• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Flower of Evil Ep 16 Part 2

 Sebelumnya...


Hyun Soo dan Ji Won pergi ke rumah Jin Tae.

Ji Won mengetuk pintu tapi tak ada orang di dalam.

Ji Won menghubungi Jin Tae, tapi ponselnya mati.

Ji Won heran, dia setuju menemui kita di rumah. Ponselnya dimatikan. Mungkinkah terjadi sesuatu?

Hyun Soo : Dia menghindarimu. Dia memikirkannya dan memutuskan untuk tidak bersaksi.

Ji Won : Aku meragukannya. Saat kami bicara di telepon tadi, dia menerima saran itu.

Tak lama kemudian, Ji Won menerima SMS dari Jin Tae. Jin Tae menolak bersaksi. Hyun Soo benar.

Ji Won : Dia tidak akan bersaksi.

Hyun Soo mengajak Ji Won pergi. Tapi Ji Won tidak mau. Ji Won bilang, Jin Tae akan pulang. Saat dia pulang, mereka bisa membujuknya.

Hyun Soo mengalah.

Tiba-tiba, turun hujan.

Ji Won berbalik dan menatap hujan.

Melihat itu, Hyun Soo tanya, apa Ji Won suka hujan?

Ji Won mengangguk. Ji Won lalu menengadahkan tangannya, menyentuh air hujan. Ia kemudian tersenyum. Melihat Ji Won tersenyum, Hyun Soo tanpa sadar ikut tersenyum juga. Tapi tiba-tiba, Hyun Soo ingat sesuatu. Hyun Soo ingat kalau Ji Won hanya percaya dengan apa yang dia lihat. Teringat itu, senyum Hyun Soo menghilang.

Eun Ha melukis, dia melukis neneknya, dirinya dan ibunya.

Sang nenek yang menemaninya, tanya, apa dia benci ayah?

Eun Ha bilang tidak.

"Lalu kenapa kau tidak melukisnya?"

"Karena setiap kali aku menggambar ayah, ibu menangis. Aku merasa kasihan saat ibu menangis."

"Cucuku sayang. Lihat betapa pengertiannya dirimu. Kau sudah besar sekarang, ya?"

"Aku benci ayah. Kenapa dia pergi sendirian? Kenapa dia tidak mengajak kami?"

Hujan akhirnya berhenti. Hyun Soo menyuruh Ji Won pergi.

Hyun Soo : Aku akan menunggunya di sini sendirian agar kamu bisa pulang.

Tapi Ji Won diam saja menatap cincin Hyun Soo.

Hyun Soo : Detektif?

Ji Won : Kenapa kau masih memakai itu?

Hyun Soo : Apa?

Ji Won : Cincin itu.

Hyun Soo : Aku melatih keahlianku di sebuah bengkel dan cincin ini membuat tanganku seimbang. Maaf soal ini. Aku tidak peka sekali. Seharusnya aku mengembalikan ini kepadamu.

Hyun Soo mengembalikan cincinnya ke Ji Won. Ji Won tambah diam.

Hyun Soo : Tidak apa-apa. Aku akan memakai cincin lain. Hanya perlu seberat ini.

Ji Won melihat seorang pria datang.

Melihat Ji Won menatap ke belakangnya, Hyun Soo pun menoleh ke belakang dan melihat pria itu.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi?

Jin Tae langsung lari.

Hyun Soo dan Ji Won mengejar Jin Tae.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, apa kau melakukan kesalahan?

Jin Tae : Maafkan aku, Hyun Soo-ya.

Hyun Soo : Bisakah kau bersaksi, Yang Jin Tae-ssi?

Mereka bertiga bicara di kafe.

Ji Won mengeluarkan ponselnya. Dia bilang akan merekam pembicaraan mereka.

Ji Won menulis di ponselnya. Niat Kwon Seong Bok.

Ji Won tanya pada Jin Tae, apa niat Pak Kwon.

Jin Tae : Itu sebelum Hae Soo dan Hyun Soo memiliki wali legal. Dan pamanku ingin mengambil uang sebanyak mungkin.

Hyun Soo : Apa yang kau lakukan padaku yang membuatmu ingin sekali menghindariku?

Jin Tae : Dia bilang akan membayar biaya kuliahku jika aku membantunya. Jadi, aku menyebarkan rumor palsu tentangmu.

Hyun Soo : Rumor apa?

Jin Tae : Aku membunuh ayam, membedahnya, dan meninggalkannya di jalanan saat larut malam. Lalu orang-orang akan berkumpul keesokan harinya. Saat itu aku memberi tahu mereka Hyun Soo pelakunya. Kukatakan pada mereka bahwa dia dirasuki roh Do Min Seok. Kubuat mereka menganggapnya seperti itu.

