• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Yoon Jae menemui ayahnya. Yoon Jae berkata, ia tak bisa menerima metode ayahnya dan akan melakukan itu dengan cara dan aturannya.

"Aku tidak punya kekuasaan menyuruh mereka berbaris dan membungkuk." ucap Yoon Jae.

"Bukan kekuasaan tapi kesetiaan. Keyakinan apa yang mereka miliki terhadap anak muda sepertimu. Akan lebih mudah bagimu nanti jika mereka setia sekarang. Kau kira, kau bisa mengendalikan mereka karena kau CEO?" jawab Tuan Ha.

"Kesetiaan yang dipaksa akan bertahan berapa lama?" tanya Yoon Jae.

"Ayah sudah menjalankan bisnis ini selama 40 tahun. Belajarlah dari ayah." jawab Tuan Ha.

"Aku akan mengikuti keyakinkanku." ucap Yoon Jae.


Saat Yoon Jae hendak pergi, Tuan Ha memberikan foto seorang gadis. Tuan Ha berkata, gadis itu adalah putri Menteri Jung dan meminta Yoon Jae menemuinya. Nyonya Jang yang sedari tadi hanya duduk dan diam saja pun bangkit. Ia juga ingin melihat foto gadis itu. Yoon Jae lantas mengaku, ada gadis yang ingin dinikahinya.


Sementara itu, Yeon Hwa sudah masuk ke ruang wawancara. Dan salah satu pewawancara adalah Ha Yeon Hee.


Setelah Yeon Hwa masuk, Kang Wook pun datang. Ia lega karena namanya masih belum dipanggil.


Nyonya Han dan Nyonya Jo menuju suatu tempat. Nyonya Han memegang sebuah bra dan mengernyit heran. Lantas, ia bertanya pada Nyonya Jo kenapa Nyonya Jo menyuruhnya membawa pakaian dalam. Tapi Nyonya Jo diam saja dan pura-pura tidur.

"Ibu tidak bisa tidur lagi, kan? Kata pakar herbal, akan membaik setelah minum tonic selama dua minggu." ucap Nyonya Han.

Tapi Nyonya Jo tetap saja diam.


Ponsel Nyonya Han berdering. Telepon dari Tuan Choi. Tuan Choi yang saat itu tengah menuju ke ruang sidang pun terkejut mengetahui Nyonya Han pergi dengan Nyonya Jo. Nyonya Han mengaku, kalau ia tidak tahu sang ibu akan membawanya kemana. Tuan Choi berkata, besok ulang tahun ibunya jadi sang ibu pasti ingin pergi ke suatu tempat bersama menantunya.


Nyonya Jo yang mendengar percakapan sang menantu dengan putranya pun langsung mencibir menantunya.


Yoo Ra sedang menata ruangan Yoon Jae. Tak lama kemudian, Yoon Jae datang. Yoo Ra berbasa basi dengan menanyakan apa pertemuan Yoon Jae berjalan dengan lancar.  Yoon Jae tidak menjawab dan malah bertanya, untuk apa Yoo Ra meletakkan bunga di ruangannya.

"Itu bunga bakung yang berarti kemurnian dan pengabdian." jawab Yoo Ra.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Yoon Jae.

"Ada pertemuan dengan Jean Pierre pukul dua. Pukul empat ada pertemuan akhir untuk produk anti aging. Pukul lima ada pertemuan seni make up. Nona Ha Yoon Hee memerintahkan aku untuk membawamu." jawab Yoo Ra.

Yoon Jae pun tersenyum simpul.

"Dia pasti ingin mendengarku mengomel." ucap Yoon Jae.

"Untuk makan siang denganku, kau sudah setuju pergi denganku." jawab Yoo Ra.

"Kau masih berjuang rupanya." ucap Yoon Jae.

"Kau akan membelikanmu makan siang, kan?" tanya Yoo Ra.

"Pilihlah restoran favoritmu." jawab Yeon Jae.

Yoo Ra pun senang. Dan saat ia hendak meninggalkan ruangan Yeon Jae, ia mendengar bunyi ponsel Yoon Jae.


Yoon Jae membaca pesannya.

