• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 13-14 Part 4

Sebelumnya...


Young Jin di ruangan ayahnya, bicara dengan sang ayah, sambil minum teh.

Hiroshi : Inspektur Jenderal Urusan Negara dilahirkan berparu-paru lemah. Penyakit keturunan keluarganya.

Young Jin : Karena itulah aku merasa ini perlu. Aku ingin mengirimkan pemberitahuan untuk pemeriksaan medis rutin bagi para pejabat di Kantor Gubernur berdasar riwayat medis mereka.

Hiroshi : Baiklah. Mereka akan merasa kita selalu memikirkan kesehatan mereka.

Young Jin : Kita juga harus memberi mereka informasi tentang makanan dan kondisi yang tidak baik bagi mereka.

Hiroshi : Kau benar-benar ingin merombak rumah sakit ini.

Young Jin : Benar.

Hiroshi : Tapi ayah punya syarat. Pertama, pikirkan baik-baik soal posisi wakil direktur yang ayah katakan tadi.

Young Jin : Aku akan memikirkannya. Lalu yang kedua?

Hiroshi : Jaksa Fukuda dari Biro Urusan Yudisial. Kenali dia lebih baik dengan rencana menikahinya. Dia pria baik. Dia tidak tergoda tren dan bekerja penuh keyakinan.

Young Jin : Aku....

Hiroshi : Ayah tidak memintamu langsung menikahinya. Ayah memintamu lebih mengenalnya lebih dahulu.

Young Jin terdiam.


Young Jin bersiap pulang. Diluar, ia bertemu Fukuda. Fukuda tersenyum menatap Young Jin. Young Jin membalas senyuman itu.


Fukuda dan Young Jin mampir ke kafe.

Young Jin : Ayahku ingin menikahkan kita. Aku yakin kau mengetahuinya.

Fukuda : Bagiku, aku ingin memperlihatkan sisi lain diriku dan ingin membuatmu bisa memercayaiku. Proses itu berharga bagiku.

Young Jin : Kau memercayaiku? Saat Dokter Yoo Tae Joon meninggal, aku ada di sana. Kau mungkin sudah mengetahuinya. Kenapa kau tidak menanyaiku apa yang terjadi di Manchuria?

Fukuda : Ada yang bilang akan ada masanya saat kau ingin memercayai seseorang dengan tulus. Bagiku, kau lah orang itu.

Young Jin tertegun.


Fukuda : Lihat dirimu sekarang. Kau yang memberitahukannya lebih dahulu.

Young Jin : Tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui. Akan kukatakan.

Fukuda : Kudengar ada seorang pria yang menemanimu ke Manchuria. Apakah dia aman? Biro merasa dia mungkin mata-mata dari Amerika atau Rusia.

Young Jin tersenyum, dia agen pemasok medis. Tujuan kami sama, karenanya kami ke Manchuria bersama. Dia belum lama ini membuka butik di Gyeongseong. Mau ke sana bersamaku?

Fukuda : Begitu rupanya. Lain kali, tolong perkenalkan kami.

Young Jin : Baik.


Won Bong memberitahu Nam Ok dan Jung Im kalau  Cheongbang memberi mereka dana.

Won Bong : Jin Soo and So Min akan berada di Gyeongseong untuk membantu kita.

Nam Ok : Apa balasan untuk mereka?

Won Bong : Song Byeong Soo.

Nam Ok : Tuan Noda? Memang apa gunanya membunuhnya? Kita punya Majar dan bom. Lebih baik kita ledakkan Kantor Gubernur.

Won Bong : Lalu apa? Setelahnya... Kalau Kantor Gubernur meledak, polisi militer akan turun ke jalanan. Kita pun tidak bisa bergerak. Kita perlu mengubah urutan aksi kita.

Nam Ok : Jangan-jangan kau takut? Bagi Seung Jin, ada keluarganya. Bagimu, si dokter wanita itu. Kalau orang yang ingin kau lindungi memenuhi hatimu, ketakutan menguasai pikiranmu sampai kau gentar.

Won Bong : Jangan salah sangka.


