Seohyun mendatangi Ji Ho ke klub. Ji Ho terkejut melihat Seohyun. Seohyun lantas membawa Ji Ho keluar.
“Bagaimana kau bisa menemukanku di sini?” tanya Ji Ho.
“Aku langsung tahu saat mendengar musiknya. DJ di kelab ini punya gaya
yang unik.” Jawab Seohyun.
“Kenapa kau kemari? Aku melarangmu menghubungiku lagi.” Ucap Ji Ho.
“Aku kaget dan tidak bisa memercayai ucapanmu. Kenapa kau tiba-tiba
memutuskan hubungan denganku? Kau tidak mau bekerja untukku?” tanya Seohyun.
“Ya, tidak mau.” Jawab Ji Ho.
“Kenapa tidak? Kau juga tidak bekerja di toko lagi.” Ucap Seohyun.
“Aku tidak mau karena enggan menyenangkan orang kaya sepertimu. Aku
berhenti bekerja karena orang sepertimu.” Jawab Ji Ho.
“Apa? Bayaran empat kali lipat?” tanya Seohyun.
“Kau ingin aku mendengar betapa mudahnya hidupmu karena kau akan
membayarku empat kali lipat? Pikirmu aku bergaul denganmu karena uang? Kau
meremehkanku karena orang tuamu kaya. Aku
membiarkannya karena kau adiknya Kak Ji Soo. Aku bergaul denganmu bukan karena
uang. api karena kau adiknya kakakku. Dan kini aku tidak mau bergaul denganmu
lagi. Aku muak dengan orang sepertimu.” Jawab Ji Ho.
Seohyun terdiam. Ji Ho lalu beranjak pergi dan... Seohyun pun meminta maaf. Ji Ho terkejut, ia kemudian berbalik dan menatap Seohyun.
Do Kyung sibuk mencari sesuatu di dapur. Tapi ia tak menemukan yang dicarinya. Nona Yang pun datang. Ia membuka kulkas dan bertanya apa yang Do Kyung cari. Do Kyung berkata, ia tidak mencari apapun. Ia hanya memastikan barang yang dicarinya tidak ada di sana. Do Kyung lalu pergi.
“Ini hari ulang tahun Ji An dan Ji Soo. Mungkin Ji An dan Ji Soo akan
pulang hari ini.” Ucap Nyonya Yang.
“Mereka bilang mau pulang?” tanya Ji Ho.
“Ini hari ulang tahun mereka. Bukankah mereka akan datang?” jawab
Nyonya Yang.
“Maaf, tapi kami tidak bisa pulang lebih awal.” Ucap Soo A.
“Kami sudah ada janji hari ini.” Jawab Ji Tae.
Tuan Seo keluar kamar. Ji Tae terkejut melihat penampilan baru ayahnya. Nyonya Yang pun menyuruh Tuan Seo pulang lebih cepat. Nyonya Yang bilang, itu hari ulang tahun Ji An dan Ji Soo.
“Aku ingin menghubungi mereka dan makan bersama.” Ucap Nyonya Yang.
“Lupakan saja. Mereka tidak akan datang.” Jawab Tuan Seo.
“Tapi mungkin saja. Jadi, bisakah kau pulang sebelum makan malam? Saat
tahu ayahnya akan menyelam mencari ikan, mereka akan pulang.” Ucap Nyonya Yang.
“Jangan. kau bisa memasak untuk ulang tahun mereka, menyuruh mereka
datang, atau melakukan apa pun semaumu. Tapi jangan gunakan aku sebagai alasan.
Jangan beri tahu mereka aku akan menyelam mencari ikan. Tidak kepada Ji An, Ji
Soo, Ji Ho, atau siapa pun. Aku pamit.” Jawab Tuan Seo.
Nyonya Yang pun sedih. *Kasihan Nyonya Yang, dia berharap banget bisa makan bareng keluarganya*
Di restoran, Nyonya Yang mengirimi Ji An pesan.
