• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 67 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na masuk ke dalam. Ia menatap kopernya dengan wajah kesal, sebelum menariknya masuk ke dalam kamar.


Gilja terbaring lemas. Ya, masalah Roo Na membuat badannya lemas seketika.

Gilja lantas menyuruh Chorim dan Soyoung ke restoran.

Chorim pun kesal, "Siapa yang bisa memikirkann restoran sekarang!"

"Kita harus bertahan hidup." jawab Gilja.

"Haruskah aku membuatkanmu bubur?" tanya Soyoung.

"Aku baik-baik saja." jawab Gilja.

"Ada apa dengan Gyeong Min? Kenapa dia tidak menelpon?" gumam Chorim.

Gilja menangis.


Melihat Gilja menangis, Chorim tambah kesal dan langsung ke kamar Roo Bi. Ia menggedor-gedor pintu, menyuruh Roo Na keluar, tapi Roo Na tak kunjung keluar.

"Kau pikir, dengan kau mengunci diri di kamar, bisa menyelamatkanmu dari apapun? Kalau kau tidak mau melihat ibumu mati, keluarlah sekarang!" perintah Chorim

Soyoung pun berusaha menenangkan Chorim.


Di lantai, Roo Na duduk sambil memeluk lututnya. Wajahnya masih terlihat kesal.


Nyonya Park baru saja sampai di rumah. Geum Hee langsung mendekatinya dan menanyakan kondisi nenek. Nyonya Park menyuruh Geum Hee membuatkan bubur untuk dibawanya ke rumah sakit.

"Bagaimana Gyeong Min?" tanya Nyonya Park.

"Kupikir rumah ini akan runtuh. Dia menghancurkan semua barang di kamarnya." jawab Geum Hee.

Nyonya Park pun menghela nafas mendengarnya.


Di kamarnya, Nyonya Park menghubungi Gilja. Gilja mengajak Nyonya Park bertemu untuk membicarakan masalah Roo Na. Nyonya Park pun cerita, tentang nenek yang jatuh pingsan setelah mengetahui Roo Na pura-pura hamil.

Gilja kaget mendengar nenek pingsan.

Nyonya Park lantas mengatakan, keluarga mereka masih memaafkan Roo Na setelah insiden Roo Na di acara TV dan penggelapan yang dilakukan Roo Na. Tapi mereka tidak bisa menerima Roo Na yang menipu Gyeong Min dan seluruh keluarga dengan berpura-pura hamil.

Gilja masih membela Roo Na. Ia katakan, bukan berarti Roo Na tidak pernah hamil. Ia juga meminta Nyonya Park meletakkan posisi di posisi Roo Na.

"Tapi tetap saja, dia menipu semua keluarga dan memalsukan kehamilannya. Jadi aku mengikuti perintah ibu mertuaku untuk mengirim barang-barangnya ke rumahmu."

"Apa kau benar-benar akan mencampakkannya. Dia masih menantumu."

"Masih perlukah aku menjelaskannya padamu? Ketika Gyeong Min ingin menceraikan Roo Bi, nenek menentang dengan keras. Tapi tidak kali ini. Kuharap kau menghormati keputusan kami."

Telepon terputus..

"Sabuin, sabuin!" panggil Gilja.


"Apa yang dia katakan?" tanya Roo Na yang tau-tau sudah duduk di belakang Gilja.

Gilja pun langsung memarahi Roo Na.

"Apa yang sebenarnya ingin kau buktikan? Kenapa kau seperti ini? Dulu kau tidak begini!"

"Apa kau akan baik-baik saja jika aku diusir? Aku tidak bisa mencegah ini. Mereka tidak pernah mendukungku! Tidak pernah!" jawab Roo Na.


"Ada apa denganmu? Kau tidak begini sebelumnya. Kau tidak pernah membuatku sedih. Dimana gadis yang baik itu? Setelah kau menikah, kau menyebabkan masalah! Ada apa denganmu!"

"Aku putus asa. Aku dikelilingi banyak musuh. Aku tidak punya seorang pun di sisiku!" jawab Roo Na.

"Kenapa kau tidak jujur pada Gyeong Min! Atau padaku! Aku ibumu!"

"Na eottoke, eomma? Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku susah payah untuk sampai kesini! Selamatkan aku, eomma! Temani aku untuk memohon ampun!" pinta Roo Na.

