• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Lies of Lies Ep 7 Part 1

 Lies of Lies Ep 6 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

 
Presdir Kim sakit kepala memikirkan kemungkinan putri kandung Eun Soo masih hidup.

Tak lama kemudian, Pak Yoon datang. Pak Yoon memberikan foto-foto Eun Soo bersama Ji Min. Dia bilang, itu adalah foto-foto yang dia ambil kemarin dan tidak ada yang mencurigakan.

Presdir Kim tanya, apa hanya itu?

Pak Yoon mengiyakan.

Presdir Kim : Bukankah dia punya anak.

Pak Yoon : Dia membesarkan seorang putri.

Presdir Kim : Aku pikir dia tidak memilikinya karena kau tidak menyebutkannya.

Pak Yoon : Aku tidak berpikir itu penting, jadi aku tidak memberi tahumu. Haruskah aku memeriksanya?

Presdir Kim bilang tidak perlu. Eun Soo ingin berkencan dengan Ji Min, jadi anaknya tidak penting.

Pak Yoon pamit. Presdir Kim mengingatkan Pak Yoon kalau Pak Yoon dan Eun Soo bernasib naas. Presdir Kim bilang, Pak Yoon lah yang membunuh ayah dan putrinya Eun Soo.

Presdir Kim : Selain itu, kau melakukan pemeriksaan latar belakang... padanya pada waktu yang tepat untukku. Aku sangat yakin untuk memilikimu. Aku sangat berterima kasih.

Pak Yoon pergi, tapi diluar, dia penasaran kenapa Presdir Kim tiba-tiba membicarakan anak Eun Soo.

Pak Yoon lalu pergi sambil menghubungi seseorang.

Bersamaan dengan itu, Pak Kim datang. Pak Kim melihat kepergian Pak Yoon.


Pak Kim lalu masuk, menemui Presdir Kim. Presdir Kim menyuruh Pak Kim menyelidiki Woo Joo.


Pagi itu, Eun So tengah bersiap. Dia sedang merias dirinya.

Dia lalu melihat lukisan dirinya, hadiah dari Woo Joo.

 
Ponselnya kemudian berbunyi. Telepon dari Woo Joo. Di kontaknya, dia menyimpan nomor Woo Joo dengan nama 'Woo Joo sayangku'.

Eun Soo : Woo Joo-ya..

Ji Min menemui Direktur Seo. Dia bilang, dia akan pergi ke konferensi pers pemain sepak bola Kim Se Heon yang dibina tim Eropa.

Direktur Seo menanyakan Hyun Bin dan So Ri. Ji Min bilang, mereka berdua pergi pagi-pagi sekali untuk meliput kontes seni yang digelar D.O Cosmetic.

Ji Min : Mereka ingin menjemput Woo Joo dalam perjalanan ke sana.

Direktur Seo : Woo Joo juga ikut kontes?

Ji Min mengiyakan.

Ponsel Ji Min berdering. Telepon dari Woo Joo. Ji Min menyimpan kontak Woo Joo dengan nama 'Woo Joo yang manis'.

Ji Min pun pamit pada Direktur Seo.

"Ayah. Paman Hyun Bin dan Bibi So Ri datang untuk menjemputku."

Ji Min nanyain Ji Kyeong. Woo Joo bilang dia tak akan pergi dengan Ji Kyeong.

Ji Min kaget. Lalu dengan siapa kau pergi?

Woo Joo bilang dia pergi dengan Eun Soo.

Ji Min marah karena Woo Joo tidak bilang padanya kalau mau pergi dengan Eun Soo.

Woo Joo : Jangan khawatir. Aku tidak akan membuat masalah.

Setelah menutup teleponnya, Woo Joo mengeluh kalau ayahnya selalu saja mengomel.

Eun Soo tanya apa yang Ji Min bilang.

Woo Joo : Dia mengatakan kepadaku untuk tidak memberimu waktu yang sulit.

Eun Soo : Itu tidak masuk akal. Aku suka menghabiskan waktu denganmu.

Hyun Bin melirik Eun Soo. Dia tanya, Eun Soo siapa.

Woo Joo mengenalkan Eun Soo sebagai guru seninya.

Eun Soo pun mengenalkan diri.

So Ri bilang mereka adalah rekan Ji Min.

So Ri lalu tanya ke Woo Joo, bukannya Woo Joo akan pergi dengan Ji Kyeong?

Woo Joo bilang dia malu pergi dengan Ji Kyeong. Wkwkwk...

Mereka berangkat.

Bersamaan dengan itu, Ji Kyeong datang dengan pakaian noraknya. *Pantes aja si Woo Joo malu. LOL

Ji Kyeong yakin Hyun Bin akan suka penampilannya.

