• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 75 Part 1

Sebelumnya...


Dongpal menjadikan lirik lagu sebagai janji pernikahannya.

Semua orang sontak tertawa.

Melihat orang-orang pada tertawa, Chorim pun malu dan menyuruh Dongpal berhenti melagu.


Acara lalu dilanjutkan dengan makan-makan.

Gyeong Min memuji Dongpal, ia mengatakan janji pernikahan yang diucapkan Dongpal saat mengesankan.

Gilja penasaran, kapan Dongpal menulis puisi itu.

"Itu bukan puisi dan ayahku tidak menulisnya. Itu lirik lagu."

"Jadi itu sebabnya kalian tertawa?" tanya Gilja.

"Itulah kenapa ibu tiriku marah." jawab Jihyeok.


Tak lama kemudian, Chorim dan Soyoung datang. Chorim mengenakan gaun pengantin yang diberikan Roo Bi.

"Gaunnya terlalu minim?" tanya Chorim.

"Aniyo, Komo. Kau terlihat cantik." jawab Roo Bi.

"Kau bahkan terlihat 10 tahun lebih muda." puji Chorim.

"Benar, kau terlihat seperti pengantin yang masih muda." ucap Soyoung.

"Siapa bilang aku tua? Aku memang masih muda!" jawab Chorim.

Chorim lalu berterima kasih pada Roo Bi atas gaunnya.


"Tapi Komo, darimana kau mendapatkan gaun itu? Gaunnya tidak asing bagiku." tanya Roo Na.

"Kau tidak tahu? Roo Na Eonni yang memberikan gaun ini, katanya hadiah dari adiknya Bae Gyeong Min." jawab Soyoung.


Sontak In Soo langsung menatap kecewa pada Roo Bi.

Roo Na sendiri merasa tidak nyaman. Saat ditanya Gyeong Min, Roo Na mengaku bahwa ia agak lelah.

Gyeong Min pun melepas jas nya dan memakaikannya ke Roo Na.


Kesal melihat itu, Roo Bi pun beranjak pergi.

In Soo mau menyusul Roo Bi tapi Daepung menahannya.

Roo Na pun menyusul Roo Bi. Ia beralasan, mau ke kamar mandi.


Roo Bi berdiri di balkon. Sorotnya matanya nampak sedih.

"Aku tidak pernah membayangkan akan kembali ke sini dalam keadaan seperti ini." ucapnya.


Tak lama kemudian, Roo Na datang. Roo Na menanyakan maksud Roo Bi memberikan gaun itu pada Chorim.

Roo Bi tersenyum sinis.

"Kau selalu seperti ini. Kau tidak pernah menghargai kebaikan orang lain. Kau selalu paranoid dan kau tidak pernah berharap ingatanku akan kembali."

"Lantas apa bedanya? Kita tidak akan bisa kembali ke awal." jawab Roo Na.

"Kau yakin? Apa kau tahu apa yang kupikirkan setelah ingatanku kembali? Satu-satunya yang tersisa adalah waktu. Aku kehilangan semuanya. Cinta, keluarga, kepercayaan, bahkan nama dan wajahku. Semuanya direnggut dariku, oleh adikku yang sangat kupercaya melebihi diriku. Yang kupunya hanyalah waktu." ucap Roo Bi.


"Lalu apa yang mau lakukan dengan waktu itu? Balas dendam?" tanya Roo Na.

"Yang tersisa hanyalah waktu tapi waktumu hampir habis. Setelah ingatanku kembali, waktumu sebagai Jeong Roo Bi selesai. Mulai sekarang, kau akan menghabiskan waktumu dengan bertanya-tanya, kapan bom nya akan meledak. Kau bodoh bersikap seperti Jeong Roo Bi. Kau tidak tahu, kau memulai ini tapi kau tidak bisa melakukannya." jawab Roo Bi.

"Gyeong Min dan aku saling mencintai. Kau lihat sendiri kan? Cinta hanyalah masalah waktu. Cinta bisa dibangun dengan usaha." ucap Roo Na.

"Cinta? Dia mencintaimu karena dia mengira kau adalah aku, tapi bagaimana denganmu? Demi ambisimu, kau mencampakkan pria yang mencintaimu. Lalu kau merebut tunangan kakakmu." jawab Roo Bi.

