• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 55 Part 2

Sebelumnya...


Man Jung ke rumah Young Sook. Yoo Kyung sudah menunggunya di depan pintu. Yoo Kyung berkata, ia tidak mengharapkan kedatangan Man Jung sama sekali. Tapi

Man Jung tak peduli dan malah sibuk mengomentari rumah baru Yoo Kyung. Dia bilang, rumah baru Yoo Kyung lebih besar dari rumah lama Yoo Kyung. Ia juga yakin, jika ia berteriak, suaranya akan bergema.

Dengan noraknya, Man Jung pun berteriak2 hanya untuk membuktikan suaranya bergema apa tidak.

Man Jung lalu tertawa.

Man Jung : Rumah ini sangat bagus sehingga suaranya bergema.


Yoo Kyung beranjak ke sofanya, diikuti oleh Man Jung. Yoo Kyung tanya, apa Man Jung datang hanya untuk melihat rumahnya.

Man Jung pun berkata, ia datang untuk menanyakan apartemen barunya.

Yoo Kyung heran, apartemen baru?

Man Jung : Aigo, itu memang sering terjadi di usia kita. Kita sangat pelupa. Kau menyebutkan apartemen 1000 kaki persegi tapi sepertinya kau lupa.

Yoo Kyung : Tapi aku baru saja membelikan toko untukmu...

Dan Yoo Kyung pun meminta waktu. Ia bilang semua butuh waktu.

Man Jung mengerti.

Man Jung : Aku hanya terus melihat apartemen bagus untuk dijual.

Man Jung lantas minta izin melihat kamar Tae Joon dan Se Jin. Yoo Kyung berkata, kamarnya di lantai atas.


Sampai di kamar Tae Joon dan Se Jin, Man Jung mengomel.

Man Jung : Mereka menikmati semua di ruangan ini tetapi mereka tidak akan membelikanku apartemen?

Man Jung lalu membuka sarung bantal Tae Joon dan meletakkan jimatnya di dalam sana.

Man Jung : Tunggu saja sampai Tae Joon masuk. Kamar utama akan jadi milikku, Oh Man Jung.

Adegan berikutnya adegan yg sy suka.....


Man Jung tiba2 saja berlari menuruni tangga dan mengejar pembantu Yoo Kyung yang mau membuang sampah.

Pembantu pun heran Man Jung memarahinya, padahal ia hanya mau membuang sampah.

Man Jung mengambil obat herbalnya dari dalam plastik sampah dan berkata, ia membayar mahal untuk membeli obat itu.

Man Jung terdiam saat tahu Yoo Kyung yang menyuruh pembantu membuang obat itu.


Yoo Kyung yang lagi minum teh langsung berdiri dan mendekati Man Jung. Sementara pembantunya bergegas masuk ke dalam.

Yoo Kyung berkata, tidak bisa membiarkan anak gadisnya meminum tonik murahan.

Yoo Kyung : Aku merawat putriku cukup baik jadi kau tidak perlu khawatir.

Man Jung : Kau bilang ini murah? Dan aku tidak perlu khawatir? Kau sangat kejam!


Tae Joon dan Se Jin pulang. Mereka kaget melihat keributan itu.

Man Jung pun memarahi Se Jin.

Man Jung : Teganya kau melakukan ini. Kau tahu berapa banyak yang kuhabiskan untuk ini? Aku bahkan tidak memberikan ini untuk anakku, tapi aku memberinya padamu agar kau bisa hamil! Tapi kau membuangnya?

Se Jin : Ibu, itu...


Man Jung : Kau mungkin berpikir aku adalah ibu mertua yang tidak berharga, tapi aku melakukan yang terbaik untukmu. Aku mungkin jahat pada orang lain tapi padamu, aku berusaha keras bersikap baik. Aku melakukannya!


Yoo Kyung meminta Tae Joon membawa Man Jung pergi.

Diluar dugaan, Tae Joon membela Man Jung.

Yoo Kyung dan Tae Joon ribut.


Tae Joon : Setelah belajar berjalan dan berbicara, hal berikutnya yang didapatkan bayi adalah masalah. Aku masih belum dewasa.

Tae Joon yang marah itu pun beranjak ke atas.

