• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 16 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min dan In Soo pergi ke kafe. Ternyata, In Soo menemui Gyeong Min untuk mengembalikan uang yang diberikan Roo Na padanya. In Soo bilang, Roo Na memberikannya uang itu untuk mengurus Roo Na, tapi In Soo tidak bisa menerimanya. In Soo juga bilang, ia dan Roo Na akan menikah setelah ingatan Roo Na pulih dan akan mengurus sendiri Roo Na.

“Aku mengerti, Roo Bi sudah melanggar batas.” Jawab Gyeong Min.

“Apa menikah itu menyenangkan?” tanya In Soo.

“Kau akan tahu setelah kau menikah.” Jawab Gyeong Min.

“Roo Na-neun...” tapi In Soo tidak jadi bicara dan pamit pergi. Tapi sebelum pergi, ia mendoakan yang terbaik untuk Gyeong Min.


Di kamar, Roo Na menunggu Gyeong Min dengan cemas. Tak lama, Gyeong Min datang dan Roo Na langsung menatap Gyeong Min dengan wajah tegang. Gyeong Min marah karena Roo Na memberi In Soo uang tanpa sepengetahuannya. Roo Na pun beralasan, ia memberi uang itu pada In Soo untuk Roo Bi.

“Sepertinya dia pria yang baik.” Ucap Gyeong Min.

“Tidak!” jawab Roo Na, membuat Gyeong Min terkejut.

“Apa kau mengenalnya dengan baik?” tanya Gyeong Min.

“Tidak, tapi...”

“Aku yakin dia memiliki kekurangan, tapi dia kehilangan pekerjaannya karena berada disisi Roo Na. Dia punya harga diri dan prinsip. Jangan berpikiran buruk, berpikirlah positif.” Ucap Gyeong Min.


Se Ra yang baru tiba di kantor dengan mobil barunya, langsung disambut hormat oleh satpam yang mengusirnya kemarin. Satpam itu membukakan pintu mobil Se Ra, juga membukakan pintu lift untuk Se Ra. Sambil tersenyum geli, Se Ra masuk ke lift. Karyawan yang se-lift dengan Se Ra pun juga bersikap hormat, mereka bahkan memencetkan tombol lantai tujuan Se Ra.


Di ruangannya, ketiga karyawannya sudah menunggu untuk memberikan laporan tapi Se Ra menyuruh mereka kembali bekerja dan meninggalkan saja laporan itu di mejanya. Saat ketiganya mau keluar, Se Ra memanggil salah satu dari mereka.

“Tuan Im, apakah produser yang terlibat dalam skandal penyuapan sudah dipecat?” tanya Se Ra.

“Pengunduran dirinya belum diproses.” Jawab Tuan Im.

“Lakukan itu dengan cepat dan segera temukan penggantinya.” Ucap Se Ra.


Roo Bi ada di rumah sakit, dia sedang berkonsultasi dengan seorang dokter untuk memulihkan ingatannya. Dokter bilang, jika Roo Bi terlalu memaksakan diri, bisa menghambat proses kesembuhan Roo Bi. Dokter juga mengatakan, berada bersama orang-orang yang dikenal Roo Bi, akan membantu memulihkan daya ingat Roo Bi.
“Orang-orang yang dikenal?” tanya Roo Bi.
Dan salah satu kenangannya bersama Gyeong Min, samar-samar muncul di benaknya. Saat ia mendengarkan dentingan piano yang dimainkan Gyeong Min.


Keluar dari rumah sakit, Roo Bi menemui In Soo yang sudah menunggunya.

“Bagaimana? Apa ada sesuatu yang kau ingat?” tanya In Soo.

“Dia bilang harus pelan-pelan.” Jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu bertanya, apa In Soo bisa bermain piano. In Soo menjawab, tidak dan bertanya kenapa Roo Bi menanyakan hal itu.

“Tidak apa-apa.” Jawab Roo Bi.

Ponsel Roo Bi kemudian berdering, telepon dari wanita bernama Lee Eun Ji.


Mereka lalu bertemu di kafe dan Eun Ji meminta maaf karena baru menemui Roo Bi sekarang.

“Tapi kudengar ingatanmu hilang. Hidupmu seperti di film saja, tapi di dunia yang rumit ini, amnesia bisa menjadi berkah. Hidup adalah persaingan yang kejam.” Ucap Eun Bi.

Saat menyadari ada In Soo di tengah2 mereka, barulah Eun Ji berhenti bicara.

