• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 17 Part 2

Sebelumnya...


Begitu masuk kamarnya, Yeo Ri langsung menatap foto Do Chi yang ada di Pohon Grup Wid.

Yeo Ri : Goo Do Chi, aku harus bagaimana?


Di kamarnya, Mal Nyeon membicarakan Yeo Ri yang galau soal Do Chi. Ia penasaran, kenapa Yeo Ri tiba-tiba melembek pada Do Chi.

Tuan Yoon : Aku baru saja menelpon Oliver. Tampaknya ayah Seol sangat akrab dengan Do Chi. Dia menyayangi Do Chi. Kini Seol mengetahuinya, wajah saja dia galau.

Mal Nyeon : Kenapa dia tidak memberitahuku?

Tuan Yoon : Kau orang pertama yang dia seret saat memutuskan akan balas dendam. Dia pasti merasa tidak enak jika bilang dia melembek karena beberapa alasan.

Mal Nyeon : Baiklah, kita biarkan saja dia mengatasi hal ini sendiri. Lebih baik, kita menggali lebih dalam tentang Han So Ra sesuai rencana.


Jang Goo langsung memarahi Do Chi begitu ia sampai di apartemen Do Chi. Ia kesal lantaran Do Chi tidak bisa dihubungi. Do Chi pun berkata, bahwa dirinya tidak punya pilihan lain selain mematikan ponsel karena reporter terus menghubunginya.

Jang Goo : Ini masalah besar. Kita harus syuting iklan Grup Wid. Reporter akan membanjiri tempat itu jika kau muncul. Kenapa artikel itu muncul sekarang? Ini amat menyebalkan.

Do Chi : Tenanglah.

Do Chi lantas melirik lukisan Yeo Ri.

"Ombak besar akan datang jika kau bertahan saat melalui kesulitan dan tidak menyerah. Harapan akan datang membanjirimu suatu saat."

"Apa gunanya ombak datang jika kita tidak bisa mendayung? Kau ditawari drama baru tapi kita tidak bisa menerimanya. Tunggu lah sampai kita menangkap bedebah yang bilang kau akan menikah!"


Tak lama kemudian, So Ra menghubungi ponsel Jang Goo. Jang Goo pun memberikan ponselnya pada Do Chi. So Ra menghubungi Do Chi hanya untuk memberitahu bahwa dia akan keluar negeri.

Do Chi pun sewot dan tambah sewot saat Jang Goo menyuruhnya menyalakan ponsel.


Hae Joo yang baru selesai mandi, baru teringat soal memori rekaman CCTV nya. Ia panic karena tidak melihat laptop Moo Yeol di atas meja.

Hae Joo langsung turun ke bawah dan menuju ke pintu. Ji Won yang kebetulan melihat Hae Joo, memarahi Hae Joo karena mau keluar dengan jubah mandi. Hae Joo tambah panic saat sadar dirinya masih pakai jubah mandi.

Hae Joo memberitahu Ji Won kalau kartu memori dari kamera tersembunyi nya masih terpasang di laptop Moo Yeol dan Moo Yeol sudah pergi membawa laptop itu.

Ji Won : Kenapa kau tidak mencabutnya!

Hae Joo : Aku melewatkan kesempatanku. Aku tidak mengira dia pergi ke kantor selagi aku mandi.

Hae Joo mau pergi mengambil memorinya tapi ditahan Ji Won.

Ji Won bilang, Hae Joo tidak bisa pergi dengan pakaian seperti itu. Hae Joo pun takut, ia cemas kalau Moo Yeol melihat video itu dan meminta cerai.

Ji Won menenangkan Hae Joo. Ia berkata, dia lah yang akan pergi mengambilnya.

Ji Won : Yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang harus kita lakukan adalah memperbaikinya.


Moo Yeol sendiri sedang melihat kartu memori yang berisi desain2 pakaian mereka.

Tak lama kemudian, dua staf nya datang mengingatkannya untuk rapat.


Moo Yeol pergi. Setelah Moo Yeol pergi, Ji Won masuk dan mengambil memori itu.

