• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Happiness Ep 6 Part 4

 All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 6 Part 3
Selanjutnya : Happiness Episode 7 Part 1

Happiness bercerita tentang orang-orang yang berjuang melawan teror wabah penyakit.

-- EPISODE 6 PART 4 --


Paginya, Hak Je memanggil istri dan anaknya untuk pergi.

Sung Sil dan Dong Hyun datang. Dong Hyun dengan kasarnya mengambil ponsel milik ibunya dari tangan sang ibu.

Dong Hyun : Ibu, aku pinjam ponsel sebentar.

Sung Sil : Kenapa?

Dong Hyun : Akan kukembalikan setelah merekam video. Ponselku hilang.

Hak Je : Di mana kau kehilangan ponselmu? Ayah pikir kau punya ponsel baru.

Dong Hyun : Ibu tidak menggunakannya kecuali untuk menelepon, bukan? Apa kode sandinya? ini tidak terkunci. Terima kasih.

Dong Hyun pergi duluan, ninggalin orang tuanya.

Sung Sil : Kembalikan begitu kau selesai mengambil foto.

Dong Hyun : Baiklah. Astaga.


Mereka berkumpul di pusat kebugaran bersama penghuni lain.

Hae Sung berterima kasih mereka sudah datang meskipun sibuk.

Hae Sung lantas membacakan pasal 22 dari Hukum Pidana mereka yang menyatakan tentang regulasi evakuasi darurat. Biar kubacakan untuk kalian. "Sebuah tindakan dilakukan untuk menghindari bahaya mendatang untuk kepentingan hukum seseorang atau orang lain tidak akan dihukum jika ada alasan yang masuk akal. Peraturan paragraf sebelumnya tidak berlaku bagi orang yang tidak bisa menghindari bahaya.

Hae Sung : Biar kujelaskan secara sederhana. Hukum mengizinkan kita untuk mengusirnya demi keselamatan kelompok. Aku ragu kalian ingin terinfeksi seperti gedung lainnya. Benar?

Hae Sung lalu memutar video saat penyakit Seung Bom kumat.

Hae Sung : Ini sangat menakutkan. Lihatlah.


Sae Bom angkat bicara.

Sae Bom : Siapa di sini yang pernah terinfeksi COVID-19?

Hae Sung : Kenapa kau membahas COVID-19 sekarang?

Sae Bom : Tidak ada?

Hak Je mengangkat tangannya. Meskipun sempat dicegah oleh Sung Sil.

Hak Je : Aku pernah terinfeksi COVID-19. Kenapa?

Sae Bom : Aku ingin bertanya. Pak, apa kau terinfeksi COVID-19 karena melakukan kesalahan?

Hak Je : Itu konyol! Aku tidak melakukan kesalahan. Aku tidak akan terinfeksi jika teman-temanku tidak mengundangku untuk makan.

Sae Bom : Benar. Penyakit tidak memilih akan menjangkiti siapa.

Hak Je : Benar.


Sae Bom : Ingat keadaan selama wabah COVID-19? Beberapa orang menggali informasi pribadi orang yang terinfeksi dan mengkritik mereka. Tapi orang lain mengkhawatirkan yang terinfeksi dan berharap mereka pulih. Orang yang terinfeksi tidak boleh diusir tanpa kesempatan untuk diobati.

Hae Sung : Ini bukan COVID-19. Ini berbeda. Mereka yang terinfeksi kasar dan mencoba menggigit orang lain.

Sae Bom : Aku paham kalian takut dan gelisah. Aku merasakan hal yang sama. Tapi bagaimana jika ini terjadi kepada kalian atau keluarga kalian? Siapa yang akan kita usir berikutnya setelah Pelatih Kim Seung Bom? Pak Oh Ju Hyung dari lantai enam? Atau kau karena berhubungan dengan Pak Oh? Haruskah kita mengusir satu sama lain sampai hanya satu orang tersisa?


Hae Sung : Sudahlah. Mari kita ambil suara. Angkat tangan bagi mereka yang memilih membebaskannya.

Tak ada yang mengangkat tangan.

Hae Sung : Lihat. Kita tidak perlu membebaskannya. Aku hanya ingin memisahkan dia dari orang sehat lainnya. Kita bisa bawa dia ke atap agar dia terpisah dari kita. Dengan begitu, kita semua akan aman. Kalian setuju, bukan?

