• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Woo Hyun dan Joon Young duduk di taman. Mereka bicara, sambil memegang sebotol kopi.

Joon Young bilang, Tae Pyeong mungkin tidak akan pernah bisa sadar.

Woo Hyun : Iya, aku sudah dengar.

Joon Young : Sepertinya otaknya rusak saat jantungnya berhenti. Dia pasti sangat ketakutan. Dia pasti memikirkannya ratusan kali sebelum membuat keputusan seperti itu. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Woo Hyun lalu memberitahu Joon Young yang dibilang Tae Pyeong padanya sehabis ia mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Dia bilang sangat menyukaimu.

Flashback...


Tae Pyeong menemui Woo Hyun. Saat itu, Woo Hyun baru saja mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo. Tae Pyeong bilang, dia sangat menyukai Joon Young.

Tae Pyeong juga meminta Woo Hyun membantu Joon Young jika dia gagal. Saat itu Woo Hyun tak mengerti maksud kata 'gagal' itu apa. Tae Pyeong bilang, Woo Hyun akan tahu jika waktunya tiba.

Flashback end...


Woo Hyun : Dia meminta bantuanku untuk berjaga-jaga jika dia gagal. Aku tidak tahu apa maksudnya. Aku yakin dia tidak ingin kau  bersedih saat ini.

Woo Hyun juga bilang ke Joon Young, kemungkinan besar Hyun Woo masih hidup.

Woo Hyun : Kami bekerjasama dengan para petugas di wilayah tersebut untuk mencari seluruh daerah itu. Mereka menemukan jejak seseorang yang menerobos masuk kedalam vila. Pak Han bilang bahwa pembantu di vila itu tidak bisa dihubungi sejak hari itu. Sepertinya dia menghilang.


Besoknya, Woo Hyun, Dong Woo, Joon Young, Bong Soo dan Kang Jae sudah berada di depan villa. Mereka sedang mendengar laporan pemilik villa.

Pemilik villa mengatakan, bahwa wanita itu sudah lama bekerja padanya.

"Dia biasanya membersihkan villa ini dan melakukan pekerjaan rumah tangga saat kami menginap disini. Tapi saat kami datang kesini, kaca jendela dan ponselnya mati. Kupikir itu sangat aneh, jadi aku melaporkannya kepada polisi.

Pemilik villa cemas, dia baik-baik saja, kan? Kuharap tidak ada yang terjadi kepadanya.


Soo Hyun datang.

"Timjang-nim." dia memanggil Dong Woo.

Dong Woo lalu berterima kasih atas laporan pemilik villa.


Pemilik villa baru ingat. Dia bilang dia menyimpan informasi tentang pembantunya itu.

Dong Woo lalu menyuruh Kang Jae pergi dengan si pemilik villa.

Kang Jae : Iya, biarkan aku ikut denganmu.


Setelah mereka pergi, Soo Hyun memberitahu yang lain kalau ada sesuatu yang aneh.

Soo Hyun : Walaupun dia membersihkan, dia tidak membersihkan kaca yang pecah tapi aku tidak bisa menemukan sidik jari digagang pintu dan dimanapun.

Joon Young : Tidak ada sama sekali?

Soo Hyun : Iya. Sepertinya itu sudah dihapus.


Hyun Woo sendiri berada tak jauh di villa.

Ia duduk kursi kemudi sebuah mobil. Sementara di kursi belakang, ada wanita itu. Dia diikat, dan mulutnya di lakban.

Hyun Woo menatap ke arah villa, melihat para polisi sibuk memeriksa jejaknya.


Joon Hee kembali ke kantor. Dia langsung dari rumah sakit, bersama Han Kyu.

Tentu saja para karyawannya senang melihatnya kembali.


Joon Hee menatap Ye Ji.

Joon Hee : Terima kasih semuanya. Sudah cukup sambutannya. Semuanya, pergi ke ruang rapat.

Ye Ji duduk lagi di mejanya. Tapi Joon Hee menyuruhnya ikut ke ruang rapat. Ye Ji kaget, aku?

Joon Hee : Kau yang menyelidiki di garis depan, tentu saja kau harus masuk.

Ye Ji senang, baik. Capt!


Mereka kembali rapat.