Tapi tepat saat itu, Moo Yeol balik ke ruangannya, mengejutkan Ji Won. Ji Won langsung menyembunyikan kartu memori itu dan mengaku datang untuk menemui Do Young, sekalian melihat Moo Yeol. Moo Yeol minta maaf karena ia harus rapat dan ia kembali untuk mengambil berkasnya yang ketinggalan.

Ji Won : Tidak perlu khawatir, lakukan saja pekerjaanmu.

Setelah Moo Yeol pergi, Ji Won menarik napas lega.


Di kamarnya, Hae Joo cemas. Ia takut kalau Moo Yeol sudah menonton video itu. Tak lama kemudian, Ji Won datang dan memberikan memori itu pada Hae Joo.

Ji Won : Ibu melihat Moo Yeol di ruangannya, tapi dia tidak bilang apapun, jadi ibu rasa dia belum menontonnya.

Mendengar itu, Hae Joo lega dan langsung memeluk Ji Won. Ia mengaku, Ji Won adalah ibu terbaik di dunia.

Mereka lantas sama-sama melihat isi kartu memori itu. Tapi bukan video Yeo Ri yang muncul, melainkan desain pakaian Wid Group.

Ji Won : Bukan ini videonya, ini berkas pekerjaannya.

Hae Joo : Apakah tertukar? Ibu, kita harus bagaimana?


Moo Yeol kembali ke ruangannya. Ia berniat melihat berkasnya yang tadi, tapi terkejut menyadari memorinya hilang.

Moo Yeol yang berpikir dirinya lah yang mencabut memori itu, langsung mencari-cari di mejanya, dimana ia meletakkan memori itu. Tak lama kemudian, ia melihat memori Hae Joo yang berada di atas tumpukan memo kosongnya.

Flashback....


Moo Yeol yang hendak melihat berkasnya, bingung sendiri melihat ada kartu memori lain di USB nya. Ia pun mencabut memori itu dan meletakkannya di atas tumpukan memo kosongnya dan memasang kartu memorinya.

Flashback end....


Moo Yeol melihat isi kartu memori itu. Ia sontak terkejut melihat videonya dengan Yeo Ri di sana.


Moo Yeol pun langsung ke mobilnya. Ia mencari-cari sesuatu, dan tak lama kemudian, ia menemukan kamera CCTV Hae Joo.

Moo Yeol membuka kamera CCTV itu dan menemukan kartu memori lain di sana.

Ia lalu teringat Hae Joo yang duduk di depan laptop tadi malam. Saat itu, Hae Joo mengaku tidak bisa tidur dan ingin menonton film.

Moo Yeol : Goo Hae Joo, dangsin...


Mal Nyeon mengikuti So Ra yang masuk ke hotel.

Saat So Ra masuk lift, ia pun ikut masuk lift.

So Ra lalu menerima telepon dari seseorang.

So Ra : Kamar berapa? Tunggulah sayang, aku akan datang.


Mal Nyeon langsung menghubungi Yeo Ri. Yeo Ri terkejut mendengar kabar dari Mal Nyeon tentang So Ra yang pergi ke hotel untuk menemui seorang pria.


Usai bicara dengan Mal Nyeon, Yeo Ri menatap tajam Pohon Grup Wid.

"Goo Do Chi, pertama aku harus menghentikanmu menikahi So Ra. Aku tidak bisa membiarkan Ji Won mendapatkan keinginannya. Ini caraku untuk menebus sedikit rasa bersalahku padamu."


Do Chi yang lagi makan ramen dengan Jang Goo, dihubungi Yeo Ri. Yeo Ri meminta maaf atas sikapnya kemarin. Setelah itu, ia mengajak Do Chi bertemu di restoran Hotel Daehan sejam lagi karena ingin menjelaskan sesuatu.

Do Chi langsung setuju dengan wajah sumringah.

Jang Goo memberitahu Do Chi kalau restoran di Hotel Daehan letaknya di lantai 25.

"Kau tidak bisa naik lift, bagaimana caramu naik kesana."

