• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 8 Part 1

Sebelumnya...


Ji Won datang saat Beom sudah berada di tangan wanita dari panti asuhan.

Ji Won : Sudah kubilang aku akan menemukanmu, Son Yeo Ri!

Ji Won lalu melirik Beom.

"Beom eomma, aku pergi sekarang." ucap wanita itu, lalu pergi membawa Beom.

Ji Won menatap tajam Yeo Ri.

"Tidakkah kau merasa, kau harus membayar dosamu dengan ini?"

Ji Won menyeringai, lalu beranjak pergi.


Yeo Ri mengejar Beom. Para sipir pun sontak menahannya. Yeo Ri berteriak, tidak bisa membiarkan putrinya dibawa pergi.

Sipir yang tidak tahu apa-apa, mengatakan, semua itu demi kebaikan Beom.

Yeo Ri : Aku akan membesarkannya sendiri!


Yeo Ri dibawa menuju sel. Yeo Ri yang takut Beom jatuh ke tangan Ji Won pun berusaha melepaskan diri dari para sipir. Ia menggigit pergelangan tangan para sipir dan mencoba kabur. Sipir yang lain, yang berdiri di depan pintu, langsung menangkapnya.

Yeo Ri : Beom-ah! Beom-ah!


Sementara itu, Ji Won menyusul wanita itu.

"Jadi namanya Beom?"

"Kau siapa? Kudengar dia tidak punya keluarga."

Ji Won pun mengaku mengenal Yeo Ri dengan sangat baik. Ia lalu berkata, Beom tidak bersalah.

Ji Won : Dia berada disini karena dosa ibunya.

Ji Won memeriksa Beom dan menyadari Beom sedang sakit.

"Kesehatannya sedang tidak baik. Sepertinya ini pneumonia."

"Lalu kenapa kau masih berdiri disini? Bawa dia ke rumah sakit! Masuklah ke mobilku."

Wanita panti asuhan itu pun menurut dan pergi bersama Ji Won.


Yeo Ri dikurung di sel isolasi.

Yeo Ri : Uri Beom-i tidak boleh bertemu wanita itu! Tidak boleh! Beom-ah!


Hae Joo kebingungan lantaran anak laki-lakinya terus saja menangis.

Hae Joo : Na eottoeke? Eomma yeogiseo.


Ji Won sedang menuju rumah sakit bersama Beom dan wanita dari panti asuhan.

Wanita dari panti asuhan berkata, Beom mulai sulit bernapas.

Ji Won dihubungi Hae Joo. Ia terkejut.

Ji Won : Mwo? Gaya, Ma Ya-ga! Kau sudah menghubungi Moo Yeol? Eomma sedang di jalan menuju rumah sakit. Kita bertemu disana.

Yeo Ri sudah mulai tenang. Ia pun mulai dikeluarkan dari sel isolasi.


Yeo Ri dikembalikan ke selnya. Sampai disana, ia menanyakan kabar Beom pada teman-temannya. Tapi dua temannya seperti merahasiakan sesuatu tentang Beom darinya. Yeo Ri mulai cemas.

"Anakmu meninggal. Saat kau membuat masalah kemarin dan dikunci di ruang isolasi, Beom atau siapa pun nama bayi itu, meninggal." ucap si wanita bermata satu.

Sontak Yeo Ri kaget dan juga marah.

Yeo Ri : Dangsin michyeosseoyo! Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu! Siapa yang mengatakannya padamu! Tarik kata-katamu kembali!

Wanita itu menampar Yeo Ri. Ia lalu memarahi kedua teman Yeo Ri yang berusaha merahasiakan hal itu dari Yeo Ri. Ia berkata, itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk dirahasiakan, terlebih Yeo Ri adalah ibu kandung Beom.

Wanita itu lantas memberitahu Yeo Ri, bahwa saat Yeo Ri dikurung di sel isolasi kemarin, mereka menerima surat kematian Beom.

Tangis Yeo Ri pecah.


Yeo Ri : Geojitmal!

Yeo Ri pun memanggil sipir.