“Oh ya, aku bertemu Roo Bi. Dia memanggilku tiba-tiba dan di sana, dia minum dan berbicara seperti sopir truk. Dia seperti orang yang berbeda. Mungkin karena dia sudah menikah dengan orang kaya.” Ucap Eun Ji.

Eun Ji juga mengatakan bahwa In Soo bukanlah tipe Roo Na.


Lalu tiba-tiba saja, Roo Bi bangkit dari duduknya karena mencium aroma kopi dan mendekati meja barista.

“Permisi, bau kopi ini... kopi apa ini?” tanya Roo Bi.

“Bukankah wanginya unik? Ini yirgacheffe.” Jawab barista.

“Yirgacheffe?” ucap Roo Bi. Dan sosok Gyeong Min pun kembali mengisi benaknya.


In Soo dan Eun Ji mendekati Roo Bi. Roo Bi bilang, ia merasa familiar dengan bau kopinya. Eun Ji pun tertawa mendengarnya dan berkata, kalau Roo Na hanya minum kopi instan. Eun Ji lantas mengajak Roo Bi minum.


Tapi Roo Bi hanya minum satu teguk saja, membuat Eun Ji merasa aneh. In Soo pun beralasan, itu karena kondisi Roo Bi. Eun Ji lantas bertanya, sudah berapa lama In Soo mengenal Roo Na karena ia belum pernah melihat In Soo sebelumnya. Lagi2, In Soo yang menjawab, kalau Roo Na sengaja tidak menceritakan dirinya pada siapapun karena takut seseorang merebut dirinya.

“Tidak bisa dipercaya. Seperti bukan Jeong Roo Na. Dia mungkin bisa mencuri pria lain tapi dia tidak akan membiarkan miliknya dicuri.” Jawab Eun Ji.

“Eun Ji-ya, bisakah kau membantuku? Aku ingin bertemu dengan teman-teman kita.” Ucap Roo Bi.


“Kita hanya bergaul dengan beberapa pria.” Jawab Eun Ji.

“Apa kau yakin kita tidak memiliki beberapa teman?” tanya Roo Bi.

“Kau itu jahat. Aku tidak tahu apakah harus mengatakan ini di depan In Soo. Kau merayu dua pacarku dan membuat kami putus. Kau tidak ingat?” jawab Eun Ji.

Eun Ji lalu menyuruh Roo Bi pergi ke klub yang biasa ia datangi bersama Roo Na.


Habis dari klub, In Soo mengajak Roo Bi duduk sebentar di taman.

“Udaranya sangat segar. Apa kau ingat saat kita pergi ke Jeolla-do untuk syuting? Bau laut disana, entah bagaimana aku bisa menciumnya sekarang. Jeong Roo Na yang kulihat di lensa kamera begitu memikat.” Ucap In Soo.

“Aku membenci diriku. Aku tidak tahu, kalau aku menyedihkan.” Jawab Roo Bi.

“Apa maksudmu?” tanya In Soo.

“Aku tidak punya teman. Aku menemukan beberapa nomor dan mengirimkan pesan, tapi Eun Ji satu-satunya...”

“Mungkiin yang lainnya sibuk.” Ucap In Soo.

“Aku merasa, aku bukan orang yang baik.” Jawab Roo Bi.

“Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Kau bisa menjadi baik untuk beberapa orang dan buruk untuk orang lain. Itulah manusia.” Ucap In Soo.

“Tapi aku mau menjadi orang yang baik setelah ingatanku kembali.” Jawab Roo Bi.

“Apa kau menyukai kopi Tuan Na?” tanya Roo Bi.

“Tidak, kenapa kau menanyakan itu? Apa kau mengingat sesuatu.”

“Aku tidak tahu.” Jawab Roo Bi.


“Kapan kau akan berhenti memanggilku Tuan Na? Itu membuatku tidak nyaman.” Ucap In Soo.

“Apakah aku bisa?” tanya Roo Bi.

“Cobalah katakan, In Soo! Kau brengsek!”

“Bagaimana bisa aku mengatakannya?” jawab Roo Bi sembari tertawa.

“Jeong Roo Na mampu mengatakan yang lebih dari itu. Itulah pesona uniknya.” Ucap In Soo.


Di restoran, Chorim dan Soyeong protes karena Gilja menyuruh Soyeong mematikan AC. Gilja beralasan, kalau mereka harus berhemat. Tak lama kemudian, Dongpal datang membelikan mereka ice cream, tapi hanya untuk Gilja dan Soyeong. Chorim pun jadi kesal. Melihat itu, Dongpal dan Gilja pun kompak memberikan ice cream mereka untuk Chorim tapi Chorim yang udah terlanjur kesal pergi ke kulkas dan mengambil sebotol coca cola.