"Aku akan melakukan itu untukmu." ucap Gilja.


Tapi saat Roo Na bilang kalau bayinya tidak ditakdirkan untuk hidup dan menyalahkan bayi nya, Gilja pun marah dan menampar Roo Na.

"Lalu bagaimana denganmu? Sebagai ibuku, apa yang sudah kau lakukan untukku? Kau ibuku! Kau seharusnya membelaku! Siapa yang membantumu membuka restoran itu? Mendapatkan apartemen dan hidup di kota ini? Aku! Aku!"

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu pada ibumu sendiri?"

"Kau seharusnya berada di sisiku!"

Roo Na lantas bicara dalam hatinya.

"Roo Na anak pungutmu! Tapi sekarang, aku Roo Bi! Kenapa kau seperti ini!"

Roo Na lalu beranjak pergi meninggalkan Gilja.


Gilja menangis hebat.


Di mobilnya, Roo Na memikirkan kata-kata ibunya, Roo Bi dan Gyeong Min yang menyalahkannya.

Ia pun marah.


Roo Bi sendiri tengah menatap Gyeong Min yang termenung di coffee shop.


Roo Bi lantas menghampiri Gyeong Min. Gyeong Min terkejut melihat Roo Bi. Roo Bi pun beralasan, ia di sana untuk menemui seseorang.

"Ingat apa yang kau katakan padaku? Kau bilang, apa aku bisa memaafkan Roo Bi meskipun dia melakukan sesuatu yang mengerikan. Aku memikirkan kata-katamu ribuan kali sepanjang malam. Aku menanyakannya pada diriku sendiri. Jika Roo Bi masih Roo Bi yang sama dengan yang kucintai, aku tidak bisa menemukan jawabannya." ucap Gyeong Min.

"Pabo. Kau masih tidak sadar akulah Jeong Roo Bi yang asli." jawab Roo Bi dalam hati.

Gyeong Min juga bertanya-tanya, apakah kecelakaan itu yang sudah mengubah Roo Bi nya atau Roo Bi memang sudah berubah saat mereka berpisah 5 tahun lalu.


Roo Bi pun tidak tahu harus menjawab apa. Sorot matanya tampak lirih.

Bersambung.............

Ruby Ring Ep 67 Part 1

Sebelumnya...


Nenek menatap tajam Roo Na yang berlutut padanya. Tak lama kemudian, nenek melempari Roo Na dengan bantal.

Roo Na pun minta maaf pada seluruh keluarga.


"Dari semua kata, hanya itu yang bisa kau katakan setelah menipu mertuamu? Kau sudah keguguran tapi kau meminum kaldu ikan kapan pun. Kau berbohong, berbaring di tempat tidur saat suamimu memasakkan sesuatu untukmu dan memanjakanmu. Kau membeli semua perlengkapan bayi. Tapi apa yang kau katakan? Jal motaeseo?" ucap nenek.

Nenek lalu berteriak, "AKU BAHKAN TIDAK SANGGUP MELIHATMU!"

"Eommoni, tenanglah. Kau harus berhati-hati." ucap Nyonya Park menenangkan sang ibu.


 "Keguguranmu memang menyedihkan, tapi kami akan mendukungmu jika kau berkata jujur karena kau keluarga." ucap Tuan Bae.

"Aku tidak bisa membuat diriku mengatakan yang sejujurnya. Aku tidak ingin membuatmu sedih. Apakah sesulit itu bagi kalian untuk mengerti?" jawab Roo Na.


"Kami mungkin sedih tapi memalsukan kehamilanmu, itu jauh lebih buruk. Aku sangat marah dan tidak bisa memaafkanmu. Mari kita perjelas. Sekarang, waktunya kau menepati janjimu. Kau berjanji akan meninggalkan rumah jika membuat masalah lagi." ucap Tuan Bae.

Sontak Roo Na terkejut.


"Kau gila! Kau kehilangan bayimu tapi kau sama sekali tidak meneteskan air matamu dan tanpa ragu bersandiwara. Pergi sekarang! Pergi!" ucap nenek.

Roo Na kaget. Tak mau diusir, ia pun berusaha menjelaskan alasannya berbohong tapi Tuan Bae yang terlanjur kecewa, tidak mau mendengarnya dan menyuruhnya pergi.