Man Jung bahkan tercengang Tae Joon membelanya.

Yoo Kyung kian marah.


Se Jin menyusul Tae Joon ke kamar. Se Jin bilang, Man Jung sudah memaafkannya dan sudah pulang.

Se Jin : Tapi apakah kau harus mengatakan itu pada ibuku. Aku yakin dia benar-benar marah.

Tae Joon : Aku tidak menyesali apapun yang kukatakan. Ibumu terlalu kasar.

Se Jin : Kau tahu, kan? Ibumu sulit ditangani.

Tae Joon : Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu. Kita tidak bisa membalikkan punggung kita padanya.

Se Jin : Bukan seperti itu. Untuk semua kepentingan kita, mari jaga jarak dengannya.

Tae Joon makin kesal.

Tae Joon : Kau tidak mengenalnya dengan baik, jadi harus jaga jarak. Kedengarannya bagus. Tapi jangan coba2 menginjak kami. Kami mungkin melawan, seperti yang kami lakukan hari ini.

Se Jin malah sewot dan menyebut Tae Joon sudah hilang akal.


Se Jin : Bekerja di AP sepertinya menguras tenagamu.

Se Jin lalu berdiri dan menyuruh Tae Joon tidur. Setelah itu, ia pergi dengan wajah kesal.

*Mamam tuh Se Jin yang lo pilih! Kalau Na Yeon, dia gak mungkin bersikap kasar ke ibu lo meski lo dan ibu lo ngasarin dia!


Paginya, semua staff AP sedang mencoba berbagai ayam yang telah dilabeli dengan angka 1-10. Pilihan para staff jatuh pada ayam terakhir. Mereka tidak tahu siapa pemilik dari ayam2 goreng itu.

Hwi Kyung pun membuka penilaian mereka.


Ayam terakhir ternyata berasal dari restoran Mal Sook! Sontak Tae Joon kaget dan langsung melirik Na Yeon.

Na Yeon : Baiklah, tidak perlu menunda lagi. Mari kita mulai proyeknya.

Para staff setuju.

Hwi Kyung menyuruh Tuan Bae menyiapkan surat kontrak. Tuan Bae yakin, akan mendapatkan tanda tangan Mal Sook dalam waktu seminggu.

Tae Joon : Katakan pada mereka, kita dari Baekdo. Ini akan membantu dalam penandatanganan kontrak.

Na Yeon yang tahu maksud Tae Joon, langsung melirik Tae Joon.


Setelah itu, Tae Joon langsung menemui Kyung Wan. Kyung Wan tanya, apa Tae Joon yakin dengan hasilnya.

Tae Joon : Ini berpeluang bagus tapi aku keberatan karena resikonya terlalu tinggi. Dan kontrak ini tidak akan terjadi.

Kyung Wan : Kenapa tidak?

Tae Joon : Restoran yang mereka pilih milik ibunya Na Yeon.

Kyung Wan kaget, apa?

Kyung Wan pun meminta Tae Joon menghentikan Hwi Kyung apapun caranya. Kyung Wan bilang, Hwi Kyung tidak boleh tanda tangan kontrak dengan ibu Na Yeon.


Se Jin tiba2 menerobos masuk.

Se Jin marah karena Hwi Kyung akan menandatangani kontrak dengan ibu Na Yeon.

Se Jin : Aku kehilangan bayiku karena ibunya Na Yeon. Ini tidak boleh terjadi!

Tae Joon menenangkan Se Jin. Ia bilang, ibu Na Yeon akan langsung menolak begitu tahu AP dan Baekdo bekerja sama.


Dan benar saja, Joong Dae mengusir mereka atas perintah Mal Sook.

Tuan Bae yang heran, langsung menghubungi kantor.


Setelah itu, Hwi Kyung yang sedang bersama Na Yeon, mendapatkan telepon dari Tae Joon soal penolakan itu.

Na Yeon : Itu dari Kang Tae Joon?

Hwi Kyung : Apa yang harus kita lakukan? Menandatangani kontrak dengan mereka tidak akan mudah. Tae Joon dapat telepon dari Tuan Bae yang pergi kesana.

