Sebelumnya...
Jin Eon kini sudah duduk di
dalam rumah yang dulu pernah ia tinggali bersama Hae Gang. Woo Joo mendekati
Jin Eon. Melihat itu, Yong Gi marah dan langsung menyuruh Woo Joo bermain
diluar. Woo Joo cemberut. Jin Eon pun mengajak Woo Joo bermain bola dan gelembung
lain kali. Woo Joo mengangguk senang,
lalu pergi bermain di luar.
“Pemilik rumah ini?” tanya
Jin Eon.
“Dia pergi menemui anaknya.
Kemarin aku bilang anaknya masih hidup.”
jawab Yong Gi.
“Apa?” kaget Jin Eon.
“Kenapa kau bertanya? Apa
terjadi sesuatu?” tanya Yong Gi.
“Tidak. Aku hanya prihatin.
Ini akan sulit.” Jawab Jin Eon.
“Bukankah kalian sudah
bercerai? Ini akan sulit bagi Seol Ri.” Ucap Yong Gi.
“Bagaimana kau bisa mengenal
Seol Ri?” tanya Jin Eon.
“Selain di rumah ini, aku
juga bekerja di rumahnya . Setelah aku sampai di Korea, dia membantuku. Dan
saat semua milikku dicuri dan aku tidak tahu harus berbuat apa, dia yang duluan
datang padaku. Dia orang pertama yang memberiku pekerjaan. Dia perduli padaku
dan menjagaku. Kalau bukan karena Seol Ri, aku masih tetap berpikir kalau aku
berhutang nyawa pada Do Hae Gang.” jawab Yong Gi, membuat Jin Eon tertegun.
Sementara itu, di
apartemennya, Seol Ri sedang membaca profil Shin Il Sang. Kata2 Jin Ri pun terngiang2 di
telinganya. Kata2 bahwa Jin Eon tidak
akan tahan hidup bersama Hae Gang. Kata2 bahwa Jin Eon akan pergi meninggalkan
Hae Gang.
“Dia yang akan pergi
meninggalkannya? Bagaimana mungkin. Apa yang sebenarnya dia sembunyikan?” gumam
Seol Ri.
Nyonya Kim bercerita, bahwa
ia hidup bersama dengan Ji Ho tanpa mendaftarkan pernikahan mereka. Mereka
lantas berpisah. Nyonya Kim membawa Hae Gang, sedangkan Ji Ho membawa Yong
Gi. Nyonya Kim mengaku bahwa ia lelah
hidup miskin. Ia lelah pada Ji Ho yang hanya mengandalkan penelitian.
“Saat seseorang menawarkan
ibu untuk menjadi seorang artis, ibu bahkan tanpa ragu2 meninggalkan anak itu…”
“Kalau begitu nama keluargaku
adalah….?”
“Ibu menikah lagi supaya ibu
bisa merubah hidup ibu. Ibu pikir ibu
bisa melupakannya. Kau terus tumbuh dan ibu ingin berakar di suatu tempat. Kau
hidup dengan berpikir bahwa ayah barumu adalah ayah kandungmu. Saat ayahmu
meninggal di gunung dan Yong Gi menghilang, ibu tidak tahu harus berbuat apa.
Ayah mertuamu yang mengenalkan ibu pada pria itu.”
“Kenapa ayahnya Jin Eon?”
“Dia adalah teman baik
ayahmu. Mereka pergi ke gunung berdua dan dia kembali sendirian. Dia
menyalahkan dirinya seumur hidupnya. Dia membantu kita tanpa pamrih.”
“Apa yang terjadi di gunung?”
“Saat mendaki, talinya pasti
putus. Mereka mabuk saat di sana. Yong Gi yang aku kasihani. Seorang anak
kecil… sendirian… dia sendirian di
tengah orang2 asing… dan bahkan sekarang
juga, di tempat asing… dengan anaknya yang sakit… sendirian. “
“Aku tidak bisa
memberitahunya bahwa aku adalah kakaknya. Bahwa aku adalah saudaranya .”
“Aku juga tidak bisa
memberitahunya. Aku membawanya dan membuatnya berada di sampingku. Tapi aku
tidak berani memberitahunya. Saat aku memberitahunya, aku merasa bahwa mungkin
saja aku akan kehilangan dirinya. “
Jin Eon mengaku bahwa ia tahu
semua sejarah Yong Gi.
“Aku tidak tahu sebelumnya.
Aku menutup mata dan telingaku bahwa aku
berbeda. Selama aku bersih. Itu benar. Bukannya aku tidak tahu, tapi aku
mengabaikannya dan terus melarikan diri. Aku ingin berhenti melarikan diri, aku
ingin memulainya denganmu. Aku ingin menyelesaikannya, tentang yang terjadi
padamu dan Kim Sun Yong. Kalau kau meminta dokumen padaku, akan kuberikan. Dan
kalau ada yang harus dilaporkan pada polisi, akan kulaporkan. Mulai dari awal
tanpa ketinggalan apapun, aku akan mempertaruhkan posisiku dan segalanya, dan
setelah semuanya terungkap, aku akan meminta maaf padamu dan Woo Joo.” Ucap Jin
Eon.
“Apa kau memintaku untuk
percaya padamu sekarang? Berhenti bicara omong kosong! Berhenti menipuku!