"Wawancara sudah selesai. Aku merasa lega. Semoga aku mendapatkannya, karena itu perusahaan tempat kau bekerja."

Yoon Jae pun panic.


Yoon Jae mengajak Yeon Hwa ke restoran mewah. Yeon Hwa pun menolak makan di restoran itu karena tahu Yoon Jae tidak punya uang. Yoon Jae mencari alasan, ia berkata hanya ingin memanjakan pacarnya.

"Asisten Manajer Ha, mau makan mi instan selama seminggu setelah ini?" tanya Yeon Hwa.

"Kau tak bilang mau melamar ke perusahaanku." jawab Yoon Jae.

"Aku akan bilang kalau lolos ke tahap ketiga. Tapi aku ingin sekali bertemu denganmu setelah wawancara. Seharusnya aku sabar. Bagaimana jika aku gagal." ucap Yeon Hwa.

"Kenapa akan gagal? Kau berjuang sangat keras. Orang memujimu dimana-mana." jawab Yoon Jae.

"Itu hanya pendapatmu. Aku sangat gugup. Aku buat banyak kesalahan." ucap Yeon Hwa.


Yeon Hwa lalu mengajak Yoon Jae berdoa bersama. Setelah itu, mereka pun tertawa.


Yeon Hwa lantas memberitahu Yoon Jae kalau ia akan bekerja paruh waktu untuk pertunjukan seni make up J-Cosmetic. Yeon Hwa bilang, ia dibayar 70 dollar. Sontak Yoon Jae terdiam. Ia ingat saat Yoo Ra memberitahu jadwalnya, kalau nanti ia akan menghadiri pertunjukan seni make up itu.


Yoon Hee sedang memeriksa panggung. Tak lama kemudian, Yoo Ra datang membawakannya banyak makanan. Ia berkata, Yoon Jae yang menyuruhnya membawa makanan karena khawatir Yoon Hee tak sempat makan.

"Berikan saja ke para model karena kita sudah pesan makanan China." jawab Yoon Hee.

"Anda pasti lelah. Tuan Ha bilang dia punya harapan yang tinggi padamu. " ucap Yoo Ra.

"Kau membuat cerita lagi. Aku tinggal dengan atasanmu selama 28 tahun. Dia tak mungkin berkata semanis itu." jawab Yoo Ra.


Ternyata Nyonya Jo membawa Nyonya Han ke cenayang. Sampai di sana, Nyonya Han langsung dilemparin beras oleh cenayang. Lalu Nyonya Jo memberikan bra Nyonya Han pada cenayang.


Para model sedang bersiap-siap. Yeon Hwa tampak sibuk. Ia berlari kesana kemari membantu para model.

Bersamaan dengan itu, Yoo Ra berjalan kesana dan mereka tak sengaja bertabrakan.

Yeon Hwa senang bertemu Yoo Ra tapi tidak dengan Yoo Ra. Yoo Ra bahkan berpura-pura tidak mengenalinya.


Seseorang menyuruh Yeon Hwa mengambil pengeriting rambut. Tapi karena terus menatap ke arah Yoo Ra, Yeon Hwa malah memegang besi pengeriting rambut yang panas. Sontak, ia menjerit kesakitan.

Melihat itu, Yoo Ra cuek saja dan terus membagi-bagikan makanan.


Seseorang kemudian memanggil Yeon Hwa. Saat berlari, hendak menemui orang yang memanggilnya, Yeon Hwa tak sengaja menabrak Yoon Hee. Melihat tangan Yeon Hwa terluka, Yoon Hee pun menyuruh Yoo Ra mengambil obat.

Terpaksalah Yoo Ra mengambil obat dan mengobati luka Yeon Hwa. Yoo Ra juga pura-pura bersikap manis dengan menanyakan, apakah Yeon Hwa baik-baik saja. Setelah itu, ia dan Yoon Hee beranjak pergi.


Yeon Hwa ke toilet dan menyiram tangannya.

"Dia pura-pura tidak mengenaliku, tapi dia peduli padaku." ucap Yeon Hwa senang.


Seseorang tiba-tiba mematikan kran nya. Yeon Hwa menoleh dan senang melihat sosok Yoo Ra di depannya.

