• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 20 Part 1

Sebelumnya...


Man Jung meminta Na Yeon melepaskan Tae Joon.

"Jangan hancurkan hidupnya. Betapa sulitnya melihat anak itu datang padaku dan menangis.... saat dia berusia 7 tahun, aku membuangnya, dia tidak sedikit pun meneteskan air mata. Rasanya, organ di dalam tubuhku mati mengingat itu." Man Jung menangis.

Na Yeon terluka.

Man Jung kemudian mengatakan, bahwa ia tidak bisa membiarkan Tae Joon terluka lagi.

"Tolong mengerti lah, aku akan memintanya memberikan uang yang banyak padamu." ucap Man Jung.

Sontak, Na Yeon marah.

"Ibu tidak merasa bersalah pada Sae Byeol yang lahir dan besar tanpa ayahnya! Dia tidak pernah merasakan cinta ayahnya! tapi Tae Joon ingin membuangnya dan menikahi wanita lain. Ibu memintaku membiarkan hal itu?"


Man Jung langsung menatap tajam Na Yeon.

"Apa hanya anakmu satu-satunya yang berharga? Anakku juga berharga! Dia tidak menginginkanmu! Ditambah, pasangan yang sudah menikah dan punya anak, berpisah karena sudah tidak saling menyukai! Kau bahkan belum menikah, lalu apa masalahnya!"

"Aniyo! Aku tidak akan pernah memaafkan Tae Joon. Aku tidak peduli apa yang kau katakan! Aku tidak akan menyerah demi Sae Byeol!"

"Baik, kita lihat cinta ibu mana yang lebih kuat! KITA LIHAT!"

Man Jung beranjak keluar. Na Yeon makin luka.


Ponsel Na Yeon berdering. Telepon dari guru Sae Byeol yang mengabarkan tentang Sae Byeol. Sontak, Na Yeon kaget mendengar apa yang sudah dilakukan Sae Byeol.


Na Yeon ke sekolah Sae Byeol. Ia terkejut melihat wajah Sae Byeol yang penuh plester.

Ternyata, Sae Byeol berantem dengan temannya karena tidak suka ayahnya diolok-olok.

Teman laki-laki Sae Byeol pun berkata pada Na Yeon, kalau Sae Byeol memang tidak punya ayah. Sontak, Na Yeon kaget mendengarnya.


Guru datang dan menyuruh kedua muridnya masuk ke kelas.

"Apa yang terjadi?" tanya Na Yeon.

"Mereka bertengkar. Aku pikir, Sae Byeol lah yang memukul Min Jae duluan."

"Uri Sae Byeol memukul duluan?" tanya Na Yeon kaget.


Na Yeon keluar dari sekolah Sae Byeol sambil memikirkan cerita guru Sae Byeol tadi.

Guru Sae Byeol berkata, Min Jae menunjukkan bukti foto-foto pernikahan ayah dan ibunya. Sae Byeol tidak mengatakan apa-apa tapi hanya menatap galak Min Jae dan memukul Min Jae.

Sae Byeol lalu keluar dan menatap lirih ibunya.


Na Yeon mengajak Sae Byeol ke restoran ibunya. Sae Byeol menikmati ayam gorengnya dengan wajah ceria.

Mal Sook menghampiri mereka dan mencubit gemas pipi Sae Byeol.

Mal Sook lantas meminta Na Yeon menjaga restoran sebentar karena ia mau keluar.


"Sae Byeol-ah, kau senang habis bertengkar dengan Min Jae?"

Sae Byeol menggeleng.

"Ibu tidak mau kau menjadi anak yang jahat."

"Dia anak yang jahat. Dia menertawakanku dan mengejekku karena aku tidak punya ayah. Dia bilang dia tidak mau bermain denganku. Eomma, kapan ayah datang?"

"Kau benar-benar ingin bertemu ayah?"

"Aku punya ayah tapi dia bilang tidak."

"Sae Byeol-ah, biar aku tambahkan ini untukmu."


