinggi2.

Kang Woo terkejut melihat lengan Dan yang sudah sehat total, padahal setaunya, lengan Dan terluka cukup parah.

Menyadari itu, Dan pun langsung menurunkan tangannya.

Bersambung ke part 4..

Obsesi Kang Woo sama Yeon Seo makin lama makin nyebelin... Padahal dia tau, Yeon Seo bukan Seol Hee, tapi dia mau menjadikan Yeon Seo seperti Seol Hee.

Dan, Only Love Ep 7 Part 2

Sebelumnya...


Dan mengantarkan Yeon Seo ke Fantasia.

Sepanjang perjalanan, Dan diam saja. Yeon Seo pun heran.

Yeon Seo : Dan-ah, kenapa kau diam saja? Kau tidak akan menanyakan rencana tindakanku?

Dan lantas memutar mobilnya.

Yeon Seo : Kau mau kemana?

Dan diam saja.

Yeon Seo : KIM DAAAN!


Dan membawa Yeon Seo ke jembatan, tempat Yeon Seo pernah bunuh diri, saat masih buta dulu.

Yeon Seo heran dan bertanya2 kenapa Dan membawanya ke tempat itu.

Dan lantas berhenti melangkah. Lalu secepat kilat, dia memanjat tepi jembatan.

Yeon Seo kaget dan langsung memegang tangan Dan. Dia takut Dan jatuh.

Dan : Bagaimana rasanya saat kau terjatuh di air? Bukankah terasa gelap, menyesakkan, menakutkan, dan sepi? Aku juga tahu itu.


Dan kemudian melompat turun.

Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Kau sudah gila! Apa yang kau pikirkan! Kau membuatku sangat terkejut!

Dan : Sayang sekali, andai mengenalmu pada waktu itu, aku pasti mencegahmu seperti kau memegang tanganku tadi. Sebenarnya, inilah perkataanku kemarin. Jika terlalu sulit, kau boleh menyerah.

Yeon Seo : Aku tidak ingat.

Dan : Aku mengatakan itu. Aku menyuruhmu menyerah dan hidup tenang. Tapi di bangku tempo hari dan di studiomu tadi pagi, kau jelas merasa bahagia. Jika kau suka menari, lanjutkanlah. Selain itu, ingatlah ini. Apa pun keputusan tindakanmu atau di mana pun berada, kau tidak lagi sendirian.

Yeon Seo awalnya tertegun dengan ucapan Dan. Tapi berikutnya dia salting dan langsung mengajak Dan pergi untuk menutupi kesaltingannya.


Dan tersenyum, tunggu aku!

Dan pun menyusul Yeon Seo yang sudah berjalan duluan.


"Asosiasi sponsor sedang rapat?" tanya Kang Woo kaget sembari masuk ke ruangannya, diikuti oleh seketarisnya.

"Semua orang sudah ada di ruang konferensi. Direktur Umum Choi yang mengadakan rapat. Kupikir kamu juga harus diberi tahu."


Ponsel Kang Woo berdering. Telepon dari CEO Lee.

Kang Woo langsung beranjak keluar, menuju ruang rapat, sambil menjawab telepon CEO Lee.

Kang Woo : Apa yang terjadi di sana?

CEO Lee : Kemarin, kau masuk ke mobilku dan mengancamku.


Flashback... Saat Kang Woo masuk ke mobil CEO Lee saat CEO Lee bersiap pergi.

Kang Woo : Sepertinya kau bekerja sama dengan Pak Ishikawa. Kau ingin membayar pajak di kedua negara?

CEO Lee : Apa maumu?

Kang Woo : Mempertahankan status quo. Tidak kurang atau lebih.

Flashback end...


CEO Lee : Hari ini, Direktur Umum Choi meneleponku pagi-pagi karena Lee Yeon Seo akan memberi pengumuman penting.

Kang Woo : Anda bilang apa?


Kini, Yeon Seo sudah berdiri di ruang rapat bersama yang lainnya. Para direktur memarahinya.

"Apa yang kau lakukan!  Apa ini semacam lelucon?"

"Kami akan mengajukan petisi resmi untuk memecatmu."


Bu Choi angkat bicara.

"Lee Yeon Seo-ssi, kita sudah membahas ini. Jika terus begini, kau akan menghancurkan Fantasia."


Yeon Seo bingung menjawabnya. Lalu ia menatap Dan. Dan mengangguk padanya.


Yeon Seo mengerti. Ia lalu membungkuk, meminta maaf, membuat semua orang tercengang.

Yeon Seo : Aku akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu. Aku tidak akan membuat alasan. Aku minta maaf.

Bu Choi yang ingin Yeon Seo keluar dari Fantasia, menyuruh Yeon Seo bicara lagi.

Para Direktur menolak permintaan maaf Yeon Seo.

Bu Choi Lee Yeon Seo-ssi, utarakan saja pikiranmu. Kau ingat janji kita kemarin? Kau ingat rencana kita untuk masa depan Fantasia? Aku tahu ini sulit.


