• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yeon Seo meninggalkan ruangan duka yang masih satu lokasi dengan rumah sakit.

Dan terus mengikuti Yeon Seo. Dan melihat Yeon Seo meninggalkan rumah sakit.


Dan menghela nafas, lalu pergi tapi kemudian seorang suster lewat, sambil bicara dengan seseorang di telepon tentang Yeon Seo, pasien di kamar 502, yang terlihat di kamar mayat terakhir kali.

Suster : Aku mendengar dia tersenyum di kamar mayat. Dia tidak mungkin pergi jauh. Aku akan mencarinya.

Dan kaget dan langsung membaca pesannya lagi. Dia disuruh ke RS Gildam, kamar 502.

Dan pun menghampiri suster dan bertanya. Suster terkejut dan langsung pergi meninggalkan Dan.

Dan kaget menyadari pasien yang akan ditemuinya adalah Yeon Seo.


Yeon Seo keluar dari rumah sakit.

Bersamaan dengan itu, Kang Woo datang tapi Kang Woo tidak melihat Yeon Seo.

Kang Woo menghubungi seseorang. Menanyakan, Yeon Seo dirawat di kamar berapa dan bagaimana operasi Yeon Seo.


Yeon Seo pergi dengan taksi. Ia minta diantarkan menuju rumahnya.

Taksi Yeon Seo mulai melaju. Yeon Seo melihat cahaya lampu jalanan yang sangat terang.

Yeon Seo pun menutupi cahaya itu dengan tangannya dan memejamkan matanya.


Kang Woo masuk ke kamar Yeon Seo. Ia membawa sebuket bunga. Namun ia terkejut sekaligus heran mendapati kamar itu kosong.


Yeon Seo tiba di rumahnya dan terus masuk ke kamarnya.

Yeon Seo yang sudah bisa melihat lagi, menatap sekeliling kamarnya.


Setelah itu, ia duduk di tepi ranjang dan menatap fotonya bersama ayah dan ibunya.


Yeon Seo lalu membuka laci dan mendapati dua CD tentang dirinya saat mengikuti pertunjukan Elena Ballet School pada tahun 1999 dan saat dirinya mengikuti kompetisi balet pada usia 6 tahun.


Yeon Seo mulai memutar CD itu.

"Bagaimana Aku melakukannya?" tanya Yeon Seo.

"Kau melakukan pekerjaan yang sangat baik." puji ayahnya.


Kita lalu diperlihatkan flashback tentang cerita dibalik video itu.

Yeon Seo diminta ayahnya menganggap Pak Jo seperti ayahnya.

Tapi Yeon Seo tidak mau. Yeon Seo bilang, ayahnya ya ayahnya dan Pak Jo ya Pak Jo.

Pak Jo sedikit kecewa mendengar ucapan Yeon Seo tapi kemudian ia tersenyum saat Yeon Seo bilang dirinya lah yang paling disayangi Yeon Seo di dunia ini.

Yeon Seo kemudian memeluk Pak Jo.

Flashback end...


Yeon Seo menghentikan videonya tepat saat ia dipeluk Pak Jo.

Yeon Seo lalu ingat kata2 Pak Jo sebelum mereka kecelakaan.

Flashback...


Pak Jo : Jika Kau memberi Aku sedikit waktu lagi, aku akan membawamu kembali ke tempatmu.

Yeon Seo : Bagaimana? Apakah kau akan memberi aku matamu? Bawa Aku kembali?  Dimana?  Siapa bilang kau bisa? Kau pikir kau siapa? Jika kau bertindak seperti ayah Aku sekali lagi, aku akan benar-benar memecatmu.

Flashback end...


Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Beraninya kau memberiku matamu? Siapa yang menyuruhmu meninggalkanku? Siapa bilang kau bisa meninggalkanku dan pergi sendiri?

Yeon Seo berteriak pilu.


Dan berlari ke gereja. Ia mengetuk2 pintu, tapi Hoo tidak mau membuka pintu.

