• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 20 Part 2

Sebelumnya...


Keesokan harinya, Nyonya Park mengajak keluarganya makan malam bersama. Ia menyuruh Tuan Bae, Gyeong Min dan Roo Na pulang lebih awal agar mereka bisa makan malam bersama.


Di mobil, Gyeong Min memutar lagu klasik. Roo Na yang tidak suka lagu klasik langsung mengecilkan volumenya dengan alasan ia sedikit lelah belakangan ini. Gyeong Min pun semakin heran dengan sikap Roo Na.


Lalu tiba2, ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Jin Hee. Jin Hee marah karena Roo Na sudah merusak kesepakatan mereka dengan La Spains. Roo Na pun bergegas ke kantor.


“Jeong Roo Bi, apa yang kau lakukan? Kau tidak memeriksa harga per unitnya? Mereka membatalkan kontraknya karena harga per unit yang kita tawarkan terlalu tinggi.” Ucap Jin Hee.

“Apa yang akan kita lakukan dengan kosmetik itu. Bahannya organik dan akan segera kadaluarsa.” Jawab Roo Na.

“Kau ini kenapa, Jeong Roo Bi?” tanya Jin Hee.

Imbas dari pembatalan kontrak itu, mereka harus kehilangan 8 juta dollar.


Tuan Bae pun marah besar. Ia menyuruh Gyeong Min mengundurkan diri sekarang juga. Tuan Bae berkata, ia menunjuk Gyeong Min sebagai Wakil Presdir untuk mengembangkan perusahaan, bukan untuk menghancurkan perusahaan.


Tepat saat itu, Se Ra pulang. Nenek dan Nyonya Park langsung membawa Se Ra ke kamar.

“Ada masalah apa, Bu? Apa yang membuat ayah marah?” tanya Se Ra.

“Kalian bekerja di perusahaan yang sama, bagaimana kau bisa tidak tahu?” ucap nenek.

“Yang sama itu gedung kami. Kami berbeda divisi.” Jawab Se Ra.

“Adik iparmu tidak memeriksa kontrak secara menyeluruh jadi kita mengalami kerugian besar. Ada ratusan kosmetik siap pakai untuk diekspor.” Ucap Nyonya Park.

Se Ra pun kaget, apa?


“Tidak bisa kah kita menegosiasikan kembali kontraknya?” tanya nenek.

“Tidak akan bisa jika mereka meminta harga terlalu rendah.” Jawab Se Ra.

“Bisakah kita menjual saja kosmetik itu?” tanya nenek.

“Kosmetiknya terlalu banyak untuk kita tangani sendiri.” Jawab Se Ra.

“Dia tidak sepintar yang kukira.” Ucap nenek.

Se Ra ingin keluar, tapi dilarang nenek. Se Ra pun berkata, ia juga bagian dari JM jadi ia harus tahu apa yang terjadi.


Untuk menyelesaikan masalah itu, Roo Na pun berniat menjual semua kosmetik itu.

“Ada alasan sederhana kenapa orang-orang suka membeli barang mewah. Barang-barang mewah menciptakan ilusi, bahwa mereka lebih berharga dari orang-orang yang membeli mereka. Mereka merasa kaya. Mereka menyamakan harga diri mereka dengan barang-barang mewah itu. Yang harus kita lakukan adalah menciptakan citra mewah dan menurunkan harga. Menjual barang-barang bermerek dengan harga terjangkau.” Ucap Roo Na.

Se Ra tidak yakin dengan rencana Roo Na. Tapi Gyeong Min setuju dengan rencana Roo Na. Roo Na pun berjanji tidak akan membuat kesalahan lagi. Ia meminta waktu satu minggu untuk menyusun proposalnya dan berjanji akan melakukan yang terbaik.


Roo Na pun meminta bantuan Eun Ji. Mereka berlari kesana kemari melakukan riset pasar.


Saat Roo Na berada sendirian di kantor, Gyeong Min pun datang membawakan Roo Na secangkir kopi. Roo Na terkejut melihat Gyeong Min. Gyeong Min, berkata ia tidak mungkin meninggalkan istrinya yang bekerja keras sendirian di kantor. Gyeong Min ingin membantu Roo Na, tapi Roo Na menolak. Roo Na berkata, ia yang menciptakan kekacauan itu jadi ia sendiri yang harus menyelesaikannya.

