Jung Woo kembali selnya dan di dalam sel, teman2nya sudah menunggunya dengan wajah penasaran. Milyang bertanya, apa Jung Woo baik2 saja dan mengaku kalau mereka mencemaskan Jung Woo.
“Aku baik-baik saja.” Jawab Jung Woo.
“Tahanan 3866, kehidupan penjaramu benar-benar sangat
dinamis. Walaupun kau sudah dikirim ke ruang hukuman atau ke kantor medis, kau
tetap kembali ke sini. Koneksi macam apa yang kau miliki?” tanya Wooruk.
“Kau baru saja dari kantor medis? Apa ada sesuatu antara kau
dan dokter itu?” tanya Moongchi.
Bangjang pun langsung menggeplak kepala Moongchi.
“Kau harusnya tahu keadaan sebelum membicarakan omong kosong
ini. ucap Bangjang .
“Mana mungkin. Tahanan 3866, katakan padaku kalau itu tidak
benar. Aku jatuh cinta pada dokter itu di pandangan pertama kami. Kau tahu
maksudku.” Ucap Moongchi.
“Jangan bermimpi dan kembali saja ke dunia nyatamu. Dia
adalah milikku.Kau terlalu jelek untuknya.” Jawab Wooruk.
“Apa kau gila? Aku lumayan tampan sebelum aku dipenjara.”
Ucap Moongchi sambil menunjukkan foto dirinya yang tertempel di pintu lemari.
“Aku jauh lebih tampan darimu.” Jawab Wooruk sambil
memperlihatkan fotonya juga.
“Kau kelihatan seperti sampah.” Ucap Moongchi
“Kau lebih buruk lagi.” Balas Wooruk.
“Tidur sajalah sana.” Suruh Bangjang.
“Baiklah.” Jawab Moongchi.
“Lain kali, ayo kita ambil suara untuk menentukan yang lebih baik di antara kita.”
ucap Wooruk.
Disaat semuanya mulai berbaring, Jung Woo diam saja sambil
memikirkan siapa Sung Gyu sebenarnya.
Jennifer mendatangi kantor detektif. Sepertinya ia mau
menyewa detektif untuk menyelidiki Min Ho.
Min Ho sendiri baru mendapatkan email tentang Jennifer.
Di kamar sewanya, Sung Gyu yang duduk di lantai teringat saat
Seok menyuruhnya menyelesaikan tugas dengan benar. Seok berkata, Sung Gyu tidak
perlu cemas soal biaya rumah sakit.
“Kau akan menemukan sebuah koper di tempat yang dijanjikan. Masukkan
anaknya ke dalam koper. Dan semuanya akan selesai.” Ucap Seok.
Keesokan harinya, Sung Gyu membawa Ha Yeon ke gunung. Di gunung itu juga lah tempat Tae Soo menemukann koper yang ternyata kosong. Sung
Gyu rupanya menjanjikan Ha Yeon akan bertemu dengan Jung Woo di gunung itu
sehingga Ha Yeon mau ikut dengannya. Ha Yeon ragu ayahnya ada di sana karena
ayahnya membenci gunung. Ha Yeon kemudian memegang tangan Sung Gyu dan
menyanyikan lagu yang biasa ia nyanyikan. Sung Gyu pun merasa tidak tega.
Flashback end…
Sung Gyu menatap Ha Yeon yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Dengan wajah bingung, ia bertanya2 apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia menyerahkan diri.Sung Gyu lalu menekuk wajahnya dan berkata itu semua membuatnya gila.
Sung Gyu menatap Ha Yeon yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Dengan wajah bingung, ia bertanya2 apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia menyerahkan diri.Sung Gyu lalu menekuk wajahnya dan berkata itu semua membuatnya gila.
Di sel, Wooruk yang sudah kebelet menyuruh Moongchi segera
keluar dari toilet. Moongchi pun meminta Wooruk sedikit bersabar. Sementara
Jung Woo menatap keluar sambil memikirkan sesuatu. Bangjang asyik membaca dan
Milyang menjahit.
Tak lama kemudian, Moongchi keluar dan Bangjang pun bertanya
kenapa Moongchi memasang koyo di dalam toilet.
“Ini hanya masalah etika.” Jawab Moongchi sambil
mengancingkan seragamnya.