Dan protes.

Dan : Kau tidak bisa melakukan ini padaku.  Ini tidak benar. Dia tersenyum seperti ini di pemakaman pria yang mendonorkan korena untuknya! Dia selalu berdarah dingin, dan dia juga tidak normal sekarang. Bagaimana bisa seseorang menyukainya! Aku ingin mengubah misi. Beri aku misi baru!


Pagi tiba. Dan ketiduran di depan gereja.

Seorang pria mendekati Dan. Pria itu meletakkan uang di depan Dan dan memeriksa tubuh Dan. Rupanya pria itu pencopet.

Tapi satpam kemudian datang menghentikannya dan pria itu langsung pergi.

Satpam itu lalu menatap Dan.

"Kau terlihat seperti gelandangan." ucapnya, lalu membangunkan Dan.


Dan bangun dan melihat satpam itu. Wajah satpam itu langsung berubah jadi Hoo. Dan kaget.


Dan : Apakah kau juga disini dalam sosok manusia juga?  Di misi khusus?

Hoo : Ini adalah sepotong kue dengan pengalamanku.

Dan : Astaga. Aku cemburu.

Hoo : Kenapa kau duduk di sini?

Dan : Maksudku, pikirkan ini dalam istilah humanistik. Ada orang yang memiliki sifat buruk. Selain itu, dia menjadi lebih ganas karena dia menjadi buta. Suatu hari, dia hampir mati dan bangun lagi, dan dia bisa melihat lagi.

Hoo : Dia harus bersyukur. Dunia harus terlihat cerah baginya.

Dan : Kau akan berpikir begitu, bukan? Tapi donornya adalah seorang pria... yang selalu berdiri di sisinya, seseorang yang selalu dia perlakukan dengan kasar. Kalau begitu, bagaimana perasaanmu sebagai manusia?

Hoo : Meski begitu, bukankah kau masih bersyukur?


Dan makin frustasi.

Hoo : Kenapa? Ini akan membuatmu gila.

Dan : Manusia bisa menjadi gila. Sudah aku pikirkan, dan itu sebabnya dia tersenyum seperti itu. Tidak, tidak mungkin. Dia emosional. Aku tidak bisa mencarikan cinta untuknya.

Hoo : Maka kau harus menyerah sekarang dan berubah menjadi debu.

Dan : Kenapa harus dia?  Mengapa?

Hoo : Mengapa Kau harus menyelamatkannya?

Dan : Itu karena...

Dan bingung menjelaskannya.


Hoo lalu berdiri di samping Dan.

Hoo : Akhirnya,bersinar terang.

Dan : Apa?

Hoo menjentikkan jarinya sambil tersenyum lebar. Dan seketika, stelan putih Dan berubah menjadi stelan jas.

Dan terkejut, apa ini?

Namun saat dia menoleh, Hoo sudah menghilang.


Bu Jung masuk ke kamar Yeon Seo dan mendapati Yeon Seo tidur dengan album dan CD beserak di lantai.

Bu Jung mendekat dan membangunkan Yeon Seo.

Bu Jung : Kita akan memakamkan Pak Jo pagi ini.

Yeon Seo : Apa?

Bu Jung : Apakah kau melakukan ini sepanjang malam? Bagaimana dengan tetes matamu? Kau sudah memakainya?

Yeon Seo diam.

Bu Jung : Tentu saja tidak. Karena aku memilikinya.

Bu Jung lalu memasukkan paksa obat tetes mata ke mata Yeon Seo. Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Apa yang sedang kau lakukan!

Bu Jung balik memarahi Yeon Seo.

Bu Jung : Tidak, apa yang kaulakukan? Itu adalah mata Pak Jo. Aku tidak peduli jika Kau kelaparan, sakit, tidur, atau tidak tidur. Itu terserahmu. Tapi matamu, kau mendapatkannya dari Tn. Jo.

Yeon Seo : Aku tidak pernah memintanya. Maka kau dapat mengambilnya kembali.