Dong Hyun yang pertama mengangkat tangan.

Diikuti Hak Je, Soo Min, Se Kyu dan istrinya, Yeon Ok, Woo Chang, Ju Hyung, Andrew.

Seung Bom pun protes, Bu Oh! Teganya kau melakukan ini padaku!  Kenapa? Kau membuatku datang ke sini!

Yeon Ok : Aku baik kepadanya. Jadi, kurasa dia merasa dikhianati.

Hae Sung : Jadi, delapan orang memberikan suara.




Hae Sung terkejut So Yoon tak angkat tangan.

Hae Sung : So Yoon, apa yang kau lakukan? Angkat tanganmu. So Yoon gak mau.

Sang Hee mengangkat tangannya.


Hae Sung : Sembilan. Lalu siapa yang tidak setuju?

Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook, Seo Yoon, So Yoon, Sung Sil, ahjumma cleaning service, Bo Ram, Hyun Kyung.

Yi Hyun : Kita seri. Kita harus bagaimana sekarang? Haruskah kita mengambil suara lagi?


Tak lama kemudian, Se Hun datang.

Se Hun mengangat tangannya dan berkata, dia memilih tidak mengusir Seung Bom.

Setelah memberikan suara, Se Hun yang datang pakai APD langsung pergi.


Yi Hyun : Sepuluh suara. Selesai.

Yeon Ok langsung berdiri, itu bagus. Aku tidak setuju mengusir seseorang di apartemen kita.

Yeon Ok lalu menatap Seung Bom.

Yeon Ok : Kau tahu aku tidak punya masalah pribadi terhadapmu, bukan?

Yeon Ok kembali duduk.



Sae Bom : Bagaimana kita akan mengawasi Pak Kim mulai sekarang? Terlalu sulit bagiku, suamiku, dan Detektif Kim Jung Kook. Kita bagi dua kelompok dan bergantian memeriksa keadaannya. Siapa yang mau memulai? Haruskah kita berdemokrasi dan mengambil suara?

Hyun Kyung mengangkat tangan. Awalnya dicegah Soo Min tapi Hyun Kyung tak peduli.

Hyun Kyung : Kami lebih dulu.


Tae Seok menemui Seok Ju saat Seok Ju tengah menonton video orang-orang berunjuk rasa di depan apartemen Seyang.

Seok Ju duduk di sofa. Dia sudah tidak dirantai seperti terakhir Tae Seok bertemu dengannya.

Seok Ju : Kudengar kau memberi tahu kantor Perdana Menteri bahwa area yang banyak terinfeksi harus dikendalikan dahulu.

Tae Seok : Aku memberi tahu mereka bahwa begitu jumlah yang terinfeksi naik, tidak ada yang bisa kita lakukan.

Seok Ju : Masuk akal. Kau tidak punya obatnya. Yang terbaik adalah menjaga mereka tetap tenang, ulur waktu dengan obat penenang dan obat tidur.

Tae Seok : Waktumu tidak banyak, bukan? Waktumu sekitar sebulan.

Seok Ju : Begitu pula dengan istrimu. Bukankah dia terinfeksi di sekitar waktu yang sama? Kupikir itu sebabnya kau bilang akan menemukan obatnya dalam sebulan.

Tae Seok : Aku mengerti kau terburu-buru.



Seok Ju lantas beranjak menuju kasurnya.

Seok Ju : Aku ingin lepas tangan dari semua area terlarang saat ini.

Tae Seok mengikuti Seok Ju.

Tae Seok : Kau tidak membantu kami sampai sekarang.

Seok Ju : Seperti katamu, tidak boleh ada yang terinfeksi lagi. Matikan listriknya dan jangan beri mereka makanan. Seluruh negeri menyalakan penyejuk ruangan, jadi, kita tidak perlu menyia-nyiakan energi lagi.

Tae Seok : Jadi, kau ingin memadamkan listrik dan menunggu yang terinfeksi mati dengan sendirinya?

Seok Ju duduk di ranjangnya. Dia bilang akan tetap ada masalah meski ada obatnya. Siapa pun yang pernah mencicipi darah tidak bisa dimaafkan hanya karena itu terjadi saat mereka sakit.

Tae Seok : Kau sendiri yang kecanduan akan darah.

Seok Ju : Aku tidak keberatan. Aku memberitahumu agar kau tahu lebih dahulu. Karena sepertinya kau punya rencana.