Ji Won : Kau menumbuhkan ketakutan dalam diri mereka dan mendorong mereka mengadakan ritual pengusiran setan.

Jin Tae : Ya.

Hyun Soo minta Jin Tae bersaksi di pengadilan besok.

Jin Tae menolak. Dia bilang dia bisa membuat laporan anonim.

Jin Tae : Aku sungguh minta maaf. Aku tahu seharusnya aku bersaksi. Tapi aku guru SD. Jika ini tersebar ke publik, aku akan kehilangan segalanya. Aku... Kurasa aku tidak bisa melakukan ini.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, kau harus bersaksi di pengadilan hanya jika kau menginginkannya. Aku ingin kau  memikirkan apa yang kau inginkan. Lalu kau bisa memutuskan agar tidak membenci dirimu. Dan aku ingin memberitahumu bahwa aku akan memaafkanmu mulai saat ini. Jadi, kau tidak perlu lagi merasa bersalah atas perbuatanmu padaku.

Ji Won melotot melihat Hyun Soo. Dia terkejut, juga bingung mendengar kata-kata Hyun Soo barusan.

Ji Won dan Hyun Soo dalam perjalanan sekarang.

Ji Won : Tadi kau bilang bahwa kau bersedia memaafkannya. Aku yakin tidak mudah bagimu mengatakan itu. Itu sulit, bukan?

Hyun Soo : Tidak, itu mudah.

Ji Won : Apa?

Hyun Soo : Karena aku berbohong. Aku tidak memaafkannya. Jika bisa melakukannya dengan caraku, aku akan membunuhnya di sana.

Ji Won mengernyit heran. Dia masih tidak mengerti.

Hyun Soo : Dia tampak sangat bersalah. Jadi, kupikir dia akan berubah pikiran jika aku memanfaatkan itu.

Tak lama, ponsel Hyun Soo berdering. Telepon dari Jin Tae. Jin Tae bersedia bersaksi!

Hyun Soo : Pengacaraku akan meneleponmu besok. Sampai jumpa besok.

Hyun Soo lalu bilang pada Ji Won kalau mereka harus memanfaatkan Jin Tae agar bisa membalik keadaan.

Ji Won diam saja.

Hyun Soo : Detektif Cha. Coba urus raut wajahmu. Kau mudah sekali dibaca sampai aku merasa malu.

Ji Won : Menurutmu apa yang kupikirkan?

Hyun Soo : "Ini bukan pria yang kukenal. Dia bukan pria yang hendak kurebut kembali." Bukankah itu yang kau pikirkan?"

Mendengar itu, Ji Won langsug menghentikan mobilnya.

Ji Won menatap Hyun Soo. Matanya mulai berkaca-kaca.

Ji Won : Kau sengaja melakukan ini, bukan? Kenapa kau jahat sekali?

Hyun Soo : Begini, aku seorang pria yang bisa membohongi orang tanpa merasa bersalah. Tampaknya kau tidak menyadari itu. Kau yakin bisa mengetahui apakah aku berbohong atau tidak?

Moo Jin pulang. Sampai rumah, dia langsung mencari Hyun Soo. Tapi Hyun Soo tak ada. Dia membuka kulkas dan terkejut melihat isi kulkas.

Moo Jin kesal melihat isi kulkasnya.

Hyun Soo bilang pada Ji Won, saat ia bangun di rumah sakit, ia tak ingat apa yang terjadi.

Hyun Soo : Jadi, rasanya aku bangun setelah tidur 15 tahun. Tapi ternyata tidak begitu. Tubuhku sepertinya ingat bagaimana aku menjalani hidupku selama 15 tahun terakhir. Aku mendapati diriku memasak sesuatu yang belum pernah kulihat atau kumakan. Saat melakukan kriya logam, aku tidak percaya bisa menggerakkan tanganku dengan begitu lihai. Selain itu, aku secara naluriah bisa membaca emosi orang-orang dan tahu cara memanfaatkannya demi keuntunganku. Jadi, aku tahu persis apa yang ingin kau dengar dariku.

Ji Won mulai nangis. Dia menyangkal kalau dia berharap sesuatu dari Hyun Soo.

Hyun Soo : Ya, kau mengharapkan sesuatu. Aku tahu kau ingin aku mengatakan apa. Kau ingin aku mengatakan aku masih merasakan hal yang sama padamu meski aku tidak ingat apa pun tentangmu. Kau  ingin aku membohongimu.

Ji Won : Kapan aku... Kapan aku bilang ingin mendengar itu?

Ji Won mengalihkan pandangannya ke jendela. Tak lama kemudian, dia menatap Hyun Soo dan marah.