Bu Jung : Maksudku, tidak ada orang yang akan membiarkan kau merengek lagi.


Bu Jung berdiri dan beranjak pergi tapi dia kembali menoleh pada Yeon Seo.

Bu Jung : Kau mungkin tidak tahu, tapi Pak Jo istimewa bagi kita semua. Dia tidak hanya merayakan ulang tahun kita, dia bahkan merayakan ulang tahun keluarga kami. Jika kau mendapatkan mata orang seperti dia, maka jangan menyia-nyiakannya.

Yeon Seo berdiri dan menatap kesal Bu Jung.

Yeon Seo : Aku bertanya padamu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak memperlakukannya lebih baik ketika dia ada di sini? Kau malas karena Tuan Jo ada di sini.

Yeon Seo pergi.


Bu Jung : Pekerjaannya yang sulit dan melelahkan adalah mengurusmu!

Yeon Seo : Baik, kau bisa mengejekku semauamu. Itu cocok untukmu.

Lalu tiba2, Yeon Seo berhenti melangkah. Pandangannya seketika mengabur. Dan tak lama, ia jatuh.

Bu Jung kaget dan langsung memeluk Yeon Seo.

Yeon Seo : Aku... aku tidak bisa pergi. Aku tahu tempat ini. Aku bisa melihat semuanya. Tapi kakiku... Kakiku tidak mau bergerak.



 Bu Jung langsung memanggil dokter. Dokter menjelaskan, Yeon Seo menderita trauma  psikologis?

Dokter : Orang biasanya menderita ini ketika mereka kehilangan seseorang yang paling dekat dengan mereka. Mereka tidak dapat melakukan apa pun yang mereka lakukan dengan orang itu. Seorang suami yang kehilangan istrinya yang bermain bowling dengannya setiap hari Minggu, mengalami serangan panic saat melihat pin bowling. Semakin dekat mereka, semakin parah gejalanya. Kau harus dirawat di rumah sakit lagi. Hanya beberapa hari sejak kecelakaan itu. Kau dapat melihat hal-hal ketika kau menjadi lemah. Aku berbicara dengan dokternya. Tingkat peradangan dan jumlah leukositnya... semua terlihat normal. Dia bisa keluar dan beristirahat di rumah untuk sepenuhnya pulih segera.

Yeon Seo : Jadi hatiku masalahnya? Aku tidak bisa melakukan hal-hal yang aku lakukan dengannya sendiri?  Aku melakukan segalanya dengannya. Aku berjalan, berlari, dan makan dengannya. Segala sesuatu. Dan aku tidak bisa melakukan... semua itu sekarang? Meskipun aku bisa melihat sekarang?

Yeon Seo terpukul.

Bersambung ke part 3...

Dan, Only Love Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Di episode sebelumnya, Yeon Seo dan Pak Jo mengalami kecelakaan. Pak Jo langsung tak sadarkan diri. Sementara Yeon Seo yang masih sadar itu pun menangis dan berteriak meminta tolong. Dan yang kebetulan lewat, mendengar teriakan Yeon Seo.

Dan terkejut mengetahui yang kecelakaan itu adalah Yeon Seo.

Ia awalnya mencoba tak mempedulikan Yeon Seo.

Tapi saat mobil Yeon Seo mulai jatuh ke jurang, Dan pun langsung menghentikan mobil itu.

Mobil Yeon Seo melayang di udara. Dan pun terjun ke bawah dan melihat Yeon Seo yang sudah tak sadarkan diri.


Bersamaan dengan itu, pintu gereja tertutup..


Dan membawa mobil Yeon Seo ke atas.

Dan lalu menyentuh air mata Yeon Seo. Seketika, wajah Yeon Seo yang tadinya gelap, bercahaya. Dan kaget melihat tangannya bisa menyentuh Yeon Seo.

Bel berbunyi. Dan yang mendengar itu terkejut. Ia kemudian panic.