Tae Seok dan Ji Soo beranjak pergi.

Ji Soo : Bukankah kita harus menghentikannya? Jika mereka memadamkan listrik, selanjutnya air. Maka bahkan mereka yang tidak terinfeksi akan mati.

Tae Seok : Cari tahu kapan mereka berencana memadamkan listrik.



Sampai di rumahnya, Hae Sung memarahi So Yoon karena tadi So Yoon tak mengangkat tangannya.

Hae Sung : Menurutmu kenapa aku menikahimu? Jika kau sekretarisku, bersikaplah profesional dan ikuti arahanku tanpa perlu kujelaskan.

So Yoon : Kita sudah menikah. Kita bisa berbeda pendapat. Aku masih tidak merasa bahwa aku salah.

So Yoon : Jadi, kau akan bertanggung jawab jika kita terinfeksi? Ini sebabnya aku seharusnya tidak menikahi orang tidak berpendidikan. Kurasa aku membuat kesalahan.

Hae Sung masuk ke kamarnya.


So Yoon pun kesal karena kata-kata Hae Sung itu.

Sung Sil minta Dong Hyun mengembalikan ponselnya.

Lah Dong Hyun nya malah marah-marah.

Dong Hyun : Astaga, ibu. Aku harus selesai merekam untuk mengembalikannya. Kenapa ibu terus mengomeliku hari ini? Ada sesuatu di ponsel ini?

Sung Sil : Apa yang ada di ponselku?

Dong Hyun : Tunggulah sebentar. Mengerti? Aku akan keluar, melihat apa ada lagi yang bisa direkam, ya?

Dong Hyun pun pergi.

Diluar, Dong Hyun bilang dia butuh sesuatu yang bisa berdampak pada kenaikan jumlah views nya.

Lalu Dong Hyun tak sengaja menemukan video Sung Sil. Di video itu, Sung Sil membuka sedikit bajunya dan coba melihat bekas luka cakarnya.

Dong Hyun : Apa yang dilakukan wanita tua ini?


Bo Ram keluar dari salah satu unit apartemen dan memanggil Dong Hyun.

Bo Ram : Ponselmu hilang?

Dong Hyun : Bagaimana kau bisa tahu?

Bo Ram : Kau menjatuhkannya saat kita masuk. Di depan sana.

Dong Hyun : Jadi... bagaimana kau tahu aku mencarinya?

Bo Ram : Kau merekam sesuatu dengan itu dalam perjalanan kembali kemarin. Kau juga sedang merekam sekarang. Kupikir kau mungkin mencarinya.

Bo Ram mau pergi tapi Dong Hyun memanggilnya lagi.

Dong Hyun : Lee Bo Ram-ssi, bisakah kau membantuku?

Bo Ram : Aku tidak akan keluar.

Dong Hyun : Aku akan memberimu uang.

Dan Bo Ram langsung tertarik.


Sae Bom jalan bersama Se Hun. Sae Bom bilang Se Hun bisa kasih tahu dia jika butuh sesuatu. Se Hun minta pistol.

Sae Bom : Kau pikir akan kuberikan? Kenapa kau sangat tertarik dengan barang-barang militer?

Se Hun : Aku sangat tertarik dengan kiamat. Bumi dalam bahaya sekarang. Bahkan tanpa penyakit menular, fenomena cuaca, pemanasan global, perang nuklir, kecerdasan buatan... akhir dunia sudah dekat.

Sae Bom : Begitu rupanya.


Mereka tiba di depan unitnya Se Hun.

Se Hun : Itu sebabnya aku sedang mengumpulkan peralatan untuk bertahan hidup. Aku juga punya ransum.

Sae Bom : Kau punya banyak? Ransum tempur.

Se Hun : Kau mau melihat koleksiku?


Sae Bom tertarik dan masuk ke unitnya Se Hun.

Se Hun sebelum menutup pintunya, celingukan memastikan tidak ada orang lain disana.


Yeon Ok datang menemui Seung Bom. Seung Bom nya sudah diborgol lagi sekarang.

Yeon Ok datang membawa segelas besar air minum.

Yeon Ok : Tidak bisakah dirusak dengan sedikit tenaga?

Seung Bom tampak marah, entahlah.

Yeon Ok : Jika kau merusaknya, hidupmu juga akan hancur. Jika tidak mau diusir, kau harus berhati-hati.