“Inilah Jeong Roo Bi yang kukenal. Kau tahu, kau bersikap aneh belakangan ini. Kupikir karea kecelakaan itu tapi aku bingung karena sikapmu sangat berbeda. Tapi sekarang kau kembali menjadi Jeong Roo Bi yang dulu. Bekerja tanpa lelah untuk mengatasi rintangan.” Ucap Gyeong Min.

Gyeong Min lantas memeluk Roo Na.


Tak lama kemudian, rekan satu tim Roo Bi datang untuk membantu Roo Na.


Gilja berterima kasih karena In Soo sudah mau ikut dengannya dan Roo Bi ke pasar. Roo Na pun senang bisa ikut ke pasar menemani sang ibu. Gilja berkata, dulu Roo Na tidak pernah bangun sepagi itu dan menemaninya berbelanja karena Roo Na selalu pergi ke klub sampe larut malam.

Mereka pun bertemu Nyonya Park dan Geum Hee yang juga berbelanja di pasar itu.

“Aku bangun lebih awal pagi ini dan memutuskan untuk belanja disini. Kau berbelanja untuk restoran?” tanya Nyonya Park.

Gilja pun mengiyakan. Roo Bi lantas menyapa Nyonya Park. Nyonya Park senang melihat Roo Bi. Roo Bi berterima kasih pada keluarga Nyonya Park karena sudah memberinya pekerjaan di JM.

Lalu, Geum Hee memperkenalkan dirinya sebagai bibi Gyeong Min. Gilja pun terkejut, ia tidak menyangka Gyeong Min masih punya bibi.

“Aku teman dekatnya Gyeong Suk. Orang menyebut orang-orang yang bekerja di toko atau restoran bibi atau paman, jadi melihat seberapa dekatnya saya dengan Gyeong Suk, kurasa aku bisa menjadi bibinya Gyeong Min. Jadi aku minta kau menganggapku sebagai bibinya Gyeong Min dan Roo Bi. Aku memperlakukan Roo Bi dengan baik seolah dia putriku sendiri.” Oceh Geum Hee.

Geum Hee lantas melirik In Soo. Gilja pun mengenalkan In Soo sebagai tunangan Roo Bi. Geum Hee merasa familiar dengan In Soo.


Gilja lalu mengajak Nyonya Park ke sebuah kafe yang ada di dalam pasar.

“Bagaimana kabarmu? Aku yakin kau belum 100% membaik.” Ucap Nyonya Park.

“Aku sudah baik-baik saja.” Jawab Roo Bi.

“Keluargamu sangat baik. Aku hanya bisa berharap kedua putriku tidak membuat masalah di keluargamu atau perusahaanmu.” Ucap Gilja.

“Kau belum dengar kekacauan yang dibuat Roo Bi? Perusahaan kehilangan 8 juta dollar karena Roo Bi.” Jawab Geum Hee.


Sontak, Gilja, Roo Bi dan In Soo kaget mendengarnya. Geum Hee terus mengoceh, kalau Roo Na bukan hanya membuat kesalahan, tapi bencana besar tapi Tuan Bae memberi Roo Na kesempatan kedua. Geum Hee mengaku, jika ia jadi Tuan Bae, ia akan langsung memecat bahkan mencekik Roo Na.

“Geum Hee-ya, ada apa denganmu!” tegur Nyonya Park.


Geum Hee pun langsung berhenti mengoceh dan meminta maaf pada Gilja atas omongannya barusan. Gilja merasa bersalah pada Nyonya Park. Nyonya Park pun menenangkan Gilja dengan mengatakan, kalau Roo Na sudah melakukan yang terbaik.

“Bolehkah aku bertanya, bagaimana perusahaan meminimalisir kerugian?” tanya In Soo.


