Kepala Sipir kembali ke lapas. Ia berjalan menuju ruangannya sambil bernyanyi, namun saat tiba di sana, ia terkejut melihat pintu ruangannya sudah terbuka dan kaca pintunya pecah. Ia pun langsung teriak marah memanggil petugas.
Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi berhenti berlari begitu mendengar suara petugas. Mereka menoleh dan melihat Tae Soo yang menahan ujung senjata Kepala Keamanan. Cheol Sik dan Moongchi panik. Mereka menanti keputusan Jung Woo apa yang harus mereka lakukan. Jung Woo terdiam sejenak melihat usaha adik iparnya. Tak lama kemudian, Jung Woo mengajak Cheol Sik dan Moongchi lari.
Sirine pun
berbunyi. Wooruk panic, ia yakin Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi sudah
tertangkap. Bangjang menyuruh Wooruk diam karena takut ucapan Wooruk menjadi kenyataan.
Bangjang lalu bertanya pada Milyang, apa mereka tertangkap.
"Kalau
mereka tertangkap, sirine-nya tidak mungkin mati." jawab Milyang.
"Mereka
tidak akan punya kesempatan berjalan
menuju stasiun." ucap
Wooruk cemas.
"Aku
yakin Tahanan 3866 akan melakukannya
dengan baik." jawab
Bangjang.
"Kuharap
begitu." ucap
Milyang.
Petugas
langsung menuju sel Jung Woo. Mendengar langkah petugas yang semakin dekat
menuju sel mereka, Bangjang cs pun pura2 tidur. Tak lama, petugas datang dan
mereka menemukan kasur yang digambari peta woljeong. Bangjang cs pun pura2
terkejut dengan kaburnya Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi.
Para petugas
pun langsung bergerak memburu Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik.
Sementara
itu, Tae Soo dimarahi Kepala Park. Tapi
setelahnya, ia tersadar kalau itu bukan saatnya untuk marah2. Kepala Park
lantas berusaha menyembunyikan tali yang digunakan Jung Woo cs untuk kabur
karena tidak mau ambil resiko. Namun tiba2 saja, ia mendapat perintah dari
Kepala Sipir untuk mencari tahanan yang kabur.
Jung Woo,
Cheol Sik dan Moongchi berlari menyusuri jembatan. Moongchi yang sudah tak kuat
lagi, menjatuhkan tubuhnya ke aspal. Jung Woo mengajak mereka menyebar. Menurut
Jung Woo, kalau mereka lari bertiga, resiko tertangkap akan menjadi besar.
Moongchi setuju dengan ide Jung Woo. Cheol Sik bertanya, dimana mereka harus
bertemu nanti. Apakah di stasiun kereta?
"Sudah
terlambat untuk ke stasiun sekarang. Di
dekat stasiun kau akan menemukan Pabrik
Woljeong. Aku
tahu ada truk yang meninggalkan pabrik
dini hari. Mari bertemu di sana." jawab Jung Woo.
Jung Woo berlari masuk ke hutan. Di belakang,
para petugas menyisir hutan dengan mengikutsertakan anjing pelacak. Jung Woo
sempat jatuh berguling, tapi setelahnya ia berdiri dan kembali berlari. Ia
terus berlari hingga akhirnya ia berhasil mencapai jalan raya. Jung Woo
berhenti berlari ketika dirinya tiba di jembatan.
Namun sial, ada mobil polisi yang terpakir di
tepi jembatan. Tak lama kemudian, Jung Woo mendengar suara polisi yang menyuruh
angkat tangan dari belakang. Jung Woo menoleh. Seorang polisi lalu lintas
mendekati Jung Woo sembari menodongkan pistolnya pada Jung Woo. Saat dilihat
lebih dekat, si polisi lalu lintas itu gemetaran menodongkan pistolnya. Jung
Woo pun mencoba memanfaatkan ketakutan si polisi.
“Tenanglah. Ini bukan masalah besar.Tenanglah.”
ucap Jung Woo.
“Aku mendengar suara sirine.” Jawab si polisi
lalin.
“Tidak masalah. Semua akan baik-baik saja.”
Ucap Jung Woo hendak mendekati si polisi lalin.
Polisi lalin langsung teriak, jangan
mendekat!
Sementara itu, Cheol Sik dan Moongchi berhasil
mencapai bangunan sekolah yang sudah tidak dipakai. Moongchi berjanji akan
mentraktir Cheol Sik habis2an kalau mereka berhasil lolos. Cheol Sik mengajak
Moongchi ke bar. Moongchi berkata, tentu saja ke bar, kalau tidak kemana lagi.
Namun langkah mereka seketika terhenti saat mendengar suara tembakan. Mereka
pun bergegas sembunyi.
