• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Happiness Ep 6 Part 4

 All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 6 Part 3
Selanjutnya : Happiness Episode 7 Part 1

Happiness bercerita tentang orang-orang yang berjuang melawan teror wabah penyakit.

-- EPISODE 6 PART 4 --


Paginya, Hak Je memanggil istri dan anaknya untuk pergi.

Sung Sil dan Dong Hyun datang. Dong Hyun dengan kasarnya mengambil ponsel milik ibunya dari tangan sang ibu.

Dong Hyun : Ibu, aku pinjam ponsel sebentar.

Sung Sil : Kenapa?

Dong Hyun : Akan kukembalikan setelah merekam video. Ponselku hilang.

Hak Je : Di mana kau kehilangan ponselmu? Ayah pikir kau punya ponsel baru.

Dong Hyun : Ibu tidak menggunakannya kecuali untuk menelepon, bukan? Apa kode sandinya? ini tidak terkunci. Terima kasih.

Dong Hyun pergi duluan, ninggalin orang tuanya.

Sung Sil : Kembalikan begitu kau selesai mengambil foto.

Dong Hyun : Baiklah. Astaga.


Mereka berkumpul di pusat kebugaran bersama penghuni lain.

Hae Sung berterima kasih mereka sudah datang meskipun sibuk.

Hae Sung lantas membacakan pasal 22 dari Hukum Pidana mereka yang menyatakan tentang regulasi evakuasi darurat. Biar kubacakan untuk kalian. "Sebuah tindakan dilakukan untuk menghindari bahaya mendatang untuk kepentingan hukum seseorang atau orang lain tidak akan dihukum jika ada alasan yang masuk akal. Peraturan paragraf sebelumnya tidak berlaku bagi orang yang tidak bisa menghindari bahaya.

Hae Sung : Biar kujelaskan secara sederhana. Hukum mengizinkan kita untuk mengusirnya demi keselamatan kelompok. Aku ragu kalian ingin terinfeksi seperti gedung lainnya. Benar?

Hae Sung lalu memutar video saat penyakit Seung Bom kumat.

Hae Sung : Ini sangat menakutkan. Lihatlah.


Sae Bom angkat bicara.

Sae Bom : Siapa di sini yang pernah terinfeksi COVID-19?

Hae Sung : Kenapa kau membahas COVID-19 sekarang?

Sae Bom : Tidak ada?

Hak Je mengangkat tangannya. Meskipun sempat dicegah oleh Sung Sil.

Hak Je : Aku pernah terinfeksi COVID-19. Kenapa?

Sae Bom : Aku ingin bertanya. Pak, apa kau terinfeksi COVID-19 karena melakukan kesalahan?

Hak Je : Itu konyol! Aku tidak melakukan kesalahan. Aku tidak akan terinfeksi jika teman-temanku tidak mengundangku untuk makan.

Sae Bom : Benar. Penyakit tidak memilih akan menjangkiti siapa.

Hak Je : Benar.


Sae Bom : Ingat keadaan selama wabah COVID-19? Beberapa orang menggali informasi pribadi orang yang terinfeksi dan mengkritik mereka. Tapi orang lain mengkhawatirkan yang terinfeksi dan berharap mereka pulih. Orang yang terinfeksi tidak boleh diusir tanpa kesempatan untuk diobati.

Hae Sung : Ini bukan COVID-19. Ini berbeda. Mereka yang terinfeksi kasar dan mencoba menggigit orang lain.

Sae Bom : Aku paham kalian takut dan gelisah. Aku merasakan hal yang sama. Tapi bagaimana jika ini terjadi kepada kalian atau keluarga kalian? Siapa yang akan kita usir berikutnya setelah Pelatih Kim Seung Bom? Pak Oh Ju Hyung dari lantai enam? Atau kau karena berhubungan dengan Pak Oh? Haruskah kita mengusir satu sama lain sampai hanya satu orang tersisa?


Hae Sung : Sudahlah. Mari kita ambil suara. Angkat tangan bagi mereka yang memilih membebaskannya.

Tak ada yang mengangkat tangan.