Ji Won : Bagaimana bisa kau melupakanku? Bagaimana bisa kau melupakanku? Teganya kau melakukan itu. Setelah betapa kita saling mencintai. Setelah kita mencapai sejauh ini. Bagaimana bisa kau melupakanku seperti kau mengguntingku?

Hyun Soo juga mulai nangis.


Hyun Soo : Detektif, aku meragukan diriku. Aku bertanya-tanya apakah ada sedikit saja ketulusan dalam diriku. Aku tidak bisa memercayai diriku sendiri. Tidak pernah sekali pun aku memedulikan seseorang dalam jangka waktu yang lama. Jadi, berapa lama perasaan yang kurasakan untukmu ini akan bertahan?

Ji Won : Kenapa kau tidak bisa memercayai dirimu sendiri?

Hyun Soo : Tahukah kau apa yang kau lakukan? Kau melihatku, tapi kau mencari dia di dalam tubuhku. Jika melihat kemiripan, kau berharap. Jika melihat perbedaannya, kau kecewa. Tapi kau tahu, aku membencinya. Aku tidak ingin tahu apa pun tentang dia. Aku merasa seakan-akan satu kaki kita dirantai ke tiang dan kita berlari berputar-putar. Kau mengejarku, hanya melihatku dari belakang, dan aku lari darimu karena tidak mau kau melihatku dari depan. Pada akhirnya, tidak seorang pun dari kita melangkah maju.

Keduanya tak lagi bicara. 

Mereka sama-sama menangis.

Moo Jin sedang membaca komentar para netizen atas video dan artikel yang ditulisnya.

"'Rusa besar itu membuatmu takut?' Do Min Seok menyebutnya rusa besar"
"Lewatkan kesempatan untuk berani, dan kamu akan menyesal atau diam"
"Pengecut. Ini kau katakan setelah Do Hyun Soo menangkap pembunuhnya"
"Gakyeongri adalah desa psikopat"

Hyun Soo datang. Moo Jin langsung memaki Hyun Soo.

Hyun Soo : Apa yang kulakukan?

Moo Jin menarik Hyun Soo ke kulkas.

Moo Jin : Kau membeli semua yang tidak ingin kau makan.

Hyun Soo : Aku ingin kau makan.

Moo Jin : Melihatnya saja membuatku ingin muntah. Kenapa kau terus membeli makanan yang tidak kau makan?

Hyun Soo : Apa yang bisa kulakukan? Aku terus membelinya setiap kali melihatnya.

Moo Jin : Itu penyakit.

Moo Jin lalu melihat mata Hyun Soo agak sembab.

Moo Jin : Kau menangis?

Hyun Soo : Tidak. Untuk apa?

Hyun Soo beranjak ke sofa. Moo Jin mengikutinya.

Moo Jin : Ada apa? Apa Yang Jin Tae menolak bersaksi?

Hyun Soo : Dia akan melakukannya.

Moo Jin : Benarkah? Itu bagus. Jadi, ada masalah apa?

Moo Jin menebak. Dia fikir, Ji Won memukul Hyun Soo.

Hyun Soo : Seandainya dia memukulku. Aku harus bicara dengannya soal anak kami setelah sidang berakhir. Memikirkan akan bertemu dia lagi karena itu membuatku frustrasi.

Moo Jin : Kau berencana menemui Eun Ha?

Hyun Soo : Tidak. Aku tidak mau memaksanya menemuiku. Apa gunanya menemui ayahnya yang tidak mengingatnya?

Moo Jin : Lalu apa? Apa yang akan kau lakukan?

Hyun Soo : Moo Jin-ah, jika aku bilang ingin memberikan apa yang tersisa dari warisanku kepada anak itu... Jika aku mengatakan mari kita akhiri dengan itu, akankah dia terluka?

Ji Won sendiri ada di kamarnya. Dia membuka lemarinya dan menatap semua pakaian Hyun Soo.

Ji Won lalu mengambil salah satu kemeja Hyun Soo. Dia mencium kemeja Hyun Soo dan menangis lagi.

Ji Won duduk di ruang makan. Dia mendengarkan rekaman kesaksian Jin Tae tadi.

Saat tiba pada rekaman suara Hyun Soo, dia terdiam lagi.

Ji Won menemani Eun Ha tidur, tapi Eun Ha tiba-tiba terbangun.

Eun Ha tanya, apa dia dan Hyun Soo bercerai.

Eun Ha lalu nangis. Ji Won bilang itu tidak benar. Eun Ha tanya, kenapa ayahnya tidak pulang.

Ji Won mendudukkan dan memeluk Eun Ha.

Ji Won : Ibu ingin ayah bahagia. Bagaimana denganmu?

Eun Ha : Aku juga.

Ji Won : Ayah tidak pernah hidup sebagai dirinya sendiri. Ibu ingin ayah hidup bebas setidaknya sekali.



