• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min duduk melamun di kantin rumah sakit. Tak lama kemudian, Jin Hee datang membawakannya minuman. Jin Hee coba menenangkan Gyeong Min. Ia bilang, ‘Roo Bi’ akan baik-baik saja.


Lalu, ponsel Gyeong Min berbunyi. Ia pun terkejut mendengar kabar dari Gilja.


Sementara itu, Gilja kini sudah bersama Roo Na yang telah siuman. Tak lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Roo Na. Roo Na mencoba berbicara, tapi suaranya tak keluar. Dokter pun menjelaskan, pita suara Roo Na rusak akibat kecelakaan itu dan Roo Na tidak bisa berbicara untuk sementara waktu.

“Roo Bi-ya, kau mengenali ibu?” tanya Gilja.

“Jeong Roo Bi-ssi, kau sudah sadar?” tanya dokter.

Dokter mengatakan, Roo Na tidak akan bisa berbicara ataupun makan untuk sementara waktu.


Tak lama setelah dokter pergi, Gyeong Min pun datang bersama Jin Hee.

“Roo Bi sudah sadar?” tanya Gyeong Min.

Kemudian Chorim datang. Ia lega Roo Na sudah siuman.

“Jeong Roo Bi, kau melakukannya dengan baik.” Ucap Jin Hee.

“Roo Bi-ya.” Panggil Gyeong Min.

“Roo Bi-ya, mana yang sakit?” tanya Gilja.


Roo Na pun bingung, ia tidak mengerti kenapa semua orang memanggilnya Roo Bi. Ia mau bicara, kalau dirinya bukan Roo Bi, tapi suaranya tak bisa keluar. Roo Na pun mulai histeris saat ia menyentuh wajahnya yang diperban habis.

“Tidak, wajahku...”

Gyeong Min pun berusaha menenangkan Roo Na, “Roo Bi-ya, tenanglah.”

“Aku bukan Roo Bi, bodoh! Aku Roo Na, adik iparmu! Pergi! Pergi! Biarkan aku sendiri!”

Dokter akhirnya datang dan langsung menyuntikkan obat penenang.




Diluar, Gilja berusaha memberitahu Gyeong Min soal kehamilan ‘Roo Bi’ tapi tiba2, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ayah yang memberitahu mereka sudah tiba di rumah sakit.


Setelah Gyeong Min selesai bicara dengan ayahnya, Gilja kembali berusaha mengatakan kehamilan ‘Roo Bi’ tapi lagi-lagi gagal karena kedatangan orang tua Gyeong Min.

Tuan Bae pun memberitahu niatnya yang mau memindahkan Roo Bi ke rumah sakit di Seoul. Sontak Gilja kaget. Tak hanya itu, Tuan Bae juga mengatakan bahwa Roo Bi akan tetap menjadi menantunya.

Nyonya Park juga berkata, mereka akan membawa Roo Na juga. Gilja pun menangis. Ia tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan orang tua Gyeong Min.


Chorim terkejut saat Gilja memberitahu tentang keluarga Gyeong Min yang akan membawa Roo Bi dan Roo Na ke Seoul. Gilja berkata, sebagai ibunya, ia juga harus ikut Seoul.

“Jika kau tidak bisa ikut denganku, aku akan pergi sendiri.” Ucap Gilja.

“Kau tidak boleh meninggalkanku disini sendiri.” Jawab Chorim.

“Tapi kau punya Dongpal.” Ucap Gilja.

“Eonni!”

“Dia lebih muda darimu dan belum menikah. Rubahlah pikiranmu sebelum terlambat. Tidak mudah menemukan pria seperti itu.” Ucap Gilja.


Adegan berpindah Roo Na yang baru sadar setelah disuntikkan obat penenang. Ia duduk di kasurnya dan menyentuh wajahnya yang diperban.

“Apa yang harus kulakukan! Wajahku adalah assetku!” teriaknya dalam hati.


