• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Defendant Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Jung Woo kembali selnya dan di dalam sel, teman2nya sudah menunggunya dengan wajah penasaran. Milyang bertanya, apa Jung Woo baik2 saja dan mengaku kalau mereka mencemaskan Jung Woo.

“Aku baik-baik saja.” Jawab Jung Woo.

“Tahanan 3866, kehidupan penjaramu benar-benar sangat dinamis. Walaupun kau sudah dikirim ke ruang hukuman atau ke kantor medis, kau tetap kembali ke sini. Koneksi macam apa yang kau miliki?” tanya Wooruk.


“Kau baru saja dari kantor medis? Apa ada sesuatu antara kau dan dokter itu?” tanya Moongchi.

Bangjang pun langsung menggeplak kepala Moongchi.

“Kau harusnya tahu keadaan sebelum membicarakan omong kosong ini. ucap Bangjang .


“Mana mungkin. Tahanan 3866, katakan padaku kalau itu tidak benar. Aku jatuh cinta pada dokter itu di pandangan pertama kami. Kau tahu maksudku.” Ucap Moongchi.

“Jangan bermimpi dan kembali saja ke dunia nyatamu. Dia adalah milikku.Kau terlalu jelek untuknya.” Jawab Wooruk.

“Apa kau gila? Aku lumayan tampan sebelum aku dipenjara.” Ucap Moongchi sambil menunjukkan foto dirinya yang tertempel di pintu lemari.

“Aku jauh lebih tampan darimu.” Jawab Wooruk sambil memperlihatkan fotonya juga.

“Kau kelihatan seperti sampah.” Ucap Moongchi

“Kau lebih buruk lagi.” Balas Wooruk.

“Tidur sajalah sana.” Suruh Bangjang.

“Baiklah.” Jawab Moongchi.

“Lain kali, ayo kita ambil suara untuk  menentukan yang lebih baik di antara kita.” ucap Wooruk.

Disaat semuanya mulai berbaring, Jung Woo diam saja sambil memikirkan siapa Sung Gyu sebenarnya.

 
Jennifer mendatangi kantor detektif. Sepertinya ia mau menyewa detektif untuk menyelidiki Min Ho.

Min Ho sendiri baru mendapatkan email tentang Jennifer.


Di kamar sewanya, Sung Gyu yang duduk di lantai teringat saat Seok menyuruhnya menyelesaikan tugas dengan benar. Seok berkata, Sung Gyu tidak perlu cemas soal biaya rumah sakit.

“Kau akan menemukan sebuah koper di tempat yang dijanjikan. Masukkan anaknya ke dalam koper. Dan semuanya akan selesai.” Ucap Seok.

Keesokan harinya, Sung Gyu membawa Ha Yeon ke gunung. Di gunung itu juga lah tempat Tae Soo menemukann koper yang ternyata kosong. Sung Gyu rupanya menjanjikan Ha Yeon akan bertemu dengan Jung Woo di gunung itu sehingga Ha Yeon mau ikut dengannya. Ha Yeon ragu ayahnya ada di sana karena ayahnya membenci gunung. Ha Yeon kemudian memegang tangan Sung Gyu dan menyanyikan lagu yang biasa ia nyanyikan. Sung Gyu pun merasa tidak tega.

Flashback end…



Sung Gyu menatap Ha Yeon yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Dengan wajah bingung, ia bertanya2 apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia menyerahkan diri.Sung Gyu lalu menekuk wajahnya dan berkata itu semua membuatnya gila.

Di sel, Wooruk yang sudah kebelet menyuruh Moongchi segera keluar dari toilet. Moongchi pun meminta Wooruk sedikit bersabar. Sementara Jung Woo menatap keluar sambil memikirkan sesuatu. Bangjang asyik membaca dan Milyang menjahit.


Tak lama kemudian, Moongchi keluar dan Bangjang pun bertanya kenapa Moongchi memasang koyo di dalam toilet.

“Ini hanya masalah etika.” Jawab Moongchi sambil mengancingkan seragamnya.

“Tapi kau mandi telanjang dengan kami semua.” Ucap Bangjang.

