• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Blessing of the Sea Ep 2 Part 3

Sebelumnya...


Deok Hee mulai menari, memimpin ritualnya. Saat menari, ia melihat dua pisau yang sangat tajam. Deok Hee mulai ciut.

"Kenapa mereka mengasah pisaunya tajam sekali." ucapnya dalam hati.


Tiba lah giliran Deok Hee yang harus berjalan di atas pisau. Deok Hee panic, tapi untuk menutupi kepanikannya, ia pun pura-pura menari lagi.


Pil Doo membakar foto Ji Hwan dan Hong Joo.

Ia lalu teringat ketika Pimpinan Ma memuji Ji Hwan.


Pil Doo juga ingat saat Pimpinan Ma menyuruh Ji Hwan menikahi Jae Ran. Ji Hwan saat itu menolak karena sudah menganggap Jae Ran seperti adiknya. Tapi Pimpinan Ma bersikeras, menyuruh Ji Hwan menikahi Jae Ran.

Pil Doo tampak kesal mendengarnya.

Sung Jae meminta ibunya tidak memaksa Ji Hwan lagi untuk menikahi Jae Ran.

Sung Jae lantas meminta Pil Doo mengatakan sesuatu.

Pimpinan Ma : Pak Seo, ingatlah perkataanku....


Pil Doo juga teringat saat melihat Sung Jae dan Ji Hwan berpelukan di depan kuil.


Lalu ia ingat kata-kata Sung Jae saat dirinya mengatakan bahwa mereka sudah seperti saudara.

Sung Jae : Entahlah, siapa yang memanggil Pak pada adiknya sendiri. Kau bisa keluar?


Lalu ia teringat saat memandangi foto mereka bertiga.


Foto Ji Hwan dan Hong Joo mulai habis terbakar. Pil Doo pun melemparkan foto itu ke dalam tong, serta sarung tangan hitamnya yang ia pakai untuk menghabisi nyawa mereka.


Deok Hee masih menari. Para nelayan pun heran melihat Deok Hee yang tidak mau mendekati pisau itu. Mereka berpikir, jika Deok Hee ingin mereka menggendongnya ke atas pisau. Maka segera lah, dua orang pria menggiring Deok Hee mendekati pisau. Deok Hee tambah panic. Ia berharap, ada seseorang yang datang menolongnya.


Kaus kakinya mulai dibuka. Deok Hee tambah tegang. Saat kakinya mulai diarahkan ke atas pisau yang tajam, tiba-tiba saja terdengar teriakan seseorang tentang anak kecil yang tenggelam di laut.

Para penduduk pun bergegas mendekati Hong Joo. Salah seorang dari mereka memeriksa nadi Hong Joo. Mereka pun lega menyadari Hong Joo masih hidup dan berniat membawa Hong Joo ke klinik.


Deok Hee melihat Hong Joo dari kejauhan. Ia berterima kasih pada Hong Joo karena sudah menyelamatkan nyawa dan kakinya dari tajamnya pisau itu.

Namun saat berbalik, ia kaget melihat Ji Na yang duduk di tepi pantai.


Deok Hee pun membawa Ji Na pulang. Ia membantu Ji Na berbaring sambil mengomel karena pihak RS berani mengusir Ji Na nya. Ia pun berniat melabrak pihak RS dan meminta Ji Na tetap di rumah, tapi Ji Na mengaku, dia lah yang mau pergi karena RS membosankan.

Deok Hee makin marah, ia tak mau Ji Na tambah sakit.

Ji Na pun mengaku, kalau ia berbohong agar bisa bolos sekolah. Ia berkata, muak setiap kali teman-temannya meledeknya anak dukun dan menanyakan kenapa nama belakangnya dan ayahnya berbeda.

Ji Na juga menambahkan, tidak ada gunanya dirinya di RS karena mereka juga tidak bisa membayar biaya RS.

Deok Hee : Kita bisa membayarnya! Kenapa kau mencemaskan itu!

Ji Na : Lupakan. Aku lapar. Buatkan makan malam.

Deok Hee : Tetap di tempat tidur, akan ibu belikan daging.