Do Chi terkejut, tapi setelah itu, ia mengaku tidak punya pilihan lain dengan penuh semangat.


Hae Joo berlari turun ke bawah. Bersamaan dengan itu, Ji Won keluar dari kamarnya. Hae Joo memberitahu Ji Won kalau mereka dalam masalah besar.

Hae Joo : Dia barusan menelpon dan melarangku kemana-mana. Dia kedengarannya sangat marah.

Ji Won : Tetaplah berpura-pura sampai dia mengatakan masalahnya. Jika dia menyalahkanmu, bilang saja itu ulah ibu.


Tak lama kemudian, Moo Yeol masuk. Hae Joo langsung bersikap manis. Ia menyuruh Moo Yeol cuci tangan, sembari menunggu ia menyiapkan makanan.

Hae Joo mengambil tas Moo Yeol tapi Moo Yeol menepis tangan Hae Joo dan menatap Hae Joo tajam. Sontak, Hae Joo tegang.


Yeo Ri sudah menunggu Do Chi di restoran Hotel Daehan. Tak lama, Do Chi datang dengan napas memburu. Yeo Ri sontak bingung.

Do Chi : 25 lantai itu bukan apa-apa.

Yeo Ri : Kau berjalan ke atas? Wae-yo?

Do Chi : Tentu saja untuk olahraga.


Mereka mulai makan. Sambil makan, Yeo Ri menanyakan soal orang yang memberikan lukisannya pada Do Chi.

Do Chi : Apa hubunganmu dengan orang itu? Sejak orang tuaku meninggal saat aku masih kecil, aku tidak punya tumpuan dan dia lah yang meraih tanganku. Dia memperlakukanku seperti anak kandungnya.

Yeo Ri : Kau pasti amat bersyukur.

Do Chi : Saat kudengar dia meninggal, aku amat trauma seperti saat aku kehilangan orang tuaku. Aku masih tidak percaya dia sudah tiada. Berhentilah membahas uri ahjussi. Tapi kenapa kau begitu terkejut dengan lukisan itu?

Yeo Ri : Mianhaeyo, aku juga punya kenangan dengan lukisan itu. Aku hanya terkejut kau memiliki lukisannya juga. Aku tidak enak atas sikapku padamu kemarin.

Do Chi : Begitu rupanya, karena aku sudah tahu aku tidak akan salah paham lagi.

Yeo Ri : Do Chi-ssi, bolehkah aku bertanya? Apa kau mencintai Han So Ra? Seberapa besar rasa cintamu padanya.

Do Chi : Aku tidak mau membahas So Ra dengan orang lain. Apapun perasaanku padanya , itu sudah sepantasnya.


Mal Nyeon terus mengikuti So Ra. Saat So Ra lewat dengan kekasihnya, Mal Nyeon pun pura-pura tak sengaja menjatuhkan kuncinya.


Yeo Ri mengajak Do Chi pergi setelah menerima sms dari Mal Nyeon soal So Ra yang baru pergi dengan pria itu.


Do Chi panic saat ia dan Yeo Ri harus naik lift. Ia tidak bisa bilang pada Yeo Ri kalau ia takut naik lift.

Akhirnya, Do Chi menyuruh Yeo Ri turun duluan dengan alasan ia mau ke kamar kecil dulu.


Do Chi beranjak pergi. Tepat saat itu, So Ra dan pacarnya keluar dari lift yang ditunggui Do Chi dan Yeo Ri tadi.

Do Chi langsung berhenti melangkah karena merasa melihat So Ra. Begitu pun So Ra.

So Ra berbalik dan terkejut melihat Do Chi.

Do Chi bergegas menghampiri So Ra yang mau kabur. Do Chi melepaskan kacamata So Ra.

Do Chi : Kenapa kau disini? Katamu kau keluar negeri. Kenapa kau di hotel dengan pria ini?

So Ra gelagapan, ia tidak tahu harus menjawab apa.


Di belakang Do Chi, Yeo Ri memperhatikan So Ra dengan tatapan puas karena berhasil membongkar kedok So Ra.