Seung Bom : Kau datang untuk mengusikku?

Yeon Ok : Aku di sini untuk meluruskan kesalahpahaman kita. Aku juga ingin membantumu. Tapi kau yang meminum obat itu.

Seung Bom : Kapan kau membantuku?

Yeon Ok : Minumlah saat kau haus. Hanya saat kau tidak tahan lagi. Aku datang karena khawatir.

Yeon Ok lalu mendengar suara-suara diluar.

Dia pun bergegas keluar.


Diluar, dia ketemu Yi Hyun, Hyun Kyung dan Soo Mon.

Yeon Ok pun berkata pada mereka kalau dia sedang berusaha menenangkan Seung Bom sebagai perwakilan penghuni.

Yeon Ok : Kupikir pemuda itu akan kesulitan. Permisi.

Soo Min yang cemas tanya ke Yi Hyun apa Seung Bom ingat kalau tadi memilih untuk mengusir Seung Bom.

Yi Hyun : Ada orang lain yang lebih dia benci, kau akan baik-baik saja.


Mereka masuk ke dalam. Yi Hyun memberitahu bahwa virusnya tak menyebar lewat udara jadi mereka tak perlu khawatir.

Yi Hyun : Awasi dia. Jika dia menunjukkan tanda-tanda kehausan ekstrem, jangan beri dia air dan datanglah ke lantai lima. Mengerti?

Hyun Kyung dan Soo Min paham. Yi Hyun juga memberikan Hyun Kyung kunci borgol untuk berjaga-jaga.


Setelah itu, Yi Hyun masuk ke dalam, menemui Seung Bom.

Yi Hyun : Apa yang kau katakan kepada Bu Oh?

Seung Bom : Lupakan itu. Aku tahu sesuatu yang ingin kau ketahui.

Yi Hyun : Ada banyak hal yang ingin kuketahui sekarang. Pembelinya.

Seung Bom : Pria yang memakai APD itu. Pemilih terakhir.

Seung Bom pun ingat saat melihat Se Hun membeli pil Next dari pelatih lain.


Dong Hyun menyuruh Bo Ram keluar untuk mengambil ponselnya.

Demi uang yang dijanjikan Dong Hyun, Bo Ram pun memberanikan diri keluar.

Tak lama, dia menemukan ponsel Dong Hyun di tanah. Dia senang lalu mengambil ponsel Dong Hyun.

Tapi tiba-tiba, pria dari gedung sebelah datang. Pria yang terinfeksi, yang menghubungi Hae Sung terakhir kali.

Bo Ram melangkah mundur. Pria itu menatap Bo Ram dengan ganas.


Yi Hyun kembali ke unitnya. Dia mencari Sae Bom, tapi Sae Bom nya tak ada.

Yi Hyun pun menanyakan keberadaan Sae Bom pada Seo Yoon.

Seo Yoon bilang, Sae Bom bersama pria dari lantai 15.

Mendengar itu, Yi Hyun mengambil tongkat bisbol nya dan langsung pergi.



ambil menjaga Seung Bom, Soo Min nunjukin foto anak-anaknya ke Hyun Kyung.

Soo Min : Hyun Kyung. Ini Jae Yeol. Dia pianis yang hebat. Jika kau menulis novel tentang musik, dia bisa membantumu.

Hyun Kyung menatap kesal Soo Min.

Soo Min : Kalau begitu, pinjami aku uang.

Hyun Kyung : Kau tidak mengkhawatirkan istri dan anak-anakmu? Bicarakan soal itu saat karantina selesai.

Soo Min : Mereka pasti baik-baik saja. Kenapa tidak?

Hyun Kyung : Aku sedang bekerja.

Soo Min : Jujur saja. Jika kau mati di sini, maka apartemenmu menjadi milikku. Aku mengikutimu kemari untuk membantumu.

Hyun Kyung : Sepertinya kau akan membunuhku. Kau pernah mencobanya. Kau mendorongku dari ayunan dan aku berakhir dengan bekas luka ini! Ini sebabnya aku selalu berponi!

Hyun Kyung nunjukin bekas luka di keningnya.

Soo Min : Apa kau adik yang baik bagiku? Aku harus mengulang ujian SAT karena kau menulariku hepatitis!

Hyun Kyung : Salahkan sistem imunmu yang lemah!

Soo Min : Kau tahu bagaimana rasanya membungkuk kepada orang seusiamu?

