• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 8 Part 1

Sebelumnya..


Yeon Seo berjalan di taman rumahnya sambil celingukan mencari Dan.

Tak lama, terdengar suara Dan memanggil namanya.

Yeon Seo menoleh dan menemukan Dan berdiri di depannya. Dan melambaikan satu tangannya ke Yeon Seo sembari tersenyum. Tangan satunya lagi memegang balon.

Yeon Seo tersenyum pada Dan.


Dan dan Yeon Seo duduk di bangku taman.

"Ini mimpi, bukan?" tanya Yeon Seo.

"Ya." jawab Dan.

"Kalau begitu, dalam mimpi ini, mari berfoto hingga kita menua. Lihat ke depan." ucap Yeon Seo, lalu mengarahkan wajah Dan ke kamera.

"Potretlah." ucap Yeon Seo lagi pada Dan. Dan pun mengarahkan remotenya ke kamera dan mulai menekan tombolnya.


Dan dan Yeon Seo juga berfoto dalam balutan busana pengantin.


Setelah itu, mereka mengambi foto dengan dandanan kakek nenek.


Mereka kemudian berciuman.


Tepat saat itu, Yeon Seo terbangun.

Yeon Seo pun mencoba tidur lagi agar mimpinya berlanjut, tapi ia tak bisa tidur lagi. Ia pun jadi kesal dan bangun dari tidurnya.

"Seharusnya aku tidur sebentar lagi." ucapnya menyesal. Lalu tiba2, ia tersadar.

"Ada apa denganku? Lee Yeon Seo, kau pasti sudah gila." ucapnya.


Yeon Seo sudah mandi dan sedang memasak sekarang. Ia mengikuti catatan yang ada di resep dan membuat sandwich.

Yeon Seo : Aku memasak lagi karena masih ada sisa bahan. Aku tidak bisa membuangnya. Dia akan tahu, bukan?

Lalu, Yeon Seo membawa dua piring sandwich itu ke meja makan.


Tak lama kemudian, Dan datang. Yeon Seo mengajak Dan sarapan. Ia bilang, masakanna lebih baik dari yang tadi malam. Dan memasang wajah serius dan mengajak Yeon Seo bicara. Ia bilang mau mengatakan sesuatu yang penting.

Yeon Seo bingung, ada apa?

Dan : Aku ingin mengundurkan diri. Aku ingin pindah dari sini.


Dan lantas beranjak keluar dari ruang makan. Yeon Seo mengejarnya, minta penjelasan.

Dan : Terima kasih atas segalanya.

Yeon Seo : Kenapa? Kau harus punya alasan. Kenapa mendadak melakukan ini? Ini tidak masuk akal. Kau bilang tidak akan meninggalkanku sendirian apa pun keputusan dan tindakanku. Kau tidak suka melihatku menderita. Semua itu bohong? Kau berubah pikiran secepat itu? Kenapa menjauh? Apa yang kau takuti?

Dan menjawab dalam hati.

Dan : Nae maeumi, neon maeumi.

Dan lalu berkata, kalau Yeon Seo tidak sendirian. Yeon Seo punya Bu Jung dan Kang Woo jadi Yeon Seo akan baik2 saja tanpanya.

Yeon Seo :  Aku mendengarmu! Kau bilang menyukaiku. Kau bilang, "Bagaimana bisa aku tidak menyukaimu?"


Flashback... saat Dan mengakui perasaannya malam itu. Ia fikir Yeon Seo benar2 sudah tertidur. Setelah mengatakan perasaannya, ia keluar dari kamar Yeon Seo dan memadamkan lampu. Setelah Dan keluar, Yeon Seo membuka matanya. Ya, ia mendengar pengakuan Dan.

Flashback end...


Yeon Seo : Kenapa kau tidak bisa menyukaiku? Aku bukan masalah besar. Kau manusia dan aku pun manusia. Kupikir kau akan memberanikan diri. Aku berusaha tidak merengek atau bersikap tidak sabar. Meski kau bilang tidak menyukaiku, tindakan terlihat lebih nyata daripada ucapan. Kau selalu...


Yeon Seo mengingat saat Dan mabuk dan mengajaknya menari. Ia juga ingat kata2 Dan saat itu yang mengatakan ia cantik saat menari.