Yeo Ri terkejut membaca surat kematian Beom. Sipir berkata, seharusnya mereka mengirim Beom lebih cepat. Sipir menjelaskan, bahwa Beom tidak bisa bertahan melawan penyakit pneumonianya.

Yeo Ri tidak percaya. Ia yakin ada yang tidak beres. Yeo Ri yang tidak percaya lantas merobek surat kematian itu dan meminta anaknya dikembalikan.

Yeo Ri : Uri Beom-i menungguku di panti asuhan. Nae ttal deorawa! Uri Beom-i! Nae ttal!


Sipir dan wanita dari panti asuhan membawa Yeo Ri ke makam Beom.

Yeo Ri marah. Ia menggali tanah dan menemukan guci abu Beom di sana.

Tangis Yeo Ri pecah.

Yeo Ri : Beom-ah, eomma yeogiseo! Beom-ah!

Sipir dan wanita dari panti asuhan juga ikut menangis melihat Yeo Ri.


Sebulan telah berlalu, tapi Yeo Ri masih menangisi kematian Beom. Si wanita bermata satu pun kesal. Ia menyebut, Yeo Ri sudah membuat selera makannya hilang. Wanita itu lantas menasehati Yeo Ri, bahwa bukan cuma Yeo Ri yang punya kisah sedih.

Teman Yeo Ri yang gendut membenarkan. Ia bercerita, suaminya berselingkuh saat ia bekerja banting tulang jadi ia mematahkan leher keduanya.

Teman yang satu lagi berkata, ia membunuh seseorang lantaran tidak membayarnya yang sudah menjadi supir penggganti.

"Dan bos kita, Mal Yoon, rentenir terbaik di Myeong-dong, yang memelintir anak konglomerat...."


Si wanita bermata satu, Mal Yoon, pun menyuruh si gendut diam. Lalu, ia memberikan kode pada si gendut.

Si gendut mengerti dan langsung mengambil gumpalan koran di dalam rak dan memberikanya pada Yeo Ri.

Si gendut berkata, Yeo Ri beruntung karena Mal Yoon menyisakan kue beras untuknya. Si gendut bilang, Mal Yoon biasanya berbagi kue beras itu dengan suaminya (-nya disini Mal Yoon ya). Tapi Yeo Ri tetap keras kepala, menolak makan.

Mal Yoon pun kaget.

"Baik, kelaparan lah sampai kau mati!"

Tangis Yeo Ri pecah. Kedua teman Yeo Ri takut kalau Yeo Ri akan bunuh diri.


Yeo Ri lalu menghapus tangisnya dan tidak sengaja memegang kertas koran itu. Saat itulah ia melihat artikel keluarga Wid. Ada foto keluarga Wid disana, lengkap dengan Moo Yeol dan kedua bayi kembarnya. Artikel itu berjudul, 'Hong Ji Won, harapan untuk anak-anak, Wid Group Foundation'.

Yeo Ri pun marah.


Sementara itu, Ji Won sedang menyuapi kedua cucunya makan.

Hae Joo lalu datang sambil membaca artikel itu. Ia pura-pura kesal lantaran wajahnya terlihat kusam di foto sementara wajah Ji Won terlihat cantik.


Kemarahan Yeo Ri semakin menjadi saat membaca tulisan bahwa Ji Won membantu orang-orang lemah sejak kehilangan Hae Sung.

Ia lalu teringat ketika Ji Won berusaha menyeretnya ke rumah sakit. Ia juga ingat kata-kata Ji Won yang akan membuatnya merasakan sakitnya kehilangan anak.

Ji Won menggendong Ga Ya. Ia berniat mengajak Ga Ya mendengarkan musik bersamanya. Sementara Hae Joo sedang menyuapi Ma Ya.


Tapi baru mau menggendong Ga Ya, ponselnya berdering. Ji Won terkejut melihat siapa yang menelponnya. Ji Won masuk ke kamar.

"Ini aku, Son Yeo Ri."

"Aku sudah menunggumu. Aku membayangkan kau akan menelponku."

"Putriku meninggal. Apa kau membayangkan itu juga?"

"Aku membacanya di berita. Sayang sekali." jawab Ji Won sembari tersenyum puas.