Roo Na akhirnya melihat cincin Roo Bi di jarinya. Ia pun teringat apa yang dilakukannya pada Roo Bi sebelum kecelakaan. Ia mencopot paksa cincin Roo Bi serta melepaskan paksa dress yang dipakai Roo Bi.

Lalu, ia ingat kecelakaan itu.


“Apa yang terjadi pada Roo Bi? Apa dia mati? Eonni! Eonni-ya!” Roo Na mulai histeris. Ia menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu.

Gyeong Min pun datang dan langsung memeluk Roo Na. Ia berusaha menenangkan Roo Na dan berkata, bahwa Roo Na memilikinya. Gyeong Min berjanji, akan tetap di sisi Roo Na sampai luka di wajah Roo Na benar-benar menghilang.

“Aku bukan Roo Bi!” batin Roo Na menjerit.

“Jangan cemaskan soal Roo Na. Aku akan mengurusnya juga. Aku pastikan kau dan Roo Na akan kembali seperti sedia kala.” Ucap Gyeong Min.

“Berarti Roo Bi masih hidup? Dia tidak mati? Lalu kenapa? Apa wajahnya tidak bisa dikenali?” batin Roo Na.


Gyeong Min lalu melepaskan pelukannya dan menatap Roo Na.

“Roo Bi, cepatlah sembuh agar kita bisa menikah.” Ucap Gyeong Min.

“Menikah? Denganku? Apa dia benar-benar berpikir aku Roo Bi? Ibu, Bibi Chorim dan yang lainnya juga?”

“Aku mencintaimu, Roo Bi-ya. Terima kasih sudah bertahan.” Ucap Gyeong Min, lalu kembali memeluk Roo Na.


Roo Na pun membalas pelukan Gyeong Min. Omo... dia mau mencuri hidup Roo Bi.


Gilja kemudian datang dan langsung menyuruh Gyeong Min pulang agar Gyeong Min bisa istirahat.


Setelah Gyeong Min pergi, Gilja pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Na keguguran. Tangis Roo Na langsung pecah. Gilja lalu bertanya, apa Gyeong Min tahu soal kehamilan ‘Roo Bi’. Roo Na menggeleng. Gilja berkata, karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya memberitahu Gyeong Min.


Roo Na lalu mencoba bersuara. “Eon.. ni.” Ucapnya.

“Eonni?” tanya Gilja bingung. Ia pun mengambilkan pulpen dan kertas untuk Roo Na.

Roo Na menuliskan nama Roo Bi.

“Kau pasti masih linglung. Jeong Roo Bi, itu namamu.” Ucap Gilja.

Roo Na lantas menuliskan namanya sendiri.


“Roo Na? Dia masih di ruangan intensive. Dia dioperasi karena cedera parah di kepalanya tapi dia mungkin tidak akan pernah bangun. Dia mungkin akan meninggal.” Jawab Gilja.

Roo Na langsung menjerit, ia tak rela Roo Bi meninggal.


Sekarang, kita melihat Roo Na yang berdiri di depan jendela. Ia mengingat kata-kata Gyeong Min tadi saat Gyeong Min memeluknya. Ia juga ingat kata-kata ibunya tentang Roo Bi yang kemungkinan akan meninggal.

“Apa yang harus kulakukan? Semua orang mengira aku Roo Bi. Jika aku bisa menjalani transformasi... jika aku melakukannya, aku bisa menjalani hidupnya. Jika aku bisa melakukan itu.... tidak. Tidak mungkin. Apa kau gila, Jeong Roo Na? Tapi aku menginginkan hidup Roo Bi.”


Roo Na lantas pergi melihat kondisi Roo Bi.

“Mianata, Eonni. Takdir yang membuatku menyetir dan kita mengalami kecelakaan. Takdir yang membuat cincin ini ada di jariku. Kami tidak pernah tahu kapan kau akan bangun. Kau mungkin tidak akan pernah bangun. Jadi apa masalahnya jika adikmu mengambil tempatmu? Jika kau tidak ada lagi, orang lain akan mengambil tempatmu, jadi biarkan aku yang mengambil tempatmu.” Batin Roo Na.


