“Nampaknya hidungmu mengalami keretakan.” Ucap dokter.
Hae Sung syok, ia memaki So Hye yang sudah membuat hidungnya patah. Salah sendiri, siapa suruh bikin So Hye ngamuk. Haha… Saat dokter menyentuh hidung Hae Sung, Hae Sung menjerit sekuat2nya.
Jeritan Hae Sung terdengar hingga keluar. Sutradara Yoon memarahi So Hye yang sudah membuat patah hidung Hae Sung. So Hye membela diri, ia berkata saat itu dia sedang mabuk. So Hye juga menyalahkan Sutradara Yoon yang memaksanya minum.
“Apakah kita harus menunda shooting besok?” tanya asisten sutradara.
“Tentu saja kita harus menundanya. Hitman bukanlah Rambo.” Jawab Sutradara Yoon.
Tak lama kemudian, Jin Sook datang dan ingin tahu apa yang terjadi. Chang Suk gelagapan menjelaskannya, apalagi saat So Hye memberinya tatapan sadis. Sutradara Yoon pun langsung berkata kalau Hae Sung terjatuh.
“Kau tahu kan Hae Sung memiliki hidung yang sangat besar, jadi saat terjatuh hidungnya menyentuh tanah pertama kali.” Ucap Sutradara Yoon.
“Apa saja yang kau lakukan! Kenapa kau membiarkannya minum! Besok pagi kita akan shooting promo!” teriak Jin Sook pada Chang Suk.
Nyali Chang Sook ciut seketika karena teriakan Jin Sook. Dan So Hye kaget. Tak lama berselang, ponsel So Hye berdering. So Hye langsung pergi usai menerima telepon itu. Sepanjang perjalanan, So Hye menghubungi seseorang tapi tidak dijawab. Tak lama, So Hye tiba di kantor polisi.
So Hye menemukan Seol meringkuk di penjara. Senyum Seol langsung mengembang begitu melihat So Hye.
So Hye tak percaya saat polisi mengatakan Seol mencuri sepeda motor. Polisi heran karena Seol sangat mahir mengendarai motor. Ia curiga kalau Seol adalah stuntwoman. Polisi lain berkata, kalau Seol tidak mau bicara sama sekali. Saat mereka mengatakan memiliki sidik jari Seol, Seol menyuruh mereka menghubungi So Hye.
“Dia sahabat karibku. Dia memiliki keadaan yang tidak bisa ia hindari. Itulah sebabnya dia tidak mengatakan apapun pada kalian. Bisakah aku meminta nomor contact si pemilik motor?” ucap So Hye.
So Hye mengajak Seol mengisi perut. Seol diam saja. So Hye berkata, kalau Mi Sun tidak bisa dihubungi. Ia curiga, kalau Mi Sun sedang bercinta dengan Pil Do. Seol pun tertawa mendengar ucapan So Hye.
“Mereka melakukannya dengan baik, kan?” tanya Seol.
“Mereka bahkan bermesraan di depanku. Kau tahu kan aku belum menikah?” jawab So Hye.
“Bagaimana Seok Won? Anak mereka junior di SMA kita kan?” tanya Seol.
“Itu benar. Dia sangat tampan. Dia memiliki orang tua yang baik. Dan dia melakukannya dengan baik juga di sekolah.” Jawab So Hye.
“Itu melegakan.” Ucap Seol.
Seol lalu terdiam. Ia mengaku pergi diam2 dari rumah sakit untuk menghirup udara segar. Saat melihat sepeda motor, ia tidak memikirkan apapun. So Hye pun meminta Seol mengatakan semua padanya. Ia berkata, ia bisa melakukan apapun kecuali untuk satu hal yang tidak bisa ia lakukan. Seol mengangguk, matanya mulai berkaca2. Tak lama kemudian, tangis keduanya pecah.
Dua orang pria yang duduk di sebelah mereka pun merasa terganggu dengan tangisan mereka. Salah satu dari pria itu mau menampar Seol, tapi Seol dengan cepat menangkisnya. So Hye memberi kode pada Seol. Seol mengangguk dan keduanya pun langsung menghajar kedua pria itu. Tak butuh waktu lama bagi Seol melumpuhkan salah satu dari pria itu.
