• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

My Golden Life Ep 6 Part 1

Sebelumnya...


Ji An terkejut saat Tuan Seo melarangnya pindah ke Keluarga Choi. Tuan Choi bahkan juga minta maaf ke Ji An karena sudah membuat keluarganya hidup menderita.  Tuan Choi lalu bertanya, Ji An mau pergi ke Keluarga Choi bukan karena Keluarga Choi kaya raya, kan.

“Itu bukan satu-satunya alasan.” Jawab Ji An.

“Lalu apa itu karena situasi kita? Kau cemas mereka akan menyakiti kami, kan?” tanya Tuan Choi.

“Itu hanya sebagian saja.” Jawab Ji An.

“Lalu jika kau mendapat pekerjaan, maksudku jika kau bisa pergi belajar keluar negeri, kau akan tetap tinggal dengan kami, kan?” tanya Tuan Seo.

“Apa ayah ingin mencegahku pergi ke sana?” tanya Ji An.

“Bukan, bukan seperti itu. Ayah hanya ingin tahu apa yang membuatmu ingin pindah.” Jawab Tuan Choi.

“Mereka menyuruhku pindah. Aku mengerti perasaan mereka.” Ucap Ji An.

“Jadi kalau mereka tidak menyuruhmu pindah, kau akan tetap tinggal bersama kami?” tanya Tuan Seo.


Dan, merekah lah senyum Tuan Seo saat Ji An mengaku tak ingin pindah. Namun, itu hanya bayangan Tuan Seo saja karena kenyataannya Ji An memang benar2 ingin pindah ke keluarga yang sebenarnya keluarga kandung Ji Soo. Tuan Seo sontak terkejut. Ia bahkan marah atas keputusan Ji An itu.

“Ya, aku ingin pergi. Aku sangat menderita. Rasanya aku ingin bunuh diri saja. Tidak ada yang bisa kulakukan.” jawab Ji An.

Tuan Seo terkejut, Ji An-ah…


“Hidup seperti ini membuatku sakit. Saat orang-orang membenciku dan mengabaikanku, itu membuatku sangat menderita dan putus asa. Aku tidak tahan lagi.” Ucap Ji An.


Tuan Seo terus berusaha membujuk Ji An, tapi Ji An malah marah. Ia tidak mengerti kenapa Tuan Seo melarangnya pindah ke Keluarga Choi.

“Aku hampir menjadi pegawai tetap, tapi temanku berhasil mendapatkan pekerjaan itu karena ayahnya! Seperti itulah dunia berjalan! Tidak peduli seberapa banyak aku mencoba, aku tidak pantas mendapatkannya! Aku tidak memiliki nilai atau kualifikasi yang bagus! Bagaimana aku bisa mendapat nilai bagus kalau disaat bersamaan aku bekerja! Bagaimana bisa aku menang melawan anak-anak yang mendapat uang saku, les privat dan belajar diluar negeri! Jadi kenapa aku tidak boleh pindah ke sana? Orang tua kandungku kaya raya! Kenapa kau membawaku saat pertama kali kau menemukanku!” protes Ji An.


Tuan Seo seketika membeku, ia tak tahu bagaimana harus meluruskan kesalahpahaman itu. Ji An yang sudah tidak kuat lagi, akhirnya berlari meninggalkan ayahnya. Saat sudah sendiri, tangis Ji An pecah.


Setelah beberapa menit menangis, Ji Soo datang. Ji An pun cepat2 menghapus tangisnya. Ji Soo ingin menceritakan sesuatu, tapi Ji An menyuruh Ji Soo cerita setelah Ji Soo pulang kerja.

Ji Soo berkata, bahwa sekarang ia mengerti kenapa ia merasa sedih. Ia pikir, ia merasa sedih karena Ji An akan pindah, tapi ia sekarang tahu kenapa ia merasa sedih. Ji An tidak mengerti maksud Ji Soo. Ji Soo pun berkata, itu karena alasan Ji An. Ia yakin, Ji An ingin pindah karena Keluarga Choi kaya raya.

“Kenapa aku tidak boleh pindah? Mereka orang tua kandungku. Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku.” Jawab Ji An.


“Kau membuat ayah dan ibu menderita. Jika kau pergi, itu sama saja kau menyalahkan mereka karena mereka miskin dan membuatmu gagal mendapatkan pekerjaan! Bagimana bisa kau menyakiti mereka seperti itu” ucap Ji Soo.

“Kau sudah selesai bicara?” tanya Ji An.

“Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan kami. Jika kau berani meninggalkan kami, aku tidak akan pernah memaafkanku.” Jawab Ji Soo.

“Hei, Seo Ji Soo!” protes Ji An.


“Bagaimana bisa kau pergi semudah ini setelah mengetahui jati dirimu? Kami keluargamu! Kami menghabiskan sepanjang hidup kami dengan dirimu! Apakah kita harus dikaitkan dengan hubungan darah agar bisa menjadi keluarga? Kau bisa mengunjungi orang tua kandungmu kapan pun kau mau, tapi kau tidak harus pergi. Rumahmu disini. Aku saudara kembarmu! Kami keluargamu!” ucap Ji Soo.

“Ini tidak akan merubah apapun. Aku masih putri mereka dan juga kakakmu. Aku akan mengunjungi kalian setiap hari, makan dengan kalian setiap malam dan membiayai mereka.” Jawab Ji An sambil berjalan pergi.

Ji Soo pun bergegas menyusul Ji An dan bertanya, alasan Ji An mau pindah.

“Karena aku tidak mau hidup menyedihkan lagi.” Jawab Ji An.

“Jadi kau mau pergi karena uang? Hey, bagaimana bisa kau berpikir untuk meninggalkan kami hanya demi uang?” protes Ji Soo.


