• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Blessing of the Sea Ep 5 Part 3

Sebelumnya...


Moo Sim balik ke tokonya. Tapi matanya tak sengaja menangkap sesuatu seperti pecahan kaca, yang bersinar terang. Moo Sim pun jongkok, mencoba mencari tahu apa yang bersinar itu. Tapi tiba2, rak yang berisi penuh dengan pot bunga, jatuh menimpanya.


Shi Joon diberitahu polisi yang mencatat kasusnya, kalau ibunya masuk rumah sakit. Shi Joon langsung cemas. Lalu, ia menanyakan Ji Na. Polisi bilang, Ji Na tidak bisa dihubungi.


Chung Yi masuk ke kamarnya. Ia berniat memakai uang tabungannya untuk membebaskan Shi Joon, namun ia panic saat tak bisa menemukan buku tabungannya.


Chung Yi keluar dan menanyakan buku tabungannya pada Deok Hee, tapi Deok Hee malah bertanya balik, kenapa Chung Yi menanyakan itu padanya.

Hak Kyu pulang. Chung Yi juga menanyakan buku tabungannya pada Hak Kyu.

Deok Hee : Hei, kenapa bertanya pada kami? Kau bahkan tidak pernah menunjukkannya.

Chung Yi : Ini membuatku gila. Ibu, mungkin ada pencuri. Apa ada lagi yang hilang?

Deok Hee : Tidak ada yang bisa diambil di sini.


Lalu Deok Hee ingat saat pulang tadi, ia melihat sepatu Ji Na. Ia tidak percaya Ji Na pelakunya.

Hak Kyu bertanya2, bagaimana bisa si pencuri tahu soal buku tabungan Chung Yi.

Hak Kyu : Kau sudah mencari ke semua tempat? Biar ayah bantu.

Chung Yi : Ibu, apa ada yang datang hari ini?

Deok Hee : Tidak ada. Cari lagi. Berhenti beromong kosong.


Paginya, Poong Do dibangunkan oleh suara ponselnya. Entah siapa yang menelpon, tapi ia menyebutkan kantor polisi.


Chung Yi keluar dari bank dengan wajah syok.

Hak Kyu berlari menghampiri Chung Yi. Dengan suara gemetar, Chung Yi pun bilang bahwa semua uang di akunnya raib.


Sekarang kita melihat Chung Yi sedang mengecek CCTV Bank Boram. Petugas bilang, harusnya ia tidak boleh menunjukkan CCTV pada sembarang orang.

"Kau harus melaporkan ini. Kau hanya boleh melihatnya dengan petugas polisi."

"Ya, aku tahu. Aku akan merahasiakan ini. Ini sungguh mendesak." jawab Chung Yi.

Petugas itu mulai memutar rekaman CCTV pada hari itu. Tak lama, tertangkap lah sosok Ji Na yang sedang mengambil uang. Chung Yi kaget.


Poong Do di kantor polisi. Di sana juga ada tersangka utama, seorang pria, yang telah mencuri barang2 pribadi Poong Do dan menjualnya  dengan harga sepuluh kali lipat harga asli atas nama Poong Do.

Poong Do : Astaga, dasar penipu ulung. Kau siapa? Dari mana mendapatkan semua ini?

"Aku anggota KPP." jawab pria itu.

"KPP? Apa itu?" tanya Poong Do.

"Klub Pecinta Poong Do. Aku pecintamu yang polos, Poong Do Oppa." jawab pria itu.

"Dasar bodoh. Ini kejahatan. Kau menjual celana dalam bekas seharga 200 dolar. Apa itu yang namanya cinta?" ucap polisi.

"Kejahatanku hanya terlalu mencintai Poong Do." jawab pria itu.


Polisi memberitahu Shi Joon, bahwa Ji Na sudah mengubah kesaksian.

