• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 46 Part 2

Sebelumnya...


Setelah restoran tutup, Chorim pergi hangout dengan Dongpal.


Soyoung berkata, Roo Bi sangat beruntung bisa sekantor dengan Roo Na. Gillja bertanya, apa Soyoung jealous?

"Saat aku melihat wanita dengan stelan jas dan duduk dibalik meja kerja mereka, mereka terlihat mengagumkan." ucap Soyoung.

"Jika kau berpikir seperti itu, kenapa kau tidak mulai memasukkan lamaranmu?" tanya Gilja.

"Anio, siapa yang akan membantumu disini." jawab Soyeong.

"Betapa manisnya dirimu. Kau satu-satunya yang bekerja keras disini tanpa membuat masalah." puji Gilja.


Roo Na pun datang dan langsung meminta air pada Soyoung. Wajahnya tampak lelah.

"Apa kau bisa keluar?" tanya Gilja cemas.

"Aku bukan penjahat. Jangan cemas. Aku hanya butuh alasan pergi dari rumah." jawab Roo Na.

"Bagaimana perasaanmu? Kau bisa tidur dengan baik?" tanya Gilja.

"Kuharap begitu." jawab Roo Na.

"Kau tahu, Roo Na mulai bekerja hari ini di Departemen Pemasaran. Kau harus menjaganya." ucap Gilja.

"Rubah kecil itu, aku kehilangan pekerjaan dan hidupku karenanya dan sekarang dia memulai pekerjaannya?" rutuk Roo Na.

"Itu kesalahan. Kau tidak bisa memaafkannya?" tanya Gilja.

"Dia tidak pernah berubah. Dia tetap menyusahkan orang lain." jawab Roo Na.

"Lupakanlah. Dia sudah berusaha. Dia bekerja keras membuat proposalnya dan dia menang." ucap Gilja.

"Dia seharusnya pergi keluar negeri! Kenapa dia bekerja di JM!" protes Roo Na.

"Roo Bi-ya, dia satu-satunya adikmu. Kenapa kau kejam padanya?" tanya Gilja.

"Dia membuatku marah. Tahukah kau, dia sungguh membuatku sulit?" jawab Roo Na.


"Aku merasa tidak enak karena Gyeong Min harus menanggung semua beban ini. Jadi, ajaklah dia makan malam disini akhir pekan ini." ucap Gilja.

Mendengar itu, Roo Na tambah kesal.

"Eomma!"

"Ada apa?"

"Bagaimana bisa kau mengundangnya tanpa minta izin dariku?" protes Roo Na.

"Aku mengatakannya padamu sekarang." jawab Gilja.

"Rumah ini sempit, tidak ada meja makan. Kenapa kau mengundangnya! Aku akan membuat reservasi. Kita akan makan siang diluar." ucap Roo Na.

"Roo Bi-ya, kau serius? Gyeong Min keluarga kita sekarang. Dia sudah seperti anakku. Aku belum pernah memasakkan sesuatu untuknya. Dan kau sepertinya tidak peduli. Aku merasa, ini akan membantu menyelamatkan wajahmu." jawab Gilja.

"Menyelamatkan wajahku? Semua keluargaku sudah mempermalukanku!" ucap Roo Na.

"Apa salahnya mengundang menantuku makan siang?" tanya Gilja.

"Maksudku bukan begitu, Eomma!" suara Roo Na makin meninggi.

"Kau tidak perlu datang. Gyeong Min bisa datang sendiri." sewot Gilja.


Di kantor, Seokho, Hyeryeon dan Jin Hee sedang merayakan hari pertama Roo Bi bergabung dengan tim mereka. Hyeryeon penasaran, kenapa proposal Roo Bi bisa sebagus itu. Ia bertanya, apa Roo Bi pernah punya pengalaman membuat proposal.

"Aku mempelajarinya dari proposal lama kakakku." jawab Roo Bi.

"Jeong Roo Bi memiliki bakat untuk itu." puji Jin Hee.

"Tapi, kapan dia akan kembali?" tanya Seokho.

"Minggu depan. Aku harap dia tidak memperlakukan Roo Na seperti budak." jawab Jin Hee.


Lalu, Gyeong Min pun datang dan bergabung dengan mereka. Jin Hee bilang, Seokho dan Hyeryeon punya rencana besar. Seokho dan Hyeryeon pun saling menatap.

Tak lama kemudian, In Soo juga datang.


Roo Bi pun terkejut dan saling bergantian menatap Gyeong Min dan In Soo.