Joon Hee membaca satu per satu artikel tentang Hyun Woo yang mereka tulis.

Judul artikel 1 : Jo Hyun Woo, Pembunuh Berdarah Dingin yang Bahkan Membunuh Temannya.

Joon Hee : Kita tidak bisa merilis artikel yang tidak berdasar.

Artikel 2 : Pembunuh Jo Hyun Woo yang Dipenuhi Dengan Jiwa Pembunuh Sebagai Seorang anak.

Joon Hee : Dia tidak dipenuhi dengan jiwa pembunuh. Dia hanya mencoba untuk bertahan hidup.

Artikel : Nama baik ayahnya dibersihkan, putranya menjadi pembunuh.


Joon Hee marah, apakah hanya ini yang bisa kau  lakukan dengan judulnya!

Joon Hee lalu bilang itu salah.

Artikel terakhir : Jo menjadi pembunuh setelah tinggal bersama dengan pembunuh tengah malam.

Joon Hee : Mereka tidak tinggal bersama. Dengar.  Polisi tidak bisa menemukan pelaku aslinya, Kim Hyung Soo. Jo Hyun Woo menemukannya, menculik dan mengurungnya.

Joon Hee juga bilang, bahwa ia juga dikurung Jo Hyun Woo disana bersama Hyung Soo.


Ye Ji menunjuk tangannya.

Joon Hee : Ya, Go Ye Ji. Kau punya ide?

Ye Ji : Semuanya sedang fokus pada Jo Hyun Woo sekarang, tapi sejujurnya, batas status hukum untuk kasus Kim Hyung Soo sudah berakhir jadi, walaupun dia ditangkap, dia tidak akan dihukum atas apa yang terjadi 20 tahun lalu.


Han Kyu : Itulah sebabnya kantor surat kabar lain juga berusaha mencari tahu kejahatan lain yang dilakukan oleh Kim.  Mereka menyelidiki kejahatan yang dilakukan setelah 1 Agustus 2000, yang mana batas status hukumnya belum digunakan. Tuntutannya bisa berubah jika itu terjadi setelahnya.

Joon Hee lalu menatap kedua tangannya yang diperban.

Joon Hee : Tangan orang-orang seperti senjata. Lebih banyak yang klik artinya lebih banyak uang. Jadi mereka tidak perduli jika orang lain terluka atau mati karena jari mereka. Aku juga seperti itu. Mari kita tidak menulis apapun yang bisa menyebabkan lebih banyak penderitaan... kepada orang tua yang sudah kehilangan putri mereka. Kita akan menyelidiki setiap kasus Kim Hyung Soo mulai dari kasus pertama sampai yang terakhir dan menulis artikelnya. Mengerti?

Semua mengerti.

Joon Hee lalu menyuruh Han Kyu dan Ye Jo menemui para korban dari kasus 20 tahun lalu.

Joon Hee : Mereka mungkin sudah siap mengajukan tuntutan kepada Kepala Nam, yang memalsukan bukti.


Wanita itu disekap di rubanah Hyun Woo.

Tangannya diikat, mulutnya di lakban dan matanya ditutup.


Hyun Woo keluar dari rubanahnya. Berbekal cahaya senter, dia menyinari sekeliling rumahnya.


Bersambung...

The Game : Towards Zero Ep 23 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini dibuka dengan kejadian setelah Tae Pyeong bunuh diri.

Hari sudah pagi. Di kamarnya, Tae Pyeong menatap beberapa surat tulisannya. Salah satu surat, ia tujukan untuk Joon Young.

Tae Pyeong lalu menatap Joon Young yang masih terlelap di kasurnya.


Setelah itu, Tae Pyeong meletakkan suratnya di meja.

Lalu dia duduk di kasur, menatap Joon Young yang masih terlelap. Tae Pyeong mengenakan kaus putih saat itu.


Tiba-tiba saja dia mendengar suara Teacher Baek.

Teacher Baek, ada apa? Apa kau khawatir?

Tae Pyeong celingukan mencari Teacher Baek.

Ia terkejut melihat Teacher Baek berdiri menatap lukisannya.

Teacher Baek lalu berbalik dan berjalan menuju kursi rodanya.