Bu Choi berdiri dan membuat pengumuman kalau Yeon Seo akan berhenti dari Fantasia.

Yeon Seo : Aku tidak akan melakukan itu. Itu tidak benar.

"Maksudmu, kau tidak akan berhenti dari kedua jabatan itu? Benarkah kau menyesal?" tanya para direktur.

Yeon Seo : Aku akan membuktikan dengan kinerjaku. Sejak hari itu, kalian pasti mencurigaiku. Aku akan menunjukkan bahwa mentalku stabil dan aku benar-benar waras.


CEO Lee menggebrak meja dan berdiri.

CEO Lee : Semua ini harus sepadan. Ini harus sepadan dengan uang yang kami dapatkan dengan bersusah payah. Jika ingin meminta maaf, kau bisa berlutut dan mengakhiri semuanya. Tindakan itu jelas dan tulus.

Yeon Seo : Begitu, ya. Berlutut? Tulus? Begitu rupanya.


Yeon Seo lalu berjalan mendekati CEO Lee. Semua orang pikir, dia mau berlutut.

Yeon Seo : Kau menyukai balet? Apa pertunjukan favoritmu? Apa peran favoritmu? Kau tahu jumlah balerina dalam teater balet kita?

CEO Lee : Kau sedang minta maaf. Omong kosong apa yang kau bicarakan?

Yeon Seo : Kau tidak menyukai balet. Bukan begitu?


Yeon Seo lantas bicara pada semua para anggota asosiasi.

Yeon Seo : Kalian tahu para anggota asosiasi? Mereka bodoh, tapi ingin tampak modern dan yakin bisa membeli selera dengan uang. Mereka duduk di kursi terbaik dan tertidur. Orang-orang sombong yang menyebalkan.


Yeon Seo kembali ke depan.

Bu Choi marah, Lee Yeon Seo!

CEO Lee : Kau membicarakan kami?

Yeon Seo : Aku akan membuatmu menyukainya. Balet. Aku akan membuatmu sangat menyukainya. Itu akan sepadan dengan uang kalian. Jika pertunjukan "Giselle" ini tidak sukses, aku akan mengundurkan diri dari teater balet dan Yayasan Fantasia. Ini cukup untuk menjawab pertanyaanmu? Kita akan memperpanjang surat kuasa Direktur Umum Choi Yeong Ja hingga hari pertunjukan. Setelah pertunjukan itu, kita akan memilih orang yang akan meninggalkan Fantasia. Sekian. Sampai jumpa.


Yeon Seo lantas beranjak pergi. Bu Choi tampak kesal. Kang Woo terlihat puas.


Diluar, Yeon Seo mencoba menenangkan dirinya.

Dan mendekati Yeon Seo, lalu menepuk bahunya.

Yeon Seo tertegun menatap Dan.

Kang Woo tiba2 datang dan main2 meluk Yeon Seo aja. Dan kaget.

Kang Woo : Mari menyiapkan pertunjukan terbaik dan membuat mereka berlutut.

Yeon Seo : Aku akan bekerja keras.


Bu Choi datang dengan wajah kesal dan mengajak Yeon Seo bicara.


Yeon Seo dan Bu Choi bicara di ruang pertunjukan.

Bu Choi : Kau mempermainkan bibi? Kau meremehkan bibi? Kenapa kau tega selalu menipu bibi?

Yeon Seo : Bagaimana kita bisa menjadi begini? Karena ini? Bibi ingin memilikinya?

Bu Choi : Jangan menggurui bibi! Kau pikir bibi gila uang? Andai gila uang, bibi pasti sudah lama menjual teater ini selama kau berada di Rusia dan saat kau buta! Bibilah yang mengembangkan Fantasia. Bibilah yang bekerja puluhan tahun untuk menjadikan Fantasia seperti ini sepeninggal orang tuamu. Bibi harus memuji para menteri dan berlagak baik kepada sponsor. Bibilah yang membangun yayasan ini. Kenapa semua ini milikmu padahal bibi yang bekerja keras?

Yeon Seo mulai marah.

Yeon Seo : Sejak kapan bibi mulai menginginkan Fantasia? Saat ayahku menerima bibi dan suami bibi yang tidak punya tempat tujuan lain? Atau saat orang tuaku meninggal? Bibi pikir ini akan mudah karena hanya ada aku? Bibi mulai menjadi serakah?

Bu Choi : Berhentilah mencela bibi. Kau tidak tahu apa-apa.

Yeon Seo : Jika bukan itu, bibi mengalami delusi dan mulai berpikir ini milik bibi karena sang whli waris tunggal sudah buta? Pernahkah bibi mengasihaniku sebagai keluarga sekali saja? Jika bibi tidak melakukan hal semacam ini, hari ini... Tidak Aku pasti sudah sejak lama mengakhiri semuanya.

Bu Choi : Kau menjadikan bibi alasan hingga akhir.

