Ji An berhasil mengejar bus yang hendak berangkat. Namun, sebuah cahaya menyoroti Ji An saat Ji An hendak masuk ke dalam bus. Ji An melihat mobil Hyuk ada di depannya. Hyuk pun bergegas turun dari mobil dan berlari ke arah Ji An. Tapi Ji An tak peduli dan tetap ingin naik bus. Dan syukurlah, Hyuk berhasil menahan Ji An tepat waktu. Ia memegang tangan Ji An dan meminta supir bus berangkat tanpa Ji An.
“Ada apa denganmu? Kau sungguh berusaha kabur
lagi?” tanya Hyuk lembut.
“Karena kau menggangguku. Sudah kubilang.
Semuanya menggangguku.” Jawab Ji An.
“Baiklah. Aku tahu kau akan menganggapku
menyebalkan. Hanya karena dulu kita berteman, aku terus mengusik hidupmu sejak
kita bertemu setelah 10 tahun terpisah,
aku pun akan menganggapnya menyebalkan.” Ucap Hyuk.
“Jika kau tahu, maka pergilah.” Jawab Ji An.
“Aku tidak bisa pergi begitu saja. Aku berjanji akan
memberitahunya saat kau menghubungiku.” Ucap Hyuk.
Ji An pun bingung, apa?
“Awalnya, aku berencana membujukmu pulang. Saat
menemukanmu di sini, kukira aku sebaiknya tidak bilang apa pun demi menjaga
harga dirimu. Tapi jika kau begini terus, aku tidak punya pilihan selain
memberitahunya kau di sini.” Jawab Hyuk.
Ji An bingung, ia tidak mengerti siapa yang dibicarakan Hyuk. Belum sempat Hyuk menjawab, Tuan Bong datang dan memarahi Ji An yang mau kabur.
“Aku hendak mentransfer uangnya.” Jawab Ji An.
“Jika dari awal kau punya uang, kenapa tinggal di
sini? Atau jangan-jangan, kalian berdua mau kabur bersama?” marah Tuan Bong.
Tuan Bong lalu menyuruh Hyuk membayar hutang Ji An. Hyuk pun berkata, itulah alasannya kenapa ia memberikan kartu namanya pada Tuan Bong. Hyuk berjanji, akan menyuruh Ji An masuk begitu mereka selesai mengobrol.
Ji An pun meminta maaf, lalu pergi mengikuti
Hyuk. Setelah Ji An pergi, Tuan Bong menghela nafas lega.
Di kamarnya, Do Kyung kembali membaca sms yang
dikirimkan Hyuk bahwa Ji An selamat. Do Kyung pun berharap, Hyuk bisa membawa
Ji An pulang dengan selamat.
Hyuk bicara dengan Ji An. Hyuk mengira, Ji An
kabur karena Do Kyung. Ji An pun menyangkalnya. Hyuk lalu berencana memberitahu
Do Kyung soal Ji An, tapi Ji An melarang. Hyuk lantas meminta nomor orang tua
Ji An sebagai gantinya.
“Aku mengunjungi rumahmu sebelumnya, tapi penyewa
yang baru bilang kau sudah pindah.” Ucap Hyuk.
“Aku sudah pindah? Siapa yang bilang begitu?”
tanya Ji An.
“Wanita yang pindah ke rumahmu.” Jawab Hyuk.
Hyuk kemudian bertanya, kenapa hanya Ji An saja yang melarikan diri. Kenapa Do Kyung tidak ikut melarikan diri. Ji An pun menjelaskan, kalau hubungannya dan Do Kyung tidak seperti yang Hyuk pikirkan. Ji An bilang, Do Kyung adalah seseorang yang pernah menjadi kakaknya. Sontak, Hyuk kaget.
Ji An pun mulai menceritakan masalahnya. Ia
mengaku, saat melihat Tuan Choi meninju ayahnya , lalu sang ayah berlutut pada
Tuan Choi, ia berpikir riwayatnya sudah tamat.
“Tadinya aku mau bunuh diri. Orang tuaku
membesarkanku dengan cinta selama 28 tahun, tapi aku melepaskan mereka dalam
hitungan hari untuk memilih orang tua kaya. Aku ingin bunuh diri karena itu. Tapi
aku gagal.” Ucap Ji An.