Na Yeon : Aku pikir, kau harus turun tangan. Restoran itu dimiliki oleh keluarga mantan pacar Kang Tae Joon.

Hwi Kyung kaget.


Hwi Kyung ke restoran Mal Sook.

Restoran sedang penuh. Joong Dae minta maaf karena tidak ada tempat lagi untuk Hwi Kyung, ditambah ayam mereka sudah habis.

Mal Sook, Geum Bong, Eun Bong keluar dari dapur.

Hwi Kyung langsung menatap Mal Sook.

Hwi Kyung : Anda pemiliknya?

Mal Sook : Iya, tapi tidak peduli berapapun kau bertanya padaku, kami sudah kehabisan ayam. Jika kau datang lain kali, aku akan membuatkan ayam yang lezat untukmu.

Hwi Kyung : Berjanjilah.

Hwi Kyung lalu memberikan kartu namanya ke tangan Mal Sook.

Hwi Kyung : Anda harus menyambutku saat aku datang lagi.

Hwi Kyung langsung pergi.

Saat tahu Hwi Kyung datang dari AP, mereka marah. Mal Sook pun langsung merobek kartu nama Hwi Kyung.


Na Yeon keluar dari ruangan Hwi Kyung dan mendengar Tae Joon lagi teleponan ama Se Jin. Mereka janjian minum wine.

Usai teleponan ama Se Jin, Tae Joon kaget melihat Na Yeon berdiri di depannya. Na Yeon pun berkata, ia akan pulang.

Tae Joon memanggil Na Yeon dan mengembalikan radio Na Yeon. Tae Joon bilang ia tidak membutuhkannya.

Na Yeon : Kalau kau membutuhkannya, kabari saja.

Na Yeon kemudian mengambil tasnya dan beranjak pergi.

Tae Joon tertegun.


Hwi Kyung kembali ke kantor sambil menghubungi Na Yeon.

Hwi Kyung : Baek Do Hee-ssi...

Na Yeon sendiri baru keluar dari lift.

Na Yeon : Bagaimana hasilnya?

Hwi Kyung : Aku dalam perjalanan kembali ke kantor.

Na Yeon : Aku bisa melihatmu.


Mereka pun bertemu di lobbi.

Hwi Kyung : Kau mau pulang duluan?

Na Yeon : Semuanya berakhir seperti itu.

Hwi Kyung : Kau tidak terlihat sibuk. Mau makan malam denganku? Restoran ayam terjual habis dan aku bekerja keras.

Na Yeon : Aku sudah ada janji sebelumnya. Aku akan menemuimu besok.

Na Yeon pun pergi.


Tae Joon sendiri menunggu Se Jin di bar.

Se Jin minta maaf karena akan datang terlambat karena sang ayah tiba2 mau bertemu dengannya. Se Jin juga sudah menawari Tae Joon minum di rumah jika keberatan menunggunya.

Tae Joon lalu menenggak wine nya.


Tiba2, terdengar suara dentingan piano.

Tae Joon terhenyak dan langsung mencari sumber suara.

Dari kejauhan, ia melihat Na Yeon kecil sedang bermain piano.

Perlahan2, Tae Joon mendekati gadis itu.


Tae Joon terkejut melihat sosok yang memainkan piano itu.

Tae Joon : Kau siapa?

Na Yeon : Kau masih tidak tahu siapa aku?

Tangis Tae Joon mulai muncul.

Tae Joon : Kau siapa?

Na Yeon : Kau benar-benar tidak tahu? Itu tidak mungkin benar.


Tae Joon yang sudah tidak tahan lagi, mencium Na Yeon.

Se Jin muncul dan terkejut melihat pemandangan itu.


Bersambung...

The Promise Ep 55 Part 1

Sebelumnya...


Hwi Kyung melihat Na Yeon berduaan dengan Tae Joon di atap. Hwi Kyung yang datang dengan membawa kopi pun menatap cemburu pada mereka.


Hwi Kyung kembali ke kantornya. Ia meletakkan dua cangkir kopi nya di atas meja karyawan.

Hwi Kyung kesal, sekaligus bingung melihat Na Yeon yang tampak dekat dengan Tae Joon.

