Jung Woo masih melihat uangnya yang dikirimkan ibu Ji Soo, semuanya ada 500 dolar.Ia berencana memakai uang itu untuk membeli rokok dari Rakun.
Di
ruangannya, Min Ho sedang melihat undangan untuk malam pendukungnya. Ia lalu
meremas undangan itu karena kesal harus bermain anggar di perayaan itu. Ia lalu
keluar dari ruangannya dan termenung melihat Yeon Hee yang sedang membacakan
dongeng untuk Eun Soo.
Flashback…
Min Ho protes
pada sang ayah karena sang ayah akan menikahkan Yeon Hee dengan Seon Ho.Sang
ayah beralasan karena perusahaan mereka sedang tidak baik, jadi Seon Ho harus
menikah dengan Yeon Hee.
“Tidak, aku
tidak akan membiarkan itu terjadi.” Ucap Min Ho.
“CHA MIN HO!”
teriak sang ayah.
“Aku sudah
sabar dengan semua perlakuan ayah padaku selama ini. Aku tidak peduli kau mau
memberikan semuanya pada Seon Ho Hyung. Aku tidak apa-apa, tapi… kau tidak bisa
mengambil Yeon Hee dariku. Yeon Hee adalah... Yeon Hee adalah wanita yang
kucintai, Kau tidak boleh melakukan ini padaku, Ayah!” protes Min Ho.
“Aku tidak
bisa?” tanya CEO Cha, lalu beranjak mendekati Min Ho.
“Baiklah. Lihat
wanita yang kaucintai itu. Setelah itu, baru kuberi kau restu. Tunjukkan kalau
kau… memiliki kemampuan. Dengan begitu, aku bisa.. memberikan Chamyung Grup, Yeon
Hee, dan semuanya padamu.” Ucap CEO Cha.
CEO Cha lalu
mengambil tongkatnya dan memukul Min Ho. Min Ho ketakutan dan berulang kali
minta maaf pada sang ayah. Tapi CEO Cha malah menyebut Min Ho anak yang tidak
berguna. Min Ho terluka.
Saat ia melihat ke pintu, ia terkejut melihat Yeon Hee berdiri di sana. Yeon Hee menatap Min Ho dengan kecewa, lalu beranjak pergi.
Saat ia melihat ke pintu, ia terkejut melihat Yeon Hee berdiri di sana. Yeon Hee menatap Min Ho dengan kecewa, lalu beranjak pergi.
Flashback…
Lamunan
Min Ho pun buyar saat Eun Soo memanggilnya ayah. Min Ho memperlakukan Eun Soo
seperti anak kandungnya sendiri. Yeon Hee menatap Min Ho sejenak, tapi setelah
Eun Soo kembali duduk disampingnya, perhatiannya kembali pada Eun Soo.
“Sekarang
aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil semua dariku, ayah.” batin Min Ho
sambil menatap Yeon Hee dan Eun Soo.
Keesokan
harinya, saat semua tahanan sedang olahraga pagi, Jung Woo mendekati Rakun. Ia
meminta rokok pada Rakun, tapi Rakun menyuruhnya pergi.
“Aku
dengar kau bisa mendapatkan rokok. Atau aku salah informasi? Orang ke-24 yang
tertangkap merokok, mengaku dapat rokok darimu. Aku akan memastikannya pada
petugas sekali lagi.” Ancam Jung Woo.
Jung
Woo lalu beranjak pergi, tapi Rakun kembali memanggilnya.
“Memangnya
kau sanggup membelinya?” tanya Rakun. Jung Woo pun tersenyum puas.
Jung
Woo lalu kembali mendatangi Rakun.
“Sepertinya
orang yang sudah membunuh.. istri dan anaknya ini, sedang ingin merokok.” Ucap
Rakun.
Jung
Woo kesal dan langsung mengepalkan tangannya. Namun ia berusaha meredam
emosinya. Sementara Rakun sedikit takut melihat kepalangan tangan Jung Woo.