“Kau mengira mereka orang tua kandungmu.” Jawab
Hyuk.
“Tapi bukan. Mereka bukan orang tua kandungku.”
Ucap Ji An.
Hyuk pun terdiam dan teringat pertanyaan Ji An dulu padanya. Saat itu, Ji An bertanya apa yang akan Hyuk lakukan, jika Hyuk tahu dirinya putra keluarga kaya. Hyuk pun menjawab, bahwa dirinya tidak akan meninggalkan orang tua yang sudah membesarkannya.
“Jika
orang tuamu kandungmu tidak kaya dan lebih miskin daripada orang tuamu yang
sekarang, kau akan tetap pergi? Tidak, kan?” ucap Hyuk.
“Itu tentang aku. Orang bodoh yang pergi karena
kekayaan mereka. Itulah aku.” jawab Ji An.
“Ji An-ah.” Ucap Hyuk.
“Jadi, tinggalkan aku. Jaga dirimu.” Jawab Ji An,
lalu masuk ke rumah Tuan Bong.
Hyuk lalu berjaga di depan rumah Tuan Bong, namun
hanya sebentar karena setelahnya, ia memutuskan pergi.
“Aku sudah melarangnya. Kubilang aku akan
memaafkannya demi kebaikan Ji Soo. Aku juga menyuruhnya terus mengelola
restoran itu. Aku sudah menuruti kemauanmu.” Ucap Nyonya No.
“Itu hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk
keluarga kita.” jawab Tuan Choi.
“Bagaimana dengan Ji Soo... Bukan, bagaimana
dengan kerja paruh waktu Eun Seok?” tanya Nyonya No.
“Biarkan dia bekerja untuk sementara.” Jawab Tuan
Choi.
“Baiklah. Seo Ji Soo dan aku belum siap menerima
satu sama lain, jadi, mari jangan terburu-buru.” Ucap Nyonya No.
Tuan Seo mimpi buruk soal Ji An. Khawatir, Tuan
Seo pun memutuskan pergi mencari Ji An.
Keesokan harinya, sebelum pergi bekerja, Tuan Bong memberitahu Ji An bahwa Hyuk sudah pergi. Tuan Bong juga meminta Ji An supaya tidak melarikan diri lagi.
“Ya, kau tinggal di rumah orang tuamu dan rumahmu
sendiri. Kau terkadang minum-minum dengan tetanggamu dan tidur di kamar itu
juga. Kami juga tidak pilih-pilih.” Jawab Hee.
“Hyung, kau mau atau tidak?” tanya Hyuk.
“Kakakmu memberiku sederet alasan agar aku tidak
protes dengan kesepakatan ini.” jawab sunbae Hyuk.
“Serta aku tidak bisa bekerja selama beberapa
hari. Tolong urus bisnis kita.” pinta Hyuk.
“Andai mempekerjakan pegawai paruh waktu lebih
awal, kakak pasti bisa membersihkan kamar itu untuknya. Hari ini akan ada
wawancara.” Jawab Hee.
“Sungguh? Seharusnya aku ikut mewawancarai
bersama kakak.” Ucap Hyuk.
Hyuk lalu menyadari, tidak ada roti di etalase
Hee. Hee pun berkata, akan memesan roti dari toko roti lain. Tapi Hyuk
melarang, karena pelanggan sangat menyukai roti itu.
Hyuk singgah ke toko roti Boss Kang. Ji Soo sangat senang bisa melihat Hyuk lagi. Hyuk minta maaf karena menyuruh Ji Soo pulang sendirian hari itu. Ia berkata, sesuatu terjadi pada temannya jadi ia harus mengurus temannya. Ji Soo mengerti. Sebagai permintaan maaf, Hyuk berniat mentraktir Ji Soo. Sontak, hal itu membuat Ji Soo tambah senang.
Boss Kang keluar dari toko dan memarahi Hyuk yang membiarkan gadis lemah macam Ji Soo mengangkut karung garam sendirian. Hyuk pun langsung menatap Ji Soo. Ji Soo menjelaskan, kalau mereka sangat membutuhkan garam, jadi ia kembali ke mobil Hyuk dan membawa garamnya sekarung.