“Tapi kau mandi telanjang dengan kami semua.” Ucap Bangjang.
“Kalau mandi kan memang harus telanjang.” Jawab Moongchi.
“Moongchi, kenapa kau meletakkan koyo di perutmu? Apa itu
bisa menyembuhkan sakit perut?” tanya Milyang.
“Tentu. Bisa membantu pencernaan juga.” jawab Moongchi sambil
menunjukkan koyo di perutnya.
“Membantu pencernaan? Kedengarannya sangat mencurigakan.”
Ucap Wooruk.
“Kau selalu mencurigai banyak hal.Tahanan 3866 mencurigakan. Aku
benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak pernah
menjawab.” Jawab Moongchi.
Moongchi lalu mengajak mereka keluar untuk berolahraga.
“Hari ini dingin sekali.Tidak bisakah aku istirahat saja di
dalam sel? Kita tidak bisa sering-sering olahraga di cuaca seperti ini.” jawab Bangjang.
“Kita harus rajin olahraga demi menjaga bentuk tubuh.” Ucap
Moongchi.
“Pak Tua, ini dingin. Pastikan kau memakai hadiah yang
kuberikan di hari ulang tahunmu itu.” ucap Moongchi.
“Aku sudah memakainya.” Jawab Milyang sambil memamerkan
penutup telinganya.
“Kau kelihatan cantik.” Puji Bangjang.
Tak lama, Wooruk membuka pintu toilet dan menyuruh Moongchi
mengambil pakaiannya. Bangjang menutup hidungnya dan menyuruh Bangjang menutup
pintu.
“Kau buang air di celanamu?” tanya Moongchi sambil tertawa
geli.
“Akan kubunuh kau.” balas Wooruk.
Bibi Eun Hye masuk ke kamar Eun Hye dan menemukan Eun Hye
yang ketiduran di meja. Bibi pun penasaran apa yang dilakukan Eun Hye sepanjang
malam. Bibi kemudian membereskan berkas2 Eun Hye yang beserak di lantai. Tanpa
sengaja, bibi melihat skema kasus Jung Woo yang ditempel Eun Hye di dinding.
“Benar-benar belum berakhir.Memang sepertinya tidak akan berakhir.”
Ucap sang bibi.
Dalam tidurnya, Eun Hye mengigau…
“Tunggu sebentar lagi, Park Jung Woo-ssi.”
Para tahanan asyik bermain bola di halaman. Jung Woo seperti
biasa duduk di tepi lapangan memikirkan masalahnya.
“Aku harus menjadi pelaku kriminal.” Ucap Jung Woo.
Dan
flashback… Jung Woo baru kembali ke rumahnya setelah menguburkan koper kosong
Ha Yeon. Jung Woo pun mendekati tubuh Ji Soo yang sudah tidak bernyawa itu.
Tangisnya kembali pecah.
“Ji Soo-ya.
Ji Soo-ya… Aku minta maaf, Ji Soo-ya.” ucap Jung Woo.
Jung Woo
pun teringat kata2 si pembunuh kalau ia harus ditangkap sebagai pelaku
pembunuhan Ji Soo kalau mau Ha Yeon selamat. Jung Woo yang tak punya pilihan
lain, mengambil pisau dapur dan mengelap pisau itu dengan baju Ji Soo yang
masih berlumuran darah.
“Ji Soo-ya,
aku minta maaf. Maafkan aku.” tangis Jung Woo.
Jung Woo
lalu mengepel lantai untuk membersihkan jejak si pelaku. Jung Woo kemudian
membakar foto2nya bersama Ji Soo dan Ha Yeon di dalam kamar. Kata2 si pembunuh pun
kembali terngiang di telinganya.
“Bilang
saja pada mereka kau memergoki istrimu berselingkuh.” Suruh si pembunuh.
Jung Woo
pun meletakkan foto Ji Soo yang bertemu seorang pria di lantai.
Flashback
end…
Jung Woo lalu memandangi sekeliling penjara. Ia berencana
untuk kabur.
Kata2nya pada Eun Hye pun kembali berputar di benaknya.