Roo Na lalu keluar dari ruangan Roo Bi.

“Maafkan aku, Eonni-ya. Mulai sekarang, aku adalah Roo Bi. Aku Jeong Roo Bi!”


Ruby Ring Ep 10 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan jari-jari Roo Na yang nampak bergerak.


Soyeong ke restoran dan terkejut melihat Chorim. Chorim berkata, ia terjaga sepanjang malam dan hanya tidur sebentar menjelang pagi dan saat ia bangun, Gilja sudah pergi. Chorim cemas, ia takut Gilja ikutan sakit juga.

Soyeong : Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya dia. Kedua putrinya kecelakaan. Haruskah kita ke rumah sakit?

Chorim : Apa gunanya kita kesana. Mereka tidak akan sadar dalam waktu dekat. Lebih baik aku disini, menjual banyak ayam dan menghasilkan uang. Aku tidak bisa membuatmu melakukan semuanya.

Soyeong : Kau benar, aku memang tidak bisa melakukannya sendiri. Tapi Eonni, kudengar wajah Roo Bi rusak parah.

Chorim : Pecahan kaca itu... aku bahkan tidak sanggup bertanya berapa banyak jahitan yang dia terima. Tapi dia yang beruntung. Roo Na mengalami patah tulang. Gilja sudah menangis, takut kalau Roo Na tidak akan bangun.

Soyeong : Bagaimana kalau dia tidak bangun?

Chorim : Jangan bicara begitu! Aku tahu Roo Na, dia gadis kuat. Oh, apakah kita perlu membuar persediaan baru?

Soyeong : Aku menyiapkan bahan-bahannya kemarin. Aku akan pergi dan meletakkannya di atas kompor.


Dongpal lalu datang. Ia mengaku, sengaja mampir untuk melihat Chorim. Chorim menangis dan Dongpal pun menenangkan Chorim. Ia bilang, operasi mereka berjalan baik dan Roo Na akan segera bangun dari komanya.

Chorim : Kenapa ini terjadi pada mereka? Roo Bi akan segera menikah dan Roo Na ada audisi di Seoul. Kenapa bukan aku saja?


Dongpal pun memeluk Chorim. Chorim menangis di pelukan Dongpal. Tapi Soyeong tiba2 datang, menawarkan kopi dan Chorim pun langsung berdiri dan mendorong Dongpal.


“Apa kau Hulk? Kau bisa mematahkan punggungku!” sewot Dongpal.

“Kenapa kau bertingkah seperti pengecut!” balas Chorim.

“Siapapun akan roboh dengan kekuatan mengerikanmu itu!” ucap Dongpal.


Chorim mau menyahut lagi, tapi Soyeong langsung menyuruh mereka diam. Soyeong bergidik menatap mereka, lalu kembali ke dapur.


Di kantor, Jin Hee memberitahu kedua rekannya tentang kecelakaan yang dialami Roo Bi. Ia juga menceritakan kondisi Roo Bi yang mengalami pendarahan otak dan patah tulang di wajahnya.

“Omo, dia akan menikah.” Ucap Hyeryeon kaget.

“Kalian berdua, hati-hati lah menyetir.” Jawab Jin Hee.


Roo Na akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Dengan suara bergetar, Gilja menyuruhnya bangun. Tangis Gilja pun pecah. Gilja kemudian menyematkan cincin Roo Bi di jari Roo Na.


Dokter pun datang. Dan Gilja langsung menghapus air matanya. Dokter menjelaskan, kalau operasi Roo Na berjalan baik dan Roo Na akan segera sadar dalam beberapa jam lagi. Gilja lantas menanyakan Roo Na yang sebenarnya adalah Roo Bi. Dokter bilang, kondisi Roo Bi tidak baik. Roo Bi mengalami patah tulang dimana2, termasuk pinggul dan lututnya serta pendarahan otaknya sangat parah.