So Hye terus memukuli pria yang satunya dengan tasnya. Tapi kekuatan So Hye tidaklah sebesar Seol. Melihat sahabatnya diganggu, Seol pun langsung memberi pelajaran pada pria itu. Kedua pria itu masih ingin membalas Seol dan So Hye. Seol dan So Hye pun bergegas keluar dan mengunci kedua pria itu dari luar. Seol dan So Hye langsung naik ke motor. Kedua pria itu berhasil keluar. Seol pun melajukan motornya sampai nyaris menabrak kedua pria itu.
Seol terus melajukan motornya. Sepanjang perjalanan, So Hye terus berteriak kegirangan. Motor mereka. Motor mereka melaju melintasi persawahan. Seol hanya tersenyum melihat kelakukan So Hye. Tak lama kemudian, So Hye memeluk Seol dengan erat.
“Apa yang harus kulakukan? Aku tidak berniat mencuri motor ini.” ucap Seol.
“Motor ini sekarang milikmu. Aku sudah membuat kesepakatan dengan pemiliknya dan membelikan motor ini untukmu. Kau tidak ingat? Kau memberiku laptop di hari ulang tahunku. Sejak itu, aku mengumpulkan banyak uang. Ini hadiahku untukmu.” Jawab So Hye.
Seol pun terharu, So Hye-ya.
“Kau menyukainya?” tanya So Hye.
“Tentu saja, ini persis seperti yang kuinginkan.” Jawab Seol.
“Aku seharusnya memberimu pelukan lebih cepat.” Ucap So Hye.
“Mulai sekarang, katakan padaku jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan menjadi pengawalmu.” Jawab Seol.
“Wow, Seol! So charismatic!” puji So Hye.
Seol menunggu seseorang di tepi jalan. Tak lama kemudian, sebuah mobil datang menjemputnya. Seol masuk ke dalam. Di dalam, sudah ada Jin Tae. Jin Tae ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan Seol. Seol berkata Jin Tae tidak perlu cemas karena ia tidak melakukan apapun yang bisa merusak reputasi Jin Tae. Jin Tae pun meminta Seol melupakan semuanya. Seol diam saja tapi wajahnya menunjukkan betapa muaknya ia dengan Jin Tae.
Jin Tae dan Seol kembali ke rumah. Di rumah, Jin Sok dan ibu mertuanya sudah menunggunya.
“Aku kembali, ibu mertua.” Ucap Seol.
“Apa perasaanmu menjadi lebih baik sekarang?” sindir ibu mertuanya.
“Kau terlihat baik2 saja. Sepertinya kau baru saja pulang liburan.” ucap Jin Sook.
“Pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi. Seorang istri harus tetap sehat untuk suaminya.” Ucap ibu Jin Tae.
“Baik, ibu mertua.” Jawab Seol dengan terpaksa.
Seol kembali berkutat dengan rutinitasnya sebagai ‘pelayan’ di rumah itu. Saat masuk ke dapur, ia terkejut dan hanya bisa menghela napas melihat banyaknya piring kotor. Ponsel Seol tiba2 berdering. Seol menjawab panggilan ibunya diam2. Ibu Seol berkata, kalau ia berterima kasih karena Jun Tae sudah memperlakukannya dengan baik. Ibu Seol menyuruh Seol menjadi istri yang baik untuk Jun Tae.
Tak lama kemudian, Seol dipanggil ibu mertuanya. Seol pun terpaksa menyudahi pembicarannya dengan sang ibu.
So Hye kembali ke rumah dan mendapati Sang Hwa tertidur di meja. So Hye menjerit, menyuruh Sang Hwa tidur di kamar. Sang Hwa seketika melonjak kaget karena teriakan So Hye itu. Sang Hwa pun berkata kalau ia sudah biasa tidur di meja seperti itu saat ia masih sekolah dulu. Sang Hwa lalu menawari So Hye secangkir kopi. Tapi So Hye menolak, ia berkata tidak mau minum kopi dengan perut kosong. Sang Hwa pun menawari So Hye nasi instant dan mie instant. Tapi So Hye lagi2 menolak dan menyuruh Sang Hwa menukar baju.