"Cinta! Cinta! Cinta! Cintamu tulus dan cintaku palsu? Lihat dirimu. Jika cintamu begitu hebat, apa yang kau lakukan sekarang? Kau jelas akan menyakiti pria yang kau cintai. Tidak bisakah kau move on? Siapa yang peduli ingatanmu kembali. Tidak ada. Kau tidak bisa melakukan apapun. Kau sudah tahu siapa yang akan terluka jika kebenarannya terungkap. Kau yakin mau balas dendam? Siapa yang akhirnya akan terluka dengan balas dendammu?" ucap Roo Na.


Roo Bi pun langsung mencengkram tangan Roo Na.

"Kau gila! Kau benar-benar gila! Kau menipu dirimu dan berpikir kau sudah menang. Apakah kau masih bisa berada di sana jika dia tahu siapa dirimu? Apakah dia masih mau menganggapmu istrinya?"

"Iya! Aku gila dan aku tidak peduli jadi jangan mengetesku dan tetaplah diam, kecuali kalau kau ingin melihat ibu syok dan meninggal. Kalau kau tidak mau diam, aku akan datang padamu." ucap Roo Na.

"Kau mau membunuhku? Bukankah sudah kubilang. Aku sudah lama mati. Tidak ada perlu dibunuh atau diambil dariku tapi bagaimana denganmu? Bersiaplah. Aku akan mengembalikan semuanya ke tempat semula, satu per satu, aku akan merebut kembali apa yang kau ambil dariku." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu beranjak pergi.


Gilja yang melihat pertengkaran mereka dari kejauhan pun kaget.


Roo Na kembali ke mejanya.

Gyeong Min menanyakan Roo Bi.

In Soo mengatakan, bahwa Roo Bi mungkin lelah dan beristirahat di kamar.

Tak lama kemudian, Gilja datang dan terus-terusan menatap Roo Na. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres antara Roo Bi dan Roo Na.


Dongpal tak berhenti melihat Chorim.

Menyadari Dongpal terus-terusan melihatnya, Chorim pun meminta Dongpal tidak berpikiran macam-macam.

"Aku melihatmu karena kau cantik. Apa itu salah?" jawab Dongpal membela diri.


Roo Bi pergi ke pantai. Ia teringat kenangannya bersama Gyeong Min di pantai itu.

Tangis Roo Bi pun pecah. Ia terduduk lemas di atas pasir.

"Gyeong Min-ssi, Gyeong Min-ssi." tangisnya.


Gyeong Min mengajak Roo Na keluar, tapi Roo Na menolak dengan alasan lelah.

"Kau benar-benar tidak ingat? Ini tempat yang kita datangi 10 tahun lalu."

"Kau begini lagi. Kenangan satu tahun saja aku tidak ingat dan kau menanyakan kenangan 10 tahun lalu. Kenapa kau terus begini? Kenapa kau terus memikikan masa lalu. Tidak bisakah kau memikirkan masa depan kita saja?"

"Roo Bi ya."


Gyeong Min pun pergi sendirian ke tempat itu.

Di sana, juga ada Roo Bi yang tengah menatap sesuatu.

"Aku benar-benar ingin ke sini bersamamu. Apa kau tidak ingat, Roo Bi-ya? Janji kita 10 tahun lalu? Untuk kembali ke sini sebagai pasangan suami istri." batin Gyeong Min.

Gyeong Min lalu mengalihkan pandangannya dan terkejut melihat Roo Bi.


Roo Bi sendiri tersenyum pahit melihat foto-fotonya bersama Gyeong Min.


Gyeong Min lalu menghampiri Roo Bi.

"Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?" tanya Gyeong Min.

Roo Bi diam saja dan menatap Gyeong Min berkaca-kaca.

Gyeong Min kemudian melihat foto-fotonya dengan Roo Bi.

"Gyeong Min-ssi, kau juga ingat? Kau tidak lupa. Kau datang. Gyeong Min-ssi." ucap Roo Bi dalam hati.


Mereka lalu duduk dan bicara.

Gyeong Min merasa itu kebetulan yang luar biasa.

"Aku dan Roo Bi datang ke sini 10 tahun lalu dan kau datang dan menemukan foto kami." ucap Gyeong Min.

"Ini bukan kebetulan, Gyeong Min-ssi. Ini takdir, tapi apa yang terjadi pada kita sekarang? Kenapa kita seperti ini? Wae?" batin Roo Bi.


"Kau tahu apa artinya ini?" tanya Gyeong Min sambil menunjuk albumnya.

"Itu kata Jeju untuk pasangan yang sudah menikah." jawab Roo Bi sembari tersenyum.

"Kau luar biasa. Aku baru ingin memberitahumu." ucap Gyeong Min.


Gyeong Min lalu menghela nafas.

