• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Tae Pyeong dan Joon Young masih di jalan.

Joon Young terkejut mengetahui Tae Pyeong tidak pernah menonton televisi.

Joon Young : Memiliki kekuatan seperti itu pasti lebih sulit dari dugaanku. Jika kau tidak menonton TV sama sekali, kau mungkin tidak pernah menonton film, bukan? Aku mengerti. Anggap saja kau menonton film romantis. Saat kau melihat wajah tokoh utama, itu akan menjadi film horor.


Sementara Joon Young mengoceh, Tae Pyeong malah memperhatikan bibir Joon Young.

Tae Pyeong terpesona. Pada Joon Young.

Joon Young : Kalau begitu, kau belum pernah ke bioskop? Astaga, maksudku, aku tidak bisa pergi karena aku sangat sibuk, tapi tidak bisa pergi sama sekali adalah hal yang berbeda. Apa yang kau lakukan saat sendirian? Apa yang kau lakukan untuk bersenang-senang? Begini, kau tidak bisa pergi ke area ramai karena alasan yang jelas. Ada tempat tertentu yang kau suka?


Tae Pyeong terus memperhatikan Joon Young. Ia benar-benar terpesona oleh sosok Joon Young.

Tae Pyeong : Apa karena aku tidak bisa melihat kematiannya? Untuk kali pertama, ekspresi wajah seseorang menyentuh hatiku. Apa seperti ini rasanya menatap seseorang?


Sadar Tae Pyeong terus menatapnya,, Joon Young pun tanya apa ada yang salah di wajahnya.

Tae Pyeong tersenyum.

Tae Pyeong : Tidak ada. Menghadap ke depan dan mengemudilah dengan nyaman.


Gantian Joon Young yang senyum.

Tambah terpesona lah itu si Tae Pyeong ama senyum Joon Young.

*Tae Pyeong jatuh cinta...


Tae Pyeong akhirnya tiba di rumahnya. Joon Young terus mengikuti Tae Pyeong, hingga ke depan pintu. Tae Pyeong berbalik dan terkejut Joon Young masih mengikutinya.

Tae Pyeong : Kau tidak pergi?

Joon Young : Begini... Terima kasih untuk hari ini.

Tae Pyeong : Aku senang bisa membantu.


Keduanya lantas tertawa.

Joo Young : Benar, bukan? Kau senang aku bersikeras kau membantuku? Omong-omong, kau bilang kau gugup tadi. Kau bilang mungkin ada alasan kenapa kita bisa mengubah kematiannya. Bagaimana kalau kita mencari alasannya bersama?


Tae Pyeong tertegun Joon Young mengajaknya kerja sama.

Joon Young : Saat menangani kasus pembunuhan yang mirip dengan kasus Mi Jin, kita mungkin bisa menemukan alasannya. Aku akan sibuk menyelesaikan kasus ini untuk sementara. Kau tertarik bekerja denganku?

Tae Pyeong : Aku akan memikirkannya. Kau harus pergi.

Joon Young : Baiklah. Baiklah. Semoga malammu menyenangkan.


Joon Young pun pergi. Tae Pyeong menatap kepergian Joon Young.


Setelah itu, Tae Pyeong kembali ke kamarnya dan menatap lukisannya.


Tae Pyeong ingat saat Joon Young meminta bantuannya untuk menemukan Mi Jin.

Tae Pyeong : Prediksiku tidak pernah salah.

Joon Young : Kita bisa mengubah prediksi itu.

Tae Pyeong : Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu.

Joon Young : Akan kuperlihatkan bahwa itu bisa berubah.


Tae Pyeong lalu ingat saat Joon Young melakukan CPR pada Mi Jin,, hingga Mi Jin tersadar.


Lalu ia ingat saat Joon Young mengajaknya bekerja sama.

Joon Young : Kau bilang mungkin ada alasan kenapa kita bisa mengubah kematiannya. Bagaimana kalau kita mencari alasannya bersama?


Tae Pyeong terus menatap lukisannya.


Besoknya, kepolisian menggelar konferensi pers di hadapan para wartawan, termasuk Han Kyu dan Ye Ji.