Hong Joo masih belum sadarkan diri di klinik terdekat. Sementara diluar, para nelayan meminta kepolisian setempat mencari laporan anak hilang, namun polisi bertugas mengaku tidak mendapatkan laporan anak hilang.


Hong Joo akhirnya siuman.

Sementara diluar, para nelayan masih sibuk mencari tahu siapa Hong Joo. Nelayan lain menganggap bahwa itu pertanda baik bagi desa mereka karena Hong Joo datang di hari ritual mereka.

Tak lama kemudian, suster keluar dan mengatakan bahwa Hong Joo kabur.


Sementara itu, Deok Hee dalam perjalanan membeli daging. Sepanjang perjalanan, ia mengomel lantaran Ji Na yang tidak mau dirawat di RS karena memikirkan biayanya.

Deok Hee pun kesal, ia bersumpah akan membuat Hak Kyu kelaparan jika Hak Kyu pulang.


Tak lama, ia melihat Hak Kyu turun dari bus. Deok Hee pun langsung memanggil Hak Kyu tapi Hak Kyu yang sibuk memikirkan soal lukisan, tidak mendengarnya.


Ji Na yang lapar, membuka kulkasnya. Ia kesal karena tidak menemukan apapun yang bisa dimakan.


Ji Na pergi ke warung. Ia mengambil dua camilan dan meminta ahjussi pemilik warung memasukkan biayanya ke tagihan Bang Deok Hee.

Ahjussi : Aku tidak kenal siapa itu Bang Deok Hee. Aku tidak bisa membiarkanmu mengambil camilan begitu saja.

Kesal, Ji Na pun melemparkan camilan itu kembali ke rak.

Seorang anak laki-laki kemudian datang dan membayar camilan Ji Na.

Ahjussi : Si Joon-ah, kau datang mengunjungi bibimu?

Anak laki-laki, si pemilik nama Si Joon, itu pun membenarkan. Si Joon lantas membagi camilannya pada Ji Na. Tapi Ji Na menolaknya dengan ketus dan beranjak pergi.


Si Joon memakan camilannya, sembari tersenyum menatap kepergian Ji Na.

Para penduduk berpencar mencari Hong Joo.


Hong Joo sendiri berkeliaran di jalan. Di tengah jalan kecil, ia melihat Hak Kyu.

Hak Kyu sendiri masih cemas, ia takut polisi menangkapnya karena lukisan itu. Ia lalu menatap jam tangan Pil Doo dan takut kalau Pil Doo mengenali wajahnya.

Hak Kyu kemudian menatap sapu tangan yang membebat lukanya. Ia lantas melepasnya dan membuangnya ke tong sampah.


Hong Joo pun mengambil saputangan itu setelah Hak Kyu pergi. Seketika, ia teringat pada ayahya.

"Aku membuat saputangan ini untuk ayah." ucapnya, lalu memeluk sang ayah.

"Aroma ayah enak. Seperti cat." ucapnya.

Namun sayangnya, Hong Joo tidak bisa mengingat wajah ayahnya.

Flashback end...


Hong Joo pun bergegas mengejar Hak Kyu.

Ia mengembalikan saputangan itu pada Hak Kyu dan menyebutnya sebagai hadiah. Setelah itu, ia mengendus aroma Hak Kyu.

Tak lama kemudian, Deok Hee dan para penduduk datang.

Hong Joo pun memanggil Hak Kyu dengan sebutan Appa.

Sontak para penduduk dan juga Deok Hee kaget.

Hak Kyu mau menjelaskan, tapi Deok Hee keburu marah-marah.

Hong Joo kemudian memeluk Hak Kyu dan terus menyebut Hak Kyu ayahnya.

Sontak, Hak Kyu dan Deok Hee kaget.


Bersambung................

Blessing of the Sea Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Paginya, Ritual Yongwang-ri dilangsungkan di tepi laut. Ritual ini dimaksudkan agar tangkapan ikan para nelayan berlimpah.


Di rumah sakit, Deok Hee mengomel sambil mengurus Ji Na lantaran ayahnya Ji Na belum kembali juga.