Nam Ok :  Dokter wanita itu... Jangan bilang kau menyukainya.

Won Bong marah dan mencengkram baju Nam Ok.

Nam Ok : Kalau wanita itu mengancam pekerjaan kita, bisakah kau membunuhnya dengan tanganmu sendiri? Bisakah?

Won Bong : Kalau harus, aku bisa.

Nam Ok : Kalau begitu, janjikan satu hal padaku. Kalau Seung Jin mengunjungi rumahnya sekali lagi, kita akan membunuhnya.

Won Bong marah dan beranjak pergi.


Jung Im cemburu dan tanya siapa dokter wanita itu. Nam Ok bilang, Jung Im tak perlu tahu.

*Kok gedek ya ama Nam Ok.... dulu pas Heok jelas2 ketahuan  mengkhianati mereka, dia gak bisa membunuh Heok kan.... bahkan sampai sekarang, dia masih membela Heok. Tapi Seung Jin yang bukan pengkhianat dan cuma kepengen ngeliat keluarganya doang, si Nam Ok panas dan langsung kepengen membunuh dia... Kalo soal Young Jin, sy rasa dia membenci Young Jin bukan karena takut Young Jin ngebahayain mereka, tapi karena takut Won Bong menyukai Young Jin.... karena dia mihak ke Jung Im yang menyukai Won Bong...


Seung Jin menemui wanita itu.

Seung Jin : Yeobo...

Wanita itu ternyata istrinya.

Mereka pun saling melepas kerinduan.



Tapi baru bertemu, Daiki datang. Wanita itu langsung menyuruh Seung Jin pergi. Daiki rupanya sengaja mengikuti istri Seung Jin.

Seung Jin kabur. Tapi Daiki kehilangan jejak Seung Jin.


Daiki lalu melihat sebuah pintu dan mengeluarkan pistolnya. Ia berusaha membuka pintu itu, tapi pintunya ditahan dari dalam oleh Nam Ok yang kini bersama Seung Jin.

Nyerah, Daiki pun pergi mencari Seung Jin ke tempat lain.


Nam Ok lalu membawa Seung Jin ke Hyehwa. Disana, ia memarahi Seung Jin habis2an.

Jung Im dan Majar mencegah Nam Ok yang seperti ingin membunuh Seung Jin.


Won Bong datang.

Nam Ok menagih janji Won Bong untuk membunuh Seung Jin.

Seung Jin menjelaskan, kalau ia hanya mau memberikan syal itu pada istrinya karena istrinya ulang tahun.

Won Bong memberikan Seung Jin pistol. Ia menyuruh Seung Jin menembaknya.

Seung Jin menjatuhkan pistol yang diberikan Won Bong dan terduduk lemas. Seung Jin menangis. Begitu pula Won Bong dan Jung Im.

Won Bong lantas memeluk Seung Jin.

Won Bong : Kau juga rekanku.

Won Bong lalu menatap wajah Seung Jin.


Kini, mereka semua bersatu kembali.

Mereka berpesta. Minum2 dan menikmati makanan di halaman rumah Se Joo.

Nam Ok menyanyikan sebuah lagu.

Bersambung............

Moon Chang Hak, Pejuang kemerdekaan Moon Chang Hak ditangkap saat seorang mata-mata melaporkannya. Dia dijatuhi hukuman mati pada tahun 1923. Istrinya, Kim Jeung Son Nyeo, yang tidak mengetahuinya, berkelana 10 tahun mencari suaminya dan tiba di Sungai Tumen. Di sanalah dia mengetahui dia sudah dibunuh tiga tahun lalu. Dia menangis tersedu-sedu semalaman. Komponis Lee Si Wu menginap di penginapan yang sama" Dia mendengar ratapan tangisan wanita di sebelah dan menggubah lagunya 'Tearful Tumen River'. Dan lagu itulah yang dinyanyikan oleh Nam Ok.

Next epi :



Miki ditampar Tuan Noda, hingga ia jatuh ke tempat tidur.



Won Bong dan tim nya berencana membuat kematian Tuan Noda sewajar mungkin.