Roo Na pun langsung meminta bantuan Nyonya Park, tapi Nyonya Park juga menyuruhnya pergi.


Di depan kamar nenek, Gyeong Min bicara dengan Roo Na.

"Sebaiknya kau kembali ke rumah ibumu." ucap Gyeong Min.

Roo Na terkejut, "Gyeong Min-ssi!"

"Aku rasa kita tidak perlu bicara lagi." ucap Gyeong Min, lalu beranjak pergi.


Roo Na yang kini tengah menyetir, tidak terima disalahkan semua orang.


Emosi, Roo Na pun menepikan mobilnya.

"Mianhae, mianhae, aga. Aku tidak mampu melindungimu." ucapnya.

Gilja yang sudah mau tidur, mendengar suara pintu dibuka. Ia pikir itu, Roo Bi.


Tapi kemudian terdengar suara Chorim.

"Roo Bi-ya, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu begitu pucat? Eonni! Eonni!"

Gilja pun langsung keluar.

"Kau ketahuan?" tanya Roo Bi.

Roo Na pun langsung menatap Roo Bi dengan tatapan kesal.

Sementara Gilja dan Chorim kaget dengan pertanyaan Roo Bi.

Roo Na yang kesal pun langsung ke ke kamarnya.


"Ketahuan apa?" tanya Gilja.

"Dia keguguran dua bulan yang lalu." jawab Roo Bi.

Sontak Gilja dan Chorim kaget.

"Dia ketahuan memalsukan kehamilannya." ucap Roo Bi.

Chorim kaget, Mwo??


Gilja pun langsung memarahi Roo Na. Roo Na membela dirinya. Ia berkata, terpaksa berbohong untuk melindungi dirinya agar tidak diusir dari rumah itu.

"Roo Bi-ya, kenapa kau bicara seperti itu?" tanya Chorim.

"Pergi! Tinggalkan aku sendiri! Pergi!" teriak Roo Na.


Gilja, Chorim dan Soyoung duduk diluar. Mereka bisa mendengar tangisan Roo Na.

"Ini mematahkan hatiku. Kenapa dia seperti ini? Kenapa?" ucap Gilja.

Gilja lantas ingin masuk ke kamarnya. Tapi Chorim melarang dan meminta Gilja membiarkan Roo Na sendiri dulu.


Roo Bi sendiri mendengar tangisan Roo Na dari kamarnya.

"Akhirnya semua ini terjadi. Tidak bisakah kau melihat bahwa hal ini akan terjadi, Jeong Roo Na?" ucapnya.


Tak lama kemudian, sang ibu masuk dan mengajaknya bicara.

"Roo Na-ya, kau tahu kakakmu keguguran? Bagaimana ceritanya?"

"Dia pendarahan saat kami makan siang bersama." jawab Roo Bi.

Gilja pun kaget. Ia lalu memarahi Roo Bi karena tidak memberitahunya.

"Ibu tahu dia kan? Dia bukanlah Roo Bi yang dulu lagi. Aku sudah meminta dia jujur. Aku bahkan berniat memberitahu Gyeong Min. Tapi dia memohon padaku agar aku tidak mengatakannya. Dia menyuruhku untuk mengurus urusanku sendiri. Dia bilang dia yang akan mengatakannya." jawab Roo Bi.

"Kurasa mertuanya sangat marah dan mengusirnya. Bagaimana kalau dia benar-benar diusir?" tanya Gilja.

"Semuanya sudah terlambat. Kita hanya bisa menunggu. Aku akan mencoba bicara pada Gyeong Min besok." jawab Roo Bi.


Gyeong Min mengamuk di kamarnya. Ia menghancurkan semua barang-barang yang ada di kamarnya.


Nenek terbangun dari tidurnya dan melihat Nyonya Park yang tertidur di sofa.

Lantas, nenek mengambil kacamatanya dan mengambil ponselnya, lalu menghubungi Geum Hee.

Nenek menelpon hanya untuk menanyakan Gyeong Min.

Geum Hee pun berkata, kalau ia mendengar suara Gyeong Min mengamuk dan memecahkan seluruh barang yang ada di kamar.

Nenek lantas menyuruh Geum Hee mengecek Gyeong Min.