"Kenapa Beom-i ku yang tidak bersalah harus meninggal?" tanya Yeo Ri.


Pertanyaan yang sama. Ji Won juga menanyakan itu saat Hae Sung meninggal dan menuduh Yeo Ri yang membunuh Hae Sung.

Sekarang, Yeo Ri menuduh Ji Won membunuh Beom.

Yeo Ri : Aku menjadi pembunuh karena kau, datang ke penjara dan kehilangan Beom.

Ji Won : Sekarang kau mengerti perasaanku? Setiap hari, setelah kehilangan Hae Sung, aku merasa seperti hidup di penjara. Bahkan ketika langis cerah, aku menangis. Ketika aku melihat daun yang melambai karena angin, hatiku hancur. Aku hidup seperti mayat. Jika kau tidak lari waktu itu, Hae Sung ku pasti bertahan. Anakku mati karena anakmu yang belum lahir. Kau yang membunuh anakmu sendiri. Kau membuatnya sakit dan membunuhnya.


Yeo Ri : Aku tidak akan memaafkanmu! Beraninya kau.... aku tidak akan memaafkanmu.

Ji Won : Lalu apa yang mau kau lakukan padaku?

Yeo Ri : Kau, putrimu, menantumu, aku akan menghancurkan kalian semua.

Ji Won : Caranya? Kau terkunci di penjara.Bahkan jika kau keluar, kau tidak punya kekuatan!

Yeo Ri : Ingatlah apa yang kukatakan. Namaku, wajahku dan rasa sakitku.Jangan berani melupakannya. Aku tidak akan melupakanmu.


Yeo Ri lalu berjalan ke halaman penjara dan berkata dalam hatinya bahwa ia tidak akan memaafkan satu pun dari mereka.


Mal Yoon duduk di tangga dan menatap kue berasnya. Ia lalu teringat kata-kata suaminya saat datang mengunjunginya.

Flashback...

Mal Yoon : Bagaimana putri kita, Seol? Dia sudah pindah ke asrama?

"Dia pindah kemarin. Jangan cemaskan kami. Sayangku Mal Yoon." ucap tuan Yoon.

*Berarti Yoon Seol yang dimaksud si dokter yang membantu persalinan Yeo Ri adalah putrinya Mal Yoon.


Mal Yoon tersenyum. Ia lantas memakan kue berasnya tapi karena tidak mengunyah dengan benar, kue berasnya tersangkut di tenggorokan.

Akibatnya, Mal Yoon tidak bisa bernapas. Untunglah Yeo Ri datang tepat waktu. Ia memeluk Mal Yoon dan mengguncang-guncangkan tubuh Mal Yoon hingga akhirnya kue beras itu keluar dari mulutnya.


Mal Yoon pun terkejut melihat siapa penolongnya.


Setelah kembali sel, Mal Yoon pun memperkenalkan dirinya pada Yeo Ri.

Mal Yoon : Aku Seo Mal Yoon yang selalu membalas kebaikan yang kuterima dari orang lain. Katakan keinginanmu. Minggu depan aku bebas, jadi aku akan mengabulkan keinginanmu.

Yeo Ri tertarik, apapun itu?

Mal Yoon : Sepanjang tidak melukai orang lain.

Yeo Ri : Lupakan.


Tapi rupanya Mal Yoon tahu apa yang ada di otak Yeo Ri. Yeo Ri pun berkata, ia tidak punya kekuatan apapun untuk membalas dendam.

Mal Yoon : Buatlah sebuah pukulan. Jika David menurunkan Goliath yang perkasa dengan satu pukulan, maka kau harus membuat pukulan itu. Buat dirimu kuat. Kau pikir orang lain akan membalaskan dendammu jika kau merajuk seperti ini? Buat dirimu kuat sampai mereka memohon ampun padamu.


Yeo Ri terhasut!


Karena itu lah, demi balas dendamnya, ia mulai mencoba bangkit. Ia belajar hukum, membaca buku-buku hukum siang dan malam.


Setelah membacanya, ia merobek lembaran demi lembaran dan menelan lembaran itu.

Bersambung ke part 2..............

Unknown Woman Ep 7 Part 2

Sebelumnya...