Hwi Kyung lalu meraih ponselnya, mungkin mau menghubungi Na Yeon, tapi Na Yeon tiba-tiba datang dan mengambil kopinya.

Hwi Kyung memarahi Na Yeon yang menghilang begitu saja pada jam kerja.

Na Yeon melihat jamnya.

Na Yeon : Aku masih punya delapan menit lagi untuk istirahat makan siangku. Apa aku harus melapor padamu apa saja yang mau kulakukan?

Hwi Kyung : Benar. Laporkan kemana pun kau pergi dan apapun yang kau lakukan padaku.

Na Yeon : Jangan salah paham. Aku bukan bawahanmu. Tuntutan seperti ini membuatku tidak nyaman.


Na Yeon lantas meletakkan kembali gelas kopinya ke meja dan beranjak ke mejanya tapi langkahnya langsung terhenti saat Hwi Kyung bilang tidak mau hubungan mereka mendingin. Tapi Hwi Kyung tidak menyembutkan kata 'hubungan' secara gamblang. Ia mengganti kata 'hubungan' menadi 'itu'.

Na Yeon berbalik. Ia menatap Hwi Kyung dan tanya maksud Hwi Kyung.

Hwi Kyung : Kopi. Jika kopinya dingin, aku harus membuangnya.

Na Yeon : Hanya itu?

Hwi Kyung pun mencari2 alasan. Ia bilang, mereka akan segera mendapatkan karyawan baru. Jika mereka kikuk, karyawan akan takut pada mereka. Hwi Kyung yang salting, langsung pergi ke ruangannya.


Tae Joon masih di atap. Tangannya menggenggam radio milik Na Yeon.

Tae Joon ingat saat Na Yeon memberikan itu padanya. Na Yeon bilang, karena Tae Joon terlihat nyaman dengan lagunya, maka radionya akan menjadi milik Tae Joon. Na Yeon juga bilang, akan memberikannya sebagai hadiah. Lagu yang ada di radio itu.


Se Jin sendiri sedang memeriksakan dirinya ke dokter kandungan. Dokter mengatakan tidak ada masalah dengan diri Se Jin.

Dokter : Kau tidak menggunakan alat kontrasepsi kan? Dan kau tidak meminum obat apapun?

Se Jin : Aku tidak menggunakannya karena kami sangat menginginkan bayi. Tapi aku meminum beberapa obat tambahan karena kudengar itu bisa membantuku memiliki anak.

Dokter : Tolong bawakan obat itu saat kau datang lain kali. Aku ingin melihatnya.

Se Jin mengerti.


Se Jin mengucapkan terima kasih. Setelah itu ia beranjak pergi.

Begitu Se Jin keluar, Geum Bong langsung masuk ke dalam ruangan dokter.


Geum Bong masuk ke rumahnya dengan wajah lesu. Ia duduk di ruang tengah dan teringat penjelasan dokter tadi kalau ia cuma kena radang perut, bukan hamil.

Wkwkwkwk... harusnya sih bersyukur ni Geum Bong gk hamil, dia pan belum nikah... Eh tapi di Korea sono wajar sih ya hamil duluan...

Lanjut.....


Geum Bong tidak percaya dirinya cuma kena radang perut.

Dokter tanya, apa kau banyak minum air?

Geum Bong : Aku tidak haid sudah dua bulan dan aku mengalami mual sepanjang hari seolah2 aku mabuk perjalanan.

Dokter bilang, itu karena diet yang dijalani Geum Bong.

Dokter : Itu menstruasi tidak teratur dan asam lambung berlebih disebabkan oleh ketidakseimbangan nutrisi.

Flashback end...


Geum Bong sedih tapi kemudian ia sadar harusnya ia senang.

Geum Bong : Kwang hilang, bayi Kwang juga hilang. Aku sudah mengucapkan selamat tinggal kepada semua Kwang, jadi kenapa aku merasa kesal?


Mal Sook tiba2 keluar dari dapur dan tanya siapa Kwang yang dibicarakan Geum Bong.

Mal Sook : Kau bermain Go-Stop?

Geum Bong berdiri dan mengatakan kalau ia tidak pernah menyebut Kwang.