Tuan Noda tewas diracun. Miki melihatnya dengan wajah puas.

Different Dreams Ep 13-14 Part 3

Sebelumnya...


Young Jin ke apotik Saehwa.

Pemilik apotik tanya, apa Young Jin diikuti. Young Jin bilang tidak.

"Kau harus berhati-hati. Belakangan ini pengawasan mereka lebih ketat." ucap pria itu.

"Aku tahu." jawab Young Jin.

"Masuklah, aku sudah menyiapkannya untukmu." ucap pria itu.

Young Jin hendak masuk tapi pria itu memanggilnya lagi.

"Kau kenal si apoteker?" tanya pria itu.

"Siapa?" tanya Young Jin.

"Kim Won Bong, pria dari Miryang itu."

"Ya, aku mengenalnya."

"Entahlah. Korps Pahlawan dan Korps Patriotik. Entah sedang apa mereka di sini."


Young Jin turun ke bawah. Ia masuk ke sebuah ruangan dan membaca surat dari Kim Goo.

Satu, laporkan operasi Korps Pahlawan di Gyeongseong. Dua. Dekati Kim Won Bong dan cari tahu siapa saja di sekelilingnya. Tiga. Bantu Korps Pahlawan, kecuali rencana pembunuhan dan penghancuran.

Young Jin lantas membakar surat itu.


Won Bong ternyata menemui Jin Soo dan So Min. Won Bong tanya, kenapa mereka datang.

Jin Soo : Ada pergerakan di area Gwandong, Manchuria. Seperti yang kau duga, invasi Tiongkok Daratan akan segera dimulai. Mereka mengaku melindungi kereta api Manchuria dan Jepan, tapi intel mengatakan tentara Jepang yang akan menyerang Manchuria akan berdatangan dengan stabil.

Won Bong : Berhenti memberiku umpan enak dan langsung saja.

So Min lalu menyodorkan amplop.

So Min : Ini 30 sen. Itu pertimbangan bos untukmu. Dia bilang sumber danamu akan diblokir.

Won Bong tertawa.

Jin Soo : Dia ingin mengonfirmasi bisakah kau  melawan Kantor Gubernur Joseon. Aku akan tinggal di Gyeongseong untuk membantumu. Langsung ke intinya saja. Song Byeong Soo. Singkirkan dia. Dia sudah bergabung dengan Black Dragon Society Takeda. Dia mengirim pembunuh Jepang ke Manchuria.

*Song Byeong Soo nama Korea Noda gaes....

Won Bong mengambil uangnya.


Nam Ok masuk ke Hyewa, lalu membanting pintunya.

Jung Im : Kenapa tidak mendobrak pintu saja?

Nam Ok : Seung Jin belum ke sini, bukan? Aku sudah mencarinya di mana-mana, tapi tidak bisa menemukannya. Sudah kubilang jangan pergi tanpa mengabariku dahulu.

Jung Im lalu teringat syal yang ia berikan.

Jung Im : Seharusnya aku tidak melakukannya.

Nam Ok mendekati Jung Im.

Jung Im : Menurutmu....

Nam Ok : Menurutku apa?

Bersambung ke part 4.....

Different Dreams Ep 13-14 Part 2

Sebelumnya...


Fukuda dan Young Jin bicara diluar.

Fukuda : Aku memikirkan masa lalu hingga menyiksa diri sendiri. Aku bersumpah aku tidak pernah memanfaatkanmu.

Young Jin diam saja, membuat Fukuda tambah panic.

Fukuda : Tolong katakan sesuatu.

Young Jin : Aku tahu. Akulah yang salah paham. Aku menolak kebaikanmu.

Fukuda : Tidak, tindakanku yang membuatmu salah paham.

Young Jin : Kita saling salah paham dan sama-sama merasa tidak enak, karena itu lupakan saja.


Young Jin lalu mengajak Fukuda berjabat tangan. Fukuda menjabat tangan Young Jin. Keduanya tersenyum.

Setelah berbaikan, Fukuda melepas mantelnya. Ia bermaksud memakaikan mantelnya pada Young Jin. Tapi kemudian, ia tersenyum malu.