Lalu ia ingat sikap Dan kepadanya setelah muncul di depan wartawan untuk yang pertama kalinya, mengumumkan kembalinya.


Yeon Seo juga ingat saat Dan menguatkannya setelah ia rapat dengan dewan asosiasi.


Yeon Seo : Sikapmu hangat kepadaku.

Mata Yeon Seo mulai berkaca-kaca.

Dan : Aku menyukaimu? Ya, aku menyukaimu. Tapi bagiku, itu salah. Seperti mencari udara segar. Kau tahu berapa lamakah selamanya itu? Dibandingkan selamanya, ini hanya satu atau dua bulan. Bahkan tidak layak disebutkan.

Yeon Seo : Lantas, kenapa kau bilang ini sulit bagimu? Kamu bilang ini sulit karena tidak bisa menyukaiku, tapi kau menyukaiku.

Dan : Lupakan. Saat itu aku mabuk. Ucapanku saat mabuk tidak ada artinya.

Yeon Seo : Apa?

Dan : Aku bertugas membantumu bergerak, tapi kau sudah bisa berjalan dan bahkan menari. Sekarang kau  sudah tidak membutuhkanku.

Yeon Seo : Kau  sudah selesai?

Dan : Ya.


Bu Jung datang dan terheran-heran melihat Yeon Seo marah2.

Yeon Seo : Selama ini kau tidak berguna. Aku pasti mengalami delusi. Baik, berhentilah. Selagi membahasnya, kemasi barangmu dan pergi sekarang juga!

Dan pamit dan segera pergi.


Bu Jung minta penjelasan Yeon Seo.

Yeon Seo : Terima pengunduran dirinya dan biarkan dia pergi. Hitung jumlah jam kerjanya dan berikan gajinya, termasuk jam lemburnya. Pastikan kita tidak berutang apa pun agar aku tidak perlu bertemu lagi dengannya!

Setelah Dan pergi, Yeon Seo pun masuk ke dalam.


Bu Jung memarahi Dan yang sedang membereskan pakaiannya. Bu Jung juga mengeluarkan kembali pakaian2 yang dimasukkan Dan ke dalam tas.

Bu Jung : Apa yang terjadi di antara kalian? Kalian bahkan tidak berpacaran, tapi bertengkar secara berkala. Ini kali kedua di kamar ini.

Dan pun berkata, kalau kali ini dia tidak akan kembali.

Bu Jung merentangkan kedua tangannya, menghalangi Dan pergi.

Bu Jung : Kau boleh berhenti, tapi serahkan tugasmu. Dalam kontrak tertulis kau harus melapor sebulan sebelum berhenti serta memastikan kau menyerahkan tugas kepada penggantimu.

Dan : Nona menyuruhku pergi sekarang juga.

Bu Jung : Sejak kapan kau menuruti perintahnya?


Di dapur, Yeon Seo membuang sandwichnya ke tempat sampah. Dia kemudian menangis.

Setelah itu, ia keluar dari dapur dan bertemu Dan dan Bu Jung diluar. Yeon Seo menatap kesal Dan, lalu naik ke atas. Dan mau mengejar Yeon Seo tapi dilarang Bu Jung.


Di rumahnya, Kang Woo teringat kata2 Dan saat ia melabrak Dan berkata, bahwa Dan dan Yeon Seo ada di dunia yang berbeda.

Dan : Aku sangat memahami itu.

Kang Woo tersenyum sinis.


Ia lalu berdiri dan menghubungi Dan. Ia yakin, Dan tidak akan bisa berbohong. Begitu dijawab, Kang Woo langsung mengajaknya ketemuan Kang Woo pun kaget yang menjawabnya Bu Jung, bukan Dan.

Bu Jung : Dan mengundurkan diri. Ponsel, radio panggil, dan semua pemberian kami dikembalikan.

Kang Woo : Hari ini? Begitu saja?

Bu Jung : Mereka bertengkar dan membahas pemecatan kemudian kembali, tapi sepertinya kali ini sungguhan. Dia bergegas pergi tanpa menyerahkan tanggung jawabnya, seakan-akan sedang dikejar. Entah apa yang terjadi di antara mereka.