Flashback…
Jung Woo yang baru sadar dari pingsannya, langsung ditemui Eun Hye. Eun Hye
berkata, ini terlalu berbahaya. Jung Woo bilang, Ha Yeon masih hidup. Eun Hye
pun hanya bisa menghela napas.
“Mari
kita ajukan banding. Akan butuh waktu berbulan-bulan. Tidak ada jaminan aku
bisa menang.Semua bukti sudah jelas. Aku bahkan sudah mengakui semuanya.Aku
sudah divonis mati. Siapa lagi yang akan percaya padaku?” tanya Jung Woo.
Eun Hye
terdiam.
“Apa kau
bahkan percaya padaku, Seo Eun Hye-ssi?” tanya Jung Woo.
“Aku
percaya.” Jawab Eun Hye. Eun Hye lalu menanyakan pertanyaan yang sama.
Tangis
Jung Woo mengalir.
“Makanya
kau menceritakan semua ini padaku. Kita harus mengajukan banding, tidak peduli
bagaimanapun caranya. Kita butuh sedikit waktu untuk melakukannya.” Ucap Eun
Hye.
Flashback
end…
“Aku tidak punya banyak waktu.” Batin Jung Woo.
Deputi Jaksa menerobos masuk ke ruangan Joon Hyuk.
“Apa kau masih belum selesai? Pencarian. Apakah kau sudah
menyelesaikannya? Ini tentang anaknya Jung Woo.” Ucap Deputi Jaksa.
“Aku harus menemukannya sebelum aku pergi.” Jawab Joon Hyuk.
“Kau sedang ada di bawah penilaian.” Ucap Deputi Jaksa.
Joon Hyuk kaget, apa?
“Kau dinominasikan untuk Penghargaan Jaksa.” Ucap Deputi
Jaksa.
“Aku?” tanya Joon Hyuk kaget.
“Tapi kasus ini masih belum selesai juga. Kau sebentar lagi
juga akan berangkat ke luar negeri. Ini benar-benar membuat frustasi.” Jawab
Deputi Jaksa.
Jung Woo sedang memeriksa jendela dan ventilasi. Tak lama,
terdengar suara Milyang. Milyang bertanya apa Jung Woo mau kabur.
“Oh, tidak. Aku hanya sedang tidak bisa tidur.” Ucap Jung
Woo.
“Kau sudah mencoba kabur sebelumnya. Sebelum kau kehilangan
ingatanmu.” Jawab Milyang.
“Apakah aku sudah pernah mencoba kabur?” tanya Jung Woo.
“Ada seorang ahli melarikan diri di sini. Dia sangat suka
merokok. Sangat suka merokok.” Jawab Milyang.
Moongchi tiba2 saja bangun.
“Seorang ahli melarikan diri? Kenapa kau tidak pernah bilang
padaku?” tanya Moongchi.
Milyang menatap Moongchi dengan seksama. Ia kemudian memukul
pelan lengan Moongchi dan Moongchi kembali tertidur.Milyang pun kembali tidur.
“Apakah aku pernah mencoba melarikan diri?” Jung Woo
bertanya2.
Keesokan harinya, para tahanan digiring ke lapangan untuk
olahraga. Jung Woo berjalan di tepi lapangan. Seorang tahanan bernomor 2460 tiduran
di tepi lapangan. Jung Woo pun langsung menghentikan langkahnya melihat nomor
tahanan itu. Kata2 Milyang terngiang di telinganya.
“Nomor
tahanannya adalah 2460.” Ucap Milyang.
Jung Woo lantas mendekati tahanan 2460 itu. Si tahanan 2460
yang sedang berbaring sambil menutup matanya dengan topi, langsung berkata akan
sulit bagi Jung Woo untuk melarikan diri.
“Apa?” kaget Jung Woo.
“Jangan kaget. Kau bukan satu-satunya orang yang datang menemuiku.
Tempat ini terlalu kecil. Maksudku penjara ini. Dan juga terlalu tua.” Ucap
tahanan itu.
Tahanan itu kemudian duduk dan memasang topinya dengan benar.
Dia adalah Lee Deok Hwa, aktor senior. Dia yang jadi ayahnya Ji Sung di Secret
Love.
“Tempat ini terlalu kecil. Dan tidak ada tempat yang bebas
dari CCTV.” Ucap tahanan 2460.
“Lalu…?” tanya Jung Woo.
