• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 90 Part 1

Sebelumnya...


Sekarang, Gyeong Min berada di ruangannya.

Ia masih berduka atas kematian ayahnya.


Tak lama kemudian, ia menghapus tangisnya karena seseorang masuk ke ruangannya.

Roo Bi lah yang datang. Ia mengaku mampir untuk minum kopi.

"Aku bersyukur kau datang." jawab Gyeong Min, lalu menghidangkan kopi untuk Roo Bi.

"Presdir Bae sangat baik padaku. Aku yakin dia sudah berada di tempat terbaik, jadi jangan terlalu dipikirkan." ucap Roo Bi.

"Seandainya saja aku ada di sisinya atau aku tidak membuatnya sedih, dia mungkin tidak akan pergi. Ini lebih sulit dari yang kubayangkan. Apa yang harus kulakukan, Cheo-je? Bagaimana aku bisa menjalankan perusahaan sebesar ini tanpanya. Aku takut. Aku tidak bisa menjalankan ini tanpanya."


Roo Bi yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya mendekati Gyeong Min.

Ia memegang wajah Gyeong Min.

"Berhentilah menyiksa dirimu, Gyeong Min-ssi. Kau akan baik-baik saja. Aku bahkan telah berhasil bertahan menerima kenyataanku yang mengerikan. Kau akan baik-baik saja." ucap Roo Bi, dalam hatinya.


Roo Na yang menunggu diluar terkejut melihat Roo Bi keluar dari ruangan Gyeong Min.

"Kenapa kau keluar dari ruangan Gyeong Min? Kau bilang kau akan pergi dengan In Soo? Jadi kenapa kau menemui Gyeong Min?"

"Wae? Busowo?" tanya Roo Bi.

"Kenapa kau menemui Gyeong Min? Kau ingin mengakui cintamu sebelum kau pergi?"

"Apakah kau harus seperti ini?" tanya Roo Bi lelah.

"Seperti apa? Jujurlah pada dirimu."

"Benar, aku ingin melihat Gyeong Min. Hatiku sakit melihat dia sakit. Jika bukan karenamu, ayahnya tidak akan pergi seperti ini."

Roo Na pun kesal mendengarnya.

"Waktumu tidak banyak Jeong Roo Na. Jangan kau pikir semua sudah selesai hanya karena aku pergi. Aku akan membuatmu membayar apa yang sudah kau lakukan." ucap Roo Bi.

Roo Bi lalu beranjak pergi.


Tak lama kemudian, Gyeong Min keluar dari ruangannya. Roo na yang melihat Gyeong Min pun langsung menyusul Gyeong Min.

"Gyeong Min-ssi, apa yang kau bicarakan dengan Roo Na?"

Belum sempat menjawab, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari Pak Kim yang memberitahu Gyeong Min, bahwa Tuan Bae menyuruhnya menyelidiki sesuatu sebelum meninggal.

"Aku sudah menyelesaikan penyelidikanku dan mengirimkan dokumennya padanya. Kau sudah melihatnya?"

"Belum. Kirimkan dokumen itu padaku sekarang." perintah Gyeong Min.

"Ada apa, Gyeong Min-ssi?" tanya Roo Na.

Gyeong Min tidak menjawab dan berlalu dari hadapan Roo Na.


Seketaris Gyeong Min menyerahkan dokumen itu. Gyeong Min meminta seketarisnya melarang siapa pun masuk ke ruangannya karena ia tidak ingin diganggu. Seketaris Gyeong Min mengerti.


Di dalam, Gyeong Min membuka amplop yang berisi dokumen itu. Ia pun terkejut membaca dokumen itu yang ternyata dokumen hasil penyelidikan video skandal Roo Na.


Roo Na yang sedang menuju mobilnya terus memikirkan dokumen apa yang diterima Gyeong Min. Tak lama kemudian, ia pun sadar dokumen apa yang dimaksud.


Roo Na berusaha masuk ke ruangan Gyeong Min. Tapi seketaris Gyeong Min menghalanginya.

"Kau tidak tahu aku siapa?" marah Roo Na.


Gyeong Min syok membaca dokumen itu.

Tak lama kemudian, Roo Na menerobos masuk ke ruangannya.

Gyeong Min pun memarahi seketarisnya.

"Aku yang datang. Apa aku tidak boleh ke ruanganmu?"

Gyeong Min lantas menyuruh seketarisnya pergi.


Roo Na lalu melihat dokumen itu di atas meja. Ia syok membacanya.

Gyeong Min menatap tajam Roo Na dan meminta dokumennya dikembalikan.

"Bagimu aku ini apa?" tanya Gyeong Min.

"Gyeong Min-ssi, ada apa?"

"Jawab aku. Bagimu aku ini apa? Apa aku terlihat seperti orang bodoh bagimu? Apa aku orang yang bisa kau bodoh-bodohi? Apa kau mengira aku ini tolol?"

"Kenapa kau seperti ini tiba-tiba? Kau membuatku takut."

"Haruskah aku membacakan ini untukmu? Aku yakin kau tahu apa maksud dokumen ini."

"Apa lagi masalahnya? Semua sudah selesai. Roo Na sudah mengakui semuanya di konferensi pers."

"Kau masih mau berbohong juga? Kau sudah menipu seluruh bangsa dan kau masih ingin menipuku juga disaat kebenarannya sudah ada di depan mata?"

"Video itu palsu!"


"Neon... michyeosseo!" ucap Gyeong Min.

"Naega? Michyeosseo? Aku Jeong Roo Bi, bukan orang lain. Kenapa semua orang selalu berusaha menyakitiku?"

"Siapa pria itu?"

"Aniya! Aniya!"

"Apa aku ayah dari bayi yang kau kandung? Atau kau berencana membesarkan anak dari pria itu sebagai pewaris JM Group?"

"Aniyo, Gyeong Min-ssi. Itu bohong! Itu kesalahpahaman!"

Gyeong Min yang sudah gondok luar biasa itu pun akhirnya beranjak pergi.



Roo Na jatuh terduduk.

"Kau harus percaya padaku, Gyeong Min-ssi. Aku Jeong Roo Bi."



Sambil menyetir, Gyeong Min menghubungi Pak Kim dan meminta Pak Kim mengirimkan semua dokumen tentang Roo Na padanya.

Di mobilnya, Roo Na terus mengatakan pada dirinya berulang-ulang bahwa dirinya adalah Jeong Roo Bi.

*Roo Na otw gila guys...



In Soo sedang mengemasi seluruh barangnya ketika Roo Bi menghubunginya.

"In Soo-ssi, kau sudah mengemasi barangmu?" tanya Roo Bi.

"Barang-barangku tidak banyak." jawab In Soo.

In Soo lantas ingin mengatakan sesuatu. Sepertinya ia mau mengatakan tentang Tuan Bae yang sudah tahu soal Roo Na. Tapi ia memutuskan mengatakannya nanti setelah bertemu Roo Bi.



Usai bicara dengan Roo Bi, In Soo bertanya-tanya akankah ia benar-benar pergi dengan Roo Bi? Bisakah mereka hidup bahagia di Irlandia?

"Kau bukan orang yang kucintai?" ucap In Soo.

*Ini terjemahannya kayaknya kebalik ya, harusnya aku bukan orang yang kau cintai.



Chorim dan Soyoung memperhatikan Gilja yang sedari tadi diam saja.

"Dia pasti tidak bisa menerima kepergian Roo Na."

"Aku juga sedih." jawab Soyoung.



Tak lama kemudian, Dongpal dan Jihyeok keluar dari dapur. Gilja terkejut mengetahui restorannya sudah mau tutup.

Soyoung kemudian mendekati Jihyeok. Chorim yang melihat itu langsung sewot dan mengajak mereka bicara.



Daepung yang sedang makan dikejutkan dengan kedatangan Dongpal, Chorim, Jihyeok dan Soyoung.

Chorim kesal karena Daepung membiarkan Jihyeok dan Soyoung hangout di rumah mereka.

Chorim juga memarahi Dongpal yang membela Jihyeok dan Soyoung.

"Ko Soyoung, kau harus keluar dari restoran. No Jihyeok, kau juga! Aku tidak mau melihat kalian bersama. Kau harus meninggalkan Jihyeok!"

"Kenapa aku harus meninggalkan Jihyeok!" protes Soyoung.

"Karena aku ibunya dan aku tidak mau punya mantu sepertimu!" jawab Chorim.

"Eonni, ini bukan salah paman."

"Eomma, Paman Daepung tidak salah."



"Jadi maksudnya, dia pergi dan membiarkan kalian menghabiskan malam hanya berdua saja di sini!"

"Aniyo!" kompak Jihyeok dan Soyoung.

"Jihyeok, pergilah ke universitas. Soyoung, fokuslah bekerja."

"Mereka masih muda, kenapa membicarakan pernikahan?" tanya Daepung.

"Pokoknya tidak!" jawab Chorim.



Kesal, Daepung pun meminta pembelaan Dongpal tapi Dongpal malah asyik makan ramen yang tadi lagi dimakan Daepung. Melihat itu, Daepung kesal dan langsung memukul Dongpal.

Melihat suaminya dipukul, Chorim marah. Chorim dan Daepung pun akhirnya berdebat.

"Berhentilah bertengkar. Kami minta maaf." ucap Jihyeok dan Soyoung, membuat Chorim tambah syok.

*Sumpah sy ngakak adegan si Dongpal asyik makan-makan disaat Chorim lagi marah-marah.



Gyeong Min pulang ke rumah dan langsung disambut ibunya.

"Kau sudah makan?"

"Sudah, bagaimana nenek?"

"Aku disini." jawab nenek sambil keluar dari kamarnya.

"Aku memiliki makanan yang layak, jadi jangan cemaskan aku."

"Kau juga jangan cemaskan ibu. Ibu bersama nenek, jadi jangan cemaskan kami."

"Se Ra dan Roo Bi belum pulang?" tanya nenek.

"Aku sudah pulang dari tadi?" jawab Se Ra yang keluar dari dapur.



Gyeong Min masuk ke ruang baca ayahnya dan mencari dokumen yang dikirimkan Pak Kim. 

Ia pun heran karena tidak menemukan dokumen itu.



Tak lama, Roo Na datang dan langsung memeluknya.

Gyeong Min melepaskan pelukan Roo Na dan menyuruh Roo Na ke kamar.

"Jangan seperti ini. Kita ini pasangan yang sudah menikah. Kau lupa janjimu padaku di hari pernikahan kita? Kau berjanji akan memaafkanku dan menerima ku apapun yang terjadi."

"Siapa pria itu?"

"Tidak ada pria lain. Kau satu-satunya. Aku hanya mencintaimu."



Roo Na lalu kembali memeluk Gyeong Min.

"Pergilah ke atas, kumohon." pinta Gyeong Min sambil melepaskan pelukan Roo Na.

"Gyeong Min-ssi.."

"Pergi!" teriak Gyeong Min sambil menatap tajam Roo Na.

Bersambung ke part 2....

Ruby Ring Ep 89 Part 2

Sebelumnya...


Chorim, Gilja dan Roo Bi sedang membahas kematian Tuan Bae. Chorim tidak menyangka Tuan Bae akan pergi secepat itu.

"Mereka bilang itu serangan jantung." jawab Gilja.

"Itulah kenapa. Dalam drama, seseorang yang terkena serangan jantung pasti habis mendengar sesuatu yang mengejutkan. Itu terjadi di depan Roo Bi. Aku tidak bisa membayangkan betapa takutnya Roo Bi saat itu." ucap Chorim.

Gilja pun menyuruh Chorim berhenti memikirkan hal itu dan menyuruh Chorim mengurus Dongpal.


Gilja dan Chorim sama-sama masuk ke kamar mereka.

Roo Bi curiga, Tuan Bae sudah tahu semuanya.


Di kamar, Gilja yang juga curiga, langsung menghubungi Roo Na. Tapi Roo Na membantah kalau Tuan Bae tahu semuanya.


Nyonya Park yang tidak bisa tidur karena terus ingat suaminya, akhirnya memilih tidur dengan nenek.

"Siapa yang menyangka aku akan berbagi selimut dengan menantuku. Ini bagus."

"Setelah Changgeun pergi, Gyeong Min akan mengambil alih semuanya. Dia akan bersikap baik padamu seperti Changgeun bersikap baik padaku."

"Aku tidak menyangka ibu akan mempercayaiku dan aku selalu bersyukur pada Se Ra dan Gyeong Min. Mereka memperlakukanku seperti ibu kandung mereka sendiri." jawab Nyonya Park.

*Omo, jadi Nyonya Park bukan ibu kandung Se Ra dan Gyeong Min?

Nenek lalu menggenggam tangan Nyonya Park dan berterima kasih pada Nyonya Park.


Di kamarnya, Roo Bi cemas kalau Tuan Bae kena serangan jantung karena video skandal Roo Na.

Tak lama kemudian, ia ingat saat Tuan Bae menanyakan soal video itu padanya.

"Itu sudah lama. Jadi tidak mungkin karena video itu. Lalu karena apa? Apa yang membuatnya begitu syok?"

Selang beberapa menit, Roo Bi pun sadar apa yang membuat Tuan Bae kena serangan jantung. Ia curiga, Tuan Bae sudah mengetahui rahasianya dan Roo Na.


Bersambung...........

Ruby Ring Ep 89 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan Chorim yang marah-marah gara-gara melihat Soyoung dan Jihyeok sibuk foto berduaan.

Chorim menyuruh mereka berdua kembali bekerja.


Tak lama kemudian, Roo Na datang.

Chorim langsung menanyakan soal pemilihan itu. Chorim yang tidak tahu apa-apa, mengaku cemas pada Roo Na.

Roo Na lantas membahas Roo Bi yang mau keluar negeri.

Chorim pun mengaku heran, Roo Bi tiba-tiba memutuskan pergi keluar negeri.

"Orang-orang bergosip di belakangnya. Tentu saja, dia harus pergi daripada dia tertekan disini." jawab Roo Na.

Chorim sontak heran melihat sikap acuh tak acuh nya Roo Na.

Roo Na lalu meyakinkan Chorim kalau dia akan menjadi anggota dewan apapun yang terjadi.


Gilja pun marah mendengarnya. Gilja mengatakan tentang Roo Bi yang ingin pergi demi Roo Na.

Chorim heran melihat Gilja marah-marah pada Roo Na.

"Ibu benar, Bibi. Putri berharga ibu akan pergi, jadi hatinya pasti hancur berkeping-keping.

"Jangan bicara begitu. Kau selalu menjadi favorit ibumu dan Roo Na selalu menjadi duri bagi ibunya."

"Bukan duri, tapi darah dagingnya yang lebih berharga daripada hidupnya." batin Roo Na.

Roo Na lantas memberikan uang pada Gilja. Ia meminta Gilja memberikan uang itu pada Roo Bi ketika Roo Bi sudah mau pergi.

"Roo Na tidak butuh uang itu." jawab Gilja kesal.


"Eonni, kenapa kau begitu keras padanya? Roo Na membutuhkan uang itu." ucap Chorim.


Roo Na lalu beranjak pergi dengan wajah kecewa. Gilja marah dan melemparkan uang itu pada Roo Na.

Chorim heran melihat Gilja marah-marah pada Roo Na.

"Mulai sekarang, apapun yang terjadi disini, itu bukan urusanmu! Berhentilah membuat masalah dan jadilah istri dan menantu yang baik!" teriak Gilja.

Gilja lantas meletakkan uang itu ke tangan Roo Na dan menyuruh Roo Na pergi.

Roo Na yang sakit hati pun pergi.


Chorim dan Dongpal mengejar Roo Na, tapi Roo Na keburu pergi.

Chorim heran dengan sikap Gilja. Dongpal pun curiga, ada sesuatu yang tidak mereka ketahui.


Roo Na menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Bagaimana rasanya? Sakit kan melihat Roo Bi akan pergi? Kau sudah berusaha keras untuk membuatku sengsara." ucapnya.


Tuan Bae gemetaran membaca kertas yang diberikan Dokter Jung.

"Aku baru ingat. Tapi aku tidak tahu apakah ini akan membantumu jika aku mengatakannya. Ada sesuatu yang aneh. Beberapa bulan lalu, adik menantumu datang."

"Maksudmu Jeong Roo Na?" tanya Tuan Bae.

"Dia datang membawa foto hasil USG nya dan bertanya, apakah dia hamil? Saat kedua gadis itu dibawa ke rumah sakit, yang menerima perawatan karena keguguran adalah menantumu. Tapi Jeong Roo Na, dia belum menikah dan tidak hamil. Tapi Jeong Roo Na mengatakan, dia punya catatan medis yang mengatakan dirinya hamil dan dia memintaku untuk mengeceknya." jawab Dokter Jung.

Tuan Bae kaget. Ia bertanya-tanya, apa yang terjadi sebenarnya.


Roo Bi sendiri sedang menatap surat pengunduran dirinya. Tak lama kemudian, ia membulatkan tekadnya untuk pergi bersama In Soo.

Roo Bi lalu berjalan di lorong. Sepertinya ia mau menyerahkan surat pengunduran dirinya tapi saat melihat Gyeong Min, ia langsung berbalik dan berjalan menjauhi Gyeong Min.


Gyeong Min mengejar Roo Bi. Mereka pun bicara.

Gyeong Min meminta penjelasan Roo Bi atas pengakuan Roo Bi di konferensi pers.

"Yang bisa kukatakan hanyalah maaf." ucap Roo Bi.

"... dan selamat tinggal." lanjut Roo Bi dalam hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca.

Gyeong Min lalu membahas pengunduran diri In Soo.

Roo Bi pun berkata, bahwa In Soo akan pergi jauh.

"Kau akan ikut dengannya?" tanya Gyeong Min.

Roo Bi mengangguk.

"Kapan kau akan kembali?" tanya Gyeong Min.

"Haruskah aku kembali?" tanya Roo Bi, membuat Gyeong Min kaget dan juga heran.


Roo Bi lalu mengulurkan tangannya dan berterima kasih atas semua yang telah dilakukan Gyeong Min padanya.

Gyeong Min pun menyambut tangan Roo Bi. Mereka berjabat tangan.


Se Ra bersama ibu dan neneknya juga Geum Hee sedang makan siang bersama di restoran.

Se Ra menyuruh nenek makan yang banyak.

Nenek pun berkata, kalau Se Ra yang mentraktirnya, ia akan makan sebanyak apapun yang ia bisa.

Nenek lalu menanyakan Tuan Bae. Nyonya Park bilang, bahwa Tuan Bae akan sedikit terlambat.

"Bagaimana Gyeong Min? Akan lebih baik jika seluruh keluarga bisa kumpul makan siang bersama." ucap nenek.


Tak lama, Gyeong Min datang dan nenek memberitahu Gyeong Min bahwa Se Ra mentraktir mereka.

Se Ra pun membalas perkataan nenek, ia bilang bahwa dirinya akan membiarkan Gyeong Min yang mentraktir mereka karena uang Gyeong Min lebih banyak.

"Tidak boleh! Gyeong Min punya keluarga sendiri yang harus ia urus. Dia harus menabung!" jawab nenek.

"Aku juga harus menabung untuk pernikahanku." ucap Se Ra.


"Kalau kau menjual semua sepatu dan dompetmu, kau akan mendapatkan uang lebih banyak." balas nenek.

Nyonya Park lalu menanyakan Roo Na.

Geum Hee pun berkata, bahwa Roo Na pasti sedang marah karena pemilihan itu.

Nenek menyuruh Geum Hee diam. Nenek bilang, seburuk apapun Roo Na, Roo Na tetap keluarga mereka.

Nenek lalu menyuruh Gyeong Min menelpon Roo Na dan menyuruh Nyonya Park menelpon Tuan Bae.

*Detik-detik kematian Tuan Bae guys. Sayang tidak ada seorang pun di rumah. Hanya ada Tuan Bae dan Roo Na.


Nyonya Park terkejut mengetahui Tuan Bae sudah di rumah.

"Kau bilang, kau akan pulang terlambat. Bagaimana dengan makan malammu? Haruskah kubawakan sushi untukmu?"

"Jangan cemaskan aku. Nikmati saja waktumu dan ibuku."

"Aku meninggalkan surat di ruang bacamu."


Tak lama kemudian, Roo Na pulang dan Tuan Bae langsung mengajaknya bicara.

"Ayah sudah melihat beritanya, kan? Aku mengundurkan diri seperti keinginan ayah."

"Keinginanku? Aku pikir itu karena video itu."

"Berapa lama lagi ayah akan meragukanku? Video itu palsu."

"Berapa lama lagi harus kukatakan, keserakahan akan membawa ketidakberuntungan. Aku tahu video itu tidak palsu. Aku juga tahu kau bukan sekali keguguran."

Sontak Roo Na kaget.

"Aku melihat catatan medismu di rumah sakit Chuncheon. Kau hamil sebelum kecelakaan dan keguguran karena kecelakaan itu, tapi kenapa Gyeong Min tidak tahu? Apa itu anak Gyeong Min?"

"Aku tidak tahu apa yang kau dengar tapi itu kesalahan. Yang hamil adikku, Jeong Roo Na."

"Kalau adikmu yang hamil, kenapa tertulis namamu di catatan medisnya?"


"Rumah sakit pasti melakukan kesalahan."

"Kau pikir aku percaya padamu?"

"Aku jujur kali ini. Aku berani bersumpah atas nama ayahku yang sudah meninggal. Hanya Bae Gyeong Min pria satu-satunya yang aku cintai. Bagaimana bisa kau mengatakan sesuatu yang kejam seperti itu?"

Roo Na pura-pura nangis dan masuk ke kamarnya.


Tuan Bae masuk ke kamarnya dan membaca dokumen yang diletakkan istrinya di ruang baca.

Dokumen itu adalah hasil analisis video Roo Na.

Tuan Bae pun langsung menghubungi nomor ponsel yang tertera di dalam dokumen. Tapi ponselnya sibuk.

Tuan Bae kemudian bertanya-tanya, siapa pria dalam video itu. Curiga, Tuan Bae pun langsung keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Roo Na.


Di kamarnya, Roo Na menghubungi In Soo. Ia memberitahu In Soo tentang Tuan Bae yang sudah membaca catatan medisnya di rumah sakit Chuncheon.

"Dia tahu aku keguguran saat aku mengandung anakmu. Dengarkan aku baik-baik, Na In Soo. Jika ayah mertuaku menanyakannya padamu, katakan yang keguguran adalah Roo Bi, bukan aku."

Tuan Bae yang ternyata mendengarkan pembicaraan Roo Na pun kaget.

"Na In Soo PD? Lalu Roo Bi...? Apa yang sebenarnya terjadi?" pikirnya.

"Jika kau salah bicara, ini akan menjadi akhir bagi kita berdua. Kalau dia tahu aku mencuri wajah Jeong Roo Bi, kau juga akan hancur." ucap Roo Na.

Tuan Bae syok. Setelah mengetahui Roo Na selesai bicara, Tuan Bae menghubungi nomor In Soo.


"Apakah ini Na In Soo PD?"

In Soo yang tidak tahu siapa yang menghubunginya pun membenarkan dan bertanya siapa yang menghubunginya.

Roo Na yang mendengar suara Tuan Bae dari dalam kamarnya pun langsung keluar.


"Apa yang kudengar itu benar? Kau mengandung anak Na In Soo? Lalu wajahmu? Wajah siapa yang kau curi?"

Roo Na syok mendengarnya. Tapi tak lama kemudian, ia berusaha meyakinkan Tuan Bae kalau dirinya adalah Jeong Roo Bi.

"Kau bukan menantuku. Siapa kau? Beraninya kau menipu keluargaku dan Gyeong Min! Kenapa kau melakukannya! Kenapa!"

"Karena aku menginginkannya! Aku menginginkan Bae Gyeong Min!"


Tuan Bae yang syok, langsung collaps. Sebelum collaps, ia ingat saat ibunya menentang pernikahan Gyeong Min dan 'Roo Bi'. Ia pun sadar, kenapa ibunya menentang pernikahan itu.

Melihat ayah mertuanya collaps, Roo Na kaget. Ia langsung menghubungi ambulance dan mencari obat ayahnya tapi tidak bisa menemukannya.


Tak lama kemudian, anggota keluarga yang lain pulang. Mereka heran melihat Roo Na keluar dari ruangan Tuan Bae.

"Aku mencari obat ayah. Aku sudah menghubungi ambulance. Ayah collaps." jawab Roo Na.

Sontak, mereka kaget dan langsung berlari ke atas.

Geum Hee menyuruh nenek masuk ke kamar karena takut nenek sakit. Tapi saat mendengar teriakan Nyonya Park, nenek langsung naik ke atas.


Di atas, Nyonya Park berusaha membangunkan suaminya.

Roo Na menangis melihatnya. Tapi tak lama, ia berusaha menenangkan dirinya dan berkata, kalau begitulah satu-satunya cara ia untuk bertahan.

Tak lama kemudian, ambulance datang. Disaat orang-orang sibuk mengurus Tuan Bae, Roo Na berlari menuju ruang baca Tuan Bae.


Gyeong Min duduk di ruang baca ayahnya. Ia tak bisa berhenti menangisi kepergian sang ayah.

Tak lama kemudian nenek dan ibunya datang. Nenek dan ibunya menyuruh ia berhenti menangis.

"Relakan kepergian ayahmu. Dan turunlah untuk makan." ucap nenek.

Nenek lalu melihat foto Tuan Bae dan memuji ketampanan Tuan Bae. Nenek bercerita, semua orang sangat menyayangi Tuan Bae sejak Tuan Bae lahir.

Kemudian, tangis nenek pecah. Nenek tidak menyangka, Tuan Bae pergi mendahuluinya.

Nyonya Park memeluk nenek.

Tak lama berselang, Se Ra dan Geum Hee datang.

"Nenek, jangan begini." pinta Se Ra.


"Samonim, jangan seperti ini. Kami juga merasa kehilangan." jawab Geum Hee.

Se Ra dan Geum Hee pun ikut memeluk nenek.

Roo Na yang berdiri di pintu, melihat semua itu pun meyakinkan dirinya kalau dia tidak bersalah dan apa yang terjadi pada Tuan Bae adalah kecelakaan.

Bersambung ke part 2.........