Polisi : Dia bilang korban tidak pernah berusaha memerkosanya. Dia bilang kau melakukan kejahatan karena cemburu dan salah paham dengan hubungan mereka, Pak Baek.

Shi Joon kaget, apa?

Polisi : Dia bilang begitu karena kau mengancam nya!

Shi Joon syok dan meminta polisi memanggil Ji Na.


Ji Na keluar dari kantor polisi. Dalam hati, ia minta maaf pada Shi Joon dan mengaku tidak punya pilihan lain.

Tiba2, Chung Yi datang. Ji Na bergegas sembunyi.


Poong Do menghubungi Ryan. Ia menyuruh Ryan bergegas ke kantor polisi.

Usai bicara dengan Ryan, Poong Do melihat Chung Yi.


Shi Joon sedang berusaha menghubungi Ji Na. Tak lama, Chung Yi datang. Chung Yi pun tanya, apa yang terjadi.

Shi Joon : Chung Yi-ya, kau tahu dimana Ji Na? Bisakah kau menghubunginya?

Chung Yi : Kukira dia kemari.

Shi Joon pun minta Chung Yi mencari Ji Na untuknya.


Poong Do datang dan melihat mereka. Perlahan, ia melepas kacamatanya. Ia memejamkan matanya, dan membukanya perlahan. Ia terkejut melihat warna di sekeliling Chung Yi berubah menjadi gelap.

Poong Do : Siapa kau sebenarnya?


Ji Na melihat Chung Yi dan Shi Joon dari kejauhan. Ia pun kesal.


Chung Yi menatap sedih Shi Joon.


Bersambung.....

Blessing of the Sea Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Moo Sim ke kantor Pil Doo. Pil Doo langsung kesal melihat Moo Sim. Ia berkata, harus mendisiplinkan karyawannya karena membiarkan orang asing masuk ke perusahaan.

Moo Sim : Aku tahu ini tidak pantas, tapi aku tidak punya waktu.

Pil Doo bangkit dari kursinya dan duduk di meja tengah. Ia tanya, apa yang Moo Sim maksud adalah uang.

Moo Sim terdiam.

Pil Doo makin yakin Moo Sim datang untuk meminta uang.

Moo Sim : Ada sesuatu yang harus kukatakan sebelum kita membicarakan uang. Seharusnya aku memberitahumu 25 tahun lalu, tapi dahulu aku bodoh dan tidak bisa memberitahumu karena harga diriku.

Pil Doo : Lantas kenapa sekarang! Jika dahulu tidak memberitahuku, aku yakin kau punya alasan bagus.

Moo Sim : Karena aku butuh bantuanmu!

Pil Doo : Berapa yang kau butuhkan? Kau akan menerobos masuk tiap kali keadaannya mendesak?


Jae Ran datang. Pil Doo mengatakan, Moo Sim karyawan yang bekerja pada hari ulang tahun perusahaan dan datang untuk menyampaikan sesuatu.

Jae Ran lalu menatap Moo Sim.

Pil Doo pun berdiri dan menatap Moo Sim.

Pil Doo :Akan kuminta penanggung jawab untuk segera mengurus ini.


Ji Na pulang ke rumahnya. Ia senang rumahnya kosong dan langsung masuk ke kamar Chung Yi.

Ji Na ingat kata2 ibunya soal tabungan Chung Yi.

Ji Na pun bergegas mencari buku tabungan Chung Yi. Tak lama, ia menemukannya di laci Chung Yi.

Mata Ji Na berbinar2 melihat banyaknya nominal tabungan Chung Yi.

Tapi kemudian, ia dikejutkan dengan suara omelan sang ibu.


Diluar, Deok Hee marah2 karena Hak Kyu dan Chung Yi. Ia menyebut mereka adalah masalah besar.

Deok Hee kemudian masuk dan terus ke kamar Chung Yi tapi saat mau menekan hendel pintu, ponselnya berbunyi. Telepon dari pelanggannya yang minta diramalin.