Presdir Min Tae Seok mengatakan hal yang sama padaku empat tahun lalu! Dia
bilang akan menyelesaikannya dan berusaha membunuhku beberapa kali! Kalian
semua sama! Kau, Min Tae Seok, Do Hae Gang, kalian semua sama saja bagiku!
Kenapa kau? Kenapa sekarang? Kenapa padaku. Kenapa! Kenapa kau mau membantuku
padahal itu bisa membuat perusahaanmu hancur!” teriak Yong Gi.
“Karena kau dalam bahaya.
Karena aku mau membuktikan bahwa kakakmu tidak bersalah. Bahwa bukan Do Hae
Gang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi padamu. Aku harus membuktikan
itu pada Hae Gang.” jawab Jin Eon.
“Apa kau bilang? Eonni?”
tanya Yong Gi kaget.
“Hae Gang-ah… Yong Gi-ssi
Eonni. Kalian saudara kembar. Kakakmu tidak melakukannya. Saat Hae Gang
dianggap sudah tiada, aku yakin mereka menimpakan kesalahan padanya. Tolong
berikan aku waktu, supaya aku bisa membuktikan pada kalian berdua bahwa kakakmu tidak bersalah. Aku mohon
padamu.” Jawab Jin Eon.
Yong Gi syok mengetahui
kenyataan bahwa Hae Gang adalah saudara kembarnya.
Sementara itu, Hae Gang
berkata pada ibunya bahwa dirinya lah yang akan memberitahu Yong Gi duluan. Hae
Gang juga meminta pada ibunya agar ibunya menjaga Yong Gi dan Woo Joo, agar
Yong Gi dan Woo Joo tidak merasa kesepian dan takut lagi.
Tiba2, Baek Beom menerobos
masuk dan meminta Hae Gang membersihkan seragam dan sepatunya yang kotor. Baek
Beom juga menyuruh Hae Gang memasak. Hae Gang menyuruh Baek Beok mengerjakan PR
sampai dirinya selesai memasak. Melihat Hae Gang yang melakukan pekerjaan rumah
tangga, Nyonya Kim merasa kesal. Nyonya Kim bahkan ingin menggantikan Hae Gang
memasak untuk makan malam, tapi Hae Gang melarangnya.
Nyonya Kim prihatin melihat
anaknya yang sibuk memasak di dapur. Tak lama kemudian, Baek Jo datang dan
mengingatkan tugas lalu lintas yang harus dikerjakan Hae Gang. Hae Gang
mengerti dan menyuruh Baek Jo meletakkan semua tugasnya di kamarnya. Hae Gang
juga menyuruh Baek Jo mengumpulkan semua cucian agar ia bisa mencucinya.
Tak lama kemudian, Seok
pulang. Nyonya Kim langsung menatap tajam Seok. Seok tertegun melihat Nyonya
Kim berada di rumahnya. Nyonya Kim kemudian mendekati Seok dan menampar Seok.
Hae Gang yang mendengar suara tamparan bergegas keluar. Nyonya Kim menampar
Seok untuk yang kedua kalinya. Hae Gang terkejut.
“Kenapa anakku memasak,
mencuci dan menjaga anak2?! Kenapa kau membuat anakku melakukan apapun yang kau
inginkan… beraninya kau! Pada anakku! Inikah sebabnya kau mengambil anakku! Kau
pasti tahu, kau pasti tahu dia anakku! Kenapa kau tidak memberitahuku! Kenapa!
Kenapa! Kenapa kau tidak memberitahuku?! Supaya kau bisa menahannya di sini dan
melakukan semua pekerjaan itu?” tuduh Nyonya Kim.
“Tidak ada… yang bisa
kukatakan… semua… adalah salahku. Tolong maafkan diriku.” jawab Seok.
“Maaf apanya! Bagaimana aku
bisa memaafkanmu! Bagaimana!” teriak Nyonya Kim.
Hae Gang yang sudah tidak
tahan lagi akhirnya berteriak dengan keras, meminta sang ibu berhenti bersikap
seperti itu.
“Aku tidak tahu bagaimana kau
memandangku. Tapi aku merasa nyaman dan hangat di sini. Kalau aku tidak
memiliki kehidupan ini selama 4 tahun, aku tidak akan bisa menghadapinya. Aku
tidak akan bisa melakukan apapun! Karena Seok, aku masih tetap hidup. Dia
menyelamatku, melindungiku, merubahku dan dia membuatku merasa hangat. Dia
memberiku kehidupan selama 4 tahun seperti hadiah.” Teriak Hae Gang
Seok menangis. Nyonya Kim
terus memukuli Seok. Hae Gang memegangi ibunya. Tangis sang ibu kemudian pecah
lagi……..
Seol Ri membukakan pintu. Ia
senang karena Jin Eon datang berkunjung. Seol Ri ingin membuatkan Jin Eon
secangkir teh namun Jin Eon menolak dan menyuruh Seol Ri duduk. Melihat
ekspresi Jin Eon, Seol Ri pun sadar bahwa Jin Eon datang bukan untuk dirinya.
“Aku datang untuk
mendengarkan, kata-katamu, pikiranmu. Aku rasa aku tidak boleh langsung salah
paham padamu.” Jawab Jin Eon.