Ji An pun langsung marah mendengar kata2 Ji Soo. Ia bilang, Ji Soo tidak tahu apa2 soal hidupnya. Ji Soo tidak tahu penderitannya. Ji Soo tidak tahu apa artinya uang. Ji An juga bilang, orang lain boleh mengkritiknya tapi tidak dengan Ji Soo.

“A… apa maksudmu?” tanya Ji Soo kaget.

“Aku berpikir kita ini kembar. Saat aku menjagamu, sebagai kakakmu, apa yang  kau lakukan? Kau tidak belajar, kau melakukan dan makan semua yang kau inginkan!”  jawab Ji An.

“Jadi kau marah karena yang bisa kulakukan hanya makan?” tanya Ji Soo tersinggung.


Ji An pun membalasnya dengan tertawa. Ji Soo pun semakin tersinggung. Ji An berkata, ia tertawa karena Ji Soo tampak imut dan menggemaskan. Ji An lantas meminta Ji Soo menghargai keputusannya untuk pergi. Setelah itu, Ji An pun pergi karena harus ke pernikahan Yoon Hee.


Ji Soo marah, “Hey, Seo Ji An! Kau bukan kakakku lagi. Aku serius! Kalau kau pergi, kita selesai!”

Sembari berjalan menjauhi Ji Soo, Ji An menangis.

“Ji Soo-ya, jangan katakan itu. Ini sudah cukup sulit untukku.” Batinnya.


Nyonya Yang cemas karena Tuan Seo tidak bisa dihubungi. Nyonya Yang pun akhirnya menghubungi Ji An. Sambil menangis, Ji An bilang akan pindah lebih cepat dari yang ia rencanakan. Ji An mengaku, tidak sanggup melihat wajah ayahnya dan juga Ji Soo. Terkejut lah Nyonya Yang mendengar keputusan Ji An ini.


Nyonya No yang lagi mengecek kamar Eun Seok bersama seketarisnya, langsung girang setelah membaca pesan Nyonya Yang. Nyonya Yang memberitahu Nyonya No kalau Ji An akan pindah besok. Nyonya No langsung semangat dan menyuruh seketarisnya membersihkan kamar Eun Seok. Seketaris Min mengerti dan langsung meninggalkan kamar Eun Seok.


Sepeninggalan Seketaris Min, Nyonya No dikejutkan dengan kedatangan Jin Hee. Jin Hee protes karena Nyonya No tidak memberitahunya soal Eun Seok. Jin Hee pun bertanya, apa Nyonya No masih menyalahkannya atas penculikan Eun Seok. Nyonya No pun mengingat bagaimana ia bisa kehilangan Eun Seok.

Flashback…


Saat itu, Nyonya No meninggalkan Eun Seok sendirian di mobil. Ia terpaksa meninggalkan Eun Seok karena melihat Eun Seok yang tidur sangat pulas. Sebelum turun, Nyonya No menurunkan sedikit kaca mobilnya agar Eun Seok merasa nyaman. Namun saat hendak kembali ke mobil, Jin Hee tiba2 menghubunginya. Jin Hee memberitahu Nyonya No, bahwa Tuan Choi menyuruh seseorang membuntuti Nyonya No. Jin Hee mengaku, sedang berusaha menghentikan Tuan Choi yang ingin merusak reputasi Nyonya No. Jin Hee lantas menyuruh No datang membawa Eun Seok ke rumah di Yangpyeong. Nyonya No pun bergegas pergi. Ia melajukan mobilnya tanpa menyadari Eun Seok yang sudah tidak berada di mobil.


Begitu mobil Nyonya No melaju, Soon Ok yang menggendong Eun Seok pun buru2 mengejar mobil Nyonya No, tapi usahanya gagal. Alhasil, ia hanya bisa memandangi kepergian Nyonya No dan menatap Eun Seok dengan wajah bingung.

Flashback end…


“Kita sudahi pembicaraan ini. Ngomong-ngomong, kapan dia akan pulang? Sepertinya dia akan ada di sini hari ini atau besok.” Ucap Jin Hee.

“Temui dia saat aku memperkenalkannya nanti.  Dia harus beradaptasi dengan keluarganya lebih dulu.” Jawab Nyonya No.

“Bagaimana hidupnya?” tanya Jin Hee.

“Kenapa kau bertanya itu? Kau ingin memberitahu ayah? Percuma, kau hanya membuang-buang waktumu. Pergilah sekarang. Masih ada yang harus kulakukan.” jawab Nyonya No.

“Tapi dimana suamimu dan juga Do Kyung?” tanya Jin Hee.

“Do Kyung dia ada di gym. Jae Sung bermain golf dengan Asosiasi Pengusaha Korea.” Jawab Nyonya No.


Tuan Choi sendiri ada di rumah abunya Eun Seok. Ia datang untuk mengambil barang2 Eun Seok. Ia menangis haru saat membaca salah satu kartu ucapan selamat ulang tahun Eun Seok yang ditulisnya. Tak lama kemudian, Nyonya No menghubunginya. Tuan Choi berbohong, mengatakan main golf nya hampir selesai. Nyonya No kemudian memberitahu Tuan Choi kalau Eun Seok akan kembali ke rumah mereka besok. Tuan Choi kaget, sekaligus bahagia.


Sepeninggal Ji An, Tuan Seok masih terpaku di tempatnya dan mengingat kata2 Ji An yang ingin menjadi Choi Eun Seok. Tiba2, dua orang petugas patroli datang memeriksanya karena Tuan Seo sudah berdiri di area itu lebih dari satu jam dan membuat anak2 yang bermain disana ketakutan.

“Aku mengerti. Melihat pria tua berdiri disini pasti membuat mereka ketakutan.” Jawab Tuan Seo.

Tuan Seo lantas membungkukkan badannya, meminta maaf. Setelah itu, ia beranjak pergi.