Gilja pun memohon, meminta dokter menyelamatkan ‘Roo Na’ nya. Dokter lalu teringat sesuatu dan meminta Gilja ikut ke ruangannya.




Gilja terkejut saat dokter memberitahunya soal kehamilan ‘Roo Bi’.

“Karena kupikir dia masih lajang, jadi aku tidak memberitahumu di depan orang lain. Dia keguguran.” Ucap dokter.


Gilja keluar dari ruangan dokter sambil melamun memikirkan kehamilan ‘Roo Bi’.

“Dia keguguran. Aku tidak tahu kenapa dia mengacaukan pernikahannya. Apa Gyeong Min tahu. Tidak, aku rasa dia tidak tahu. Kalau dia tahu, dia tidak mungkin membiarkan Roo Bi menyetir sendirian ke Seoul. Dia pria yang bertanggungjawab.” Batin Gilja.


“Eommonim.” Tiba2, terdengar suara Gyeong Min.

“Kudengar Roo Bi sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kenapa ibu tidak berada di sana?” tanya Gyeong Min.

“Oh itu, aku keluar untuk melihat Roo Na. Pergilah duluan ke kamar Roo Bi.” Jawab Gilja.


Gyeong Min mengangguk dan langsung pergi menuju kamar Roo Na.

“Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memberitahunya?” batin Gilja sambil menatap punggung Gyeong Min.

Tapi akhirnya, Gilja memutuskan memberitahu Gyeong Min karena mengira itu bayinya Gyeong Min. Ia tak sadar, putrinya yang hamil bukanlah Roo Bi, melainkan Roo Na.


Nyonya Park baru saja meng-cancel reservasi gedung pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi. Tuan Bae pun merasa bahwa Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh. Tapi Nyonya Park ingat kata-kata Gyeong Min. Gyeong Min pernah bilang, bahwa ia tahu Roo Bi lah jodohnya hanya dengan menatapnya.

Tuan Bae lalu menyuruh istrinya siap-siap karena mereka akan menjenguk Roo Bi di rumah sakit Chuncheon. Tuan Bae bahkan juga berencana memindahkan kedua gadis itu ke rumah sakit di Seoul.




Gyeong Min sedang menunggui Roo Na. Ia menggenggam jemari Roo Na yang kini mengenakan cincin Roo Bi.

Jin Hee kemudian datang. Ia terkejut melihat kondisi Roo Bi.

Gilja lalu datang. Jin Hee pun mencoba menguatkan Gilja. Ia yakin, ‘Roo Bi’ akan kembali pulih.


Sekarang, Gyeong Min dan Jin Hee berjalan menyusuri koridor rumah sakit.

“Pernikahannya ditunda, kan?” tanya Jin Hee.

Gyeong Min pun hanya bisa menghela nafas.

Ponsel Gilja berdering. Gilja langsung pergi keluar untuk menjawab teleponnya.


Begitu Gilja keluar, jari-jari Roo Na mulai bergerak.


Roo Na teringat masa kecilnya. Ternyata sejak kecil, Roo Na memang sudah iri pada Roo Bi. Hal itu disebabkan karena Gilja yang lebih memperhatikan Roo Bi daripada Roo Na.


Saat Roo Bi mendapatkan nilai 100, Gilja memuji Roo Bi habis-habisan. Lalu ia memarahi Roo Na yang hanya mendapat nilai 65.


Gilja juga memukul kaki Roo Na dengan rotan karena Roo Na yang selalu mengganggu Roo Bi.


Chorim juga memarahi Roo Na karena merebut es krim Roo Bi, padahal Roo Na juga dibelikan es krim tapi es krim Roo Na habis duluan.

Roo Bi pun akhirnya berbagi es krimnya dengan Roo Na.

  
Terakhir, Roo Na ingat kebersamaannya dengan In Soo.


Roo Na pun akhirnya membuka matanya.