Bersambung.........

Unknown Woman Ep 17 Part 1

Sebelumnya...


Moo Yeol membawa Yeo Ri pergi. Ia diam saja dengan wajah arogannya saat Yeo Ri bertanya kemana mereka akan pergi.

Kamera CCTV mulai merekam Yeo Ri.


Di kamarnya, Hae Joo memikirkan saat ia dan ibunya menerima lukisan Yeo Ri.

Ia juga memikirkan saat melihat wajah Yeo Ri di layar intercom semalam.

Hae Joo yakin tidak salah lihat. Ia yakin Yeo Ri masih hidup dan diam-diam bertemu dengan Moo Yeol.

Hae Joo pun bersumpah akan menangkap Yeo Ri.


Hae Joo buru-buru turun ke bawah saat mendengar ayahnya pulang. Hae Joo : Appa, dimana Moo Yeol?

Do Young terkejut mengetahui Moo Yeol belum pulang. Ji Won bertanya ke Hae Joo, apa Moo Yeol tidak bilang mau mampir kemana. Do Young pun cemas, ia takut Moo Yeol minum-minum lagi. Tak mau ayahnya kecewa pada Moo Yeol, Hae Joo langsung bilang kalau Moo Yeol pergi ke pertemuan alumni dan menyuruh sang ayah ganti baju.


Ji Won menyusul Hae Joo ke kamar. Ia bertanya, kenapa Hae Joo begitu putus asa menunggu Moo Yeol.

Hae Joo pun berkata, bahwa Moo Yeol pergi dengan Yeo Ri.

Ji Won terkejut, Hae Joo-ya!

"Aku memasang kamera tersembunyi di mobilnya." ucap Hae Joo.

"Kau sudah gila?" tanya Ji Won.

"Aku tidak bisa mengabaikan ini. Dia yang memencet bel kemarin. Aku melihatnya. Dia yang menjawab telepon Moo Yeol. Itu suara Yeo Ri. Bagaimana bisa aku melupakan wajah dan suaranya?"

"Sadarlah! Bagaimana jika Moo Yeol tahu? Apa yang akan kau katakan padanya? Bayangkan dia tahu kau berpikir melihat gadis yang sudah mati dan memasang kamera tersembunyi. Dia pasti mau bercerai."

"Jika aku menangkap Yeo Ri, dia tidak bisa mengatakan apapun."


"Mau sampai kapan kau mengecewakan ibumu seperti ini? Pada akhirnya, pemikiran buruk akan merugikanmu. Kecurigaan menimbulkan kecurigaan. Kecurigaan itu berubah menjadi keyakinan. Karena mencurigai Yeo Ri masih hidup, kau merasa semuanya membuktikan itu benar."

"Tidak, aku hanya meyakini yang kulihat dan kudengar."

"Ayo temui psikiater besok agar kau bisa melupakan Yeo Ri."

"ANIYAAA! Itu Yeo Ri. Aku tidak berkhayal dan gila. Mereka sedang bersama sekarang."


Teriakan Hae Joo membuat Ga Ya dan Ma Ya datang. Ga Ya mengira, sang ibu berteriak karena marah pada mereka. Hae Joo terkejut melihat anak-anaknya belum tidur.

Ji Won memarahi Hae Joo karena sudah mengganggu anak-anak. Ji Won lalu bicara pada anak-anak, kalau Hae Joo tidak marah dan mengajak mereka tidur.


Ji Won hanya menemani Ga Ya. Ia membantu Ga Ya berbaring dan menyelimuti Ga Ya. Ga Ya berkata, sang ibu menakutkan saat sedang marah. Mendengar itu, Ji Won pun menjelaskan kalau Hae Joo hanya sedang kesal. Ji Won lantas menyuruh Ma Ya tidur. Ma Ya meminta maaf. Ma Ya mengaku, ia merasa ibunya sedang marah padanya.

Ji Won : Jangan bicara konyol dan pergilah tidur. Ibu kalian benar-benar akan marah jika kalian tidak tidur.