Mereka lalu makan diluar. Jin Hee bertanya, kapan In Soo dan Roo Bi akan menikah. In Soo berkata, dia akan segera menikahi Roo Bi.

In Soo lalu memegang tangan Roo Bi.

"Kau lelah?" tanya In Soo.

"Sedikit." jawab Roo Bi.

"Aku hanya bisa minum satu bir malam ini karena aku harus mengantarkanmu pulang dengan selamat." ucap In Soo.

"Bagaimana kalian berdua bisa bertemu?" tanya Jin Hee.

"Di Chuncheon. Aku produser, dan dia reporter." jawab In Soo.

"Oh, benar. Roo Bi mengatakannya padaku." ucap Jin Hee.

Jin Hee lalu bertanya, apa yang membuat Roo Bi tertarik pada In Soo. Roo Bi hanya bilang, tidak tahu.  Jin Hee pun menanyakan pertanyaan yang sama pada In Soo. In Soo bilang, cinta itu sulit dijelaskan." jawab In Soo.


Gyeong Min dan Roo Bi pun saling menatap. Tatapan yang penuh cinta.


Gyeong Min dan Roo Bi memapah Jin Hee yang sudah mabuk. Jin Hee meminta Gyeong Min mencarikannya taksi.


Setelah Jin Hee pergi, tinggal lah Roo Bi dan Gyeong Min berdua. Keduanya nampak canggung. Tiba-tiba, kerumunan orang lewat dan sedikit menabrak Roo Bi. Gyeong Min pun langsung memegangi Roo Bi, agar Roo Bi tak jatuh.

"Kau baik-baik saja?" tanya Gyeong Min.

"Iya." jawab Roo Bi.


Mobil In Soo datang. Begitu mobil In Soo datang, Roo Bi langsung pergi dengan In Soo.


Di mobilnya, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan Roo Bi.


Mulai dari kejadian tadi, saat ia memegangi Roo Bi ketika Roo Bi hendak jatuh ditabrak orang.


Saat mereka di kafe.


Saat Roo Bi dirawat di rumah sakit, karena jatuh dari tangga. Roo Bi tak mau disentuh In Soo.


Saat mereka makan siang bersama, sebelum dilabrak Roo Na.

"Apa sebelumnya kau dan aku pernah ke sini?" tanya Roo Bi.


Saat syal Roo Bi tertinggal di ruangannya.


Saat ia dan Roo Bi terjebak di dalam pabrik.


Gyeong Min pun menghela nafasnya. Ia tidak mengerti kenapa perasaannya seperti itu.


Roo Na kembali ke rumah dan langsung menyapa keluarga Gyeong Min. Nenek menanyakan kondisi Gilja.

Roo Na pun berkata, ibunya hanya kelelahan tapi tetap mengurus restoran.

Tuan Bae lalu membahas Roo Bi.  Ia meminta Roo Na membantu Roo Bi karena mengira pemasaran adalah dunia baru Roo Bi.

Sontak, nenek dan Nyonya Park kaget. Mereka pikir, Tuan Bae akan melarang Roo Na kembali bekerja.

Roo Na berterimakasih karena diizinkan kembali bekerja.


Dongpal dan Chorim juga menikmati waktu mereka. Dongpal berkata, dengan cuaca seperti itu, jika ia memiliki motor, ia akan membelah jalan raya.

"Kenapa sepeda motor? Jika punya pilihan, aku akan memilih mobil sport." jawab Chorim.

"Chorim, aku ini pemotor." ucap Dongpal.

"Kau tidak memiliki tampilan seperti itu." jawab Chorim.

"Tidak peduli motor atau mobil, kita tidak akan bisa menaikinya." ucap Dongpal.

"Tidak bisakah kau mewujudkan mimpi wanitamu?" tanya Chorim kesal.

"Terus saja bermimpi!" jawab Dongpal.


Kesal, Chorim pun pergi meninggalkan Dongpal tapi langkahnya mendadak terhenti di depan sebuah etalase yang memajang gaun pengantin.

"Dongpal-ssi, aku menginginkan itu." ucap Chorim.


Dongpal pun menelan ludahnya dan mau pergi tapi ia langsung berbalik menatap kaca etalase karena melihat Jihyeok berjalan ke arahnya.

Mereka pun berdebat. Chorim kesal dan langsung pergi karena Dongpal bilang gaun itu tak cocok dengannya.

Setelah Jihyeok pergi, Dongpal pun menyusul Chorim.


Setelah Dongpal pergi, Jihyeok yang sejak tadi bersembunyi dibalik pintu masuk toko yang memajang gaun pengantin itu pun keluar dan menatap Dongpal dengan tatapan sedih.