Woo Hyun : Mulai sekarang, aku akan menjelaskan tentang penculikan dan percobaan pembunuhan seorang gadis SMA di Bongnae-dong yang terjadi tadi malam. Pada malam tanggal 15, sekitar pukul 20.00, detektif dari divisi kejahatan saat bertugas malam mengetahui bahwa korban menyimpan ponselnya sebelum penculikan.


Bong Soo, Joon Young dan Dong Woo yang menatap Woo Hyun dari belakang kerumunan wartawan, merasa agak miris.

Bong Soo : Kepala harus menjelaskan kasus di Gedung Biru nanti. Kita bahkan belum menangkap pelakunya.

Joon Young : Aku sungguh berpikir beberapa hal harus diprioritaskan.

Dong Woo : Omong-omong, suatu keajaiban Mi Jin masih hidup.

Dong Woo lantas mengaku lapar dan mengajak kedua rekannya makan.


Tapi setibanya diluar,, mereka bertemu Joon Hee yang baru datang. Joon Hee dan Joon Young saling bertatapan.


Joon Hee dan Joon Young bicara di ruang interogasi.

Joon Hee : Kau sudah besar.  Kau tampak seperti orang dewasa sekarang.

Joon Young : Beberapa orang mungkin salah paham bahwa kita sebenarnya dekat.

Joon Hee : Benar. Entah bagaimana aku harus berterima kasih.

Joon Young : Aku hanya melakukan tugasku. Kurasa kau tidak datang kemari hanya untuk berterima kasih. Langsung ke intinya saja.


Diluar,, Dong Woo, Bong Soo dan Kang Jae memperhatikan mereka. Woo Hyun lalu datang dan bergabung dengan mereka.


Joon Hee memberikan artikel korban ketujuh Jo Pil Doo yang dibunuh di rumah sakit.

Joon Hee : Aku memeriksa semua artikel terkait agensi berita lain, tapi hanya artikelku yang punya foto nomor kamarnya. Sehari setelah artikelku diterbitkan, dia dibunuh. Aku tahu Jo Pil Doo tahu setelah membaca artikelku, jadi...


Woo Hyun terkejut mendengarnya.


Joon Hee : ... jadi, aku ingin mengubur masalah ini sampai akhir. Aku yakin dia membaca artikelku. Aku mengerti. Dia tidak bisa memaafkanku. Putrinya yang diselamatkan dibunuh karena aku.

Joon Young : Jo Pil Doo bisa melihat nomor kamar melalui artikel ini. Namun, kurasa ayah korban tidak berusaha membalas. Jika dia melihat foto ini, mungkin dia lebih mengkhawatirkan bahwa wajahnya ada di koran, bukan nomor kamar. Ini foto terakhirnya sebelum dia meninggal. Tidak mungkin ayah korban melihat foto ini. Dia diserang artikel berita bahwa putrinya sudah meninggal di rumah sakit saat mereka sangat dekat dengan putri mereka. Tapi banyak artikel diterbitkan tentang kematiannya. Apa menurutmu dia membaca koran?

Joon Hee terdiam.


Joon Young : Dia akan membaca koran jika tidak tahu bagaimana dia mati. Karena itulah yang kurasakan. Aku melihat jasad ayahku melalui artikel yang kau terbitkan.

Joon Hee terkejut mendengarnya.

Joon Young : Lebar, 20 cm. Panjang, 15 cm. Saat aku melihat jasad ayahku di foto kecil itu, aku tidak percaya.

Flashback....


Joon Young yang duduk di sebuah meja, membaca artikel ayahnya.

Joon Young : Korban mengalami sembilan fraktur pada tulang rusuk. Pergelangan kaki dan panggulnya terkoyak hingga tidak bisa dikenali.



Woo Hyun kembali ke kantornya. Joon Hee mengikutinya dan membombardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan.

Joon Hee : Kau belum menemukan tempat penguburan untuk enam korban lainnya. Kau sudah menetapkan tanggal untuk pemeriksaan TKP Jo Pil Doo? Ayolah. Beri tahu saja aku.

Woo Hyun :  Sudah cukup. Cukup!

Joon Hee : Detektif Nam, aku seorang reporter. Aku melakukan ini demi kebaikan masyarakat.



Woo Hyun yang sudah tidak tahan lagi, mencengkram kerah Joon Hee.

Woo Hyun : Bagaimana menerbitkan foto seorang detektif yang tewas saat bertugas dianggap sebagai hak publik? Beri tahu aku idemu soal hak publik! Kau keterlaluan! Yang benar saja!