So Hye berniat mentraktir Sang Hwa daging. Sang Hwa pun langsung girang. Saat dalam perjalanan menuju restoran, So Hye bertemu seniornya. So Hye menagih hutang pada seniornya. Seniornya pura2 lupa. So Hye langsung mengingatkan, ada 100 ribu won dari pemakaman ibu Sutradara Hong. 100 ribu won dari pernikahan anak Sutradara Song. 180 ribu won dari ulang tahun anak Penulis Kim.
“Benarkah? Kupikir kau sudah melupakannya.” Jawab seniornya.
“Kau juga meminjam 10 ribu won saat kita bertemu di toko kue.” Ucap So Hye.
Karena seniornya hanya membawa uang 200 ribu won, jadi ia meminta nomor rekening So Hye. So Hye yang sepertinya sudah tahu watak seniornya pun menolak dan meminta seniornya memberikan apapun yang dimiliki seniornya sekarang. Uang 200 ribu won itu dan gelang yang dipakai seniornya.
“Tidak!” teriak si senior sambil menutupi gelangnya.
So Hye mentraktir Sang Hwa makan daging di sebuah restoran.. Tapi Sang Hwa malah mengira itu makanan terakhirnya sebelum So Hye memecatnya. So Hye pun tertawa, ia lalu berkata kalau Sang Hwa membuatnya ingat pada dirinya.
“Makan kimbap di depan komputer untuk menghemat waktu. Aku menyesal. Seharusnya aku makan beberapa makanan sehat. Seharusnya aku menghirup udara segar dan pergi jalan2.” Ucap So Hye.
“Bagaimana caranya kita melakukan itu? Kita bahkan tidak punya cukup waktu menulis script kita.” jawab Sang Hwa.
Sang Hwa menerima panggilan dari seseorang. Ia menjawab panggilan orang itu dengan sewot. Ia berkata kalau ia tidak membutuhkan hal itu, lalu memutuskan pembicaraan begitu saja.
“Kenapa kau menjawabnya seperti itu? Apa dia pacarmu?” tanya So Hye.
“Katanya sudah 300 hari sejak kami pertama kali bertemu. Dia itu sudah gila. Kenapa dia menghitungnya seperti itu.” jawab Sang Hwa.
“Cepat habiskan makananmu dan pergilah merayakannya.” Ucap So Hye, yang membuat Sang Hwa terkejut.
“Aku bilang pergilah! Lakukan selagi kau masih bisa.” ucap So Hye lagi.
So Hye juga memberikan Sang Hwa sejumlah uang sebagai kado pernikahan. Sang Hwa pun langsung menatap So Hye curiga. Ia pikir uang itu adalah uang pensiunnya. So Hye bilang ia memberikan uang itu sebagai hadiah karena bangga pada pacar Sang Hwa yang tetap bertahan selama 300 hari demi seseorang yang workaholic seperti Sang Hwa.
“Kau seharusnya juga berkencan dengan seseorang. Kau itu cantik. Hong Joon Gi bagaimana? Dia single.” Ucap Sang Hwa.
“Benarkah?” tanya So Hye.
“Dia perfect untukmu. Dia dokter dan sebagai Direktur juga di rumah sakit. Dia tampan dan juga sangat baik.” Jawab Sang Hwa.
“Hey, hentikan omong kosong ini dan habiskan makananmu.” Ucap So Hye.
Sehabis mandi, So Hye melihat tubuhnya di cermin.
“Jadi ada kanker disini? Bagaimana cara membuangnya?” gumam So Hye sedih.
So Hye beranjak ke kulkas. Ia mengambil sebotol air, tapi tidak membukanya. Ia diam saja dan berpikir sejenak, kemudian meletakkan kembali botol air itu ke tempatnya dan mengambil minuman kaleng.