Melihat sang ibu yang sepertinya mau pergi, Geum Bong pun tanya, sang ibu mau kemana. Kenapa aku mencium bau kimchi?

Mal Sook :  Bukan urusanmu.

Mal Sook bergegas pergi membawa dua bundelan berisi makanan.

Geum Bong : Kau tidak akan kesana lagi, kan?


Se Gwang lagi di toko ibunya. Ia tanya, kenapa ibunya mau kembali ke rumah itu.

Man Jung bilang, setelah melihat foto Do Hee, ia terus kepikiran Do Hee dan itu sangat mengganggunya.

Se Gwang : Kau memiliki memori ikan mas, jadi kenapa meributkan dia? Lupakan! Jangan coba2 datang kesana dan jangan pernah bertanyan soal ini lagi.


Se Gwang lalu berbaring di kursi pijat. Man Jung tanya, apa Se Gwang sangat dekat dengan keluarga Do Hee. Ia juga tanya, bagaimana Se Gwang bisa bertemu Do Hee.

Se Gwang : Dia putri atasanku.

Man Jung : Putri? Ada dia punya kembaran?

Se Gwang : Tidak, dia tidak punya. Menjauhlah dariku. Orang2 mungkin akan berpikir kita adalah ibu dan anak.

Man Jung sewot, Hya! Kenapa kau berbaring di kasur baru? Jika kau ingin berbaring, bayar aku!

Se Gwang : Harusnya aku tidak pernah berusaha mencarimu.


Se Jin masuk ke ruangannya dan menemukan ibunya sudah duduk disana.

Yoo Kyung bilang ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Yoo Kyung lalu memberikan Se Jin obat dan meminta Se Jin meminumnya secara teratur meski ada di kantor.

Se Jin melihat obat itu.

Se Jin : Aku masih memiliki beberapa. Ini bukan suplemen, bukankah seharusnya aku melakukan sesuatu yang bisa membuatku hamil?

Yoo Kyung : Kehamilan tidak penting sekarang. Kau harus merawat tubuhmu dulu.


Se Jin : Itu karena selain aku, Tae Joon dan ibunya juga menunggu aku hamil.

Yoo Kyung : Orang-orang itu memikirkan bayi sebagai asuransi. Kau harus punya bayi sesegera mungkin, sehingga mereka bisa menggunakannya untuk mengendalikanmu. Tidak bisakah kau melihatnya?

Se Jin : Mereka tidak akan melakukan itu.

Yoo Kyung : Kau memilih seseorang seperti Tae Joon karena kau naif. Jangan lengah. Dia memintaku, untuk membuatnya menjadi pimpinan Baekdo berikutnya.

Se Jin : Dia mengatakan itu?

Yoo Kyung : Kau pikir aku mengada-ada? Jangan terlalu percaya padanya. Kau tahu apa yang disukai pria seperti dia? Pengkhianatan. Dia sudah mengkhianati seseorang, jadi dia pasti bisa melakukannya lagi.


Hwi Kyung, Tae Joon, Na Yeon sedang berkumpul dengan staff lama mereka.

Hwi Kyung berterima kasih para staff mau membantunya. Ia berkata, ia sudah putus asa mencari staff baru jadi ia meminta bantuan mereka.

Tuan Bae berkata, mereka merasa terhormat dipanggil oleh Hwi Kyung.

Tuan Bae : Tetapi sekarang kita dapat bekerja sama lagi.

Hwi Kyung : Kalian sudah mengenal Pak Kang, kan?

Mereka mengangguk. Hwi Kyung lalu mengenalkan Na Yeon sebagai Direktur Pelaksana dari BSS Group.


Na Yeon : Senang bertemu kalian.

Tuan Bae tak berkedip memandangi Na Yeon. Ia lalu memberi saran pada Hwi Kyung untuk memperpanjang jam kerja mereka.

Tuan Bae : Kami memiliki Direktur Pelaksana yang cantik, jadi kita harus kerja lembur.

Staff cowok disamping Tuan Bae menyuruh Tuan Bae berhenti bicara. Ia bilang, Tuan Bae mencontek kalimatnya.

Mereka tertawa.


Staff cewek menyuruh kedua pria itu berhenti menjilat.