Malam itu, seorang pria mengendarai mobilnya di tengah hujan deras. Pria itu seorang dokter. Ia berbicara di telepon dengan seseorang, bahwa dirinya harus membantu persalinan seorang napi.

"Pergilah dengan orang tuamu. Aku juga mencintaimu, Yoon Seol." ucap pria itu.


Napi itu adalah Yeo Ri. Dua teman sel Yeo Ri panic lantaran Yeo Ri mengalami pendarahan dan dokter belum juga datang.


Do Young dan Ji Won tiba di rumah sakit. Hae Joo akan melahirkan. Do Young heran, kenapa persalinan Hae Joo cepat sekali. Ji Won berkata, itu karena bayinya kembar. Ji Won lalu menanyakan Moo Yeol. Do Young berkata, Moo Yeol ada diluar kota dan butuh waktu mencapai rumah sakit. Ji Won pun kesal mendengarnya.


Dokter memutuskan melakukan tindakan sesar pada Hae Joo. Hae Joo pun kekeh ingin melahirkan setelah Moo Yeol tiba. Ia bilang, Moo Yeol harus melihat persalinannya.


Di penjara, dokter membantu Yeo Ri melahirkan.

Tak lama kemudian, anak Yeo Ri pun lahir. Perempuan. Yeo Ri bahagia dan memberi nama putrinya, Beom. Itulah kali pertama Yeo Ri berbicara. Ia berbicara saat memberikan nama pada putrinya. Sontak, teman se-sel Yeo Ri senang mendengarnya.


Dokter memberi ucapan selamat pada Do Young atas kelahiran cucu kembarnya. Laki-laki dan perempuan.

Ji Won meminta perawat menunjukkan cucu yang laki-laki terlebih dahulu.

"Tuan putri kita dikesampingkan karena saudara laki-lakinya." ucap Do Young bercanda.

Do Young lantas terkejut saat Ji Won mengatakan, cucu laki-laki mereka mirip dengan Hae Sung.

Ji Won : Aga-ya, aku akan melakukan apapun untukmu. Jadi jangan sakit. Jadilah anak sehat.


Beom sudah besar. Yeo Ri melukis di dinding penjara. Teman-teman se-sel Yeo Ri memuji Yeo Ri yang pandai melukis.


Mereka lalu merayakan ulang tahun Beom.


Hingga akhirnya, sipir penjara memberitahu Yeo Ri bahwa Beom harus pergi enam bulan lagi.

"Tapi kau tidak punya kerabat untuk mengurusnya. Kau sungguh tidak bisa menghubungi ayahnya?"

"Aku tidak tahu harus melakukan apa."

"Aku tidak tahu bagaimana keadaaanmu, tapi pikirkan anakmu. Bagaimana pun, ayahnya lebih baik daripada panti asuhan."


Di pesawat, seorang penumpang mabuk membuat keributan dengan berteriak-teriak. Saat pramugari memperingatkannya, ia malah marah-marah dan memaki si pramugari.

Tiba-tiba, seorang wanita paru baya datang dan memelintir tangan pria muda yang membuat keonaran itu.

"Terima kasih untuk olahraganya anak muda." ucap wanita itu sembari tertawa.


Di sel, teman-teman Yeo Ri lagi menonton iklan Do Chi. Mereka menyukai Do Chi.

Tiba-tiba, Beom menangis. Yeo Ri panik menyadari Beom sakit.


Sipir penjara pun membawa Yeo Ri. Yeo Ri menangis, ia tak rela dipisah dari anaknya.

"Aku melakukan ini demi Beom! Pneumonia sedang mewabah dan bisa membunuhnya!"

"Kau tahu aku tidak bisa berpisah dengannya sekarang."

"Karena itulah kuminta kau menghubungi ayahnya!"


Yeo Ri memberanikan dirinya menghubungi Moo Yeol. Moo Yeol terkejut Yeo Ri menghubunginya. Ia bertanya, Yeo Ri dimana.

Tepat saat itu, Ji Won masuk dan mendengar semuanya.

Yeo Ri ingin mengatakan dia dimana tapi tidak jadi saat mendengar suara Hae Joo yang memanggil Moo Yeol dan mengatakan si kembar menangis.