Sementara Petugas Kim yang mendengar suara
tembakan, langsung berteriak memberitahu rekan2nya. Apa yang terjadi? Suara
tembakan itu ternyata berasal dari pistol milik si polisi lalin. Kita melihat
Jung Woo yang tidak sadarkan diri. Melihat Jung Woo yang tak sadarkan diri,
polisi lalin pun berusaha mengecek keadaan Jung Woo. Tepat saat itu, Jung Woo
membuka matanya dan berhasil menyergap si polisi lalin. Jung Woo memborgol tangan
si polisi lalin, lalu pergi.
Tak lama, rekan si petugas lalin itu pun
datang. Ternyata si petugas lalin itu adalah polisi baru. Rekan si polisi baru
itu pun langsung melepaskan borgol si polisi baru. Kemudian, petugas dari lapas
datang dan menanyakan kemana arah tahanannya kabur. Si polisi baru pun
menunjukkan kemana Jung Woo lari. Sementara rekan si polisi baru
terheran-heran.
Moongchi dan Cheol Sik sudah berada di dalam
sekolah. Moongchi cemas kalau2 Jung Woo tertembak. Cheol Sik pun kesal dan menyuruh
Moongchi berhenti memikirkan yang tidak2. Mereka lalu menemukan kardus yang
diletakkan Eun Hye sebelumnya di tempat itu yang berisi beberapa pakaian dan
sepatu. Tapi tak lama, Cheol Sik mendengar sesuatu dan menyuruh Moongchi diam.
Diluar, petugas lapas sudah tiba di depan
bangunan sekolah. Dipimpin Petugas Park, mereka menyisir bangunan sekolah itu.
Petugas Park masuk ke dalam salah satu kelas tempat Moongchi dan Cheol Sik
berada tadi. Petugas Park menyinari setiap sudut, sampai akhirnya ia menemukan
sepatu diantara tumpukan2 sampah di lantai kelas itu.
Kepala Park pun yakin buruannya ada di dalam bangunan sekolah itu, karena itulah ia berusaha menjebak buruannya. Ia mengajak anak buahnya pergi untuk memancing buruannya. Cheol Sik dan Moongchi yang sudah berganti baju pun lega melihat para petugas lapas yang pergi.
Kepala Park menyuruh anak buahnya
menghentikan mobil setelah mobil keluar dari halaman sekolah. Kepala Park
memberitahu anak buahnya kalau buruan mereka masih ada di dalam dan meminta mereka
setenang mungkin agar bisa menangkap buruan mereka.
Para petugas lapas pun langsung menyebar ke
dalam sekolah. Sementara itu, Cheol Sik dan Moongchi berjalan cepat ke arah
petugas lapas. Langkah Cheol Sik dan Moongchi langsung berhenti saat mendengar
suara kaleng yang ditendang. Keduanya
pun buru2 bersembunyi.
Moongchi dan Cheol Sik berusaha membuka pintu
salah satu ruangan, namun sialnya pintu itu terkunci. Cheol Sik pun mengajak
Moongchi lari. Namun, Moongchi malah menendang sesuatu saat berlari. Cheol Sik
menggerutu, keduanya pun bergegas lari keluar.
Namun setibanya diluar, Cheol Sik dan
Moongchi berhenti berlari karena melihat seorang petugas yang berjaga diluar. Cheol
Sik pun menarik Moongchi ke samping sekolah. Tepat setelahnya, Kepala Park datang
dan bertanya pada petugas yang jaga diluar apa ada yang melintas. Dan si
petugas jaga pun berkata semuanya bersih.
Tak lama setelah itu, Kepala Park mendapat
informasi tentang Jung Woo yang sudah ditemukan. Jung Woo berusaha menuju
stasiun kereta. Kepala Park bertanya, jam berapa kereta pertama akan tiba.
Kereta pertama pun akan tiba dalam 20 menit. Kepala Park langsung menyuruh anak
buahnya menuju stasiun.
Namun sebelum pergi, Kepala Park memeriksa
toilet karena berpikir Cheol Sik dan Moongchi bersembunyi di sana. Tapi ia tak
menemukan siapapun di sana dan itu membuatnya kesal. Kepala Park lalu pergi.
Ternyata Cheol Sik dan Moongchi bersembunyi di dalam gudang kecil.
Ternyata Cheol Sik dan Moongchi bersembunyi di dalam gudang kecil.
“Dengarkan? Jung Woo tidak kena tembak.”
Bisik Cheol Sik.
“Kau benar. Apa yang harus kita lakukan
sekarang?” tanya Moongchi.
“Kita harus menuju ke titik pertemuan.” Jawab
Cheol Sik.
Sementara itu, Jung Woo masih terus berlari.
Di belakangnya, beberapa petugas lapas sedang memburunya. Sambil berlari, Jung
Woo berkata kalau ia akan segera menjemput Ha Yeon.