Na Yeon lantas berlari ke dapur. Di dapur, ia menangis.

Na Yeon lalu mengambil ponselnya dan mengetik sms untuk seseorang.


Tae Joon sedang makan mie udon saat ponselnya menerima sms dari Tae Joon. Na Yeon meminta Tae Joon mampir sebentar ke rumahnya karena Sae Byeol ingin bertemu.

"Siapa itu?" tanya Se Jin.

"Bukan siapa-siapa." jawab Tae Joon, lalu kembali menyimpan ponselnya ke balik jas.


Di restoran, Na Yeon resah karena Tae Joon tak membalas pesannya. Sae Byeol lantas mengajak Na Yeon pulang lantaran ia mengantuk.

Na Yeon pun menghubungi Mal Sook, memberitahu kalau ia akan pulang.


Na Yeon menggendong Sae Byeol menuju pulang.


Kyung Wan sedang menatap foto-foto Na Yeon dan Sae Byeol dengan wajah sengit.

Bersambung ke part 2.......

The Promise Ep 19 Part 3

Sebelumnya...


"Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya? Ah, matta. Di Bandara. Rok sobek." ucap Hwi Kyung.

"Kau mungkin bertemu banyak wanita, jadi kau bingung dan mengira aku salah satu dari mereka." jawab Do Hee.

Sontak lah Hwi Kyung kebingungan karena ia yakin tidak salah orang.


Na Yeon terkejut Man Jung memasakkan begitu banyak makanan untuknya.

"Aku pandai memasak tapi tidak bisa menikmati semua makanan itu. Makanlah. Perasaan seseorang akan membaik setelah makan." jawab Man Jung.

"Kalau begitu, aku akan makan. Kau juga harus makan, Bu." ucap Na Yeon.

"Kau saja. Lagipula, ini kali pertama dan terakhir aku memasak untukmu. Terima kasih untuk semuanya." jawab Man Jung yang sontak membuat Na Yeon terkejut.


Hwi Kyung dan Do Hee bicara di ruangan khusus tamu.

Do Hee berkata, bahwa Hwi Kyung tahu dengan baik bahwa Hwi Kyung memiliki segalanya yang diinginkan perempuan untuk pernikahan.

"Kau lebih tampan dari yang kubayangkan dan kau terlihat cukup pemberontak." ucap Do Hee.

Hwi Kyung pun membalas dengan mengatakan bahwa Do Hee sangat kasar dan menjengkelkan dari yang ia bayangkan.

"Kenapa kau bercerai? Apakah seperti yang rumor katakan bahwa kau memiliki banyak masalah dengan wanita? Apa kau tetap berhubungan dengan mantan istrimu? Apa dia sudah menikah lagi?" tanya Do Hee.


"Apa semua reporter penuh kebencian seperti ini?" tanya Hwi Kyung.

"Apa aku terlihat seperti itu?"

"Kau terlihat seperti itu. Kau tidak seperti saat pertama kali kita bertemu. Sekarang, kau datang ke kantorku dan menunjukkan sifatmu yang kasar. Apa kau disini untuk kencan denganku atau untuk menanyaiku?"

"Aku ketahuan? Insting reporterku muncul saat aku bertemu dengan pewaris perusahaan."


Singkat cerita, Do Hee mengulurkan tangannya dan mengajak Hwi Kyung berkenalan.

"Aku penghisap darah tidak berguna, Baek Do Hee. Kau juga bisa memanggilku Ular Putih."

Hwi Kyung tertawa, lalu berdiri tanpa menjabat tangan Do Hee.

Hwi Kyung mengaku, akan memperkenalkan dirinya secara resmi nanti. Tidak di tempat kerja tapi di tempat yang lebih layak. Tidak dalam seragam kerja dan dengan sopan santun.

"Aku lebih suka kau yang sekarang." jawab Do Hee.

"Baek Do Hee-ssi, dari semua wanita yang kencan buta denganku, kau adalah yang terburuk sejauh ini."