Myung Shin menunggu Ji An di depan hotel tempat Yoon Hee akan menikah. Tak lama kemudian, Ji Tae dan Soo A datang. Mereka berhenti tepat disamping Myung Shin. Myung Shin pun sebal melihat Soo A yang membetulkan letak dasi Ji Tae. Pandangan Soo A akhirnya mengarah ke Myung Shin.
“Kau iri, kan?” tanya Soo A pada Myung Shin.


Soo A lantas mengajak Ji Tae masuk. Sepeninggal Soo A dan Ji Tae, Myung Shin langsung mengumpat sebal. Tak lama kemudian, Ji An datang. Myung Shin pun langsung mengadu tentang pasangan yang mengoloknya tadi.


Di dalam, Soo A mengenalkan Ji Tae sebagai pacarnya di depan teman2nya dan juga calon mempelai pria sekaligus mantan pacarnya. Jae Rok pun menggoda Ji Tae dengan mengungkit masa lalunya dengan Soo A. Soo A merasa malu dan langsung menyuruh Jae Rok berhenti bicara. Ji Tae hanya tertawa membalas godaan Jae Rok. Teman2 Soo A lalu bercerita betapa mempesonanya Soo A. Ji Tae pun membalasnya dengan mengatakan bahwa dirinya jatuh dalam pesona Soo A.

“Sudah cukup, aku sudah tua sekarang.” jawab Soo A.

“Karena itulah, kau harus menentukannya sekarang.” ucap Jae Rok.


Jae Rok lantas bertanya, kapan Ji Tae dan Soo A akan menikah. Ji Tae langsung menjawab, kalau mereka tidak akan menikah. Sontak saja, keempat teman Soo A itu kaget. Soo A buru2 menambahkan kalau mereka tidak percaya pada pernikahan. Ji Tae langsung merangkul Soo A dan berkata, meskipun mereka memutuskan untuk tidak menikah tapi mereka berharap pernikahan Jae Rok akan bahagia.

  
Si calon mempelai wanita tak lain dan tak bukan adalah Yoon Hee. Yoon Hee mengeluh sebal karena Myung Shin belum datang. Ha Jung berkata, Myung Shin adalah best friend nya Ji An, jadi Myung Shin tidak akan datang.

“Ji An mungkin tidak datang, tapi Myung Shin harus datang.” jawab Yoon Hee.


Tak lama kemudian, datanglah Ji An bersama Myung Shin. Ha Jung pun panic melihat Ji An. Teman mereka yang satu lagi (sy lupa namanya) bercerita, kalau Ha Jung baru tahu dia bekerja di Hae Sung gantiin posisi Ji An saat dia dalam perjalanan menuju kafe untuk menemui mereka saat itu.


Ji An lantas memberikan sisa uang ganti rugi ke Ha Jung. Ia juga minta maaf karena kemaren hanya membayar separuhnya. Ketiga teman mereka pun kaget. Ha Jung membela diri, dengan mengatakan dia kehilangan dua gigi depannya saat Ji An memukulnya. Teman mereka yg satu lagi langsung mengungkit soal Ha Jung yang datang ke klinik giginya Jae Rok. Yoon Hee membela Ji An, ia bilang gigi Ha Jung copot karena infeksi gusi bukan pukulan Ji An.


Myung Shin marah, ia protes karena Ha Jung juga menuntut uang ganti rugi setelah merampas pekerjaan Ji An. Ha Jung kesal karena teman2nya lebih membela Ji An. Ji An pun menenangkan ketiga temannya karena tak ingin merusak pernikahan Yoon Hee. Tapi Ha Jung yang keburu kesal, langsung beranjak pergi setelah mengambil uang ganti rugi dari Ji An. Ia bahkan menyenggol bahu Myung Shin saat berjalan menuju pintu.


Tapi begitu pintu otomatisnya terbuka, ia berbalik menatap Myung Shin dengan galak dan berkata, tidak akan menolong Myung Shin lagi mencari pekerjaan. Setelah mengatakan itu, ia berbalik ke pintu mau keluar tapi malah langsung kejedot karena gak menyadari pintu yang sudah tertutup kembali secara otomatis. Sontak saja, Ji An dan ketiga temannya langsung menertawakan Ha Jung.


Pernikahan Yoon Hee dan Jae Rok pun dimulai. Soo A melihat Yoon Hee dan Jae Rok yang berjalan ke altar dengan antusias. Melihat ekspresi Soo A itu, Ji Tae hanya bisa menghela napas. Ia paham perasaan Soo A yang juga ingin menikah.


Selesai acara, Ji An dan kedua temannya bergegas meninggalkan aula sambil mengolok2 Ha Jung. Myung Shin masih kesal sama Ha Jung yang tidak hanya menuntut ganti rugi, tapi juga merampas pekerjaan Ji An. Di tengah2 pembicaraan ponsel Ji An berdering. Sebuah pesan masuk, dari Nyonya Yang yang menyuruh Ji An makan malam di rumah karena Ji An akan pindah ke rumah Keluarga Choi besok.


Ji Tae dan Soo A yang juga mau pulang, tanpa sengaja melihat Ji An. Soo A mengajak Ji Tae menyapa Ji An. Tapi Ji Tae menolak. Soo A pun kesal dan langsung pergi. Soo A salah paham, ia pikir itu karena Ji Tae tidak mengenalkan dirinya pada keluarga Ji Tae. Ji Tae berkata, Soo A tidak perlu mengenal keluarganya karena mereka hanya berkencan. Soo A kecewa dan tambah kecewa saat Ji Tae menegaskan bahwa mereka tidak akan menikah. Soo A yang kecewa akhirnya berusaha membuat Ji Tae cemburu. Ia sengaja berkata, akan pergi ke Kanada karena ibunya mau menjodohkannya dengan pria lain. Tapi Ji Tae bukannya cemburu, malah menyuruh Soo A menuruti permintaan sang ibu. Soo A tambah kesal. Ia pun akhirnya pergi meninggalkan Ji Tae.