Tae Pyeong : Sonsaeng-nim? Bagaimana kau bisa disini?

Teacher Baek duduk di kursi rodanya dan membuka kacamatanya. Matanya terlihat normal.

Teacher Baek : Ini adalah kenangan yang kau ingat kembali. Ini adalah kenangan yang ingin kau hidupkan kembali.


Tae Pyeong kaget dan menatap Joon Young. Lalu ia tanya, apa ia bermimpi?

Teacher Baek : Entahlah. Kupikir kau bisa berpikir seperti itu, tapi tidak begitu.

Tae Pyeong : Lalu...

Teacher Baek : Kau sekarat.

Tae Pyeong kaget.


Kita beralih ke adegan dimana Joon Young melarikan Tae Pyeong yang terluka parah ke rumah sakit. Tae Pyeong mengalami pendarahan di perutnya. Denyut jantungnya terus menurun.

Suster menarik Joon Young yang tak mau beranjak dari sisi Tae Pyeong.


Tim dokter lalu melakukan tindakan.

Dokter : 200 joule.

Mereka mulai mengejutkan Tae Pyeong.

Terdengar suara Teacher Baek. Teacher Baek bilang, inilah jalan yang dipilih Tae Pyeong.

Joon Young nangis melihat kondisi Tae Pyeong.


Tae Pyeong menatap Joon Young yang masih terlelap.

Teacher Baek tanya, apa Tae Pyeong menyesal? Apa kematian Joon Young berubah? Apa Tae Pyeong takut kematian Joon Young tidak berubah?

Tae Pyeong : Iya.

Teacher Baek : Tapi kau baru bisa pergi setelah melepaskan ketakutan itu. Jika tidak, kau tidak akan hidup maupun mati. Kau akan terjebak di dalam ingatanmu. Apakah kau tidak masalah dengan hal itu?


Dokter membawa Tae Pyeong ke ruang operasi.

Joon Young terduduk lemas di lantai, depan ruang operasi.

Dia takut Tae Pyeong kenapa-napa.


Lalu dokter keluar. Joon Young langsung berdiri dan menanyakan kondisi Tae Pyeong.

"Siapa kau?" tanya dokter.

"Aku Detektif Seo Joon Young dari Kantor Kepolisian Joongang Seoul di Divisi Kejahatan Satu."

Dokter bilang, mereka harus mengoperasi Tae Pyeong lebih dulu tapi pendarahan yang dialami Tae Pyeong sangat parah.

Joon Young tanya, apa Tae Pyeong akan meninggal?

Dokter bilang, sebuah keajaiban Tae Pyeong masih hidup. Dokter lalu minta Joon Young menghubungi keluarga Tae Pyeong.


Nona Lee datang.

Nona Lee, dimana Tae Pyeong.

Joon Young bilang Tae Pyeong di ruang operasi.

Nona Lee : Kudengar mobilnya meledak, tapi kenapa?

Joon Young menyalahkan dirinya. Dia bilang itu karena dirinya.

Joon Young : Apa yang harus kulakukan? Bagaimana jika dia mati?


Tae Pyeong sedang dioperasi.


Adegan beralih pada Teacher Baek dan Tae Pyeong yang berdiri sembari menatap cermin di kamar mandi.

Tae Pyeong tanya, kenapa kematiannya tidak berubah?

Teacher Baek : Kau salah. Ini hanyalah ingatanmu. Sudah kubilang. Kita berada didalam kepalamu.

Tae Pyeong : Lalu, apakah itu artinya aku tidak akan tahu apakah Jo Hyun Woo sudah mati... atau kematian Joon Young berubah?

Teacher Baek : Tidak ada yang bisa kau temukan didalam tempat ini. Walaupun kau merindukannya dan ingin melindunginya, tidak ada yang bisa kau lakukan. Walaupun Hyun Woo selamat...


Tiba-tiba, Do Kyung muncul di cermin. Tae Pyeong kaget melihat kemunculan Do Kyung.

Do Kyung : Menurutmu kau berbeda? Cobalah kehilangan seseorang yang sangat berharga bagimu. Maka kau akan tahu.


Do Kyung muncul di belakang Tae Pyeong.

Teacher Baek menghilang.