Deok Hee pun bergegas pergi.

Setelah Deok Hee pergi, Ji Na keluar dari kamar Chung Yi dan langsung pergi.


Ji Na ke dokter kandungan. Dia mau aborsi. Tapi dokter bilang, Ji Na tak bisa aborsi karena akan membahayakan nyawa Ji Na.

Ji Na memohon, ia berlutut dan memberikan sejumlah uang pada dokter.


Ji Na keluar dari ruangan dokter dengan langkah gontai.

Lalu ia terduduk lemas di lorong.

Ji Na kemudian berteriak marah, membuat orang di sekelilingnya langsung menatap padanya.

Ji Na menangi dan memarahi bayinya, dalam hatinya.

Ji Na : Kau menipuku selama ini seakan-akan kau tidak ada. Kenapa kau melakukan ini! Kau melawanku untuk mengatakan bahwa kau hidup! Kau mengancamku untuk melahirkanmu!





Poong Do sedang di taksi. Lalu tiba2 saja, sebuah bus mengerem mendadak di depan taksinya. Sontak si supir taksi langsung menginjak rem, diikuti dengan mobil yang ada di belakang taksi mereka.

Poong Do teringat pada seorang pria yang ia pukul karena membekap Hong Joo.


Lalu ia teringat kecelakaan sang ayah.

Poong Do yang tak kuat lagi pun langsung keluar dari dalam taksi karena merasa mual.


Ji Na terlunta2 di pinggir jalan. Ia kemudian berhenti di jembatan yang di pegangannya ada tulisan 'semoga berakhir dengan bahagia'.

Ji Na yang merasa, hidupnya mengerikan, berniat lompat ke bawah.


Tapi Poong Do tiba2 datang.

Poong Do : Kau bukan lagi orang asing. Aku akan sibuk jika kau tenggelam dan mati. Membantu dan bersekongkol dalam bunuh diri? Aku terlalu sibuk untuk diinterogasi oleh polisi.

Ji Na marah.

"Hya! Aku ingin mati. Aku tidak peduli atau tidak takut dengan apa pun. Jadi, tidak usah ikut campur dan enyahlah! Kenapa kau berusaha menggangguku!"

"Baiklah. Tapi jangan mati di sini sekarang. Bukan hanya kau. Hidup semua orang sulit. Jadi, jangan membuat hidup orang lain menderita dan setidaknya, jangan membahayakan orang saat kau mati."


"Kau gila." jawab Ji Na, lalu pergi.

Poong Do bicara lagi.

"Kau bilang tidak peduli dan tidak takut dengan apa pun. Jangan mati. Teruslah hidup seperti itu."

Poong Do kemudian beranjak pergi.

Ji Na menangis mendengar ucapan Poong Do.


Sekarang, Ji Na duduk di sebuah kafe. Tak lama, kekasih dari pria yang dibunuhnya datang, menemuinya.

"Siapa kau sampai menyuruhku datang? Kau pikir kau siapa?"

"Hasil diagnosisku cukup buruk. Mereka bisa menangkapmu karena menganiayaku."

"Coba saja. Kau tidak tahu aku siapa?"

"Mungkin anak keluarga kaya. Jadi, begini saja. Wanita yang tidak punya apa-apa dan wanita yang punya segalanya. Siapa yang lebih putus asa? Aku tidak takut dengan apa pun. Perbuatanmu dan pacarmu mungkin bukan apa-apa bagimu, tapi itu masalah besar bagi orang biasa. Kulihat ayahmu akan mengikuti pemilu. Jika aku mati, aku akan menguak segalanya sebelum mati. Buat pilihan. Kau punya banyak uang. Akankah kau memberiku uang agar aku tutup mulut? Atau kau ingin aku membuat tajuk utama mulai besok? Aku yakin kau tidak bisa mengendalikan semua media." ancam Ji Na, membuat wanita itu ketakutan.

Bersambung ke part 3....