So Hye kemudian duduk menonton cuplikan film yang menampilkan adegan seseorang yang sedang berciuman. So Hye tampak ingin melakukan itu. Ponsel So Hye berbunyi. So Hye terkejut tapi kemudian tersenyum membaca pesan dari Joon Gi.
[Kau sudah mendengarkan lagunya?] -à Joon Gi
[Kau di kebun rahasia?] -à So Hye
[Benar, Penulis Lee. Buatlah kepalan] -à Joon Gi
[Kenapa?] -à So Hye
[Aku mengatakan sesuatu yang memalukan] -à Joon Gi
[Kekeke… apa itu?] -à So Hye
[Seorang penyair berkata, Tuhan membuat malam hari agar semua orang bisa istirahat. Dan Tuhan juga membuat bintang, jadi bagaimana kita bisa istirahat] -à Joon Gi
So Hye pun langsung tertawa geli membaca pesan Joon Gi. So Hye kemudian mengirim pesan balasan.
[Aku sedang membuat kepalan yang sangat ketat] -à So Hye
[Hahaha. Maafkan aku] -à Joon Gi
[Mungkinkah ada bintang jatuh di Salar de Uyuni. Aku dengar, setengah langit di sana dipenuhi bintang] -à So Hye
Joon Gi pun mendongak ke atas, melihat langit yang dipenuhi bulan dan bintang.
[Saat malam, langit di sini juga indah. Akan lebih baik jika kau ke sini dan melihatnya bersamaku] -à Joon Gi
So Hye senyum2 sendiri membaca pesan Joon Gi dan menatap ke arah langit. Tapi saat kembali menatap ponselnya, ia terkejut dan senyumnya langsung hilang gara2 pesan Hae Sung yang masuk ke ponselnya. Hae Sung mengirimkan foto hidungnya yang patah dan menuntut kompensasi.
Di kediamannya, Hae Sung senyam senyum lalu membaca naskahnya. Ia mengomentari adegan ciuman yang ditulis So Hye. Ponsel Hae Sung berbunyi. Awalnya Hae Sung yakin kalau So Hye akan meminta maaf padanya, tapi wajahnya langsung kesal begitu membaca pesan So Hye. Dalam pesannya, So Hye hanya meminta nomor rekening Hae Sung.
“Dia bahkan tidak meminta maaf. Kenapa dia begitu memalukan? Dia sudah mematahkan hidung seorang aktor terkenal!” protes Hae Sung.
So Hye menatap langit di teras rumahnya dan teringat kata2 Joon Gi kalau langit di kebun rahasia sangat indah pada malam hari.
So Hye pun langsung menuju ke tempat Joon Gi. Sepanjang perjalanan, So Hye terlihat sumringah. So Hye bahkan juga menambahkan lipgloss ke bibirnya.
Tapi sesampainya di sana, So Hye malah melihat Joon Gi sedang bersama cewek lain. Wajah So Hye seketika berubah murung. Saat hendak pergi, tanpa sengaja So Hye menjatuhkan tasnya membuat perhatian cewek itu teralih padanya. So Hye panic dan langsung beranjak pergi.
Hae Sung sedang melihat hidungnya di cermin.
“Apa yang sudah kau lakukan pada hidung seindah ini?” ucapnya sambil mengganti plester di hidungnya.
“Sebenarnya, aku tidak ingin mengupload fotoku setiap hari seperti ini, tapi kalau aku tidak melakukannya, para fasnsku akan sedih.” Ucapnya lagi.
Hae Sung lalu mengupload foto wajahnya dan mengunggahnya di media social. Tak lama kemudian, fotonya itu langsung dibanjiri komentar para fans yang mengkhawatirkannya. Chang Suk yang baru selesai mandi menghampiri Hae Sung, tapi Hae Sung malam membuatnya ketakutan. Hae Sung mencengkram kerah baju handuk Chang Suk dan ingin mencium Chang Suk. Hahahah…
Hae Sung lalu beranjak ke koleksi2 jaketnya yang mahal. Ia mengambil salah satu jaketnya, kemudian memakainya dan membuat pistol dengan tangannya lalu mulai menembak. Hae Sung lantas menjatuhkan jaketnya itu dan mengambil jaket lainnya.