Geum Hee pun masuk ke kamar Gyeong Min dan ia terkejut melihat kacaunya kamar Gyeong Min.

Geum Hee lantas kembali menghubungi nenek dan memberitahu apa yang terjadi.

Nenek mengerti dan menutup teleponnya.


Nenek lalu memberitahu Nyonya Park kalau Gyeong Min tidak ada di rumah setelah menghancurkan barang-barang di kamar.

"Gyeongsuk, kau ingat kan bagaimana aku menentang perceraian mereka? Tapi ini sudah tidak bisa dibiarkan. Aku tidak bisa tidur dan memikirkan ini sepanjang malam. Aku rasa aku tidak bisa memaafkan wanita itu." ucap nenek.


Gyeong Min tidur di kantor ketika ponselnya berbunyi. Telepon dari Nyonya Park, tapi Gyeong Min tidak mendengarnya.


Di ruang makan, Gilja stress memikirkan Roo Na. Tak lama kemudian, Chorim dan Soyoung datang. Soyoung bertanya, apakah Roo Na bisa kembali ke rumah Gyeong Min.

"Tentu saja. Gyeong Min akan datang dan menjemputnya." jawab Gilja.


Tepat saat itu bel berbunyi. Mengira yang datang Gyeong Min, mereka pun langsung berlari keluar.

Tapi yang datang adalah Sopir Kim. Sopir Kim mengaku, ia disuruh nenek untuk mengantarkan barang-barang Roo Na. Sontak mereka semua kaget.

Setelah menurunkan barang-barang Roo Na, Sopir Kim pergi tanpa membawa Roo Na.


Gilja langsung lemas. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya benar-benar diusir. Chorim pun langsung memapah Gilja ke dalam dan menyuruh Soyoung membawa koper Roo Na ke dalam.


Tak lama berselang, Roo Bi keluar. Ia berlalu begitu saja dan berjalan menuju mobilnya.

Tapi Roo Na membuat langkahnya terhenti. Ia pun berbalik menatap Roo Na.

"Apa penderitaanku membuatmu senang?" tanya Roo Na.

"Kau tidak bisa melihat kalau semua ini akan terjadi? Kau seharusnya jujur sejak awal. Kau berbohong, mengatakan semua ini ide Gyeong Min. Aku tidak pernah percaya. Gyeong Min tidak akan pernah melakukannya." jawab Roo Bi.

"Tutup mulutmu!" sentak Roo Na.

"Kenapa kau memarahiku? Memangnya salahku apa?" tanya Roo Bi.

"Kau bahagia aku diusir. Kenapa kau tidak mengatakannya pada semua orang sejak awal!" ucap Roo Na.

"Kenapa harus aku? Jelas-jelas ini salahmu dan kau ingin menyeretku jatuh bersamamu juga? Terima kasih. Aku bukan orang bodoh." jawab Roo Bi.


Roo Na makin emosi mendengarnya. Ia berniat menampar Roo Bi dan Roo Bi langsung menghentikannya.

"Untuk kecelakaan itu, kau menukar jiwamu! Hanya itu yang bisa kau lakukan, menipu suami dan keluargamu! Ingatlah pernikahanmu! Kau tahu dengan baik, bagaimana sulitnya kau menikah dengannya. Tapi kau begitu ceroboh sehingga membuat pernikahanmu hancur. Itulah kenapa aku berpikir kau orang bodoh." ucap Roo Bi.

Roo Na syok mendengarnya.

"Jika kau peduli pada ibu dan bibi, kau tidak akan melakukan ini. Jika kau benar-benar mencintai Gyeong Min, kau tidak akan membohonginya seperti ini!" ucap Roo Bi lagi.


Roo Bi kemudian beranjak pergi, tapi ia balik lagi hanya untuk mengatakan bahwa Roo Na tidak pantas mendapatkan cinta Gyeong Min.

Roo Bi beranjak pergi.


Roo Na syok dengan kata-kata Roo Bi. Ia yakin Roo Na sudah menunggu hari diusirnya tiba.

Tapi tak lama kemudian, ia curiga ingatan Roo Bi sudah kembali.

Namun ia berusaha menyangkalnya. Ia berkata, tidak mungkin ingatan Roo Bi kembali.

Bersambung ke part 2.................