“Salah paham? Kau salah paham
padaku dan pada Do Hae Gang, juga
kesalahpahaman?” ucap Seol Ri.
Jin Eon tertegun mendengar
ucapan Seol Ri.
“Empat tahun yang lalu, kau
tidak seperti ini pada Do Hae Gang.” ucap Seol Ri lagi
“Aku menyesalinya, rasanya pahit sekali.”
Jawab Jin Eon.
“Sekarang ini yang kau cintai
bukan Do Hae Gang, apa kau tahu itu? Kau, sekarang ini sedang jatuh cinta
dengan seseorang yang tidak memiliki jejak yang ditinggalkan Do Hae Gang, orang
asing bagimu, orang lain bagimu. Do Hae Gang juga pernah mengatakan padaku. Bahwa
dia tidak mencintai suaminya, tapi dia mencintai Choi Jin Eon, yang merupakan
orang asing baginya. Kau dan dia hanya terikat bersama,tapi kalian belum
menyelesaikan masalah di antara kalian, saat Do Hae Gang kembali, apa kau
sanggup menghadapinya? Kalau dia benar-benar kembali, kalau hal yang tidak kau
ketahui tentang dia juga kembali apa yang akan kau lakukan? Rasa percaya diri
untuk tidak melarikan diri lagi darinya, apa kau memilikinya?” ucap Seol Ri.
“Bicaralah tentang dirimu
sendiri, bukan tentang Hae Gang dan aku. Biarkan saja cerita kami berdua, dan
bicaralah tentang dirimu, Seol Ri.” Jawab Jin Eon.
“Jawab dulu pertanyaanku.”
Pinta Seol Ri.
“Dia bukan orang asing bagiku.
Dia bukan wanita lain bagiku. Bagiku dia tetap sama, dan dia adalah wanita yang
aku lupakan saat aku terpuruk empat tahun yang lalu. Bagiku, dia hanyalah Hae
Gang. Kami berdua memiliki banyak hari yang tidak kau ketahui, Seol Ri. Aku
tidak akan melarikan diri, aku tidak bisa melarikan diri. Aku sudah
melakukannya.” Ucap Jin Eon.
Mata Seol Ri pun langsung
berkaca2 mendengar jawaban Jin Eon.
“Kenapa kau melakukan itu
padaku? Meminjamkan sepatumu, memakaikannya padaku, memegang payung untukku,
mengkhawatirkan aku,m enatapku, memegang tanganku... Kenapa kau melakukan itu
padaku, Sunbae?” tanya Seol Ri.
“Kau cantik. Kau murni,
polos, kuat dan selalu berusaha mencoba. Hae Gang dulu seperti itu. Aku merasa
kasihan padamu, atas perasaanmu padaku.Tanpa melihat kedepan, tanpa melihat ke
sekeliling atau di belakang, aku menyesal kau hanya melihat aku, dan cintamu, aku
merindukannya, dan aku ingin menghargainya.Begitulah dulu aku bersama Hae
Gang.Kau mirip denganku saat aku masih muda, dan kau mirip dengan Hae Gang saat
dia masih muda. Jadi aku... aku ingin menghargaimu. Kau masih seperti itu
bagiku, Seol Ri-ya. Lindungi dirimu sendiri, hargai dirimu sendiri dan pikirkanlah
betapa berharganya dirimu. Kumohon, jangan ikut campur urusan kami sebagai
pasangan dalam rumah tangga kami.” jawab Jin Eon.
Tangis Seol Ri pun mengalir
semakin deras.
“Jangan mengkhawatirkannya. Hae
Gang dan aku akan mengurusnya sendiri. Apakah kami bisa melaluinya, ataukah
kami akan gagal, hanya kami berdua yang akan merasakannya, jadi jangan ikut
terlibat, Kang Seol Ri. Ini bukan permintaan, tapi peringatan. Jadi berhentilah
mengganggu kami.” ucap Jin Eon lagi.
Tatapan kebencian pun semakin
terlihat di mata Seol Ri.
Nyonya Kim yang baru pulang
langsung disambut oleh tatapan kekecewaan Yong Gi. Dengan suara bergetar, Yong
Gi bertanya apa Nyonya Kim sudah bertemu dengan Hae Gang. Yong Gi juga ingin
tahu bagaimana perasaan Nyonya Kim setelah menemukan Hae Gang.
“Anakku… tidak mengenaliku.”
Jawab Nyonya Kim.
“Dia mungkin akan segera
mengenalimu karena dia punya kenangan yang bisa diingatnya. Kenangan tentang
ibunya. Kau tahu, aku tidak punya kenangan apapun tentang ibuku. Hanya kenangan
bahwa aku ditelantarkan.” Ucap Yong Gi dengan suara bergetar.
Yong Gi kemudian masuk ke
kamarnya. Tangis Nyonya Kim pecah, begitupula dengan Yong Gi.
Gyu Seok yang baru pulang
bersama Woo Joo tertegun mendengar tangisan Yong Gi. Woo Joo tampak tertidur
pulas di gendongan Gyu Seok. Gyu Seok lantas membuka pintu kamar. Yong Gi
langsung memalingkan wajahnya dan terus menangis. Gyu Seok membaringkan Woo Joo
di kasur.