Do Kyung yang lagi nge-gym melihat berita di televisi soal pencari kerja yang bunuh diri karena tidak mampu melunasi hutang ke rentenir. Si penyiar juga mengatakan, bahwa si rentenir pernah memaksa wanita itu bekerja di bar. Do Kyung terkejut. Sampai2 ia jatuh dari tread mill nya saking terkejutnya. Pikiran Do Kyung langsung tertuju ke Ji An.


Nyonya Yang, di kamarnya, sedang melihat surat perjanjian kerjasama franchise yang diberikan Nyonya No. Setelah cukup lama termenung, akhirnya Nyonya Yang setuju bekerja sama dengan Haesung Group. Setelah membubuhkan cap nya, ia mendengar suara Ji An yang baru pulang. Nyonya Yang langsung keluar dari kamar dan mengajak Ji An bicara.

“Mereka bilang kau harus pindah hari minggu besok.” Ucap Nyonya Yang.

Ji An pun kecewa. Ia tidak menyangka akan pindah ke ‘keluarga kandungnya’ secepat itu. Nyonya Yang meyakinkan Ji An. Ia berkata, kalau Ji An sudah membuat keputusan yang benar. Nyonya Yang juga minta maaf karena sudah memaksa Ji An pergi. Dan terakhir, Nyonya Yang berkata, meskipun Ji An pergi, Ji An tetap anak mereka. Tangis Ji An pun pecah.


“Setelah kau tiba disana, minta pada mereka agar mengirimmu keluar negeri. Pergilah sekolah seni ke Chicago. Pastikan kau melakukannya. Aku mengirimmu ke sana karena hal ini. Aku ingin kau mengejar mimpimu. Tidak ada batas usia untuk menjadi seniman. Kau bisa sukses kapan saja.” Ucap Nyonya Yang.

Ji An hanya menjawab dengan berkata, akan sering mengunjungi mereka. Nyonya Yang menangis. Ia teringat kata2 Nyonya No yang ingin memutuskan hubungan Ji An dengan mereka.


Selesai bicara dengan ibunya, Ji An langsung mengemasi barangnya.


The real Choi Eun Seok akhirnya bisa berbicara dengan Mr. Sun nya meskipun hanya sebentar. Tadinya dia ke kafe Woo Hee karena mau membeli kursi untuk toko rotinya. Tapi setibanya disana, dia malah bertemu Hyuk yang notabene nya adalah si pembuat kursi. Meskipun pembicaraan mereka hanya seputar kursi, tapi Ji Soo sudah cukup senang karena akhirnya bisa berbicara dengan Hyuk.


Ji An yang baru saja keluar rumah untuk membuang buku2nya dikejutkan dengan kehadiran Do Kyung. Ji An pun panic dan bergegas mendorong Do Kyung menjauhi rumahnya. Ji An heran karena Do Kyung bisa tahu dimana rumahnya. Tapi Do Kyung gak mau memberitahu Ji An darimana ia bisa tahu rumah Ji An. Do Kyung mengaku, ia datang untuk mengembalikan uang yang Ji An berikan pada orang tua Ji An sekaligus mau meminta orang tua Ji An untuk mengurus Ji An dengan baik.


Ji An kaget sekaligus kesal mendengarnya. Do Kyung yakin Ji An mendapatkan uang itu dengan cara yang tidak benar. Ji An tambah kesal, tapi ia tidak punya kesempatan membalas kata2 Do Kyung karena Do Kyung terus saja bicara. Do Kyung bilang, ia tidak bisa membiarkan hidup Ji An hancur, jadi ia memutuskan mengembalikan uang itu.


Setelah cukup lama berbicara, Do Kyung melemparkan tas kertas berisi uang itu ke Ji An dan langsung kabur. Ji An tak tinggal diam dan bergegas menyusul Do Kyung. Ji An sampai kelelahan mengejar Do Kyung. Sementara Do Kyung langsung girang karena berhasil meloloskan diri dari Ji An.


Tapi… senyum girang Do Kyung itu seketika lenyap saat ia melihat Ji An sudah berdiri di depan mobilnya. Do Kyung heran sendiri Ji An bisa tahu dimana mobilnya diparkir. Ji An mengaku, karena dia mengambil jalan pintas. Tapi Do Kyung tetap menolak menerima uang itu kecuali kalau Ji An mau ngaku darimana Ji An mendapatkan uang itu.


Ji An pun akhirnya meletakkan tas kertas berisi uang itu di depan Do Kyung. Tapi Do Kyung kekeuh gak mau menerima uang itu dan beranjak pergi. Tapi baru jalan beberapa langkah, ia mendengar Ji An menghubungi polisi. Do Kyung makin panic saat Ji An mengadu ada pria aneh yang mengikutinya. Do Kyung pun tak punya pilihan lain selain mengambil kembali uang itu.

Ji An juga mengancam akan melakukan sesuatu kalau Do Kyung masih berani menelpon atau muncul di depannya. Do Kyung pun dengan sewotnya, berjanji tidak akan muncul di depan Ji An lagi.  Ji An pun akhirnya berlalu. Do Kyung tambah kesal. Dan ia makin kesal karena kunci mobilnya tiba2 hilang.

Sementara itu, Hyuk yang tadi menelpon Ji An nampak cemas karena Ji An mengadu soal si pria aneh. Karena cemas, akhirnya ia memutuskan menyusul Ji An.


Ji Soo sendiri masih duduk di kafe Woo Hee. Ji Soo yang nampak serius mengetik sms untuk Ji An, tak menyadari Mr. Sun nya pergi. Dalam sms nya, Ji Soo bilang kalau kafe nya Woo Hee menjual furniture yang dibuat oleh para siswa di perguruan tinggi tapi Ji Soo bingung menentukan harganya. Ji Soo bilang, pelanggan yang ingin membeli furniture disana, harus memutuskan sendiri berapa harga yang mau mereka bayar. Tak hanya itu, Ji Soo juga memberitahu kalau Mr. Sun nya tidak bekerja di perusahaan interior tapi memiliki toko mebel online yang bernama DIY.