Nyonya Park memarahi Geum Hee setibanya mereka di rumah. Ia kesal Geum Hee tidak bisa menjaga mulutnya. Lalu, nenek dan Gyeong Min datang. Geum Hee pun ingin memberitahu bahwa tadi di pasar ia dan Nyonya Park bertemu Gilja, tapi belum sempat bicara, Nyonya Park langsung menendang kaki Geum Hee agar Geum Hee berhenti bicara.


Di dapur, Chorim tampak sibuk membuat kimbap yang akan dibawa piknik. Sementara Soyeong, sibuk melahap kimbap buatan Chorim. Dan Gilja melamun memikirkan Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min.

Bersambung..........

Ruby Ring Ep 20 Part 1

Sebelumnya...


In Soo berhasil kabur dari orang suruhan Roo Na.

Sementara di rumah, Nyonya Park dan nenek cemas karena Se Ra tidak bisa dihubungi. Tuan Bae keluar dari kamar dan Geum Hee langsung memberitahu Tuan Bae kalau Se Ra diculik. Nenek marah, ia menyuruh Geum Hee diam kalau Geum Hee tidak tahu apa-apa.

“Jika bukan penculikan, lalu kenapa dia tidak menjawab teleponnya. Dia juga bilang, “Mungkin aku akan mati”. Ini penculikan. Nenek ingat kan, penculikan di taksi yang baru-baru ini terjadi?” ucap Geum Hee.

“Ini mengerikan. Changgeun, haruskah kita menelpon polisi?” tanya nenek.

“Benar, yeobo. Ada sesuatu yang tidak benar disini.” Jawab Nyonya Park.

Tapi saat Tuan Bae hendak menghubungi polisi, Geum Hee malah merebut telepon itu dan berkata, mereka semua harus tenang. Nenek pun marah, ia bilang ini bukanlah waktu untuk bermain.
“Kurasa Geum Hee benar. Kita harus memikirkan ini dengan tenang. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa berakhir di kolom gosip. Orang lain akan memanfaatkan ini untuk menghancurkan reputasi perusahaan. Kita harus memikirkan citra perusahaan.” Ucap Tuan Bae.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Changgeun?” tanya nenek.

“Ponselnya tidak mati, jadi kita harus terus berusaha menghubunginya sampai dia menjawabnya.” Ucap Geum Hee.


Mobil In Soo menabrak trotoar. In Soo terluka di keningnya. Sementara Se Ra baik-baik saja. Ponsel Se Ra berdering lagi. Se Ra yang tak mau keluarganya cemas pun berbohong. Ia berkata, bahwa ia sedang naik roller coaster.


Di rumah, Tuan Bae lega putrinya baik-baik saja. Tuan Bae lalu memberitahu Nyonya Park dan nenek kalau Se Ra sedang main rolller coaster. Geum Hee pun yakin, ia berani bertaruh kalau Se Ra sedang bersama seorang pria. Geum Hee juga mengoceh, soal dirinya yang dipuja banyak pria di masa lalu.

“Diamlah Auto!” ucap nenek.

“Apa? Auto?” tanya Tuan Bae heran.

“Karena dia banyak bicara, jadi aku memanggilnya Auto.” Jawab nenek, membuat Tuan Bae dan Nyonya Park tertawa.


Di restoran, Gilja, Chorim dan Dongpal kewalahan melayani customer. Soyeong masih belum kembali. Gilja mengira, Chorim membuat Soyeong marah lagi.Tak lama kemudian, Soyeong kembali dengan wajah kusut. Chorim pun heran melihatnya.


Se Ra dan In Soo keluar dari rumah sakit sambil membahas orang yang mengejar mereka tadi. Se Ra pikir, In Soo meminjam pada lintah darat. 

“Ayo kita luruskan ini. Aku tidak menyuruhmu memakai mobilku. Tapi kau bersikeras. Kau melihat dan mengalami apa yang terjadi sesudahnya, jadi jangan sembarangan mengambil kesimpulan.” Jawab In Soo.

“Tapi bagaimana dengan mobil hitam itu?” tanya Se Ra.

“Ini masalah pribadi. Tidak ada lagi pertanyaan.” Jawab In Soo, lalu memanggilkan taksi untuk Se Ra.


Sebelum pergi, Se Ra mengucapkan terima kasih pada In Soo karena sudah menyelamatkannya.