“Kalau mandi kan memang harus telanjang.” Jawab Moongchi.


“Moongchi, kenapa kau meletakkan koyo di perutmu? Apa itu bisa menyembuhkan sakit perut?” tanya Milyang.

“Tentu. Bisa membantu pencernaan juga.” jawab Moongchi sambil menunjukkan koyo di perutnya.

“Membantu pencernaan? Kedengarannya sangat mencurigakan.” Ucap Wooruk.

“Kau selalu mencurigai banyak hal.Tahanan 3866 mencurigakan. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak pernah menjawab.” Jawab Moongchi.

Moongchi lalu mengajak mereka keluar untuk berolahraga.

“Hari ini dingin sekali.Tidak bisakah aku istirahat saja di dalam sel? Kita tidak bisa sering-sering olahraga di cuaca seperti ini.” jawab Bangjang.

“Kita harus rajin olahraga demi menjaga bentuk tubuh.” Ucap Moongchi.

“Pak Tua, ini dingin. Pastikan kau memakai hadiah yang kuberikan di hari ulang tahunmu itu.” ucap Moongchi.

“Aku sudah memakainya.” Jawab Milyang sambil memamerkan penutup telinganya.

“Kau kelihatan cantik.” Puji Bangjang.

Tak lama, Wooruk membuka pintu toilet dan menyuruh Moongchi mengambil pakaiannya. Bangjang menutup hidungnya dan menyuruh Bangjang menutup pintu.

“Kau buang air di celanamu?” tanya Moongchi sambil tertawa geli.

“Akan kubunuh kau.” balas Wooruk.

Bibi Eun Hye masuk ke kamar Eun Hye dan menemukan Eun Hye yang ketiduran di meja. Bibi pun penasaran apa yang dilakukan Eun Hye sepanjang malam. Bibi kemudian membereskan berkas2 Eun Hye yang beserak di lantai. Tanpa sengaja, bibi melihat skema kasus Jung Woo yang ditempel Eun Hye di dinding.

“Benar-benar belum berakhir.Memang sepertinya tidak akan berakhir.” Ucap sang bibi.


Dalam tidurnya, Eun Hye mengigau…

“Tunggu sebentar lagi, Park Jung Woo-ssi.”


Para tahanan asyik bermain bola di halaman. Jung Woo seperti biasa duduk di tepi lapangan memikirkan masalahnya.

“Aku harus menjadi pelaku kriminal.” Ucap Jung Woo.

Dan flashback… Jung Woo baru kembali ke rumahnya setelah menguburkan koper kosong Ha Yeon. Jung Woo pun mendekati tubuh Ji Soo yang sudah tidak bernyawa itu. Tangisnya kembali pecah.

“Ji Soo-ya. Ji Soo-ya… Aku minta maaf, Ji Soo-ya.” ucap Jung Woo.

Jung Woo pun teringat kata2 si pembunuh kalau ia harus ditangkap sebagai pelaku pembunuhan Ji Soo kalau mau Ha Yeon selamat. Jung Woo yang tak punya pilihan lain, mengambil pisau dapur dan mengelap pisau itu dengan baju Ji Soo yang masih berlumuran darah.

“Ji Soo-ya, aku minta maaf. Maafkan aku.” tangis Jung Woo.

Jung Woo lalu mengepel lantai untuk membersihkan jejak si pelaku. Jung Woo kemudian membakar foto2nya bersama Ji Soo dan Ha Yeon di dalam kamar. Kata2 si pembunuh pun kembali terngiang di telinganya.

“Bilang saja pada mereka kau memergoki istrimu berselingkuh.” Suruh si pembunuh.


Jung Woo pun meletakkan foto Ji Soo yang bertemu seorang pria di lantai.

Flashback end…

Jung Woo lalu memandangi sekeliling penjara. Ia berencana untuk kabur.

Kata2nya pada Eun Hye pun kembali berputar di benaknya.

Flashback… Jung Woo yang baru sadar dari pingsannya, langsung ditemui Eun Hye. Eun Hye berkata, ini terlalu berbahaya. Jung Woo bilang, Ha Yeon masih hidup. Eun Hye pun hanya bisa menghela napas.