Usai membaringkan Woo Joo,
Gyu Seok ingin keluar namun langkahnya tertahan saat ia tiba di pintu. Gyu Seok
kemudian berbalik, ia mengambil selembar tisu dan menyodorkannya pada Yong Gi.
Yong Gi diam saja dan terus menangis. Gyu Seok pun melepaskan kacamata Yong Gi
dan menghapus air mata Yong Gi. Yong Gi terus menangis. Gyu Seok menatap Yong
Gi dengan lembut.
Yong Gi bersiap2 untuk pergi
meninggalkan rumah itu, namun langkahnya dihalangi oleh Gyu Seok. Yong Gi
mengaku bahwa ia tidak bisa tinggal lagi di rumah itu. Gyu Seok berkata, itu
bukan urusannya. Yong Gi meminta Gyu Seok untuk bersikap seolah2 tidak
melihatnya. Gyu Seok tidak peduli dan mengambil Woo Joo dari gendongan Yong Gi.
“Aku harus melindungi
pasienku. Wali dari pasienku sudah keterlaluan.” Ucap Gyu Seok, lalu mengambil
koper Woo Joo dan kembali ke kamar.
Yong Gi mau tidak mau
mengikuti Gyu Seok. Tampak Gyu Seok yang tertidur sambil memeluk Woo Joo. Yong
Gi kemudian duduk disamping Gyu Seok dan mengaku bahwa Nyonya Kim adalah
ibunya.
“Aku mendengarnya. Wajar
kalau kau marah pada keluargamu. Mereka adalah orang2 yang paling melelahkan di
dunia ini.” jawab Gyu Seok.
(Cieee, curhat nih si dokter
unyu2)
“Do Hae Gang adalah kakak
kembarku.” Ucap Yong Gi.
“Benarkah? Itu adalah
kenyataan yang sulit kuterima. Hanya dengan melihat, malah kau yang terlihat
seperti kakak.Aku rasa kau bertambah tua dengan cepat, Dokgo Yong Gi-ssi.”
Jawab Gyu Seok.
“Apa kau bilang!” protes Yong
Gi, tapi Gyu Seok diam saja.
“Apa yang harus kulakukan
sekarang? Apa dan bagaimana… darimana dan apa… “ ucap Yong Gi.
“Sudah cukup. Berjanji
sajalah. Apapun keputusanmu, perawatan Dokgo Woo Joo harus tetap berlanjut.
Tetaplah disampingku, karena itu tempat paling aman bagimu, Dokgo Yong Gi-ssi.”
Jawab Gyu Seok.
(Cieee, si dokter mulai takut
kehilangan Yong Gi)
Jin Ri turun dari tangga dan
melihat Jin Eon di ruang keluarga. Dalam hati, Jin Ri berkata bahwa bagi Hae
Gang, Jin Eon adalah anak musuh. Jin Ri kemudian menghampiri Jin Eon.
“Apa kau mau pergi latihan
dengan ibu?” tanya Jin Ri.
“Benar. Tidurmu baik?” ucap
Jin Eon.
“Berkat kau. Kau mungkin akan
menjadi anak yang berbakti saat ini. Kenapa kau tidak menikah saja saat pikiran
ibumu masih normal? Dan saat masih bisa, kenapa kau tidak memberinya cucu? Kau
harus menghapus kesedihannya karena hanya itu satu2nya yang ia sesali. Kalau
kau bisa, penuhi keinginannya sebelum dia mati, agar kau tidak menyesal. Do Hae
Gang, bawa dia kembali. Dia mungkin tidak ingat, tapi kita semua mengenalinya.
Kau bisa melaksanakan pernikahan cepat dan hidup bersama. Lakukan saja sesegera
mungkin. Pertimbangkan ibu karena tidak ada banyak waktu yang tersisa.” Jawab
Jin Ri.
Pembicaraan itu terhenti
karena Nyonya Hong datang. Jin Ri pun langsung pergi. Mereka berencana pergi
bermain badminton. Saat hendak pergi, Presdir Choi tiba2 keluar dari kamar dan
mengaku ingin ikut bermain badminton juga. Nyonya Hong pun ngomel2 karena
Presdir Choi selalu menguntitnya seharian.
Begitu mereka pergi, gantian
Jin Ri yang ngomel karena ditinggal sendirian.
Jin Eon dan ibunya tampak
asyik bermain badminton. Nyonya Hong terlihat gembira. Tak lama kemudian, Jin
Eon menghampiri ayahnya. Jin Eon memberikan raketnya dan menyuruh sang ayah
bermain bersama ibunya. Jin Eon juga berkata akan mengambil shuttlecock nya
agar sang ayah tidak banyak bergerak.
Usai bermain badminton,
mereka pergi nge-gym. Presdir Choi terus memperhatikan Nyonya Hong yang tampak
asyik nge-gym.
Hae Gang sedang sarapan
bersama Tuan Baek, Seok dan anak2. Tuan Baek bertanya, hari ini kan kau
mendapatkan lisensimu sebagai pengacara kembali? Hae Gang mengangguk.
“Wow, Yong Gi Noona luar
biasa!” puji Baek Beom.
“Mulai hari ini, Yong Gi
Noona akan menjadi pengacara seperti Seok Hyung.” Ucap si sulung (aku lupa
namanya).