“Ini tidak keren, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo, setelah Se Ra pergi.


Sekarang, kita kembali melihat Roo Na yang berada di ruangan itu.

“Aku sadar, itu tidak akan cukup membuatnya menyerah. Tapi aku ingin menunjukkan berapa banyak kekuatan dan wewenang yang kupunya. Aku ingin dia tahu, bahwa dia tidak bisa menghancurkanku. Ada dua tipe manusia. Mereka yang percaya pada cinta dan yang tidak percaya cinta. Na In Soo jatuh ke dalam perangkapnya sendiri karena dia cukup bodoh untuk percaya pada cinta. Na In Soo yang malang.” Ucap Roo Na.


Dongpal, Chorim dan Soyeong hangout bareng di kafe. Dongpal dan Chorim nampak mesra, sementara Soyeong masih terlihat sedih.

“Soyeong, ada apa?” tanya Chorim.

“Eunsoo, kau brengsek!” ucap Soyeong, lalu menangis.

“Benar, pria itu kan? Katakan padaku.” Pinta Chorim.

“Kami sudah dua tahun pacaran saat aku masih tinggal di studio yang kecil dan bekerja di kedai burger. Dia mencampakkanku setelah dia masuk universitas. Aku bahkan membantunya membayar uang kuliah semester pertama.” Jawab Soyeong.

“Kau membayar biaya kuliahnya?” kaget Dongpal.

“Hidupku terlalu suram. Aku yatim piatu yang dikeluarkan dari sekolah. Aku percaya dia mencintaiku. Dia cinta pertamaku.” Ucap Soyeong.

Soyeong pun menangis lagi. Chorim berusaha menghibur Soyeong. Soyeong lantas menghapus air matanya dan berkata, karena itulah ia tidak percaya cinta.


Gyeong Min sedang melakukan pemeriksaan bersama para staff nya di sebuah mall.


Roo Bi dan Eun Ji ternyata juga berada di mall yang sama. Eun Ji sedang mencoba sebuah lipstick. Eun Ji lalu meminta pendapat Roo Bi soal warna lipstick nya. Apa cocok dengan kulitnya. Roo Bi hanya tersenyum. Melihat itu, Eun Ji pun memoleskan lipstick itu ke bibir Roo Bi.

“Apa yang terjadi dengan fashionista Chuncheon terkemuka? Kenapa seleranya berubah dalam sekejap mata dan kita melihat kekacauan yang menyedihkan ini?” ucap Eun Ji.


Si penjaga toko pun datang. Eun Ji berkata, kalau mereka sedang melakukan riset pasar. Mereka ingin melihat bagaimana pelanggan jaringan homeshopping mereka memberi respon terhadap produk itu.

“Merek kami tidak ditujukan untuk acara-acara seperti itu. Kalau pun kami melakukannya, kami akan menggunakan rute yang berbeda dengan barang-barang berkualitas rendah.” Jawab si penjaga toko.

Mendengar itu, Eun Ji marah. Roo Bi mengajak Eun Ji pergi. Eun Ji pun heran dengan sikap Roo Na yang mendadak berubah.


Lalu, suara Gyeong Min pun terdengar di belakang. Roo Bi menoleh dan terkejut melihat sosok Gyeong Min. Begitu pun Gyeong Min yang juga terkejut melihat Roo Bi.


Di kantor, Roo Na dipusingkan dengan kontrak berbahasa inggris yang harus dikirimkannya malam itu juga. Ia bahkan sampai menggunakan bantuan google translate. Seniornya pun mengingatkan, kalau kontrak itu harus mereka kirimkan malam itu juga. Roo Na beralasan, kalau ia masih memeriksa kontraknya.


“Masih? Aku tahu kau orang yang teliti.” Puji Jin Hee.

“Jika semuanya sudah selesai, kirimkan itu apa adanya. Aku tidak akan memeriksanya lagi.” Ucap seniornya.


Roo Na pun tambah pusing. Dan ia tambah pusing saat Gyeong Min memberitahunya bertemu Roo Bi di departemen store. Gyeong Min mengajaknya makan malam. Gyeong Min juga berkata, Eun Ji juga ada bersama mereka. Setelah itu, Roo Na pun langsung pergi. Tapi sebelum pergi, ia menyuruh Hyeryeon mengirimkan kontrak itu.