“Kau
tahu harganya. 30 dolar per-batang. 500 dolar satu bungkus. Tapi untukmu jadi
dua kali lipat.” Ucap Rakun.
Jung
Woo pun kesal.
“Kalau
kau tidak suka, pergi sana keluar dan merokoklah di sana, Tuan Jaksa. Aku
permisi.” Ucap Rakun, lalu beranjak pergi.
“Aku
akan memberimu sesuatu yang lebih bagus daripada uang.” Jawab Jung Woo.
Cheol
Sik yang menatap Jung Woo dari kejauhan berkata, kau bisa melakukannya, Jaksa
Park Jung Woo.
Eun
Hye mentraktir bibinya minum bir untuk merayakan keberhasilannya diangkat kembali
sebagai pengacara public. Sang bibi protes karena mereka hanya merayakannya
dengan minum bir saja.
“Yang
beli ini memangnya siapa?” tanya Eun Hye.
“Astaga.
Sudah kubilang bergabung saja sana dengan firma hukum,
cari
seorang pria dan menikahlah.” Jawab sang bibi.
“Bibi,
haruskah kita membuat perusahaan perjodohan saja?” tanya Eun Hye.
“Aku
tidak punya uang untuk itu. Sepertinya pemilik toko sandwich yang baru buka itu
masih sendiri.” Jawab bibi.
“Karena
itu kau hanya makan sandwich akhir-akhir ini?” ucap Eun Hye.
Eun
Hye lalu menggoda bibinya dengan bertanya apa pria si pemilik toko itu tampan.
Sang bibi pun meminta Eun Hye berhenti bicara.
Di
kamarnya, Eun Hye mempelajari berkas kasus Jung Woo.
Keesokan
harinya, Eun Hye datang ke kantor Jung Woo. Mi Kyung terkejut melihat kedatangan Eun Hye. Mi Kyung lalu mendekati Eun Hye dan
berbisik, kenapa Eun Hye ke kantornya.
“Aku
ke sini karena mau bertemu denganmu.” Jawab Eun Hye.
“Kantor
jaksa-nya menyenangkan sekali. Ini dulu kantornya Jaksa Park Jung Woo, ya?”
tanya Eun Hye kemudian.
Mi
Kyung menegur Eun Hye dengan berbisik…
“Kenapa
kau menyebut-nyebut itu? Kau bisa sial.” Bisik Mi Kyung.
“Itu
karena aku memutuskan untuk mengambil alih kasusnya.” Jawab Eun Hye sembari
menatap Detektif Go.
Eun
Hye dan Detektif Go kemudian berbicara di taman. Detektif Go ingin tahu kenapa
Eun Hye mencarinya. Eun Hye berkata, ia mendengar Detektif Go sudah bekerja
lama sekali dengan Jung Woo.
“Semua
sudah berlalu.” Jawab Detektif Go.
“Aku
mencoba menemui beberapa kenalannya,tapi mereka semua menghindariku. Sepertinya
kasus ini sangat serius.” Ucap Eun Hye.
“Aku
juga tidak tahu harus mengatakan apa padamu. Aku sudah melupakan semua tentang
dia.” jawab Detektif Go.
“Jaksa
Park Jung Woo kehilangan ingatannya.” Ucap Eun Hye.
“Aku
tahu. Aku sudah mendapat kabar soal itu.” jawab Detektif Go.
Detektif
Go lalu buru2 pergi. Tapi Eun Hye berkata,sudah memeriksa berkas kunjungan Jung
Woo.
“Detektif,
kau bilang kau sudah melupakan semua tentang Jaksa Park. Tapi, kau datang
mengunjunginya baru-baru ini.” ucap Eun Hye.
Detektif
Go berbalik menatap Eun Hye. Eun Hye berdiri dan menatap Detektif Go.