Tapi Do Hee tidak perduli dengan ucapan Hwi Kyung itu dan mengajak Hwi Kyung bertemu di jam yang telah ditentukan. Hwi Kyung hanya menghela napas mendengarnya lalu beranjak pergi tanpa menjawab ajakan Do Hee.


Se Gwang menunggu diluar. Tak lama, Do Hee datang dan ia langsung turun dari mobil.

"Kau bertemu dengannya?" tanya Se Gwang.

"Dia benar-benar brengsek seperti yang dikatakan rumor." jawab Do Hee sembari tersenyum sinis.

Se Gwang lantas membukakan pintu mobil untuk Do Hee.


Man Jung berlutut pada Na Yeon. Ia meminta Na Yeon melepaskan Tae Joon. Ia memintanya dengan wajah menahan amarah.

Sontak Na Yeon syok.


Bersambung........

Dulu Man Jung meninggalkan Tae Joon demi kesenangannya sendiri. Dan sekarang, Tae Joon meninggalkan Sae Byeol juga demi kesenangannya sendiri.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya gaes... Tae Joon melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibunya.

Tapi lucunya, si Tae Joon ini masih bisa protes ama emaknya karena udah ninggalin dia. Dia tahu rasa sakit ditinggalkan tapi dia sendiri meninggalkan Sae Byeol. Ani, bukan cuma meninggalkan, tapi tidak menganggap Sae Byeol sebagai anaknya.

Sy ngebayangin kalau seandainya Sae Byeol nanti udah dewasa, begitu pun dengan anak Tae Joon dari Se Jin, terus mereka tinggal seatap, Tae Joon mungkin lebih memperhatikan anaknya dari Se Jin.

The Promise Ep 19 Part 2

Sebelumnya...


Se Jin heran melihat sang ayah datang bersama Tae Joon. Kyung Wan pun berkata, ia bertemu Tae Joon diluar.

"Tae Joon membawakan kue untukmu." ucap Kyung Wan.

Se Jin lantas melihat bunga yang dibawa Tae Joon.

"Itu bunga untukku?" tanya Se Jin.

"Ini bukan untukmu." jawab Tae Joon.

Tae Joon lalu memberikan bunga itu pada Yoo Kyung dan berterima kasih karena sudah mengundangnya.

"Berikan saja pada Se Jin. Kau harus berterima kasih padanya. Aku mengundangmu bukan karena menyukaimu tapi karena Se Jin."

"Aku selalu berterima kasih pada Se Jin tapi aku juga berterima kasih padamu karena sudah membesarkan Se Jin menjadi sebaik ini." jawab Tae Joon.

"Eomma, ambil lah sebelum aku mengambilnya." suruh Se Jin.

Terpaksalah Yoo Kyung menerima bunga Tae Joon. Tak lupa, ia juga menegaskan bahwa ia menerima bunga Tae Joon demi Se Jin.


Kyung Wan lalu menatap Tae Joon sambil memikirkan sesuatu.


Se Jin meletakkan lauk di mangkuk Tae Joon. Tae Joon yang tidak enak pada Yoo Kyung menyuruh Se Jin berhenti. Se Jin pun membela diri. Ia mengatakan, ibunya juga sering melakukan itu.

"Berhentilah melakukan itu sebelum aku menghancurkanmu. Bagaimana bisa kau melakukan itu di depan orang tua?" Yoo Kyung menegur Se Jin.

"Aku suka melihatnya." jawab Kyung Wan sembari tertawa.

"Apa yang tidak kau sukai." balas Yoo Kyung.

"Ngomong-ngomong, siapa yang menyiapkan makan malam ini? Semuanya keren. Pemilihannya, rasanya dan cara penataannya." ucap Kyung Wan.

"Kau sengaja mengatakan itu padaku?" sewot Yoo Kyung.

"Apa gadis tadi yang menyiapkan semua ini? Dia sepertinya sepantaran denganku." ucap Se Jin.

"Usianya sama denganmu. Dia belajar memasak dari ibunya. Ibunya mendirikan restoran atau sesuatu seperti itu." jawab Yoo Kyung.

"Kita harus memintanya memasak untuk pernikahanku. Kau setuju?" tanya Se Jin pada ibunya.

"Lakukan sesuka hatimu! Kapan kau pernah mendengarkanku?" jawab Yoo Kyung.


Tae Joon yang tahu si gadis penjamu adalah Na Yeon, tidak nyaman mendengarnya.

Kyung Wan pun kembali menatap Tae Joon dengan tanda tanya di kepala.


Na Yeon berjalan, menyusuri sepanjang jalan, dengan sorot mata sedih.


Sampai di rumah, Na Yeon terus masuk ke kamarnya dan menatap Sae Byeol yang sudah terlelap.

Na Yeon pun menangis lagi.

Selang beberapa menit, Na Yeon naik ke tempat tidurnya yang letaknya bersebelahan dengan tempat tidur Sae Byeol.


Ia mengambil sebuah kotak berwarna pink. Kemudian membukanya. Ada berbagai macam syal boneka milik Sae Byeol di sana.

Na Yeon mengambil gumpalan plastik putih dari balik syal-syal Sae Byeol. Ia membuka gumpalan itu yang isinya anting Yoo Kyung.

"Tidak mungkin. Ini pasti hanya kebetulan yang menakutkan dan memalukan. Tapi aku penasaran, kenapa ibuku menggenggam anting ini sampai dia menemui ajalnya? Ini bukan anting ibuku. Wae?" Na Yeon bertanya-tanya.


Man Jung menenggak soju sambil mengingat kemarahan Tae Joon semalam.

Ia lantas menghubungi Na Yeon dan mengundang Na Yeon makan siang di rumahnya.

Dari wajahnya, Man Jung terlihat seperti akan melakukan sesuatu yang buruk pada Na Yeon.

*Poor Na Yeon.. ibarat kata pepatah, habis manis sepah dibuang. Na Yeon udah berkorban banyak hal. Dia sampe gak kuliah dan pontang panting nyari duit buat ngebiayain kuliah Tae Joon dan ngebayarin sewa rumah Tae Joon. Dia juga ngasih kehormatannya ke Tae Joon. Pas dia keluar negeri pun, Na Yeon masih ngurusin emaknya. Tapi apa yang didapat Na Yeon? Dia malah dilepeh segampang itu.


Kyung Wan akhirnya mendapatkan informasi tentang si pengirim sms.

"Seorang reporter? Dari majalah Femme Fatale?" tanyanya kaget.


Joong Dae membuang semua obat herbal dari dalam kulkas. Eun Bong yang melihat itu, langsung memarahi Joong Dae.

"Kau bilang ibumu membeli ini di Jecheon." ucap Eun Bong sambil melindungi obat-obat herbal itu.

"Itulah kenapa aku tidak membutuhkannya! Ibuku berkencan dengan pria muda dan menyogokku dengan ini!"

Eun Bong pun memukul Joong Dae dan meminta Joong Dae berhenti bersikap kekanak-kanakan.

Tapi Joong Dae tidak mau mendengarnya.

Eun Bong yang kesal, akhirnya melemparkan semua obat herbal itu ke tong sampah dan berniat membantu Joong Dae membuangnya.

Tapi Joong Dae malah marah.

"Siapa kau beraninya membuang obat herbal ibuku! Akulah yang berhak membuangnya!"


Joong Dae lantas masuk ke kamarnya membawa semua obat herbal itu.

Di kamarnya, Joong Dae menangis sambil menatap semua obat-obatan itu.

Eun Bong mengintip dari balik pintu dengan tatapan geli.


Tak lama kemudian, ponsel Eun Bong berdering. Telepon dari Kyung Wan dan Eun Bong pun langsung balik ke kamarnya.

"Kau butuh waktu lama menghubungiku ternyata daripada yang aku bayangkan. Benar, aku yang mengirimi sms." jawab Eun Bong.