Yeon Seo : Aku akan menunjukkan kepada Bibi bahwa aku layak mendapatkan ini.


Yeon Seo beranjak pergi.

Bu Choi : Baiklah, bibi akan menantikan pertunjukan "Giselle"-mu. Meskipun kau tidak punya rekan penari atau pasangan.

Yeon Seo berhenti melangkah sejenak, tapi dia tidak pedulii omongan bibinya dan beranjak pergi.


Kang Woo menanyakan kondisi lengan Dan yang terluka.

Dan pun menutupi lengannya dan mengaku ia sudah baik2 saja.

Kang Woo : Jadi, kapan kau akan berhenti? Kau melihat dia. Apa pun pendapatmu, dia bilang akan membuatmu sangat menyukai baletnya. Itulah sifat balerina. Seseorang yang berdiri sendiri di panggung yang besar. Dia tidak butuh sekretaris yang tidak sopan.

Dan : Kalau begitu, kau juga tidak membantu. Yeon Seo menyelesaikan semua ini sendirian. Aku tidak bisa memberitahumu karena pikiranku kacau, tapi kau tidak bisa hancur begitu saja jika orang yang sewenang-wenang menghancurkanmu. Aku tidak bisa menjelaskan ini secara detail, tapi orang sepertiku tidak bisa mengalami kehancuran itu. Ingatlah itu.

Kang Woo kesal dan mau membalas perkataan Dan, tapi gak jadi karena Yeon Seo datang.


Yeon Seo tanya ke Kang Woo, dimana para penari.

Yeon Seo : Aku tahu mereka mogok. Aku akan bicara dengan mereka.

Kang Woo : Tidak perlu. Mereka tidak mogok bukan untuk menentangmu, tapi keputusan yang kubuat sebagai direktur artistik. Aku akan menangani ini.

Yeon Seo : Aku penyebabnya. Jadi, aku akan...


Ponsel Kang Woo berbunyi. Telepon dari salah satu penarinya yang bernama Jung Eun.

Kang Woo : Aku Ji Kang Woo, kau dimana?


Jung Eun dan penari lainnya ada di sebuah tempat. Mereka memakai seragam pekerja sukarelawan.

Jung Eun : Kami akan menyampaikan tuntutan kami. Pertama. Batalkan keputusanmu untuk memilih Lee Yeon Seo menjadi pemimpin kami. Kedua. Akhiri kepemimpinan otoritermu.

Kang Woo : Hanya itu? Aku akan langsung menjawab. Pertama, aku tidak akan membatalkan apa pun. Kedua, jika tidak datang latihan pukul 10.00 besok, kalian akan dipecat.

Yeon Seo kaget, Direktur Ji.

Kang Woo : Kami bisa mencari penari baru. Orang mengantre untuk menjadi anggota grup penari teater kami. Aku tidak mau menciptakan pertunjukan dengan penari yang tidak percaya kepadaku dan harus dihibur agar kerja. Besok pukul 10.00. Itu kesempatan terakhir dariku sebagai direktur. Sekian.

Kang Woo memutus panggilannya. Para penari resah.


Yeon Seo memarahi Kang Woo.

Yeon Seo : Apa yang kau pikirkan!

Kang Woo : Aku memberi mereka kesempatan. Mereka bisa menjadikan ini alasan untuk kembali.

Yeon Seo : Bagaimana aku bisa tampil dengan orang yang enggan kembali?

Kang Woo : Aku tahu kau berusaha keras demi aku.

Yeon Seo : Meski begitu, ini tidak benar. Lakukan saja dengan caramu. Aku juga akan berusaha keras.

Yeon Seo lantas mengajak Dan pergi.


Sebelum pergi, Dan bicara pada Kang Woo.

Dan : Mereka yang menindas orang benar dan merampas orang miskin memiliki banyak kesalahan dan dosa besar.


Sambil melajukan mobilnya, Dan tanya haruskah ia menghubungi Ni Na.

Dan lalu menghentikan mobilnya.

Dan : Ni Na orang baik. Dia akan membantumu.


Dan menghubungi Ni Na dan memberikan ponselnya pada Yeon Seo.

Ni Na : Ya, Dan. Ada apa?

Yeon Seo : Ini aku, Yeon Seo.

Ni Na : Jika kau menelepon terkait teater balet, aku tidak bisa memberitahumu apa pun.

Yeon Seo : Aku tidak akan memintamu meyakinkan mereka. Katakan saja keberadaanmu. Kumohon. Aku belum pernah minta bantuanmu.

Ni Na : Jangan menempatkanku di posisi sulit. Sudah dahulu.

Yeon Seo : Kupikir kau ingin bertarung secara jujur dan adil. Kau datang ke rumahku dan memintaku kembali menjadi diriku yang dahulu karena ingin bersaing denganku. Jika kau menjauhkanku sebelum kita memulai, bagaimana menentukan pemenangnya?


Bersambung ke part 3....