"Apa orang bodoh itu mabuk sampai pingsan di suatu tempat? Jika tidak bisa mendapatkan uangnya, seharusnya dia kemari dan membantu. Aku pernah sial dan sekarang sial lagi." ucapnya.

Deok Hee lantas kepikiran untuk meninggalkan Hak Kyu.

Ji Na yang sebal mendengar ocehan sang ibu pun meminta sang ibu diam.

"Ibu hanya kesal. Aku tidak boleh bicara dengan mulutku sendiri?" jawab Deok Hee.

"Jika ibu bercerai dan menikah lagi, aku akan punya tiga ayah. Ara? Aku muak orang-orang memanggilku anak dukun. Kenapa ibu melakukan ini padaku?"

"Apa ibu bilang mau menikah lagi? Jika bercerai kali ini, ibu akan hidup bahagia saja bersama Ji Na. Ibu hanya lelah dan muak dengan pria."

"Ibu bilang begitu saat kali pertama cerai."

Deok Hee pun langsung mendengus kesal mendengarnya dan mengaku lebih takut pada putrinya daripada Raja Naga.


Ponsel Deok Hee kemudian berdering. Telepon dari seseorang yang memintanya memimpin ritual para nelayan.

Deok Hee pun kesal karena suaminya belum datang juga sementara ia harus memimpin ritual dan tidak ada yang menjaga Ji Na jika ia pergi.


Hak Kyu mulai siuman. Ia pun teringat apa yang terjadi semalam. Tak lama kemudian, ia menemukan jam tangan Pil Doo yang terjatuh.

"Benar, bedebah itu menjatuhkan ini. Apa tulisannya? MJS? Apa ini? Tunggu sampai aku menemukanmu." ucap Hak Kyu.

Hak Kyu kemudian melihat gulungan lukisan Potret Kecantikan yang dicurinya dan bingung bagaimana cara mengembalikannya pada Ji Hwan.


Polisi mulai menyelidiki kecelakaan Sung Jae dan Ji Hwan. Mereka menanyai orang-orang di kuil.

Tak lama, Hak Kyu datang dan kaget melihat polisi. Ia fikir, Ji Hwan dan Sung Jae lah yang membuat laporan lukisan hilang.

Enggan berurusan dengan polisi, Hak Kyu pun menyembunyikan lukisannya di dalam jaketnya. Ia lantas berniat pergi tapi karena penasaran, ia pun mendekati mereka dan pura-pura bertanya apa yang terjadi pada orang-orang di kuil.

"Dua orang mati semalam. Tamu yang datang untuk menemui Kepala Biksu. Mereka kemari mencari lukisan atau semacamnya, lalu terbunuh."

Pil Doo pun kaget, lukisan?

"Detektif telah menyelidiki ini sejak pagi. Siapa pun pelakunya, kuharap dia tersambar petir!"


Dua orang polisi menatap Hak Kyu dengan tatapan curiga. Hak Kyu yang sadar dicurigai pun mulai gemetaran. Tak mau tertangkap sebagai pencuri lukisan, Hak Kyu pun pura-pura kebelet dan menanyakan toilet pada orang kuil.


Jae Ran menenangkan dirinya dan minum dan mendengarkan musik.

Tak lama kemudian, Pil Doo datang dan mematikan musiknya. Pil Doo menyuruh Jae Ran pergi. Jae Ran pun menanyakan kondisi anak yang ditabraknya. Pil Doo diam saja. Jae Ran pun marah, APA YANG TERJADI PADA ANAK ITU!

Pil Doo menuangkan segelas air untuk Jae Ran.

"Tenangkan dirimu dan minum ini. Kakakmu meninggal." ucap Pil Doo.


Pimpinan Ma menguatkan dirinya saat melihat jasad Sung Jae. Namun... ia tak bisa menahan dukanya. Ia jatuh terduduk dan menangis.


Poong Do siuman dan mendapati dirinya berada di RS.