“Apa kau tahu apa yang paling susah untuk ditipu? Kamera
CCTV? Bukan.” jawab tahanan 2460, lalu meminta rokok dari Jung Woo.
Jung Woo diam2 memberikan rokok itu.
“Mata manusia. Mereka bisa membaca emosi.Tempat ini punya
mata semacam itu. Tidak seperti kamera CCTV,kita tidak tahu ke mana mereka
melihat. Susah sekali menipu mereka.” Ucap tahanan 2460 sambil menunjuk dua
pengawas di menara.
“Kita juga masih punya menara pengawas di penjara Woljeong
ini. Kita benar-benar tidak beruntung.Kau mau tahu bagaimana caranya kau bisa
keluar dari sini?” tanya tahanan 2460.
Jung Woo mengangguk. Tahanan 2460 lagi2 meminta rokok.Tapi
setelah diberi rokok, dia bilang tidak ada jalan keluar. Jung Woo langsung
menatapnya tajam.
“Dengan instingmu, kau harusnya tahu itu. Kalau aku tahu ada
jalan keluar, kenapa aku masih di sini?” ucapnya.
“Apa kau bercanda? Kau adalah rajanya melarikan diri.” Jawab
Jung Woo.
“Dulu iya. Sudah lama sekali.” Ucap tahanan itu.
Jung Woo terdiam. Tahanan itu kemudian berkata lagi…
“Tapi aku pikir mungkin saja ada jalan keluar untukmu dari di
sini.”
Tahanan itu kembali meminta rokok, tapi Jung Woo tidak mau
memberikannya sebelum tahanan itu memberitahunya jalan keluar melarikan diri.
“Apakah kau selalu ditipu orang sepanjang hidupmu?” tanya
tahanan itu.
Jung Woo pun terpaksa memberikan tahanan itu rokok lagi.
“Kau sudah tahu caranya.” Ucap tahanan itu.
“Apa yang kau bicarakan?” sewot Jung Woo.
“Coba kau pikirkan. Apakah 3 dikali 8 hasilnya 18? Bukan,
hasilnya adalah 24.” Jawab tahanan itu lalu pergi.
Cheol Sik berpapasan dengan tahanan itu. Setelah tahanan itu
pergi, Cheol Sik langsung mendekati Jung Woo.
“Apa yang sedang kau rencanakan? Hei. Ayolah, kita kan ada di
posisi yang sama.” Bujuk Cheol Sik.
Jung Woo diam saja.
“Astaga. Kau mau begini, ya? Kau kira aku tidak bisa menukar
selku kalau tidak dengan bantuanmu?” tanya Cheol Sik.
Jung Woo diam saja dan beranjak pergi. Setelah Jung Woo
pergi, Cheol Sik mendekati Kepala Keamanan. Ia membisikkan sesuatu pada Kepala
Keamanan.
Jennifer menemui seorang pria. Pria itu memberikan dokumen
yang diminta Jennifer. Setelah membayar lunas pria itu, Jennifer beranjak
pergi. Setelah Jennifer pergi, Seok mendekati pria itu dan memberikan pria itu
uang serta berterima kasih atas kerja sama pria itu.
Di mobil, Jennifer melihat dokumen yang ternyata rekam medis
Min Ho. Di rekam medis itu tertulis, kalau Min Ho benar2 kehilangan ingatan
akibat syok karena kematian anggota keluarga. Jennifer terkejut.
“Apa dia memang Seon Ho?” pikirnya.
Jennifer yang baru kembali ke kamarnya terkejut melihat Min
Ho sudah duduk menunggunya di sana. Min Ho mendekati Jennifer dan memeluk
Jennifer. Min Ho mengaku bahwa ia sudah mengingat siapa teman terdekatnya.
Jennifer berusaha melepaskan pelukan Min Ho, tapi Min Ho malah mencium bibirnya
membuat ia terdiam.
“Ayo pergi dari sini.” Ajak Min Ho.
Min Ho mengajak Jennifer ke sebuah villa yang biasa didatangi
Jennifer bersama Seon Ho. Min Ho mengetahui villa itu dari Seok.
“Masih sama seperti tahun lalu, ya? Aku bahkan tidak punya
waktu untuk mengurusnya.” Ucap Min Ho.