Hae Sung : Lihat. Kita tidak perlu membebaskannya. Aku hanya ingin memisahkan dia dari orang sehat lainnya. Kita bisa bawa dia ke atap agar dia terpisah dari kita. Dengan begitu, kita semua akan aman. Kalian setuju, bukan?

Dong Hyun yang pertama mengangkat tangan.

Diikuti Hak Je, Soo Min, Se Kyu dan istrinya, Yeon Ok, Woo Chang, Ju Hyung, Andrew.

Seung Bom pun protes, Bu Oh! Teganya kau melakukan ini padaku!  Kenapa? Kau membuatku datang ke sini!

Yeon Ok : Aku baik kepadanya. Jadi, kurasa dia merasa dikhianati.

Hae Sung : Jadi, delapan orang memberikan suara.




Hae Sung terkejut So Yoon tak angkat tangan.

Hae Sung : So Yoon, apa yang kau lakukan? Angkat tanganmu. So Yoon gak mau.

Sang Hee mengangkat tangannya.


Hae Sung : Sembilan. Lalu siapa yang tidak setuju?

Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook, Seo Yoon, So Yoon, Sung Sil, ahjumma cleaning service, Bo Ram, Hyun Kyung.

Yi Hyun : Kita seri. Kita harus bagaimana sekarang? Haruskah kita mengambil suara lagi?


Tak lama kemudian, Se Hun datang.

Se Hun mengangat tangannya dan berkata, dia memilih tidak mengusir Seung Bom.

Setelah memberikan suara, Se Hun yang datang pakai APD langsung pergi.


Yi Hyun : Sepuluh suara. Selesai.

Yeon Ok langsung berdiri, itu bagus. Aku tidak setuju mengusir seseorang di apartemen kita.

Yeon Ok lalu menatap Seung Bom.

Yeon Ok : Kau tahu aku tidak punya masalah pribadi terhadapmu, bukan?

Yeon Ok kembali duduk.



Sae Bom : Bagaimana kita akan mengawasi Pak Kim mulai sekarang? Terlalu sulit bagiku, suamiku, dan Detektif Kim Jung Kook. Kita bagi dua kelompok dan bergantian memeriksa keadaannya. Siapa yang mau memulai? Haruskah kita berdemokrasi dan mengambil suara?

Hyun Kyung mengangkat tangan. Awalnya dicegah Soo Min tapi Hyun Kyung tak peduli.

Hyun Kyung : Kami lebih dulu.


Tae Seok menemui Seok Ju saat Seok Ju tengah menonton video orang-orang berunjuk rasa di depan apartemen Seyang.

Seok Ju duduk di sofa. Dia sudah tidak dirantai seperti terakhir Tae Seok bertemu dengannya.

Seok Ju : Kudengar kau memberi tahu kantor Perdana Menteri bahwa area yang banyak terinfeksi harus dikendalikan dahulu.

Tae Seok : Aku memberi tahu mereka bahwa begitu jumlah yang terinfeksi naik, tidak ada yang bisa kita lakukan.

Seok Ju : Masuk akal. Kau tidak punya obatnya. Yang terbaik adalah menjaga mereka tetap tenang, ulur waktu dengan obat penenang dan obat tidur.

Tae Seok : Waktumu tidak banyak, bukan? Waktumu sekitar sebulan.

Seok Ju : Begitu pula dengan istrimu. Bukankah dia terinfeksi di sekitar waktu yang sama? Kupikir itu sebabnya kau bilang akan menemukan obatnya dalam sebulan.

Tae Seok : Aku mengerti kau terburu-buru.



Seok Ju lantas beranjak menuju kasurnya.

Seok Ju : Aku ingin lepas tangan dari semua area terlarang saat ini.

Tae Seok mengikuti Seok Ju.

Tae Seok : Kau tidak membantu kami sampai sekarang.

Seok Ju : Seperti katamu, tidak boleh ada yang terinfeksi lagi. Matikan listriknya dan jangan beri mereka makanan. Seluruh negeri menyalakan penyejuk ruangan, jadi, kita tidak perlu menyia-nyiakan energi lagi.