Saat mau masuk ke rumah kakaknya, sang kakak meng-SMS nya. Ji Kyeong pun sebal tahu Woo Joo udah berangkat.

Hyun Bin, So Ri, Woo Joo dan Eun Soo tiba di D.O. Tapi Eun Soo masih belum sadar dia dimana karena sibuk melihat lukisan-lukisan yang ditunjukkan Woo Joo.

"Ini adalah penghargaan yang aku dapat dari Family Love Art Contest. Dan ini adalah penghargaan yang aku menangkan dari lomba menulis." ucap Woo Joo.

"Astaga, Woo Joo-ya. Kau benar-benar luar biasa." puji Eun Soo.

Hyun Bin menyuruh mereka masuk duluan.

Eun Soo dan Woo Joo turun, tapi begitu melihat dia ada dimana, dia sontak terdiam.

Eun Soo : Woo Joo-ya, kontes seninya disini?

Woo Joo : Iya.

Eun Soo mau mengajak Woo Joo pergi tapi dia bingung mengatakannya. Ditambah, Woo Joo keburu masuk.

Eun Soo pun cemas.

 
Kontes seni digelar di atap gedung D.O.

Pak Jeon selaku pembina acara menjelaskan kalau pimpinan mereka berencana untuk datang untuk mengucapkan terima kasih dan mendukung mereka semua.

"... tapi sayangnya, janji temu sebelumnya tertunda, jadi aku datang atas namanya." lanjut Pak Jeon, ayahnya Jin Gook.

"Kalau begitu, izinkan aku memberitahu teman kontes hari ini. Tema kontes hari ini adalah 'Lingkungan Yang Ingin Aku Lindungi'.

Tapi tiba-tiba, Presdir Kim datang. Melihat Presdir Kim, Eun Soo langsung mengajak Woo Joo pergi. Tapi terlambat. Presdir Kim keburu melihatnya.

Presdir Kim dan rombongannya bahkan menghampiri Eun Soo dan Woo Joo.

Presdir Kim mengucapkan terima kasih karena mereka sudah datang.

Woo Joo : Kau siapa?

Presdir Kim : Aku? Aku pimpinan perusahaan ini. Bagaimana denganmu? Siapa namamu.

Woo Joo : Namaku Kang Woo Joo.

Presdir Kim : Woo Joo. Nama yang cantik.

Woo Joo : Terima kasih.

Presdir Kim : Baiklah. Semoga berhasil dengan gambarmu.

Presdir Kim melangkah pergi.

Eun Soo ketakutan dan terus menatap ke arah Presdir Kim.

Takut Woo Joo nya disentuh oleh Presdir Kim, Eun Soo merangkul Woo Joo dengan erat. Seakan menegaskan, kalau Woo Joo adalah miliknya dan dia akan melindungi Woo Joo.

Di toilet, Eun Soo muntah-muntah.

Selesai muntah, Eun Soo keluar dan menenangkan dirinya sejenak.

Eun Soo menghampiri Woo Joo. Melihat Eun Soo, Woo Joo langsung tanya apa Eun Soo baik-baik saja? Apa Eun Soo merasa pusing? Ya, Woo Joo cemas. Eun Soo bilang dia baik-baik saja. Eun Soo lalu membawakan tas Woo Joo dan mengajaknya pergi.

Tapi di lobi, dia melihat Ki Bum!

Eun Soo kaget. Dia ketakutan dan langsung berbalik, tak berani menatap Ki Bum.

Tapi Ki Bum tiba-tiba nongol di depannya dan mencekiknya.

Eun Soo akhirnya jatuh dan pingsan. Sementara Ki Bum terus mencekiknya.

Dan.... sosok Ki Bum menghilang digantikan dengan Ji Min yang berusaha menyadarkan Eun Soo dengan wajah cemas.

Eun Soo akhirnya membuka matanya dan melihat Ji Min.

 
Hari sudah malam. Woo Joo sudah di rumah dengan ayahnya.

Woo Joo mencemaskan Eun Soo. Dia bilang Eun Soo tampak sangat lelah sampai mereka tiba di rumahnya. Dia yakin Eun Soo sakit parah.

Woo Joo : Aku seharusnya tidak memintanya untuk ikut denganku.

Ji Min : Ya ampun. Kau pasti sangat mengkhawatirkannya.

Woo Joo : Aku sangat sedih karena dia sakit.

Woo Joo lalu minta izin Ji Min menelpon Eun Soo besok pagi.

Ji Min mengizinkan.