Di lapas, Kepala Sipir menggelar peta Woljeong dan minta anak buahnya focus mencari Jung Woo, karena ia yakin Moongchi dan Cheol Sik akan tertangkap setelah mereka berhasil menangkap Jung Woo. Kepala Sipir lalu kembali memeriksa peta dan melihat ada sebuah pabrik di dekat stasiun kereta. Kepala Sipir langsung mengirim anak buahnya ke pabrik Woljeong.
Moongchi dan Cheol Sik menunggu Jung Woo di
pabrik. Mereka cemas karena Jung Woo belum juga datang padahal sudah lewat dari
20 menit. Moongchi berkata, kalau Jung Woo tidak datang juga maka mereka harus segera
melarikan diri. Cheol Sik tidak setuju dan berkata Moongchi tidak setia kawan.
“Aku memenangkan lotere, kunyuk.” Jawab
Moongchi.
“Karena itulah aku hidup sebagai orang jahat.
Bahkan ketika orang sepertimu memenangkan lotere, kau jadi lebih busuk dari
sampah makanan.” Ucap Cheol Sik.
“Kau juga.” balas Moongchi sebal.
Lalu tiba2 saja, ponsel yang dibawa Moongchi
berdering. Keduanya terkejut dan sama2 tidak mau menjawab panggilan itu. Saat
keduanya sibuk berdebat, tanpa sengaja Moongchi menekan tombol menerima
panggilan telepon.
“Hallo…” ucap Moongchi dan Cheol bersamaan
dengan wajah tegang.
Kepala Sipir dan beberapa anak buahnya sedang
menuju Pabrik Woljeong. Kepala Sipir menggerutu dan menyuruh anak buahnya
menambah laju kecepatan mobil. Disaat bersamaan, Jung Woo berlari menuju Pabrik
Woljeong.
Tepat saat itu, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Eun Hye pun melongok keluar dari kaca mobil menyuruh Jung Woo masuk. Cheol Sik dan Moongchi juga ikutan melongok keluar menyuruh Jung Woo masuk. Jung Woo tersenyum lega, lalu buru2 masuk ke mobil Eun Hye. Setelah Jung Woo masuk, Eun Hye pun langsung melajukan mobilnya. Mobil Eun Hye berpapasan dengan dua mobil polisi yang menuju Pabrik Woljeong. Tak lama, Kepala Sipir pun tiba di Pabrik Woljeong dengan mobilnya sendiri.
Tepat saat itu, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Eun Hye pun melongok keluar dari kaca mobil menyuruh Jung Woo masuk. Cheol Sik dan Moongchi juga ikutan melongok keluar menyuruh Jung Woo masuk. Jung Woo tersenyum lega, lalu buru2 masuk ke mobil Eun Hye. Setelah Jung Woo masuk, Eun Hye pun langsung melajukan mobilnya. Mobil Eun Hye berpapasan dengan dua mobil polisi yang menuju Pabrik Woljeong. Tak lama, Kepala Sipir pun tiba di Pabrik Woljeong dengan mobilnya sendiri.
Petugas Kim memberitahu Kepala Sipir kalau
Jung Woo tidak ada di sana. Kepala Sipir pun heran kemana perginya Jung Woo
karena di stasiun juga tidak ada siapa2. Petugas Kim menyarankan meminta
bantuan polisi. Kepala Sipir melarang karena takut dipecat. Petugas Kim
menasehati Kepala Sipir kalau mereka tidak boleh kehilangan para tahanan.
Dengan berat hati, Kepala Sipir pun setuju meminta bantuan kepolisian.
Di mobil, Jung Woo bertanya pada Eun Hye apa
yang terjadi karena ia sudah mengatakan sebelumnya pada Eun Hye akan mengontak
Eun Hye setelah ia tiba di Seoul. Eun
Hye hanya menjawab tentang Jung Woo yang pernah memintanya untuk tidak
mempercayai kliennya.
Moongchi yang terpesona kecantikan Eun Hye
ingin tahu berapa usia Eun Hye. Cheol Sik langsung memarahi Moongchi dengan
berkata bukan waktunya menanyakan hal2 semacam itu.
“Kenapa tidak? Dia 'kan cantik.” Jawab
Moongchi.
“Sebenarnya sih iya, dia memang cantik.” Ucap
Cheol Sik.
Eun Hye hanya tersenyum mendengar pujian
Moongchi dan Cheol Sik. Moongchi lalu memberitahu Eun Hye kalau ia menang lotre
dan Eun Hye boleh meminta apapun darinya. Eun Hye langsung menatap Moongchi.
Moongchi dan Cheol Sik pun langsung bersorak girang. Eun Hye tidak bisa menawan
tawanya melihat tingkah ajaib Moongchi dan Cheol Sik.
Unit Khusus di kantor kejaksaan tampak sibuk.