Ji Won nangis lagi.

Bersambung ke part 3...

Flower of Evil Ep 16 Part 1

Flower of Evil Ep 15 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

 
Adegan di episode terakhir ini dibuka dengan Ji Won dan Hyun Soo yang sedang melakukan foto pernikahan.

Sang fotografer meminta Ji Won tersenyum lebih alami. Tapi setelahnya dia memuji Hyun Soo yang tampak sempurna. Dia bilang Hyun Soo cocok menjadi model.

Ji Won tampak lelah. Hyun Soo yang tahu Ji Won nya lelah, mengajak Ji Won istirahat sebentar.

Ji Won : Ya, ini melelahkan.

Hyun Soo pun meminta fotografer memberi mereka istirahat 10 menit.

Setelah itu, Hyun Soo membantu Ji Won duduk.

Ji Won tanya, benarkah ini kali pertama Hyun Soo melakukan pemotretan? Ji Won bilang Hyun Soo pandai melakukannya.

Hyun Soo : Kuncinya adalah stamina.

Hyun Soo lalu menangkap raut wajah sedih Ji Won. Dia tanya, ada apa?

Ji Won : Apa orang tuamu bersikeras tidak datang?

Hyun Soo : Ya. Mereka tidak akan datang.

Ji Won : Tapi ini satu-satunya pernikahanmu. Aku tidak ingin kau menyesal...

Hyun Soo : Kalau begitu, akan kulakukan dua kali.

Ji Won : Kita akan mengadakan pernikahan lagi.

Hyun Soo : Pernikahan hanyalah formalitas jadi, jangan terlalu memikirkannya.

Ji Won : Kau akan sedih jika keluargamu tidak ada.

Hyun Soo : Bagiku, hanya kau yang kumiliki. Itu benar.

Kembali ke masa sekarang. Ji Won duduk di depan seorang pria. Tapi dia tampak canggung dan juga sedih.

Ji Won : Bagaimana keadaanmu? Kali terakhir kita bertemu dua pekan lalu, bukan? Kita bertemu di kantor Pak Song. Waktu berlalu dengan cepat. Sudah lebih dari empat bulan.

Kita diperlihatkan flashback. Ho Joon menembak Hee Sung. Setelah Ho Joon menembak Hee Sung, semua langsung lari ke Ji Won dan Hee Sung. Kecuali Woo Cheol. Woo Cheol melihat Ho Joon syok setelah menembak Hee Sung. Woo Cheol mencoba menenangkan Ho Joon.
 


Hyun Soo ikut tertembak! Dia terluka parah di bagian kepala. Jae Sub memeriksa Hyun Soo. Dia bilang, Hyun Soo masih hidup.

Ji Won mencoba mendengar napas Hyun Soo.

"Dia bernapas. Aku bisa mendengarnya bernapas." ucap Ji Won dengan suara gemetar.

Jae Sub meminta Ji Won tetap diam. Dia bilang akan segera menghubungi ambulance.


Dikawal polisi, ambulans melaju kencang membawa Hyun Soo.

Paramedis memberikan pertolongan pertama pada Hyun Soo.

Ji Won yang mendampingi Hyun Soo sedang bicara di telepon dengan Jae Sub. Ji Won mengabarkan kondisi Hyun Soo. Dia bilang, Hyun Soo masih belum sadar tapi napas dan denyutnya normal.

Ji Won lalu menanyakan Hee Sung. Jae Sub bilang Hee Sung tewas.

Jae Sub : Bagaimana dengan suamimu? Seberapa parah lukanya?

Ji Won : Aku diberi tahu peluru itu tampaknya menyerempet. Tidak menembus tubuhnya.

Jae Sub : Baik, aku akan ke rumah sakit begitu kita membereskan semuanya. Berusahalah sebaik mungkin untuk bertahan.

Woo Cheol melirik Ho Joon yang masih syok. Dia lalu merangkul Ho Joon. Mereka semua pergi.

 
Hyun Soo sedang di CT-Scan.

Dokter menjelaskan kondisi Hyun Soo ke Ji Won.

"Kulit kepalanya robek saat peluru menyerempet kepalanya. Lalu tengkoraknya retak. Ini fraktur linear. Dengan kata lain, tengkoraknya retak."

"Dia masih bisa hidup, bukan?"

"Ya. Selain fraktur, yang lainnya tampak baik-baik saja. Kami melakukan apa pun untuk mencegah infeksi lebih lanjut."

"Menurut anda kapan dia akan sadar?"

"Saat ini, dia pingsan karena gegar otak. Tapi kurasa dia akan bangun setelah satu hari."


Ji Won sedang menjaga Hyun Soo sekarang. Dia menyematkan cincin pernikahan mereka ke jari Hyun Soo.

