• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 13 Part 3

Sebelumnya...


Seseorang menghubungi Eun Hyuk.


Mereka bertemu di kafe. Yeon Joo lah yang menghubungi Eun Hyuk dan mengajaknya bertemu.

"Aku minta maaf karena mengajakmu bertemu, aku yakin kau pasti sibuk." ucap Yeon Joo.

"Ada apa?" tanya Eun Hyuk.

"Apakah aku membutuhkan alasan mengajakmu minum teh? Aku sulit mengambil keputusan, tapi begitu melihatmu, aku yakin keputusanku sudah tepat. Benar juga. Aku tidak bisa lagi memanggilmu sayang. Kau milik orang lain." jawab Yeon Joo.

Yeon Joo lantas memberitahu Eun Hyuk bahwa ia akan meninggalkan Korea.

"Aku pergi ke luar negeri untuk pelatihan." ucap Yeon Joo.

"Apa maksudmu?" tanya Eun Hyuk.

"Ini terjadi begitu saja. Jika kau penasaran, aku juga ingin tahu apa yang akan terjadi dengan hidupku sekarang." jawab Yeon Joo.

Yeon Joo kemudian bertanya, apa Eun Hyuk pernah mencintainya sekali saja.


"Aku selalu berterima kasih kepadamu. Kau menyelamatkanku. Kau menerimaku." jawab Eun Hyuk.

"Bukan itu yang kutanya. Pernahkah kau mencintaiku sebagai seorang wanita?" tanya Yeon Joo.

"Mianata." jawab Eun Hyuk, membuat Yeon Joo kecewa.


Ponsel Eun Hyuk berdering. Nama 'Bunga Bangau Putih' muncul di layar ponselnya.


Eun Hyuk pun langsung menemui si Bunga Bangau Putih yang tidak lain adalah Chae Rin.

Mereka minum soju di sebuah warung.

"Kau ingat saat itu? Kau memiliki cincin kawin dan setelan yang dibuat sebagai avatar Jae Sang dan kita minum soju bersama." ucap Chae Rin.

"Kenapa? Kau berpikir hatimu akan bernanah dan meledak jika tidak mensterilkannya hari ini? Apa yang ingin kau katakan? Kau memanggilku untuk mengatakan sesuatu.
"Sekarang, Yeon Joo... bukan, Min Soo A akan pergi jauh dari sini. Suatu hari nanti kau juga akan mengetahuinya meski tidak mau tahu. Saat itu apa yang akan kau katakan? Bagaimana ekspresi wajahmu nanti?" tanya Chae Rin dalam hati.

Chae Rin lalu menuangkan soju untuk Eun Hyuk.


"Aku akan mendengarkan ceritamu hari ini. Aku pendengar yang baik. Kenapa? Sepertinya ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan." ucap Chae Rin.

"Tidak ada yang ingin kuceritakan." jawab Eun Hyuk.

"Baiklah kalau begitu. Mulai sekarang, kita harus saling bercerita. Kita tidak boleh menyembunyikan apa pun." ucap Chae Rin.

Mereka kemudian bersulang dan saling tersenyum satu sama lain.


Nyonya Do dan Yeon Joo tidur bersama.

Nyonya Do menyuruh Yeon Joo pergi diam-diam.

"Jika Geum Joo dan Dong Joo mengetahuinya, mereka hanya akan membuat keributan. Jika Dong Joo tahu kau pergi ke luar negeri, dia pasti akan bersikeras pergi bersamamu."
"Tapi aku tetap harus berpamitan. Aku harus memberi tahu mereka kapan aku pergi.  Mereka akan marah jika mengetahuinya belakangan."
"Biar ibu yang memberi tahu mereka. Kau hanya harus melupakannya dan pergi. Dengarkan yang ibu katakan kepadamu."

Nyonya Do  kemudian menatap Yeon Joo.

"Yeon Joo-ya, sayangku." Nyonya Do ingin menangis.

"Jangan katakan apapun. Aku mengerti perasaan ibu." jawab Yeon Joo.

Nyonya Do lalu memeluk erat Yeon Joo.


Esok paginya, Nyonya Do mengantarkan Yeon Joo ke pintu.

"Pergilah sekarang. Jangan melihat kebelakang. Pergilah."

"Eomma." ucap Yeon Joo lalu memeluk Nyonya Do.

Nyonya Do memeluk Yeon Joo. Tak lama kemudian, ia melepas pelukannya.