Seung Bom melihat mereka bertengkar. Hyun Kyung yang melihat Seung Bom tengah menatap mereka, langsung mengajak Soo Min bicara diluar.


Soo Min : Aku membuat rencana bukan untuk melakukan sesuatu kepadamu. Kurasa itu tidak adil, itu saja.

Hyun Kyung : Apa menurutmu yang tidak adil? Kau kuliah, dan saat menikah, kau mendapat warisan. Aku hanya mendapat uang kuliah untuk satu semester. Aku bekerja dan membayar sisanya. Tapi aku tidak mengeluh. Kini kau mendatangiku, seolah-olah kau memberiku uang?

Soo Min : Maaf soal semua itu, tapi jangan terlalu kejam. Kita masih keluarga.

Hyun Kyung : Keluarga?

Tiba-tiba, mereka mendengar suara berisik dari lantai atas.

Mereka berdua memeriksa ke atas.


Dong Hyun dan Bo Ram menutup darurat.

Dong Hyun mau pergi duluan, sementara Bo Ram sekuat tenaga menahan pintu.

Bersamaan dengan itu, Woo Chang dan Jung Kook lewat. Dong Hyun dan Bo Ram langsung menyuruh mereka lari.

Bo Ram yang tak kuat lagi menahan pintu, akhirnya lagi.

Dan, satpam gedung masuk.

Sontak lah Woo Chang dan Jung Kook langsung lari.


Sementara itu, Soo Min mendengar suara keributan dari balik pintu darurat.

Dia mau membuka pintu tapi dilarang oleh Hyun Kyung.

Soo Min nya ngeyel, jangan bicara seperti itu kepadaku. Aku kakakmu.

Soo Min pun membuka pintu tapi tidak menemukan siapapun.

Dia pun berbalik menatap Soo Min.

Soo Min : Kau takut? Jangan takut. Ada kakak disini.

Tiba-tiba saja, pasien penyakit gila yang tadi ditemui Bo Ram, menarik dan menggigit leher Soo Min.


Hyun Kyung yang ketakutan langsung lari menyelamatkan diri ke pusat kebugaran.

Di pusat kebugaran, ada Seung Bom yang masih diborgol.

Seung Bom melihat Hyun Kyung mengunci pintu darurat.

Seung Bom : Ada sesuatu diluar?


Yi Hyun mendatangi unitnya Se Hun.

Dia menggedor-gedor pintu. Tak lama, Se Hun membuka sedikit pintunya.

Yi Hyun : Dia ada di sini, bukan?

Se Hun : Dia sedang sibuk. Dia akan segera keluar. Tunggu di sini.

Se Hun mau menutup pintu tapi ditahan Yi Hyun dengan tongkat bisbolnya.

Yi Hyun : Apa kau meminum pil yang kau beli di pusat kebugaran?

Se Hun terdiam mendengarnya.

Yi Hyun marah : Jika kau menyakiti Sae Bom, aku akan menghabisimu.

Bersambung....

Happiness Ep 6 Part 3

 
All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis Happiness lengkap bisa klik disini
Sebelumya : Happiness Episode 6 Part 2
Selanjutnya : Happiness Episode 6 Part 4

Happiness bercerita tentang orang-orang yang berusaha bertahan menghadapi teror wabah penyakit.

-EPISODE 6 PART 3-



Di part sebelumnya, Hae Sung mencari cara untuk membuka pintu basement.

Tepat saat Hae Sung berhasil menarik grendel pintu basement, Sae Bom datang. Sae Bom menarik Hae Sung ke belakang, sampai Hae Sung jatuh.

Setelah itu, dia berusaha keras menutup pintu yang nyaris terbuka dan menguncinya.

Sae Bom : Ahjussi, kompleks apartemen ini sedang dalam karantina. Pulanglah dan tidur.



Hae Sung marah, ahjumma! Apa-apaan ini? Kau mengejutkanku.

Sae Bom : Jangan bergerak. Kita tidak mau dia masuk.


Pria yang sudah terinfeksi itu akhirnya pergi.

Setelah itu, Sae Bom kembali memasang tirai pintu.



Lalu dia memarahi Hae Sung.

Sae Bom : Sudah kubilang tadi kau tidak boleh keluar.

Hae Sung : Dia klien! Dia ingin mendiskusikan tanah kakeknya. Kau tidak lihat dia baik-baik saja?

Sae Bom : Aku baru menyelamatkanmu dari masalah!

Hae Sung : Kau membuatku kehilangan klien. Apa maksudmu? Kenapa kau melakukan ini?


Lalu So Yoon datang dan langsung membantu suaminya berdiri.

Sae Bom pergi setelah mendengar keributan di lantai atas.

So Yoon : Yeobo, kau baik-baik saja? Kau terluka?


Hae Sung menatap kesal So Yoon kau memberitahunya? Kenapa kau melakukan itu?

Hae Sung lantas pergi. So Yoon terdiam.


Di pusat kebugaran, bibir Ju Hyung tampak berdarah. Ya, Yi Hyun habis menghajarnya. Yi Hyun marah, kau tidak mau mundur ya?

Yi Hyun : Aku harus menyerahkanmu kepadanya dan membuatmu terinfeksi.

Ju Hyung mengusap luka di bibirnya pakai tangannya.

Dia masih nyombong, coba tebak. Aku sangat beruntung. Terima ini.

Ju Hyung mengoleskan darahnya ke tangan Yi Hyun.

Yi Hyun : Itu menjijikkan.

Ju Hyung : Ada seseorang di luar, mengerti?

Ju Hyung lantas menabrak bahu Yi Hyun dan lari keluar.




Sampai diluar, dia melihat Sae Bom berjalan dengan cepat ke arahnya.

Dia bilang, Yi Hyun udah gila. Tapi malah ditendang Sae Bom.

Sae Bom : Apa kau menyentuhnya?

Ju Hyung : Ada apa dengan kalian? Suamimu memukul wajahku saat aku memakai kacamataku.

Ju Hyung berdiri, percobaan pembunuhan... Tidak. Dia mencoba membunuhku.



Lalu Hae Sung dan So Yoon datang.

Ju Hyung menunjuk Seung Bom. Dia mengadu kalau Yi Hyun berusaha membunuhnya dengan memberikannya ke monster itu.

So Yoon dan Hae Sung melihat ke arah Seung Bom yang mengamuk.

Mereka kemudian beranjak ke dalam.



Sae Bom tanya, apa Yi Hyun baik-baik saja?

Yi Hyun memberitahu Sae Bom kalau Seung Bom terinfeksi.

Lah si bapak laknat malah pergi sambil senyum-senyum.



Yi Hyun dan Sae Bom lantas menyusul So Yoon dan Hae Sung.

Yi Hyun : Ini berbahaya. Mundur.

Seung Bom terus mengamuk. Dia bahkan melemparkan selimutnya dan berusaha menggapai orang-orang di depannya.

So Yoon dan Hae Sung kaget melihatnya. Tapi untunglah tangan Seung Bom masih diborgol.


Hae Sung lantas mengadu soal Seung Bom yang sudah terinfeksi. Dia mengadu pada Yeon Ok.

Hae Sung marah karena Yeon Ok gak ngasih tahu mereka. Yeon Ok diam saja. Tidak tahu harus berkata apa karena Seung Bom adalah putranya. *Eh beneran anaknya gk sih? Soalnya marganya Seung Bom sama Woo Chang beda.

So Yoon memberitahu Yeon Ok yang terinfeksi adalah pelatih di pusat kebugaran basemen.

So Yoon : Kurasa dia sakit.


Jung Kook terus berjaga-jaga dengan pistolnya. Seung Bom sendiri sudah tenang.

Lalu Yi Hyun datang dan tanya keadaan Seung Bom.

Jung Kook melihat jam di ponselnya, lalu berkata, sekitar pukul 10.45 atau 10.46, Seung Bom sudah berhenti membenturkan kepala.

Yi Hyun lantas menyuruh Jung Kook pulang.

Yi Hyun : Aku akan memeriksa keadaan.

Jung Kook : Hati-hati.



Setelah Jung Kook pergi, Yi Hyun mendekati Seung Bom.

Yi Hyun : Kau sudah sadar?

Yi Hyun lalu menyibak selimut yang menutupi Seung Bom.

Yi Hyun : Kau sudah sadar. Orang-orang di atas akan berbicara soal mengusirmu.

Barulah Seung Bom mengaku kalau dia minum pil Next dua kali.

Seung Bom : Kata orang, itu obat kesehatan yang bagus saat lelah.

Yi Hyun : Kenapa kau pergi ke mobilmu?