Min Ho lalu mengajak Jennifer masuk ke dalam. Jennifer pun semakin bingung pria yang di hadapannya ini memang Seon Ho atau Min Ho.
Jung Woo seperti biasa, masih terjaga di saat tahanan lain
sudah tidur. Jung Woo memikirkan kata2 tahanan 2406 tadi kalau ia sudah tahu
jalan keluar untuk melarikan diri dari penjara. Jung Woo lantas membaca berkas
bandingnya. Ia pun terkejut karena menyadari sesuatu.
Keesokan harinya, kita melihat Jennifer yang seranjang dengan
Min Ho. Jennifer terbangun dan tersenyum melihat Min Ho yang masih tidur.
Jennifer kemudian ingat bahwa Seon Ho punya bekasluka di bagian dada. Jennifer
pun memeriksanya. Dan benar saja, memang ada luka di sana. Tapi Jennifer masih
belum sepenuhnya percaya. Ia mau menyentuh luka itu, tapi tiba2 saja Min Ho
terbangun dan memegang tangannya.
“Kau sudah bangun?” tanya Min Ho sambil tersenyum.
“Apa kau tidur nyenyak, Seon Ho-ya?” tanya Jennifer.
Min Ho mengangguk. Jennifer lantas turun dari kasurnya.
“Aku menunggumu diluar.” Ucap Jennifer lalu pergi.
Setelah Jennifer pergi, Min Ho teringat saat ia memeriksa mayat
Seon Ho. Disana, ia melihat luka di dada Seon Ho.
“Dia masih belum percaya aku ini Seon Ho?” gumamnya sambil
menatap kepergian Jennifer.
Min Ho mendekati Jennifer yang berdiri di depan jendela
sambil menegak wine. Jennifer langsung tersenyum setelah Min Ho datang dan
berkata saljunya turun sepanjang malam.
“Kau akan kembali besok, kan?” tanya Min Ho. Jennifer
mengangguk.
“Aku sangat merindukanmu.” Ucap Min Ho.
“Kau mau minum wine?” tanya Jennifer.
“Kedengarannya bagus.” Jawab Min Ho.
Jennifer menuangkan wine putih ke dalam gelas dengan wajah
curiga. Jennifer kemudian memberikan senyumnya saat memberikan wine itu ke Min
Ho.
“Ini adalah wine Bordeaux kesukaanmu.” Ucap Jennifer.
“Terima kasih.” Jawab Min Ho, lalu meminum wine itu.
Jennifer lalu memeluk Min Ho dari belakang. Saat memeluk Min
Ho, ia memegang lengan Min Ho dan menyadari sesuatu. Jennifer lalu meminta Min
Ho menunggunya sebentar.
Di belakang, Jennifer memencet nomor Yeon Hee dengan tangan
gemetar. Saat Min Ho menatapnya, Jennifer pun langsung meletakkan ponselnya
kembali di atas meja dan mengambil gelas. Min Ho mendekati Jennifer, itu
membuat Jennifer ketakutan.
Jennifer berusaha tersenyum untuk menyembunyikan
ketakutannya. Ia menawari Min Ho wine putih lagi. Min Ho mengangguk. Jennifer
menuangkan wine putih itu ke gelas dengan tangan gemetaran.
“Kau tahu adikku tidak suka wine putih. Kau tahu itu, kan?”
tanya Min Ho.
Jennifer semakin ketakutan. Jennifer berusaha menjelaskan,
namun tepat saat itu, Min Ho memukul kepalanya dengan keras. Jennifer langsung
tersungkur dengan kepala bersimbah darah. Darah itu bahkan terpercik ke
wajahnya. Setelah itu, kita melihat nama Yeon Hee di layar ponsel Jennifer.
Rupanya Jennifer sempat menghubungi nomor Yeon Hee.
Rupanya Jennifer sempat menghubungi nomor Yeon Hee.
Seok melajukan mobilnya dengan kencang.
Kembali ke Min Ho yang berjalan ke arah danau sembari
memegang benda yang digunakannya untuk memukul Jennifer.
Eun Hye mondar mandir menunggu Jung Woo. Tak lama kemudian,
Jung Woo datang dan Eun Hye langsung menanyakan rencana Jung Woo.