Moo Yeol dan Yeo Ri bicara di sebuah kafe. Moo Yeol meminta penjelasan Yeo Ri kenapa Yeo Ri mengantarnya pulang semalam.

Moo Yeol : Bukankah sudah kubilang, keluargaku tidak suka jika kau muncul?

Yeo Ri : Kau mabuk dan pingsan, jadi aku mengantarmu. Bukannya berterima kasih, kau malah marah padaku karena aku perhatian.

Moo Yeol : Karena kau datang ke rumahku dan memencet bel, istriku melihatmu.

Yeo Ri : Aku memencet bel, agar dia melihatmu dan membawamu masuk. Agar dia mengurusmu.

Moo Yeol : Sudah kubilang, wajahmu sama persis dengan wajah cinta pertamaku yang tidak bisa kulupakan. Amat mirip sampai aku salah mengira.

Yeo Ri : Lalu?


Moo Yeol : Aku tidak mau memprovokasi keluargaku karenamu.

Yeo Ri : Aniyo, aku tidak punya alasan menghindari keluargamu. Kau tahu, aku bukan Son Yeo Ri cinta pertamamu. Aku Yoon Seol yang kebetulan mirip dengannya.

Yeo Ri menghela nafas. Kemudian ia mengaku, tidak tahu kenapa dirinya ingin menenangkan Moo Yeol kemarin. Yeo Ri juga berharap, ia dan Moo Yeol bisa menjadi teman baik.

Yeo Ri lalu menanyakan kondisi tangan Moo Yeol. Moo Yeol pun teringat saat Yeo Ri mengobati luka di tangannya kemarin.


Karena Moo Yeol diam saja, Yeo Ri pun menganggap tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan. Yeo Ri pamit. Tapi baru berdiri dari duduknya, ia mendengar suara musik jazz yang diputar oleh kafe.

Yeo Ri pun memberitahu Moo Yeol kenapa ia menyukai musik jazz. Yeo Ri bilang, musik jazz secara terbuka mengutarakan hasrat manusia yang dibatasi kendali diri. Karena jazz menstimulasi dan menggodaku terus menerus.


Sontak, kata-kata Yeo Ri mengingatkan Moo Yeol pada masa lalu mereka. Saat itu, Moo Yeol mengatakan hal yang sama saat Yeo Ri menanyakan alasan dirinya menyukai jazz.

Yeo Ri beranjak pergi.


Moo Yeol menyusul Yeo Ri. Ia curiga lagi kalau Seol adalah Yeo Ri. Tapi saat ia berniat membahas kata-kata Yeo Ri tadi tentang musik jazz, ia pun mengurungkan niatnya dan menawarkan diri mengantar Yeo Ri pulang. Tapi Yeo Ri menolak dengan alasan takut dilihat Hae Joo.


Yeo Ri pergi dengan taksi.

Di taksi, Yeo Ri tersenyum agak sinis.

Lalu, ia mengambil dompetnya yang seketika mengingatkannya pada Do Chi yang memiliki lukisannya.

Yeo Ri lantas meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Yeo Ri : Ini aku, bolehkah aku mampir?


Sementara itu, Do Chi kesal karena teleponnya krang kring krang kring dari tadi. Ia bahkan sampai harus mematikan ponselnya dan mencabut kabel teleponnya. Do Chi pun penasaran, siapa yang memberitahu para reporter jika ia dan So Ra akan menikah.

Do Chi lalu mengambil topinya dan beranjak pergi.


Di kamarnya, Ae Nok berdandan sambil bernyanyi.

Ae Nok : Masalah si kembar sudah selesai.

Ae Nok lalu menatap kartu nama Oliver.

"Dewa cinta sudah menembakkan anak panahnya. Aku akan masuk saat restorannya sudah kosong sebelum tutup."


Ae Nok beranjak keluar, tapi sampai di luar, ia dikejutkan dengan kemunculan Yeol Mae yang tiba-tiba.

Ae Nok menjerit ketakutan. Ia pikir Yeol Mae adalah hantu. Semua itu, karena Yeol Mae mendadak muncul di depan pintu kamarnya dan menutupi seluruh wajahnya dengan rambut.