"Kau bekerja untuk J-Cosmetic?" tanya Yeon Hwa.

"Sudah kubilang kan kalau aku tak mau melihatmu lagi." sentak Yoo Ra.

"Aku bekerja paruh waktu disini." jawab Yeon Hwa.

"Untuk apa? Segini cukup?" tanya Yoo Ra, lalu mengeluarkan cek dan memberikan cek nya pada Yeon Hwa.

"Untuk apa aku menerima uangmu?" tanya Yeon Hwa.

"Nanti J juga akan membayarmu, kan? Jadi anggap saja ini dari mereka." jawab Yoo Ra.

Tak hanya itu, Yoo Ra juga mengaku tertekan harus melihat ibu Yeon Hwa bertingkah seperti ibu kandungnya.

"Haruskah aku melihatmu juga di tempat kerja?" tanyanya.


Setelah ritual selesai, si cenayang pura-pura kerasukan arwah mendiang istrinya Tuan Choi. Ia yang pura-pura kerasukan pun mengajak Nyonya Han mati bersama dan bahkan mendorong Nyonya Han ke meja.


Nyonya Han menangis. Sambil menatap Nyonya Jo, ia berkata Nyonya Jo sangat kejam.

"Aku kejam? Kau... bersama keluargaku, duduk di meja makan.... untuk makan dengan senang semenjak kau datang? Yoo Ra sakit lambung dan masuk UGD. Hakim menjadi lemah. Kau melihatnya juga, tapi kau malah menyebutku kejam?" jawab Nyonya Jo.

Nyonya Han pun semakin terluka.


Soo Ae sedang menggambar sendirian ketika seorang pria datang dan membekapnya, lalu membawanya pergi.


Ahjumma pemilik warung pun langsung menghubungi Yeon Hwa begitu tahu Soo Ae menghilang. Yeon Hwa yang masih di tempat acara pun bergegas pulang.


Yoon Jae yang sedang rapat, tak bisa konsentrasi karena memikirkan Yeon Hwa yang akan bekerja di perusahaannya.


Yeon Hwa izin pulang pada Yeon Hee. Ia beralasan, ada urusan keluarga yang harus diselesaikannya. Tapi Yoon Hee tak memberi izin. Ia berkata, bagaimana bisa Yeon Hwa pulang disaat jam kerja.


Yoo Ra yang mendengar itu pun senang. Ia pikir, Yeon Hwa pulang setelah menerima uang darinya.

Yeon Hwa tak peduli. Ia tetap pergi meski Yoon Hee melarangnya.


"Katakan saja padaku. Apa yang bisa kubantu. Aku akan membantu semampuku." ucap Yoo Ra pada Yoon Hee.

Yoon Hee mengangguk, lalu beranjak pergi.


Setelah Yoon Hee pergi, seseorang datang memberikan cek pada Yoo Ra. Orang itu bilang, Yeon Hwa yang menyuruhnya mengembalikan cek itu pada Yoo Ra.


Sontak, Yoo Ra kesal dan pergi menyusul Yeon Hwa.

"Kita pertegas saja. Aku membencimu dan tidak nyaman melihatmu. Jadi jangan tunjukkan lagi wajahmu di hadapanku. Tidak peduli pekerjaan paruh waktu atau apapun, jangan berada di sekitarku! Menjauhlah dari perusahaan ini!" ucap Yoo Ra.

"Aku tidak punya waktu berdebat denganmu." jawab Yeon Hwa.

Yeon Hwa lantas menyetop sebuah taksi. Namun Yoo Ra malah terus menahannya.

"Jawab aku!" suruh Yoo Ra.

"Kenapa kau seperti ini?" tanya Yeon Hwa.

"Berjanji lah padaku untuk tidak pernah muncul di hadapanku!"

"Yoo Ra, jebal." pinta Yeon Hwa.

"Berjanjilah padaku." suruh Yoo Ra.

"Haruskah aku melakukannya? Adikku menghilang. Adikku hilang sekarang! Minggir!" ucap Yeon Hwa.

Tapi Yoo Ra terus menahannya.