“Mari kita ajukan banding. Akan butuh waktu berbulan-bulan. Tidak ada jaminan aku bisa menang.Semua bukti sudah jelas. Aku bahkan sudah mengakui semuanya.Aku sudah divonis mati. Siapa lagi yang akan percaya padaku?” tanya Jung Woo.

Eun Hye terdiam.

“Apa kau bahkan percaya padaku, Seo Eun Hye-ssi?” tanya Jung Woo.

“Aku percaya.” Jawab Eun Hye. Eun Hye lalu menanyakan pertanyaan yang sama.

Tangis Jung Woo mengalir.

“Makanya kau menceritakan semua ini padaku. Kita harus mengajukan banding, tidak peduli bagaimanapun caranya. Kita butuh sedikit waktu untuk melakukannya.” Ucap Eun Hye.

Flashback end…


“Aku tidak punya banyak waktu.” Batin Jung Woo.

Deputi Jaksa menerobos masuk ke ruangan Joon Hyuk.

“Apa kau masih belum selesai? Pencarian. Apakah kau sudah menyelesaikannya? Ini tentang anaknya Jung Woo.” Ucap Deputi Jaksa.

“Aku harus menemukannya sebelum aku pergi.” Jawab Joon Hyuk.

“Kau sedang ada di bawah penilaian.” Ucap Deputi Jaksa.

Joon Hyuk kaget, apa?

“Kau dinominasikan untuk Penghargaan Jaksa.” Ucap Deputi Jaksa.

“Aku?” tanya Joon Hyuk kaget.

“Tapi kasus ini masih belum selesai juga. Kau sebentar lagi juga akan berangkat ke luar negeri. Ini benar-benar membuat frustasi.” Jawab Deputi Jaksa.


Jung Woo sedang memeriksa jendela dan ventilasi. Tak lama, terdengar suara Milyang. Milyang bertanya apa Jung Woo mau kabur.

“Oh, tidak. Aku hanya sedang tidak bisa tidur.” Ucap Jung Woo.

“Kau sudah mencoba kabur sebelumnya. Sebelum kau kehilangan ingatanmu.” Jawab Milyang.

“Apakah aku sudah pernah mencoba kabur?” tanya Jung Woo.

“Ada seorang ahli melarikan diri di sini. Dia sangat suka merokok. Sangat suka merokok.” Jawab Milyang.


Moongchi tiba2 saja bangun.

“Seorang ahli melarikan diri? Kenapa kau tidak pernah bilang padaku?” tanya Moongchi.

Milyang menatap Moongchi dengan seksama. Ia kemudian memukul pelan lengan Moongchi dan Moongchi kembali tertidur.Milyang pun kembali tidur.


“Apakah aku pernah mencoba melarikan diri?” Jung Woo bertanya2.

Keesokan harinya, para tahanan digiring ke lapangan untuk olahraga. Jung Woo berjalan di tepi lapangan. Seorang tahanan bernomor 2460 tiduran di tepi lapangan. Jung Woo pun langsung menghentikan langkahnya melihat nomor tahanan itu. Kata2 Milyang terngiang di telinganya.

“Nomor tahanannya adalah 2460.” Ucap Milyang.

Jung Woo lantas mendekati tahanan 2460 itu. Si tahanan 2460 yang sedang berbaring sambil menutup matanya dengan topi, langsung berkata akan sulit bagi Jung Woo untuk melarikan diri.

“Apa?” kaget Jung Woo.

“Jangan kaget. Kau bukan satu-satunya orang yang datang menemuiku. Tempat ini terlalu kecil. Maksudku penjara ini. Dan juga terlalu tua.” Ucap tahanan itu.

Tahanan itu kemudian duduk dan memasang topinya dengan benar. Dia adalah Lee Deok Hwa, aktor senior. Dia yang jadi ayahnya Ji Sung di Secret Love.

“Tempat ini terlalu kecil. Dan tidak ada tempat yang bebas dari CCTV.” Ucap tahanan 2460.

“Lalu…?” tanya Jung Woo.

“Apa kau tahu apa yang paling susah untuk ditipu? Kamera CCTV? Bukan.” jawab tahanan 2460, lalu meminta rokok dari Jung Woo.


Jung Woo diam2 memberikan rokok itu.

“Mata manusia. Mereka bisa membaca emosi.Tempat ini punya mata semacam itu. Tidak seperti kamera CCTV,kita tidak tahu ke mana mereka melihat. Susah sekali menipu mereka.” Ucap tahanan 2460 sambil menunjuk dua pengawas di menara.

“Kita juga masih punya menara pengawas di penjara Woljeong ini. Kita benar-benar tidak beruntung.Kau mau tahu bagaimana caranya kau bisa keluar dari sini?” tanya tahanan 2460.

Jung Woo mengangguk. Tahanan 2460 lagi2 meminta rokok.Tapi setelah diberi rokok, dia bilang tidak ada jalan keluar. Jung Woo langsung menatapnya tajam.

“Dengan instingmu, kau harusnya tahu itu. Kalau aku tahu ada jalan keluar, kenapa aku masih di sini?” ucapnya.

“Apa kau bercanda? Kau adalah rajanya melarikan diri.” Jawab Jung Woo.

“Dulu iya. Sudah lama sekali.” Ucap tahanan itu.

Jung Woo terdiam. Tahanan itu kemudian berkata lagi…

“Tapi aku pikir mungkin saja ada jalan keluar untukmu dari di sini.”

Tahanan itu kembali meminta rokok, tapi Jung Woo tidak mau memberikannya sebelum tahanan itu memberitahunya jalan keluar melarikan diri.

“Apakah kau selalu ditipu orang sepanjang hidupmu?” tanya tahanan itu.

Jung Woo pun terpaksa memberikan tahanan itu rokok lagi.

“Kau sudah tahu caranya.” Ucap tahanan itu.

“Apa yang kau bicarakan?” sewot Jung Woo.

“Coba kau pikirkan. Apakah 3 dikali 8 hasilnya 18? Bukan, hasilnya adalah 24.” Jawab tahanan itu lalu pergi.


Cheol Sik berpapasan dengan tahanan itu. Setelah tahanan itu pergi, Cheol Sik langsung mendekati Jung Woo.

“Apa yang sedang kau rencanakan? Hei. Ayolah, kita kan ada di posisi yang sama.” Bujuk Cheol Sik.

Jung Woo diam saja.

“Astaga. Kau mau begini, ya? Kau kira aku tidak bisa menukar selku kalau tidak dengan bantuanmu?” tanya Cheol Sik.

Jung Woo diam saja dan beranjak pergi. Setelah Jung Woo pergi, Cheol Sik mendekati Kepala Keamanan. Ia membisikkan sesuatu pada Kepala Keamanan.

Jennifer menemui seorang pria. Pria itu memberikan dokumen yang diminta Jennifer. Setelah membayar lunas pria itu, Jennifer beranjak pergi. Setelah Jennifer pergi, Seok mendekati pria itu dan memberikan pria itu uang serta berterima kasih atas kerja sama pria itu.


Di mobil, Jennifer melihat dokumen yang ternyata rekam medis Min Ho. Di rekam medis itu tertulis, kalau Min Ho benar2 kehilangan ingatan akibat syok karena kematian anggota keluarga. Jennifer terkejut.

“Apa dia memang Seon Ho?” pikirnya.

Jennifer yang baru kembali ke kamarnya terkejut melihat Min Ho sudah duduk menunggunya di sana. Min Ho mendekati Jennifer dan memeluk Jennifer. Min Ho mengaku bahwa ia sudah mengingat siapa teman terdekatnya. Jennifer berusaha melepaskan pelukan Min Ho, tapi Min Ho malah mencium bibirnya membuat ia terdiam.

“Ayo pergi dari sini.” Ajak Min Ho.

Min Ho mengajak Jennifer ke sebuah villa yang biasa didatangi Jennifer bersama Seon Ho. Min Ho mengetahui villa itu dari Seok.

“Masih sama seperti tahun lalu, ya? Aku bahkan tidak punya waktu untuk mengurusnya.” Ucap Min Ho.

Min Ho lalu mengajak Jennifer masuk ke dalam. Jennifer pun semakin bingung pria yang di hadapannya ini memang Seon Ho atau Min Ho.


Jung Woo seperti biasa, masih terjaga di saat tahanan lain sudah tidur. Jung Woo memikirkan kata2 tahanan 2406 tadi kalau ia sudah tahu jalan keluar untuk melarikan diri dari penjara. Jung Woo lantas membaca berkas bandingnya. Ia pun terkejut karena menyadari sesuatu.

Keesokan harinya, kita melihat Jennifer yang seranjang dengan Min Ho. Jennifer terbangun dan tersenyum melihat Min Ho yang masih tidur. Jennifer kemudian ingat bahwa Seon Ho punya bekasluka di bagian dada. Jennifer pun memeriksanya. Dan benar saja, memang ada luka di sana. Tapi Jennifer masih belum sepenuhnya percaya. Ia mau menyentuh luka itu, tapi tiba2 saja Min Ho terbangun dan memegang tangannya.


“Kau sudah bangun?” tanya Min Ho sambil tersenyum.

“Apa kau tidur nyenyak, Seon Ho-ya?” tanya Jennifer.

Min Ho mengangguk. Jennifer lantas turun dari kasurnya.

“Aku menunggumu diluar.” Ucap Jennifer lalu pergi.


Setelah Jennifer pergi, Min Ho teringat saat ia memeriksa mayat Seon Ho. Disana, ia melihat luka di dada Seon Ho.


“Dia masih belum percaya aku ini Seon Ho?” gumamnya sambil menatap kepergian Jennifer.

Min Ho mendekati Jennifer yang berdiri di depan jendela sambil menegak wine. Jennifer langsung tersenyum setelah Min Ho datang dan berkata saljunya turun sepanjang malam.

“Kau akan kembali besok, kan?” tanya Min Ho. Jennifer mengangguk.

“Aku sangat merindukanmu.” Ucap Min Ho.

“Kau mau minum wine?” tanya Jennifer.

“Kedengarannya bagus.” Jawab Min Ho.


Jennifer menuangkan wine putih ke dalam gelas dengan wajah curiga. Jennifer kemudian memberikan senyumnya saat memberikan wine itu ke Min Ho.

“Ini adalah wine Bordeaux kesukaanmu.” Ucap Jennifer.

“Terima kasih.” Jawab Min Ho, lalu meminum wine itu.

Jennifer lalu memeluk Min Ho dari belakang. Saat memeluk Min Ho, ia memegang lengan Min Ho dan menyadari sesuatu. Jennifer lalu meminta Min Ho menunggunya sebentar.

Di belakang, Jennifer memencet nomor Yeon Hee dengan tangan gemetar. Saat Min Ho menatapnya, Jennifer pun langsung meletakkan ponselnya kembali di atas meja dan mengambil gelas. Min Ho mendekati Jennifer, itu membuat Jennifer ketakutan.


Jennifer berusaha tersenyum untuk menyembunyikan ketakutannya. Ia menawari Min Ho wine putih lagi. Min Ho mengangguk. Jennifer menuangkan wine putih itu ke gelas dengan tangan gemetaran.

“Kau tahu adikku tidak suka wine putih. Kau tahu itu, kan?” tanya Min Ho.

Jennifer semakin ketakutan. Jennifer berusaha menjelaskan, namun tepat saat itu, Min Ho memukul kepalanya dengan keras. Jennifer langsung tersungkur dengan kepala bersimbah darah. Darah itu bahkan terpercik ke wajahnya. Setelah itu, kita melihat nama Yeon Hee di layar ponsel Jennifer. 




Rupanya Jennifer sempat menghubungi nomor Yeon Hee.


Seok melajukan mobilnya dengan kencang.


Kembali ke Min Ho yang berjalan ke arah danau sembari memegang benda yang digunakannya untuk memukul Jennifer.

Eun Hye mondar mandir menunggu Jung Woo. Tak lama kemudian, Jung Woo datang dan Eun Hye langsung menanyakan rencana Jung Woo.

“Vonismu akan ditetapkan. Kau akan dibawa ke tempat eksekusi.” Ucap Eun Hye.

“Aku akan keluar dari sini.” Jawab Jung Woo.

“Kau harusnya mengajukan banding.” Ucap Eun Hye.

“Aku akan dipindahkan dari sini.” Jawab Jung Woo.


Eun Hye kaget, apa? Dipindahkan ke penjara lain?

“Kalau vonisku sudah final aku akan dipindahkan ke rutan yang ada ruang eksekusinya. Setelah aku sampai di sana, aku yakin aku akan menemukan cara keluar dari penjara.” Jawab Jung Woo.

“Maksudmu kau mau melarikan diri? Apa kau sudah kehilangan akalmu?” protes Eun Hye.

“Hanya ini satu-satunya cara.” Jawab Jung Woo.


Tae Soo kembali ke ruangannya. Di sana dua rekanya sudah menunggu. Dua rekan Tae Soo menatap Tae Soo dengan wajah iba. Rekan Tae Soo memberitahu Tae Soo bahwa Jung Woo sudah menyerah dan tidak akan melakukan banding. Rekan Tae Soo lalu memberikan seragam baru Jung Woo. Tae Soo sedikit terkejut.

Tae Soo langsung menemui Jung Woo. Ia ingin tahu apa rencana Jung Woo sebenarnya, karena Jung Woo tiba2 tidak ingin melakukan banding setelah membuat kerusuhan.

“Apa kau mengakui kesalahanmu?” tanya Tae Soo sambil memberikan seragam baru Jung Woo.

Jung Woo diam saja sembari menerima seragam barunya.

“Ji Soo Noona pasti akan senang.” Ucap Tae Soo sedih.

“Aku minta maaf, Tae Soo-ya.” jawab Jung Woo.

“Mulai sekarang panggil aku petugas Yoon.” Ucap Tae Soo.

Tae Soo mengantar Jung Woo ke sel. Teman2 satu sel Jung Woo langsung heboh melihat Jung Woo yang mengenakan seragam barunya. Bangjang yang paling terkejut. Ia ingin tahu apa Jung Woo sudah menyerah dan tidak akan melakukan banding.

“Tidak.” Jawab Jung Woo.

Min Ho minum2 di depan jasad Jennifer. Tak lama, Seok datang. Min Ho memberitahu Seok kalau Yeon Hee mendengar semuanya. Seok lantas menyuruh Min Ho pergi dan berkata ia yang akan mengurus jasad Jennifer. Min Ho kemudian menghubungi seketaris Seon Ho dan memintanya datang.

Min Ho kembali ke mobil dengan sedikit terguncang. Seketaris Seon Ho mencemaskan Min Ho. Min Ho yang mencemaskan Yeon Hee meminta bantuan seketaris Seon Ho mencari Yeon Hee.


Yeon Hee sendiri tengah minum2 dengan tangis berlinang.


Tak lama, Min Ho datang ke tempat Yeon Hee minum2 tadi namun ia mendapati meja yang tadi diduduki Yeon Hee sudah kosong.

Yeon Hee melajukan mobilnya dengan kencang. Ia terlihat sangat terpukul. Yeon Hee terus menangis, tak lama kemudian ia terkejut karena menabrak seorang pejalan kaki. Yeon Hee menangis di mobilnya. Tak lama kemudian, Min Ho datang.

“Katakan padaku aku salah dengar. Kumohon! Kau harus bilang padaku kalau apa yang kudengar itu salah!” tangis Yeon Hee.

“Kau benar. Kau salah dengar.” Jawab Min Ho menenangkan Yeon Hee.

“Benar. Aku pasti salah dengar. Aku pasti salah dengar.” Ucap Yeon Hee.

Yeon Hee lalu menyadari kalau ia habis menabrak orang. Yeon Hee pun memberitahu Min Ho. Min Ho terkejut dan melihat ke arah pejalan kaki yang tergeletak di depan mereka. Min Ho langsung menyuruh Yeon Hee pergi. Yeon Hee terkejut.

“Cepat. Eun Soo sudah menunggumu di rumah.” Ucap Min Ho.

Yeon Hee pun turun. Setelah Yeon Hee turun, Min Ho langsung masuk ke mobil Yeon Hee dan melajukan mobil Yeon Hee.