Tae Seok : Jadi, kau ingin memadamkan listrik dan menunggu yang terinfeksi mati dengan sendirinya?

Seok Ju duduk di ranjangnya. Dia bilang akan tetap ada masalah meski ada obatnya. Siapa pun yang pernah mencicipi darah tidak bisa dimaafkan hanya karena itu terjadi saat mereka sakit.

Tae Seok : Kau sendiri yang kecanduan akan darah.

Seok Ju : Aku tidak keberatan. Aku memberitahumu agar kau tahu lebih dahulu. Karena sepertinya kau punya rencana.


Tae Seok dan Ji Soo beranjak pergi.

Ji Soo : Bukankah kita harus menghentikannya? Jika mereka memadamkan listrik, selanjutnya air. Maka bahkan mereka yang tidak terinfeksi akan mati.

Tae Seok : Cari tahu kapan mereka berencana memadamkan listrik.



Sampai di rumahnya, Hae Sung memarahi So Yoon karena tadi So Yoon tak mengangkat tangannya.

Hae Sung : Menurutmu kenapa aku menikahimu? Jika kau sekretarisku, bersikaplah profesional dan ikuti arahanku tanpa perlu kujelaskan.

So Yoon : Kita sudah menikah. Kita bisa berbeda pendapat. Aku masih tidak merasa bahwa aku salah.

So Yoon : Jadi, kau akan bertanggung jawab jika kita terinfeksi? Ini sebabnya aku seharusnya tidak menikahi orang tidak berpendidikan. Kurasa aku membuat kesalahan.

Hae Sung masuk ke kamarnya.


So Yoon pun kesal karena kata-kata Hae Sung itu.

Sung Sil minta Dong Hyun mengembalikan ponselnya.

Lah Dong Hyun nya malah marah-marah.

Dong Hyun : Astaga, ibu. Aku harus selesai merekam untuk mengembalikannya. Kenapa ibu terus mengomeliku hari ini? Ada sesuatu di ponsel ini?

Sung Sil : Apa yang ada di ponselku?

Dong Hyun : Tunggulah sebentar. Mengerti? Aku akan keluar, melihat apa ada lagi yang bisa direkam, ya?

Dong Hyun pun pergi.

Diluar, Dong Hyun bilang dia butuh sesuatu yang bisa berdampak pada kenaikan jumlah views nya.

Lalu Dong Hyun tak sengaja menemukan video Sung Sil. Di video itu, Sung Sil membuka sedikit bajunya dan coba melihat bekas luka cakarnya.

Dong Hyun : Apa yang dilakukan wanita tua ini?


Bo Ram keluar dari salah satu unit apartemen dan memanggil Dong Hyun.

Bo Ram : Ponselmu hilang?

Dong Hyun : Bagaimana kau bisa tahu?

Bo Ram : Kau menjatuhkannya saat kita masuk. Di depan sana.

Dong Hyun : Jadi... bagaimana kau tahu aku mencarinya?

Bo Ram : Kau merekam sesuatu dengan itu dalam perjalanan kembali kemarin. Kau juga sedang merekam sekarang. Kupikir kau mungkin mencarinya.

Bo Ram mau pergi tapi Dong Hyun memanggilnya lagi.

Dong Hyun : Lee Bo Ram-ssi, bisakah kau membantuku?

Bo Ram : Aku tidak akan keluar.

Dong Hyun : Aku akan memberimu uang.

Dan Bo Ram langsung tertarik.


Sae Bom jalan bersama Se Hun. Sae Bom bilang Se Hun bisa kasih tahu dia jika butuh sesuatu. Se Hun minta pistol.

Sae Bom : Kau pikir akan kuberikan? Kenapa kau sangat tertarik dengan barang-barang militer?

Se Hun : Aku sangat tertarik dengan kiamat. Bumi dalam bahaya sekarang. Bahkan tanpa penyakit menular, fenomena cuaca, pemanasan global, perang nuklir, kecerdasan buatan... akhir dunia sudah dekat.

Sae Bom : Begitu rupanya.


Mereka tiba di depan unitnya Se Hun.

Se Hun : Itu sebabnya aku sedang mengumpulkan peralatan untuk bertahan hidup. Aku juga punya ransum.

Sae Bom : Kau punya banyak? Ransum tempur.

Se Hun : Kau mau melihat koleksiku?


Sae Bom tertarik dan masuk ke unitnya Se Hun.

Se Hun sebelum menutup pintunya, celingukan memastikan tidak ada orang lain disana.


Yeon Ok datang menemui Seung Bom. Seung Bom nya sudah diborgol lagi sekarang.

Yeon Ok datang membawa segelas besar air minum.

Yeon Ok : Tidak bisakah dirusak dengan sedikit tenaga?

Seung Bom tampak marah, entahlah.

Yeon Ok : Jika kau merusaknya, hidupmu juga akan hancur. Jika tidak mau diusir, kau harus berhati-hati.

Seung Bom : Kau datang untuk mengusikku?

Yeon Ok : Aku di sini untuk meluruskan kesalahpahaman kita. Aku juga ingin membantumu. Tapi kau yang meminum obat itu.

Seung Bom : Kapan kau membantuku?

Yeon Ok : Minumlah saat kau haus. Hanya saat kau tidak tahan lagi. Aku datang karena khawatir.

Yeon Ok lalu mendengar suara-suara diluar.

Dia pun bergegas keluar.


Diluar, dia ketemu Yi Hyun, Hyun Kyung dan Soo Mon.

Yeon Ok pun berkata pada mereka kalau dia sedang berusaha menenangkan Seung Bom sebagai perwakilan penghuni.

Yeon Ok : Kupikir pemuda itu akan kesulitan. Permisi.

Soo Min yang cemas tanya ke Yi Hyun apa Seung Bom ingat kalau tadi memilih untuk mengusir Seung Bom.

Yi Hyun : Ada orang lain yang lebih dia benci, kau akan baik-baik saja.


Mereka masuk ke dalam. Yi Hyun memberitahu bahwa virusnya tak menyebar lewat udara jadi mereka tak perlu khawatir.

Yi Hyun : Awasi dia. Jika dia menunjukkan tanda-tanda kehausan ekstrem, jangan beri dia air dan datanglah ke lantai lima. Mengerti?

Hyun Kyung dan Soo Min paham. Yi Hyun juga memberikan Hyun Kyung kunci borgol untuk berjaga-jaga.


Setelah itu, Yi Hyun masuk ke dalam, menemui Seung Bom.

Yi Hyun : Apa yang kau katakan kepada Bu Oh?

Seung Bom : Lupakan itu. Aku tahu sesuatu yang ingin kau ketahui.

Yi Hyun : Ada banyak hal yang ingin kuketahui sekarang. Pembelinya.

Seung Bom : Pria yang memakai APD itu. Pemilih terakhir.

Seung Bom pun ingat saat melihat Se Hun membeli pil Next dari pelatih lain.


Dong Hyun menyuruh Bo Ram keluar untuk mengambil ponselnya.

Demi uang yang dijanjikan Dong Hyun, Bo Ram pun memberanikan diri keluar.

Tak lama, dia menemukan ponsel Dong Hyun di tanah. Dia senang lalu mengambil ponsel Dong Hyun.

Tapi tiba-tiba, pria dari gedung sebelah datang. Pria yang terinfeksi, yang menghubungi Hae Sung terakhir kali.

Bo Ram melangkah mundur. Pria itu menatap Bo Ram dengan ganas.


Yi Hyun kembali ke unitnya. Dia mencari Sae Bom, tapi Sae Bom nya tak ada.

Yi Hyun pun menanyakan keberadaan Sae Bom pada Seo Yoon.

Seo Yoon bilang, Sae Bom bersama pria dari lantai 15.

Mendengar itu, Yi Hyun mengambil tongkat bisbol nya dan langsung pergi.



ambil menjaga Seung Bom, Soo Min nunjukin foto anak-anaknya ke Hyun Kyung.

Soo Min : Hyun Kyung. Ini Jae Yeol. Dia pianis yang hebat. Jika kau menulis novel tentang musik, dia bisa membantumu.

Hyun Kyung menatap kesal Soo Min.

Soo Min : Kalau begitu, pinjami aku uang.

Hyun Kyung : Kau tidak mengkhawatirkan istri dan anak-anakmu? Bicarakan soal itu saat karantina selesai.

Soo Min : Mereka pasti baik-baik saja. Kenapa tidak?

Hyun Kyung : Aku sedang bekerja.

Soo Min : Jujur saja. Jika kau mati di sini, maka apartemenmu menjadi milikku. Aku mengikutimu kemari untuk membantumu.

Hyun Kyung : Sepertinya kau akan membunuhku. Kau pernah mencobanya. Kau mendorongku dari ayunan dan aku berakhir dengan bekas luka ini! Ini sebabnya aku selalu berponi!

Hyun Kyung nunjukin bekas luka di keningnya.

Soo Min : Apa kau adik yang baik bagiku? Aku harus mengulang ujian SAT karena kau menulariku hepatitis!

Hyun Kyung : Salahkan sistem imunmu yang lemah!

Soo Min : Kau tahu bagaimana rasanya membungkuk kepada orang seusiamu?

Seung Bom melihat mereka bertengkar. Hyun Kyung yang melihat Seung Bom tengah menatap mereka, langsung mengajak Soo Min bicara diluar.


Soo Min : Aku membuat rencana bukan untuk melakukan sesuatu kepadamu. Kurasa itu tidak adil, itu saja.

Hyun Kyung : Apa menurutmu yang tidak adil? Kau kuliah, dan saat menikah, kau mendapat warisan. Aku hanya mendapat uang kuliah untuk satu semester. Aku bekerja dan membayar sisanya. Tapi aku tidak mengeluh. Kini kau mendatangiku, seolah-olah kau memberiku uang?

Soo Min : Maaf soal semua itu, tapi jangan terlalu kejam. Kita masih keluarga.

Hyun Kyung : Keluarga?

Tiba-tiba, mereka mendengar suara berisik dari lantai atas.

Mereka berdua memeriksa ke atas.


Dong Hyun dan Bo Ram menutup darurat.

Dong Hyun mau pergi duluan, sementara Bo Ram sekuat tenaga menahan pintu.

Bersamaan dengan itu, Woo Chang dan Jung Kook lewat. Dong Hyun dan Bo Ram langsung menyuruh mereka lari.

Bo Ram yang tak kuat lagi menahan pintu, akhirnya lagi.

Dan, satpam gedung masuk.

Sontak lah Woo Chang dan Jung Kook langsung lari.


Sementara itu, Soo Min mendengar suara keributan dari balik pintu darurat.

Dia mau membuka pintu tapi dilarang oleh Hyun Kyung.

Soo Min nya ngeyel, jangan bicara seperti itu kepadaku. Aku kakakmu.

Soo Min pun membuka pintu tapi tidak menemukan siapapun.

Dia pun berbalik menatap Soo Min.

Soo Min : Kau takut? Jangan takut. Ada kakak disini.

Tiba-tiba saja, pasien penyakit gila yang tadi ditemui Bo Ram, menarik dan menggigit leher Soo Min.


Hyun Kyung yang ketakutan langsung lari menyelamatkan diri ke pusat kebugaran.

Di pusat kebugaran, ada Seung Bom yang masih diborgol.

Seung Bom melihat Hyun Kyung mengunci pintu darurat.

Seung Bom : Ada sesuatu diluar?


Yi Hyun mendatangi unitnya Se Hun.

Dia menggedor-gedor pintu. Tak lama, Se Hun membuka sedikit pintunya.

Yi Hyun : Dia ada di sini, bukan?

Se Hun : Dia sedang sibuk. Dia akan segera keluar. Tunggu di sini.

Se Hun mau menutup pintu tapi ditahan Yi Hyun dengan tongkat bisbolnya.

Yi Hyun : Apa kau meminum pil yang kau beli di pusat kebugaran?

Se Hun terdiam mendengarnya.

Yi Hyun marah : Jika kau menyakiti Sae Bom, aku akan menghabisimu.

Bersambung....