Usai bicara dengan Bu Jung, Kang Woo bicara sendiri. Bicara sinis soal Dan.

Kang Woo : Dia membahas kebahagiaan dan bersikap seolah akan selalu ada. Lalu dia berhenti?

Kang Woo lalu memakan cokelatnya dan menghela nafas.

*Si Kang Woo ini maunya apa sih? Kemaren2 dia yg ngotot nyuruh Dan ngilang dari hidupnya Yeon Seo. Sekarang, Dan benar2 pergi dia sewot juga.


Dan pergi ke gerejanya. Tapi dia hanya berdiri diluar. Tak lama, ia beranjak pergi.

Hoo melihat Dan dari atap.

Hoo : Dikatakan bahwa api akan membakar hutan dan menjadi kobaran api yang menelan gunung. Kau harus berlindung hingga api padam.


Lalu kemudian, Hoo melihat kedatangan Kang Woo. Tak mau Kang Woo dan Dan bertemu, Hoo pun bergegas mengalihkan perhatian Kang Woo. Ia menjentikkan jarinya, lalu menghilang dari atap seketika dan muncul di belakang Kang Woo yang lagi berjalan menuju gereja.

Hoo : Halo, Saudaraku. Kau kembali...

Kang Woo menoleh.

Hoo : Kau datang saat malam dan pagi hari. Kau pasti sangat taat atau kau dipenuhi oleh kecemasan?

Dan melintas di belakang Kang Woo dan pergi. Hoo melihat Kang Woo pergi.

Kang Woo : Pendeta tidak boleh bicara seperti peramal. Aku mencari seseorang. Kim Dan. Di mana dia?

Hoo : Aku tidak tahu.

Kang Woo berbalik dan beranjak menuju gereja.

Hoo : Tung... tunggu. Saudaraku.

Hoo bergegas mengikuti Kang Woo.


Kang Woo membuka pintu gereja, tapi tidak menemukan Dan disana. Lalu dia masuk ke ruangan lain dan tetap tidak menemukan Dan juga. Ia pun kesal.

Hoo datang.

Hoo : Kenapa kau tidak percaya? Dan tidak ada di sini. Saat dipengaruhi oleh keraguan, kau tidak percaya pasta kedelai terbuat dari kedelai. Orang yang terlalu ragu hanya bisa merasa tidak bahagia.

Kang Woo : Ya. Meragukan dan menebak. Melelahkan. Aku ingin semuanya jelas.

Hoo : Kalau begitu, aku berdoa agar imanmu segera dipulihkan.

Hoo pun pamit dan berbalik.

Kang Woo : Ya. Itulah sebabnya aku akan tetap kuat dan memeriksa.


Kang Woo mengambil tempat lilin dan berniat memukul Hoo, tapi tempat lilin itu seketika berubah menjadi setangkai bunga.

Hoo berbalik dan mengambil bunga itu.

Hoo : Aku akan menerima hadiahmu ini.

Kang Woo : Aku benar. Sudah kuduga kau bukan pendeta biasa. Di toko, gereja, di mana saja. Kau sibuk menjaga malaikat juniormu. Apa yang kalian lakukan kepada Lee Yeon Seo?

Hoo : Manusia biasa tidak bisa mengatasinya.


Kang Woo mencengkram tangan Hoo.

Hoo : Kau merasa lebih spesial. Kau meremehkan manusia yang kesulitan dan memanipulasi mereka dengan jentikan jarimu. Itu membuatmu merasa menjadi dewa mahatahu dan mahakuasa. Kau keliru.


Kang Woo melepas cengkramannya.

Hoo : Kenapa kau tidak terkejut? Saat menghadapi makhluk dunia lain, manusia gemetar ketakutan dan tidak bisa melakukan kontak mata. Bukannya gemetar ketakutan, kau justru marah.

Kang Woo : Kenapa? Tanyakan kepada dewa remehmu alasan aku seperti ini. Selain itu, entah Yeon Seo atau Kim Dan, jika Dia ingin kembali menggagalkan rencanaku, beri tahu Dia untuk sadar juga.

Kang Woo beranjak pergi.


Hoo menghela nafas menatap kepergian Kang Woo. Ia bergumam, kalau Kang Woo bukan manusia biasa.

Bersambung ke part 2....