Dan : Jika malaikat bisa menyesal, satu-satunya penyesalanku adalah... Seharusnya aku tidak melakukan itu. Seharusnya aku tidak menyelamatkannya. Aku tidak... seharusnya melakukan itu.


Dan tersambar petir. Tubuhnya langsung menghilang dan terlempar ke depan gereja.


Dan pun mencoba membuka pintu gereja.

Dan : Jebaal!

Dia panic!

Hoo datang.

"Kau terlambat. Aku memberimu peringatan terakhir." ucap Hoo.


Sebuah mobil berhenti tepat di depan mobil Yeon Seo.

Seorang pria turun dari mobil itu. Pria itu, Ji Kang Woo. Dia langsung menghubungi ambulance.

Setelah itu, Kang Woo berlari mendekati mobil Yeon Seo. Ia membeku melihat korban kecelakaan adalah Yeon Seo.

Sementara Yeon Seo sudah kembali sadarkan diri. Ia menggapaikan tangannya, memanggil Pak Jo, sambil menangis. Ia mengaku takut.

Kang Woo meraih tangan Yeon Seo.

Yeon Seo : Kau siapa?

Kang Woo : Kau baik-baik saja sekarang.  Semuanya baik baik saja. Aku disini.

Yeon Seo pingsan lagi.

Kang Woo : Lee Yeon Seo-ssi.


Hoo membuka pintu gereja. Ia kemudian masuk, diikuti oleh Dan. Gereja itu tiba2 berubah menjadi terang benderang.

Dan mengedarkan pandangannya.

"Ini adalah tempat dimana aku akan menghilang seperti asap... dan debu." ucap Dan pasrah.

Hoo berbalik, meminta Dan mendengarkannya.

Kaki Dan mendadak lemas dan ia jatuh bersimpuh di hadapan Hoo.

Hoo mendongak ke atas, melihat cahaya. Dan sebuah pesan jatuh ke tangannya.

"Malaikat hanyalah pembawa pesan dewa. Kau harus tetap benar-benar tidak terlibat. Malaikat Dan, kau sering mengaburkan kalimat dan melampaui batasmu. Namun, aku berharap kau akan belajar berbuat baik. Terlepas dari harapanku, kau telah melibatkan diri dalam kehidupan manusia.  Hukuman untuk malaikat adalah, dengan segera menghilang. Oleh karena itu, Malaikat Dan akan menghilang sekarang." ucap Hoo membaca hukuman untuk Dan.

Dan memejamkan matanya bersiap menerima hukuman. Lilin-lilin di gereja mati.


Petugas mengevakuasi Yeon Seo ke ambulance.


Dan sekarang, Yeon Seo tengah dioperasi.


Kang Woo menunggunya diluar.


Gereja yang tadinya terang benderang, berubah kembali menjadi gereja biasa. Dan masih memejamkan matanya. Hoo yang berdiri di depannya, tanya, apa yang ia lakukan. Dan membuka matanya dan terkejut melihat dirinya masih ada.

Hoo : Mulai sekarang, kau bukan lagi malaikat. Kau akan menjadi manusia bernama Kim Dan. Ini adalah peluang terakhir dari peluang terakhirmu. Berubah menjadi manusia dan jalankan misi khusus. Ada banjir doa terima kasih untuk melindungi... binatang dan orang yang kau bantu yang dianggap pembangkangan.

Dan senang mendengarnya.

Hoo bingung, harus memberi selamat pada Dan yang tidak patuh atau menghukum Dan yang udah membuat kekacauan besar.

Hoo lalu berkata, Dan punya 100 hari untuk menyelesaikan sebuah misi.

Dan pun tanya apa misinya. Ia mengaku, akan melakukan apapun untuk membuka pintu.


Perban mata Yeon Seo mulai dibuka.


Hoo memberitahu misi Dan adalah cinta. Dan menatap Hoo bingung.