"Orang-orang akan berpikir kau tidak akan kembali. Pergilah sekarang. Kau akan ketinggalan pesawat. Ayolah."


Nyonya Do lalu masuk ke dalam dengan alasan mau mematikan kompor.

Tapi begitu Yeon Joo pergi, ia keluar lagi dan terduduk di depan pintu sambil menangis.


Yeon Joo sudah berada di airport sekarang.

Chae Rin juga di sana, menatap kepergian Yeon Joo.

Lalu, Chae Rin ingat masa lalunya saat ia diusir dari kediaman Min.


Flashback...

"Nona Soo A hilang, kau tidak bisa tinggal di rumah ini lagi. Pergi sekarang. Beli tiket bus dengan uang itu." ucap Bu Kim.

"Aku akan mati dan membuat Nenek mati menyesal." ancam Chae Rin.
"Apa pun yang terjadi kepadamu, dia bahkan tidak akan memikirkannya." jawab Bu Kim.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak akan peduli jika aku mati? Aku benar-benar akan mati!" ucap Chae Rin.
"Mati bukan apa-apa. Yang benar-benar mengerikan adalah menjalani kehidupan yang diberikan kepadamu tanpa kemauan atau usaha apa pun untuk mengubahnya." jawab Bu Kim.
"Ini yang terakhir. Kau tidak akan pernah melihatku lagi." ucap Chae Rin.
"Pergilah sekarang dan mati." jawab Bu Kim lalu masuk ke dalam.


Chae Rin pun luka.

"Kenapa aku harus mati? Kenapa aku harus mati untuk orang lain? Aku tidak akan pernah mati. Lihat saja nanti. Aku pasti akan bertahan." ucap Chae Rin penuh dendam.



Di terminal, Chae Rin melihat Soo A bersama Nyonya Do.

Nyonya Do menyuruh Soo A duduk dan menunggunya karena ia mau membeli tiket.



Ketika Nyonya Do pergi, Chae Rin mendekati Soo A.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Chae Rin.

"Kau siapa?" tanya Soo A.

"Kau benar-benar tidak kenal aku? Min Soo A." jawab Chae Rin.

"Min Soo A? Siapa itu?" tanya Soo A.

"Pasti terjadi sesuatu." jawab Chae Rin.



Chae Rin pun menghubungi Nyonya Na. Ia memberitahu Nyonya Na bahwa ia sudah sedang bersama Soo A sekarang.

Tapi Nyonya Na tidak percaya dan malah memaki Chae Rin. Ia pikir, Chae Rin sedang mempermainkannya.

"Enyah saja dirimu!  Beraninya kau menggunakan nama Soo A. Dasar anak jahat. Kau memakan ginseng liar untuk Soo A, lalu kau pulih dari penyakit mematikan Aku ingin kau mati sebagai pengemis tanpa dicintai siapa pun. Aku akan mendoakannya berulang kali. Dasar anak terkutuk."

Dimaki seperti itu, Chae Rin tetap ingin membawa Soo A pulang.

Tapi Nyonya Na terus memakinya."Nenek harus minta maaf. Minta maaflah kepadaku. Minta maaf kepadaku sekali saja." pinta Chae Rin.

Tapi Nyonya Na memutuskan teleponnya.



Sedih dan marah, Chae Rin pun membiarkan Soo A pergi bersama Nyonya Do.

"Tidak peduli apa pun yang terjadi, aku akan kembali ke rumah Pimpinan Min. Mulai sekarang, kita akan bermain petak umpet. Kau harus memastikan kau bersembunyi dengan baik. Sekarang, aku satu-satunya yang bisa menemukanmu." ucap Chae Rin.

Flashback end...


"Mianhae, Soo A. Kau harus pergi. Sama seperti waktu itu, kita masih bermain petak umpet. Aku belum menemukanmu." ucap Chae Rin.


Chae Rin lalu dihubungi ayahnya yang memintanya hadir dalam rapat dengan perusahaan Tiongkok.


Pil Doo ke rumah Nyonya Do. Ia berniat membawa Yeon Joo ke rumah Nyonya Na.

Tapi sampai di sana, ia melihat Dong Joo yang marah-marah pada Nyonya Do.

"Dia masih di bandara kan?" tanya Dong Joo.

Mendengar itu, Pil Doo kaget dan langsung ke bandara.


Chae Rin sudah di tempat meeting. Tapi tidak ada siapa pun di sana.

Tak lama kemudian, seseorang datang dan ia pun kaget melihat sosok yang datang adalah Jae Sang.