Telepon restoran lalu berdering dan Gilja langsung mengajak Soyeong pergi untuk mengurus pesanan.


Tinggal lah Chorim dan Dongpal di restoran. Dongpal mendekati Chorim sambil menikmati ice cream nya.

“Kau ngambek lagi?” tanya Dongpal.

“Aku bukan anak kecil, lagipula kau benar, aku tidak suka ice cream.” Jawab Chorim.
“Itulah alasan aku menyukaimu.” Ucap Dongpal sembari tertawa dan menepuk bokong Chorim.


Dong Pal kemudian celingak celinguk ke sekelilingnya. Karena sepi, Dong Pal pun berusaha mencium Chorim.

Bersambung......

Ruby Ring Ep 16 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na memberikan In Soo uang dan menyuruh In Soo pergi ke luar negeri dengan uang itu. Tapi In Soo berhasil membalikkan kata-kata Roo Na. Ia menyuruh Roo Na menggunakan uang itu untuk operasi plastik lagi. In Soo bilang, Roo Na bisa kembali menjadi Roo Na. Kesal mendengar ucapan In Soo, Roo Na pun mau menampar In Soo tapi In Soo berhasil menghentikan tangan Roo Na. In Soo mengatai Roo Na monster, membuat Roo Na syok bukan kepalang.


Di kamarnya, Roo Bi sedang melihat baju-baju Roo Na. Roo Na kemudian datang dan Roo Bi langsung menanyakan soal teman-temannya.

“Bagaimana aku bisa tahu.” Jawab Roo Na.

“Apa kau punya nomor telepon teman-temanku atau buku harianku?” tanya Roo Bi.

“Kau jahat dan mengerikan. Kau tidak punya banyak teman.” Jawab Roo Na.

Roo Na lalu menyuruh Roo Bi mengenakan salah satu baju seksinya dan mengajak Roo Bi keluar.


Di mobil, Roo Bi sibuk menurunkan roknya. Ia tak nyaman dengan baju Roo Na. Roo Bi tak percaya, dulu ia mengenakan baju seperti itu.

“Percayalah. Kau gadis seperti itu.” Jawab Roo Na.

“Gadis seperti itu? Kedengarannya aku bukan adik yang baik. Orang macam apa aku ini? Aku ingin tahu orang seperti apa aku ini? Apa aku pernah menyulitkanmu?”

“Ya, kau melakukannya. Aku dan ibu membayar tagihan kartu kreditmu. Kau pembuat onar di sekolah dan juga di rumah. Kau selalu berpikir, wajah cantikmu akan mengubah hidupmu. Kau selalu mengatakan, semuanya akan berhasil tapi tidak ada satu pun dari yang kau kerjakan berhasil, jadi kau merasa kesepian dan merana. Kau bermimpi menjadi pembawa acara TV yang sukses, tapi kau hanya berakhir di acara TV lokal. Kau cepat sekali mencampakkannya dan berbohong tanpa rasa malu untuk mendapatkan laki-laki yang kau inginkan.” Roo Na lalu menatap Roo Bi dengan berkaca dan ia berkata, “Jeong Roo Na, seperti itulah dirimu.”

Roo Na lalu bertanya lagi, apa lagi yang ingin Roo Bi ketahui?

Tapi Roo Bi sudah tak mau mendengar hal itu. Ia tak percaya dirinya orang seperti itu.

“Kau tidak percaya padaku!”

“Sulit bagiku untuk percaya.” tangis Roo Bi.

“Percayalah! Kau adalah manusia rendah! Kenapa kau harus bangun! Kenapa kau tidak mati saja dalam kecelakaan itu! Jika kau mati, aku tidak akan stress dan sakit seperti ini! Kau membuatku gila! Aku ingin kau menghilang! Aku lebih suka kau mati!” teriak Roo Na.


Roo Na pun menambah laju mobilnya. Roo Bi mulai takut karena Roo Na menyetir dengan kecepatan tinggi. Tapi Roo Na tidak peduli dengan ketakutan Roo Bi. Mereka pun nyaris saja celaka lagi, kalau Roo Na tidak dengan cepat membanting setirnya saat sebuah mobil melaju kencang di depan mereka.

“Eonni, apa aku ini mengerikan? Maaf... karena aku...”

“Aku tidak tahu apa yang kukatakan. Kau gadis yang baik. Maafkan aku.”