Mereka lalu melihat Joon Young.

Woo Hyun : Joon Young-ah.

Woo Hyun bergegas mendekati Joon Young.



Joon Young menoleh dan saat itulah ia melihat Joon Hee.

Flashback end...


Joon Young menatap tajam Joon Hee.

Joon Young : Di artikel itu, tertulis ada sembilan fraktur rusuk, lalu mata, hidung, mulut, telinga, kepalanya yang retak, juga kakinya yang patah berdarah. Tertulis bahwa seluruh tubuhnya kehabisan darah. Tapi aku menemukan sesuatu setelah menjadi polisi. Tidak ada sembilan fraktur. Ada 13.

Joon Hee merasa bersalah.


Joon Hee : Maaf. Saat itu, aku...

Joon Young : Mungkin kau sangat ingin membuat laporan eksklusif. Aku mengerti kenapa kau melakukan itu. Tapi kenapa ayah korban ingin membalas dendam setelah 20 tahun?


Joon Hee : Dia ingin membuatku merasakan sakit yang sama. Gadis itu juga diculik setelah membeli kue ulang tahun, sama seperti Mi Jin. Dia membelinya untuk merayakan ulang tahun ibunya.

Woo Hyun kaget mendengarnya.


Joon Hee : Pelakunya adalah ayah korban ketujuh, Hong Jung Ho.

Joon Young terkejut mendengarnya.


Bersambung....

The Game : Towards Zero Ep 5 Part 1

Sebelumnya...


Mi Jin mengirim pesan pada ibunya, bahwa ia sudah di depan rumah. Mi Jin juga tanya, apa ayahnya sudah pulang?

Tiba2, seorang pria serba hitam melewatinya.

Tapi..... pria itu kemudian berbalik dan... menangkap Mi Jin.


Pria itu lalu menggendong Mi Jin, menuju pabrik itu.

Kamera menyorot sepatu Mi Jin.

Ketika Mi Jin diculik,, Han Kyu sedang memberitahu juniornya siapa Jo Pil Doo. Han Kyu bilang, Jo Pil Doo adalah pembunuh berantai yang membunuh tujuh gadis.

Joon Hee meralat kata-kata Han Kyu. Joon Hee bilang, Jo Pil Doo membunuh delapan gadis.

Joon Hee : Biasanya dia menculik dan membunuh gadis-gadis yang pulang, dan metode pembunuhannya sangat kejam. Jo Pil Doo biasanya mengubur korbannya hidup-hidup. Semua waktu kematian mereka sekitar tengah malam.


Pria itu membawa Mi Jin ke pabrik. Saat itulah, sepatu Mi Jin terjatuh.


Pria itu lantas memasukkan Mi Jin ke dalam peti. Ia lalu menyalakan sebuah ponsel dan melemparkan ponsel itu ke dalam peti, lalu mengubur Mi Jin.


Para polisi kemudian Mi Jin. Sesuai prediksi Tae Pyeong, Joon Young memberikan CPR pada Mi Jin.


Di ruangannya, Woo Hyun menghubungi Joon Hee. Woo Hyun memberitahu, bahwa korban penculikan peniru Jo Pil Doo adalah putri Joon Hee.

Sontak,, Woo Hyun langsung berlari keluar, meninggalkan rapatnya dan berusaha menghubungi istrinya.


Sementara itu, sang istri sudah tiba di pabrik.

Terdengar pesan yang dituliskan Ji Won untuk Joon Hee.

Ji Won : Sayang, kau pasti sibuk. Tapi sepertinya sesuatu terjadi kepada Mi Jin. Bagaimana jika itu sesuatu yang buruk? Sayang, tolong angkat.

Ji Won : Mi Jin-ah! Ibu datang! Mi Jin-ah!


Joon Young terus memberi Mi Jin CPR.

Diluar, para reporter berteriak, menanyakan kondisi Mi Jin.

Ji Won : Aku sangat ketakutan. Bagaimana jika... Bagaimana jika Mi Jin mati?


Joon Hee berhenti berlari ketika mendengar suara istrinya.

Joon Hee menoleh, dan melihat istrinya di layar raksasa, dalam laporan berita YBS.

Ji Won : Mi Jin-ah! Ibu datang! Mi Jin-ah!

Joon Hee tercekat melihatnya.


Joon Young tak berhenti melakukan CPR ke Mi Jin.

Joon Young :  Ibumu juga di sini. Kumohon. Tolong bangun. Mi Ji-ah, kumohon.

Tangis Joon Young mengalir.


Dong Woo mengambil ponsel di genggaman Mi Jin. Ia memeriksanya. Melihat jam di ponsel itu,, ia terkejut dan langsung menatap Tae Pyeong.


Tae Pyeong melihat jamnya dan terlihat seperti kebingungan.

Dong Woo dan Bong Soo menghentikan Joon Young yang masih melakukan CPR.

Joon Young : Tidak, aku bisa menyelamatkannya. Aku harus.


Ji Won pun lemas menyadari putrinya tidak selamat.


Joon Young dan Tae Pyeong kalut ketika paramedis mengatakan, bahwa Mi Jin sudah tidak bernapas.


Tapi tak lama kemudian,, Mi Jin kembali napas. Ya, Mi Jin kembali.

Joon Young bergegas memeriksa Mi Jin.

Joon Young : Mi Jin-ah, kau baik-baik saja?


Tae Pyeong terkejut. Mi Jin lalu siuman.

Tahu putrinya sudah kembali, Ji Won pun langsung lari ke dalam.

Ji Won : Mi Jin-ah, ibu disini. Kau sudah aman. Tidak apa-apa. Bagus. Tidak apa-apa, Putriku.


Tae Pyeong terpana melihatnya.

Tae Pyeong : Ini keajaiban.


Ji Won berterima kasih pada Joon Young sudah berusaha keras menolong putrinya.

Mi Jin tersenyum, menatap sang ibu. Paramedis kemudian membawa Mi Jin keluar.


Joon Young menatap Tae Pyeong. Ia lalu tersenyum.

Tae Pyeong membeku menatap Joon Young.

Tae Pyeong : Kukira takdir tidak bisa diubah. Untuk kali pertama, prediksiku berubah. Untuk kali pertama, aku bertemu seseorang yang kematiannya tidak bisa kulihat. Untuk kali pertama, jantungku berdegup kencang karena seseorang.


Tim labfor memeriksa TKP ditemukannya Mi Jin.

Tae Pyeong menunggu Joon Young yang masih bersama Soo Hyun.

Soo Hyun memasukkan temuannya, sehelai rambut, ke dalam kantong plastik.


Joon Young : Soo Hyun-ah, sebentar.

Soo Hyun pergi bersama Joon Young.

Joon Young menunjukkan sepatu dan jejak sepatu yang ditemukannya.


Flashback...

Peniru Jo Pil Doo menemukan sepatu Mi Jin yang jatuh. Ia lalu menggeser sepatu Mi Jin ke tempat yang bisa dilihat,, lalu meninggalkan jejaknya disana dengan sengaja.

Flashback end...


Soo Hyun : Astaga, kau berhasil menjaga bukti dalam kekacauan itu? Kau hebat, Seo Joon Young.

Soo Hyun : Menurutmu kenapa dia meninggalkan jejak kaki? Kenapa dia mengambil risiko meninggalkan jejak sebagai bukti?


Joon Young : Dia pria teliti yang memasukkan kue ke dalam mobil pemilik telepon. Tapi kami menemukan jejak kaki dan sepatu korban. Itu tampak disengaja. Apa ini peringatan? Apa dia mengejek kita, meski dia meninggalkan jejak, kita tidak akan bisa menangkapnya?

Soo Hyun : Mungkin hal seperti itu. Dia meramalkan kasus Oh Sung dan sekarang ini. Dia sangat berbakat.

Joon Young : Apa maksudmu?

Soo Hyun : Kukira hasil autopsinya belum keluar. Kurasa kau membujuknya. Empat pekan bahkan bekerja lembur untukmu. Kang Jae memintaku memeriksanya.

Joon Young : Apa penyebab kematiannya?

Soo Hyun : Serangan jantung.

Mereka lalu menatap Tae Pyeong.


Soo Hyun : Aku penganut sains yang kuat, tapi aku memercayainya. Mungkin karena dia tampan. Omong-omong, kapan kau pulang hari ini?

Joon Young tak menjawab. Ia tersenyum menatap Tae Pyeong,, lalu beranjak ke arah Tae Pyeong.

