1 Tahun Kemudian….
Hae Sung dan
Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae
Sung tersenyum, kemudian mengajak Chang Suk pergi karena mereka sudah
terlambat.
Mi Sun keluar
dari rumahnya dengan tergesa2. Tak lama kemudian, Pil Ho juga keluar dan
meminta Mi Sun berhati2. Pil Ho lantas memegang perut Mi Sun. Mi Sun ngomel
karena Seok Won masih tidak mau menjawab teleponnya. Pil Ho tidak mengerti
kenapa Seok Won malu pada calon adik bayinya.
Mi Sun
tersenyum, lalu berkata kalau mereka tidak perlu khawatir karena Seok Won pasti
berada di perpustakaan. Pil Ho berharap memiliki anak perempuan kali ini.
Seorang anak perempuan yang cantik mirip dengan Mi Sun. Mi Sun mengaku kalau ia
juga ingin memiliki seorang putri dan mau menamai putri mereka dengan nama So
Hye. Pil Ho ragu, ia takut kalau So Hye tidak akan menyukai itu. Mi Sun pun
berkata kalau mereka harus menanyakannya pada So Hye.
Seol yang baru
saja keluar dari rumahnya celingukan di jalan mencari Sang Wook sambil
mengobrol dengan Sang Wook di telepon. Saat tengah asyik berbicara dengan Sang
Wook, Seol dikejutkan dengan sebuah pasangan yang bertengkar di depannya.
“Aku bilang aku
sudah putus denganmu!” teriak si perempuan.
“Siapa bilang
kau bisa putus denganku!” jawab si laki2.
“Kita sudah
berakhir, jadi jangan menelponku lagi.” Pinta si perempuan.
Laki2 itu marah
dan hendak menampar pasangannya. Seol pun langsung berlari ke arah pasangan itu
dan memelintir pergelangan tangan si laki2.
“Ini masalah
kami. Kenapa kau malah ikut campur?” protes si laki2.
“Dia mengatakan
tidak.” Jawab Seol. Seol lantas melirik ke si perempuan.
“Kau butuh
bantuan?” tanya Seol.
“Aku bilang aku
ingin putus dengannya, lalu dia sudah seperti itu sejak saat itu.” jawab si
perempuan.
“Kau bisa pergi.
Jika perlu, panggil polisi.” Ucap Seol pada si perempuan.
Laki2 itu tidak
terima dan berusaha memukul Seol. Tepat saat itu, Sang Wook datang membela
Seol. Sang Wook berkata, penganiayaan pada kekasih bisa dianggap sebagai kejahatan.
Sang Wook lantas memberikan kartu namanya dan mengaku sebagai pengacara. Sang
Wook kemudian mengajak Seol pergi. Laki2 itu hanya bisa melongo.
Sang Wook
membukakan pintu mobilnya untuk Seol. Seol senyum2 dibelain Sang Wook. Sang
Wook membantu Seol memang seatbelt. Saat itulah, Sang Wook melihat memar di
tangan Seol.
“Kau memar
karena yang tadi, ya?” tanya Sang Wook cemas.
“Oh, sepertinya
jadi memar.” Jawab Seol sambil melihat tangannya.
“Seol-ssi,
tolong jagalah dirimu. Kau adalah orang yang paling berharga. Kau milikku.”
Ucap Sang Wook.
Seol tersenyum
mendengar penuturan Sang Wook.
“Milikmu yang
berharga ini sudah terlambat, jadi ayo pergi.” Ucap Seol kemudian.
Sementara itu,
Hae Sung, Chang Suk dan Sang Hwa sudah berada di taman pemakaman. Sang Hwa
meletakkan sebuket bunga di depan sebuah pohon raksasa. Tak lama kemudian, Mi
Sun dan Pil Ho datang. Hae Sung langsung memegangi Mi Sun yang sedang hamil dan
menyuruh Mi Sun hati2.
“Umur
kehamilanmu baru 6 bulan, bukankah menurutmu bayinya terlalu besar?” ucap Hae
Sung.
“Saat kita
membicarakan ukuran bayi, dia pasti mirip dengan ibunya.” Ledek Chang Suk.
Mi Sun pura2
ngambek. Tak lama kemudian, Sang Wook dan Seol datang. Sang Wook langsung
menanyakan tentang Hitman yang akan di-remake oleh di Hollywood. Hae Sung
dengan gaya narsisnya mengaku bahwa ia belum menandatangani kontrak. Hae Sung
berkata akan menandatangani kontrak jika pihak sana mau menjadikannya peran
utama.
“Rasanya hangat
dan nyaman seperti biasa.” Ucap Seol.
“Tapi kenapa dia
datang terlambat?” tanya Hae Sung heran.
“Jamie? Dia
bilang dia akan datang lebih awal.” Jawab Chang Suk.
Tak lama
kemudian, Jamie datang bersama So Hye. Hae Sung langsung menyambut So Hye yang
terlihat kelelahan berjalan. Jamie meminta maaf karena datang terlambat. Jamie
mengaku kalau kelas kuliahnya sangat panjang karena para pasien sangat
menyukainya.
Chang Suk lantas
melambaikan tangannya pada Jamie. Jamie membalasnya dengan kerlingan mata.
“Semua orang
sudah di sini. Haruskah kita memulainya sekarang?” tanya Hae Sung.
“Buatlah pose di
sekitar pohon.” Suruh Chang Suk.
“Joon Gi Hyung
sangat suka difoto.” Jawab Hae Sung.
“Ini sangat
bagus. Kita ke sini sekali tahun dan membicarakan tentang dirinya.” Ucap So
Hye.
“Benar. Semua
orang sibuk, jadi kapan lagi kita mendapatkan kesempatan untuk bersama2?” jawab
Sang Wook.
“Kita bertemu
sekali seminggu.” Ucap Seol.
“Apa maksudmu
sekali seminggu. Bisa dibilang setiap hari. Aku merasa bosan.” Jawab Hae Sung.
“Kita bisa pergi
berkendara.” Ucap Mi Sun.
“Aku tahu tempat
yang menyediakan sup ikan paling enak.” Jawab Pil Ho.
“Aku lapar, jadi
ayo kita berfoto lalu pergi.” Ucap So Hye.
“Oke, timer nya
sudah aktif. Ini akan mengambil beberapa foto.” Jawab Chang Suk.
Mereka pun buru2
mengambil pose. Chang Suk terlihat berdiri disamping Jamie.
Kamera lantas
menyorot sebuah pohon yang bertuliskan nama Joon Gi.
Satu per satu,
mereka mulai pamit pada Joon Gi. Dimulai dari Hae Sung. Hae Sung berkata kalau
ia akan datang lagi tahun depan. Disusul oleh Sang Hwa, Seol, Sang Wook, Mi Sun
dan Pil Ho, lalu Jamie yang mengatakan akan datang lagi tahun depan, dan
terakhir Chang Suk.
“Mulai sekarang,
kau adalah adikku.” Ucap Chang Suk ke Joon Gi dengan wajah tersipu malu.
Tinggal lah So
Hye sendirian yang menatap Joon Gi dengan mata berkaca2.
“Hatiku yang
berhenti berdetak hari itu masih berdetak kuat. Sebagian orang mengatakan itu
adalah sebuah keajaiban dan yang lain mengatakan itu sebagai kekuatan cinta.
Tapi aku masih tidak tahu bagaimana dan mengapa aku selamat?” ucap So Hye.
So Hye pun
beranjak pergi…
Kamera lantas
memperlihatkan foto2 So Hye bersama semua sahabatnya yang disusun berbentuk
hati dan ditempel di dinding. So Hye lantas menempelkan foto mereka di
pemakaman Joon Gi.
Kita lalu
mendengar narasi So Hye…
“Karena aku
menjalani hidup bahagia ini dan Tuhan telah mengizinkanku untuk hidup, aku
memutuskan untuk tidak menyerah pada kehidupan yang menyakitkan ini. Meskipun
itu menakutkan dan menyakitkan, apa yang salah dengan itu? Tidak ada berkat
yang lebih menakjubkan melainkan hidup di dunia.”
So Hye dan Sang
Hwa keluar dari lift. Begitu keluar dari lift, mereka langsung disambut oleh
tingkah konyol si bintang top sealam semesta. Hae Sung menutupi wajahnya dengan
sebuah kipas. So Hye tersenyum geli ketika Hae Sung menyingkirkan kipas itu.
“Apa yang kau
pikirkan? Raja yang ada dalam pikiranmu berdiri tepat di hadapanmu.” Ucap Hae
Sung.
“Kenapa kau di
sini? Kau seharusnya berlatih.” Jawab So Hye.
“Omo, apa ini,
istriku? Aku sudah banyak berlatih.” Ucap Hae Sung.
“Kau akan
semakin gugup saat sesi pembacaan naskah. Jadi makan ini.” jawab Sang Hwa.
Sang Hwa lantas
memberikan botol obat. Hae Sung mengambil botol obat itu dengan dua jarinya.
Hae Sung kemudian mengembangkan kipasnya dan mengajak Chang Suk pergi dengan
mata melotot. So Hye tertawa geli melihat tingkah konyol suaminya itu.
Kita lalu
diperlihatkan pada sebuah naskah yang diciptakan So Hye, diproduseri Chang Suk,
ditulis oleh Sang Hwa dan disutradarai oleh Sutrada Yoon. Judul naskah itu,
Sword In The heart.
Asisten
Sutradara mulai bernarasi….
Seo Jin, di atas kuda, melarikan
diri dari istana dengan perasaan panik. Tanpa rasa takut, ia menelusuri hutan
lebat. Dia melihat Un Neon yang memakai pakaian pagi dan melarikan diri. Seo
Jin turun dari kuda dan berteriak hebat.
Hae Sung mulai
berteriak…. tapi teriakannya kelewat kencang membuat tim produksi mulai gemes.
Un Neon berhenti sejenak tapi
terus menangis dan berjalan seolah2 dia tidak mendengarnya.
“Kataku
berhenti!” teriak Hae Sung.
“Kau tidak harus
berteriak seperti itu. Kau harus menambahkan perasaanmu pada dialog itu. Kau
sedang melarang kekasihmu pergi. Kau menghentikannya.” Ucap Sutradara Yoon.
Hae Sung
mencobanya sekali lagi, lagi dan lagi. Tapi hasilnya dia diketawain seisi
ruangan. Sang Hwa stress, sementara So Hye menatap kesal Hae Sung.
“Un Neon berhenti dan Seo Jin
berjalan ke arahnya. Seo Jin berusaha untuk memegang bahu Un Neon dari belakang,
tapi tidak jadi.”
“BERBALIKLAH!”
teriak Hae Sung, membuat So Hye makin stress.
Un Neon menundukkan kepalanya
untuk menyembunyikan air matanya.
“LIHATLAH
MATAKAU!” teriak Hae Sung, membuat So Hye kaget.
“Mata Seo Jin di penuh air mata.”
So Hye melirik
Chang Suk. Chang Suk pun segera menghampiri Hae Sung dan memberikan obat tetes
mata pada Hae Sung. Tapi Hae Sung tidak mau memakainya. Hae Sung mencoba
menangis, tapi bukannya menangis matanya malah melotot.
“INI ADALAH
PERINTAH RAJA, JANGAN MATI!” teriak Hae Sung membaca dialognya.
Tim produksi
makin stress. Hae Sung makin keringat dingin. Hae Sung ingin mencobanya lagi.
So Hye menyuruh Hae Sung berkonsentrasi dan menggunakan feeling. Hae Sung
mengangguk. Hae Sung pun mengingat detik2 So Hye dibawa ke ruang operasi.
Hasilnya?? Air
mata Hae Sung langsung keluar. Hae Sung membuat seisi ruangan terpukau dengan
aktingnya Sutradara Yoon dan Sang Hwa bahkan sampai menangis terharu. Tepuk
tangan pun menggema di setiap sudut ruangan. Chang Suk memberikan selamat pada
Hae Sung. Hae Sung sendiri syok, ia masih tidak percaya aktingnya mampu memukai
semua orang.
Jin Sook sedang
menekan calon artisnya. Ia mengancam pria muda itu dengan sebuah amplop dan
berkata bahwa ia bisa memberikan perlindungan pada pria itu. Jin Sook juga
mengaku bahwa ia bisa mengorbitkan pria itu menjadi popular seperti Hae Sung. Tak
lama kemudian, Hae Sung dan So Hye pun datang. Jin Sook langsung kesal melihat
wajah mereka.
“Aku tidak tahu
apa itu tapi jika kau masih waras sadarlah sekarang. Ingat2lah saran dari
seniormu yang penuh rasa sakit ini.” ucap Hae Sung.
Jin Sook pun
marah. Chang Suk kemudian memperkenalkan dirinya sebagai CEO Hye Sung
Entertainment dan memberikan kartu namanya pada pria muda itu. Setelah itu,
mereka beranjak pergi.
Setelah mereka
pergi, Jin Sook kembali membujuk pria muda itu untuk menandatangani kontrak
tapi pria muda itu menolak dan malah menyusul Hae Sung. Karuan saja, Jin Sook
kesal.
Nyonya Kwak yang
sudah jatuh miskin tampak memasak ramen di dapur. Jin Tae protes karena mereka
makan ramen lagi. Nyonya Kwak mengaku bahwa pergelangan tangannya sakit
sehingga ia tidak bisa mencuci beras. Jin Tae menggerutu. Nyonya Kwak marah.
“Tanganku masih
gemetaran tapi aku tetap memasak untukmu. Kau harusnya berterima kasih. Ada apa
dengan hidupku ini? Kenapa juga aku harus memasak makanan tiga kali sehari
untuk anakku di usia setua ini? Carilah pekerjaan di sebuah firma hukum atau
sesuatu. Biarkan aku mempekerjakan seseorang. Kita bahkan tidak bisa menjual
rumah ini.” cerocos Nyonya Kwak.
“Aku punya harga
diri jadi kenapa aku harus bekerja pada seseorang.” jawab Jin Tae.
Jin Tae kemudian
mengikuti ibunya ke ruang makan seperti anak kecil. Tak lama kemudian, Jin Sook
pulang dan mengeluh karena mereka harus makan ramen lagi. Jin Tae berkata
seharusnya Jin Sook pulang bawa makanan.
“Kau tidak punya
piring? Kenapa harus pakai panci, ini tidak enak dilihat. Apa kau tidak mencuci
piringnya?” tanya Jin Sook.
“Kalau begitu
cucilah piringnya.” Jawab Nyonya Kwak.
“Berikan padaku.”
Ucap Jin Sook, kemudian mengambil tutup panci berisi ramen dari tangan Jin Tae.
Jin Tae protes,
tapi Jin Sook langsung menatap galak sang adik.
“Apa tidak ada
kimchi?” tanya Jin Sook.
“Jalang itu
memakan semua kimchi nya. Yang dijual di pasar tidak bagus. Tidak ada yang
enak.” Jawab Nyonya Kwak.
“Dia sangat
pandai membuat kimchi. Kimchi mustard, kimchi lobak muda.” Ucap Jin Tae.
“Dia itu pembawa
sial, kenapa membicarakannya?” protes Jin Sook, membuat Jin Tae kesal.
Jin Tae pun
beranjak pergi dan mogok makan. Setelah Jin Tae pergi, Jin Sook malah memuji
kimchi mustard buatan Seol. Jin Sook lantas mengambil piring kimchi. Sang ibu
berteriak kesal karena Jin Sook mau menghabiskan semua kimchi nya. Jin Soo pun
akhirnya terpaksa memberikan kimchi itu pada ibunya.
Hae Sung
mengantar So Hye ke lift. Chang Suk tampak membawakan koper So Hye dan juga
tabung oksigen So Hye.
“Milikilah
perjalanan yang aman dan telepon aku sesering mungkin.” ucap Hae Sung.
“Baiklah. Fokus
pada shooting mu selagi aku pergi.” Jawab So Hye.
“Jangan minum teh
dengan laki2 di sana.” Larang Hae Sung.
“Terima kasih
karena sudah mempercayaiku dan mengizinkanku pergi. Aku akan mengambil banyak
foto dan mengirimkannya padamu.” Ucap So Hye.
So Hye pun masuk
ke lift….
Mi Sun, So Hye
dan Seol sudah berada di pesawat. So Hye mencemaskan Mi Sun yang tengah hamil.
Mi Sun pun meyakinkan So Hye kalau ia baik2 saja. Mi Sun lalu mengaku kalau ia
akan menjadi pengawal So Hye selama berada di sana. Seol berteriak, kalau ia
senang bisa liburan ke Uyuni.
So Hye lantas
mengirimi Hae Sung SMS dan berkata kalau pesawatnya sudah mau berangkat.
Tanpa mereka
sadari, Hae Sung, Sang Wook dan Pil Ho duduk di belakang mereka. Mereka duduk
sambil menutupi wajah mereka dengan koran. Ponsel Hae Sung berdering. Hae Sung
pun buru2 mematikan ponselnya.
“Hyung, apa
Chang Suk Hyung benar2 tidak datang?” tanya Sang Wook.
“Dia sibuk
pacaran.” Jawab Hae Sung.
“Dengan siapa?”
tanya Pil Ho antusias.
“Kau tidak tahu?
Jamie…” jawab Hae Sung.
“Kenapa Jamie
mau dengannya?” tanya Pil Ho kaget.
So Hye, Seol dan
Mi Sun melongo karena mendengar suara2 yang mereka kenal. Mereka pun menoleh ke
belakang dan terkejut melihat pria2 mereka duduk santai di belakang. Hae Sung,
Sang Wook dan Pil Ho pun langsung menyembunyikan wajah mereka dibalik koran.
Tawa Mi Sun, Seol dan So Hye pun pecah.
Kini mereka
semua sudah berada di Uyuni… mereka mengabadikan momen2 itu dengan berfoto
bersama.
TAMAT!!!!
Rada kecewa….
Aku kira bakal sad ending, ternyata happy ending….
Jujur, aku lebih
memilih sad ending ketimbang happy ending…. Kenapa?? Karena yang aku lihat Joon
Gi dan So Hye seperti punya ikatan batin….
Ingat saat So
Hye mengalami delirium? So Hye tidak mengenal Hae Sung, tapi ia mengenal Joon
Gi..
Lalu ketika Joon
Gi collaps untuk yang pertama kalinya, So Hye terlihat begitu cemas…..
Ketika Joon Gi
collaps dan jatuh koma, So Hye memimpikan Joon Gi dua kali… Setelah Joon Gi
meninggal, So Hye selalu merasakan kehadiran Joon Gi…
Kalian juga
ingat saat Joon Gi memberikan sebuah novel pada Hae Sung di rumah kaca setelah
Hae Sung mengetahui penyakit So Hye?? Novel itu ditemukan oleh So Hye di rumah
Hae Sung… dan saat So Hye membukanya, ia menemukan pesan2 yang ditulis Joon Gi
tentang obat kanker…
Joon Gi sudah
mempersiapkan semuanya…. ia merangkum catatan2 tentang kesehatan So Hye sebelum
meninggal….
Hadiah terakhir
yang diberikan Joon Gi pada So Hye adalah tiket perjalanan ke Uyuni… tempat
yang paling ingin didatangi So Hye…
Joon Gi selalu
dan selalu bisa membuat So Hye tertawa dan selalu memberikan apapun untuk So
Hye… ditambah lagi mereka memiliki hobi dan pemikiran yang sama… inilah yang
membuat aku lebih memilih sad ending ketimbang happy ending….
Seandainya aku
jadi SW nya, aku akan membuat So Hye meninggal di meja operasi.. Lalu cerita
bergulir ke satu tahun kemudian, dimana Hae Sung sudah bisa menerima kenyataan
tentang kepergian So Hye…
Sang Wook dan
Seol akan aku buat menikah….. Dan Sang Hwa sudah menjadi penulis besar….
Sejak episode
awal, aku sudah bisa menebak bahwa akan terjadi sesuatu pada karakter Joon Gi…
di posternya, Joon Gi hanya berdiri sendirian tanpa pasangan… ditambah setelah
menonton episode kedua, dimana Joon Gi mengaku pada So Hye bahwa dirinya
memiliki kanker paru2, aku sudah curiga kalau Joon Gi nantinya akan meninggal….
Joon Gi membawa
cintanya sampai mati….
Seandainya So
Hye juga dibikin meninggal… menurutku akan lebih baik toh So Hye dan Hae Sung
juga sudah menikah kan???
Tapi overall,
aku memberi 4 jempol untuk drama ini. Drama ini sukses membuatku tertawa
terbahak2 saat melihat konyolnya tingkah Hae Sung dan Chang Suk…. Drama ini
sukses membuatku menangis karena Joon Gi yang cintanya bertepuk sebelah tangan
dan juga karena penyakitnya… drama ini sukses membuatku senyum2 sendiri saat
melihat keromantisan Sang Wook dan Seol….
Dan yang paling
aku suka tentu saja bromance nya Hae Sung dan Joon Gi…
Aku berharap
bisa melihat lagi bromance Joo Sang Wook dan Kim Tae Hoon di drama berikutnya…
Untuk Joo Sang
Wook, aku berharap dia bisa mendapat penghargaan atas acting konyolnya sebagai
Ryoo Hae Sung…
gomawoo sinopsis nyaa... jadi memutuskan untuk nonton drama nyaa karena happy ending... :)
Finghting!!! :)