Kepala Choi menemui Joon Hyuk karena mendengar Jung Woo yang sudah menyerah dan tidak mau melakukan banding. Joon Hyuk berkata, kalau ia juga sudah mendengarnya. Kepala Choi ingin tahu apa Joon Hyuk juga akan menyerah mencari Ha Yeon. Joon Hyuk hanya bisa minta maaf.

“Seandainya Jung Woo jadi jaksamu, dia tidak akan mengakhiri semuanya dengan cara ini. Kau tahu itu, kan? Tidak akan pernah!” ucap Kepala Choi, lalu beranjak pergi dengan wajah kecewa.

Deputi Jaksa datang menemui Joon Hyuk. Deputi Jaksa memuji Joon Hyuk yang sangat bersemangat karena nominasi penghargaan itu.

“Aku mau kau menyelesaikan semua ini sebelum kau berangkat ke  Amerika. Ada masalah sedikit dengan Presdir Cha. Kau tahu maksudku, kan?” Tanya Deputi Jaksa kemudian.

Deputi Jaksa memberikan berkas pada Joon Hyuk. Joon Hyuk membukanya. Dan berkas itu, berkas kasus tabrak lari dimana Min Ho menjadi tersangkanya.


Min Ho duduk di ruang interogasi jaksa sambil memikirkan apa yang dikatakan Sung Gyu pada Jung Woo hingga membuat Jung Woo pingsan. Tak lama, Min Ho diberitahu Seok tentang Jung Woo yang tidak akan naik banding. Min Ho terkejut, ia penasaran apa rencana Jung Woo.

Tak lama kemudian, Joon Hyuk datang menemui Min Ho. Min Ho menatap Joon Hyuk penuh arti.

Joon Hyuk kembali ke ruangannya. Tak lama, Deputi Jaksa datang. Ia marah2, bahkan sampai menampar Joon Hyuk karena Joon Hyuk menjebloskan Min Ho ke penjara.

“Presdir Cha memintaku untuk memasukkan dia ke penjara.” Ucap Joon Hyuk.

Deputi Jaksa terkejut.


Min Ho dibawa ke penjara dengan bus tahanan.

“Park Jung Woo sudah menyerah dengan sidang bandingnya. Bisakah aku bunuh dia saja sekarang? Karena sekarang sidang kasusnya sudah berakhir siapa yang akan peduli dia hidup atau mati?” batin Min Ho.

Astaga, Min Ho berencana membunuh Jung Woo.

Jung Woo lagi2 menatap keluar jendela. Teman2 satu selnya pun bingung karena Jung Woo jadi pendiam akhir2 ini. Sementara Jung Woo, berkata dalam hatinya kalau ia akan segera datang menjemput Ha Yeon.


Setibanya di rutan, Min Ho yang sudah mengenakan seragam penjara langsung menemui Kepala Tahanan.

“Melegakan sekali karena kau masuk ke rutan ini. Aku sudah meminta mereka menyiapkan sel tunggal untukmu.” Ucap Kepala Tahanan.


Di selnya, Cheol Sik sedang beberes. Teman satu sel Cheol Sik lantas meminta tisu toilet pada Cheol Sik. Tapi Cheol Sik malah bersikap menantang karena sadar akan pindah sel. Tak lama, petugas datang dan membuka pintu sel. Cheol Sik makin mengolok2 temannya itu. Tapi tiba2 saja, petugas menutup pintu selnya lagi setelah menerima perintah lewat walkie talkie nya. Cheol Sik langsung terdiam. Teman2 satu sel Cheol Sik mendekati Cheol Sik dengan wajah puas.

Jung Woo akhirnya ingat wajah si pelaku. Dalam ingatannya, ia melihat Min Ho yang berjalan ke arahnya sambil memegang pisau. Jung Woo syok.

Tak lama setelah itu, Min Ho dibawa masuk ke sel Jung Woo. Min Ho tersenyum licik menatap Jung Woo sementara Jung Woo menatap Min Ho dengan emosi. Namun, tiba2 saja Jung Woo tersenyum pada Min Ho.