Ji An membaca pesan ibunya di studio.
“Ibu tidak bisa menghubungimu sampai sekarang karena perbuatan ibu
kepadamu. Karena ini hari ulang tahunmu, ibu ingin kau pulang untuk makan
malam.” Tulis Ji An.
Ji An pun membalas, aku belum ingin ke sana.
Ji Soo pun juga disuruh pulang oleh Nyonya Yang.
“Ji An akan pulang, bukan? Mereka pasti bahagia. Mereka sudah lama
ingin bertemu dengan Ji An.” Ucap Ji Soo.
Ji Soo pun tidak membalas pesan sang ibu.
Ji An mendatangi Hyuk yang sedang membantu Nona Yang merenovasi tempat
Boss Kang. Ji An minta maaf karena tidak bisa pergi nonton sama Hyuk.
“Aku pernah menceritakan tentang temanku Myung Shin. Aku baru saja
dihubungi olehnya. Aku amat berutang kepadanya, dan dia hanya bisa bertemu hari
ini.” Ucap Ji An.
“Tidak apa-apa.” Jawab Hyuk.
Hyuk pun langsung melirik Nona Yang.
“Aku ada rencana malam ini.” Jawab Nona Yang.
Ji Tae dan Soo A pergi ke taman bermain. Mereka menjajal semua
permainan.
Saat makan, pandangan Ji Tae mengarah pada dua anak kecil yang sedang
berfoto bersama ibunya.
“Sayang, ayo coba naik Viking kali ini.” ajak Soo A.
“Tapi terlalu berbahaya untukmu.” Ucap Ji Tae.
“Apa maksudnya? Berbahaya untuk siapa?” tanya Soo A.
*Ji Tae mulai menginginkan bayinya tapi Soo A kayaknya tidak mau mempertahankan
bayi mereka*
Hyuk ke toko roti saat Ji Soo lagi sibuk bikin cake. Hyuk mengajak Ji Soo menonton Frozen. Ji Soo senang. Ji Soo bilang, Frozen film favoritnya.
Ji Soo senang Hyuk membawanya ke bioskop itu. Ji Soo bilang, sudah lama ia ingin pergi ke bioskop seperti itu. Hyuk pun berkata, kalau tadinya ia ingin pergi bersama temannya. Ji Soo dalam hati, bersyukur teman Hyuk membatalkan niat menonton film dengan Hyuk.
“Pertama, ceritakan dengan singkat apa yang terjadi kepadamu sampai
saat ini. Apa pun itu, kau tidak menghubungiku atau bahkan orang tuamu. Aku
harus tahu alasannya.” Ucap Myung Shin.
“Aku akan menceritakannya sambil minum nanti.” Jawab Ji An. Ji An lalu
memberi selamat pada Myung Shin karena Myung Shin lulus ujian PNS.
“Kau sudah menemui ayahmu?” tanya Myung Shin.
“Ya.” Jawab Ji An.
“Syukurlah. Aku amat merasa bersalah sampai tidak bisa bertanya
kepadanya apakah kau sudah pulang. Ayahmu menghubungiku dan datang menemuiku berkali-kali.”
Ucap Myung Shin.
“Aku tidak tahu soal itu.” Jawab Ji An.
“Tapi kau bilang kini sudah tidak tinggal di rumah. Ayahmu tidak
apa-apa?” tanya Myung Shin.
“Dia pasti kecewa, tapi dia tahu apa yang kulalui. Kurasa dia
memahamiku.” Jawab Ji An.
Beralih ke Ji Soo yang berkata, Hyuk pasti malu jika datang ke bioskop
bersama temannya. Ji Soo bilang, bioskop seperti itu tempat untuk berkencan.
“Akan aneh jika kau datang bersama seorang pria.” Ucap Ji Soo.
Dia wanita. Teman wanitaku.” Jawab Hyuk, membuat Ji Soo sedikit
cemburu.
“Dia bilang ingin menonton sambil makan. Tapi dia membatalkannya untuk
menemui pacarnya.” Ucap Hyuk lagi.