“Bolehkah aku menciummu?” tanyanya sambil menatap jaket itu.
Tak berapa lama kemudian, Hae Sung tiba2 saja terdiam. Ingatannya melayang ke masa lalu saat So Hye membelikan jaket itu untuknya. So Hye ingin Hae Sung memakai jaket itu setiap kali membintangi drama yang ditulisnya.
“Jangan berani mencampakkanku setelah kau menjadi orang terkenal.” Ucap So Hye.
“Bagaimana kalau aku melakukannya?” tanya Hae Sung.
“Coba saja dan kau akan melihat apa yang akan kulakukan.” Jawab So Hye.
Di ruang ganti, So Hye sedang berbicara dengan sutradaranya. So Hye berkata kalau acting Hae Sung sangat mengerikan. Hae Sung tidak memiliki keterampilan dasar. Hae Sung terkenal berkat ketampanannya. So Hye yakin kepopuleran Hae Sung akan berlangsung sampai 1 atau 2 tahun saja. So Hye juga bilang kalau Hae Sung tidak layak mendapatkan perhatian dari sutradaranya. Tanpa ia sadari, Hae Sung mendengar semua itu.
Flashback end
So Hye berjalan2 sendirian di taman dan ia tersenyum saat melihat ke langit yang ditaburi bintang. Hae Sung juga berada di taman yang sama. So Hye terkejut melihat Hae Sung, begitu pula dengan Hae Sung. Hae Sung beranjak menghampiri So Hye. So Hye terkejut saat Hae Sung hendak menciumnya.
“Bagaimana rasanya? Tidakkah tatapanmu membuat jantungmu berdebar? Jantungmu berdebar, kan?” tanya Hae Sung.
“Apa yang kau lakukan!” jawab So Hye kesal.
“Adegan ciuman harusnya seperti itu. Aku pikir kau harus tahu adegan ciuman di drama romantic harusnya seperti itu.” ucap Hae Sung.
So Hye tampak kesal. Hae Sung terus mengoceh soal adegan ciuman. So Hye yang tak bisa menahan kekesalannya lagi akhirnya menarik Hae Sung ke pelukannya dan mencium Hae Sung. Hae Sung terkejut pada awalnya, tapi kemudian ia membalas ciuman So Hye.
Bersambung
Kali ini Hae Sung ngerjain So Hye sedikit keterlaluan, dia sudah mendapatkan biaya ganti rugi tapi masih minta duit So Hye, berasa kayak dia meres So Hye...
Dugaan ku benar So Hye dan Hae Sung punya hubungan di masa lalu.. tapi masa sih So Hye mengkhianati Hae Sung??
Jin Sook kayaknya naksir Hae Sung nih... jangan2 si gay yang dimaksud Sutradara Yoon adalah Jin Sook.. tadinya aku sempat berpikir dia Jin Tae, tapi ternyata CEO Choi itu adalah Jin Sook.. mungkin aja si pria gay itu gk ada.. yg sebenarnya tergila2 pada Hae Sung adalah Jin Sook, tapi entah apa alasannya dia menyamarkan dirinya sebagai pria gay...
Aku mulai bisa meraba2 motif Jin Tae menikahi Seol... kurasa Jin Tae ini yang memaksa Seol menikahinya... tapi sebelum pernikahan dia tahu Seol gk bisa hamil.. karena takut keluarganya kena skandal, akhirnya dia terpaksa menikahi Seol....
Btw, lukisan yang dilihat So Hye di epi 1 ternyata lukisan Salar De Uyuni.. Joon Gi dan So Hye sama2 pengen pergi ke sana.. tapi aku agak sedikit kaget sih mengetahui Joon Gi mengidap kanker paru2... Joon Gi dan So Hye punya banyak persamaan jadi aku gak rela kalau mereka tidak bersatu...
[Spoiler Ep 3]