Tapi Ji Soo tidak jadi mengirimkan sms itu karena ia ingat sudah memutuskan hubungannya dengan Ji An.


Ji An yang baru saja balik ke rumahnya, ditelpon oleh Hyuk. Hyuk mengaku, lagi di jalan ke rumah Ji An. Ji An pun terkejut, ia berkata Hyuk tidak perlu ke rumahnya tapi Hyuk ternyata sudah hampir sampai di rumah Ji An.

Do Kyung yang lagi nyari kunci mobilnya malah menemukan uang receh 50 sen. Ia pun berniat membuang recehan itu tapi karena sayang akhirnya ia memutuskan menyimpan recehan itu.


Hari mulai senja. Ji An khawatir karena ayahnya belum pulang. Ditambah lagi sang ayah tidak bisa dihubungi.


Tuan Seo sendiri termenung di pinggir Sungai Han. Sambil menenggak sebotol soju, Tuan Seo memikirkan perdebatannya dengan Nyonya Yang soal Ji An.

Flashback…


Tuan Seo yakin, Ji An mau pergi karena takut pimpinan Haesung melaporkan mereka ke polisi atas tuduhan penculikan. Namun Tuan Seo seketika terdiam saat Nyonya Yang menyinggung dirinya yang bekerja sebagai kuli. Nyonya Yang bertanya, apa yang bisa Tuan Seo lakukan untuk Ji An.

“Jadi apakah aku membiarkan keluargaku kelaparan?” tanya Tuan Seo dengan suara lirihnya.

“Aku satu-satunya orang yang baik-baik saja meskipun kelaparan! Aku baik-baik saja, tapi Ji An tidak!” jawab Nyonya Yang.

“Tapi ini pencurian!” ucap Tuan Seo.

“Kita yang melakukan ini! Hanya kau dan aku. Kenapa aku tidak boleh membahagiakan anakku? Jika ketahuan, akulah yang akan masuk penjara! Kita hanya perlu tutup mulut! Apakah itu sulit!” jawab Nyonya Yang.

Nyonya Yang bahkan juga mengancam akan pergi dari rumah jika Tuan Seo memberitahu Ji An yang sebenarnya.

Flashback end…


Tuan Seo pun tertawa pedih. Sementara Ji An yang masih belum bisa menghubungi sang ayah, akhirnya mengirimkan pesan suara untuk sang ayah.


Do Kyung yang masih muter2 nyari kunci mobilnya, tidak sengaja menginjak kotoran anjing. Udah nginjak kotoran anjing, Do Kyung juga kehilangan ponselnya. Hahah…

Scene nya Ji An sama Hyuk saya skip ya… J J


Ponsel Do Kyung ternyata ketinggalan di mobilnya. Do Kyung heran sendiri kenapa dia bisa sial banget hari itu. Do Kyung pun muter2 nyari pinjaman ponsel tapi tak satu pun yang bersedia meminjam dia ponsel.


Hyuk yang baru dari rumah Ji An tanpa sengaja melihat Do Kyung. Do Kyung yang gak ngeh siapa Hyuk, mencoba meminjam ponsel Hyuk. Ia juga menjelaskan, kalau ia kehilangan kunci mobilnya dan perlu menelpon pihak asuransi tapi ponselnya ketinggalan di mobil.

Hyuk pun memberi Do Kyung saran setelah melirik tas kertas berisi uang yang Do Kyung pegang. Ia bilang, Do Kyung bisa beli kunci lain dengan uang itu atau memecahkan kaca jendela mobil. Hyuk pun berlalu.


Setelah itu, barulah Do Kyung ingat siapa Hyuk. Hyuk pun meledek Do Kyung dengan membuka kunci mobilnya di depan Do Kyung. Hyuk juga menawari ponselnya pada Do Kyung yang langsung ditolak Do Kyung. Sepeninggal Hyuk, Do Kyung pun mengira Ji An meminjam uang 20.700 dollar dari Hyuk.


Ji An hampir selesai mengemasi barangnya ketika Ji Soo datang. Ji Soo yang masih tidak rela Ji An pergi, berkata kalau Ji An hanya punya satu rumah. Ji An pun membalasnya, dengan mengatakan kalau ia harus memikirkan orang tua kandungnya yang sudah kehilangan dirinya bertahun2.

“Katakan saja kau pergi untuk mencari uang.” Suruh Ji Soo.

“Jika aku mengatakan itu, apakah kau akan merasa lebih baik?” tanya Ji An.

“Apa kau benar-benar mengalami kesulitan karena aku! Ada juga Ji Ho! Kau memberinya uang saku saat dia memutuskan kembali kuliah! Tapi tidak ada yang menyuruhmu melakukan itu!” protes Ji Soo.

“Hentikan, Ji Soo-ya. Kau tidak biasanya seperti ini. Kau akan menyesal setelah aku pergi.” Jawab Ji An.

“Kenapa aku harus menyesal? Bukankah sudah kubilang, kita selesai karena kau memutuskan untuk pergi? Kita sudah selesai. Yang tidak bisa kumaafkan adalah bahwa kau akan pergi padahal kau tidak perlu melakukannya.  Karena orang tuamu sangat kaya, mereka tidak akan membiarkanmu mencari pekerjaan. Apakah mereka akan membiarkanmu pergi setelah mereka mendapatkanmu kembali? Apa kau masih ingin pergi?” ucap Ji Soo.


Ji An pun terdiam. Ji Soo lalu berkata lagi, karena itulah dia bilang Ji An bukan kakaknya lagi. Ji An marah dan berkata kalau dia masih menjadi kakaknya Ji Soo. Tapi Ji Soo tidak mau mengakui Ji An lagi.