“Kau
tidak percaya padaku, kan? Aku menjadi lawannya di pengadilan beberapa kali saat
dia masih jadi jaksa..tapi aku selalu kalah. Kali ini, aku ingin menang. Minggu
depan adalah hari persidangannya. Mohon beritahu aku kalau kau mengingat
sesuatu.” Ucap Eun Hye.
Eun
Hye lalu memberikan kartu namanya dan beranjak pergi. Setelah Eun Hye pergi,
Detektif Go juga langsung pergi dengan terburu2.
Min
Ho yang sudah berseragam anggar, menunggu di ruangannya dengan gelisah. Min Ho
lalu berdiri dan menatap cermin.
“Hyung,
aku sekarang adalah Cha Seon Ho.” Ucapnya.
Pertandingan
akan segera dimulai. Min Ho dan Lee Chan Young, si juara dunia anggar, naik ke
panggung bersamaan. Di bawah, CEO Cha dan Yeon Hee menontonnya dengan wajah
tegang.
“Bagaimana
keadaan Presdir Cha akhir-akhir ini?” tanya CEO Cha.
“Sudah
lama dia tidak main anggar, sepertinya dia gugup.” Jawab Yeon Hee.
“Mereka
sering bertanding dulu di atas panggung. Tapi setelah hari itu, Min Ho tidak
pernah bisa memegang pedangnya lagi. Aku penasaran.. apakah dia bisa
melakukannya dengan baik hari ini.” ucap CEO Cha, membuat Yeon Hee terkejut.
Detektif
Go datang ke pertandingan itu. Ia menatap Min Ho dengan tajam, sambil mengingat
kata2 Jung Woo.
Flashback…
Saat itu, Jung
Woo dan Cheol Sik dikejar2 orangnya Kim Yong Joo. Untunglah, mereka bisa lolos
karena Detektif Go sudah menunggu dengan mobilnya di tepi jalan. Detektif Go
pun langsung melajukan mobilnya dengan kencang begitu Jung Woo dan Cheol Sik
masuk ke mobil.
“Detektif. Aku
pastikan aku akan menangkapnya.” Ucap Jung Woo.
“Kan sudah kau
tangkap dia.” jawab Detektif Go.
“Bukan yang
ini.” ucap Jung Woo.
“Jadi siapa?”
tanya Detektif Go.
“Cha Min Ho. Aku
masih melakukan beberapa penyelidikan saat ini. Aku akan membicarakannya
denganmu besok.” Jawab Jung Woo.
“Kau masih
mengikutinya ke mana-mana?” tanya Detektif Go.
Jung Woo
mengiyakan.
“Astaga…” ucap
Detektif Go tidak percaya.
Flashback end…
Pertandingan
dimulai. Detektif Go yang mengawasi Min Ho, lagi2 teringat pada Jung Woo, saat
Jung Woo ditangkap dan dibawa ke kantor kejaksaan. Detektif Go terkejut
melihatnya. Jung Woo yang digiring petugas menggeleng penuh arti pada Detektif
Go.
Detektif
Go juga ingat kalau Min Ho takut pada sesuatu yang ujungnya tajam. Pertandingan
terus berlangsung, namun Min Ho mulai sempoyongan saat pedang anggar menusuk
matanya. Min Ho kemudian berbalik, ia melepaskan topengnya, kemudian memakai
kacamatanya dan berusaha menenangkan diri.
Tepat
saat itu, Detektif Go dihubungi seseorang. Ia terkejut, lalu berkata akan
segera ke sana. Detektif Go melangkah menuju pintu keluar. Tepat saat itu, Min
Ho ambruk. Detektif Go terpengarah melihatnya.
Yeon
Hee terkejut dan langsung menatap ke arah CEO Cha. Sementara CEO Cha, dia
menatap Min Ho dengan sangat marah. Entah karena dia kecewa Seon Ho kalah dalam
pertandingan atau dia menyadari Seon Ho yang ada di depannya adalah Min Ho.
Samar2,
Min Ho melihat ayahnya pergi meninggalkan ruangan. Ia memanggil2 ayahnya dengan
suara pelan, sebelum akhirnya jatuh pingsan.