“Oppa, sudah berapa kali
kukatakan padamu, dia bukan lagi Yong Gi Noona tapi Hae Gang.” tegur Baek Jo.
“Bagiku itu terasa aneh.
Bagaimana bisa namanya berubah menjadi Hae Gang dalam semalam.” Jawab si
sulung.
“Mulai sekarang kau akan
bekerja di Firma Hukum Seok, kan?” tanya Tuan Baek.
Hae Gang terdiam dan langsung
menatap Seok.
“Tidak apa2. Lakukan saja apa
yang membuatmu merasa nyaman.” Jawab Seok.
“Benarkah tidak apa2?” tanya
Hae Gang.
“Iya.” Jawab Seok.
“Kalau begitu mari kita
bekerja bersama2.” Ucap Hae Gang.
“Apa?” Seok kaget.
“Kau yang bilang agar aku
melakukan apapun yang membuatku merasa nyaman.” Ucap Hae Gang.
“Kau tidak mau bekerja di
Firma Hukum yang besar?” tanya Seok.
“Kalau aku bekerja di sana,
aku akan kembali ke empat tahun lalu.” jawab Hae Gang.
“Kau masih bisa tetap bekerja
sekarang meski kau bekerja di tempat seperti itu. Dimanapun kau bekerja, kau
bisa bekerja seperti kau yang sekarang. Dasar bodoh. Kenapa kau membiarkan masa
lalu mengikatmu? Hanya karena kau ingat masa lalumu, bukan berarti kau
menghilang. Masa lalu adalah masa lalu, sekarang ya sekarang. Hiduplah seperti
dirimu. Hiduplah seperti kau yang sekarang. Kenapa kau membuatnya tidak
berarti? Kenapa kau membuat waktu yang kau jalani untuk hidupmu menjadi istana
pasir? Meski masa lalu kembali, kau yang sekarang tidak akan pernah hilang. Kau
harus melindungi dirimu sendiri!” ucap Seok.
Semua pun terdiam… Hae Gang
menatap Seok dengan berkaca2. Seok lantas beranjak pergi setelah mengatakan hal
itu.
Presdir Choi bertanya pada
Jin Eon apakah tidak apa2 jika dirinya menemui Hae Gang. Jin Eon pun berkata
jika sang ayah meminta izin darinya, maka ia tidak mengizinkannya. Ia mengaku
tidak bisa membiarkan Hae Gang berada di sisi sang ayah lagi.
“Bagaimana kau bisa
melindunginya dari kakak iparmu? Berapa banyak jebakannya, seperti apa
jebakannya dan dimana saja, kau tidak pernah mengetahuinya. Tapi Hae Gang tahu
kalau kau ingin menghindari tembakan. Berdiri disamping penembak adalah yang
terbaik. Kau harus membiarkannya melindungi dirinya sendiri. Hanya dia yang
tahu apa yang sudah diperbuat dan tidak dilakukan oleh Hae Gang. Dia anak yang
kuat, percayalah padanya.” Ucap Presdir Choi.
“Tidak. Jika itu terjadi,
mungkin aku bisa melindunginya dari kakak ipar, tapi tidak dari ayah. Aku harus
menyingkirkannya. Setelah aku membuktikan bahwa dia tidak bersalah, maka semua
orang bisa selamat. Kartu yang bisa aku gunakan untuk menyingkirkannya, sudah
ayah berikan padaku. Pedang bermata dua bagi ayah dan kakak ipar adalah Dokgo
Yong Gi.” jawab Jin Eon.
Jin Eon lantas ingin tahu
kenapa Yong Gi jadi pedang bermata dua bagi sang ayah. Kenapa sang ayah akan
terluka jika pedang itu digunakan.
“Apa kau ingin terlibat
dengan Hae Gang lagi?” tanya sang ayah.
“Aku sudah terlibat. Jangan
mengalihkan pembicaraan dan jawab pertanyaanku, Ayah.” jawab Jin Eon tegas.
Sementara Seol Ri sudah
berhasil menemui Shin Il Sang. Dengan liciknya, Seol Ri berkata akan membantu
Shin Il Sang menemui Hae Gang. Seol Ri juga memanasi Shin Il Sang dengan
berkata bahwa Hae Gang sama sekali tidak merasa bersalah.
Sementara itu, Hyun Woo
memberitahu Jin Eon bahwa pria bernama Lee Jung Man pergi ke pusat bela diri
setiap jam 7 malam. Hyun Woo bilang bahwa Jin Eon bisa menemuinya jika pergi ke
sana. Jin Eon mendengarkan perkataan Hyun Woo dengan seksama sembari menatap
alat penyadap di mejanya.
“Lupakan. Lupakan semuanya.
Berhenti mengikuti Lee Jung Man. Berhenti mengikuti pria yang menusuk Hae Gang,
seperti yang dikatakan kakak iparku. Selama Hae Gang terlibat, kalau aku
mengejar kakak ipar, artinya aku juga mengejar Hae Gang. Aku tidak bisa
melakukanya. Maafkan aku.” jawab Jin Eon.
“Apa? Memaafkanmu? Apa ini
sesuatu yang bisa berakhir hanya dengan mengatakan maaf!” teriak Hyun Woo.
“Bagaimana dengan Pudoxin?
Apakah kita juga harus berhenti menyelidikinya?” tanya Hyun Woo.