“Maafkan aku. Pak Kang, aku sungguh minta maaf.” Ucap
Hyuk.
“Karena itulah. Bagaimana kau akan menebusnya?” tanya Boss Kang.
“Aku sudah memberi tahu Ji Soo, aku akan
mentraktirnya makan. Untuk anda… “
Hyuk pun teringat tentang Hee yang ingin memesan
roti dari toko lain, ia pikir Hee lah yang membuat Boss Kang kesal. Boss Kang
dengan santai menjawab, mungkin Hee tidak menyukai rotinya.
“Dia hanya tidak pandai bergaul. Antarkan rotinya
ke toko lagi.” Ucap Hyuk.
Boss Kang pun kembali ceria dan ingin cepat-cepat
membuat roti, padahal itu hari liburnya. Ia juga membantu Hyuk membawa kantong2
garam lain yang lain ke dalam tokonya.
Setelah Hyuk pergi, Boss Kang dan Ji Soo pun
saling bergandengan tangan dan melompat kegirangan. Yang satu senang karena
ditraktir makan, yang satu lagi senang karena bisa mengirim roti ke kafe Hee
lagi.
Namun kebahagiaan Ji Soo langsung sirna begitu ia
melihat Tuan Seo di seberang jalan. Ji Soo pun membawa Tuan Seo ke taman di
belakang toko rotinya.
Ji Soo marah karena Tuan Seo tiba-tiba saja datang tanpa mengabarinya. Ia menuding Tuan Seo tidak pernah memikirkan perasaannya. Tuan Seo pun minta maaf, kemudian mengaku pergi dari rumah pagi-pagi buta.
“Kau sehat? Mereka memperlakukanmu dengan baik?”
tanya Tuan Seo.
“Tentu saja mereka memperlakukanku dengan baik. Aku
putri kandung mereka.” Ketus Ji Soo.
Ji Soo kemudian bertanya, kenapa Tuan Seo keluar
pagi-pagi sekali. Untuk menemuinya? Wajah Ji Soo seketika berubah kecewa saat
Tuan Seo mengaku pergi pagi-pagi untuk mencari Ji An.
“Ayah ingin bertanya kepadamu. Saat kau menemui
Ji An, apa yang kalian berdua bicarakan?” tanya Tuan Seo.
Ji Soo tambah kecewa. Ia juga tidak peduli meskipun Tuan Seo sudah mengatakan tentang Ji An yang sudah seminggu tidak pulang ke rumah. Ji Soo tidak mau memberitahu Tuan Seo apa yang ia bicarakan dengan Ji An. Tuan Seo pun marah dan membentak Ji Soo. Ia memaksa Ji Soo memberitahunya apa yang Ji Soo bicarakan dengan Ji An.
“Aku menamparnya. Aku marah karena dia berbohong,
jadi, aku menamparnya. Dia sama saja seperti ayah dan ibu.” Jawab Ji Soo.
“Teganya kau melakukan itu. Kau tahu dia tidak
bersalah. Teganya kau memperlakukannya begitu padahal dia mendatangimu. Bagaimana
dia bisa bertahan?” protes Tuan Seo.
“Ayah tidak mengenalnya? Ayah pernah melihat dia menyerah? Setelah ayah bangkrut, dia hanya menyerah soal sekolah seni. Dia belajar mati-matian begitu memutuskan menyerah.” Jawab Ji Soo.
“Kenapa kau sama sekali tidak memahami kakakmu?”
tanya Tuan Seo.
“Saat bersiap mencari pekerjaan dan bahkan saat
tidak mendapat pekerjaan, dia tidak menyerah karena egonya. Itu sebabnya dia
tidak pulang. Dia enggan melihat ayah dan ibu. Aku tahu kebenarannya meski dia
tidak memberitahuku. Akan jauh lebih mudah jika dia menyalahkan kalian berdua. Begitulah
dia. Sekuat itulah dia. Dia pasti akan pulang setelah sebulan.” Jawab Ji Soo.
“Kamu tidak memahaminya.” Ucap Tuan Seo.
“Bagaimana bisa? Dia menemuiku berulang kali
setelah mengetahui kebenarannya. Dia berpura-pura tidak ada apa-apa. Aku tidak
akan sanggup melakukannya jika menjadi dirinya. Itu sebabnya aku tidak akan
bisa memaafkannya.” Jawab Ji Soo.
Tangis Ji Soo mulai keluar, sementara Tuan Seo
terkejut mendengarkan kata-kata Ji Soo.
Ji Soo-ya, andai kau tahu kakakmu hampir saja
tewas… andai kau tahu, kakakmu berusaha bunuh diri, masihkah kau mengatakan hal
yang sama??
Hasil tes DNA Ji Soo akhirnya keluar. Setelah mengetahui kebenarannya, Nyonya No pun menyuruh Seketaris Min mencarikan guru untuk Ji Soo. Ia juga menyuruh Seketaris Min mencari rumah agar bisa mengajari Ji Soo.
Setelah Seketaris Min pergi, Nyonya No pun
menghubungi ayahnya. Tapi yang mengangkat malah wanita simpanan ayahnya. Wanita
simpanan CEO No pun mengatakan, bahwa CEO No dilarikan ke rumah sakit.
Terpaksalah Nyonya No membatalkan perjalanannya ke Hawaii sampai kondisi
ayahnya itu stabil. Nyonya No pun bingung bagaimana caranya memberitahu sang
ayah tentang Eun Seok.
Nyonya No membatalkan janji makan siangnya dan pergi ke toko perhiasan untuk mengambil perhiasan couple nya yang rencananya mau ia pakai bersama Ji An saat ulang tahun perusahaan.
Nyonya No lalu minum wine sendirian. Sorot
matanya nampak terluka.
Hyuk tampak membersihkan sebuah kamar. Mungkinkah
kamar itu untuk Ji An?
Hee yang sedang melamun, langsung marah begitu melihat Boss Kang masuk kafenya. Tapi Boss Kang dengan santainya menjawab kalau ia datang untuk mengantar roti pesanan Hyuk, serta memesan kopi.
“Kau tahu dia adikku, bukan? Jika kau memberitahunya, aku akan menutup kafe ini.”
ancam Hee.
Tapi Boss Kang menjawab omelan Hee dengan memesan
kopi.
Beberapa pelamar kerja paruh waktu datang dan diwawancarai langsung oleh Hee. Boss Kang yang duduk di meja lain, pun berkata ‘tidak, tidak’ sambil melipat origami setelah mendengar wawancara Hee.
Hee pun melanjutkan wawancaranya, tapi Boss Kang
terus mengganggunya dengan mengatakan ‘tidak’.
Selesai mewawancarai calon pegawainya, Hee pun
menemukan origami lipatan Boss Kang di meja. Hee mengambil origami itu dan
meremas2nya.
Hyuk balik lagi ke tempat Ji An. Ia memakai
seragam yang sama dengan Ji An dan mulai bekerja sebagai penjemur rumput laut.
“Kenapa melakukan ini? Kau sudah mendengar
semuanya. Jangan mengusikku. Pergi saja.”
Suruh Ji An.
“Aku di sini untuk bekerja.” Jawab Hyuk.
“Jangan bicara omong kosong. Kau tahu apa soal
pekerjaan ini. Pekerjaan ini sangat berat.” Ucap Ji An.
“Memang kau langsung tahu saat pertama
memulainya?” tanya Hyuk, lalu mulai bekerja.
Ji An pun mendekati Hyuk.
“Hyuk-ah!”
“Saat aku bekerja paruh waktu setelah ujian masuk
universitas, semua ikan di kolam mati dan aku harus mencedok ikan mati selama
empat hari. Ini akan mengingatkanku pada kenangan lama itu.” jawab Hyuk.
“Meski kau melakukan ini, aku tidak akan berubah
pikiran.” Ucap Ji An.
“Ayo bekerja saja.” Jawab Hyuk.
“Lakukan sesukamu. Sudah kubilang. Aku tidak
peduli tentang orang lain.” Ucap Ji An, lalu pergi.
Di kantor, Do Kyung sedang rapat dengan tim
pemasaran. Senior Jo memberikan daftar
pemenang gambar kaos. Senior Yang berkata, Ji An juga mengikuti kontes itu dan
keluar sebagai pemenangnya. Mereka pun bingung, bagaimana caranya agar bisa
menghubungi Ji An.
Setelah balik ke ruangannya, Do Kyung menyuruh
Seketaris Yoo mencari tahu apakah Ji An sudah pulang ke rumah atau belum.
Sayangnya, Ji An belum pulang juga. Do Kyung pun sewot karena Hyuk tidak juga
membawa Ji An pulang.
Do Kyung lantas menghubungi ke kantor Hyuk. Sunbae Hyuk bilang, kalau Hyuk sedang dalam perjalanan bisnis dan akan kembali beberapa hari lagi. Do Kyung pun semakin bingung kenapa Hyuk tidak segera membawa Ji An pulang. Dan seperti biasa, Seketaris Yoo jadi sasaran kemarahan Do Kyung yang lagi galau mikirin Ji An.
Hyuk sendiri jadi bintang di tempat kerja barunya. Ia disukai oleh para ibu2. Ji An pun tambah tertekan melihatnya. Ia berharap, Hyuk segera pergi.
Do Kyung menenangkan pikirannya dengan treadmill
secepat mungkin.
Tak lama kemudian, ponsel Do Kyung berbunyi. Telepon dari sang ibu. Dan Do Kyung pun langsung menghubungi Ji Soo.
“Kurasa Ibu sudah tidak syok lagi. Dia ingin
mengadakan pesta penyambutan untukmu.” Ucap Do Kyung.
“Aku tidak membutuhkan itu.” tolak Ji Soo.
“Kau tidak membutuhkannya. Tapi kenapa kau tidak
memberinya kesempatan?” tanya Do Kyung.
Ji Soo pun terdiam dan hanya menghela nafasnya
saja mendengar ucapan Do Kyung.
Seketaris Min lalu menjemput Ji Soo. Ji Soo
dibawa ke salon. Ji Soo pun takjub melihat ruang perawatannya.
Ji Soo menjalani perawatan wajah pertama-tama, yang kemudian dilanjutkan dengan perawatan tubuh. Ji Soo tampak menikmati perawatan yang dijalaninya.
Setelah itu, tatanan rambut Ji Soo juga diubah.
Dan wajahnya dipolesi make up. Ji Soo pangling melihat wajahnya di cermin.
Seohyun menemui istri Supir Ryu di sebuah kafe
dengan membawa sebuah koper besar.
“Yang ada di dalam koper itu uang sejumlah
700.000 dollar?” tanya istri Supir Ryu.
Seohyun menyuruh istri Supir Ryu memeriksanya.
Istri Supir Ryu menolak dan langsung ingin mengambil uangnya, tapi Seohyun
menyuruh istri Supir Ryu menghapus foto2nya dengan Supir Ryu terlebih dahulu
serta membatalkan perceraian.
“Aku bisa apa lagi? Aku tidak bisa memaafkanmu, tapi
aku akan mencoba demi kebaikan anakku.” Jawab istri Supir Ryu, lalu berusaha
mengambil kopernya yang sontak langsung dijauhkan Seohyun.
“Kau sungguh akan bersikap seperti tidak ada
apa-apa?” tanya Seohyun.
“Aku tidak bisa membiarkan anakku tumbuh besar
tanpa sosok ayah. Jadi, aku akan bermurah hati dan memaafkanmu.” Jawab istri
Supir Ryu.
Ternyata istri Supir Ryu menyambungkan percakapan
mereka ke ponsel Supir Ryu. Supir Ryu memuji2 istrinya. Supir Ryu makin tersenyum puas mendengar
Seohyun berterima kasih pada istrinya, tapi ekspresi wajahnya langsung berubah
saat mendengar kalimat Seohyun berikutnya.
“Pikirmu aku akan berkata begitu?” tanya Seohyun.
Istri Supir Ryu pun mengancam Seohyun akan menyebarkan foto-foto itu. Seohyun sudah tak takut lagi. Ia balik mengancam akan melaporkan istri Supir Ryu ke penjara jika berani menyebarkan foto itu.
Tak lama kemudian, Ji Ho masuk membawa Supir Ryu. Istri Supir Ryu sontak terkejut. Supir Ryu pun memberi isyarat, agaristrinya tetap diam. Sementara Seohyun menatap tajam Supir Ryu.
“Semua orang yang menipu harus membayar sebesar
jumlah uang atau keuntungan yang didapat melalui tindakan criminal dari pihak
ketiga. Kalian mengetahuinya, bukan? Jika keuntungan yang kalian dapat lebih
dari 500.000 dolar, akan ada hukuman tambahan. Kalian akan dikurung lebih dari
tiga tahun. Hukum ini mulai berlaku pada tahun 2016.” Ucap Ji Ho.
Tapi pasangan itu terus saja mengancam akan
menyebarkan foto2 Seohyun.
Ji Ho pun akhirnya memperdengarkan rekaman
pembicaraan mereka saat mereka berencana menjebak Seohyun dengan foto2 itu.
“Sayang. perubahan rencana. Jangan bioskop mobil.
Dia tiba-tiba ingin pergi ke kelab, jadi, kami menuju kelab di Hongdae
sekarang. Kau harus pergi ke kelab tempat kita pertama bertemu dan mengambil
posisi di tempat parkir VIP.” Suruh Supir Ryu.
Tak hanya itu, Ji Ho juga punya rekaman CCTV saat
istri Supir Ryu bersiap2 mengambil posisi di tempat parkir.
Seohyun pun penasaran darimana Ji Ho mendapatkannya. Ji Ho cerita, ia mendapatkannya dari seorang temannya yang bekerja di klub itu. Ji Ho juga bilang, tukang parkir yang disuap Supir Ryu sudah mengaku kalau ia disuap agar mobil Seohyun diperbolehkan parkir di tempat VIP, padahal seharusnya pelanggan yang baru pertama kali datang ke sana, dilarang parkir di tempat VIP.
Ji Ho lalu menunjukkan foto2 kemesraan Supir Ryu
dan istrinya serta memperdengarkan rekaman pembicaraan istri Supir Ryu dan
Seohyun.
Tapi pasangan itu terus saja menyalahkan Seohyun. Mereka bilang, Seohyun lah yang sudah mendekati Supir Ryu duluan.
Ji Ho pun membela Seohyun. Seohyun terpana
melihat Ji Ho membelanya seperti itu.
Masih tak mau menyerah, Supir Ryu mengancam akan
menyebarkan berita terbaru soal Eun Seok ke media. Ji Ho pun geram, dan memukul kepala Supir
Ryu.
“Bocorkan saja berita itu, Bodoh. Kau telah meneken
nota rahasia. Kau bisa membayar penaltinya? Memang bisa? Ini bukan hanya soal
uang. Orang-orang di Grup Haesung tidak akan membiarkannya. Bukan hanya tiga
tahun di penjara. Kalian akan dikubur di bawah tanah.” Ucap Ji Ho.
Kasus Seohyun pun selesai berkat bantuan Ji Ho.
Tuan Seo kembali ke stasiun mencari Ji An. Tapi
tiba-tiba, Tuan Seo jatuh. Petugas pun langsung menolong Tuan Seo dan berkata,
Tuan Seo demam, setelah memeriksa kening Tuan Seo.
“Putri ayah memang cantik, tapi sekarang lebih
cantik.” Puji Tuan Choi.
“Kau tampak cantik.” Puji Nyonya No.
“Make over mu berhasil, eonni.” Ucap Seohyun. Dan
Do Kyung mengacungkan jempolnya sembari tersenyum.
Tapi saat ditanya bagaimana rasanya memiliki penampilan baru, Ji Soo memberikan jawaban serupa dengan Ji An.
“Pijatannya menyegarkan dan aku menyukai rambut
baruku. Tapi aku tidak menyukai gaun ini. Ini bukan gayaku.” Ucap Ji Soo.
Tapi hanya Do Kyung lah yang langsung teringat
pada Ji An setelah mendengar jawaban Ji Soo.
Bersambung ke part 2....
Bersambung ke part 2....