Rona wajah Ji Soo langsung berseri-seri mengetahui temannya Hyuk sudah
punya pacar.
“Kau lega sekarang?” tanya Hyuk yang menyadari kalau Ji Soo sempat
cemburu tadinya.
“Akan kuceritakan selengkapnya soal dia nanti.” Ucap Hyuk lagi.
“Baiklah, terima kasih.” Jawab Ji Soo.
“Omong-omong, Ji Soo, kini kau lebih santai bicara denganku.” Ucap
Hyuk.
“Kurasa kini aku lebih baik.” Jawab Ji Soo gugup.
Ji Soo yang gugup lalu mengambil sebuah remote untuk mengubah posisi
sandaran kursi. Ia mengeluh karena remote nya tak berfungsi. Hyuk ingin
membantu, tapi Ji Soo menghindar. Hyuk kekeuh mau membantu, bahkan berusaha
merebut remote itu dari tangan Ji Soo. Akibatnya, Ji Soo terjerembab ke
belakang karena sandaran kursinya bergerak dan Hyuk berada tepat di
belakangnya.
Mereka pun sama2 gugup. Untuk mengusir rasa gugup, Hyuk pun menyuruh Ji
Soo memesan makanan.
Ji Soo dan Hyuk tampak menikmati filmnya.
Dan saat adegan Elsa menyelamatkan Anna yang membeku, mata Ji Soo berkaca2. Hyuk terpana melihatnya.
“Kau mendesain furnitur di sebuah toko? Aku tidak pernah
membayangkannya.” Ucap Myung Shin.
“Aku bukan desainer. Aku hanya mengerjakan ini itu.” Jawab Ji An.
“Yang paling aneh, kau tampaknya baik-baik saja.” Ucap Myung Shin.
“Benar, bukan? Aku sendiri pun kaget. Aku tidak pernah menyangka
sesuatu dalam diriku akan tergerak.” Jawab Ji An.
“Apa karena dia pindah ke rumah itu?” tanya Myung Shin.
“Apa maksudmu?” tanya Ji An, bingung.
“Jangan berpura-pura tidak tahu. Pria yang kau sukai tinggal di
gedungmu dan selalu membantumu. Tentu saja kau menjadi bersemangat, bukan?”
jawab Myung Shin.
“Dia tidak akan selamanya di sana.” Ucap Ji An.
“Jika pria kaya pergi dari rumah dan tinggal di rumah sewaan, bukankah
setidaknya kau harus mempertimbangkan perasaannya?” jawab Myung Shin.
“Tidak mungkin. Tidak akan pernah. Itu tidak akan terjadi.” Ucap Ji An.
Do Kyung sendiri lagi membuat sup rumput laut sesuai petunjuk yang
dibacanya di internet.
Seorang penghuni kos (sy lupa namanya) datang dan melihat tangan Do
Kyung yang terluka.
“Sebaiknya pakai plester.” Ucapnya.
“Aku tidak bisa memasak jika memakai plester yang mengandung bahan kimia.”
Jawab Do Kyung.
*Do Kyung ingat ulang tahun Ji An*
Penghuni kos yang tadi meminta sup yang dibuat Do Kyung. Tapi Do Kyung
menolak karena sup itu untuk Ji An.
Do Kyung terus memasak. Tiba2, perutnya berbunyi karena lapar, tapi ia
terus memasak tanpa mempedulikan perutnya yang lapar.
Hyuk melindungi Ji Soo yang nyaris ditabrak pejalan kaki. Hyuk kemudian
menanyakan alamat Ji Soo. Ia berencana mengantar Ji Soo pulang. Ji Soo menolak,
ia bilang akan pulang naik taksi.
“Kau tidak ingin aku tahu tempat tinggalmu?” tanya Hyuk.
“Sebenarnya, orang tuaku amat keras.” Jawab Ji Soo.
“Baiklah kalau begitu. Akan kupanggilkan taksi.” Ucap Hyuk.