Jin Eon lantas memberi kode
dengan menunjuk jam tangannya.
“Hentikan.” Jawab Jin Eon.
“Kau sama saja, kau bajingan.
Kau bukan manusia. Apa kau tahu itu?” tanya Hyun Woo, sembari membentuk angka
dua di tangannya.
“Tidak ada yang ingin
kukatakan. Maafkan aku.” jawab Jin Eon.
Tae Seok terpancing!! Ia
tersenyum puas karena mengira Jin Eon akan berhenti melakukan penyelidikan.
Namun senyumnya itu tak berlangsung lama setelah ia menyadari komputernya
dihacker seseorang. Bukan hanya komputernya, tapi juga komputer Manajer Byeon,
Mi Ae dan seketaris Jin Eon.
Tak lama, Hyun Woo keluar dan
mengaku kalau komputer Jin Eon tidak bisa berfungsi dengan baik. Tae Seok juga
keluar dari ruangannya. Manajer Byeon berkata kalau sistem komputer di kantor
mereka sudah dirusak. Tae Seok terkejut. Hyun Woo pura2 panic. Ia berkata,
seseorang berusaha mencuri obat baru mereka. Hyun Woo lantas berlari ke ruangan
Jin Eon.
“Semua informasi pengembangan
obat baru sudah dicuri. Apa yang harus kita lakukan, Presdir? Ini bukan
kejadian sederhana. Ini hacking.” Ucap Manajer Byeon pada Tae Seok.
Sementara itu, di ruangannya,
Jin Eon menatap alat penyadap itu dengan senyum puas di wajahnya.
Hae Gang dan Seok baru saja
tiba di kantor mereka. Hae Gang memberi Seok selamat atas kemenangan Seok. Seok
tersenyum, ia lalu menyuruh Hae Gang pergi ke asosiasi pengacara.
“Mulai besok, kau tidak akan
duduk dengan orang lain, tapi menjadi pembela. Dengan kehangatan dan
keberanian. Kau siap, kan?” ucap Seok.
“Rasanya aneh.” Jawab Hae
Gang.
“Kalau kau tidak merasa aneh,
itu lebih aneh lagi.” Ucap Seok.
Seok lantas mengajak Hae Gang
keluar. Di depan kantor, tampak Shin Il Sang berdiri menunggu Hae Gang. Shin Il
Sang membuat puntung rokoknya sembaranga. Hae Gang pun menegur Shin Il Sang dan
menyuruh Shin Il Sang memungut puntung rokok itu. Shin Il Sang terkejut melihat
Hae Gang.
Karena Shin Il Sang diam
saja, Hae Gang menghela napas dan memungut puntung rokok itu.
“Kau tahu kan ada hukum bagi
orang yang membuang rokok sembarangan? Lain kali tolong jangan membuangnya di
jalan, mengerti?” ucap Hae Gang.
Shin Il Sang menatap Hae Gang
dengan penuh amarah. Hae Gang berjalan masuk ke kantornya. Shin Il Sang terus
memperhatikan Hae Gang. Shin Il Sang kemudian pergi begitu saja saat Seok menegurnya.
Setibanya di dalam, Seok
langsung bertanya pada Hae Gang apa Hae Gang mengenal pria yang berdiri diluar
tadi. Hae Gang menggeleng dan berkata karena pria itu membuang puntung rokok
sembarangan, jadi ia menegur pria itu. Seok pun kembali ke mejanya.
“Ayo kita cari tahu tentang
kematian Kim Sun Yong dulu. Aku menemukan sebuah artikel dan kejadian itu
terjadi di Stasiun Kereta Api Imjingang. Kita harus pergi ke sana dan menemui
pekerja di sana dan juga melihat catatan polisi. Seperti yang dikatakan Yong
Gi, kalau itu adalah pembunuhan, kita sudah tahu siapa pelakunya, Lee Jung Man.
Meski dia bersalah, dia bebas karena tidak ada tuntutan. Dan yang terpenting,
pernyataan saksi yang diberikan oleh Presdir Min Tae Seok hari itu.” ucap Hae
Gang.
Seok diam saja, namun
wajahnya menyiratkan ketidaksetujuan. Hae Gang lantas mengambil sebuah dokumen,
kemudian menghampiri Seok dan memberikan dokumen itu pada Seok.
“Mereka bilang aku yang
merencanakannya. Ada seseorang yang bernama Song In Baek di sana. Aku ingin kau
menemui dia untukku. Dia adalah Kepala Laboratorium di Perusahaan Farmasi Cheon
Nyeon, dan dikatakan bahwa dia yang pertama kali mendapat laporan hasil tes
klinis palsu dari Kim Sun Yong. Dia akan mengenaliku, jadi tolong pergilah
menemui dia untukku.” Ucap Hae Gang.
‘Apa yang mau kau lakukan?
Apa yang… Kalau kau mengungkapkannya, kalau kau menangkapnya, bagaimana
denganmu?” tanya Seok.
“Kalau aku bersalah, aku
harus membayarnya. Aku takut, tapi aku akan terus berjalan. Selangkah demi
selangkah, aku akan berjalan menuju kehidupanku. Meski semuanya akan
menyakitiku, seperti yang kau khawatirkan, ini sesuatu yang tidak bisa aku
hindari, dan tidak seharusnya aku hindari. Ini satu2nya cara bagiku…. dan
adikku untuk memulai kembali.” Jawab Hae Gang.