Soo Hyun : Hei!


Joon Young mendekati Tae Pyeong.

Joon Young : Ini pasti kali pertama. Kau bilang prediksimu tidak pernah salah.

Tae Pyeong diam saja.

Joon Young : Kau pasti terkejut. Sikap apa ini?

Tae Pyeong pun pergi tanpa menjawab Joon Young.


Joon Young mengejar Tae Pyeong.

Joon Young : Jangan bilang kau merajuk.

Tae Pyeong : Tidak.

Joon Young : Kau tampak sangat bingung.

Tae Pyeong : Benarkah?

Joon Young : Ya.

Tae Pyeong : Kau salah.


Tae Pyeong beranjak pergi. Joon Young menyusul Tae Pyeong.

Joon Young : Tersenyumlah. Prediksimu memang berubah, tapi berkat itu, kau menyelamatkan gadis itu.

Tae Pyeong : Itu benar, tapi aku tidak tahu kenapa itu berubah. Itu membuatku merasa gugup.

Joon Young : Mungkin, keajaiban ada. Saat kau putus asa, keajaiban bisa terjadi.

Tae Pyeong : Aku berpikir seperti itu. Saat Mi Jin sadar, aku sungguh berpikir itu keajaiban.

Joon Young : Tapi?

Tae Pyeong : Tapi semua orang yang memercayai prediksiku sama putus asanya. Mereka semua ingin mengubah takdir mereka. Beberapa orang mengeluarkan jutaan dolar, mengubah hidup mereka. Orang lain bertahan selama bertahun-tahun. Jadi, tidak masuk akal jika keajaiban terjadi kali ini.


Joon Young : Kalau begitu, mungkin, aku punya kekuatan untuk mengendalikan kematian.

Tae Pyeong langsung tegang.

Joon Young tertawa.

Joon Young : Aku hanya bercanda.


Para reporter kemudian masuk dan mengambil gambar TKP.

Joon Young : Ayo. Aku akan mengantarmu pulang.


Mi Jin sudah berada di rumah sakit sekarang. Joon Hee menatap lirih putrinya yang terbaring lemah.

Joon Hee kemudian memegangi tangan Mi Jin. Pergelangan tangan Mi Jin tampak bekas ikatan.


Joon Hee lalu ingat saat ia mengabaikan telepon istrinya ketika ia rapat, membahas kasus penculikan itu.

Penyesalan langsung menjalar dalam dirinya.


Ji Won menunggu di depan pintu. Tak lama, Joon Hee keluar. Joon Hee tidak tahu bagaimana harus menghadapi istrinya.

Tapi sang istri kemudian berdiri dan memeluknya. Joon Hee meminta maaf karena sudah mengabaikan mereka.


Woo Hyun dan Dong Woo datang. Mereka terdiam, melihat pasangan suami istri itu berpelukan.


Sekarang, Joon Hee duduk bersama Woo Hyun di ruang tunggu. Tak lama, Dong Woo datang, membawakan kopi untuk Joon Hee.

Woo Hyun : Kau terpikirkan seseorang? Kau baru saja diancam?

Joon Hee : Tidak. Tidak pernah.

Joon Hee lantas berterima kasih pada Woo Hyun karena sudah menolong Mi Jin.

Joon Hee : Aku menangani kasus Jo Pil Doo, jadi, aku tahu bahwa itu keajaiban jika ada satu orang yang selamat.


Woo Hyun : Kalau begitu, aku yakin kau ingat bagaimana korban ketujuh yang selamat dibunuh saat dirawat di rumah sakit.

Joon Hee terkejut mendengarnya.

Woo Hyun : Maksudku kita harus waspada. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi.


Woo Hyun dan Dong Woo lalu berdiri.

Woo Hyun : Aku memastikan untuk memperkuat keamanan di sini. Jangan berterima kasih kepadaku. Katakan itu kepada Seo Joon Young yang kau siksa 20 tahun lalu untuk berita itu. Dialah yang menyelamatkan putrimu.

Woo Hyun dan Dong Woo pergi.


Joon Young dan Tae Pyeong sedang di jalan.

Tae Pyeong : Para wartawan juga mengesankan.

Joon Young : Kenapa kau bilang begitu?

Tae Pyeong : Kau butuh waktu lama untuk menemukan Mi Jin, tapi mereka datang dalam sekejap.