Seung Bom : Mengambil sisa pilku. Aku bisa lebih fokus saat meminumnya.

Yi Hyun : Kau terpikir untuk minum pil dalam situasi itu?

Seung Bom : Sungguh, aku hanya meminumnya dua kali.

Yi Hyun : Ingat apa yang terjadi saat kau berubah?

Seung Bom : Sedikit. Pria dari lantai enam masuk dan mengatakan sesuatu. Aku berusaha menahan diri tapi dia terus bicara.

Yi Hyun : Sebaiknya kau menahan diri mulai sekarang. Makin sering kau berubah, makin sulit untuk kembali.



Yi Hyun mau pergi. Seung Bom pun bilang, kalau dia ngasih tahu Ju Hyung bahwa pil itu ada di van di pusat kebugaran.

Yi Hyun : Aku akan mengurus itu.

Yi Hyun lalu tanya, apa itu menyenangkan? Apa Seung Bom bersenang-senang saat marah? Apa ini menyenangkan dan menegangkan? Begitukah?

Yi Hyun : Kalau begitu, kau tidak bisa lama menahan diri.

Yi Hyun yang kesal, akhirnya beranjak pergi.


Yi Hyun ke atap dan melihat Sae Bom. Yi Hyun bilang, udaranya dingin di malam hari jadi Sae Bom harus kenakan pakaian hangat. Yi Hyun pun memakaikan jaketnya ke tubuh Sae Bom. *Yi Hyun bucin bgt.

Sae Bom nanyain keadaan Seung Bom. Yi Hyun bilang, Seung Bom udah normal lagi sekarang. Dia berubah selama sekitar 15 menit, lalu kembali normal.

Sae Bom lalu memberitahu Yi Hyun kalau besok mereka akan melakukan pemungutan suara. Yi Hyun tanya untuk apa. Sae Bom bilang untuk memutuskan Seung Bom tetap tinggal di apartemen atau tidak.

Sae Bom : Pengacara lantai enam bilang kita berdemokrasi, jadi, kita harus memilih untuk memutuskan

Yi Hyun : Sejujurnya, kupikir aku jahat. Tapi di sini, aku tidak berurusan dengan yang lain. Perwakilan penghuni tidak mengeluh?

Sae Bom : Dia hanya peduli untuk menjadi perwakilan penghuni. Jika kita memihaknya, dia akan membatalkan biaya manajemen kita.

Yi Hyun : Kalau begitu, Jung Kook benar.

Sae Bom : Mengenai ucapan Oh Ju Hyung. Itu bohong, bukan?

Yi Hyun : Bohong? Bahwa aku mencoba membunuhnya? Itu tidak benar. Dia... Dia mengancam pria daripusat kebugaran itu, jadi, aku mengancamnya juga. Benar, bukan?

Sae Bom : Ya. Itu membuatku agak khawatir. Kau tahu aku tidak bisa menyimpan masalah sendiri, gelisah karenanya.


Yi Hyun : Aku tahu itu. Sae Bom-ah,  strategi polisi baik dan jahat.

Sae Bom : Apa itu?

Yi Hyun : Saat orang berperan jahat, marah, dan menakuti orang, yang lain menggunakan kata-kata bagus untuk membujuk mereka.

Sae Bom : Imbalan dan hukuman. Kenapa?

Yi Hyun : Aku akan menjadi polisi jahat. Kau perankan polisi baik.

Sae Bom gak mau. Dia bilang, biar dia saja karena Yi Hyun udah sering berperan sebagai polisi jahat.

Sae Bom : Aku akan menghajar siapa pun yang kuanggap menyebalkan. Jadi, kau harus menjaga sikap. Mengerti? Jaga sikapmu.

Sae Bom beranjak pergi.

Yi Hyun : Aku tidak mau kau terluka karena itulah yang terjadi kepada polisi jahat.


Hae Sung menghasut penghuni gedung. Dia menemui satu per satu penghuni gedung, dimulai dari unit 302. Dia menunjukkan video Seung Bom yang terinfeksi pada Hak Je, Sung Sil dan Dong Hyun.

Hae Sung bilang, mereka harus mengusir Seung Bom.

Hae Sung : Hanya begitulah kita bisa bertahan.

Hak Je : Apa hanya dia? Yang lain baik-baik saja? Apa ada yang digigit?