"Berjanjilah! Kalau tidak, kau tidak boleh pergi!" ucap Yoo Ra.


Bersambung...

Ice Adonis Ep 1 Part 1

-Februari 2007, Penjara Wanita Cheongju-


Seol Yeon Hwa diserang sekelompok tahanan yang lebih tua. Ia jatuh tersungkur.  Tapi masih saja dipukuli, ditendang dan diinjak tahanan lain.

Yeon Hwa yang sudah terkapar itu, tanpa sengaja melihat bunga 'adonis' yang tumbuh di tanah.


Sontak, ia langsung teringat percakapannya dengan Yeon Jae tentang bunga tersebut.

"Pasti dingin dan sulit untuk melewati es." ucap Yeon Hwa.

"Jadi itulah bunga adonis." jawab Ha Yeon Jae.

"Begitu pahit, sehingga ingin balas dendam?" tanya Yeon Hwa.

"Sebenarnya jika kau sanggup bertahan dan menderita, kau akan menikmati berkat besar dan kehidupan panjang. Bunga keberuntungan." jawab Yeon Jae.


Para sipir pun langsung melarikan Yeon Hwa ke RS. Tapi begitu tiba di RS, Yeon Hwa justru melarikan diri. Ia bahkan sempat tertabrak sebuah mobil ketika melarikan diri.

Lalu sebuah mobil berhenti tepat di depan Yeon Hwa. Si pengendara--seorang wanita--menyuruh Yeon Hwa masuk ke mobilnya.


Si pengendara kaget melihat wajah babak belur Yeon Hwa. Ia mengumpat para tahanan yang memukuli Yeon Hwa.

Tak lama berselang, terdengar sirine polisi. Mereka menoleh ke belakang dan terkejut melihat mobil polisi yang mengejar mereka.

"Cepat pergi dari sini!" teriak Yeon Hwa.

Dan si pengendara langsung menambah laju mobilnya.


Polisi tak tinggal diam. Mereka langsung menyebarkan foto Yeon Hwa di jalanan.


Yeon Hwa dan temannya berhenti di depan sebuah gereja dan menukar mobil. Yeon Hwa mengambil sebuah tas dari jok belakang dan bergegas membuka sweaternya.


Para polisi mulai memblokade jalan. Mereka juga mengerahkan anjing pelacak untuk membantu mereka mencari Yeon Hwa.

Yeon Hwa sudah mengganti seragamnya. Ia juga menutupi luka-luka di wajahnya dengan riasan tebal dan memakai kacamata hitam.

Tak hanya itu, Yeon Hwa juga melemparkan beberapa potongan kue ke jok belakang.

Saat melihat polisi yang tengah melakukan razia, keduanya pun syok. Teman Yeon Hwa memasukkan permen karet ke mulut Yeon Hwa agar Yeon Hwa tidak gugup.


Yeon Hwa dan temannya sama2 menurunkan jendela. Yeon Hwa gugup ketika anjing pelacak mengendusnya. Untunglah tadi Yeon Hwa sempat melemparkan beberapa potongan kue ke jok belakang, sehingga temannya Yeon Hwa bisa berdalih dengan mengatakan kalau anjing pelacak itu sedang mengendus kue.


Lalu polisi yang berdiri di samping teman Yeon Hwa, menyuruh Yeon Hwa melepas kacamata. Terpaksa lah Yeon Hwa melepas kacamatanya. Mengira Yeon Hwa adalah orang lain, polisi pun melepaskan mereka.


Para sipir menggeledah sel Yeon Hwa dan menemukan undangan pernikahan Yeon Jae dan Choi Yoo Ra.


Benar saja! Yeon Hwa memang datang ke pernikahan itu. Ia bahkan sempat merusak foto prewed Yeon Jae dan Yoo Ra yang terpajang di lobby.


Di sebuah ruangan, Yoo Ra gelisah menunggu Yeon Jae yang belum datang.

Tak lama berselang, ia mendapatkan pesan masuk dari seseorang. Tadinya ia mengira, pesan itu dari Yeon Jae, tapi wajahnya langsung berubah begitu membaca pesan itu.