Ji Won lalu memegang erat tangan Hyun Soo.

Jae Sub datang. Jae Sub bilang wartawan mulai berkumpul di luar RS. Jae Sub lalu nanyain keadaan Hyun Soo.

Ji Won bilang Hyun Soo akan pulih selama darahnya tidak menggumpal di otaknya.

Ji Won lalu tanya keadaan Ho Joon.

Jae Sub : Kepala Lee mengurusnya. Dia tidak menghadapinya dengan baik.

Ji Won : Dia akan menghadapi banyak hal setidaknya selama sebulan. Dia menembakkan pistolnya sesuai latihan, bukan?

Jae Sub : Pak Kepala akan menanganinya. Pikirkan saja dirimu sendiri. Banyak yang harus kau hadapi setelah suamimu sadar. Sebaiknya kau bersiap.

Ji Won tersenyum menatap Hyun Soo. Dia bilang tidak apa-apa.

Ji Won : Selama kami bersama, kami pasti bisa melalui semuanya.

Jae Sub tersenyum.

Terdengar narasi Ji Won.

Ji Won : Pada saat itu, aku tidak tahu aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.

Ji Won menatap pria yang duduk di depannya.

Ji Won : Kenapa kau tidak mengatakan sesuatu? Apa saja boleh.

Tapi pria di depannya masih diam.

Ji Won : Mungkinkah aku membuatmu tidak nyaman?

Kamera menyorot tangan pria itu. Di jari pria itu tersemat cincin. Kamera akhirnya menyorot wajah pria itu. Dia adalah Hyun Soo.

Ji Won : Kau bebas merasa nyaman denganku. Aku sungguh berharap kau tidak menganggapku tidak nyaman. Hee Sung-ssi, kita tidak perlu terburu-buru dan saling mengenal lagi.

Hyun Soo : Do Hyun Soo.

Ji Won : Apa?

Hyun Soo : Kau memanggilku Hee Sung lagi.

Ji Won : Maafkan aku.

Hyun Soo : Orang-orang bilang aku bangun setelah dirawat di rumah sakit selama sebulan. Tapi bukan itu yang kurasakan.

Flashback....

Hyun Soo masih terbaring di rumah sakit. Dia belum sadar, tapi alam bawah sadarnya mengingat semua kejadian.

Dia ingat saat dia nyaris membunuh Hee Sung. Ji Won datang dan memintanya mendekat padanya.

Lalu dia ingat saat identitas aslinya terbongkar. Dia menangis dan minta maaf pada Ji Won. Dia bilang dia sudah menyakiti Ji Won. Dia melihat Ji Won juga menangia saat itu.

Dia ingat saat Ji Won memeluknya dan bilang, ingin bertukar tubuh dengannya meskipun satu hari, agar ia bisa merasakan betapa Ji Won sangat mencintainya.

Dia ingat saat mereka berbaring di sofa, Ji Won memujinya tampan.

Dia ingat saat menyuruh Ji Won menghubungi Ho Joon.

Hyun Soo : Katakan padanya kita punya urusan mendesak.

Dia ingat momen bahagianya dengan Ji Won dan Eun Ha.

Dia ingat saat mencium Ji Won, masa-masa mereka pacaran.

Terakhir dia ingat saat dia ditabrak Hee Song.

Ingatan saat dia ditabrak Hee Sung membuatnya terbangun.

Terdengar kata-kata Hyun Soo pada Ji Won.

Hyun Soo bilang, saat dia bangun di rumah sakit, dia fikir dia di rumah sakit karena kecelakaan mobil.

Hyun Soo : Aku sungguh berfikir itu tahun 2005.

Hyun Soo keluar dari kamarnya.

Diluar, Ji Won sedang bicara dengan ibunya di telepon. Ji Won mengabarkan kondisi Hyun Soo. Dia bilang, otaknya tidak terluka dan alat vitalnya baik-baik saja.

Hyun Soo berdiri disamping Ji Won tepat saat Ji Won selesai bicara dengan sang ibu. Ji Won bahagia Hyun Soo sudah bangun.

Hyun Soo berjalan ke arah Ji Won, tapi dia berjalan melewati Ji Won begitu saja. Seolah tak mengenal Ji Won. Ji Won bingung.

Ji Won : Sayang!

Hyun Soo berbalik. Melihat bed nama Ji Won, Hyun Soo ketakutan dan langsung lari.

Ji Won mengejar Hyun Soo.

Tapi sampai di lobi, Hyun Soo berhenti berlari melihat dua polisi berjaga di pintu masuk. Hyun Soo takut. Dia berusaha mencari jalan keluar. Tapi para reporter seketika mengerubunginya dan memanggil namanya.