"Eomma." panggil Yeol Mae.

Tahu itu Yeol Mae, Ae Nok pun marah dan memukuli Yeol Mae dengan tasnya.

Ae Nok : Kenapa kau berdiri di sana seperti hantu? Aku sudah gemetaran kemarin karena melihat hantu Yeo Ri.

Yeol Mae mengebelakangkan rambutnya dan protes karena Ae Nok menyanyi disaat dia lagi depresi karena putus cinta.

Yeol Mae lantas menyadari kata-kata Ae Nok tadi soal hantu Yeo Ri. Ae Nok pun buru-buru mengatakan kalau Yeol Mae salah dengar.

Yeol Mae lalu melihat penampilan Ae Nok yang rapi dan bertanya Ae Nok mau kemana.

Ae Nok : Ibu hendak menemui pria yang dikenalkan ayahmu kepada ibu. Ae Nok pun menggeser tubuh Yeol Mae dengan bahunya dan beranjak pergi.


Oliver sedang beberes di kafenya ketika Yeo Ri datang. Yeo Ri minta maaf karena datang di jam yang sudah larut. Ia mengaku, ada yang mengganggu pikirannya tapi tidak tahu harus bicara dengan siapa. Oliver pun menyuruh Yeo Ri duduk.

Yeo Ri : Ini tentang Goo Do Chi. Ternyata dia akrab dengan mendiang ayahku.

Oliver : Akrab bagaimana?

Yeo Ri : Ayahku pernah meminta melukiskan sesuatu untuknya. Katanya ada lukisan yang ingin dia berikan pada seseorang yang selalu ingin dia hibur dan orang itu adalah Do Chi.

Oliver  terkejut, bagaimana bisa?

Yeo Ri : Ayahku adalah sopir keluarga Do Chi.

Oliver : Lantas apa yang mau kau lakukan?

Yeo Ri : Ayahku amat menyukainya sampai ingin menyemangatinya. Tapi aku memanfaatkannya untuk membalas dendam. Itu menggangguku. Aku menemuinya beberapa kali dan dia tidak tampak seperti orang jahat. Aku bingung. Aku penasaran, apakah benar aku memanfaatkannya.


Do Chi tiba-tiba datang. Ia terpaku mendengarkan omongan Yeo Ri.

Oliver yang akhirnya menyadari kehadiran Do Chi pun kaget. Yeo Ri pun juga kaget. Ia takut Do Chi mendengar semuanya.


Ae Nok tiba di kafe Oliver, tapi ia tak bisa menemukan pintu masuknya. Ae Nok ingin menghubungi Oliver tapi baru sadar ponselnya ketinggalan.

Saat hendak pergi, Ae Nok melihat selebaran yang tertempel di pintu masuk. Selebaran yang mencari pekerja part-time.


Do Chi tidak mendengar kata-kata Yeo Ri tadi, padahal Yeo Ri dan Oliver sudah tegang. Do Chi mengaku senang melihat Yeo Ri di sana. Do Chi berkata, sebenarnya ia ragu untuk datang karena mengira kafe Oliver sudah tutup tapi ia memutuskan mampir saja dan malah bertemu Yeo Ri di sana.

Oliver : Aku ada pelanggan jadi aku harus melayanimu walaupun sudah mau tutup.

Oliver lalu beranjak pergi meninggalkan mereka.


Do Chi mengajak Yeo Ri makan bersama. Tapi Yeo Ri mengaku sudah makan dan buru-buru pergi. Sontak, Do Chi kaget dan bingung dengan sikap Yeo Ri yang tiba-tiba seperti itu.


Sambil memijat Do Young, Ji Won bertanya apa Do Young sudah membaca artikel pernikahan Do Chi dan So Ra. Do Young berkata, ia membacanya saat dalam perjalanan pulang tadi. Do Young lantas bertanya, apa Ji Won yang ada dibalik artikel itu.