Chorim pulang dan terkejut melihat keluarganya belum tidur. Roo Bi berkata, bahwa mereka ingin mendengar bagaimana kencan Chorim. Chorim pun malu2. Wajahnya bahkan memerah. Soyoung menggoda Chorim. Ia bilang, wajah Chorim memerah karena Chorim sedang mengkhayal menikah dengan Dongpal.

Chorim kesal dan hendak memukul Soyoung tapi Gilja menghentikannya.

Roo Bi lalu memberikan uang pada sang ibu. Roo Bi bilang, itu adalah hadiah karena proposalnya memenangkan hadiah utama.

Tapi Gilja tidak mau menerimanya. Roo Bi memaksa.


"Eomma, selama ini aku selalu membuatmu sedih. Aku selalu membuat masalah. Aku tidak pernah memberikan apapun padamu." ucap Roo Bi.


Tak hanya pada sang ibu, Roo Bi juga memberikan uang pada Chorim dan Soyeong.

Gilja pun terharu menatap Roo Bi.

Bersambung.......

Ruby Ring Ep 46 Part 1

Sebelumnya...


Chorim mengajak Gilja sarapan, tapi Gilja menolak dan mengaku tidak lapar.

"Apa karena Roo Bi? Ayah mertuanya sudah memaafkannya." ucap Chorim.

"Meskipun ayah mertuanya sudah memaafkannya, tapi yang dia lakukan cukup fatal. Seandainya dia setuju tinggal di rumah dan mengurus anak, semuanya akan baik-baik saja tapi dia bersikeras kembali bekerja." jawab Gilja.

"Dia memiliki rutinitas yang padat jadi bagaimana mungkin dia tiba-tiba menjadi ibu rumah tangga? Dulu dia sangat pandai mengurus rumah. Sepertinya sejak menikah, dia tidak melakukan pekerjaan rumah tangga apapun." ucap Chorim.

"Aku cemas dia akan mendapatkan kesulitan dari ayah mertuanya." jawab Gilja.

"Gyeong Min ada di sana, jadi jangan cemas. Tapi Eonni, selama 30 tahun dia tidak pernah membuatmu sedih tapi setelah menikah, dia mulai mendapat masalah. Aku pikir, hidupnya akan bahagia setelah menikah dengan Gyeong Min." ucap Chorim.

"Hidup penuh kejutan, kan? Siapa yang tahu aku akan berakhir menjalani hidup seperti ini." jawab Gilja.


Roo Bi menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Apa lagi sekarang, Jeong Roo Na? Apa lagi rencanamu?" Roo Bi bertanya-tanya.


Roo Na akhirnya sadar. Bersamaan dengan itu, nenek datang membawakannya makanan. Roo Na meminta maaf atas kekacauan yang sudah diperbuatnya. Nenek pun menyuruh Roo Na makan dan berhenti meminta maaf.

"Kau tidak makan dan tidur sepanjang hari. Kau harus istirahat. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu." ucap nenek.

"Terima kasih, Nek." jawab Roo Na.

"Aku melakukan ini bukan untukmu, tapi untuk Gyeong Min karena aku tidak mau melihatnya sedih dan kecewa." ucap nenek.

Lalu, nenek meletakkan sendok di tangan Roo Na dan menyuruh Roo Na makan. Roo Na mulai makan, sementara itu air matanya terus saja mengalir.


Gyeong Min sedang memakai dasinya sedangkan Roo Na nampak berbaring di kasur. Gyeong Min lantas duduk disamping Roo Na dan Roo Na pun bangun. Roo Na membantu Gyeong Min memasang dasi.

"Ada upacara penghargaan di kantor hari ini. Oh, aku belum memberitahumu. Kami sudah mendapatkan pemenang kontesnya." ucap Gyeong Min.

"Benarkah?" tanya Roo Na.

"Telepon Roo Na dan ucapkan selamat padanya." suruh Gyeong Min.

"Roo Na?" tanya Roo Na bingung.

"Proposalnya memenangkan hadiah utama." jawab Gyeong Min.

"Roo Na mengirimkan proposalnya?" tanya Roo Na kaget.

"Aku tidak tahu proposalnya akan sangat baik. Idenya bagus dan sebentar lagi kita bisa memproduksi produknya." jawab Gyeong Min.

"Roo Na benar-benar memenangkannya?" tanya Roo Na tidak percaya.

"Aku bersumpah, jadi pastikan kau memberinya ucapan selamat." jawab Gyeong Min.


Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na pun langsung memeriksa lacinya. Ia terkejut karena hanya menemukan laptop In Soo di sana.


Roo Na lalu berlari keluar dan menanyakannya pada Geum Hee, tapi Geum Hee berkata tidak tahu.


Roo Na pun kembali ke kamar dan mencari laptop Roo Bi sekali lagi tapi dia tidak menemukannya. Tak lama kemudian, Geum Hee masuk dan ia langsung terlonjak kaget.

"Ini laptopmu." ucap Geum Hee.

"Bukan yang ini." jawab Roo Na gugup, lalu menyimpan laptop In Soo di laci.

Roo Na kemudian memarahi Geum Hee yang masuk kamarnya tanpa permisi. Geum Hee beralasan, dia datang untuk membersihkan kamar Roo Na dan karena Roo Na mengaku kehilangan laptop. Roo Na pun menyuruh Geum Hee keluar.

"Arraseo, ara!" jawab Geum Hee kesal, lalu keluar dari kamar Roo Na.


Roo Na lantas teringat Gyeong Min sempat melihat laptop Roo Bi di mobilnya malam itu. Ia pun curiga, Gyeong Min yang mengambilnya.

Roo Na langsung mengambil ponselnya. Ia mau menelpon Gyeong Min tapi ragu.


Di kantor, Tuan Bae menyerahkan piagam penghargaan pada Roo Bi. Se Ra memberikan sebuket bunga dan mengucapkan selamat pada Roo Bi. Gyeong Min, Jin Hee, Seokho, Hyeryeon dan staff yang lain memberikan applause untuk Roo Bi.


Seokho dan Hyeryeon kembali ke ruangan mereka. Hyeryeon mengaku, iri pada Roo Bi yang bisa memenangkan kontes itu.

Tak lama kemudian, Jin Hee pun datang bersama Roo Bi. Jin Hee memberitahu mereka, kalau Roo Bi akan setim dengan mereka mulai hari itu. Roo Na pun mengucapkan terima kasih pada Seokho dan Hyeryeon. Seokho kaget Roo Bi tahu namanya. Roo Bi beralasan, Roo Na lah yang memberitahunya.


"Bagaimana kami harus memanggilmu? Sunbaenim? Eonni?" tanya Hyeryeon.

"Karena kau seniorku, jadi panggil Roo Na saja." jawab Roo Bi.

Jin Hee pun memuji keramahan Roo Bi. Ia kemudian menyuruh Roo Bi menggunakan meja Roo Na untuk sementara sampai ia selesai mengatur meja untuk Roo Bi. Roo Bi merasa tidak enak, tapi Jin Hee bilang tidak apa-apa.


Saat duduk di meja Roo Na, perhatiannya langsung tertuju pada foto pernikahan Roo Na dan Gyeong Min. Matanya pun kembali berkaca-kaca.

Melihat itu, Seokho memberitahu Hyeryeon dan Jin Hee. Jin Hee pun menyuruh Seokho dan Hyeryeon membeli kopi untuk mereka. Setelah Seokho dan Hyeryeon pergi, Jin Hee mendekati Roo Bi.

"Roo Bi akan segera kembali, jadi jangan terlalu cemas." ucap Jin Hee.


Se Ra bertanya, apa Gyeong Min sudah mendengar kabar terbaru dari tim legal mereka soal Roo Na? Ia berkata, tim legal sudah menyelesaikan masalah Roo Na. Gyeong Min mengangguk. Se Ra lalu berkata, insiden Roo Na merupakan pukulan besar bagi perusahaan jadi mereka tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

"Ayah tidak mengizinkan Roo Bi melakukan pertunjukan langsung lagi. Bisakah kau menanganinya sendiri?" tanya Gyeong Min.

"Saat ini, dia hanya memperburuk keadaan. Ini kesempatanku untuk meningkatkannya." jawab Se Ra.

Se Ra lalu membahas Roo Bi yang mulai bekerja hari itu. Se Ra memberitahu Gyeong Min, orang-orang berkomentar buruk karena Roo Bi dan Roo Na bekerja dalam satu kantor dan satu tim.

Setelah mengatakan itu, Se Ra pun keluar dari ruangan Gyeong Min.


Gyeong Min termenung. Tak lama kemudian, ia memeriksa laptop Roo Bi.

Gyeong Min teringat saat Roo Bi menanyakan laptop itu pada Roo Na.

Flashback...

"Eonni, kau melihat laptopku? Aku pergi sebentar tapi saat kembali, laptopku sudah tidak ada." ucap Roo Bi.