“Tidak bisa! Tidak bisa, kau
bodoh! Kalau itu terjadi padamu, bagaimana denganku? Bagaimana denganku, On
Gi-ya? Aku tidak bisa membiarkannya. Aku hanya tidak bisa. Tolong hentikan.
Kita abaikan saja kali ini.” ucap Seok.
“Kau adalah pengacara.
Pengacara Baek Seok.” Jawab Hae Gang.
“Aku tidak perlu apapun lagi.
Selama kau selamat, aku bisa membuang semuanya. Pekerjaanku, tanggung jawabku,
prinsipku, dan jiwaku… akan kubuang semuanya. Jadi lupakan. Kau harus
melupakannya.” Bujuk Seok.
Hae Gang menggelengkan
kepalanya. Seok pun putus asa…
Di mobilnya, Jin Eon
tersenyum melihat papan nama Hae Gang. Tak lama kemudian, Jin Eon turun dan
bergegas masuk ke kantor Seok. Sementara di dalam, Seok sudah duluan memberikan
papan nama untuk Hae Gang. Seok lantas mengajak Hae Gang pergi bersama
dengannya.
“Aku tidak bisa membiarkanmu
sendirian, jadi ayo kita lakukan sama2, selangkah demi selangkah aku akan
melakukannya. Aku akan menyelidikimu, mengungkapkannya dan menangkapmu. Aku
akan melakukannya. Aku akan menangkapmu. Jadi… jangan coba melakukannya
sendirian. Jangan lakukan apapun. Diam dan lihat saja apa yang kulakukan.” ucap
Seok.
“Aku akan menjadi pengacara
yang baik seperti dirimu. Sampai aku kehilangan izin pengacaraku….” Jawab Hae
Gang.
Hae Gang pun menangis….
“Jangan menangis.” Pinta
Seok. Tapi Hae Gang tetap saja menangis.
“Aku merasa sangat malu.
Bernafas, tidur, makan, kehilangan ingatanku, aku merasa sangat malu dengan
semuanya.” ucap Hae Gang.
Tepat saat itu, Jin Eon masuk
dengan wajah ceria. Tapi keceriaannya langsung hilang begitu melihat apa yang
dilakukan Seok pada Hae Gang. Seok mengusap air mata Hae Gang dan memeluk Hae
Gang. Jin Eon melotot melihatnya. Seok menyadari kehadiran Jin Eon. Jin Eon
yang cemburu memilih pergi.
“Kau harus pergi ke asosiasi
pengacara, kan? Jadi cepatlah pergi.” Suruh Seok.
Hae Gang beranjak keluar.
Setibanya diluar, ia tersenyum mendapati Jin Eon yang menunggunya di mobil. Hae
Gang pun bergegas menghampiri Jin Eon. Tanpa ia sadari, Shin Il Sang terus
mengawasinya dari kejauhan.
Hae Gang melambaikan
tangannya pada Jin Eon. Tapi Jin Eon diam saja dan terus memasang wajah
cemberut. Hae Gang pun heran. Hae Gang lalu beranjak ke pintu samping. Ia
terheran2 karena Jin Eon langsung mengunci pintunya. Hae Gang mengetuk kaca mobil.
Barulah Jin Eon membuka pintunya.
“Apa kau marah padaku?” tanya
Hae Gang.
“Aku tidak marah.” Jawab Jin
Eon ketus.
“Tapi kau memang marah.” Ucap
Hae Gang.
“Aku tidak marah.” Jawab Jin
Eon.
“Kau marah. Kalau kau memang
tidak marah, putar kepalamu dan lihat aku.” ucap Hae Gang.
Tapi Jin Eon diam saja. Hae
Gang pun langsung menggoda Jin Eon dengan berkata kalau semua itu tertulis di
wajah Jin Eon. Jin Eon masih saja diam dan cemberut.
“Ada apa lagi sekarang?”
tanya Hae Gang.
“Apa yang kau lakukan?” tanya
Jin Eon balik.
“Hah?” gumam Hae Gang heran.
Jin Eon makin cemberut. Hae
Gang lantas melihat wajah Jin Eon dari dekat.
“Pasang saja sabuk
pengamanmu.” Suruh Jin Eon.
“Apa? Pasang sabuk
pengamanku?” tanya Hae Gang.
Jin Eon tetap diam sambil
pasang muka cemberut. Hae Gang pun jadi ikut2an kesal. Tak lama kemudian, Jin
Eon memasangkan sabuk pengaman Hae Gang tapi masih dengan muka cemberut. Hae
Gang protes karena Jin Eon memasang seatbelt nya terlalu kencang.
“Aku tidak akan tahu apa
kesalahanku kalau kau tidak mengatakannya, jadi cepat katakan padaku.”
“Aku tidak marah.”
“Baiklah, kalau kau tidak
marah. Apa kau puas?”
Jin Eon pun mengalihkan
pandangannya ke belakang, menatap papan nama Hae Gang.Hae Gang mengajak Jin Eon
pergi, tapi Jin Eon malah memintanya menunggu sebentar. Hae Gang kesal karena
Jin Eon diam saja. Hae Gang lantas menyalakan tape. Jin Eon langsung
mematikannya dengan wajah kesal. Hae Gang menyalakannya lagi, tapi Jin Eon
lagi2 mematikannya masih dengan wajah kesal.