Ji Ho tiba2 masuk ke kamar mereka. Ji An kaget Ji Ho pulang lebih awal. Ji Ho bilang, ia sengaja pulang cepat karena tahu Ji An akan pindah besok. Ji Ho lalu mengajak mereka pergi minum bersama Ji Tae. Tapi Ji Soo tidak mau pergi. Ji An pun mengajak Ji Ho pergi tanpa Ji Soo.


Ji Tae, Ji An dan Ji Ho pergi minum bir di tempat biasa. Ji Tae dengan santainya bertanya apa rencana Ji An setelah pindah ke rumah baru? Apa Ji An akan kembali bekerja di Haesung?

“Entahlah. Hal ini terjadi begitu saja. Aku belum memikirkannya.” Jawab Ji An.


“Kuharap kau bisa sekolah keluar negeri. Ini adalah kesempatanmu untuk kembali meraih mimpi.” jawab Ji Tae.

“Tadi ibu juga bilang begitu. Jujur saja, aku tidak pernah memikirkannya lagi setelah aku memutuskan melepas seni. Oppa, aku pikir aku sudah lama melupakannya. Tapi jika aku bisa melakukannya, aku ingin melakukannya.” Ucap Ji An.

“Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan. Kau kaya sekarang.” jawab Ji Ho.

“Seandainya aku tahu, aku pasti akan lebih padamu.” Ucap Ji Tae.

“Bisakah kau berhenti bicara? Aku akan sering pulang.” Jawab Ji An.


Ji Tae pun menyesal karena selama ini hanya sibuk memikirkan diri sendiri. Ji Ho yang sudah mau menangis, meminta Ji An agar tidak melupakan mereka. Pecahlah tangis Ji An. Ji An merasa tidak enak pergi meninggalkan mereka demi hidup lebih baik. Ji An juga berkata, kalau dia sebenarnya tidak mau pergi.

Ji Ho yang sudah ingin menangis sejak tadi, akhirnya ikutan menangis. Tak lama kemudian, Ji Ho menenangkan Ji An dengan berkata, tidak akan ada yang peduli meskipun Ji An pergi.


“Uri eomma, uri appa. Ayah masih tidak menjawab teleponnya.” Jawab Ji An.


Nyonya Yang sendiri juga cemas karena suaminya itu masih tidak bisa dihubungi.


Habis dibuat ngakak sengakak ngakaknya oleh Ji An dan Do Kyung, air mata sy langsung menetes melihat adegan terakhir… Sy gk tau lagi deh harus bilang apa, tp yang jelas adegan Ji An bersama Ji Tae dan Ji Ho bener2 bikin sy nyesek…

Sy mau nebak lagi aah… Ini kayaknya bakal ada kejadian yang ngebuka identitas Ji An… dalam bayangan sy, Ji An nantinya akan kecelakaan dan membutuhkan donor darah…  nanti disinilah, identitas Ji An yg sebenarnya terkuak…

Sy gk sanggup ngebayangin gimana terlukanya Ji An kalau dia tahu semuanya…. Nyonya Yang pasti bakalan dibenci anak2nya kalau semuanya terkuak…

Soal Hyuk, sy rasa dia bakalan jatuh cinta ke Ji Soo setelah identitas Ji Soo terkuak… kayaknya nih ya, kita gak harus menunggu sampai ending deh untuk melihat identitas Ji An dan Ji Soo terkuak…

My Golden Life Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Di ruangannya, Do Kyung lagi mikirin bagaimana cara Ji An mendapatkan uang sebanyak itu. Dan khayalan terakhirnya, kalau Ji An mendapatkan uang sebanyak itu dari hasil menjual organ, membuat dia makin panic. Di tengah kepanikannya, tiba2 Seketaris Yoo datang memberitahunya kalau meeting akan segera dimulai.

“Meeting? Meeting apa?” tanya Do Kyung heran.



Seketaris Yoo pun menjawab dengan wajah kesal kalau tadi pagi Do Kyung yang mengajak meeting dengan tim perencanaan strategis.

Seketaris Yoo lantas melirik bungkusan hitam di meja Do Kyung dan penasaran apa isinya.

“Seketaris Yoo, katakan kau membutuhkan 20.000 dollar hari ini. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Do Kyung.

Seketaris Yoo pun berkata, akan meminjamnya pada Do Kyung. Do Kyung langsung menjawab tidak akan memberikan Seketaris Yoo pinjaman.

“Aku akan memakai uang sewa.” Ucap Seketaris Yoo lagi.



“Kau tinggal di rumah temanmu. Tidak ada deposit.” Jawab Do Kyung.

“Aku akan menjual arlojiku.” Ucap Seketaris Yoo.

“Kau tidak memilikinya!” jawab Do Kyung. 

“Lalu aku akan meminta uang pesangonku di muka .” ucap Seketaris Yoo.   

“Tidak ada uang pesangon.” Jawab Do Kyung. 

“Aku akan memintanya pada orang tuaku.” Ucap Seketaris Yoo. 

“Apakah orang tuamu akan memberimu uang sebanyak itu?” tanya Do Kyung.


“Ngomong2 apakah plastic itu isinya 20.000 dollar?” tanya Seketaris Yoo.

"Orang tua macam apa yang akan memberikan 20.000 dollar? Tidak seorang pun yang tahu." ucap Do Kyung.

"Kecuali kalau mereka rentenir." jawab Seketaris Yoo. 


Seohyun terkejut melihat ibunya ada di rumah. Sang ibu berkata, dirinya hanya mampir sebentar untuk memeriksa kamar Eun Seok. Seohyun pun pamit, mau ke kelas sorenya tapi Nyonya No tidak terlalu menggubris Seohyun, membuat Seohyun akhirnya pergi dengan wajah kecewa. 


Tuan Seo lagi menurunkan kayu dari lantai atas, tiba2 saja merasa pusing. Ia jatuh terduduk di tangga dan kayu2 yang tadi diangkutnya juga langsung berhamburan. Rekan2 Tuan Seo langsung cemas.