Roo Na lalu meminta Roo Bi merahasiakan apa yang tadi dikatakannya.

Tangis keduanya pecah. Roo Na lantas memeluk Roo Bi.


Sekarang.... kita kembali melihat Roo Na yang berada di sebuah ruangan.

“Aku tidak tahu dia bertahan. Kupikir, dia akan mati. Jika aku tahu dia akan sadar, aku tidak akan melakukannya. Sangat sulit bagiku untuk melihatnya. Aku menyesal, tapi juga marah. Jujur saja, siapapun yang ada di posisiku, pasti akan melakukan hal yang sama. Jika Roo Bi tidak bisa memilikinya, kenapa aku tidak bisa? Itu bukan kesalahanku. Aku tidak bisa menahannya.” Ucap Roo Na.


Roo Na duduk di bar. Tak lama kemudian, temannya datang dan terkejut melihatnya dirinya berada di sana.

“Jadi selama ini kau di Jepang?” tanya Roo Na.

“Aku menandatangani kontrak dengan agensi di sana selama setahun. Aku adalah model home shopping. Belakangan ini, mereka menyukai semua hal yang berbau Korea.” Jawab temannya.

“Aku sudah mendengar tentang kau dan Roo Na. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Tidak ada bekas luka, meskipun lubang hidungmu terangkat begitu tinggi. Aku menjalani operas di Jepang tapi tidak berjalan dengan baik. Aku mungkin akan melakukannya lagi. Tempat operasi plastik terhebat cuma di Korea. Lalu dimana Roo Na? Kenapa kau tidak mengajaknya juga? Dia masih Roo Na yang sama, kan? Aku tidak tahu apa-apa. Yang kutahu, hanyalah pergi ke klub bersama Roo Na, minum, menari dan memukuli orang. Oya, kau ingat tidak saat kau ikut liburan di kapal waktu itu. Itu seperti ledakan.” Ucap temannya lagi.

Stress, Roo Na pun kembali menenggak minumannya. Temannya tentu kaget karena setahunya Roo Bi tidak pernah minum. Temannya juga berkata, bahwa ‘Roo Bi’ terlihat seperti Roo Na saat sedang minum. Kesal mendengar celotehan temannya, ia pun menyuruh temannya minum.


Di kamarnya, Gyeong Min berusaha menghubungi Roo Na tapi tak dijawab. Gyeong Min pun heran.


Di rumah, Roo Bi asyik membaca buku. Chorim pun penasaran dengan buku yang dibaca Roo Bi. Roo Bi bilang, ia membaca salah satu bukunya Roo Bi. Chorim pun terkejut, karena yang ia tahu Roo Na hanya suka membaca komik. Chorim pun mengira Roo Na benar-benar sudah berubah sekarang.


Ponsel Gilja kemudian berdering. Telepon dari Gyeong Min yang menanyakan soal Roo Na. Gyeong Min pikir, Roo Na ada di sana. Gilja pun berbohong, ia katakan bahwa Roo Na baru saja pulang. Chorim terkejut saat Gilja bilang tentang Roo Na yang belum pulang ke rumah.

“Jadi karena itukah kau berbohong?” tanya Chorim.

“Apalagi yang bisa kulakukan?” jawab Gilja, lalu menghubungi Roo Bi tak tidak dijawab.


Roo Na baru saja pulang diantar supir pengganti. Sebelum masuk ke rumah, ia menyemprotkan parfum ke bajunya untuk meredam bau alkohol.
 
Tapi saat hendak masuk ke rumah, ia dikejutkan dengan kemunculan Geum Hee yang tiba-tiba. Geum Hee pun mengenalkan dirinya sebagai teman Nyonya Park. Geum Hee juga bilang, kalau mereka pernah bertemu di pesta pernikahan Roo Na dan Gyeong Min. Geum Hee lantas mengajak Roo Na masuk ke rumah. Roo Na tampak keberatan dan tepat saat itu ponselnya berbunyi. Telepon dari sang ibu.
  

“Aku dengan temanku. Jangan cemas.” Ucap Roo Na.


“Dia bersama temannya, tapi suaranya...” ucap Gilja.

“Ada apa dengan suaranya?” tanya Chorim.

“Aku merasa dia habis minum.” Jawab Gilja.

“Tidak mungkin. Roo Bi tidak pernah minum.” Ucap Chorim.


Di apartemennya, In Soo menatap uang pemberian Roo Na dengan tatapan terluka. Lalu, ia pun terbayang kenangan manisnya bersama Roo Na. Kesal, In Soo pun membuang uang pemberian Roo Na ke lantai.