Min
Ho terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di rumah sakit. Yeon Hee yang menungguinya
sejak tadi pun langsung menghampirinya begitu ia terbangun.Min Ho langsung
menanyakan ayahnya.
“Dia
baru saja melihat putra kesayangannya Seon Ho,pingsan. Dia pasti sangat
terkejut. Karena kau sudah sadar, aku akan pergi. Hari ini ulang tahun Eun Soo.”
Ucap Yeon Hee.
“Apa
kau dari tadi ada di sini?” tanya Min Ho.
“Jangan
salah paham. Aku di sini karena orang-orang memperhatikan kita. Kami sudah
bilang pada wartawan kalau kau hanya kelelahan.” Jawab Yeon Hee.
“Yeon
Hee-ya.” panggil Min Ho seraya memegang tangan Yeon Hee. Dan Yeon Hee pun
refleks menarik tangannya.
“Bisakah
kau di sini lebih lama lagi? 6 tahun lalu.. seandainya kita melarikan diri
bersama apa yang akan terjadi, ya? Aku sudah memikirkan soal itu berulang kali.
Seandainya kita melakukan itu tidak akan ada yang terjadi.” Ucap Min Ho.
“Kau
benar. Dan Seon Ho juga tidak akan mati, kan?” sindir Yeon Hee, lalu pergi.
Setelah
Yeon Hee pergi, Min Ho ingat tatapan kemarahan ayahnya.
Min
Ho langsung pergi menemui ayahnya, tapi seketaris sang ayah berkata kalau sang
ayah tidak ada. Min Ho ingin menunggu di dalam, tapi dihalangi seketaris dengan
alasan CEO Cha tak ingin bertemu Min Ho.
Min
Ho marah, apa katamu?
“Maafkan
aku, Daepyeonim.” Ucap seketaris CEO Cha.
CEO
Cha sendiri ada di rumah abu Seon Ho.
“Aku
merindukanmu. Anakku. Seon Ho-ya.” ucap CEO Cha menatap ke lemari kaca dengan
tatapan terluka.
Min
Ho pergi ke kedai ibunya Chan Young. Chan Young pun memperkenalkan Min Ho
sebagai orang yang selalu mendukungnya selama ini. Ibu Chan Young meminta maaf
karena baru bisa mengucapkan rasa terima kasihnya sekarang.
“Chan
Young-ah, kita harus memberinya sesuatu.” Ucap ibunya Chan Young.
Ibu
Chan Young lalu menyuruh Min Ho duduk, tapi Min Ho bilang ia datang untuk
bicara dengan Chan Young. Min Ho mengajak Chan Young bicara di tepi jalan yang
sepi. Setibanya di sana, ia memukuli dan menendang Chan Young. Ia melakukannya
karena Chan Young tidak mau mendengarnya, padahal ia sudah meminta Chan Young
mengalah padanya agar ia memenangkan pertandingan.
“Kenapa
kau tidak mendengarkan aku? Sudah kubilang jangan bermain terlalu keras denganku.”
Ucap Min Ho.
Min
Ho lantas menginjak jari2 Chan Young hingga patah.
“Aku
ragu apa kau bisa main anggar lagi setelah ini. Aku akan tetap mendukungmu. Kau
seharusnya tidak membiarkan ibumu bekerja terlalu keras. Bukalah toko dan
buatlah hidupnya jadi lebih mudah.” Ucap Min Ho lalu pergi.
Setibanya
di mobil, Min Ho mengajak seketaris Seon Ho pergi membeli hadiah ulang tahun
untuk Eun Soo.
Saat
sedang membayar mainannya Eun Soo, Min Ho ditelpon oleh Eun Soo. Eun Soo
menanyakan mainannya. Min Ho berkata, ia akan segera pulang dan memberikan
hadiahnya pada Eun Soo. Selesai membayar, ia bergegas pergi. Namun saat melihat
bon nya, ia baru sadar ia membayar mainan itu atas nama dirinya, bukan Seon Ho.
Ingatan
Min Ho pun melayang saat ia menandatangani surat pengambilan jenazah Seon Ho.
Teringat hal itu, ia langsung menyuruh seketaris Seon Ho pulang duluan dengan
alasan ia mau mengurus sesuatu yang penting di suatu tempat. Detektif Go
mengikuti Min Ho.
Min
Ho pergi ke NFS. Setibanya di sana, ia menghubungi direktur NFS dan meminta
sebuah dokumen. Dokumen yang dimaksud Min Ho adalah surat pengambilan jenazah
Seon Ho yang ada tanda tangannya.
“Aku
ingin sekali langsung ke sana dan membantumu,tapi kami sedang melakukan
investigasi sampai hari ini. Pengunjung dilarang masuk. Jadi, kalau besok
bagaimana?” ucap direktur NFS.
“Baiklah.
Aku mengerti.” Jawab Min Ho.
Usai
berbicara dengan direktur forensic, Min Ho berteriak kesal. Min Ho kemudian
beranjak pergi tanpa menyadari seseorang mengikutinya.
“NFS,
apa dia datang ke sini, ya?” ucap Detektif Go.
Detektif
Go lalu menghubungi petugas NFS.
“Halo.
Aku Detektif Pembunuhan Go dari Kantor Kejaksaaan Pusat. Aku ingin memeriksa
catatan kunjungan kalian. Atas nama Cha Min Ho. Tidak, aku minta maaf. Namanya
adalah Cha Seon Ho. Cha Seon Ho.” Ucap Detektif Go.
“Dia
datang ke sini dua kali tahun lalu pada tanggal 17 dan 18 September.” Jawab
petugas.
“Apa
aku bisa tahu siapa yang dia temui di sana?” tanya Detektif Go.
Adegan
lalu beralih pada Min Ho dan Yeon Hee yang sedang merayakan ulang tahun Eun
Soo. Setelah Eun Soo meniup lilin kue ulang tahun, Min Ho pun memberikan
hadiahnya. Eun Soo terlihat sangat bahagia.
Ponsel
Min Ho tiba2 berbunyi. Orang suruhan Min Ho mengiriminya pesan tentang
seseorang yang meneror Min Ho selama ini. Min Ho langsung membuka emailnya. Dan
ia pun mendapatkan kiriman foto saat Detektif Go menonton pertandingannya juga
foto Detektif Go ada di depan gedung NFS.
“Jadi
itu kau.” ucap Min Ho, lalu menyeringai.
Detektif
Go sendiri sedang melihat artikel tentang kecelakaan ahli forensic. Ia
memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, ia mengambil ponselnya dan hendak
menghubungi Eun Hye tapi entah kenapa ia membatalkannya.
Keesokan
harinya, saat menuju ke lapangan bersama tahanan lain, Jung Woo dipanggil oleh
Rakun. Rakun membawa Jung Woo ke ruangan sepi. Dan di sana, ia memukuli Jung
Woo habis2an. Jung Woo diam saja demi mendapatkan rokok untuk Cheol Sik. Setiap
pukulan dihargai Rakun 10 dollar. Setelah puas memukuli Jung Woo sampai
beberapa kali, Rakun pun memberikan rokok itu ke Jung Woo. *jadi ini toh
sesuatu yang berharga dari uang yang akan ia berikan ke Rakun…
Setelah
mendapatkan rokoknya, Jung Woo langsung menghampiri Cheol Sik yang sudah
menunggunya. Jung Woo diam2 memberikan rokoknya. Cheol Sik mengambilnya dan
menyembunyikannya di dalam kaus kakinya.
“Katakan
padaku.” Pinta Jung Woo.
“Mari
kita lihat apa yang bisa kuberitahukan padamu. Yang ini sepertinya lumayan
bagus.” Jawab Cheol Sik.
Cheol
Sih kemudian menuliskan sebuah kata di atas pasir. 16 K.
“Apa
kau yakin?” tanya Jung Woo.
“Bagaimana
aku bisa tahu? Aku bahkan tidak tahu apa itu maksudnya emas?” jawab Cheol Sik.
"16K.”
Jung Woo mencoba berpikir.
“Aku
pergi dulu.” Bisik Cheol Sik, kemudian menghapus tulisan itu dengan kakinya dan
beranjak pergi.
Kepala
Tahanan yang mengawasi Jung Woo dari jauh merasa curiga dengan kedekatan Jung
Woo dan Cheol Sik. Yang ia tahu, Cheol Sik adalah seseorang yang dijebloskan
Jung Woo ke penjara atas tuduhan pembunuhan. Kepala Tahanan pun memerintahkan
sipir yang membenci Jung Woo menggeledah Cheol Sik.
Melihat
Cheol Sik digeledah, Jung Woo pun melirik tajam ke arah Kepala Tahanan yang
menatapnya dengan seringai lebar. Cheol Sik panic ketika bungkus rokok itu
ditemukan di dalam kaus kakinya. Sipir tersenyum puas melihat bungkus rokok
itu, namun setelah diperiksa, isinya hanyalah sobekan kertas.
“Aku
barusan menemukannya di tanah, jadi kuambil saja. Setidaknya aku ingin sekadar
mencium aroma rokok. Sepertinya ada seorang petugas yang menjatuhkannya. Kau
terlalu kejam.” Ucap Cheol Sik.
Sipir
itu kesal dan langsung memerintahkan anak buahnya menggeledah Jung Woo. Ia
semakin kesal karena tidak ditemukan apapun saat menggeledah Jung Woo. Jung Woo
menatap sipir dengan tatapan penuh kemenangan.
“Sepertinya
Jaksa Park sudah beradaptasi dengan baik di sini.” Ucap Cheol Sik.
Sipir
yang kesal pun menyuruh anak buahnya membawa Jung Woo dan Cheol Sik.
Jung
Woo dan Cheol Sik dibawa ke bangunan paling atas. Mereka disuruh mengikis cat
lantai. Cheol Sik memuji kelihaian Jung Woo. Jung Woo berkata, Cheol Sih
harusnya berterima kasih padanya.
“Di
mana rokok aslinya?” tanya Cheol Sik.
“Di
sini, aku belajar untuk tidak memberikan sesuatu dengan mudahnya. Aku akan
memberikanmu yang asli kali ini. Tapi kau harus memberitahuku satu hal lagi.”
Jawab Jung Woo.
Cheol
Sik mendengus kesal dan memilih berhenti merokok saja.
Hukuman
selesai. Cheol Sik melihat sekelilingnya dan berpikir untuk melarikan diri.
Sementara rekanan Tae Soo, sibuk membicarakan Tae Soo yang tidak masuk kerja.
Jung Woo langsung tahu kemana perginya Tae Soo.
Tae
Soo menggali di mana2 di lokasi tempat Jung Woo menguburkan Ha Yeon, sesuai
yang dibilang Jung Woo kemarin.
Sementara Min Ho mendatangi NFS untuk mengambil dokumennya. Tapi ia tak menemukannya. Petugas lalu memberitahu kalau detektif dari kejaksaan datang mengambil dokumen itu. Sadarlah Min Ho siapa yang mengambil dokumennya.
Detektif
Go sedang dalam perjalanan. Ia membawa dokumen yang dicari2 Min Ho. Detektif Go
tak menyangka kalau Jung Woo selama ini benar soal Min Ho. Detektif Go lalu
teringat ucapan Eun Hye.
“Aku
sudah pernah melawannya di pengadilan sewaktu dia masih jadi jaksa dan aku
selalu kalah. Kali ini, aku ingin menang.” Ucap Eun Hye.
Eun
Hye pergi menemui ibunya Ji Soo. Ia mengaku sebagai pengacaranya Jung Woo dan
ingin menanyakan beberapa hal. Namun tiba2 saja, ia mendapat panggilan dari
Detektif Go. Detektif Go mengajak Eun Hye bertemu… tapi sesuatu terjadi. Eun
Hye cemas karena Detektif Go tidak lagi menjawabnya.
Detektif
Go kecelakaan! Mobilnya terbalik dan ia tersungkur berlumuran darah di
dalamnya. Seseorang berpakaian hitam mengambil dokumen itu dan membawa dokumen
itu pergi. Detektif Go tidak bisa berbuat apa2. Ingatan Detektif Go lalu
melayang ke saat ia mengunjungi Jung Woo di sel.
“Jaksa, apa kau
tidak ingat?” tanya Detektif Go.
“Aku tidak
ingat apa-apa.” Jawab Jung Woo.
“Jaksa. Apa kau
tidak ingat siapa yang akan kau tangkap sebelum insiden terjadi?” tanya
Detektif Go
“Apa aku sedang
berusaha menangkap seseorang?” tanya Jung Woo.
Detektif Go
lalu menempelkan tangannya yang bertuliskan nama Min Ho di kaca.
"Cha Min
Ho?” tanya Jung Woo.
“Kau ingat? Kau
bilang kau akan segera menangkapnya.” Jawab Detektif Go.
“Aku tidak
ingat siapa dia.” ucap Jung Woo.
“Kau bilang
padaku kau akan menangkapnya,tepat sehari sebelum insiden di rumahmu terjadi. Kukira
kau sedang bercanda atau apa. Dan sekarang kau di sini. Sepertinya ada
kemungkinan dia yang merencanakan semuanya.” jawab Detektif Go.
“Cha Min Ho? Kukira
aku bisa mengingat samar-samar apa yang
terjadi sebelum insiden. Kukira aku kehilangan ingatan tentang apa yang terjadi
setelahnya. Ternyata ada hal lain lagi yang sudah kulupakan.” Ucap Jung Woo.
“Kau harus
mengingat apa yang kau temukan waktu itu. Kemudian.. tangkap dia dan bersihkan
namamu.” Jawab Detektif Go.
“Aku akan
berusaha keras untuk mengingat apa yang kutemukan waktu itu.” ucap Jung Woo.
Flashback end…
Detektif
Go akhirnya tak sadarkan diri. Luka yang dialaminya benar2 parah…
Di
selnya, Jung Woo masih memikirkan arti dari 16 K yang ditulisnya.
Tae
Soo masih menggali. Ia telah membuat lubang dimana2, tapi tak menemukan koper
yang berisi Ha Yeon. Tae Soo mulai frustasi. Ia merasa Jung Woo membohonginya
lagi. Tae Soo marah. Ia memukulkan sekopnya ke lubang yang ia gali untuk
melampiaskan amarahnya, namun tiba2 saja ia menemukan sesuatu. Ia menggalinya
dan menemukan koper itu.
Jung
Woo berusaha keras memikirkan arti 16 K. Samar2 ia mendapatkan ingatannya
kembali.
Flashback…
Jung Woo dan Ji
Soo lari2an di dalam rumah mengejar Ha Yeon yang tidak mau mengukur berat
badannya. Jung Woo kemudian mendapatkan Ha Yeon. Jung Woo menggendong Ha Yeon,
lalu berdiri di atas timbangan.
Ia lalu
berbisik pada Ji Soo.
“Berat
badannya, 16 kilo.” Ucap Jung Woo.
Flashback end…
Tae
Soo memberanikan dirinya membuka koper. Ia terkejut melihat isinya. Sementara
Jung Woo mulai sadar maksud 16 K yang ditulisnya adalah ukuran badan Ha Yeon.
Tae Soo menangis histeris sambil memeluk koper itu. Dan Jung Woo memanggil2
nama Ha Yeon.
“Itu
Ha Yeon…” ucapnya menyadari sesuatu.