Dari balkon, Miki memperhatikan mereka. Ia terluka melihat Fukuda memakaikan mantel ke Young Jin.

Young Jin dan Fukuda lalu beranjak pergi.


Di dalam salah satu kamar, Tuan Noda menasehati Hiroshi, Oda dan Kenta. Tuan Noda bilang, bahwa anjing dan wanita harus dipukul tiap tiga hari agar mau menuruti mereka.

Tuan Noda : Mereka yang berkompolot merencanakan kemerdekaan adalah anjing. Saat anjing mulai menggigit tangan pemilknya, sudah terlalu terlambat. Kalian mengerti?

Hiroshi tampak kesal dengan ucapan Tuan Noda, tapi ia berusaha menahan diri.

*Kimak ini si Tuan Noda... lu lahir dari siapa emangnya? Tapi sy penasaran, Hiroshi ini beneran baik apa gk sih? Atau dia cuma pura2 baik kek yang dibilang Oda? Sy sih ngarepnya, Hiroshi ini beneran tulus ama Young Jin.... Btw, si Noda ngomong gitu, berarti sudah bisa ditebak dong gimana dia memperlakukan Miki... Kek nya gak lama lagi, kita bakal disuguhin ama kisah pilu Miki nih. Ngarep Miki ini orang Joseon juga dan dia entar gabung sama Young Jin untuk balas dendam.

Noda pamit.


Setelah Noda pergi, Oda bicara dengan Kenta dan Hiroshi.

Oda : Dia pahlawan yang jarang ada. Kita benar-benar beruntung. Orang seperti itu bukan orang Jepang seperti kita.

Kenta : Kenapa bicara seperti itu tentang dia?

Hiroshi : Sudah cukup.Masa jabatan gubernur akan segera berakhir. Saat gubernur baru naik jabatan, dia akan mendengar banyak hal dari penasihat kantor. Tidak ada gunanya kita melawannya.

Kenta : Entahlah. Aku tidak berniat menjilat pria yang menjual negaranya sendiri.

Hiroshi bertanya pada Oda.

Hiroshi : Kau juga merasa begitu?

Oda : Apakah yang bertahan adalah yang kuat? Ataukah yang kuat yang bertahan?

Hiroshi : Kalau kau masih belum menemukan jawabannya, posisimu saat ini adalah akhir bagimu.


Kenta tertawa dan langsung menatap Oda.

Hiroshi pamit dan pergi. Oda kesal.


Hiroshi dan Young Jin dalam perjalanan pulang.

Hiroshi tanya, apa Young Jin pernah merasa tidak nyaman atau terbebani selama hidup sebagai putrinya.

Young Jin terdiam.


Hiroshi lantas menatap Young Jin.

Hiroshi : Ayah memberi pertanyaan sulit, ya?

Young Jin : Tanpa Ayah, aku tidak akan hidup. Itu yang kupikirkan. Cara bersepeda. Sebesar apa lautan. Seperti apa jerapah. Tidak pernah ada yang memperlihatkannya padaku. Kemegahan Gunung Fuji... Buket kelulusan yang lebih besar dari yang siswa lain dapatkan... Kalau Ayah tidak mengadopsiku saat kecil dulu, aku pasti sudah mati dan tiada lagi. Itu yang kupikirkan.

Young Jin lalu menatap ayahnya dan tersenyum.

Young Jin : Terima kasih karena sudah memberiku kehidupan kedua. Kurasa ini kali pertama aku mengatakannya.

Hirosh tersenyum mendengarnya.


Young Jin lantas memegang tangan ayahnya.

Hiroshi terkejut lalu balas menggenggam tangan Young Jin.

Setelah itu, Young Jin mengalihkan wajahnya keluar jendela. Wajahnya pun kembali dingin.

*Kok gk rela ya sy, hubungan ayah dan anak ini merenggang....


Besoknya di rumah sakit, Hiroshi bilang pada Young Jin kalau ia tak bisa membiarkan posisi wakil direktur kosong terlalu lama.