Jae Sang menjabat tangan Chae Rin dan memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari Bailing Kosmetik.

Ia lalu tertawa melihat reaksi Chae Rin.


Pil Doo menyusul Yeon Joo ke bandara.

"Yakin kau tidak mengenalku? Kau benar-benar tidak mengingatku? 20 tahun lalu. Ketika kau berumur delapan tahun, aku menculikmu. Dan ada satu orang lagi. Ada kaki tangan yang membantuku menculikmu." ucap Pil Doo.


Jae Sang memberitahu Chae Rin bahwa Grup Taesan  didelegasikan oleh Kosmetik Bailing untuk menjalankan bisnis di Korea.

"Dan aku di sini sebagai perwakilan Kosmetik Bailing." ucap Jae Sang.


Tidak mau berhubungan lagi dengan Jae Sang, Chae Rin beranjak pergi.

Ia membuka pintu dan terkejut melihat sosok Eun Hyuk di balik pintu.


Pil Doo memberitahu Yeon Joo bahwa Nyonya Do lah kaki tangannya yang membantunya menculik Yeon Joo.

Yeon Joo kaget.

Begitu pun dengan Chae Rin yang kaget mengetahui Eun Hyuk masih bekerja dengan Jae Sang.


Bersambung.......

Biang keladinya memang si Nyonya Na ini.

Dia yg bikin Soo A hilang.

Kalau dia gk ngirim Soo A ke rumah Do Hoon, Soo A gk mungkin hilang. Dia nyuruh Presdir Min tugas keluar kota dan meminta Nyonya Park mendampingi Presdir Min.

Awalnya Nyonya Park gak mau karena tahu gk bakal ada yang ngurus Soo A. Tapi Nyonya Na bilang, kalau ia akan mengirim Soo A ke rumah Do Hoon.

Tujuannya buat menyelesaikan ritual anehnya.

Pas Soo A hilang, dia ngusir Chae Rin tapi Chae Rin malah ketemu Soo A di terminal.

Lagi-lagi si Nyonya Na ngata-ngatain Chae Rin. Coba aja kalau dia gak melukai hati Chae Rin, Soo A mungkin sudah kembali sejak dulu.

Makepacific dalam bahaya lagi juga karena Nyonya Na. Kalau Nyonya gak ngirimin itu permen, Grup Taesan gak bakal dendam.

Bahaya banget mulut si Nyonya Na ini.

Hide and Seek Ep 13 Part 2

Sebelumnya...


Presdir Min makan siang bersama Chae Rin dan Eun Hyuk.

"Kudengar kau sudah banyak membantu Chae Rin." ucap Presdir Min.

"Tidak juga. Semuanya berkat Chae Rin, aku tidak melakukan apa-apa. Anda juga bisa bicara santai padaku." jawab Eun Hyuk.

"Tidak baik terlalu merendah. Ini kesempatanmu untuk pamer dan mendapat pujian. Aku juga menyadari kau layak disanjung. Aku akan berbicara dengan santai saat kita bertemu lagi." ucap Presdir Min.

Eun Hyuk sontak terkejut dengan kata-kata Presdir Min itu.


"Kau tahu itu berarti aku ingin kita sering bertemu, bukan? Terima kasih. Aku mengatakan ini bukan karena kau membantu mengembalikan saham kami. Aku berterima kasih soal itu, tapi aku lebih berterima kasih karena kau ada di sisi Chae Rin." ucap Presdir Min.

Presdir Min lalu memegang tangan Eun Hyuk dan berharap Eun Hyuk akan terus berada di sisi Chae Rin.

Eun Hyuk langsung gugup.


"Jangan gugup." ucap Chae Rin sembari menatap Eun Hyuk.

Mereka kemudian bersulang.


Dari kejauhan, orang suruhan Jae Sang memotret mereka.


Jae Sang pun kesal melihat foto itu.

"Tersenyumlah selagi bisa. Kau akan menangis sekarang." ucapnya.


Ia lalu melihat dokumen tentang proyek merger Makepacific.


Jae Sang lantas menunjukkan dokumen itu pada ayahnya.

Sang ayah terkejut.

"Kau pikir kau bisa melakukannya?" tanya sang ayah.


Eun Hyuk dan Chae Rin berjalan-jalan di taman.