Do Kyung : Kau tidak akan pernah bisa menemukan Seo Joon Young.

Tae Pyeong terdiam. Tangisnya perlahan keluar.


Tae Pyeong yang masih di ruang operasi, menitikkan air mata.


Nona Lee dan Joon Young cemas karena operasi Tae Pyeong berjalan cukup lama. Nona Lee bilang, ini sudah 10 jam.

Joon Young tanya keluarga Tae Pyeong.

Nona Lee : Mereka tidak mengangkatnya, jadi aku meninggalkan pesan.


Dokter keluar. Joon Young dan Nona Lee langsung berdiri, menanyakan kondisi Tae Pyeong.

Dokter : Syukurlah dia bisa bertahan, tapi kami masih belum tahu apakah dia bisa sadar kembali.

Joon Young : Apa maksudmu? Maksudmu dia tidak akan bisa bangun?

Dokter : Maafkan aku, tapi kami belum yakin mengenai apapun.


Kepolisian sedang melakukan pencarian.

Mereka mengevakuasi mobil Tae Pyeong dari dalam sungai.


Woo Hyun dan Kepala Yang menunggu di pinggir.

Kepala Yang : Melihat kondisi mobilnya, aku ragu jika dia belum mati. Mereka sudah melakukannya selama berjam-jam.


Dong Woo datang.

Woo Hyun : Ketua Tim Han, kau menemukan sesuatu?

Dong Woo : Kupikir kita tidak bisa mencarinya lagi.

Kepala Yang yang sudah lelah, setuju. Dia bilang, ini sudah jam satu pagi dan mengajak mereka pulang.


Woo Hyun tanya kondisi Bong Soo.

Dong Woo bilang Bong Soo baik-baik saja dan hanya butuh istirahat beberapa hari.

Woo Hyun : Bagaimana dengan Tae Pyung?

Dong Woo : Dia belum sadar.

Woo Hyun : Sepertinya dia sudah tahu atau dia mungkin sudah merencanakannya.

Dong Woo : Apa kau juga tahu?

Woo Hyun : Apa maksudmu?


Dong Woo : Dia bilang kita semua akan mati karena Jo Hyun Woo. Dia memasang bom. Dia melihat kematian kita saat pertama kali kita bertemu.

Woo Hyun sontak kaget mendengarnya.

Woo Hyun : Lalu maksudmu dia meledakkan dirinya untuk menyelamatkan kita?


Di lantai sebuah rumah yang gelap, tampak ceceran air, jejak kaki dan sepatu.


Seseorang nampak duduk di sofa. Dia Do Kyung!! Do Kyung tengah mengompres luka bakar di wajahnya dengan handuk basah.


Setelah itu, ia mencampakkan handuk kompresnya yang basah kuyup ke dalam mangkuk berisi es, lalu meminum alkoholnya yang dicampuri es.


Tangannya juga terluka. Ceceran darah dari tangannya terlihat di lantai.


Paginya, sebuah mobil melaju jalanan yang cukup sepi.

Di dalamnya, seorang wanita menyetir sambil berbicara di telepon.

"Halo, Bu?" jawab wanita itu.

"Kau akan datang minggu ini? Baguslah. Aku dalam perjalanan untuk membersihkan rumahmu."


Wanita itu lalu mengambil alat bersih2 dari dalam bagasi mobilnya dan beranjak masuk ke dalam sebuah villa.


Tapi saat hendak masuk, dia terkejut melihat kaca pintu rumah yang pecah.

Dia lalu masuk dan melihat pecahan kaca serta batu di depan pintu.


Dia juga melihat ceceran air di lantai.

Wanita itu terus masuk ke dalam dan menemukan jaket di dekat tangga.


Dia lalu terkejut melihat meja di ruang TV berantakan, serta TV yang menyala. Menampilkan berita Do Kyung.


Wanita itu mendekat ke TV.

Do Kyung muncul di belakangnya.

Wanita itu meraih ponselnya, tapi saat berbalik, dia terkejut melihat Do Kyung.


Do Kyung dengan santainya meneguk air langsung dari botolnya dan menonton beritanya.

Wanita itu menatap Do Kyung dengan raut wajah tegang, serta napas memburu, menandakan dia takut.