Joon Young : Kau benar. Aku seharusnya segera menangkap Jo Pil Doo.


Tae Pyeong : Jo Pil Doo?

Joon Young terkejut Tae Pyeong tidak tahu Jo Pil Doo.

Saat tiba di perlintasan, Joon Young menghentikan mobilnya. Kereta lewat.

Joon Young : Kau serius?

Tae Pyeong : Apa maksudmu?

Joon Young : Kau tidak tahu Jo Pil Doo, si pembunuh berantai? Kau tidak menonton TV, berita, atau membaca koran?

Tae Pyeong : Tidak.

Joon Young : Astaga.


Bong Soo yang di rumah sakit,, turun ke lobby dan mendapati para reporter berkumpul disana, termasuk Han Kyu dan Ye Ji.

Mereka ingin tahu kondisi Mi Jin.

Bong Soo : Untuk saat ini kalian dilarang masuk. Jadi, tolong pergilah.

Han Kyu : Bagaimana kondisi korban? Katakan saja kepada kami.

Bong Soo : Tidak ada yang bisa kukatakan kepada kalian.

Han Kyu sewot, itu sebabnya aku ingin kau mencari tahu!

Bong Soo : Kami belum tahu pasti.


Dong Woo dan Woo Hyun datang.

Para reporter langsung teriak, menanyakan kondisi Mi Jin, siapa tersangkanya dan apa kasus Mi Jin ada hubungannya dengan Jo Pil Doo.

Woo Hyun tidak menjawab dan pergi bersama Dong Woo dan Bong Soo lewat jalan lain.


Joon Hee memikirkan kata-kata Woo Hyun soal korban ketujuh Jo Pil Doo yang dibunuh di RS.

Joon Hee lalu dikejutkan dengan bunyi ponselnya dan.... flashback...


Joon Hee ada di RS waktu itu, tepatnya di depan kamar pasien korban ketujuh. Ponselnya berbunyi.

Joon Hee : Ya Kapten? Korban sudah membaik, jadi, kami memindahkannya ke bangsal umum 30 menit lalu. Melihat dia tidak menemui ginekolog, kurasa dia tidak mengalami kekerasan seksual. Apa? Foto? Baik, Pak.


Joon Hee menunggu kesempatan agar bisa memotret korban ketujuh. Tak lama,, suster masuk ke dalam kamar korban. Saat pintu terbuka itulah, Joon Hee memotret korban.


Orang tua korban kemudian datang. Ayah korban memarahi Joon Hee karena mengambil foto putrinya. Joon Hee ingin mewawancarai ayah korban, tapi ayah dan ibu korban masuk dan menutup pintu kamar putri mereka.


Dan malam harinya, seorang pria serba hitam masuk ke dalam kamar korban.


Korban yang sedang membaca komik, mengira itu ayahnya. Tak lama.... pria serba hitam itu mencekik korban.


Joon Hee dan kedua reporter ada di kantor polisi. Mereka melihat ayah korban ngamuk pada Woo Hyun.

"Seharusnya kau menangkapnya. Seharusnya kau mencegahnya! Jika kau bekerja dengan baik, putriku tidak akan mati!"

Kedua reporter yang berdiri disamping Joon Hee penasaran bagaimana si pembunuh bisa tahu kamar korban.

"Apa informasi itu bocor dari dalam?"


Detektif Seo Dong Cheol datang, berusaha menenangkan ayah korban.

Flashback end...


Tersadar akan hal itu, Joon Hee langsung lari ke kamar Mi Jin. Ia lalu mencopot nama Mi Jin yang ada di dekat pintu.


Bersambung ke part 2....

Woaah, si Joon Hee benar2 kena batunya disini.... Kalau aja dia gk nyebarin foto korban ketujuh, mungkin korban ketujuh masih selamat.... Sebelum tahu korban penculikan peniru Jo Pil Doo adalah putrinya sendiri, dia masih nyuruh Ye Ji kan ngambil foto2 korban.... Si Han Kyu juga berusaha nyari tahu siapa korban... Tapi saat tahukorbannya ternyata putrinya sendiri,, dia berusaha keras agar wajah putrinya tidak dipublikasi... Nah loh... dapat karma dia.... Dia yg jahat,, tapi yg kena balasannya putrinya....