Na Yeon : Aku akan menganggap kalian senang ada disini. Aku punya sesuatu yang manis untuk menyambut kalian.


Na Yeon lalu membagi-bagikan kopi yang ia bawa.

Tak lama kemudian, Se Jin datang membawa kopi. Suasana yang tadinya ceria, langsung berubah tegang.

Se Jin menatap Na Yeon dengan wajah kesal. Ia bilang, tadinya ia datang untuk menunjukkan dukungannya tapi sekarang ia merasa malu.

Na Yeon tersenyum.

Na Yeon : Aku minta maaf. Aku pikir kita memiliki ide yang sama.

Tuan Bae berkata, mereka bisa minum dua kopi.


Tuan Bae : Setiap orang minum kopi tiga kali sehari.

Staff cowok disamping Tuan Bae pun bilang kalau Tuan Bae mengada-ngada.

Se Jin : Tidak apa-apa. Bukan cuma kalian karyawan disini. Aku bisa memberikannya pada karyawan di kantorku.

Se Jin langsung pergi.


Na Yeon meminum kopinya. Tae Joon menatap Na Yeon.

Se Jin membuang kopinya di toilet.

Tak lama, Na Yeon datang.

Na Yeon : Kau pasti kesal.


Se Jin yang gengsi menunjukkan kekesalannya pun langsung memasang senyum di wajahnya.

Se Jin : Setelah kupikirkan, kopi dingin tidak ada gunanya bagi semua orang.

Se Jin lalu kembali membuang kopinya. Setelah itu ia beranjak pergi. Na Yeon tersenyum.


Yoo Kyung pulang ke rumah dan melihat Young Sook di ruang tengah tengah menatap album dan tersenyum.

Yoo Kyung mendekati Young Sook. Ia tanya, apa yang membuat Young Sook kelihatan bahagia sampai tidak menyadari kepulangannya.

Young Sook : Kau pulang? Kami sangat cantik hari itu.

Yoo Kyung : Kau bicara apa?

Young Sook pun menunjukkan albumnya.

Young Sook : Ini aku, ini kau dan gadis berkepang dua ini adalah Lee Yoon Ae. Yoon Ae sangat cantik dan dia sangat baik. Ingat apa yang biasa kita katakan? Yoon Ae itu akan bertemu seseorang yang sangat baik dan dihujani cinta. Kau ingat, kan?

Yoo Kyung sontak marah dan menatap tajam Young Sook.


Yoo Kyung : Yoon Young Sook, kau sudah tua. Kau tinggal di masa lalu. Aku tidak tertarik.

Yoo Kyung lalu mengungkit soal pertemuan Young Sook dan Dong Jin. Young Sook marah. Ia pikir, Yoo Kyung menguntitnya. Yoo Kyung bilang, ia terlalu sibuk untuk menguntit Young Sook. Yoo Kyung menjelaskan, ia tahu dari seorang reporter yang dikenalnya. Seorang reporter yang dikenalnya melihat mereka bertemu.

Yoo Kyung : Apakah terlalu bagus bagimu bertemu dengannya di depan umum, terutama saat ayah baru saja meninggal?

Young Sook : Jaga ucapanmu! Aku hanya mentraktirnya makan siang sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantu Hwi Kyung!

Yoo Kyung : Alasan tetaplah alasan. Hati-hatilah. Jangan memberi orang banyak hal untuk digosipkan.

Yoo Kyung beranjak meninggalkan Young Sook.


Sung Joo memarahi pembantunya karena membiarkan Mal Sook masuk ke rumahnya. Mal Sook juga meninggalkan makanan serta surat untuk Do Hee. Pembantunya menjelaskan, kalau ia tidak membukakan pintu untuk Mal Sook tapi makanan itu serta suratnya ditinggalkan Mal Sook di depan pintu.


Sung Joo lantas membaca surat Mal Sook.

Aku sangat menyesal tentang hari itu. Yang bisa aku lakukan hanyalah memasak, jadi aku membawa beberapa kimchi dan lauk pauk. Orang yang sama memiliki selera makanan dan gaya yang sama. Putriku menyukai ini saat dia masih hidup.


Sung Joo kesal. Ia lantas menyuruh pembantu membuang makanan itu.