Ji Min lalu tanya, apa yang harus dilakukan Woo Joo sekarang jika ingin menelpon Eun Soo besok pagi.

Woo Joo mengerti dan bergegas tidur.

Ji Min keluar dari kamar Woo Joo. Dia kepikiran Eun Soo yang sakit. *Ciee.

Ji Min meraih ponselnya, sepertinya ingin menghubungi Eun Soo.

Ponsel Eun Soo berbunyi. SMS dari Ji Min. Ji Min tanya keadaan Eun Soo.

Eun Soo sudah tidur, tapi dia tak tenang dalam tidurnya.

Dalam tidurnya, dia ingat saat Ki Bum menyiksanya.

Eun Soo lalu mengaku kalau dia hamil agar Ki Bum berhenti menyiksanya. Ia bilang itulah alasan dia lari dari Ki Bum, karena dia hamil.

Tapi Ki Bum malah tanya siapa ayah dari bayi yang dikandung Eun Soo.

Eun Soo marah dan menyebut Ki Bum sampah.

Ki Bum : Kau bilang aku sampah? Kemarilah. Biar kutunjukkan bagaimana sampah sebenarnya bertindak.

Ki Bum melepas ikat pinggangnya. Dia berniat mencambuk Eun Soo. Eun Soo mengambil pisau dan mengancam akan membunuh Ki Bum jika Ki Bum mendekatinya.

Ki Bum menyuruh Eun Soo menusuknya. Dia memegang tangan Eun Soo dan mengarahkan pisau itu ke perutnya.

Eun Soo terbangun. Tapi penderitaan Eun Soo masih berlanjut. Eun Soo mendengar suara Ki Bum memanggilnya. Eun Soo menoleh ke samping dengan takut-takut dan mendapati Ki Bum duduk disampingnya.

Ki Bum mengajak Eun Soo pulang. Eun Soo langsung bangun dan menggeser tubuhnya ke dinding, menjauhi Ki Bum.

Ki Bum : Tidak peduli seberapa keras kau mencoba untuk bersembunyi, aku akan selalu menemukanmu.

Ki Bum tiba-tiba menangis dan merasa kesakitan.

Eun Soo syok melihat perut Ki Bum berdarah-darah dan tangannya yang memegang pisau.

Ki Bum : Kenapa kau melakukan itu padaku? Aku sangat mencintaimu.

Tapi setelah itu, Ki Bum mencekik Eun Soo dan mengajak Eun Soo mati bersama.

Eun Soo menusukkan pisau di tangannya ke perut Ki Bum.

Kita lalu melihat bayangan Ki Bum menghilang. Eun Soo juga tak lagi memegang pisau, tapi Eun Soo masih mengigau dan mengayun-ayunkan tangannya seolah dia masih memegang pisau dan menusuk perut Ki Bum.

Tepat saat itu, Min Ji datang. Min Ji terkejut melihat kondisi Eun Soo.

Min Ji mendekati Eun Soo. Dia meletakkan bantal ke punggung Eun Soo.

Min Ji : Eun Soo-ya, apa yang terjadi? Apa kau bermimpi? Astaga, apa yang terjadi? Kau berkeringat.

Eun Soo : Kapan kau datang?

Min ji : Baru saja. Aku mengkhawatirkanmu. Kau selalu mengalami kesulitan... pada hari kau mengirim putrimu pergi.

Eun Soo : Kau ingat itu?

Min Ji : Bagaimana aku bisa lupa? Kau sangat menderita, jadi bagaimana aku bisa melupakannya? Kau mengatakan bahwa kau ingin melupakan semuanya dan buatlah awal yang baru. Jadi mengapa kau masih berjuang begitu keras?

Eun Soo terdiam. Min Ji lantas memeluk Eun Soo.

Bersambung ke part 2...

Lies of Lies Ep 5 Part 4

 Sebelumnya...

 
Ji Min sedang berbelanja di supermarket.

Tanpa ia sadari, Eun Soo juga ada disana. Mengawasinya.

Saat Ji Min menatap ke arah Eun Soo, Eun Soo langsung bersembunyi di balik rak.


Ji Min lalu kembali mengedarkan pandangannya, menatap rak di sekelilingnya. Ia bertanya-tanya, haruskah ia membeli bahan untuk membuat gimbap? Akhirnya, Ji Min membeli kepiting untuk dimasukkan ke dalam gimbapnya. Dia juga membeli bayam.

Eun Soo pun mulai berjalan ke arah Ji Min.


Tepat saat itu, seorang pengunjung yang lewat disamping Ji Min tak sengaja menyenggol buah dengan keranjangnya sampai buah-buahan di rak berjatuhan. Tapi pengunjung itu pergi begitu saja tanpa sadar sudah menjatuhkan buah.

Ji Min pun bergegas mengutip buah-buah yang jatuh itu.

Eun Soo yang berdiri di belakang Ji Min, melihat itu dan langsung mengambil kesempatan untuk mendekati Ji Min.


Eun Soo membantu Ji Min mengutip buah.

Ji Min terkejut melihat Eun Soo. Eun Soo pura-pura terkejut.

Eun Soo bilang, dia tidak menyangka mereka akan bertemu lagi. 

Eun Soo : Kau tinggal di sekitar sini ya kalau tidak salah? Aku juga pindah ke dekat sini.

Ji Min bingung karena sebelumnya Eun Soo bilang mau meninggalkan Seoul.

Eun Soo membuat alasan. Dia bilang dia mendapatkan keberanian karena kata-kata Ji Min sebelumnya. Sebelumnya, Ji Min bilang kalau dia berharap hidup Eun Soo tidak berduri lagi.


Ji Min melihat keranjang Eun Soo.

Eun Soo merasa malu. Dia bilang, dia harus mengecat rumahnya.


Eun Soo lalu melihat keranjang Ji Min.

Eun Soo : Kau membeli bahan untuk membuat gimbap?

Ji Min mengiyakan.

Eun Soo : Daripada dengan burdock...


 

Eun Soo mengambil burdock di keranjang Ji Min, lalu berlari ke rak, dan kembali ke Ji Min membawa telur ikan terbang. Dia bilang, rasa gimbap akan jauh lebih enak memakai telur ikan terbang.

Eun Soo : Dan kau dapat menggunakan sisanya untuk membuat nasi dengan telur ikan.

Eun Soo lalu menebak, Woo Joo akan pergi piknik karena Ji Min mau membuat gimbap.

Ji Min merasa malu. Dia bilang Woo Joo sudah pergi piknik.

Eun Soo terkejut dan bingung.

Ji Min bilang, sebenarnya Woo Joo mau gimbap tapi ia tak bisa membuatnya.

Ji Min : Aku tahu ini sudah terlambat tapi aku akan terus mencoba membuatnya.

Mendengar itu, Eun Soo langsung nawarin diri membantu Ji Min membuat gimbap.

Ji Min bilang tidak usah repot-repot.

Eun Soo memaksa. Dia bilang, dia bisa membuat gimbap bahkan dengan mata tertutup.


Eun Soo lalu melihat keranjangnya.

Eun Soo : Kalau begitu bagaimana kalau kita sama-sama untung?

Ji Min melihat keranjang Eun Soo, lalu melihat keranjangnya. Ia pun mengerti maksud Eun Soo.

*Kang modus lu Eun Soo...

 
Ji Min membantu Eun Soo mengecat rumah.

Di dalam, Eun Soo membantu Ji Min membuat gimbap.

 
Selesai membuat gimbap, Eun Soo keluar dan melihat Ji Min.

Eun Soo : Bukan kah itu sulit?

Ji Min : Aku bisa melakukan ini dengan mata tertutup. Aku pandai dalam hal ini.

 
Malam pun tiba. Ji Min masih di rumah Eun Soo. Mereka minum kopi bersama.

Ji Min tidak menyangka ada tempat seperti rumah Eun Soo di lingkungannya.

Eun Soo : Ini sangat buruk, kan?

Ji Min : Tidak. Dulu waktu kecil aku juga pernah tinggal di rumah atap.

Ji Min cerita, saat ayahnya gagal dalam bisnis, ibunya mulai membuka restoran. Dia, orang tuanya dan adiknya tinggal bersama di rumah atap.

Eun Soo : Pasti tidak nyaman.

Ji Min : Yang aku ingat itu tidak nyaman, tapi aku menyukainya. Setidaknya kami tidak terpencar. Kami tinggal bersama.

Ji Min lalu meletakkan cangkir kopinya. Dia bilang itu aneh karena menceritakan tentang dirinya pada Eun Soo.

 


Ji Min melihat jamnya. Ia kaget hari sudah larut.

Ji Min kemudian berdiri dan pamit. Eun Soo memberikan gimbap yang dibuatnya tadi ke Ji Min.

Ji Min berterima kasih. Dia bilang itu gaji harian yang menyenangkan.


Eun Soo melihat ada noda cat di pipi Ji Min.

Karena Ji Min tak bisa membersihkan, Eun Soo mengeluarkan saputangannya dan membersihkan pipi Ji Min.

Ji Min mulai baper, menatap Eun Soo.

 
Ji Min yang mulai baper pun menghentikan Eun Soo. Dia memegang kuat tangan Eun Soo.