Di saat Tuan Seo lagi cemas mikirin Ji An, istrinya malah ketemuan sama Nyonya No. Nyonya No meminta Nyonya Yang memberitahu Ji An kalau mereka sudah siap menunggu kepulangan Ji An. Nyonya No juga bilang akan memaafkan kesalahan Tuan Seo dan Nyonya Yang yang sudah menculik Eun Seok. Nyonya No kemudian bertanya, kapan ia bisa membawa Eun Seok nya pulang.

“Segera. Ji An membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalahnya.” Jawab Nyonya Yang.



Nyonya Yang lantas meminta Nyonya No mengirim Ji An sekolah keluar negeri. Nyonya Yang bercerita tentang impian Ji An yang ingin menjadi pematung. Nyonya Yang bilang, kalau saja keluarganya tidak bangkrut, ia dan suaminya sudah mengirim Ji An sekolah seni ke Chicago.

“Kami akan mengurusnya.” Jawab Nyonya No.

“Ji An sangat baik dan berbakat.” Ucap Nyonya Yang.

“Cukup! Kau membesarkannya bertahun2, jadi butuh waktu untuk memutuskan hubungan. Untuk bergabung dengan keluarga kami, dia membutuhkan waktu. Kau tidak akan bertemu dengannya sampai dia bisa menyesuaikan dirinya.” Jawab Nyonya No.



Sontak, pertanyataan Nyonya No ini mengejutkan Nyonya Yang. Nyonya No lantas memberikan sebuah amplop pada Nyonya Yang.

“Kami bermaksud membuka toko itu sendiri, lokasinya sangat bagus. Jika kau mengisi formulir itu dan mengirimkannya, staff kami akan menghubungimu.” Ucap Nyonya No.

“Kami tidak membutuhkan ini.” tolak Nyonya Yang.



“Aku mencari tahu tentang kalian sebelum mendatangi kalian. Suami muberusaha keras setelah usahanya gagal. Suamimu adalah pekerja harian. Bukankah seharusnya dia memiliki pekerjaan tetap?” jawab Nyonya No.

Kagetlah Nyonya Yang mengetahui pekerjaan suaminya.

“Eun Seok akan khawatir kalau mengetahui ayahnya adalah kuli bangunan.” Ucap Nyonya No lagi.

“Tidak, kau salah. Suamiku bekerja di sebuah pusat distribusi. Dia manajer di sana.” Jawab Nyonya Yang.

“Itukah yang dikatakan suamimu?” tanya Nyonya No.

Nyonya Yang langsung terdiam. Nyonya No lantas memaksa Nyonya Yang mempertimbangkan sarannya sebagai ganti rugi karena telah membesarkan Eun Seok.



Selesai melayani pelanggan, Ji Soo nangis lagi memikirkan eonni nya. Melihat tangis Ji Soo, Nam Goo pun bertanya, apa orang tua Ji Soo meninggal? Apa cinta Ji Soo ditolak oleh si Mr. Sun? Apa Ji Soo sakit mata? Ji Soo pun menggeleng.

“Kau berhenti menangis kalau ada pelanggan. Pergilah ke psikiater! Aku benci melihat orang menangis.” Jawab Nam Goo.



Toko roti mereka pun kedatangan pelanggan lagi. Seorang nenek dengan cucunya. Ji Soo pun langsung menyuruh nenek itu duduk. Nam Goo heran sendiri melihat sikap hangat Ji Soo ke nenek itu.



Do Kyung masih aja membahas soal Ji An. Kali ini ia membahasnya dengan Gi Jae, sahabatnya. Ia penasaran, bagaimana bisa gadis yang tidak memiliki 5000 dollar mendapatkan uang 20.000 dollar dalam semalam. Do Kyung juga mengaku, pernah mengejek gadis itu.

Gi Jae pun langsung menyuruh Do Kyung mengembalikan uang itu. Ia yakin, gadis itu tengah berupaya menjebak Do Kyung. Ia curiga, ada yang diam2 mengambil gambar Do Kyung saat Do Kyung menerima uang itu. Makin panik lah si Do Kyung ini, apalagi saat teringat ketika dirinya tak sengaja menarik baju Ji An karena mau mencegah agar Ji An tidak pergi.



Ji An meyakinkan Ji Soo yang masih ngambek kalau tidak akan ada yang berubah setelah dirinya pergi. Ji Soo, Ji Tae, Ji Ho akan tetap menjadi saudaranya. Begitu pula orang tua mereka, akan tetap menjadi orang tuanya.

“Aku tidak akan bisa melihatmu lagi setiap hari! Kita tidak akan tinggal bersama lagi!” ucap Ji Soo.

Ji Soo mulai menangis.

“Kalau itu karena uang, kau bisa meminta pekerjaan pada mereka!” ucap Ji Soo.

Ponsel Ji An tiba2 berdering. Ji An mau menjawab, tapi Ji Soo langsung menyingkirkan ponsel Ji An.

“Tidak bisakah kau tetap disini?” pinta Ji Soo.



Ponsel Ji An berdering lagi. Tahu itu dari Do Kyung, Ji An langsung memutus panggilannya. Makin panik lah si Do Kyung ini. Apalagi setelah mendengar kata2 Gi Jae, ia makin takut foto2nya kesebar di internet.



Soo A mengajak Ji Tae menghadiri pernikahan kenalannya besok pagi. Ji Tae terkejut, karena sebelumnya mereka udah sepakat kalau tidak akan menghadiri acara2 seperti itu bersama. Soo A bilang, si mempelai pria adalah cinta pertamanya tapi cintanya ditolak. Soo A mengaku tidak mau pergi sendiri. Ji Tae pun setuju menemani Soo A. Soo A langsung senyum sumringah.



Tuan Seo termenung, memikirkan kata2 istrinya yang ingin menukar putri kandung mereka dengan putri orang lain.