Keesokan harinya, Nyonya Jo yang baru saja keluar dari kamarnya, dikejutkan dengan penampakan Geum Hee. Nyonya Jo langsung teriak, membuat semua orang keluar dari kamarnya.

“Gyeong Suk, ini aku. Karena aku tidak ingin membangunkan semua orang, jadi aku masuk diam-diam. Rasanya tidak adil kalau kau marah padaku.” Jawab Geum Hee.

“Tidak adil! Apanya yang tidak adil!” marah nenek.

“Ibu, tenanglah.” Ucap Tuan Bae.

“Bagaimana aku bisa tenang! Ada wanita gila yang menyelinap ke rumah ini seperti pencuri!” jawab nenek.

“Seperti pencuri? Kita pernah bertemu di pernikahan Gyeong Min. Dia cukup stress mencari pembantu, jadi aku keluar dari pekerjaanku dan datang untuk membantu sahabatku.” Ucap Geum Hee.

“Ibu, apa ibu yang menyuruhnya datang?” tanya Se Ra.


“Eonni, aku tidak mengharapkan apapun kecuali kejujuran darimu. Di pernikahan putramu, kau sendiri yang mengatakannya!” jawab Geum Hee.

“Aku tidak ingat.” Ucap Nyonya Park.

“Apa kau mengidap demensia? Apa kau mengkonsumsi suplemen omega 3? Kau harus meminumnya sebelum keadaanmu memburuk.” Jawab Geum Hee.

“Ibu, apa ibu meminum suplemen omega 3?” tanya Geum Hee pada nenek.


“Ibu? Aku bukan ibumu!” jawab nenek, membuat Gyeong Min dan Tuan Bae menahan tawa.

“Lalu, Samonim, apa kau ingin sarapan sekarang? Jika kau mencicipi masakanku, aku pastikan kemarahanmu akan mereda.” Ucap Geum Hee.


Dan benar saja, semuanya memuji masakan Geum Hee. Tuan Bae bertanya, kapan Geum Hee menyiapkan semua makanan itu. Geum Hee bilang, ia menyiapkan semua itu pagi-pagi sekali. Ia juga mengatakan, bahwa memasak adalah hobinya.

Se Ra pun menyuruh Geum Hee menunggu keputusan mereka diluar. Setelah itu, Se Ra pun menanyakan pendapat neneknya. Nenek lalu menanyakan pendapat Gyeong Min dan Gyeong Min menanyakan pendapat Roo Na. Tuan Bae pun membujuk ibunya untuk menerima Geum Hee, ditambah lagi mereka benar-benar membutuhkan seorang pembantu.

“Aku tidak punya alasan untuk mengatakan tidak karena kau bilang begitu.” Jawab nenek.

Geum Hee yang mendengar kata-kata nenek diluar, langsung menerobos masuk ke ruang makan dan mengucapkan terima kasih pada nenek.


Nenek kemudian bertanya, bagaimana Geum Hee bisa masuk ke rumah mereka. Geum Hee bilang, ia datang dengan Roo Na. Sontak mereka terkejut. Geum Hee pun menjelaskan, kalau ia bertemu dengan Roo Na di depan rumah dan saat itu, Roo Na baru saja turun dari mobilnya.

Roo Na pun gugup, ia berbohong dengan mengatakan bahwa ia habis dari rumah ibunya. Nenek lalu memperingatkan Roo Na kalau Roo Na adalah wanita yang sudah bersuami. Roo Na pun meminta maaf pada nenek.


Ponsel Gyeong Min lalu berdering. Roo Na terkejut saat Gyeong Min menyebutkan nama In Soo. Gyeong Min pun beranjak dari ruang makan dan masuk ke kamarnya untuk menerima telepon dari In Soo. 



Takut In Soo mengatakan sesuatu tentang dirinya, Roo Na pun menyusul Gyeong Min. Ia menguping pembicaraan Gyeong Min dan In Soo.


Tak lama kemudian, Gyeong Min keluar kamar. Ia mau mengatakan sesuatu pada Roo Na tapi gak jadi dan pergi keluar.


Di depan rumah, Gyeong Min dan In Soo bertemu.
 
Roo Na menyusul Gyeong Min keluar dan melihat Gyeong Min sedang bicara dengan In Soo.

In Soo yang sedang bicara dengan Gyeong Min pun menatap ke arah Roo Na. Roo Na pun cemas, ia takut In Soo akan membuka kedoknya.