Ji Won pun buru-buru keluar.

Moo Yeol bertanya lagi Yeo Ri dimana.

Di seberang sana, Yeo Ri menangis mengetahui kenyataan Moo Yeol telah menikah dan punya anak dengan Hae Joo.


Hae Joo kemudian datang.

Hae Joo : Yeobo, aku memanggilmu. Tidak dengar? Si kembar menangis terus.

Moo Yeol pun menyembunyikan ponselnya dibalik kertas-kertasnya dan beranjak keluar.


Yeo Ri menutup teleponnya.

Yeo Ri : Beom-ah, mianhae. Kau tidak akan pernah punya ayah.


Diluar, Ji Won menyerahkan dokumen pada Moo Yeol. Hae Joo pun menyuruh ibunya meletakkan dokumen itu di meja mereka karena si kembar menangis terus.


Ji Won pun masuk ke kamar mereka. Ia meletakkan dokumen itu di meja dan memeriksa daftar panggilan Moo Yeol.

Ji Won menghubungi nomor itu tapi nomor itu tidak bisa menerima panggilan.

Akhirnya, Ji Won menghubungi seseorang, memintanya melacak nomor itu.


Hae Joo kebingungan lantaran si kembar terus menangis. Ia merasa, si kembar sakit. Tapi Moo Yeol yang terus memikirkan Yeo Ri tidak mendengar Hae Joo.

Hae Joo : Moo Yeol-ssi, apa yang kau pikirkan sampai tidak mendengarku?

Ji Won kemudian datang dan meminta maaf karena telah merusak ponsel Moo Yeol. Ia mengaku, ponsel Moo Yeol tergeletak di lantai dan tidak sengaja diinjaknya. Ia berjanji, akan membelikan yang baru besok.

Hae Joo mengadu pada Ji Won tentang anaknya yang tidak mau diam.


Ji Won hendak melihat anak Hae Joo, tapi ponselnya berdering. Telepon dari orang suruhannya yang sudah berhasil melacak nomor Yeo Ri. Sontak, Ji Won kaget tahu lokasi Yeo Ri.


Ji Won masuk ke kamarnya. Ia tidak percaya kalau selama ini Yeo Ri bersembunyi di penjara.


Keesokan harinya, Yeo Ri dan kedua teman se-sel nya merasa berat berpisah dari Beom.

Salah satu temannya berkata, jika Yeo Ri kehilangan Beom, Yeo Ri bisa menemukan Beom dengan tanda lahir di pinggul Beom.

Yeo Ri : Aku akan membawanya sekarang.


Bersamaan dengan itu, wanita yang memelintir tangan pria yang membuat onar di pesawat, masuk ke sel (entar wanita ini gaes yg akan ngebantuin Yeo Ri balas dendam). *Berarti wanita ini masuk penjara karena abis melintir tangan pria yg buat onar itu yaaak.


Yeo Ri menemui seorang wanita dari panti asuhan. Yeo Ri berkata, jika Beom selalu berkeringat saat tertidur.

Yeo Ri : Kipasi dia agar dia bisa tidur nyenyak. Kalau dia terbangun, dia harus menyentuh daun telinga seseorang agar bisa tidur lagi. Jika dia tidak bisa tidur lagi, letakkan tangannya di daun telingamu.


Yeo Ri juga menunjukkan tanda lahir Beom.

Sementara itu, Beom terus menangis di pangkuan Yeo Ri.

Wanita dari panti asuhan menenangkan Yeo Ri. Ia berjanji, akan membesarkan Beom dengan baik.


Saat Beom sudah berada di gendongan wanita dari panti asuhan, Ji Won datang. Yeo Ri terkejut melihat Ji Won.

"Son Yeo Ri, ani, tahan 1654, Kim Bbol Sang. Sudah kubilang aku akan menemukanmu. Kau sudah melahirkan bayi yang kau pilih dibanding adikmu?"


Yeo Ri melirik Beom. Ia mulai cemas kalau Ji Won akan melukai Beom.

Bersambung.........

Next epi : Beom meninggal gaes...