Yeon Seo perlahan-lahan membuka matanya. Dan orang2 yang dilihatnya pertama kali adalah, Roo Na, Ni Na, Tuan Kim dan Bu Choi.


Dan mengarahkan tangannya ke sinar matahari di taman.


Lalu dia berbalik dan senang melihat bayangannya.


Seorang bocah laki2 tiba2 menabraknya dari belakang. Dan kaget dan langsung melihat anak kecil itu.

Anak kecil itu minta maaf. Dan tersenyum dan berkata tidak apa-apa.

"Kau orang yang baik." sahut anak kecil itu, lalu pergi.

Dan : Orang? Itu benar.  Aku seorang manusia sekarang.


Sehelai daun jatuh ke tangan Dan. Dan disuruh ke RS Gidam, kamar 502.

Dan tersenyum.

Dan : Cinta?  Itu adalah sepotong kue. Aku akan menemukannya.


Yeon Seo mengarahkan tangannya ke sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Ia menyipitkan matanya melihat sinar matahati.

"Bagaimana itu?  Bisakah kau melihat dengan baik?" tanya dokter yang berdiri di sampingnya.

Yeon Seo : Matahari terbenam...

Ni Na : Itu cantik, bukan?


Seketika, Yeon Seo ingat kata2 Pak Jo sebelum kecelakaan.

Pak Jo : Cahaya matahari terbenam sangat indah. Ini sangat cantik.

Yeon Seo lalu ingat kecelakaan itu. Kepalanya seketika sakit. Ia memegangi kepalanya erat2.

Roo Na mendekati Yeon Seo. Ia memegangi Yeon Seo.

Roo Na : Apa?  Apa yang sedang terjadi? Yeon Seo-ya, kau baik-baik saja?  Yeon Seo-ya.


Yeon Seo lalu melihat mereka memakai pakaian hitam2.

Yeon Seo : Tapi kenapa kalian mengenakan pakaian hitam?

Mereka terdiam. Yeon Seo marah dan meminta dipanggilkan Pak Jo.


Bu Choi dan keluargannya langsung keluar. Bu Choi kesal dan menyebut Yeon Seo gadis gila.

Tuan Kim menegur istrinya. Ia menyebut istrinya terlalu keras pada Yeon Seo yang sedang sakit.

Bu Choi : Terlalu keras? Aku? Lihatlah bagaimana dia memperlakukan kita. Bagaimana dia bisa memperlakukan kita seperti ini, dia masih memandang rendah kita? Ayo jujur, kita tidak membunuh Pak Jo. Apa aku membunuhnya? Aku orang yang terkejut mendengar siapa yang mendonasikan kornea untuknya.

Tuan Kim : Yeobo..

Bu Choi : Ayo pergi. Tugas kita sudah selesai.


Ni Na : Aku kan tetap disini.

Bu Choi marah.

Bu Choi : Mengapa mau menjaganya setelah dia mempermalukanmu... seperti itu dua hari yang lalu?

Ni Na : Aku bisa mengerti dia. Ini pasti membingungkan dan menakutkan baginya. Fakta bahwa dia bisa melihat lagi dan bahwa Pak Jo meninggal, aku akan pingsan jika aku adalah dia.

Roo Na : Jadi kita harus memberinya waktu untuk menerima ini. Aku meminta staf untuk merawatnya dengan baik. Jadi jangan cemas.

Roo Na membawa Ni Na pergi.


Bu Choi tambah kesal.

Bu Choi : Bagaimana bisa aku melahirkan gadis seperti dia.

Tuan Kim : Dia mirip denganku, karena itulah hatinya lembut.

Tuan Kim lalu menyuruh Bu Choi pulang duluan karena dia mau balik ke pemakaman.

Bu Choi : Kenapa? Kau sudah memberi hormat sebelumnya.

TUan Kim : Dia tidak punya keluarga, kau tahu.

Tuan Kim pergi. Bu Choi kian kesal.


Dan tiba di RS Gildam.

Yeon Seo berjalan tertatih2 di koridor RS, sambil memegangi dinding.