Diluar, Pil Doo berlutut, minta maaf pada Pimpinan Ma lantaran tidak bisa menghentikan Ji Hwan. Pil Doo mengaku, tidak menyangka Ji Hwan akan melakukan hal semacam itu.


Tak lama kemudian, Poong Do datang dan menanyakan ayahnya. Jae Ran sontak kaget mendengar Poong Do bicara. Poong Do mengaku, ia dan ayahnya berada di rumah teman sang ayah semalam dan ada orang yang berusaha membunuh mereka. Poong Do mengatakan rumah teman ayahnya meledak dan terbakar. Poong Do juga mengaku sempat melihat mobil sang ayah.

Pil Doo yang tegang, menegur Poong Do.

"Ayah dimana?" tanya Poong Do.


Pimpinan Ma pun langsung menatap tajam Poong Do.

"Ini salahmu. Kau membunuh Sung Jae ku. Jika kau tidak mengeluh soal ibumu padanya, Sung Jae ku tidak mungkin mati. Kau pembunuhnya! Kau membunuh!"

Pimpinan Ma pun menyerang Poong Do. Jae Ran dan Pil Doo langsung menghentikannya.

"Paman, ayahku meninggal? Bibi, ayahku dimana? Aku ingin melihatnya!"

"Pergi dari hadapanku! SEKARANG!" teriak Pimpinan Ma.

Poong Do syok.


Poong Do berlari keluar RS. Di koridor luar RS, ia terjatuh.

Poong Do lalu mendongak ke langit. Pandangannya mulai berkunang-kunang.

Tak lama, Poong Do muntah-muntah lagi. Lalu, tangis Poong Do pun pecah.


Ritual Yongwang-ri dimulai. Deok Hee yang udah memakai hanbok ritual pun pura-pura batuk dan mengaku sakit. Deok Hee : Jika aku melayani Raja Naga dengan kondisi seperti ini, nasib buruk akan terjadi.

Tapi para nelayan tidak mau mengerti dan meminta Deok Hee mengembalikan uang mereka jika tidak mau memimpin ritual.

Deok Hee : Aku hanya bercanda! Kau tidak ingat menangkap banyak ikan di Yongwang-ri setelah aku lakukan ritual? Pastikan kau mengasah pemotong jerami dengan benar.


Pil Doo berjalan menyusuri lorong RS. Sambil berjalan menyusuri lorong, Pil Doo ingat ketika dirinya berusaha merebut lukisan Potret Kecantikan tapi kepergok Ji Hwan. Pil Doo mengaku, menghabiskan masa mudanya demi lukisan itu dan marah Ji Hwan memperlakukannya seperti pelayan.

Pil Doo lantas mengambil pisaunya dan berusaha membunuh Ji Hwan, tapi Ji Hwan berhasil menghindar dan merebut lukisan itu. Ji Hwan lalu beranjak pergi membawa lukisan itu. Sementara Pil Doo terduduk lemas di tangga dengan tangan luka terkena goresan pisaunya sendiri.


Sekarang, Pil Doo sedang menatap bekas lukanya. Ia lalu teringat jam tangannya yang jatuh saat sedang baku hantam dengan Hak Kyu.


Pil Doo lantas menghubungi seseorang.

"Bagaimana lukisannya?" tanya Pil Doo. Mendapat jawaban yang kurang enak, Pil Doo pun menyuruh orang itu mencari tahu apa ada seseorang mencurigakan yang datang ke kuil. Ia juga menyuruh orangnya menyingkirkan detektif yang bekerja sama dengan Jae Ran.


Pil Doo lalu membetulkan letak kacamatanya dan berkata, kalau Ji Hwan harus menyerahkan lukisan itu sebelum menemui ajal.


Setelah jauh dari kuil, Hak Kyu berhenti berlari dan menatap lukisannya.

"Dua orang mati karena lukisan ini? Karena aku?" tanyanya.

Ia lalu menatap jam tangan Pil Doo.

"Lalu punya siapa ini? Aku yakin dia melakukan sesuatu pada mobilnya." ucap Hak Kyu lagi.

Lantas dimana kah Hong Joo? Apakah dia selamat?

Bersambung ke part 3....