"Tempat ini masih sama seperti 10 tahun lalu." ucap Gyeong Min.

"Kau benar. Tempat ini seperti membeku." jawab Roo Bi.

"Lautnya juga masih sama. Dan pemilik restoran..." Gyeong Min pun berhenti bicara saat ia menyadari Roo Bi tahu banyak soal tempat itu.

"Cheo-je, kau pernah ke sini sebelumnya?"

"Ini kali pertamaku. Tempat ini sangat tenang dan aku merasa waktu seperti berhenti. Itu saja." jawab Roo Bi.

".. tapi kenapa kau sendirian kesini? Dimana kakakku?"

"Dia bilang dia lelah dan ingin istirahat." jawab Gyeong Min.

"Apa yang harus kulakukan, Gyeong Min-ssi? Haruskah aku melupakanmu seperti kata Roo Na atau memberitahumu kebenarannya?" batin Roo Bi berkaca-kaca.


Gyeong Min kemudian mengaku, bahwa sebenarnya ia ingin kembali ke tempat itu bersama Roo Bi. Ia ingin memulai semuanya dari awal dengan Roo Bi.

Roo Bi yang mendengar itu pun semakin berkaca-kaca.

Bersambung ke part 2...................

Hide and Seek Ep 12 Part 3

Sebelumnya...


Yeon Joo sendiri menangis di taman.

Ia teringat kebersamaannya dengan sang ibu.


Ia ingat saat sang ibu membelanya dari ahjumma yang menuduhnya menjual barang murahan.


Ia juga ingat saat menyuapi sang ibu yang kesal karena mereka diusir dari butik oleh Nyonya Park.


Kemudian ia ingat saat memeluk ibunya dari belakang.

"Aku suka aroma ibu." 


Lalu ia ingat saat sang ibu memeluknya serta membuatkan gaun pengantin untuknya.


Tangis Yeon Joo kian pecah.

"Eomma.. eomma..."


Nyonya Do juga menangis di kamarnya.


Tak lama kemudian, Yeon Joo masuk ke kamarnya.

Nyonya Do langsung memeluknya.

"Mianhae, eomma. Jeongmal mianhae. Setelah semua yang ibu lakukan untukku, saat ibu berarti bagiku... mianhae." ucap Yeon Joo.


Nyonya Do lantas menatap Yeon Joo.

"Ibu tidak bermaksud membohongimu. Ibu mau memberitahumu suatu hari nanti tapi ibu tidak sanggup."

Nyonya Do tak sanggup bicara lagi. Yeon Joo pun kembali memeluknya.

*Mewek sudah sy.. gk rela kalo Yeon Joo harus balik jadi Soo A dan berpisah dari Nyonya Do. Dan sy juga gk rela Chae Rin berpisah dari Presdir Min.


Paginya, di depan Nyonya Park juga, Presdir Min memberitahu Nyonya Na kalau Pimpinan Moon akan segera mentransfer saham mereka ke Chae Rin.

"Aku tidak tahu dia punya bakat seperti itu." cemooh Nyonya Na.

*Astaga, masih juga gk terima kasih ke Chae Rin. Ckckckck...

Presdir Min membela Chae Rin. Ia menyebut Chae Rin memang cerdas sejak kecil.

Mengetahui perusahaan sudah baik-baik saja, Nyonya Park pun kembali ke kamarnya.


Nyonya Na cemas kalau Chae Rin akan bertindak di luar batas karena memiliki saham itu.

Presdir Min yakin, Chae Rin bukan orang semacam itu.

"Tapi jika dia punya niat seperti itu, kita tidak bisa mencegahnya."

"Jadi maksudmu kita tidak bisa berbuat apa-apa kalau dia menjual atau mengirimkan sahamnya ke orang lain?"

"Secara teknis, itu benar. Pimpinan Moon sepertinya memberikan itu padanya sebagai alimentasi."

"Alimentasi?" tanya Nyonya.

"Dia bercerai." jawab Presdir Min, membuat Nyonya Na kaget.


Mengetahui bahwa Chae Rin akan bercerai dan balik ke rumahnya, Nyonya Na pun bergegas mengembalikan kamar Chae Rin seperti semula.

*Wait, ini saham yang dimiliki Chae Rin berapa sih sampe Nyonya Na melunak gitu, bahkan ampe nyiapin kamar lagi buat Chae Rin? Kalau dilihat dari sikap Nyonya Na sih, kayaknya saham Chae Rin lebih gede ya dari saham Nyonya Na.


Chae Rin pergi salah satu outlet perusahaannya.