Seseorang menyuruhnya naik ke atap. Kalau Yoo Ra tidak datang, ia mengancam akan mengungkapkan kebenarannya.


Yeon Jae yang baru tiba di gedung, terkejut melihat foto pernikahannya rusak.


Di atap, Yoo Ra terkejut melihat sosok Yeon Hwa.

"Choi Yoo Ra, aku tahu kau akan datang." ucap Yeon Hwa.

"Bagaimana kau bisa? Hukumanmu belum selesai." jawab Yoo Ra.

"Kau mengirimiku undangan. Kau tidak mengundangku?" ucap Yeon Hwa.

Yeon Hwa lalu beranjak mendekati Yoo Ra.

"Apa yang kau takutkan? Bahwa kebenaran menjijikkanmu akan diketahui dunia?" tanya Yeon Hwa.

Yoo Ra mencoba kabur tapi Yeon Hwa langsung mencengkram nya.

"Aku bertanya-tanya, siapa yang menjebloskanku ke dalam penjara. Siapa yang diuntungkan."

Yoo Ra pun mendorong Yeon Hwa.


"Kau yang tidak bisa menjaga pacarmu. Aku menyukai Yoon Jae sejak kecil. Aku yang pertama. Dia milikku sejak dulu." ucap Yoo Ra.

"Jika dia milikmu sejak dulu, kenapa kau mengirimku ke penjara? Karena orang yang kau bunuh adalah keluarganya? Kau melakukan hal yang mengerikan!" jawab Yeon Hwa.

"Aku tidak membunuhnya. " ucap Yoo Ra. Dia terus berjalan mundur ke belakang.

"Jika kau tidak melakukannya, lalu apa yang kau takutkan? Apa kau bahagia setelah menjebak seseorang tak bersalah untuk kejahatanmu?" tanya Yeon Hwa.

Yoo Ra sudah tersudut ke tepi atap. Ia terkejut.


"Kau apakan ibu dan adikku? Apa menjahatiku saja belum cukup!" tanya Yeon Hwa.

Yeon Hwa lantas mencekik Yoo Ra.

"Bunuhlah aku. Kau akan dihukum untuk pembunuhan lain. Adikmu akan sangat bangga." jawab Yoo Ra.


Mendengar itu, Yeon Hwa tambah emosi. Ia memborgol tangannya dan tangan Yoo Ra, lalu mengajak Yoo Ra mati dengannya.


Tepat saat itu, Yoon Jae datang. Yeon Hwa langsung menyuruh Yoo Ra mengakui kebenarannya pada Yeon Jae tapi Yoo Ra bersikukuh tidak membunuh orang itu.

"Bertobatlah Seol Yeon Hwa!" pinta Yeon Jae.

Mendengar itu, Yeon Hwa tambah luka.

"Katamu kau percaya semua yang kukatakan. Aku tidak menyangka cintamu begitu lemah. Aku tidak membunuhnya. Mana mungkin aku membunuh keluarga pria yang kucintai." jawab Yeon Hwa.


Tak lama kemudian, polisi datang dan langsung menodongkan pistol pada Yeon Hwa.

"Katakan sejujurnya Choi Yoo Ra!" desak Yeon Hwa.


Lalu... Yeon Hwa dan Yoo Ra jatuh dari atap.

Terdengar narasi Yeon Hwa, "Bolehkah kembali dari awal?"

-3 bulan sebelumnya-


Di rumahnya yang kecil, Yeon Hwa sedang latihan wawancara sambil mendadani adiknya.

Setelahnya, Yeon Hwa mengajak adiknya pergi.


Di meja, terlihat foto Yeon Hwa bersama adik dan ibunnya.


Yeon Hwa menitipkan adiknya pada ahjumma pemilik warung. Ahjumma pemilik warung memuji penampilan Yeon Hwa yang sangat cantik. Yeon Hwa memberitahu ahjumma pemilik warung kalau ia akan pulang terlambat karena harus pergi bekerja setelah wawancara.

"Tidak apa-apa. Ini lebih baik bagiku karena aku tidak akan kesepian." jawab si ahjumma.

"Gomapseumida ajumoni." ucap Yeon Hwa.