Hyuk mengantarkan Ji Soo ke taksi. Tak hanya itu, ia menyuruh Ji Soo
menelponnya jika Ji Soo sudah sampai rumah dan meminta supir taksi mengantarkan
Ji Soo dengan selamat.
Ji Soo pun senang. Ia merasa Hyuk memperlakukannya sebagai seorang
pacar.
Tiba2, Ji Soo teringat kuenya. Ia pun meminta supir taksi mengantarnya
ke toko roti.
Di rumah, Nyonya Yang menangis sambil melihat album foto Ji An dan Ji Soo. Di meja makan, sudah terhidang banyak makanan.
Tak lama kemudian, Tuan Seo pulang membawa gitar yang baru dibelinya.
“Aku ingin tahu kenapa kau membawa gitar?” tanya Nyonya Yang.
“Untuk dimainkan.” Jawab Tuan Seo.
“Ada apa denganmu? Apa yang kau pikirkan? Kau tahu aku akan menunggu
dengan meja penuh makanan. Tidak bisakah kau pulang lebih awal?” ucap Nyonya
Yang.
“Untuk apa jika aku tahu anak-anak tidak akan datang?” jawab Tuan Seo.
“Baiklah. Aku memang jahat. Itu yang kupikirkan seumur hidupku. Kukira
keberuntungan istri bergantung pada suaminya. Jika suaminya kaya, dia pun
begitu. Jika miskin, istrinya juga miskin. Itu yang kuketahui. Aku menikahimu karena
kau bisa menyokong keluarga. Sebelum menikah, kau memberitahuku bahwa aku tidak
akan kekurangan uang.” Ucap Nyonya Yang.
“Maaf aku tidak bisa menepati janji itu.” Jawab Tuan Seo.
“Bukan itu. Kini aku tahu betapa sulitnya hidup miskin. Aku sungguh
tidak melakukannya demi diriku sendiri. Aku tidak bisa membayangkan anak-anak
kita menderita. Saat itu aku tidak bisa berpikir jernih, dan aku tidak
menghentikan Ji Soo karena dia bukan milikku.” Ucap Nyonya Yang.
“Kubilang cukup! Apa yang kau mau dariku? Kau ingin aku mengasihanimu? Tidak
akan. Kenapa kau memasak untuk orang yang tidak akan datang? Kau melakukannya
sendiri. Untuk apa kau dikasihani? Sudah jelas kubilang, aku terlahir bukan
untuk menyokongmu. Aku terlahir untuk menjadi pelindungmu.” Jawab Tuan Seo.
“Ya, kini aku mengerti. Kenapa aku hidup untuk anak-anak jika mereka
menolakku meskipun aku memang jahat?” ucap Nyonya Yang.
Tiba2, Tuan Seo merasakan sakit lagi di perutnya. Ia pun bergegas masuk
ke kamar.
Ji Tae dan Soo A mampir ke sebuah restoran, tapi Ji Tae tidak menyentuh makanannya. Soo A tahu ada yang ingin dibicarakan Ji Tae tapi Ji Tae tak mampu mengatakannya. Ji Tae mengajak Soo A mempertahankan bayi mereka. Ji Tae mengaku, ia sempat mendengarkan suara detak jantung bayi mereka yang dikirimkan pihak rumah sakit ke ponselnya. Tapi Soo A malah kesal dan pergi begitu saja. Ya, Soo A kekeuh ingin menggugurkan janinnya.
Sampai di rumah, Ji An terkejut melihat makanan yang disiapkan Do Kyung
tadi. Penghuni rumah kos memberitahu Ji An kalau Do Kyung lah yang memasak
makanan itu.
“Kurasa dia agak aneh. Tangannya terluka. Merah dari sini sampai sini. Dia
terus mengeluh kesakitan saat mencuci rumput laut dan memasak nasi.”
Tak lama kemudian, Yong Gook pulang. Ia terkejut mendengar cerita penghuni kos tentang Do Kyung yang memasak.