"Kau sekarang bebas. Kau tidak terikat ke mana pun. Apa karena karena jiwamu bebas sekarang? Kapan kau akan mulai bekerja di perusahaanku? Ayahku juga ingin kau mulai bekerja sesegera mungkin. Kesepakatan dengan Tiongkok kemarin menyebabkan banyak kerusakan, termasuk untuk posisinya di perusahaan juga. Terutama karena nenek. Ayahku kesulitan dan kesepian sama seperti aku di rumah atau di perusahaan." ucap Chae Rin.

"Kau baik-baik saja? Tinggal di rumah yang sama. Nenekmu bukan wanita biasa." jawab Eun Hyuk.

"Tidak seburuk yang kau pikirkan." ucap Chae Rin.

"Bagaimana jika cucu aslinya kembali? Dia pasti berubah." jawab Eun Hyuk.

Chae Rin pun terdiam menatap Eun Hyuk.

"Jika kau tahu Ha Yeon Joo adalah Soo A, bagaimana perasaanmu sudah mencampakkan pewaris sebenarnya dan memilih aku yang palsu?" batin Chae Rin.

"Kenapa menatapku seperti itu? Ada yang ingin kau katakan?" tanya Eun Hyuk.

Chae Rin pun mendekat dan membantu Eun Hyuk membuka dasi.

"Kapan kau bisa mulai bekerja? Ayahku berharap banyak karena kau orang nomor satu yang menyelamatkan perusahaan kami. Sekarang jangan melihat Grup Taesan lagi. Lupakan tentang waktu kerjamu dengan pria seperti Moon Tae San. Kau tidak lagi harus bekerja untuknya." jawab Chae Rin.


Sekarang, Chae Rin sudah berada di ruangannya.

Ia memanggil bawahannya.

"Apa program pelatihan perusahaan kita di luar negeri, Flarium Paris, masih berlangsung? Kudengar Shin Ah Young dari tim pemasaran yang terpilih." ucap Chae Rin.
"Anda mengingatnya. Benar. Kudengar dia menetap di sana setelah pelatihan. Orang lain biasanya akan kembali, tapi Ah Young tetap di sana seperti yang dia inginkan." jawab bawahannya.

"Kita bisa langsung melepasnya jika mereka memilih seperti itu?" tanya Chae Rin.

"Bisa, tapi kenapa anda menanyakannya tiba-tiba?"

"Aku temukan kandidat yang sempurna. Aku ingin merekomendasikannya. Serta, boleh aku minta bantuanmu?" jawab Chae Rin.


Nyonya Do masih ngambek karena Yeon Joo tidak mau mendengarkannya.

Yeon Joo pun menawarkan obat. Ia pikir, ibunya membutuhkan obat.

"Aku sakit karena anakku tidak mau mendengarkanku." jawab Nyonya Do.

"Aku akan membeli obat." ucap Yeon Joo.


Tepat setelah Yeon Joo pergi, seorang pria yang kemungkinan besar utusan dari Makepacific datang dan bicara dengan Nyonya Do.


Pil Doo yang berkeliaran di jalanan pun terkejut ketika dua orang pria memanggilnya.

Ia langsung kabur bahkan sampai terjatuh saat berusaha kabur.

Tapi ternyata, kedua pria itu bukan lah memanggilnya tapi memanggil temannya.

Melihat itu, Pil Doo langsung kesal.

"Sekarang orang yang mirip mereka membuatku takut." ucapnya.

Ia lalu bertanya-tanya, dimana dirinya akan tidur malam itu.

"Dasar bedebah tengik. Jika ingin membayarku, seharusnya berikan uang yang banyak." sewot Pil Doo.


Di kamarnya, Nyonya Do sedang melihat tiket pesawat.

Ia pun teringat kata-kata pria yang tadi datang ke rumahnya.

Memang benar, pria itu utusan dari Makepacific.

Flashback...




"Ini akan menjadi kesempatan istimewa bagi Ha Yeon Joo." ucap pria itu.

"Tapi... sudah lama Yeon Joo berhenti dari pekerjaannya. Dia bekerja sebagai sekretaris Bu Park sekarang." jawab Nyonya Do.
"Aku tahu. Saat bekerja di bagian penjualan, dia karyawan yang luar biasa. Dia juga memiliki keterampilan merias yang unik." ucap pria itu sambil menyodorkan tiket pesawat.
"Aku harus mengakui Yeon Joo-ku memang mahir dalam segala hal." jawab Nyonya Do.
"Karena itu dia tidak boleh melewatkan kesempatan ini." ucap pria itu.

Flashback end...


Nyonya Do pun langsung menunjukkan tiket itu pada Yeon Joo.