“Vonismu akan ditetapkan. Kau akan dibawa ke tempat eksekusi.”
Ucap Eun Hye.
“Aku akan keluar dari sini.” Jawab Jung Woo.
“Kau harusnya mengajukan banding.” Ucap Eun Hye.
“Aku akan dipindahkan dari sini.” Jawab Jung Woo.
Eun Hye kaget, apa? Dipindahkan ke penjara lain?
“Kalau vonisku sudah final aku akan dipindahkan ke rutan yang
ada ruang eksekusinya. Setelah aku sampai di sana, aku yakin aku akan menemukan
cara keluar dari penjara.” Jawab Jung Woo.
“Maksudmu kau mau melarikan diri? Apa kau sudah kehilangan akalmu?”
protes Eun Hye.
“Hanya ini satu-satunya cara.” Jawab Jung Woo.
Tae Soo kembali ke ruangannya. Di sana dua rekanya sudah
menunggu. Dua rekan Tae Soo menatap Tae Soo dengan wajah iba. Rekan Tae Soo
memberitahu Tae Soo bahwa Jung Woo sudah menyerah dan tidak akan melakukan
banding. Rekan Tae Soo lalu memberikan seragam baru Jung Woo. Tae Soo sedikit
terkejut.
Tae Soo langsung menemui Jung Woo. Ia ingin tahu apa rencana
Jung Woo sebenarnya, karena Jung Woo tiba2 tidak ingin melakukan banding setelah
membuat kerusuhan.
“Apa kau mengakui kesalahanmu?” tanya Tae Soo sambil
memberikan seragam baru Jung Woo.
Jung Woo diam saja sembari menerima seragam barunya.
“Ji Soo Noona pasti akan senang.” Ucap Tae Soo sedih.
“Aku minta maaf, Tae Soo-ya.” jawab Jung Woo.
“Mulai sekarang panggil aku petugas Yoon.” Ucap Tae Soo.
Tae Soo mengantar Jung Woo ke sel. Teman2 satu sel Jung Woo
langsung heboh melihat Jung Woo yang mengenakan seragam barunya. Bangjang yang
paling terkejut. Ia ingin tahu apa Jung Woo sudah menyerah dan tidak akan
melakukan banding.
“Tidak.” Jawab Jung Woo.
Min Ho minum2 di depan jasad Jennifer. Tak lama, Seok datang.
Min Ho memberitahu Seok kalau Yeon Hee mendengar semuanya. Seok lantas menyuruh
Min Ho pergi dan berkata ia yang akan mengurus jasad Jennifer. Min Ho kemudian
menghubungi seketaris Seon Ho dan memintanya datang.
Min Ho kembali ke mobil dengan sedikit terguncang. Seketaris
Seon Ho mencemaskan Min Ho. Min Ho yang mencemaskan Yeon Hee meminta bantuan
seketaris Seon Ho mencari Yeon Hee.
Yeon Hee sendiri tengah minum2 dengan tangis berlinang.
Tak lama, Min Ho datang ke tempat Yeon Hee minum2 tadi namun
ia mendapati meja yang tadi diduduki Yeon Hee sudah kosong.
Yeon Hee melajukan mobilnya dengan kencang. Ia terlihat
sangat terpukul. Yeon Hee terus menangis, tak lama kemudian ia terkejut karena
menabrak seorang pejalan kaki. Yeon Hee menangis di mobilnya. Tak lama
kemudian, Min Ho datang.
“Katakan padaku aku salah dengar. Kumohon! Kau harus bilang
padaku kalau apa yang kudengar itu salah!” tangis Yeon Hee.
“Kau benar. Kau salah dengar.” Jawab Min Ho menenangkan Yeon
Hee.
“Benar. Aku pasti salah dengar. Aku pasti salah dengar.” Ucap
Yeon Hee.
Yeon Hee lalu menyadari kalau ia habis menabrak orang. Yeon
Hee pun memberitahu Min Ho. Min Ho terkejut dan melihat ke arah pejalan kaki
yang tergeletak di depan mereka. Min Ho langsung menyuruh Yeon Hee pergi. Yeon
Hee terkejut.
“Cepat. Eun Soo sudah menunggumu di rumah.” Ucap Min Ho.