Para pelanggan mulai membeli lagi produknya. Bahkan penjualannya pun naik.

"Apakah mesin pembersih ini produk utama kita? Kulihat para pelanggan banyak membelinya." tanya Chae Rin.

"Anda ingin mencobanya?"

Chae Rin mengangguk.

Saat Chae Rin tengah mencoba produk itu, Bu Kim menelponnya.


Chae Rin datang. Bu Kim langsung memberitahu Chae Rin bahwa Nyonya Na menyuruh Chae Rin pulang.


Chae Rin masuk ke kamarnya.

Ia terkejut dan bahagia melihat kamarnya sudah kembali seperti dulu.

Bu Kim memberitahu Chae Rin bahwa Nyonya Na lah yang menyuruh para pekerja mengembalikan kamar Chae Rin seperti dulu.

*Sy yakin sih Nyonya Na punya rencana busuk lainnya.


Chae Rin menemui Nyonya Na.

Chae Rin heran melihat Nyonya Na yang mendadak baik kepadanya.

Dalam hati, Nyonya Na berkata bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk melindungi Soo A.

Chae Rin terharu melihat sikap Nyonya Na.

*Memalukan yah si Nyonya Na ini. Pura-pura bersikap baik sama orang yang dibencinya karena tau cuma itu orang yang bisa melindungi perusahaannya. Sy yakin, saat Soo A kembali, Nyonya Na bakal ngusir Chae Rin. Disaat itulah, Makepacific benar-benar hancur dibawah kepemimpinan Soo A dan Nyonya Na pun mengemis-ngemis minta Chae Rin kembali seperti yang dikatakan Chae Rin.


Yeon Joo pamit mau ke rumah Nyonya Park pada ibunya.

"Yeon Joo-ya, kau putri siapa?" tanya Nyonya Do.

"Putri ibu." jawab Yeon Joo, lalu tersenyum.


Chae Rin tersenyum melihat ibunya yang tengah tertidur pulas.

Tak lama kemudian, Nyonya Park terbangun.

"Kau harus membangunkanku agar aku bisa melihatmu pulang."

"Ibu sudah melihatku sekarang."

"Siapa yang membawakan barang-barangmu?"

"Aku hanya punya satu koper jadi itu tidak terlalu merepotkan."

"Kalau begitu pergilah ke kamarmu dan istirahatlah."

Tapi Chae Rin mengajak Nyonya Park ke suatu tempat.

*Senyum Nyonya Park juga palsu. Jelas dia terpaksa menerima ajakan Chae Rin.


Eun Hyuk tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Chae Rin di tengah kolam.

Lalu ia mendapatkan telepon dari seseorang.


Dalam sekejap, Eun Hyuk sudah berada di kantor Jae Sang.

Jae Sang menunjukkan foto-foto kebersamaan Chae Rin dan Eun Hyuk.

Lalu, ia menunjukkan sebuah koran dengan judul utama 'Skandal Perselingkuhan Nyonya Taesan'.

Ada foto mereka juga di sana.

Eun Hyuk terkejut.

Jae Sang lantas mengancam Eun Hyuk, kalau berita itu akan menjadi topik utama dimana-mana.

"Kalau kau ingin melindunginya, tetaplah di sisiku sampai aku menyuruhmu pergi." ucap Jae Sang.


Kesal, Eun Hyuk pun mencengkram kerah Jae Sang.

"Apa yang kau inginkan! Kau masih belum menyerah tentang perusahaannya?" tanya Eun Hyuk.

"Aku menginginkan Min Chae Rin." jawab Jae Sang.


Yeon Joo yang sudah tiba di kediaman Nyonya Park, dihubungi Nyonya Park.

Nyonya Park membatalkan acara mereka hari itu. Nyonya Park mengaku punya jadwal lain.

"Tidak masalah, aku bisa pulang." jawab Yeon Joo.


Tapi saat mau pulang, pandangan Yeon Joo jatuh pada ayunan yang dulu sering ia duduki bersama ibu kandungnya.

Yeon Joo pun duduk di sana dan menyanyikan lagu masa kecilnya.

Ia lalu bertanya-tanya siapa yang menyanyikan lagu itu untuknya.


Yeon Joo kemudian bernyanyi lagi.

Bersamaan dengan itu, Chae Rin keluar dari dalam rumah.

Chae Rin terkejut melihat Yeon Joo menyanyikan lagu itu.


Tak lama kemudian, Nyonya Park keluar.

Yeon Joo masih menyanyikan lagu masa kecilnya.

Chae Rin pun terkejut.

Bersambung.........