Kim Hyung Soo menikmati makanannya di ruang interogasi.

Selesai Kim Hyung Soo makan, Dong Woo memberikan kertas dan pulpen pada Kim Hyung Soo. Dia menyuruh Kim Hyung Soo menulis nama-nama korban yang Kim Hyung Soo bunuh.

Kim Hyung Soo, pembunuh? Siapa?


Dong Woo : Jeong Yeon Mi, Choi Bo Yeon, Lee Hye Na, Jeon Ye Sol, Lee Young Jin, Song Ha Rim, dan Hong Min Ah. Kami punya bukti bahwa kau membunuh 12 wanita lagi selain para gadis itu.

Kim Hyung Soo tanya bagaimana mereka bisa menemukannya.

Dong Woo : Jo Hyun Woo menyerahkan dirinya. Jadi berhentilah bersikap tidak bersalah. Jo Hyun Woo melihatmu membunuh seorang gadis di Sano-dong.


Kim Hyung Soo tertawa.

Dong Woo mulai kesal, kau tertawa? Apa ini lucu menurutmu?

Kim Hyung Soo : Tidak. Kedengarannya kau mempercayai pembunuh itu. Bukankah Jo Hyun Woo adalah pelaku yang membunuh gadis bernama Mi Jin? Bukan aku. Aku hanya korban.


Beberapa reporter, termasuk Ye Ji, sedang mengambil gambar potongan rambut para korban.

Kepala Yang mulai mencari nama.

Kepala Yang menjelaskan, semua rambut itu milik para korban yang dibunuh Kim Hyung Soo 20 tahun lalu. Tapi saat mau menjelaskan siapa saja nama-nama korban Kim Hyung Soo, dia tidak ingat.

Ye Ji langsung menatapnya jijik.

Kepala Yang berjanji akan melakukan yang terbaik, lalu minta para reporter mengambil gambar dengan baik dan mulai berpose di depan rambut para korban.


Sebuah stasiun TV tengah membahas Jo Pil Doo yang dijebak sebagai pembunuh dan dihukum 20 tahun.

Penyiar menanyakan pendapat narasumber.

Narasumber : Kupikir dia mencoba untuk membunuh semua detektif itu. Dia pembunuh kejam yang membunuh temannya dan menjalani hidupnya selama lebih dari 20 tahun menggunakan identitas temannya. Lihat saja caranya membunuh Mi Jin. Itu adalah rencana yang kejam. Kupikir dia tidak pergi kesana untuk menyerahkan diri.


TV yang menyiarkan itu, ada TV di kamar rumah sakit tempat Joon Hee dirawat.

Joon Hee bersiap pulang. Han Kyu tengah bersamanya.

Han Kyu : Kau tidak bisa keluar dari rumah sakit sekarang.

Tapi Joon Hee kekeuh mau keluar dari rumah sakit. Dia bilang mereka harus menghentikan media menyebarkan berita bohong.

Han Kyu : Aku tahu tapi kau harus dirawat lebih dulu atau kau bisa mati.


Han Kyu lalu melirik TV, kemudian mematikannya.

Han Kyu : Mereka masih belum bisa menemukan mayat Jo Hyun Woo.

Joon Hee : Bayangkan Jo Hyun Woo yang masih hidup dan mendengarkan berita palsu itu.

Han Kyu : Tapi kesehatanmu lebih penting. Bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi...

Joon Hee : Tidak. Karena berita palsu yang kurilis, putriku Mi Jin meninggal. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.


Do Kyung sedang membereskan meja yang ia buat berantakan.

Sementara wanita itu, duduk di sofa dengan tangan terikat dan mulut di lakban.

Do Kyung : Aku bukan Iblis. Aku tidak berniat membunuhmu.


Do Kyung menonton berita yang membahasnya di TV.

Narasumber berkata, dendam Do Kyung berawal ketika Jo Pil Doo dijebak.


Tae Pyeong masih belum sadar usai dioperasi.

Bong Soo dan Kang Jae menjenguknya.

Bong Soo merasa bersalah. Ia bilang, harusnya ia awasi Hyun Woo dengan baik. Ia takut jika Tae Pyeong tidak pernah sadar lagi.