Tak lama kemudian, Kepala Choi datang menghampiri Kepala Unit Khusus dan
menanyakan proses investigasinya. Kepala Unit Khusus sekaligus teman dekat
Kepala Choi pun langsung berteriak menyuruh anak buahnya meninggalkan Unit
Khusus kalau tidak bisa menjatuhkan Grup Chamyung dengan informasi yang mereka
miliki.
“Omong-omong, Chamyung Grup mungkin saja akan
sadar soal ini, 'kan?” tanya Kepala Choi.
“Bahkan jika kita mencoba untuk
menyembunyikannya,mereka memiliki mata di mana-mana di sini. Mereka mungkin
akan mencari jalan keluar.” Jawab Kepala Tim Unit Khusus.
“Karena aku ada di Unit Pembunuhan, hanya
kaulah yang bisa kumintai bantuan.” Ucap Kepala Choi.
“Jangan cemas. Aku akan segera membawa kabar
baik.” Jawab Kepala Tim Khusus.
“Aku harus mempercayai Unit Khusus.” Ucap
Kepala Choi.
“Omong-omong, bagaimana bisa kau memberikan
informasi sebanyak ini?” tanya Kepala Tim Khusus.
“Saat aku menginvestigasi Chamyung Grup, aku
bertemu dengan seseorang.” jawab Kepala Choi.
Di ruangan CEO Cha, Pengacara Yeo sedang
meminta bantuan di kejaksaan, tapi sepertinya ditolak. Pengacara Yeo pun
langsung menyampaikan paca CEO Cha kalau ada perlawanan terhadap penyelidikan
di dalam Unit Khusus.
“Sepertinya mereka hanya mau menyelamatkan diri
mereka sendiri kalau-kalau muncul masalah besar nanti. Bukti yang mereka punya sangat
menentukan.” Ucap Pengacara Yeo.
“Apa kau sudah tahu siapa yang menyerahkan semua
dokumennya?” tanya CEO Cha.
“Belum. Tapi aku sedang mencari tahu.” jawab
Pengacara Yeo.
CEO Cha pun kesal, lalu menanyakan dimana Min
Ho pada Seketaris Seon Ho. Seketaris Seon Ho berkata, kalau Min Ho ada di
rumah. CEO Cha ingin tahu, apa Min Ho sudah tau masalah ini. Seketaris Seon Ho
bilang kalau Min Ho belum tahu. Pengacara Yeo pun menyarankan agar Min Ho
bertanggung jawab mengenai ini.
“Seon Ho tidak akan menerimanya dengan mudah.”
Jawab CEO Cha.
“Baik dia menerimanya atau tidak pada
akhirnya dialah yang harus bertanggung jawab penuh karena hukum tidak bisa
dielakkan.” Ucap Pengacara Yeo.
“Hubungi Kejaksaan.” Suruh CEO Cha.
Pengacara Yeo dan seketaris Seon Ho lalu
pamit. Setelah mereka pergi, CEO Cha pun berkata kalau Min Ho harus membayar
mahal karena sudah berani mengambil tempatnya Seon Ho.
Keesokan harinya, CEO Cha sarapan dengan
anak, menantu dan cucunya. CEO Cha berkata Min Ho kalau selama ini ia hanya
focus pada Chamyung seumur hidupnya dan meminta maaf akan hal itu.
“Jangan minta maaf, Ayah. Aku tahu betul apa
arti perusahaan ini bagimu.” Jawab Min Ho.
“Mulai sekarang aku akan mewakilkan satu demi
satu padamu. Aku sudah semakin tua.” Ucap CEO Cha.
“Aku akan berusaha keras untuk tidak membuat
kesalahan.” Jawab Min Ho.
“Chamyung Grup akan menjadi milikmu sekarang.
Jagalah ini dengan baik agar kau bisa mewariskannya pada Eun Soo nanti.” Ucap
CEO Cha.
CEO Cha lalu membelai kepala Eun Soo. Dan Min
Ho pun tersenyum senang menatap ke arah Eun Soo. Namun tidak dengan Yeon Hee.
Yeon Hee tampak seperti sedang menahan emosinya.
Selesai makan, Yeon Hee mengantarkan Min Ho
ke pintu. CEO Cha sudah pergi duluan. Yeon Hee berkata, kalau ia penasaran
kenapa CEO Cha datang. Min Ho merasa ayahnya datang karena merindukan Eun Soo.
Min Ho lalu bertanya pada Yeon Hee, apa ayahnya tahu soal dokumen perusahaan
yang dibuat Seon Ho. Dan Yeon Hee pun mengaku kalau ia mencemaskan Min Ho. Min
Ho tersenyum dan menenangkan Yeon Hee dengan berkata kalau semuanya sudah
berakhir. Min Ho lalu pergi. Setelah Min Ho pergi, Yeon Hee teringat
pertemuannya dengan Kepala Choi.
Kilas Balik!
Di sebuah restoran, Yeon Hee menyerahkan USB
yang berisi informasi soal Grup Chamyung pada Kepala Choi. Kepala Choi
penasaran kenapa Yeon Hee memberikan itu padanya. Yeon Hee hanya berkata, kalau
ia mendengar Kepala Choi sedang menyelidiki Chamyung.
“Aku tidak menyangka akan mendapatkan ini dari
menantu Chamyung Grup. Ini karena
ayahmu, Ketua Na Jin Wook yang sudah meninggal, 'kan?” tanya Kepala Choi.
“Aku harap ini bisa membantu investigasimu.”
Jawab Yeon Hee.
“Apa kau yakin soal ini? Ini mungkin akan
menyakiti suamimu.” Ucap Kepala Choi.
“Kalau seseorang harus terluka, tentu saja
aku harus menerimanya.” Jawab Yeon Hee.
Kilas Balik Selesai!
Yeon Hee pergi mengunjungi makam ayahnya.
Dengan wajah penuh dendam, ia meminta ayahnya menunggu sebentar lagi.
Di mobil, seketaris Seon Ho terus2an menatap
Min Ho. Tak lama, Min Ho menerima panggilan dari Seok. Seok memberitahu kalau
ia akan segera menangkap Sung Gyu. Min Ho pun senang mendengarnya.
Seok sendiri mengawasi mobil Sung Gyu di
suatu tempat.
Min Ho lagi2 memergoki seketaris Seon Ho
tengah menatapnya. Ia pun bertanya, kenapa seketaris Seon Ho terus2an
menatapnya, apa ada masalah. Seketaris Seon Ho berkata, bukan apa2. Min Ho
menatap seketaris Seon Ho dengan tatapan curiga.
Min Ho tiba di kantornya dan terkejut melihat
kerumunan wartawan di depan kantornya. Begitu turun dari mobil, Min Ho langsung
dicecar pertanyaan seputar penipuan yang dilakukan Min Ho. Min Ho pun
menjelaskan kalau kasusnya sudah selesai. Tak lama, orang dari kejaksaan pun
datang menangkap Min Ho dengan tuduhan penipuan, penggelapan dan membuat
penggalangan dana illegal. Min Ho terkejut.
Dari kejauhan, CEO Cha menatap Min Ho yang
dibawa pergi oleh kejaksaan dengan tatapan penuh kebencian.
Kepala Sipir tengah melakukan protes di
telepon dengan seseorang.
“Kepala Kang. Apa ini caramu memperlakukanku?
Kami akan segera menangkapnya. Tidak ada untungnya memasukkan laporan kalau
pada akhirnya kami akan menangkap mereka juga. Kau juga ambil bagian dalam
hilangnya Tahanan 3866. Kau bahkan menembakkan senjata ke udara. Ini akan jadi
masalah bagi kita berdua. Beri aku waktu beberapa hari. Aku akan segera
menangkapnya.” Ucapnya.
Usai bicara dengan seseorang yang
dipanggilnya Kepala Kang, Kepala Park datang menemuinya. Kepala Park
memberitahu kalau tahanan mereka lolos.
Kepala Sipir tak habis pikir kenapa Moongchi ikutan lari juga padahal hukuman Moongchi tinggal beberapa hari lagi.
Kepala Sipir tak habis pikir kenapa Moongchi ikutan lari juga padahal hukuman Moongchi tinggal beberapa hari lagi.
“Kirimkan orang ke rumah dan kampung halaman
mereka. Kau harus menangkap mereka. Kalau tidak, kita semua akan kena pecat.”
Suruh Kepala Sipir.
Kepala Park mengerti dan beranjak pergi.
Kepala Sipir lalu bergumam, kenapa Presdir Cha malah membuat masalah dalam
keadaan seperti ini. Kepala Sipir lalu membaca berita tentang Min Ho yang
diperiksa oleh kejaksaan. Ia kesal. Saking kesalnya, ia sampai menggebrak
mejanya.
Jung Woo cs akhirnya tiba di Seoul. Eun Hye
menepikan mobilnya dan mendengarkan radio. Tidak ada sama sekali berita tentang
kaburnya Jung Woo. Jung Woo yakin, pihak lapas sengaja menyembunyikannya karena
takut akan dimintai pertanggungjawaban.
“Aku tidak yakin sampai kapan mereka akan
menyembunyikan ini. Untuk sementara ini akan membuat kita jadi mudah bergerak.”
Jawab Eun Hye.
“Kita harus segera menemukan Ha Yeon. Aku
harus segera menuju ke RS Maria.” Ucap
Jung Woo.
“Dia pasti masih di sana, 'kan?” tanya Eun
Hye.
“Harusnya iya.” Jawab Jung Woo.
Lalu terdengarlah dengkuran Cheol Sik dan
Moongchi. Eun Hye bertanya pada Jung Woo, apa yang harus mereka lakukan. Jung
Woo pun langsung membangunkan Moongchi. Moongchi terbangun dan bertanya, apa
mereka sudah tiba di Seoul. Mendengar pertanyaan Moongchi, Cheol Sik terbangun.
“Apa berita tentang kita sudah ada di radio?”
tanya Moongchi.
“Belum. Masih belum.” Jawab Jung Woo.
“Syukurlah. Kita harus berhati-hati. Kita
harus tetap merunduk sampai aku mendapatkan uang lotere-nya.” Ucap Moongchi.
Moongchi lalu bertanya, apa yang mau
dilakukan Cheol Sik. Cheol Sik berkata, ia akan ikut dengan Jung Woo karena
Jung Woo lah yang membuatnya mendekam di penjara. Jung Woo pun langsung
memelototi Cheol Sik. Cheol Sik membela diri dengan berkata, ia tak punya tujuan.
Moongchi pun mendoakan agar Jung Woo bisa
secepatnya bertemu Ha Yeon. Jung Woo mengangguk. Moongchi lantas meminjam uang
dari Eun Hye karena ia tak pegang uang sama sekali. Eun Hye pun meminjamkan
uangnya dan meminta KTP Moongchi sebagai jaminan. Moongchi tersenyum senang dan
menyuruh Eun Hye meminta apapun darinya setelah ia mendapatkan hadiahnya.
Moongchi lalu turun. Setelah Moongchi turun, Cheol Sik ikut2an minjam uangnya
Eun Hye.
Sung Gyu membelikan sandwich untuk Ha Yeon.
Ia menyuruh Ha Yeon makan. Ha Yeon bertanya, bagaimana dengan Sung Gyu. Sung
Gyu pun langsung melahap sandwich miliknya dan berkata sandwich nya enak. Ha
Yeon tertawa, lalu mulai makan sandwich nya.
“Paman, bolehkah aku bertemu nenekku? Aku
merindukannya. Aku tahu dia di mana. Bisa kau antarkan aku ke rumahnya?” pinta
Ha Yeon.
“Ha Yeon-ah, bagaimana kalau ayahmu datang
saat kau ke rumah nenekmu? Kau tidak akan bisa bertemu dengannya. Ayahmu akan
segera tiba. Kita akan ke rumah nenekmu bersama-sama kalau ayahmu sudah datang.
Setelah makan sandwich, ayo pulang dan menonton kartun.” Bujuk Sung Gyu.
Sementara Seok sudah tiba kamar tempat Sung
Gyu menginap. Seok pun langsung menyuruh anak buahnya menyebar mencari Sung
Gyu. Bersamaan dengan itu, Sung Gyu dan Ha Yeon sedang menuju penginapan
mereka. Langkah Sung Gyu langsung terhenti saat ia melihat Seok. Sung Gyu pun
buru2 menyembunyikan Ha Yeon.
“Ha Yeon-ah, kau mau melihat kucing?” tanya
Sung Gyu.
“Bagaimana kalau ayah datang saat aku sedang
melihat kucing? Aku akan melihat kucing bersama ayah.” jawab Ha Yeon.
“Baiklah. Paman akan menelpon ayahmu dan
mengatakan padanya kalau kita pergi melihat kucing. Ayo kita melihat kucing.”
Ucap Sung Gyu.
Sung Gyu pun buru2 melarikan Ha Yeon. Tepat
saat itu, Seok melihatnya dan langsung mengejar Ha Yeon. Sung Gyu menggendong
Ha Yeon ke sebuah gudang. Seok mencari mereka di sekitar gudang. Tanpa ia
sadari, ia sudah melewati Ha Yeon dan Sung Gyu. Setelah Seok pergi, Sung Gyu
langsung membawa Ha Yeon pergi. Tepat saat itu, Seok menyadari sesuatu dan
bergegas mencari Sung Gyu di tempat tadi Sung Gyu sembunyi. Sung Gyu akhirnya
berhasil mencapai mobilnya. Sung Gyu pun bergegas melajukan mobilnya. Tepat
saat itu, Seok datang namun Sung Gyu sudah keburu pergi.
Tanpa Sung Gyu sadari, mobilnya sudah dipasangi
alat pelacak! OMG!
Eun Hye keluar dari RS Maria dan langsung
masuk ke mobilnya. Eun Hye memberitahu Jung Woo kalau Ha Yeon tak ada di sana
tapi ia punya alamat dimana Ha Yeon berada.
Cheol Sik pun senang karena semua akan selesai setelah Ha Yeon
ditemukan.
Tepat saat itu, Jung Woo melihat mobil Seok
melintas. Jung Woo pun menyuruh Cheol Sik mendatangi alamat yang diberikan Eun
Hye, karena ia dan Eun Hye mau mengikuti Seok. Eun Hye meminta Cheol Sik cepat
menghubunginya ke nomor yang tadi ia pakai menghubungi Cheol Sik. Cheol Sik
mengerti. Setelah Cheol Sik turun, Eun Hye buru2 melajukan mobilnya.
Cheol Sik tiba di kamar Sung Gyu dan langsung
mengabari Jung Woo kalau Ha Yeon tak ada di sana. Cheol Sik lantas memeriksa
kasur saat Jung Woo menyuruhnya memeriksa suhu ruangan. Cheol Sik berkata,
lantainya masih hangat dan ia berpikir mungkin saja Ha Yeon dan Sung Gyu pergi
ke supermarket atau kemana lah. Cheol Sik memutuskan menunggu Sung Gyu di sana.
Usai bicara dengan Jung Woo, Cheol Sik pun langsung berbaring dibalik selimut
yang masih hangat.
Jung Woo memberitahu Eun Hye kalau Ha Yeon
dan Sung Gyu tak ada di alamat yang Eun Hye berikan. Jung Woo yakin Seok
mengejar Sung Gyu saat Sung Gyu masih di RS Maria. Eun Hye yakin kalau Sung Gyu
dan Ha Yeon ada di tempat yang sedang dituju Seok. Jung Woo pun menyuruh Eun
Hye mengikuti mobil Seok.
Adegan lalu berpindah pada Moongchi yang
sedang menuju ke rumahnya.
“Sepertinya aku akan dapat 40.000 dolar
setiap tahunnya selama 50 tahun. Butuh waktu 50 tahun untuk menghabiskan uangnya.
Aku pasti akan mati sebelum aku menghabiskan semua uangku, ya 'kan?” ucapnya senang.
Moongchi buru2 bersembunyi saat melihat
petugas polisi menunggu di depan rumahnya. Ia pun bergegas pergi sambil
ngomel2.
Seorang wanita tampak sibuk mengemasi banyak
sekali boneka. Tak lama, ia dihubungi oleh Moongchi. Ia terkejut mengetahui Moongchi
kabur, padahal Moongchi akan bebas beberapa hari lagi.
Moongchi yang menelpon dari telepon umum.
Moongchi menyuruh wanita itu membawakan SIM nya. Moongchi juga memberitahu
kalau ada petugas lapas di depan rumah mereka dan meminta wanita itu berhati2.
Selesai bicara dengan Moongchi, wanita itu ngomel2 karena Moongchi kabur dari
lapas.
Wanita itu lantas keluar dari rumahnya. Dua
petugas pun langsung mengikutinya. Masuk ke dalam gang, wanita itu pura2
meludah dan bergumam kalau kedua petugas itu seperti anjing yang mengincar
tulang. Wanita itu lantas berlari. Hingga akhirnya kedua petugas lapas pun
kehilangan jejaknya.
Min Ho sedang diinterogasi jaksa yang pernah
menginterogasinya sebelumnya. Min Ho berkata, kalau ia sudah memberitahu jaksa
itu semuanya dalam investigasi sebelumnya. Min Ho lalu menanyakan dimana
Pengacara Yeo dan menuduh jaksa yang memperlakukannya dengan baik hanya di
depan Pengacara Yeo saja.
Jaksa pun kesal, Cha Seon Ho-ssi!
“Aku sudah bilang, aku tidak tahu apa-apa.”
Jawab Min Ho.
“Aku sudah dapat semua data dari Chamyung
Grup. Sudah jelas kau memang melakukannya.” Ucap jaksa.
“Apa maksudmu? Siapa yang bilang begitu
padamu?” tanya Min Ho.
Setelahnya, Min Ho mencurigai ayahnya lah
yang mengatakan itu.
Adegan pun berpindah pada Ha Yeon yang asyik
main dengan kucing. Ha Yeon memberitahu Sung Gyu kalau ayahnya berjanji akan
membelikannya seekor kucing. Sung Gyu terus menerus menatap keluar dengan wajah
cemas.
Bersamaan dengan itu, Seok dan anak buahnya
tiba di tempat itu. Tak lama, Jung Woo dan Eun Hye juga tiba di sana.
“Kita harus menemukan Ha Yeon da Seong Kyu sebelum
mereka. Apa yang harus kita lakukan?” tanya Eun Hye.
Tak lama, Sung Gyu mendengar pengumuman yang
meminta pemilik mobil nomor 5450 menuju ke lobi. Sung Gyu ingat 5450 adalah
nomor seragam tahanannya, tapi ia ragu pergi ke lobi.
Sementara di lobi, Jung Woo dan Eun Hye
menunggu Sung Gyu. Jung Woo menyuruh resepsionis membuat pengumuman sekali lagi,
tapi Sung Gyu tak kunjung datang.
“Aku akan mencari mereka. Kau tunggulah di
sini, siapa tahu mereka datang. Kalau kau bertemu Sung Gyu dan Ha Yeon sebelum aku kembali, masuklah ke mobil dan
tunggulah di sana.” Ucap Jung Woo.
Eun Hye mengerti. Jung Woo bergegas mencari
Ha Yeon. Jung Woo mengitari mall mencari
Ha Yeon. Ia lalu naik ke lantai atas dan langkahnya terhenti saat ia melewati
rumah kucing. Jung Woo ingat anaknya sangat menyukai kucing. Jung Woo berpikir
sejenak, lalu pergi ke balkon. Dari balkon, ia melihat Sung Gyu yang berusaha
membawa Ha Yeon pergi. Tapi ia juga melihat Seok berjalan ke arah Ha Yeon dan
Sung Gyu. Jung Woo panic. Ia langsung memutar otaknya untuk melindungi Ha Yeon.
Jung Woo lantas membunyikan alarm kebakaran.
Tepat saat alarm kebakaran berbunyi, Seok
melihat Sung Gyu. Sung Gyu yang juga melihat Seok, langsung mengajak Ha Yeon
lari. Seok langsung mengejar Sung Gyu, namun terhalang para pengunjung yang
panic karena mengira ada kebakaran. Di lantai atas, Jung Woo bisa melihat Sung
Gyu yang melarikan Ha Yeon. Jung Woo pun berpacu dengan Seok menuju ke Ha Yeon.
Jung Woo kemudian berhenti dan menatap keluar dari kaca jendela. Ia melihat
Sung Gyu yang berhasil membawa Ha Yeon ke taksi.
“Sung Gyu, jagalah Ha Yeon dengan baik. Kumohon.”
Gumamnya.
Di taksi, Sung Gyu terus2an melihat ke
belakang. Ia cemas kalau2 Seok mengikuti mereka. Sung Gyu lalu mengecek keadaan
Ha Yeon. Ia bertanya, apa Ha Yeon kaget. Ha Yeon dengan manisnya berkata kalau
ia baik2 saja. Sung Gyu pun membelai lembut pipi Ha Yeon.
Jung Woo menghampiri Eun Hye. Ia memberitahu
Eun Hye kalau baru saja melihat Sung Gyu dan Ha Yeon, tapi kehilangan mereka
lagi. Jung Woo berkata, ia harus cepat menemukan Ha Yeon karena Min Ho sedang
mengincar Ha Yeon juga.
“Apa kau tahu tempat yang mungkin mereka
datangi?” tanya Eun Hye.
“Saat kami bertemu di rumah sakit, harusnya
aku minta nomor telponnya.” Sesal Jung Woo.
“Seandainya aku pulang lebih cepat, aku juga
pasti bisa bertemu dengan mereka.” Jawab Eun Hye.
“Benar. Sung Gyu kenal denganmu, Pengacara
Seo. Aku harus membuatnya menghubungimu sekali lagi.” Ucap Jung Woo.
“Bagaimana caranya?” tanya Eun Hye.
“Aku harus memberitahu Sung Gyu kalau aku
sudah keluar.” Jawab Jung Woo.
Joon Hyuk yang sudah di bandara teringat
kata2 Min Ho yang berharap ia berhasil dengan tugasnya di PBB. Tak lama, Joon
Hyuk ditelpon Deputi Jaksa yang mengabarinya sesuatu yang membuatnya terkejut.
Selesai bicara dengan Deputi Jaksa, Joon Hyuk pun melihat sesuatu di layar
televisi bandara.
Di taksi, Ha Yeon tertidur lelap. Sung Gyu
melihat berita kaburnya Jung Woo di layar TV raksasa. Sung Gyu pun teringat
tentang panggilan pemilik mobil dengan nomor 5450 di mall tadi. Barulah Sung
Gyu sadar, kalau itu Jung Woo.
Di ruang istirahat, Min Ho baru dapat kabar
dari Seok kalau Jung Woo melarikan diri. Min Ho tidak menyangka Jung Woo sampai
melakukan itu untuk menemukan Ha Yeon. Min Ho lalu menanyakan Sung Gyu. Seok
pun minta maaf karena lagi2 kehilangan jejak Sung Gyu.
Selesai menelpon, jaksa pun datang dan
memberitahu Min Ho kalau investigasi akan kembali dimulai. Min Ho pun minta
izin ke toilet sebentar.
Di lapas, Kepala Sipir ngamuk. Ia bertanya2,
polisi mana yang membocorkan berita itu ke media. Petugas Kim pun memberitahu
kalau Jung Woo sendiri yang memberitahu media. Kepala Sipir makin kesal.
Setelah itu, ia menanyakan dimana Kepala Park.