Di perairan laut
Filipina Barat, terlihat sebuah kapal penangkap ikan. Seorang pria sedang
berusaha keras memperbaiki mesin kapal. Tak lama kemudian, pria itu keluar dari
dek dan memberitahu kapten kapalnya bahwa mesinnya tidak bisa diperbaiki,
ditambah lagi mereka juga jauh dari pantai. Sang kapten marah, ia menyuruh pria
itu mencari jalan keluar agar mesin kapalnya bisa diperbaiki.
Pria itu pun
kembali memperbaiki kapal, tapi belum sempat dilakukannya, ia mendengar suara
sirine yang berasal dari kapal lain. Mereka adalah polisi perairan wilayah
China. Mereka memberi peringatan bahwa kapal yang dinaiki pria itu sudah
memasuki wilayah mereka. Mereka pun menyuruh pria itu untuk pergi.
Tapi pria itu
tidak mau pergi. Polisi perairan China pun memberi peringatan sekali lagi agar
pria itu pergi, mereka mengancam akan melakukan sesuatu kalau pria itu tidak mau
pergi. Pria itu menolak pergi, ia mengklaim bahwa perairan itu adalah milik
negaranya. Polisi perairan China pun langsung menyiapkan tim mereka agar pria
itu menjauh dari wilayah mereka. Mereka menyemprot kapal pria itu dengan
semprotan yang cukup besar. Akibatnya, kapal pria itu porak poranda dan salah
satu teman pria itu jatuh ke laut.
“Estong!” teriak
pria itu.
Pria itu melapor
pada kaptennya bahwa Estong jatuh ke laut, tapi apa yang dilakukan sang kapten?
Dia malah ingin pergi. Pria itu tak terima. Tapi sang kapten bersikeras bahwa
mereka harus pergi. Pria itu pun akhirnya terjun ke dalam laut untuk menolong
Estong.
“Ronualdo!”
teriak sang kapten. Yeaah, pria itu bernama Ronualdo Del Mar. Untuk selanjutnya
kita panggil Waldo ya, karena nama panggilannya adalah Waldo.
Waldo berhasil
menemukan Estong dan membawanya naik ke permukaan. Di atas kapal, teman2 yang
lain berusaha membantu mereka naik. Estong tak sadarkan diri. Waldo pun
berusaha membangunkannya. Lalu tiba2, kapten kapal keluar dan menyuruh Waldo
memutar balik kapal. Waldo pun terhenyak. Sang kapten yang mulai gemas,
akhirnya melakukannya sendiri dan kapal pun mulai bergerak menjauhi perbatasan.
Waldo terduduk
lemas. Dengan wajah kesal, ia berucap, “Ini milik kami… ini rumah kami…”
Berita tentang
kapal China yang menyemprotkan air ke kapal penangkap ikan disiarkan di televise.
Nama Waldo langsung mencuat berkat aksi beraninya menghadapi kapal China dan
juga usahanya menolong Estong yang terjatuh ke laut.
Di ruang ganti,
teman2 Waldo membicarakan tentang Waldo yang menjadi popular berkat aksi
heroiknya itu. Tapi Waldo biasa aja dan menanyakan kondisi Estong. Rekan Waldo
berkata, bahwa Estong sedang menjalani pemeriksaan. Waldo lalu memberi ide,
untuk berbicara pada kapten mereka agar bisa meminta bantuan keuangan pada
Presiden. Rekan Waldo yang lain nyeletuk kalau kapten mereka sangat keras
kepala.
Tak lama
kemudian, rekan Waldo lainnya datang memberitahu Waldo kalau Waldo harus segera
ke Manila karena Presiden ingin bertemu. Waldo pun terkejut.
Waldo berjalan
pulang melewati pasar. Di sana, ia bertemu neneknya yang sedang berjualan telur
puyuh. Sang nenek pun dengan bangganya berteriak kepada orang2 di pasar, bahwa
pria yang menjadi viral di media karena berani menghadapi kapal China adalah
Waldo cucunya. Seorang pria tua pun tiba2 memanggil nenek Waldo dengan nama
Nene. Nenek Waldo pun langsung menatap tajam pria di hadapannya itu.
“Namaku Neneng!
Neneng!” ucapnya.
“Dimana ayah?”
tanya Waldo berikutnya.
Waldo lalu masuk
ke rumah bersama nenek dan adiknya, King. Tapi sampai di rumah, ia malah
dipukuli ayahnya gara2 aksi heroiknya itu. Neneng pun langsung mencubit Kulas—ayah
Waldo. Neneng berkata, bahwa Kulas seharusnya bangga dengan aksi heroic Waldo
itu.
“Itu bukan aksi heroic!
Bagaimana kalau kita kehilangan anak ini!” jawab Kulas
Kulas lalu mengomeli
Waldo… “Kau tidak pernah belajar! Kau lihat kan bagaimana aku saat aku
kehilangan ibumu! Kau tahu bagaimana sakitnya kehilangan seseorang karena kau
juga pernah kehilangan Aryann! Gunakan otakmu!”
“Aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.” Jawab Waldo.
“Sudah berapa
kali aku mendengar itu dari mulutmu!” ucap Kulas.
“Hey, berhenti
mengomeli cucuku!” tegur Neneng.
Neneng lalu
mengajak Waldo makan. Kulas masih sebal dengan tindakan sok heroic Waldo. Waldo
pun memeluk ayahnya dan meminta maaf sekali lagi. Sang ayah pun memaafkannya,
kemudian menyuruh ia mengganti baju sebelum makan.