Young Jin : Ayah mau aku jadi pengisinya? Aku bukan orang yang tepat.

Hiroshi : Kenapa bukan?

Young Jin : Aku tidak mampu dan tidak mau.

Hiroshi : Kau bisa mulai membuktikan kemampuanmu sekarang dan melihat setinggi apa kau bisa melejit sebagai dokter.

Young Jin tertegun. Hiroshi lalu beranjak pergi.


Sekarang, Hiroshi, Young Jin, Ishida dan beberapa dokter lainnya berada di ruang operasi.

Hiroshi tanya keadaan pasien.

Ishida : Suhu tubuh 39 derajat celcius. Kami mendengar suara gesekan.

Hiroshi : Bagaimana detak jantungnya?

Ishida : 24.

Dokter lain : Mereka pikir dia tidur karena sedang flu.



Young Jin : Kurasa ini pyothorax (Nanah yang terbentuk di dalam dan di sekitar paru-paru).

Young Jin lalu meminta pisau bedah.

Young Jin mulai melakukan pembedahan dan menyedot cairan. Dan memang benar, itu nanah.

Hiroshi menyuruh Ishida keluar. Ishida kaget tapi ia patuh dan tetap keluar seperti perintah Hiroshi.


Sampai diluar, wajahnya berubah kesal.


Nam Ok, Majar dan sekelompok orang pergi ke pabrik mesiu Joseon.

Di pintu masuk, mereka diperiksa penjaga.

Nam Ok berkata, mereka disuruh Pak Kim dari apotek datang ke sana.

Pria yang memimpin penjagaan yang ternyata komplotan Pak Kim,  mengerti lalu berbisik, meminta mereka hati2.

"Itu akan meledak kalau terguncang." ucapnya.

"Kau pikir aku bodoh?" tanya Nam Ok.

"Kau mau bercanda bahkan sebelum kita mulai?" jawab pria itu kesal.

Pria itu lalu mempersilahkan Nam Ok dan Majar lewat.


Nam Ok dan Majar mulai mencari nitrogliserin, komponen utama membuat dinamit.

Setelah menemukannya, mereka bergegas pergi.

Tapi... kotak kayu yang dibawa Majar, bagian bawahnya terbuka. Majar takut dan langsung memanggil Nam Ok.

Kaleng yang berada di dalam, seketika menggelinding keluar. Nam Ok dengan sigap, langsung menelungkup, menangkap kaleng berisi bahan berbahaya itu.


Polisi yang menjaga pintu masuk tadi, mendengar ribut2 dan langsung memeriksa tapi tidak menemukan siapa pun. Dia pun bergegas pergi.


Setelah polisi pergi, Majar mendekati Nam Ok. Nam Ok berbalik dengan hati2 sambil memegangi kaleng itu.

Majar mulai menangis.

Nam Ok memarahi Majar karena tidak hati2.


Anggota Korps Pahlawan yang lain juga sibuk memindahkan bahan2 peledak itu ke mobil.

Setelah itu, mereka semua langsung pergi.


Jung Im memainkan kaleng itu. Sontak, Majar dan Nam Ok panic dan meminta Jung Im hati2.


Setelah itu, Majar memeluk Nam Ok.

Majar : Hyungnim, saranghamnida hyungnim.

Nam Ok : Sedang apa kau?

Majar : Kau menjatuhkan diri di atas kaleng itu. Aku nyaris menangis melihatnya.

Nam Ok : Bukan masalah besar. Kau membuatku malu saja. Jung Im di sini, lanjutkanlah.

Majar : Aku sangat menghormatimu.

Jung Im tertawa melihatnya.

Nam Ok lantas meminta Seung Jin mengatakan sesuatu padanya.


Seung Jin mengangkat tangannya lalu kembali sibuk dengan pikirannya.

Nam Ok lalu menanyakan Won Bong. Jung Im bilang, Won Bong ada tamu dari Shanghai.

Nam Ok : Siapa? Doo Wol Sung?

Mereka lalu tertawa.

Sementara Seung Jin terus menatap syal dari Jung Im.

Bersambung ke part 3...