“Dia menghabiskan dua jam untuk memasak sup ini.” Ucap penghuni kos.
“Dia membantu memasukkan barang ke dalam truk setiap malam. Jadi, dia
terluka karena itu.” Ucap Yong Gook.
Ji An pun terkejut. Yong Gook juga memberitahu Ji An kalau Do Kyung
melakoni dua pekerjaan setiap hari dan yakin Do Kyung kerja keras untuk membeli
daging itu.
Ji Soo ke kafe Hee untuk mengantarkan cake yang dia buat tadi. Ji Soo bilang, ia membuatkan kue itu untuk seseorang yang berulang tahun tapi tidak bisa memberikannya. Ji Soo pun menyuruh Hee memakan kue itu dengan Ji An yang ia sebut teman dekat Hee.
Saat hendak pergi, ia tanpa sengaja melihat kotak musik kayu di rak. Ji
Soo pun ingat pernah melihat kotak musik kayu Ji An di kamarnya yang lama.
Ji Soo menyalakan musiknya dan semakin terkejut karena musiknya sama.
“Dia memahat saat SMA? Dia lulusan SMA mana?” tanya Ji Soo.
“SMA Eundong.” Jawab Hee, mengagetkan Ji Soo.
Sontak, Ji Soo teringat saat dulu Ji An pernah mendapatkan telepon dari seseorang. Saat itu, Ji An bilang yang menelponnya adalah Hyuk dari kelas perkayuan.
Ji Soo juga ingat saat melihat Hyuk mengantarkan seorang gadis ke dalam
taksi.
Ji Soo juga ingat pengakuan Hyuk saat Hyuk bilang menyukai gadis lain.
Ji Soo pun sadar, gadis itu Ji An.
“Kenapa kau datang dari sana? Sudah makan malam?” tanya Ji An.
“Bagaimana denganmu?” tanya Do Kyung.
“Ya, ini sudah malam.” Jawab Ji An.
“Sungguh? Aku juga sudah.” Ucap Do Kyung.
“Kau sudah makan? Di mana?” tanya Ji An.
“Kenapa kau menanyakan itu?” tanya Do Kyung.
“Untuk apa sup rumput laut yang ada di rumah itu?” tanya Ji An.
Ji An lantas memeriksa luka di tangan Do Kyung. Tepat saat itu, Do
Kyung membuka genggaman tangannya. Ada sebuah kalung emas di sana.
“Kau bekerja di malam hari demi membeli ini?” tanya Ji An.
“Aku tidak akan bisa membelinya jika hanya bekerja siang. Waktunya
sebentar lagi. Kupikir ini cocok denganmu.” Jawab Do Kyung.
“Katamu kau tidak akan melakukan apa pun. Kau bilang tidak bisa dan
tidak akan menggangguku.” Ucap Ji An.
“Tapi ini hari ulang tahunmu.” Jawab Do Kyung.
“Apa hubungannya denganmu?” tanya Ji An.
“Tidak bisakah kau menerimanya saja? Ini tidak semahal itu.” Jawab Do
Kyung.
“Aku yang memutuskan jalan hidupku. Kenapa kau begitu terganggu? Ini
pilihanku. Kau tidak perlu peduli.” Jawab Do Kyung.
“Kau membuatku memedulikannya. Kau membuatku memedulikannya dan itu
menyebalkan. Kau membuatku gila.” Ucap Ji An.
“Tampaknya kau ingin bilang bahwa kau menyukaiku.” Jawab Do Kyung.
“Ya. Kau benar. Kau tidak sadar aku menyukaimu?” tanya Ji An.
Do Kyung terkejut, Ji An-ah...
“Aku menyukaimu. Aku memang menyukaimu. Jadi, mana mungkin aku tidak
terganggu, Bodoh?” ucap Ji An.
Tangis Ji An pun pecah. Begitu pula Do Kyung yang menatap Ji An dengan
mata berkaca-kaca.