Waldo baru saja
selesai mandi. Saat ia tengah mengambil baju di dalam lemari, ia terdiam
melihat foto seorang gadis yang tertempel di pintu lemari. Waldo kemudian
mengambil foto gadis itu, kemudian memandang keluar jendela dan mencoba
mengingat semuanya.
Flashback…
Tahun 2006
Aryann dan Waldo
berlarian di tepi pantai dengan riang gembira, mereka lalu membuat istana
pasir. Dan kemudian, kita mendengarkan narasi Aryann.
Istana pasir dapat dengan mudah
dihancurkan oleh gelombang, dihantam angin, diruntuhkan oleh waktu, tapi tidak
dengan cinta kami. Karena cinta kami, akan bertahan selamanya.
Setelah istana
pasirnya selesai, Aryann kemudian mengatakan keyakinannya pada Waldo. Aryan
berkata, bahwa ia yakin cinta mereka akan bertahan selamanya. Aryan pun
menyuruh Waldo berjanji kalau mereka tidak akan pernah berpisah. Waldo
tersenyum lembut, lalu berkata tidak akan ada kata perpisahan. Ia kemudian berkata
bahwa dirinya bahkan tidak berani memikirkan kemungkinan kalau mereka akan
berpisah.
Mereka lalu
berciuman di depan istana pasir mereka. Setelah itu, keduanya berenang dan
menikmati kebersamaan mereka dengan mesra di dalam air.
Sambil berjalan
pulang, keduanya membahas rencana2 yang akan mereka lalukan sebelum mereka
menikah. Waldo ingin membelikan kapal untuk ayahnya, agar sang ayah tidak perlu
menyewa kapal lagi. Aryann berkata kalau ia akan giat belajar sembari menunggu
Waldo.
Seorang pria
lalu datang memberitahu Waldo bahwa ayah Waldo saat ini sedang bertengkar
dengan Dodong. Waldo kaget, dan langsung berlari menyusul ayahnya. Aryann pun
ikut menyusul Waldo. Sementara itu, Neneng dan King berusaha memisahkan Kulas
dan Dodong. Kulas marah karena Dodong tidak mau membayar hutangnya. Dan Dodong
tidak terima karena Kulas menagih hutangnya di depan teman2nya. Itulah sebabnya
perkelahian terjadi.
Tak lama, Waldo
datang dan berhasil memisahkan mereka. Rosing—istri Dodong pun datang dan
menjauhkan Waldo dari suaminya. Rosing berteriak marah, ia bertanya seberapa
banyak hutang suaminya. Rosing lalu melemparkan sejumlah uang pada Kulas.
Aryann tampak menenangkan Rosing yang tak lain adalah bibinya.
“Suamimu yang
berhutang padaku, bukan kau Rosing! Dia tidak akan bisa berubah karena kau
memperlakukannya seperti bayi!” ucap Kulas.
Dodong pun marah
dan ingin menghajar Kulas, tapi Waldo langsung mendorongnya. Rosing marah pada
Waldo. Neneng pun mengajak keluarganya pergi. Rosing terus saja marah2. Aryann
mencoba menenangkan bibinya. Tapi sang bibi malah meminta ia untuk tidak ikut
campur dan melarangnya berhubungan dengan Waldo.
Di rumah, Neneng
memarahi Kulas dan Waldo. Waldo berkata, Dodong akan kehilangan akal kalau
sedang mabuk. Kulas juga memarahi Waldo yang ikut campur urusan mereka. Kulas
tak ingin sesuatu terjadi pada Waldo karena sebentar lagi Waldo akan meraih
gelar insinyur nya. Tapi Waldo berpendapat lain. Ia ingin menunda sementara
mimpinya, agar ia bisa menabung untuk membelikan ayahnya kapal dan mengirim
adiknya ke sekolah. Neneng dan Kulas hanya bisa terdiam mendengar kata2 Waldo.
Di kamarnya,
Aryann sedang menghitung tabungannya. Tak lama kemudian, Dodong datang dan
terkejut melihat uang tabungan Aryann yang begitu banyak. Aryan pun buru2
menyimpan uang tabungannya di lemari sambil berkata kalau uang itu untuk
membayar biaya kuliahnya. Aryann lalu hendak pergi, tapi Dodong menahannya
dengan mencengkram lengannya.
“Lupakan mimpimu
menjadi pengacara. Kau pikir, kau bisa mendapatkan keadilan untuk ayahmu jika
kau menjadi pengacara? Sadarlah, Aryann! Kau hanya membuang2 uangmu!” ucap
Dodong.
“Tapi setidaknya
aku melakukan hal yang benar dalam hidupku. Tidak sepertimu!” sindir Aryann.
Dodong pun marah
dan semakin mencengkram lengan Aryann.
“Jika bibiku
bisa menoleransi sikapmu, aku berbeda! Ini akan menjadi yang pertama sekaligus
yang terakhir kau bisa menyakitiku!” ucap Aryann.
Aryann pun beranjak
pergi. Dodong menatap kepergian Aryann dengan tajam.
Aryann dan Waldo
kembali bertemu di tepi pantai. Waldo marah saat melihat bekas cengkraman di
lengan Aryann. Waldo ingin memberi Dodong peringatan, tapi Aryann melarangnya.
Aryann berkata, bahwa Dodong seperti itu karena sedang mabuk. Tapi Waldo tetap
ingin bicara pada Dodong. Aryann pun membujuk Waldo. Ia berkata bahwa dirinya
hanya tidak ingin membuat situasi menjadi semakin rumit. Waldo pun menurut,
tapi hanya untuk kali ini. Ia berkata, kalau Dodong melakukan itu lagi pada
Aryann, ia akan memberi Dodong pelajaran. Aryann pun memeluk Waldo.
Bersambung ke
part 2…