Kang Jae : Dokternya bilang bahwa sebuah keajaiban dia masih bisa bertahan hidup. Mari kita berharap satu keajaiban lagi.

Bong Soo : Bagaimana dengan Joon Young?

Kang Jae : Dia dirumah Tae Pyeong. Dia pergi kerumahnya untuk menemukan sesuatu yang bisa membantunya siuman.


Joon Young di kamar Tae Pyeong. Dia duduk di tepi ranjang, sambil menatap boneka Tae Pyeong yang di pegangnya.

Joon Young ingat kata-kata Tae Pyeong saat ia datang ke rumah Tae Pyeong untuk menginap semalam.

Tae Pyeong : Aku ingin makan bersamamu sebelum kau pergi. Kupikir kau belum makna. Aku akan memasak untukmu. Apa tidak masalah? Jika kau bosan, kau bisa membaca komik yang ada disana. Kau juga bisa mendengarkan radio.

Joon Young menarik napasnya yang mulai terasa sesak. Matanya mulai berkaca.


Joon Young menatap lukisan Tae Pyeong. Ia ingat Tae Pyeong suka laut dan berdiri mendekati lukisan itu.

Nona Lee datang. Dia bilang padaku bahwa dia akan mati dipantai saat dia menua.

Joon Young : Di pantai?

Nona Lee : Ya, kapanpun dia bercermin dia bisa melihatnya. Tapi dia bilang, jika dia tidak mengerti kenapa dia bisa mati di tempat yang tidak dia kenali. Selama bertahun-tahun, dia hanya pergi ke pantai.

Joon Young tanya, kenapa Tae Pyeong bisa mati di pantai.

Nona Lee : Serangan jantung.

Joon Young ingat saat Tae Pyeong datang ke pantai menjemputnya, pantai yang sering ia kunjungi bersama ayahnya saat ia kecil.

Flashback...


Tae Pyeong : Airnya menghilang. Bukankah itu mengagumkan?

Joon Young : Kau hanya bisa masuk ke pulau saat airnya surut.

Tae Pyeong : Jadi begitu. Jadi, itu sebabnya aku tidak bisa menemukannya tidak perduli seberapa keras aku mencobanya.

Joon Young : Apa?

Tae Pyeong menggeleng.

Flashback end...


Joon Young nangis.


Sekarang, replika lukisan Tae Pyeong serta boneka Tae Pyeong ada di puncak kepala Tae Pyeong.

Tae Pyeong masih belum siuman.

Joon Young melepas earphonenya dan memasangkannya ke telinga Tae Pyeong.

Joon Young : Aku membawanya karena kau sering mendengarkan lagu ini. Aku ingin tahu apa lagi yang kau sukai. Saat kau sudah siuman, beritahu aku. Ya?


Joon Young menyibak selimut dan memegang tangan Tae Pyeong.

Tae Pyeong dalam tidur panjangnya, teringat saat ia menemukan Joon Young di pantai tempat ia akan meninggal di hari tuanya.

Tae Pyeong berlari dan memeluk Joon Young. Terdengar narasi Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Maafkan aku, Joon Young-ssi. Kupikir apa yang ada dipikiranku adalah pilihan terbaik. Tapi itu sangat bodoh. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian.


Tiba-tiba, Joon Young menghilang dari pelukannya.


Jari-jari Tae Pyeong perlahan bergerak.

Joon Young kaget melihatnya, Tae Pyeong-ssi.


Dokter datang memeriksa Tae Pyeong. Dia memeriksa mata Tae Pyeong dengan senter.

Dokter : Bola matanya tidak bereaksi sama sekali. Itu hanya reaksi refleks yang umum.

Joon Young : Reaksi refleks?

Dokter : Beberapa orang terkadang membuka matanya atau menggerakkan tangan serta kaki mereka saat sedang koma.

Joon Young : Tapi kita tidak pernah tahu. Apakah ada cara dia bisa diperiksa?

Dokter : Kami sudah melakukan apapun yang kami bisa. Mari kita terus mengawasinya.

Dokter pun keluar.

Joon Young kecewa.


Woo Hyun datang dan menatap Joon Young yang kecewa Tae Pyeong masih belum ada tanda-tanda siuman.

Bersambung ke part 2...