"Bagaimana aku tahu?" jawab Roo Na.

Flashback end...


Gyeong Min pun bertanya-tanya, kenapa Roo Na mencuri laptop Roo Bi. Untuk apa? Apa Roo Na iri tapi iri kenapa?


In Soo memanggil Roo Bi yang hendak masuk ke ruangan Gyeong Min. In Soo mengaku, ia datang untuk memastikan Roo Bi bekerja dengan baik. In Soo lalu bertanya, apa semuanya terasa sulit bagi Roo Bi.

"Aku masih belum tahu. Sudah terlalu lama." jawab Roo Bi.

"Terlalu lama?" tanya In Soo bingung.

"Ini kali pertama aku duduk di mejaku sejak kecelakaan itu." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu masuk ke ruangan Gyeong Min.


Roo Bi menyerahkan proposalnya yang sudah ia revisi sesuai permintaan Gyeong Min. Gyeong Min pun terkejut Roo Bi sudah selesai merevisi proposal itu. Roo Bi berkata, proposal pemasaran membutuhkan waktu. Dibutuhkan pertemuan setelah pertemuan dan revisi sebelum sampai ke final.

"Kau belum pernah melakukan ini sebelumnya tapi kau melakukannya dengan baik. Ini membuatku malu." jawab Gyeong Min.

"Aku harap kau menilainya dengan adil dan objektif." ucap Roo Bi.


Sepanjang Gyeong Min mempelajari proposalnya, Roo Bi tak henti memandangi Gyeong Min tapi hanya sebentar karena setelahnya, ia pamit.


Gyeong Min mengajak Roo Bi makan siang, tapi Roo Bi menolak dengan alasan akan lebih baik baginya makan siang dengan orang-orang kantor. Gyeong Min lalu mengajak Roo Bi makan malam, tapi lagi-lagi ditolak karena Roo Bi memilih makan malam bersama orang-orang kantor.


Roo Bi beranjak pergi. Gyeong Min menatap kepergian Roo Bi dengan wajah agak kecewa. Ia juga heran dengan perasaannya.


Roo Bi juga kecewa. Ia kecewa karena dirinya sekarang hanyalah Jeong Roo Na bagi Gyeong Min, bukan Jeong Roo Bi.


Roo Na sendiri stress memikirkan kemungkinan laptop Roo Bi yang ada di Gyeong Min. Stress nya pun bertambah, karena Yeonho mendadak menghubunginya. Yeonho bilang, ada di depan rumah Roo Na sekarang. Yeonho mengaku, ingin memberikan sesuatu pada Roo Na. Yeonjo juga mengancam, akan masuk jika Roo Na tak lekas menemuinya.

"Aku akan menemuimu dua jam lagi." ucap Roo Na.


Daepung tengah bersiap-siap, ia memakai stelan jas berwarna putih. Lalu, ponselnya berdering. Pesan masuk dari Geum Hee yang menanyakan tentang bisnis mereka.

"Aku minta maaf, Jangderella. Lupakan aku." ucap Daepung.

Geum Hee tersenyum senang. Saking senangnya, ia bahkan sampai latihan menyambut calon customer. Nenek datang dan menanyakan perkembangan bisnis mereka. Nenek juga bilang, ingin melihat toko roti itu.

Lalu Nyonya Park datang dan heran melihat ibu mertuanya yang mendadak akrab dengan Geum Hee. Nenek berbohong, ia berkata sedang menyuruh Geum Hee membuatkannya sup kimchi.


Roo Na dan Yeonho bertemu di sebuah area parkir. Yeonho mengaku, mau memberikan Roo Na rencana bisnisnya. Yeonho bilang, bisnisnya hancur karena skandal penyuapan In Soo. Tapi Roo Na tidak tertarik berbisnis dengan Yeonho.

Yeonho pun mengancam, ia menunjukkan sebuah USB. Melihat USB itu, wajah Roo Na langsung berubah.

Melihat ekspresi Roo Na, Yeonho pun yakin Roo Na sudah tahu maksudnya.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja? Jangan mimpi. Kau akan tamat jika aku bertindak." ancam Roo Na.


"Kudengar adikmu bertunangan dengan Na In Soo." ucap Yeonho, yang sontak mengagetkan Roo Na.

Yeonho berencana menunjukkan video itu pada Roo Bi, jika Roo Na tak menuruti perintahnya. Roo Na pun semakin terpojok. Ia tak tahu harus bagaimana lagi.

Bersambung ke part 2.....