Sementara itu, tangis Nyonya Yang mengalir deras menatap kedua putrinya yang sudah terlelap. Ji An dan Ji Soo terlelap dengan posisi Ji An memeluk Ji Soo dari belakang.



Esok paginya, Nyonya Yang sedang melihat formulir yang diberikan Nyonya No. Saat mendengar suara bel, ia langsung menyembunyikan surat itu di laci. Ia pikir, Hae Ja yang datang tapi ternyata Tuan Seo. Tuan Seo langsung mencari Ji An. Nyonya Yang bilang, Ji An sedang pergi menghadiri pernikahan sahabatnya. Nyonya Yang lantas mengajak suaminya itu bicara.

"Bisnisku gagal saat Ji An mulai masuk SMA. Dia terpaksa melepaskan mimpinya. Dia harus bekerja sampai lulus kuliah. Itu sebabnya dia tidak bisa mempertahankan nilai bagus dan berjuang mencari pekerjaan. Semua yang kau katakan memang benar." ucap Tuan Seo.

"Aku tidak bermaksud menyalahkanmu." jawab Nyonya Yang.


Tuan Seo lantas membujuk istrinya untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Namun Nyonya Yang tetap kekeuh ingin mengirim Ji An ke keluarga itu, agar Ji An tidak hidup menderita. Nyonya Yang bilang Ji An bisa hancur kalau tahu fakta sebenarnya.

"Aku! Aku ayahnya! Aku tidak akan membiarkan dia terluka!" jawab Tuan Seo. 

Tuan Seo pun berkata, Ji An mau pergi ke keluarga itu karena Nyonya Yang menakuti2 Ji An kalau keluarga itu akan menuntut mereka. Tapi Nyonya Yang tetap mau mengirim Ji An ke keluarga kandungnya Ji Soo. 

Hyuk membawa Ji An ke kafe kakaknya. Sang kakak pun terkejut melihat gadis yang dibawa oleh adiknya itu.



Ji An mengembalikan jaket Hyuk. Ia juga minta maaf karena tidak datang ke peresmian kafe Hyuk. Ji An kemudian bertanya, kenapa Hyuk begitu baik padanya. Hyuk pun berkata, ada sebuah alasan.



Hyuk lantas mengingat pertemuan pertamanya dengan Ji An. Saat itu, ia adalah murid baru di sekolahan Ji An. Hyuk berkata, ayahnya mengirim dia ke sekolah Ji An agar bisa belajar bisnis karena Hyuk tidak bisa kuliah karena ada desas desus bahwa Hyuk tukang bully di sekolah lamanya.

Hyuk lantas masuk ke kelas seni dan melihat Ji An sedang menggergaji. Hyuk pun langsung jatuh cinta pada Ji An. 



Hyuk berkata pada Ji An, ia jatuh cinta pada kelas seni sejak itu. Hyuk dan Ji An lantas tertawa mengingat kenangan mereka di kelas seni.

Pertemuan mereka pun akhirnya berakhir, karena Ji An ditelpon oleh ayahnya. Ji An terkejut tahu ayahnya ada di Seoul. Tuan Seo mengajak Ji An ketemuan. Ji An pun langsung pergi untuk menemui ayahnya.



Hyuk memanggilkan taksi untuk Ji An. Bersamaan dengan Ji An yang masuk ke taksi, Ji Soo nongol di depan kafe Hyuk. Ia langsung panic melihat sikap ramah Hyuk pada gadis lain. Ji Soo tak sadar, bahwa gadis lain yang ada di dalam taksi adalah Ji An.



Sepeninggalan Ji An, Hyuk pun digoda oleh kakaknya. Woo Hee juga membahas soal perasaan Hyuk pada Ji An. Woo Hee ternyata tahu Ji An adalah cinta pertama Hyuk.

Ji Soo berusaha menghubungi Ji An. Ji Soo mau curhat soal Mr. Sun nya tapi sayangnya Ji An me-reject panggilan Ji Soo.



Ji An akhirnya tiba di taman. Ia terdiam melihat sang ayah yang termenung sendirian di taman. Tak lama kemudian, Ji An pun menghampiri ayahnya. Ia heran ayahnya mengajak ketemuan di taman, bukan di rumah. Tuan Seo beralasan, ada yang mau ia bicarakan. Tuan Seo pun meminta Ji An untuk tidak kaget setelah mendengar apa yang akan dikatakannya. Tuan Seo lantas melarang Ji An pindah ke keluarga kandung Ji Soo. Ji An pun kaget. Ia heran kenapa ayahnya bisa melarangnya  pindah ke keluarga kandungnya.



Bersambung……..

Akhirnya selesai juga sy nulis episode ini….

Ji An mutusin pindah ke keluarga yang sebenarnya keluarga kandung Ji Soo… Sy gak heran sih… mengingat betapa beratnya hidup Ji An ini…. di antara Ji An, Ji Soo, Ji Tae dan Ji Ho yang paling menderita ya si Ji An ini... puncaknya pas kejadian di mall itu, mentalnya terpukul banget… padahal sebelumnya dia fine2 aja, tapi abis kejadian di mall, dia nyerah dan mutusin pindah ke keluarga kandung Ji Soo...

Entah apa jadinya kalau dia tahu keluarga yang dia pikir keluarganya bukan keluarga kandungnya…. mungkin seperti yang dikatakan Nyonya Yang, Ji An akan hancur….

Biang keroknya emang Nyonya Yang nih…. Sy ngerti, sy paham Nyonya Yang ini gak tega lihat penderitaan Ji An, tapi sepertinya bukan alasan yang bijak kalau ‘membuang’ Ji An ke keluarga yang sebenarnya keluarga kandung Ji Soo….

Soal Do Kyung, sumpah sy ngakak terus tiap adegan dia bayangin bagaimana Ji An dapetin uang sebanyak itu…