Eun Soo terkejut. Ji Min yang sadar kalau dia megang tangan Eun Soo, langsung menurunkan tangannya.

Ji Min bilang dia bisa membersihkan pipinya sendiri dan pergi.

 
Eun Soo mengantar Ji Min keluar.

 
Paginya, Woo Joo sedih karena dia kalah dari temannya Hye Young dalam kontes menggambar di sekolahnya.

Hye Young lalu keluar dari kelas. Woo Joo memberinya ucapan selamat.

 
Woo Joo yang sedih disemangatin oleh Jin Gook. Jin Gook bilang Woo Joo sudah melakukan yang terbaik.

Woo Joo : Tidak. Kupikir Hye Young benar-benar berbakat.

Woo Joo lalu melihat poster kontes seni untuk anak-anak di depan pintu toko Ji Kyeong.

 
Sambil masuk kamarnya, Woo Joo menelpon Ji Min. Woo Joo bilang dia ingin les privat. Ji Min tanya les privat apa. Woo Joo bilang les yang diikuti Hye Young. Ji Min tanya, haruskah Woo Joo melakukan semua yang dilakukan Hye Young.

Woo Joo bilang dia ingin mengalahkan Hye Young dan menang dalam kontes seni.

Woo Joo : Apa ayah tak ingin aku menang hadiah pertama?

Ji Min : Tentu saja mau tapi ini bukan tentang memenangkan hadiah pertama. Ayah ingin kau melakukan ini dengan bahagia. Kau memang ingin menggambar atau mengalahkan temanmu?

Woo Joo bingung menjawabnya.

Ji Min : Jadi pikirkan dulu arti menggambar bagimu.Kalau masih ingin les privat, ayah akan izinkan.

 
Direktur Seo datang dan tanya Woo Joo mau les apa.

Ji Min : Ternyata ada teman yang mau dikalahkannya.

Direktur Seo : Woo Joo ternyata mirip dengan ayahnya.

Ji Min : Memang aku kenapa?

Direktur Seo : Waktu kau masih di tim yang dulu, kau dapat lebih banyak informasi dari yang lain.Dan tidak hanya itu, kau selalu berusaha menarikku. Berikan saja apa yang dia inginkan. Banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk belajar. Dan dia memintanya terlebih dahulu. Aku sangat bangga padanya.

 
Malamnya Eun Soo modusin Ji Min lagi.

Ji Min yang baru pulang kaget melihat Eun Soo berdiri di depan rumahnya.

Eun Soo bilang dia lupa memberikan sesuatu pada Ji Min kemarin.

Eun Soo bilang itu untuk Woo Joo dan dia menggambar sendiri.

Eun Soo : Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah mengajakku kemping.

 
Woo Joo terkejut melihat lukisan Eun Soo. Dia tak percaya Eun Soo yang melukis itu.

Woo Joo : Daebak. Dia pelukis hebat.

Ji Min : Setuju.

 
Woo Joo : Bukankah ayah bilang bibi akan pindah ke kotak lain?

Ji Min bilang Eun Soo memutuskan menetap di Seoul.

Woo Joo senang mendengarnya.

 
Tiba-tiba saja, Woo  Joo bilang ke Ji Min kalau dia punya ide.

Ji Min menatap Woo Joo bingung.

 
Malam itu juga, Ji Min langsung menghubungi Eun Soo.

Eun Soo senang mendengar Woo Joo  suka lukisannya.

Eun Soo kaget saat Ji Min bilang ingin minta bantuan.

 
Besoknya Eun Soo datang ke rumahnya Ji Min!!!

Dia berdiri di depan pintu dengan wajah sangat-sangat bahagia.

Eun Soo memencet bel.

 
Ji Min dan Woo Joo bergegas membuka pintu.

Woo Joo bahkan menyiapkan sandal rumah untuk Eun Soo.

Eun Soo senang bukan kepalang.

Woo Joo lalu mengucapkan selamat datang pada Eun Soo. Dia memanggil Eun Soo guru.

 
Woo Joo dan Ji Min duduk di sofa.

Eun Soo mulai masuk dan menatap sekeliling rumah Ji Min.

Bersambung....

 
Kita diperlihatkan flashback, saat Eun Soo keluar dari minimarket di stasiun.

Eun Soo terdiam menatap tiketnya.

 
Sopir bus bilang pada Eun Soo kalau bus akan segera berangkat.

Eun Soo bilang dia tidak naik dan bus bisa berangkat.

Bus pun akhirnya berangkat.

 
Eun Soo lalu melihat Ji Min keluar dan mengejar busnya.