Hyun Soo kebingungan.

Ji Won bingung melihat sikap Hyun Soo.

Hyun Soo : Aku tidak hanya tidak ingat 15 tahun terakhir hidupku. Tapi aku juga menjadi sangat terkenal.

Di kantor, Sang Pil menggelar konferensi pers. Dia mengumumkan kejadian sebenarnya pada reporter.

Sang Pil : Tahun 2005, orang tua Baek Hee Seong, Baek Man Woo dan Gong Mi Ja, mengizinkan Do Hyun Soo memakai identitas putra mereka dan hidup sebagai Baek Hee Sung. Kami mengetahui bahwa Detektif Cha tidak terlibat dalam pencurian identitas Do Hyun Soo. Kali pertama dia mengetahuinya, dia membujuk Do Hyun Soo untuk membantu penyelidikan polisi. Berkat kerja samanya, kami bisa menyelidiki kasus tersebut dengan cepat. Dan itu memampukan kami menemukan korban tewas kasus pembunuhan berantai di Kota Yeonju.

Para polisi menggali tanah di halaman keluarga Baek. Mereka menemukan kotak yang berisi kuku para korban.

Moo Jin datang bersama pengacara menemui Hae Soo.

Hyun Soo : Beberapa orang menyebutku pahlawan karena telah menangkap seorang pembunuh berantai. Dan beberapa orang mengasihaniku karena harus bersembunyi dan disalahkan atas perbuatan kakakku. Dan beberapa orang menyebutku psikopat karena mencuri identitas orang lain dan memanfaatkan wanita tidak bersalah. Sementara itu, satu-satunya orang yang seharusnya tidak memaafkanku sepertinya sama sekali tidak membenciku.

Ji Won : Itu karena kau tidak tahu tentang kita.

Hyun Soo : Ini yang ingin kukatakan. Bahkan menerima semua hal yang kujalani sekarang rasanya membuatku kewalahan. Karena itulah aku tidak bisa mengatakan apa yang ingin kau dengar.

Ji Won : Aku tidak menginginkan apapun.

Mata Ji Won mulai berkaca-kaca. Ji Won lalu menatap cincin di jari Hyun Soo. Dia penasaran kenapa Hyun Soo masih memakai cincin itu. Dia ingin bertanya, tapi urung melakukannya.

Ji Won : Lupakan saja.

Ji Won lalu minta maaf dan berkata ini hari yang penting bagi Hyun Soo.

Ji Won : Aku datang untuk menyemangatimu, Hyun Soo-ssi. Tapi aku merasa telah membuatmu makin terbebani.

Hyun Soo : Aku tidak yakin apa aku bisa melakukannya atau tidak.

Ji Won : Lakukan saja seperti yang kau latih.

Ji Won beranjak keluar. Ternyata itu adalah ruang tunggu saksi.

Persidangan dimulai. Itu adalah sidang pertama Hae Soo sebagai terdakwa atas kasus pembunuhan mandor desa 18 tahun lalu.

Reporter yang hobi menguntit Hae Soo demi berita Hyun Soo, melaporkan bahwa itu adalah persidangan juri. Jaksa akan menggugat Hae Soo atas pembunuhan dan Hae Soo akan mengaku itu dia lakukan untuk membela diri.

"Sulit untuk memprediksi hasilnya. Adik Do Hae Soo yang telah menjadi pusat perhatian, Do Hyun Soo, akan bersaksi hari ini atas namanya, yang menarik lebih banyak perhatian."

Moo Jin dan Ji Won ada disana.

Hyun Soo mengucapkan sumpah saksi.

Setelah itu, pengacara Hae Soo mulai memberi pertanyaan pada Hyun Soo.

"Anda tiba di TKP lebih dahulu setelah insiden itu. Benarkah itu?"

"Ya."

Hyun Soo mengingat kejadian itu. Dia terkejut melihat mandor desa sudah tewas bersimbah darah dan kakaknya berdiri memegang gunting.

Hae Soo bilang, dia datang untuk meminta mandor desa berhenti melakukan ritual pengusiran setan pada Hyun Soo tapi tiba-tiba, mandor desa menyerangnya.

Hyun Soo : Aku mengambil gunting dari tangannya dan menghapus sidik jarinya dengan kemejaku.

Pengacara bertanya lagi.

"Anda jelas menyadari bahwa insiden itu didorong oleh serangan Kwon Seong Bok terhadap terdakwa. Benar?"

"Ya."

"Kenapa anda tidak meminta bantuan dari penegak hukum?"

"Bahkan tidak terlintas di benakku bahwa ada kemungkinan seseorang dapat membantu kami. Begitu ayah kami terekspos sebagai pembunuh berantai, kakakku sudah berusaha tanpa hasil yang berbeda.