“Bicaralah.” Pinta Hae Gang.
“Bicaralah dengan si cahayamu
itu.” jawab Jin Eon ketus.
“Apa yang kau bicarakan?
Kenapa kau membicarakan tentang cahaya lagi?” protes Hae Gang.
“Karena aku sedang bersama si
penjaga cahaya itu.” jawab Jin Eon.
“Penjaga cahaya? Maksudmu
aku?” tanya Hae Gang bingung.
“Aku tidak punya cahaya.”
Jawab Jin Eon.
“Kau merusak moodku. Aku akan
mengambil ijinku besok, jadi ayo kita pergi makan saja, aku lapar.” Ucap Hae
Gang.
“Pergilah makan dengan si
cahaya, aku tidak lapar.” Jawab Jin Eon.
“Ada apa denganmu sebenarnya?”
tanya Hae Gang.
“Tanyakan pada si cahaya itu
kenapa aku seperti ini. Aku tidak bisa menyingkirkannya. Aku seharusnya
melemparkannya ke lautan.” jawab Jin Eon.
“Apa kau akan tetap seperti
ini? Beritahu kesalahanku sebelum kau menghukumku.” Pinta Hae Gang.
“Bagimu, dia adalah cahaya,
bagiku dia adalah orang bodoh, benar-benar bodoh. Orang bodoh itu yang
bersalah. Ah, bodoh, benar-benar bodoh.” Jawab Jin Eon.
“Aku keluar.” Ucap Hae Gang
sambil melotot.
“Kenapa? Supaya kau bisa
pergi ke si cahaya itu?” tanya Jin Eon.
Hae Gang pun menarik napas
kesal dan melepaskan seatbelt nya.
“Mari kita cari kantor
untukmu secepatnya.” Ucap Jin Eon.
“Aku tidak punya uang untuk
memiliki kantor sendiri.” Jawab Hae Gang.
“Aku punya.” Ucap Jin Eon.
“Itu bukan uangku.” Jawab Hae
Gang.
“Firma Hukum Baek Seok juga
bukan milikmu.” Ucap Jin Eon.
“Aku bisa membayar setengah
biayanya.” Jawab Hae Gang.
“Jadi maksudmu kau tetap akan
bekerja di sana sebagai pengacara, dengan bajingan itu?” tanya Jin Eon.
“Ya, aku memutuskan untuk
melakukan itu.” jawab Hae Gang.
“Tidak boleh, aku tidak
mengijinkannya.” Ucap Jin Eon.
“Itu bukan hakmu untuk
memberi ijin. Itu adalah haknya Seok. Dimana aku bekerja dan dengan siapa, itu
adalah keputusanku.” Jawab Hae Gang.
“Tidak bisakah kau
mendengarkan aku? Aku mengatakan padamu, aku tidak menyukainya. Aku katakan
padamu, ini mengangguku bahwa kau bekerja di sini. Aku katakan padamu bahwa itu
membuatku gila, aku tidak mengerti kenapa kau seperti ini Siapa pria itu? Siapa
dia bagimu? Dari yang aku lihat, kau selalu memberinya kesempatan.” Ucap Jin
Eon.
“Apa? Kesempatan?” tanya Hae
Gang kaget.
“Ya, kesempatan.” Jawab Jin
Eon.
“Dasar bodoh.” Rutuk Hae
Gang.
“Apa?” tanya Jin Eon kaget.
“Dasar bodoh!” jawab Hae Gang.
“Hei!” teriak Jin Eon.
“Aku pergi! Ke si cahaya!”
jawab Hae Gang kesal.
Hae Gang lantas turun dari
mobil Jin Eon dengan wajah kesal. Bukannya menyusul Hae Gang, Jin Eon malah
melajukan mobilnya dan pergi. Hae Gang terus berjalan ke kantor Baek Seok. Saat
menyadari Jin Eon sudah pergi, kekesalan Hae Gang pun semakin bertambah.
Hae Gang kembali keluar. Ia
tersenyum saat mendapati mobil Jin Eon berada tak jauh darinya. Jin Eon yang
melihat Hae Gang dari spionnya juga tersenyum. Jin Eon lantas memundurkan
mobilnya.
“Kenapa kau tidak pergi ke si
cahaya itu?” tanya Jin Eon.
“Aku akan menemui si bodoh.”
Jawab Hae Gang.
“Kalau si bodoh itu
memintanya... maukah kau menikah lagi dengannya? Ayo kita menikah. Ayo kita
menikah saja. Aku gila karenamu, karena aku ingin hidup bersamamu.” Ucap Jin
Eon.
“Mari kita lakukan lain kali,
lain kali, pasti.” Jawab Hae Gang.
“Pasti?” tanya Jin Eon.
“Pasti.” Jawab Hae Gang.
“Ayo kita pergi! Untuk
mengambil ijin pengacaramu.” Ucap Jin Eon.
Berikutnya, Hae Gang
mengatakan sesuatu yang mengejutkan Jin Eon. Hae Gang berkata, bahwa dirinya
mencintai Jin Eon. Jin Eon membeku mendengarnya.
Bersambung ke part 2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment