• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 16 Part 1

Sebelumnya...


Eun Hyuk melepaskan pelukannya.

Chae Rin menatap Eun Hyuk dan berkata, kalau Eun Hyuk tidak perlu mencemaskannya.

Eun Hyuk mengerti. Mereka lalu berpisah. Eun Hyuk berjalan ke arah lain. Begitu pun Chae Rin.


Sementara Yeon Joo, dia masih menatap Chae Rin dengan tatapan tajam.

Tak lama kemudian, Do Hoon datang menyusulnya.

"Kenapa lama sekali? Apa nenekmu mengatakan sesuatu?" tanya Do Hoon cemas.

"Jangan khawatirkan aku." jawab Yeon Joo sembari tersenyum menatap Do Hoon.


Di ruangannya, Jae Sang sedang membaca data pribadi Eun Hyuk.

Lalu, ia teringat saat Eun Hyuk membawa pergi Chae Rin.

Jae Sang yang kesal pun berniat mencari tahu apa rencana Eun Hyuk sekarang.


Nyonya Na terkejut mengetahui Grup Taesan terlibat dalam kontrak mereka dengan Bailing Kosmetik.

Presdir Min menjelaskan, bahwa Kosmetik Bailing memberikan kuasa penuh pada Grup Taesan.

"Tidak ada jalan lain. Mereka mengancam akan meneken kontrak dengan Kosmetik Nari."

"Kosmetik Nari? Itu konyol! Astaga!" sewot Nyonya Na.

"Chae Rin juga berusaha meski harus bekerja sama dengan Presdir Moon karena dia tidak mau pesaing mendapatkan kontrak itu. Chae Rin akan mengurus semuanya." jawab Presdir Min.

Mendengar soal Chae Rin, Nyonya Na pun tidak senang.

*Gk seneng tapi butuh. Malu-maluin gk sih ini? Kalian terpaksa minta bantuan sama orang yang kalian benci karena kalian tahu cuma orang itu yang bisa bantuin kalian. Inilah Nyonya Na. Dia membenci Chae Rin tapi dia juga sadar cuma Chae Rin yang bisa membantu dia.


Sekarang kita ke Eun Hyuk yang sudah berada di ruangan Jae Sang.

Jae Sang memuji keberanian Eun Hyuk yang membawa Chae Rin pergi dari hadapannya.

"Kurasa dia sudah bukan istriku lagi. Memang separuhnya kesalahanku juga. Aku membuatnya menunggu begitu lama. Kau menggantikan bos yang tidak kompeten." ucap Jae Sang.

"Jika tidak ada lagi yang ingin anda katakan, aku akan pergi." jawab Eun Hyuk.

"Kau mirip siapa? Biasanya seorang putra cenderung mirip dengan ayah mereka. Itu akan menjadikanmu identik dengan ayahmu." ucap Jae Sang.

Jae Sang lalu kembali melihat data pribadi Eun Hyuk.

"Tapi kenapa status pernikahanmu masih lajang? Apa istrimu tahu apa yang kau lakukan diluar?" tanya Jae Sang.

"Aku tidak bisa menikah." jawab Eun Hyuk.

"Tidak bisa? Benar, semua orang punya masa lalu. Kau boleh pergi sekarang." ucap Jae Sang.


Bu Kim masuk ke ruang makan dan memberitahu anggota keluarga kalau Nyonya Na akan makan sendirian nanti.

Presdir Min senang karena akhirnya mereka bisa berkumpul seperti itu di meja makan.

"Appa, cobalah ini. Ini makan kesukaan appa." jawab Chae Rin, lalu menyodorkan piring yang berisi makanan kesukaan Presdir Min.

"Eomma, apa kegiatanmu hari ini? Aku lupa menelpon karena sibuk. Apa ibu mengikuti instruksi Dokter Jung? Mendapatkan sinar matahari sekali dan memakan vitamin." tanya Chae Rin.

"Aku lupa. " jawab Nyonya Park.

"Ibu berjanji kepadaku akan mengikuti perintah Dokter Jung. Ibu harus makan itu setidaknya sekarang. Akan kuambilkan." ucap Chae Rin, lalu beranjak pergi dari ruang makan.


"Ayah harap kau akan terbiasa dengan suasana baru." ucap Presdir Min.

"Aku masih marah kapan pun memikirkan wanita itu! Teganya dia melakukan itu. Jika bukan karena dia, keluarga kita akan seperti ini sejak lama." jawab Nyonya Park.

"Ayah berpikir seperti ini. Jika kau melakukan kejahatan, kau harus dihukum. Tidak ada pengecualian. Tapi akan konyol jika menghabiskan seluruh hidupmu membenci orang lain. Serahkan saja proses hukumnya pada Do Hoon dan fokuslah menghabiskan waktu kita yang hilang." ucap Presdir Min.

Sontak Yeon Joo kaget mendengarnya.


Presdir Min lantas memegang tangan Yeon Joo. Ia meminta pendapat Yeon Joo.

"Aku setuju dengan ayah." jawab Yeon Joo.

Nyonya Park pun ikut memegang tangan putrinya.

Tepat saat itu, Chae Rin datang.

Nyonya Park berkata, bahwa ia dan Yeon Joo sama-sama punya tahi lalat di dekat ibu jari.

Mereka kemudian tertawa. Chae Rin luka melihatnya.

*Omo, si Yeon Joo setuju Nyonya Do dihukum. Oke, Nyonya Do memang salah karena sudah menculik Yeon Joo tapi masa sih rasa sayang Yeon Joo ke Nyonya Do hilang gitu aja? 20 tahun lebih mereka hidup bersama.


Nyonya Na sedang membaca data pribadi Yeon Joo.

"Kurasa setidaknya dia punya gelar pendidikan. Kenapa keluarga Na Hae Geum berakhir seperti ini?" sesalnya.

Tak lama kemudian, Bu Kim datang. Nyonya Na berkata, bahwa Yeon Joo tidak bisa mengelola perusahaan kalau begitu.

Kemudian, terdengar suara tawa Presdir Min dan Nyonya Park.

Nyonya Na pun kesal mendengarnya. Menurutnya, mereka harusnya memikirkan bagaimana agar Yeon Joo bisa mengelola perusahaan bukannya tertawa-tawa seperti itu.


Selesai makan, Presdir Min dan Nyonya Park minum teh bersama kedua putri mereka.

"Kuharap mulai kini kalian bisa akrab dan saling mengandalkan. Biar kulihat, siapa yang paling tua diantara kalian." ucap Presdir Min.

Yeon Joo tersenyum.

"Bu Min bisa menjadi kakakku. Setidaknya, itulah yang diketahui orang-orang saat ini."

"Jangan panggil dia begitu. Apa kalian masih bersikap seperti orang asing?" ucap Presdir Min.

"Bagaimana dengan panggilan nama depan? Itu akan membuat kita lebih akrab." ucap Yeon Joo pada Chae Rin.

"Itu bagus." jawab Chae Rin.


"Ngomong-ngomong, Chae Rin-ah, undang temanmu kemari. Siapa namanya, Cha Eun Hyuk? Dia bisa kapan saja datang ke rumah kita. Itu satu-satunya cara agar ayah bisa melihat orang seperti apa yang dipacari putri ayah." ucap Presdir Min.

"Mungkin nanti ayah." jawab Chae Rin.

"Kau bisa mengundangnya. Perkenalkan aku padanya. Aku juga penasaran, seperti apa dia." ucap Yeon Joo sambil menatap tajam Chae Rin.

Nyonya Park juga setuju.


Sekembalinya ke kamar, Chae Rin menghubungi Eun Hyuk. Ia mengaku, ingin memberitahukan sesuatu pada Eun Hyuk yang selama ini tidak bisa ia katakan.


Tak lama kemudian, Chae Rin keluar dari rumah.

Di halaman, ia bertemu Yeon Joo.

"Jadi kau memperkenalkannya pada ayah sebagai pacarmu? Apa kau juga memberitahunya bahwa aku Min Soo A?"

Melihat Chae Rin yang diam saja, Yeon Joo pun sadar bahwa Eun Hyuk belum tahu.

"Tadi kau tampak gelisah di depan ayah. Begitulah hubungan kalian. Hubungan yang malu kalian bicarakan dengan orang lain." ucap Yeon Joo.

"Jaga ucapanmu. Kau tidak tahu apa yang kami lalui bersama." jawab Chae Rin.

"Jika tidak ada yang kau sembunyikan, kenapa tidak memberitahunya bahwa aku putri asli di rumah ini? Kau khawatir diabaikan? Dia pasti percaya kau pewaris aslinya." ucap Yeon Joo.


"Kau benar-benar tidak tahu apapun tentang Cha Eun Hyuk. Sejak awal dia sudah tahu aku diadopsi." jawab Chae Rin.

"Bohong!" ucap Yeon Joo.

"Tanyakan saja padanya. Aku berniat memberitahunya semuanya, tapi kubiarkan kau yang melakukannya. Kau harus melakukannya." jawab Chae Rin, lalu beranjak pergi.


Dari kejauhan, Bu Kim menatap mereka dengan tatapan heran.

*Jd si Yeon Joo ini mikir Eun Hyuk milih Chae Rin karena Chae Rin kaya.


Chae Rin keluar dan langsung mencari Eun Hyuk.

Begitu menemukan Eun Hyuk, dia langsung berlari ke arah Eun Hyuk.

"Kau benar-benar datang?" tanya Chae Rin.

"Kau pikir aku tidak akan datang? Apa yang mau kau bilang? Selama itu bukan, 'Aku tidak mau bertemu denganmu lagi' atau 'pergilah' itu tidak masalah." jawab Eun Hyuk sembari tersenyum.

"Bukan itu, tapi sebaliknya." ucap Chae Rin yang juga tersenyum.

"Baguslah. Datang selarut ini tidak sia-sia. Tapi tidak terjadi sesuatu kan? Kenapa kau menelponku malam-malam begini?" tanya Eun Hyuk.


Chae Rin pun langsung memeluk Eun Hyuk.

"Aku kesepian. Aku kebingungan sendirian. Tapi sekarang baik-baik saja." jawab Chae Rin.

Eun Hyuk pun balas memeluk Chae Rin.


Paginya, Nyonya Na bertanya apa yang sangat diinginkan Yeon Joo.

Yeon Joo pun tidak tahu bagaimana harus mengatakannya.

"Apa itu sangat mahal sehingga kau tidak bisa bilang pada nenek?" tanya Nyonya Na.

Nyonya Na pun langsung memberikan cek senilai 100 ribu dollar pada Yeon Joo.

"Belilah itu dengan ini. Akan nenek periksa nanti."

Sontak, Yeon Joo terkejut.

"Kenapa terkejut? Kau akan menjadi pemilik perusahaan. Kau harus tahu cara menghabiskan uang sebanyak itu."


Sekarang, Yeon Joo sudah duduk di kafe. Ia menatap cek nya dan memikirkan harus melakukan apa dengan cek itu.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Telepon dari Dong Joo dan Yeon Joo memilih tidak menjawabnya.

Dong Joo dan Geum Joo pun syok dengan penolakan Yeon Joo itu.


Di kamar, Nyonya Do sedang menatap fotonya bersama dengan ketiga putrinya.

Tak lama kemudian, Geum Joo masuk dan marah padanya.

"Kenapa ibu tidak membiarkanku mati saja? Kenapa ibu melakukan itu! Kalau aku jadi Kak Yeon Joo, aku juga tidak akan memaafkan ibu karena aku jijik!" ucap Geum Joo.

Dong Joo masuk dan meminta kakaknya tidak memarahi ibu mereka.


Nyonya Do menangis.

"Kenapa ibu menangis? Kak Yeon Joo lah yang harusnya menangis!" ucap Geum Joo.


Geum Joo lantas mengambil foto keluarga mereka dari tangan sang ibu.

Ia lalu menatap tajam Dong Joo.

"Ha Dong Joo, jangan pernah berani menelpon Kak Yeon Joo lagi atau aku akan membuatmu menyesal!"

Setelah mengatakan itu, Geum Joo pun pergi.


Dong Joo memeluk sang ibu.

"Ibu, jangan menangis. Ini semua karena Kak Yeon Joo. Kenapa dia sangat kejam."


Paginya, Chae Rin dan Jae Sang kembali bertemu, membahas rincian pemasaran kosmetik Makepacific.

Chae Rin lalu minta maaf karena ia pergi begitu saja tempo hari.

"Akulah yang harusnya minta maaf karena membuatmu menunggu berjam-jam."

Jae Sang lalu mengubah topic pembicaraan. Ia menanyakan lokasi pabrik Chae Rin.

"Aku datang kesini karena hal itu." jawab Chae Rin.

"Jika kita memilih lokasi, pembangunan akan segera dimulai." ucap Jae Sang.


"Meski kita menikah untuk waktu yang singkat, aku memahamimu. Semua orang iri dengan hidupmu sebagai putra Grup Taesan, tapi jujur aku memahami soal apa yang terjadi kepada mantan2 istrimu itu bukan kehendakmu. Kau mengadakan upacara pemakaman untuk mereka untuk menghapus rasa bersalahmu. Aku mau kau menemui wanita yang kau cintai dan berbahagia sekarang." jawab Chae Rin.

Jae Sang nampak tersentuh dengan perkataan Chae Rin.

Chae Rin lantas meminta Jae Sang melepaskan Eun Hyuk.

Sontak Jae Sang kesal.

Chae Rin menangis. Ia memohon Jae Sang agar tidak lagi menyiksa Eun Hyuk.

"Jika kau meminta bantuanku minta lah dengan benar." jawab Jae Sang.


Chae Rin pun seketika berlutut.

Jae Sang kaget.

"Min Chae Rin, kau benar-benar serius?" tanyanya marah.


Jae Sang lalu berteriak memanggil Eun Hyuk. Tak lama kemudian, Eun Hyuk datang.

"Lihatlah wanita ini. Dia bilang, ini karenamu."

Eun Hyuk marah dan menyuruh Chae Rin berdiri. Tapi Chae Rin tidak mau berdiri.

Hingga akhirnya, Eun Hyuk membantu Chae Rin berdiri. Mereka pun keluar dari ruangan Jae Sang.

Jae Sang menangis.

*Omo, Jae Sang nangis? Berarti dia memang beneran tulus mencintai Chae Rin?


Diluar, Eun Hyuk memarahi Chae Rin karena berlutut seperti itu pada Jae Sang.

Chae Rin beralasan, ia tidak bisa melihat Jae Sang menghancurkan Eun Hyuk.

"Kau pikir masalah ini akan selesai dengan cara seperti itu?" tanya Eun Hyuk.

"Setidaknya kita harus mencoba." jawab Chae Rin.

"Yang perlu kau lakukan hanyalah bekerja dengan baik dan aku akan mengawasimu sebisaku." ucap Eun Hyuk.

"Dengan berada di sisi Moon Jae Sang?" tanya Chae Rin.

"Kita tidak punya pilihan." jawab Eun Hyuk.


Jae Sang yang melihat mereka dari kejauhan pun kesal.


Jae Sang langsung masuk ke mobilnya dengan wajah kesal.

Di mobilnya ia menghubungi Yeon Joo.


Tak lama kemudian, Jae Sang menyusul Yeon Joo ke kafe.

Yeon Joo penasaran, bagaimana Jae Sang bisa tahu ia adalah Min Soo A.

"Selalu ada cara untuk mencari tahu jika aku ingin mengetahui sesuatu." jawab Jae Sang.

Jae Sang lalu melirik cek Yeon Joo yang ada di atas meja.

"Apa itu?" tanya Jae Sang.

"Ini tugas yang diberikan nenekku." jawab Yeon Joo.

"Bertemu seperti ini adalah takdir. Ayo berhubungan baik mulai sekarang." ucap Jae Sang.


"Bagaimana kita bisa berhubungan baik? Jangan bilang kau mau berkencan denganku." jawab Yeon Joo.

"Itu juga tidak buruk. Tapi aku ingin bersama orang lain. Aku Presdir Moon Jae Sang dari Grup Taesan. Dan mantan istriku adalah Min Chae Rin." ucap Jae Sang.

Jae Sang lalu bertanya, kenapa Yeon Joo kabur dan menangis di hari pernikahan waktu itu.

"Biasanya itu terjadi karena mempelai laki-lakinya mencium wanita lain."

"Itu benar. Itulah yang dilakukan si pengantin pria nya. Kau sudah mengenal pria itu. Dia Cha Eun Hyuk."

Sontak Jae Sang kaget.


"Berarti wanita yang diciumnya...?"

"Benar, dia Min Chae Rin. Dialah yang pertama mencium Cha Eun Hyuk."

Jae Sang syok. Yeon Joo lantas menyodorkan gelas minumnya pada Jae Sang.

"Aku hanya mau memberitahumu betapa palsunya berpura-pura menjadi asli tapi aku mendengar berita yang mengejutkan." jawab Jae Sang.

*Omo, mutarbalikkan fakta si Yeon Joo. Jelas2 dia tahu Eun Hyuk lah yang mencium Chae Rin duluan. Si Yeon Joo ini kayak menolak fakta kalau Eun Hyuk lah yang jatuh cinta pada Chae Rin. Sama kayak dia gak ngakuin kalau Eun Hyuk gak pernah mencintai dia sejak dulu.


Malam harinya, Geum Joo dan Dong Joo ke rumah keluarga Min.

Bersamaan dengan itu, Chae Rin pulang dan melihat mereka.

"Kakak kami ada di dalam, kan? Kudengar namanya sekarang adalah Min Soo A." ucap Dong Joo kesal.

"Kurasa kalian mencari Ha Yeon Joo, tapi dia tidak ada di rumah." jawab Chae Rin.


Tak lama kemudian, Yeon Joo pulang. Yeon Joo yang melihat kedua adiknya pun langsung bersembunyi.

"Dia berusaha menghindari kami, kan?" tanya Dong Joo.

Dong Joo lalu teriak-teriak memanggil Yeon Joo dan meminta Yeon Joo menemui ibu mereka.

Geum Joo pun langsung menarik Yeon Joo dan memintanya berhenti.


Geum Joo lalu menitipkan Yeon Joo pada Chae Rin. Ia minta Chae Rin menjaga Yeon Joo.

"Katakan kepadanya kami minta maaf. Kak Yeon Joo takut hujan. Terutama saat ada badai. Jadi tolong jaga dia di hari-hari semacam itu. " ucap Geum Joo, lalu pergi.


Setelah kedua kakak beradik itu pergi, Chae Rin yang tahu Yeon Joo bersembunyi pun menyuruh Yeon Joo keluar.

Yeon Joo pun keluar dan menghampiri Chae Rin.

"Apa kau tahu, kau sangat menyedihkan. Bagaimana bisa kau bersembunyi seperti itu? Adik-adikmu datang mencarimu." ucap Chae Rin.


"Aku tidak punya adik." jawab Yeon Joo.

"Kau mendengar mereka, kan? Ibumu sangat merindukanmu." ucap Chae Rin.

"Dia bukan ibuku, tapi penculik. Aku diculik. Dia menculik seorang anak yang tidak tahu apapun demi uang dan berpura-pura menjadi ibunya. Fakta bahwa dia membesarkanku sebagai putrinya, tidak akan perbedaan apapun. Kau tidak akan paham hal semacam ini." jawab Yeon Joo dengan sorot mata tajam.

"Pikirmu aku hanya melalui masa bahagia sebelum kau datang? Kau mau kuberitahu betapa putus asanya aku hidup? Aku bisa memulai dari kenapa aku datang ke rumah ini? Itu sudah cukup bagiku untuk mengabaikan ibu dan ayah. Tapi seharusnya keluarga tidak seperti itu. Berpegang pada kenangan bagus untuk melalui kesulitan. Seperti itulah seharusnya keluarga." ucap Chae Rin.

"Berhentilah berlagak simpati. Aku disandara penculik seumur hidup." jawab Yeon Joo, lalu masuk ke dalam.


Sampai di dalam, Yeon Joo menunjukkan jam tangan yang dibelinya.

Lalu setelah itu, ia mengaku ingin bekerja di perusahaan.

"Nenek juga mau nya begitu. Katakan posisi apa yang kau mau." tanya nenek.

"Aku hanya ingin menjadi CFO. Aku tidak mau yang lain. Dan aku mau menggunakan ruangan Chae Rin." jawab Yeon Joo.


Sementara itu, di rumahnya, Jae Sang kesal memikirkan kata-kata Yeon Joo tentang Eun Hyuk yang mencium Chae Rin di hari pernikahan.

Bersambung ke part 2.......