Hae Sung : Kita belum tahu tentang itu. Tapi kita harus membuangnya begitu gejalanya muncul.

Lah Dong Hyun malah minta Hae Sung mengirimkan video itu padanya, buat dijadiin konten.

Hae Sung mau dengan catatan Dong Hyun setuju mengusir Seung Bom.

Dong Hyun : Tentu saja. Aku sudah melihat banyak orang terinfeksi di luar.


Sung Sil merebut ponsel Hae Sung. Hak Je sewot karena dia sedang melihat video Seung Bom.

Sung Sil yang sempat tercakar oleh Min Ji, langsung cemas. Dia takut dirinya berakhir seperti Seung Bom.


Hae Sung kemudian menghasut Hyun Kyung dan Soo Min yang menyewa unit 401.


Setelah itu, dia lanjut ke unitnya Ju Hyung, tapi yang bukain pintu Sang Hee.

Sang Hee ngeri melihat video Seung Bom.

Hae Sung lalu nanyain di mana Ju Hyung.

Sang Hee : Dia terus mandi.

Hae Sung lantas merayu Sang Hee.

Hae Sung : Jika kau mau, aku bisa membiarkanmu memakai kamar kosong di rumahku. Kau juga bisa tinggal bersama kami.

Sang Hee pun memeluk Hae Sung.

Sang Hee : Aku menghargai perhatianmu kepadaku.

Setelah itu, Sang Hee melepas pelukannya dan masuk ke dalam.


Habis menghasut para penghuni, Hae Sung balik ke apartemennya.

So Yoon : Apa kau harus menerima panggilan ke rumah klien?

Hae Sung : Tentu saja. Bayangkan jika aku membuka pintu lebih awal saat itu. Pria dari gedung sebelah itu akan langsung membunuhku. Dia membicarakan makam itu dan mencoba membunuhku.

So Yoon : Bagaimana jika kita juga terinfeksi?

Setelah menanyakan itu, So Yoon mencium jas Hae Sung. Takut ketahuan, Hae Sung pun ngalihin perhatian So Yoon.

Hae Sung : Mana mungkin? Kita tidak melakukan kesalahan.

So Yoon : Seseorang terinfeksi bukan karena melakukan kesalahan.


Sae Bom membujuk Se Hun yang tinggal di unit 1501 untuk keluar.

Se Hun menolak keluar. Se Hun : Pokoknya, aku tidak akan keluar rumah sampai karantina selesai.

Sae Bom : Hanya butuh lima menit. Kau bisa menyelamatkan orang dengan lima menit itu.

Se Hun : Kau yakin mereka manusia? Maksudku, orang-orang yang terinfeksi itu.

Sae Bom : Tentu. Kau bisa bicara dengannya jika pergi ke pusat kebugaran. Seseorang bisa mati karena kau tidak keluar dari apartemenmu. Tolong pikirkan ini.

Se Hun pun mematikan layar intercom nya.

Sae Bom menghela nafas karena gagal membujuk Se Hun. Dia lalu pergi.


Hari sudah larut. Tapi Sung Sil masih terjaga. Sung Sil yang cemas karena dia sudah tercakar, menyalakan kamera depan ponselnya dan memeriksa matanya.

Tapi kedua mata Sung Sil masih normal. *Wae? Punya antibodi kayak Sae Bom juga kah?


Sae Bom balik ke unitnya. Yi Hyun udah nunggu di depan pintu.

Sae Bom : Sedang apa kau disini?

Yi Hyun : Aku menunggumu. Kau dari mana saja?

Sae Bom : Ke lantai 15. Aku memintanya datang untuk pemungutan suara besok.


Jung Kook udah pulas. Pasangan uwu kita lagi minum bir.

Sae Bom : Kau pernah menyesali sesuatu dalam hidupmu? Aku pernah. Saat sesuatu terjadi, tapi sudah berakhir sebelum aku berusaha maksimal, itu membuatku sangat menyesal. Aku masih ingat hal seperti itu bahkan setelah bertahun-tahun. Itu membuatku merasa bersalah.

Yi Hyun : Jadi, kau tidak mau menyesal kali ini?

Sae Bom : Benar. Kali ini, akan kuhadapi secara langsung.

Yi Hyun lalu mengajak Sae Bom bersulang.


Sementara itu, Ju Hyung pergi ke mobilnya Seung Bom.

Omo! Dia mengambil pil next!!

Bersambung ke part 4...