Tapi kemudian ia meralat ucapannya dan menyuruh pembantu menyimpan makanan itu di kulkas.


Malamnya, Sung Joo menyajikan kimchi dan lauk itu pada Dong Jin dan Na Yeon.

Na Yeon terhenyak memakannya. Ia tahu, itu masakan ibunya.

Sung Joo menatap curiga Na Yeon.

Dong Jin memuji rasa kimchi nya yang enak.

Sung Joo tanya, pendapat Na Yeon soal rasa kimchi nya. Ia bilang, itu kimchi dan lauk yang dibawa wanita yang datang ke rumah mereka kemarin.

Na Yeon : Aku benar-benar tidak suka.

Dong Jin : Wanita kemarin? Siapa?

Sung Joo : Aku senang kau menyukainya.


Di kamar baca, Sung Joo minta Dong Jin mengundang Young Sook ke rumah mereka untuk makan. Sung Joo bilang, ia tidak enak pada Young Sook karena tidak datang memenuhi undangan makan siangnya.

Dong Jin : Baiklah. Aku akan tanya kapan itu nyaman untuknya.

Dong Jin menyuruh Sung Joo tidur.

Tapi Sung Joo ingin tidur di kamar itu bersama Dong Jin.

Dong Jin mencari alasan. Ia bilang, harus mengerjakan beberapa pekerjaan. Cahaya dan kebisingan kertas akan membuat Sung Joo terganggu. Sung Joo mengerti dan langsung pergi.


Setelah Sung Joo keluar, Dong Jin membuka lacinya dan mengambil sebuah amplop. Ia membuka amplop itu yang isinya hasil tes DNA ia dan Do Hee.

Dong Jin ternyata tahu Do Hee bukan putrinya.


Di dapur, Na Yeon melihat lauk pemberian Mal Sook. Sung Joo masuk. Na Yeon bilang, dia akan mengembalika lauk itu.

Sung Joo kaget, sekarang?

Na Yeon : Iya, jika kita menerimanya, dia akan terus mengganggu kita. Aku akan segera kembali.


Na Yeon menunggu seseorang di kafe.

Tak lama kemudian, Eun Bong yang ditunggunya pun datang. Eun Bong mengaku senang saat Na Yeon menghubunginya dan mengajaknya bertemu jadi ia buru2 datang.

Na Yeon pun meletakkan lauk2 itu di atas meja.

Eun Bong heran, apa ini?

Na Yeon : Ibumu datang ke rumahku hari ini. Apa kau tahu?

Eun Bong : Ibuku datang lagi?

Na Yeon : Aku tidak bisa memasak sama sekali tapi aku tahu itu membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk membuat kimchi dan lauk seperti ini. Jadi bukannya membuangnya, aku ingin mengembalikannya padamu.

Eun Bong agak terdiam.

Eun Bong lalu meminta maaf dan berjanji ibunya tidak akan datang lagi.

Na Yeon : Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi.


Na Yeon berdiri. Ia mau pergi tapi Eun Bong kembali memanggilnya. Eun Bong tanya, apa Na Yeon datang ke rumah abu Na Yeon.

Na Yeon : Menurutmu kenapa aku harus mengunjungi tempat itu?

Eun Bong : Ada anting yang Na Yeon minta aku simpan untuknya, dan itu hilang.

Na Yeon : Kenapa tanya padaku?

Eun Bong : Untuk berjaga-jaga.

Na Yeon : Kau bertanya-tanya tentang itu, membuatku merasa tersinggung. Biarkan kukatakan sekali lagi. Aku tidak tahu apa2 soal itu.


Na Yeon pergi. Eun Bong pun menahannya dan minta penjelasan atas sikap dingin Na Yeon.

Eun Bong : Kau tidak seharusnya begini. Aku tidak membuat masalah, kan? Aku dan ibuku hanya bersyukur, kau terlihat seperti Na Yeon.

Eun Bong lantas menghapus tangisnya. Ia minta maaf dan beranjak pergi tanpa membawa lauk yang dikembalikan Na Yeon.

Na Yeon hanya bisa diam dengan wajah sedih.

Bersambung ke part 2...