"Apakah Hae Soo sangat takut pada Kwon Seong Bok bahkan sebelum insiden itu?"

Hyun Soo menatap Hae Soo.

"Setiap kali Kwon Seong Bok menyeretku, dia tidak bisa tidur semalaman. Dia juga selalu muntah."

Air mata Hae Soo menetes.

Pengacara selesai dengan pertanyaannya.

Moo Jin berbisik ke Ji Won.

Moo Jin : Dia melakukannya jauh lebih baik daripada dugaan kita. Sepertinya dia meyakinkan para juri.

Sekarang giliran jaksa penuntut.

Ji Won : Kuharap dia menjawab pertanyaan jaksa dengan baik.

Di kantor, Jae Sub mengaku penasaran dengan sidang Hae Soo.

Woo Cheol : Karena dia menggunakan senjata mematikan, akan sulit membuktikan bahwa itu pembelaan diri. Melihat strategi pertahanan, dia mengandalkan simpati publik terhadapnya untuk mendapatkan keputusan bulat. Tapi itu berarti dia tidak punya bukti konklusif untuk membuktikan bahwa itu pembelaan diri.

Jae Sub : Semua orang di desa ini merencanakannya bersama. Mereka semua mengatakan hal yang sama.

Tiba-tiba, Jae Sub menyadari sesuatu.

Jae Sub : Merencanakannya bersama?

Jae Sub pun bergegas memeriksa pernyataan saksi.

Kembali ke sidang Hae Soo. Jaksa penuntut memojokkan Hyun Soo.

"Anda mengubah identitas anda untuk menjalani hidup yang nyaman dan menipu semua orang di sekitar anda selama 15 tahun. Bahkan istri anda, seorang polisi, anda tipu sepenuhnya. Benarkah itu?"

Hyun Soo terdiam.

Jaksa tanya sekali lagi. Benarkah itu?

Hyun Soo : Ya.

Jaksa : Bagaimana anda bisa berbohong dengan sempurna? Seorang saksi menyatakan anda tidak bisa merasakan emosi. Apakah anda tidak bisa merasa bersalah?

Hyun Soo menatap Ji Won, sembari memutar-mutar cincin nikahnya. Dalam hati, ia mengaku mencintai Ji Won.

Hyun Soo ingat saat Hae Soo menanyakan pertanyaan apa dia mencintai Ji Won. Hyun Soo bilang, tidak. Dia tidak pernah merasakan itu.

Jaksa : Do Hyun Soo-ssi? Apakah anda tidak bisa merasa bersalah?

Pengacara Hae Soo langsung berdiri. Dia menyatakan keberatannya.

"Tidak ada pertanyaan lagi." ucap jaksa.

Moo Jin berbisik pada Ji Won.

Moo Jin : Dia menekankan pada juri bahwa Hyun Soo mahir berbohong. Agar semua kesaksiannya terdengar seperti kebohongan.

Sidang pun ditunda sampai besok pagi.

Moo Jin dan Hyun Soo keluar dari gedung pengadilan bersama. Mereka menuju mobil.

Moo Jin tanya, kenapa kau melakukan itu? Kita sudah menduga semua pertanyaan itu. Kau sudah berlatih. "Aku tidak punya pilihan saat itu." "Aku menyesalinya, dan sudah bertobat." Bagaimana kau bisa melupakan itu?"

Ji Won lewat, dia juga menuju mobilnya.

Hyun Soo menatap Ji Won.

Hyun Soo : Karena dia. Saat mataku bertatapan dengannya, pikiranku kosong.

Ji Won melihat Hyun Soo. Hyun Soo menundukkan kepalanya, memberi hormat pada Ji Won. Ji Won juga melakukannya. Mereka bersikap layaknya orang asing.

Hyun Soo dan Moo Jin masuk ke mobil.

Ponsel Ji Won berbunyi. Telepon dari Jae Sub.

Ji Won bilang, sidangnya baru selesai.

Ji Won : Tidak berjalan dengan lancar. Kami juga tidak punya saksi.

Di mobil, Moo Jin ngomelin Hyun Soo yang tidak bersikap baik pada Ji Won.

Hyun Soo : Aku tidak ingin membuatnya berharap.

Moo Jin : Berharap? Berharap untuk apa?

Hyun Soo : Aku menipu dan memanfaatkannya selama 14 tahun demi keuntunganku sendiri. Dia sepertinya tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku sehina itu. Sudah tepat bagiku untuk menjaga jarak.

Moo Jin : Perasaanmu terhadap Detektif Cha memang tulus.

Hyun Soo : Bagaimana kau tahu itu?

Moo Jin : Karena terlihat seperti itu.