Lalu, Yeon Hwa bicara pada adiknya.

"Aku akan segera kembali, Soo Ae-ya."

"Ppali wa, Eonni. Aja aja, fighting!" jawab Soo Ae.


Yeon Hwa pun mulai beranjak pergi. Tapi ponselnya tiba-tiba berdering. SMS dari sang ibu yang memberinya kata-kata penyemangat.


Setelah mengirimi pesan penyemangat pada Yeon Hwa, Nyonya Han mengetuk pintu kamar Yoo Ra. Ia mengajak Yoo Ra sarapan.

Tak lama kemudian, ia masuk ke kamar Yoo Ra dan terkejut melihat betapa berantakannya kamar Yoo Ra.

"Bukankah sudah kubilang jangan masuk." ucap Yoo Ra yang kala itu sedang merias dirinya.

"Ayah dan nenekmu sudah menunggu." jawab Nyonya Han.

"Sudah kubilang aku tidak mau sarapan." ucap Yoo Ra.

"Akan kubuatkan jus sayur segar untukmu. Jadi kau harus meminumnya." jawab Nyonya Han.

Nyonya Han lalu menghela nafas melihat kasur Yoo Ra yang dipenuhi berbagai macam sepatu. Setelah itu, ia beranjak keluar dari kamar Yoo Ra.

Yoo Ra pun menghela nafas kesal.


Begitu masuk ke ruang makan, Yoo Ra langsung dimarahi ayahnya karena tidak bisa berhemat. Nyonya Han yang sedang menuangkan sup di dapur, langsung menenangkan suaminya.

Yoo Ra beralasan, bahwa dirinya membutuhkan semua itu karena kalau tidak, ia bisa gila.

Tuan Choi pun menyalahkan ibunya yang terlalu memanjakan Yoo Ra. Nyonya Jo membela diri. Ia berkata, Yoo Ra membutuhkan sepatu dan baju baru karena dia akan mulai bekerja.


Nyonya Han datang dan menyajikan sup ikan.

"Kau tahu kan sup ikan pollack terlalu amis untukku!" ucap Yoo Ra kasar.

Mendengar itu, Tuan Choi tambah marah. Tapi Nyonya Jo langsung menenangkannya. Kesal, Tuan Choi pun memilih pergi tanpa sarapan.


Setelah Tuan Choi pergi, Yoo Ra menyalahkan Nyonya Han. Ia menuduh Nyonya Han yang mengadukannya pada sang ayah. Nyonya Han membela diri.  Ia berkata, kalau

Tuan Choi melihat tagihan kartu kredit Yoo Ra.

Yoo Ra pun makin kesal. Bahkan ia menyuruh neneknya mencarikan apartemen untuknya. Ia mengaku, bisa gila kalau terus-terusan tinggal di rumah itu.


Setelah Yoo Ra pergi, Nyonya Jo mengajak Nyonya Han ke suatu tempat.


Yoon Jae yang baru tiba di kantornya, disambut oleh ribuan karyawannya. Saat mendengar kalau ayahnya lah yang menyuruh para karyawan menyambutnya, ia langsung mengajak supirnya ke rumah sakit.


Choi Kang Wook baru saja tiba di Korea. Ia terheran-heran melihat gadis Korea yang tinggi-tinggi.


Di rumah sakit, Nyonya Jang sedang bicara dengan seseorang di telepon. Ia mengaku, sangat2 merindukan orang itu. Ia terkejut saat orang itu berkata, sudah berada di Korea.

"Jigeom eodiya?" tanya Nyonya Jang.


Kang Wook mengarahkan ponselnya ke pesawat.

Nyonya Jang mengaku ingin berteriak karena bahagia. Namun, ia langsung mematikan ponselnya begitu Yoon Jae datang.


Yoon Jae menatap Nyonya Jang tajam.

"Jangan menatapku seperti itu. Apa kau mau membuat lubang di wajahku? Jika ingin menjenguk ayahmu, masuklah." ucap Nyonya Jang.

Nyonya Jang lalu beranjak pergi. Yoon Jae pun menghela nafas kesal.

Bersambung ke part 2.......