“Ini menjengkelkan. Seokho, bisakah kau melakukan ini?” tanya Hyeryeon.

Seokho langsung menggeleng.


Roo Na berlari ke mobilnya. Tepat saat itu, In Soo muncul dan melabrak Roo Na karena sudah berusaha mencelakainya. Roo Na pun kesal dan memanggil orang suruhannya. Orang suruhan Roo Na muncul dan langsung memukul In Soo.

“Kau tidak bisa semudah itu mendekatiku mulai sekarang, Na In Soo. Aku punya bodyguard sekarang. Inilah yang dinamakan the power of money.” Ucap Roo Na.

Lalu, Roo Na pun pergi dan In Soo menatap kepergian Roo Na dengan tatapan tajam.


Di kantor, Seokho membantu Hyeryeon memeriksa kontrak itu. Tak mau membuat kesalahan, Seokho pun menghubungi Jin Hee tapi ponsel Jin Hee mati. Hyeryeon bilang, Jin Hee sedang rapat dengan klien mereka yang bernama Tuan Jerome.

“Tidak ada waktu lagi. Kirim.” Ucap Seokho.

“Perasaanku tidak enak soal ini.” Jawab Hyeryeon.


Di restoran, Gilja sedang mencatat beberapa pesanan. Lalu, Roo Bi pun datang bersama Gyeong Min dan Eun Ji.

“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Gilja.

“Gyeong Min ingin mentraktir kami, jadi kami ada di sini.” Jawab Roo Bi.


Chorim pun senang mereka datang. Chorim lalu menanyakan Roo Na. Gyeong Min bilang ia sudah menghubungi Roo Na, tapi ponsel Roo Na tak aktif tapi ia sudah mengirimkan pesan.

“Oh, ada tamu penting rupanya.” Ucap Dongpal yang keluar dari dapur.


Pindah ke In Soo yang masuk ke kamar mandinya. Ia menatap wajahnya yang babak belur di cermin. Ponsel In Soo kemudian berdering, telepon dari Roo Bi.


Roo Na masuk ke restoran dengan terburu-buru. Ia bertanya pada Gyeong Min, kenapa memilih restoran ibunya dari sekian banyak tempat. Chorim pun menyahut, ia bilang Gyeong Min sudah melakukan hal yang benar.  


Lalu, In Soo datang dan semuanya terkejut melihat wajah In Soo yang lebam-lebam.

“Aku mengalami kecelakaan. Kurasa aku membutuhkan pengawal pribadi mulai sekarang.” Sindir In Soo.


“Siapa yang melakukan itu padamu? Kau seharusnya memanggilku, biar kuhajar mereka.” Ucap Dongpal.

“Tapi In Soo-ssi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Roo Bi.

“Sebenarnya aku jatuh. Kakiku tersandung bagian set.” Jawab In Soo.


“Kau harus hati-hati.” Ucap Gyeong Min.


Merasa tak nyaman, Roo Na pun beranjak keluar. In Soo juga pergi dengan alasan mau ke toilet. Diluar, In Soo meminta mobil baru pada Roo Na untuk mengganti mobilnya yang rusak. 

“Aku juga ingin menikmati uangmu.” Ucap In Soo.

In Soo juga mengancam akan mengirimkan beberapa bukti ke Gyeong Min.


Lalu tiba-tiba, Gyeong Min keluar dan Roo Na langsung sembunyi. In Soo pun berterima kasih karena Gyeong Min sudah memberinya pekerjaan. Gyeong Min bilang, In Soo seharusnya berterima kasih pada Roo Bi.

“Kau sangat peduli pada adik iparmu.” Ucap In Soo.


“Sejak kecelakaan itu, aku merasa buruk untuknya. Dia orang yang baik. Aku harus melakukan apapun yang kubisa untuk menolongnya.” Jawab Gyeong Min.

“Jeong Roo Na, orang yang sangat baik.” Ucap In Soo sambil melirik Roo Na.

Roo Na pun kesal mendengarnya.