Dan sekarang Kyung Wan duduk di dapur sambil memutar-mutar gelas bir nya dan memikirkan kata-kata Eun Bong tadi.

"Jika kau ingin tahu, tanyakan sendiri pada Tae Joon. Aku orang ketiga, jadi aku tidak berhak memberitahumu. Tanyakan langsung pada Tae Joon.


Se Jin kemudian datang. Ia langsung mengakhiri pembicaraannya dengan Tae Joon di telepon saat melihat sang ayah.

"Kenapa ayah minum liquor sendiri?"

"Ini akan membantuku untuk tidur."

Mereka lantas membicarakan Tae Joon. Kyung Wan bertanya, apa Se Jin bahagia.

"Jika aku bilang bahagia, mungkin ayah akan cemburu. Aku hanya bersyukur karena ibuku akhirnya membuka hati untuknya."

"Ayah senang kalau kau senang."

Se Jin lalu merangkul manja lengan sang ayah.

"Ayah, bujuk ibu untuk menetapkan tanggal pernikahan kami. Perutku akan semakin membesar dan aku juga suka mual-mual di pagi hari."

"Baiklah, ayah akan bicara pada ibumu."


Se Jin senang mendengarnya. Ia lalu beranjak ke kamarnya.

Begitu Se Jin pergi, senyum Kyung Wan langsung hilang dan berganti dengan ekspresi marah.


Besoknya, Hwi Kyung makan siang dengan temannya di gudang.

Begitu Hwi Kyung datang, teman-temannya langsung membahas kondisi sebelum dan setelah AP Food diakuisisi Baekdo.

"Tidakkah kalian berpikir ini untuk kelancaran distribusi? Pemasaran terkadang berlebihan, tapi hasilnya cukup memuaskan." jawab Hwi Kyung.

"Park Hwi Kyung-ssi, kau ini bodoh atau naif? Kau pikir Bakedo melakukan itu untuk AP Food? Itu untuk diri mereka sendiri. Mereka memainkan sandiwara."

"Tapi mereka tidak akan melepaskan AP Food begitu saja. Kau tidak berpikir itu karena mereka melihat potensi dan peduli pada AP Food?"

"Apa yang kau tahu? Karena kau berhubungan langsung dengan pemilik perusahaan, berhentilah mengatakan hal bodoh seperti pemimpi!"


Di rumah sakit, Pimpinan Park menyuruh Young Sook bicara lagi pada Hwi Kyung. Young Sook meyakinkan Pimpinan Park kalau Hwi Kyung tidak akan macam-macam. Tapi Pimpinan Park tidak percaya dan menyuruh Young Sook menghubungi Hwi Kyung.


Hwi Kyung yang bekerja, menghela nafas saat mendapat telepon dari ibunya.

"Aku akan menemuinya jam tujuh nanti. Tapi jangan lupa, aku hanya berpura-pura jadi jangan mengharap lebih."

"Jangan hancurkan reputasi ayahmu."

"Aku tahu. Ngomong-ngomong, aku sedang sibuk, Bu." ucap Hwi Kyung.


Usai bicara dengan ibunya, Hwi Kyung dihubungi Do Hee. Do Hee mengaku, ingin bertemu Hwi Kyung lebih awal.

Do Hee lalu memutuskan panggilannya.


Tak lama kemudian, Do Hee muncul di belakang Hwi Kyung.

"Park Hwi Kyung-ssi." panggil Do Hee.

Hwi Kyung menoleh dan sontak terkejut melihat sosok Do Hee.

Melihat Do Hee, Hwi Kyung teringat saat bertabrakan dengan Na Yeon di bandara.


Saat itu, rok Na Yeon sobek karena tersangkut di kopernya. Hwi Kyung pun langsung mengikatkan jaketnya di pinggul Na Yeon untuk menutupi sobekan rok Na Yeon.

Hwi Kyung salah paham. Ia fikir, Do Hee adalah Na Yeon.

Bersambung ke part 3............