Hyun Soo : Kau melihat kepura-puraan. Aku tidak mungkin menikahi seseorang yang kucintai saat menjalani hidup yang salah.

Moo Jin : Kau tahu? Jangan memperumit keadaan. Beri tahu aku sekarang apakah dia ada di pikiranmu atau tidak.

Hyun Soo : Dia membuatku tidak nyaman.

Hyun Soo memejamkan matanya.

Moo Jin :  Itu Detektif Cha.

Hyun Soo langsung menoleh ke sampingnya. Tidak ada Ji Won.

Moo Jin menatap Hyun Soo.

Moo Jin : Jadi, dia ada di pikiranmu.

Hyun Soo menatap galak Moo Jin.

Moo Jin : Apa? Kau akan memukulku?

Hyun Soo : Ayo jalan.

Moo Jin : Itu Detektif Cha.

Hyun Soo sewot, kau pikir aku sebodoh apa?

Moo Jin : Tapi...

Hyun Soo memijit keningnya.

Hyun Soo : Jangan menyeretnya ke dalam permainanmu. Memikirkannya saja terasa menyesakkan.

Ji Won mengetuk kaca jendela Hyun Soo.

Hyun Soo terkejut dan langsung menurunkan kaca jendelanya.

Ji Won mengajak Hyun Soo ke suatu tempat.

Ji Won melajukan mobilnya dengan cepat. Ji Won bilang, dia punya saksi yang bisa membalikkan keadaan.

Flashback, saat Jae Sub menghubungi Ji Won tadi di depan gedung pengadilan. Jae Sub bilang dia memeriksa pernyataan saksi dari kasus pembunuhan mandor desa dan menemukan seseorang yang bisa membantu.

Ji Won : Yang Jin Tae, keponakan mandor desa itu. Dia bersaksi bahwa mandor desalah yang membayar pengusiran dengan warisan Do Min Seok. Namun, uang yang dibayar untuk pengusiran setan tidak sesuai dengan jumlah yang dibayarkan ke dukun itu. Dia mengambil uangnya tiga sampai lima kali lipat dari rekening Do Min Seok. Pengusiran setan diadakan agar dia bisa mencuri uangnya. Karena itu dia terang-terangan menjadikanmu kambing hitam. Sayang, apa kau mengenal keponakannya, Yang Jin Tae?

Hyun Soo terdiam saat Ji Won memanggilnya 'sayang'.

Ji Won yang sadar salah bicara, langsung minta maaf.

Ji Won : Maaf soal itu. Terjadi begitu saja.

Moo Jin menemui Hae Soo.

Hae Soo bingung, keponakan di universitas? Akankah dia bersaksi untukku?

Moo Jin : Belum ada yang pasti. Detektif Cha dan Hyun Soo pergi untuk membujuknya.

Hae Soo tanya keadaan mereka berdua.

Moo Jin : Detektif Cha adalah orang suci. Jika itu aku, aku akan menghajarnya karena melupakan siapa aku baginya. Karena sikapnya yang seperti orang suci, dia berusaha mendapatkan Hyun Soo kembali dengan bersabar.

Hae Soo : Bagaimana dengan Hyun Soo? Apa dia mengakrabkan diri dengannya?

Moo Jin : Bukan itu yang menggangguku. Tidakkah menurutmu kepribadiannya berubah sejak dia kehilangan ingatannya? Dia tetap berengsek seperti sebelumnya, tapi kini sepertinya dia juga pribadi yang berbeda.

Hae Soo : Aku terkadang berpikir mungkin Hyun Soo sama sekali tidak berubah. Mungkin inilah dirinya yang sebenarnya.

Moo Jin : Aku melihatnya sebagai cerita horor, tapi kau menggunakan humanisme. Kurasa darah lebih kental daripada air.

Hae Soo : Bukankah tidak nyaman tinggal dengannya?

Moo Jin : Dia membuat dirinya nyaman dan membuatku sangat kesal. Kurasa aku harus senang.

Hae Soo : Moo Jin, kau tidak perlu sering berkunjung.

Moo Jin : Kenapa tidak? Aku datang karena ingin. Mengobrol denganmu adalah hobi favoritku.

Hae Soo : Aku malu.

Moo Jin : Dalam hal apa?

Hae Soo : Aku memakai seragam penjara.

Moo Jin : Kau cocok memakainya?

Hae Soo kaget, apa?

Moo Jin seketika gagap, maksudku.... maksudku warnanya. Pastel cocok untukmu.

Hae Soo tersenyum. Dia bilang dia senang mengobrol dengan Moo Jin. Moo Jin tersenyum.

Hae Soo : Kuharap aku, kau, Hyun Soo, Ji Won dan Eun Ha bisa segera berkumpul di rumah untuk makan bersama.

Bersambung ke part 2...