Yeon Seo : Aku perlu melihatnya sendiri. Aku tidak akan percaya sampai aku melihatnya. Aku menolak untuk percaya.


Dan menunggu lift terbuka. Begitu pintu lift terbuka, ia mau masuk tapi dihalangi oleh beberapa orang yang keluar dari lift.

Orang yang terakhir keluar adalah Yeon Seo. Dan kaget melihat Yeon Seo. Yeon Seo yang tidak mengenali Dan, berjalan begitu saja melewati Dan.

Dan memegangi dadanya saat berhadapan dengan Yeon Seo tadi. Ia heran sendiri, kenapa jantungnya berdetak cepat.

*Ciee, naksir...


Dokter Park minum2 di pemakaman Pak Jo. Tak lama, Pak Kim datang dan menyuruh Dokter Park berhenti minum. Pak Kim lalu duduk di depan Dokter Park.

Dokter Park : Aku mengingat semuanya dengan sangat jelas. Pria baik hati itu... menyambutku dengan senyum lebar di wajahnya setiap kali dia melihatku dan mengatakan bahwa dia tidak bisa membiarkanku pergi dengan tangan kosong. Dia selalu memberiku satu ton buah dan kue. Kulkasku masih dipenuhi dengan hal-hal itu.

Dokter Park mengambil botol sojunya dan Pak Kim menuangkan soju ke gelas Dokter Park.

Pak Kim : Kita tidak bisa menyalahkan siapa pun.  Semua orang akhirnya mati. Pria baik hati itu melakukan perbuatan baik, jadi aku yakin dia ada di tempat yang baik sekarang. Mari kita ingat dia.


Dokter Park pun menatap foto Pak Jo.

Dokter Park : Aku akan mengingatnya sekarang  jadi kau bisa melupakan semuanya sekarang. Hal-hal menakutkan dan kejam yang kau alami, dan saat-saat ketika kau diperlakukan salah. Lupakan semuanya dan istirahatlah dengan tenang.


Tuan Kim langsung menatap Dokter Park.

Tuan Kim : Apa maksudmu?

Dokter Park jatuh dan tak sadarkan diri karena mabuk.


Dan mengikuti Yeon Seo.


Yeon Seo berhenti berjalan ketika mendengar beberapa orang membicarakan kematian Pak Jo.

"Aku merasa sangat bersalah tentang apa yang terjadi dengan Tuan Jo. Dia dimanfaatkan! Dia dan ayahnya memperlakukannya seperti budak mereka, dan dia bahkan memberikan kornea matanya!"

"Pernahkah kau mendengar itu? Seseorang  menyebabkan kecelakaan dengan sengaja."

"Astaga!  Itu gila."

"Tapi siapa? Dan untuk apa?"

"Itu aku tidak tahu. Tapi dia sudah menyelesaikan semua tes dan hasilnya cocok dan aku mendengar Lee Yeon Seo tahu tentang itu."

Mereka pun langsung berhenti bicara saat melihat Yeon Seo datang.


Yeon Seo kemudian masuk ke ruang duka.

Semua orang terkejut melihat Yeon Seo.

Bu Jung juga ada di sana.


Dan melihat Yeon Seo.

Dan : Sama seperti bagaimana cahaya mengikuti kegelapan dan bagaimana kebaikan dan kejahatan hidup berdampingan, hidup tidak bisa ada tanpa kematian. Semoga dia istirahat dengan damai.


Bu Jung meletakkan setangkai bunga ke tangan Yeon Seo.


Yeon Seo lantas berjalan masuk dan menatap foto Pak Jo.

"Maaf aku terlambat, Paman." ucap Yeon Seo dalam hati.

Yeon Seo lalu ingat kata2 terakhir Pak Jo, bahwa Pak Jo ingin melihat dia ceria lagi.


Yeon Seo pun tersenyum.

Sontak semua orang kaget melihat senyum Yeon Seo.

Bersambung ke part 2...