Yeon Hee pun turun. Setelah Yeon Hee turun, Min Ho langsung
masuk ke mobil Yeon Hee dan melajukan mobil Yeon Hee.
Kepala Choi menemui Joon Hyuk karena mendengar Jung Woo yang
sudah menyerah dan tidak mau melakukan banding. Joon Hyuk berkata, kalau ia
juga sudah mendengarnya. Kepala Choi ingin tahu apa Joon Hyuk juga akan
menyerah mencari Ha Yeon. Joon Hyuk hanya bisa minta maaf.
“Seandainya Jung Woo jadi jaksamu, dia tidak akan mengakhiri
semuanya dengan cara ini. Kau tahu itu, kan? Tidak akan pernah!” ucap Kepala
Choi, lalu beranjak pergi dengan wajah kecewa.
Deputi Jaksa datang menemui Joon Hyuk. Deputi Jaksa memuji
Joon Hyuk yang sangat bersemangat karena nominasi penghargaan itu.
“Aku mau kau menyelesaikan semua ini sebelum kau berangkat
ke Amerika. Ada masalah sedikit dengan
Presdir Cha. Kau tahu maksudku, kan?” Tanya Deputi Jaksa kemudian.
Deputi Jaksa memberikan berkas pada Joon Hyuk. Joon Hyuk
membukanya. Dan berkas itu, berkas kasus tabrak lari dimana Min Ho menjadi
tersangkanya.
Min Ho duduk di ruang interogasi jaksa sambil memikirkan apa
yang dikatakan Sung Gyu pada Jung Woo hingga membuat Jung Woo pingsan. Tak
lama, Min Ho diberitahu Seok tentang Jung Woo yang tidak akan naik banding. Min
Ho terkejut, ia penasaran apa rencana Jung Woo.
Tak lama kemudian, Joon Hyuk datang menemui Min Ho. Min Ho
menatap Joon Hyuk penuh arti.
Joon Hyuk kembali ke ruangannya. Tak lama, Deputi Jaksa
datang. Ia marah2, bahkan sampai menampar Joon Hyuk karena Joon Hyuk
menjebloskan Min Ho ke penjara.
“Presdir Cha memintaku untuk memasukkan dia ke penjara.” Ucap
Joon Hyuk.
Deputi Jaksa terkejut.
Min Ho dibawa ke penjara dengan bus tahanan.
“Park Jung Woo sudah menyerah dengan sidang bandingnya. Bisakah
aku bunuh dia saja sekarang? Karena sekarang sidang kasusnya sudah berakhir siapa
yang akan peduli dia hidup atau mati?” batin Min Ho.
Astaga, Min Ho berencana membunuh Jung Woo.
Jung Woo lagi2 menatap keluar jendela. Teman2 satu selnya pun
bingung karena Jung Woo jadi pendiam akhir2 ini. Sementara Jung Woo, berkata
dalam hatinya kalau ia akan segera datang menjemput Ha Yeon.
Setibanya di rutan, Min Ho yang sudah mengenakan seragam
penjara langsung menemui Kepala Tahanan.
“Melegakan sekali karena kau masuk ke rutan ini. Aku sudah
meminta mereka menyiapkan sel tunggal untukmu.” Ucap Kepala Tahanan.
Di selnya, Cheol Sik sedang beberes. Teman satu sel Cheol Sik
lantas meminta tisu toilet pada Cheol Sik. Tapi Cheol Sik malah bersikap
menantang karena sadar akan pindah sel. Tak lama, petugas datang dan membuka
pintu sel. Cheol Sik makin mengolok2 temannya itu. Tapi tiba2 saja, petugas
menutup pintu selnya lagi setelah menerima perintah lewat walkie talkie nya.
Cheol Sik langsung terdiam. Teman2 satu sel Cheol Sik mendekati Cheol Sik
dengan wajah puas.
Jung Woo akhirnya ingat wajah si pelaku. Dalam ingatannya, ia
melihat Min Ho yang berjalan ke arahnya sambil memegang pisau. Jung Woo syok.
Tak lama setelah itu, Min Ho dibawa masuk ke sel Jung Woo.
Min Ho tersenyum licik menatap Jung Woo sementara Jung Woo menatap Min Ho
dengan emosi. Namun, tiba2 saja Jung Woo tersenyum pada Min Ho.