Ji Won : Sudah kubilang aku akan mengurus pekerjaan kotor jadi kau dan Hae Joo tidak perlu melakukannya.

Do Young : Do Chi bilang apa?

Ji Won : Dia menyuruh So Ra mengubah beritanya jadi aku menyuruh So Ra keluar negeri agar itu tidak terjadi. Aku membutuhkan bantuanmu. Hanya kau yang tidak bisa dia tolak. Hubungi dia dan suruh dia melanjutkan proses pernikahannya.

Do Young : Dia lebih keras kepala dari kelihatannya. Aku tidak tahu itu akan mempan atau tidak.

Ji Won : Ini waktu terbaik, jadi dorong dia. Beri dia wortel dan dorong dia.


Do Young langsung menghubungi Do Chi. Do Chi mengaku, ia menyukai So Ra tapi tidak untuk pernikahan. Ia berkata, akan menikahi seseorang yang benar-benar ia cintai.

Do Young marah, ia berkata sudah bukan saatnya lagi bagi Do Chi mengeluh soal cinta dan tidak semua orang menikah karena cinta. Tapi Do Chi kekeuh ingin menikah dengan wanita yang benar-benar ia cintai.

Do Young lantas berjanji, akan mengungkapkan ke publik bahwa mereka kakak adik jika Do Chi setuju menikahi So Ra.

Do Young : Kuanggap kau sudah setuju dengan pernikahan.

Do Young memutuskan panggilannya.


Ji Won memuji Do Young hebat. Setelah itu, ia menawari Do Young teh herbal.


Moo Yeol akhirnya tiba di rumah. Hae Joo langsung menyambut dia dengan ramah.

Ji Won keluar. Hae Joo melirik Ji Won. Ji Won menggeleng, agar Hae Joo tidak macam-macam.

Hae Joo lalu menarik Moo Yeol ke kamar.


Setelah Moo Yeol benar-benar tidur, Hae Joo keluar dari kamarnya dan bergegas ke mobil Moo Yeol. Ia mengambil kamera CCTV itu dan menggantinya dengan yang baru agar Moo Yeol tidak curiga.


Hae Joo bergegas masuk ke dalam, tapi sampai di dalam, ia dikejutkan dengan Ji Won yang berdiri di pintu.


Ji Won menarik Hae Joo di dapur. Di dapur, Ji Won memarahi Hae Joo. Tapi Hae Joo tidak peduli. Ia berkata, meski mereka harus bercerai, ia tak mau dibodoh-bodohi. Ia yakin, Moo Yeol pergi bersama Yeo Ri tadi.

Ji Won : Kau bisa hidup tanpa Moo Yeol? Kau panik akan setiap tatapan dan gerakan yang dia buat.

Hae Joo : Aku masih amat mencintainya. Aku melakukan ini karena itu. Aku tidak mau kehilangannya.

Ji Won : Yeo Ri sudah meninggal. Walaupun Moo Yeol sempat melirik wanita lain, abaikan saja. Perselingkuhan itu singkat dan akan hilang sendiri. Kau harus menjadi akar yang tidak bisa diguncang. Begitulah caramu melindungi keluargamu.

Hae Joo : Aku tidak mau seperti ibu. Aku tidak mau hidup seperti ibu. Ibu bahagia tinggal seperti itu dengan ayah? Ibu bahagia sebagai wanita?

Ji Won : Baiklah jika kau sudah bertekad, tapi apapun yang terjadi, kau harus membahasnya dulu dengan ibu.


Sekembalinya ke kamar, Hae Joo melihat Moo Yeol masih tidur.

Hae Joo pun berniat melihat isi rekaman CCTVnya, tapi belum sempat melihat, Moo Yeol terbangun. Hae Joo beralasan, ia tak bisa tidur jadi ingin menonton film.

Moo Yeol : Tidurlah, kau akan makin terjaga. Akan kupijit dirimu agar bisa tertidur.

Hae Joo : Aku tidak apa-apa.


Hae Joo lalu naik ke tempat tidur tanpa mencabut kartu memorinya di laptop Moo Yeol.

Bersambung ke part 2....