"Seorang pria tadi datang dari perusahaanmu. Ini akan membantumu belajar di luar negeri dan semuanya gratis. Jika bersedia, besok pun kau bisa langsung pergi." ucap Nyonya Do.

Tapi Yeon Joo tidak mau pergi.

Sontak, Nyonya Do marah. Ia menuding Yeon Joo tidak mau mendengarkannya karena ia bukanlah ibu kandung Yeon Joo.

"Kau mengabaikan ibu karena ibu seorang ibu palsu? Ibu memungutmu saat masih kecil dan membesarkanmu sampai sekarang, maksud ibu, karena kita sudah lama hidup sebagai ibu dan anak, setidaknya kau bisa berpura-pura mendengarkan ibu. Kenapa? Kau ingin bilang ibu memanfaatkanmu seumur hidup? Ibu menyekolahkan Geum Joo dan Dong Joo sampai kuliah karena mereka anak kandung, tapi bahkan nyaris tidak membiayaimu sampai SMA? Kau ingin balas dendam atas hal itu? Dengan begitu kau bisa membuat ibu merasa bersalah? Jika mau menyalahkan ibu, silahkan saja. Dasar berandal. Tidak ada gunanya membesarkanmu. Kau bahkan tidak mengerti perasaan ibu." ucap Nyonya Do.


Nyonya Do lalu beranjak pergi tapi Yeon Joo memeluknya dari belakang. Yeon Joo menangis.

"Maafkan aku, Ibu. Aku akan lakukan semua yang ibu minta, karena itu tolong jangan campakkan aku. Aku takut. Aku takut sekali ibu mencampakkanku." ucap Yeon Joo.

"Kalau begitu, kau akan menuruti ibu?" tanya Nyonya Do dengan mata berkaca-kaca.

"Aku akan lakukan semua perkataan ibu." jawab Yeon Joo.


Besoknya, Yeon Joo ke Makepacific untuk mengecek semuanya.

Ia seketika lemas mendengar jawabannya.

"Kau terpilih mengikuti program pelatihan luar negeri. Kau mendapat rekomendasi karena nilai penjualanmu luar biasa. Karena kau sekretaris Bu Park, kau masih dianggap bekerja di perusahaan ini, karena itu kamu terdaftar sebagai kandidat."


Di ruangannya, Presdir Min sedang bicara dengan seseorang di telepon. Ia terlihat bahagia.

"Tidak, belum terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ya, waktuku senggang kapan saja. Baik, sampai bertemu."

Tak lama kemudian, Chae Rin datang.

"Ayah dapat kabar bagus?"
"Sepertinya kita bisa membuat kontrak dengan perusahaan Tiongkok. Kosmetik Bailing menghubungi untuk melanjutkan kontrak kita."
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu."


Ponsel Chae Rin berdering. Telepon dari karyawannya yang memberitahu kalau Yeon Joo bersedia di training keluar negeri.

Kalau begitu, aturlah agar dia bisa pergi sesegera mungkin." perintah Chae Rin.


Nyonya Na sedang membahas saham Chae Rin dengan Do Hoon.

"Berapa persentase saham yang dibawa kembali Chae Rin?"
"Sepuluh persen. Dia pemegang saham ketiga setelah Nyonya dan Nyonya Park."
"Yang satu bekerja keras, yang lainnya dapat nama. Uang buruk membawa kebaikan. Jika seperti ini, Soo A tidak bisa memiliki seluruh perusahaan meski dia kembali. Do Hoon, kau harus menemukan jalan. Lakukan yang terbaik untuk membuat saham yang Chae Rin miliki menjadi milik Soo A dengan cara apa pun. Dengan begitu kau akan terlepas dari beban mental karena kau berutang kepada Soo A."

Do Hoon pun tampak berat melakukannya.


Sementara itu, Nyonya Park dan Yeon Joo bicara di halaman rumah. Yeon Joo minta maaf karena mengambil keputusan keluar negeri tiba-tiba.

Nyonya Park berkata, bahwa Yeon Joo sudah mengambil keputusan yang tepat.

"Aku merasa bersalah karena memaksamu berada di sisiku untuk menemaniku dan pergi berbelanja denganku. Itu tidak akan membantu masa depanmu. Pergilah dan pelajari banyak hal." ucap Nyonya Park.

Nyonya Park lantas memeluk Yeon Joo.

Bersambung ke part 3........

Si Nyonya Na ini gak bersyukur banget, perusahaannya lepas dari cengkraman Taesan karena Chae Rin, bukannya terima kasih malah mau ngerampok Chae Rin.