(3 hari setelah insiden pembunuhan di Wolha-dong)
Joon Hyuk mendampingi Jung Woo ke suatu tempat. Joon Hyuk berkata, atasan mereka tidak tahu soal itu. Jung Woo berterima kasih pada Joon Hyuk yang sudah membantunya. Joon Hyuk menguatkan Jung Woo yang masih terguncang.
Sementara di pemakaman, ibu Ji Soo terduduk lemas. Tak lama kemudian, Joon Hyuk datang. Ibu berterima kasih atas kedatangan Joon Hyuk. Jung Woo menghampiri ibu Ji Soo. Ibu Ji Soo berharap bukan Jung Woo pelakunya. Jung Woo hanya bisa meminta maaf pada ibu Ji Soo seolah2 dia memang melakukannya. Tangis ibu Ji Soo pun pecah.
“Aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada Ji Soo.” Ucap Jung Woo,
lalu menghadap foto Ji Soo.
“Itu menyakitkan, bukan? Ji Soo-ya, aku minta maaf. Ini
semua salahku. Ha Yeon kita. Aku akan
pastikan untuk menemukan Ha Yeon.” Ucap Jung Woo.
Tangis Jung Woo pun mengalir dari pelupuk matanya. Jung Woo
lantas kembali menghampiri ibu mertuanya. Ibu mertuanya masih tidak percaya
Jung Woo melakukannya. Jung Woo menyalami ibu mertuanya dan menyelipkan kertas
kecil diam2 ke tangan ibu mertuanya. Ibu Ji Soo terkejut.
“Maafkan aku, Bu.” Ucap Jung Woo sambil menatap ibu Ji Soo
penuh arti.
Ibu Ji Soo seolah paham maksud Jung Woo. Joon Hyuk dan Jung
Woo beranjak pergi. Bersamaan dengan itu, Tae Soo datang dan emosi melihat Jung
Woo. Ia meneriaki Jung Woo, bahkan ingin membunuh Jung Woo. Untunglah ada
rekan2 Tae Soo yang langsung menghalangi Tae Soo.
Ibu Tae Soo terkejut membaca surat yang diselipkan Jung Woo.
Kembali ke masa sekarang—Joon Hyuk dan beberapa petugas
langsung mendatangi lokasi dimana koper yang diduga berisi jasad Ha Yeon
ditemukan. Namun setelah diperiksa, koper itu kosong.
Joon Hyuk : Dimana Tae Soo?
Tae Seo melabrak Jung Woo di sel. Ia berpikir Jung Woo
membohonginya lagi. Jung Woo sendiri bingung maksud ucapan Tae Soo. Tae Soo
berkata, kopernya kosong. Sambil mencengkram seragam Jung Woo, ia bertanya
dimana Ha Yeon. Dua rekan Tae Soo dibantu teman satu sel Jung Woo berusaha
memisahkan Jung Woo dan Tae Soo.
“Tae Soo-ya, apa yang kau bicarakan? Kenapa ada koper di
sana?” tanya Jung Woo bingung.
“Apa maksudmu ada koper? Kau yang bilang begitu! Beritahu
aku! Di mana Ha Yeon!” teriak Tae Soo.
“Tae Soo. Tenanglah.” Ucap rekan Tae Soo, lalu membawa Tae
Soo pergi.
Wooruk menatap Jung Woo dengan kesal. Ia yakin, Jung Woo
sudah membuat masalah lagi. Sung Gyu menatap iba Jung Woo. Dan Jung Woo, dia
bingung sendiri kenapa bisa ada koper di lokasi yang ia katakan pada Tae Soo.
Eun Hye menunggui Detektif Go yang masih belum sadarkan
diri. Ia bertanya2 apa yang mau dikatakan Detektif Go padanya. Ia yakin Detetif
Go mau mengatakan soal Jung Woo. Tak lama kemudian, Min Kyung yang baru selesai
bicara dengan polisi menghampiri Eun Hye.
“Apa mereka menemukan tersangka tabrak lari?” tanya Eun Hye.
“Itu daerah terpencil. Tidak ada kamera CCTV maupun saksi.”
Jawab Min Kyung.
“Mengapa dia pergi ke ruang referensi NFS? Tak ada alasan
baginya untuk pergi ke sana.” Ucap Eun Hye.
“Apa dia mengatakan sesuatu via telepon?” tanya Min Kyung.
“Setelah dia menelepon, kecelakaan itu terjadi.” Jawab Eun
Hye.
“Kenapa ini terjadi padanya? Dokter mengatakan, dia mungkin tidak dapat pulih.” Ucap Min Kyung.
“Min Kyung-ah, bisa kau cari tahu ini? Sepertinya itu bukan
kecelakaan biasa.” Pinta Eun Hye.
Eun Hye melewati lobi di rumah sakit. Dan di sana, ia
melihat berita soal penemuan koper itu.
Ibu juga menonton berita itu di restoran. Ia langsung
menghubungi Tae Soo untuk mengkonfirmasi kebenaran berita itu.
Min Ho membaca berita itu di internet. Ia tak habis pikir,
bagaimana mereka bisa membiarkan ini terjadi.
Jung Woo tak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada koper
itu.
“Ada sebuah koper di lokasi
yang aku katakan. Itu berarti, aku sudah menguburnya di sana. Tapi di mana Ha
Yeon? Di mana Ha Yeon kira-kira? 16K. Itu beratnya Ha Yeon. Apa... Apa yang
sudah terjadi?” ucap Jung Woo.
Semakin memikirkannya, Jung Woo semakin frustasi.
Tae Soo membuka pintu sel. Ia meminta Jung Woo berpikir
baik2, apa Jung Woo benar2 membunuh Ha Yeon.
“Koper itu kosong. Itu artinya, Ha Yeon masih hidup, kan?”
ucap Tae Soo.
Jung Woo diam saja, ia sendiri tidak tahu harus mengatakan
apa. Tae Soo kemudian berlutut, ia berkata akan memaafkan Jung Woo kalau Ha
Yeon memang masih hidup. Ia meminta Jung Woo mengembalikan Ha Yeon padanya. Tae
Soo kemudian menangis. Jung Woo ingin menyentuh pundak Tae Soo, tapi ia menahan
dirinya dan hanya bisa mengepalkan tangannya.
Min Ho mendapatkan dokumen pengambil alihan jasad Seon Ho
dari anak buahnya yang bernama Kim Seok. Ia memuji kinerja Seok dan langsung
membakar dokumen itu. Seok lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Eun
Hye karena Eun Hye adalah orang terakhir yang berbicara dengan Detektif Go.
“Aku akan cari tahu itu.” jawab Min Ho.
Min Ho kemudian berkata lagi…
“Seok-ah, kau tahu? Aku tadi menonton berita dan tampaknya
ada masalah.”
“Apa itu?” tanya Seok.
“Kau belum melihatnya?” tanya Min Ho.
“Maaf.” Jawab Seok.
“Kau tahu seberapa keras aku bekerja untuk sampai sejauh ini?
Bagaimana bisa kau mengurusnya seperti
itu!” teriak Min Ho, lalu mengambil kayu yang setengah terbakar dari tong dan
memukulkannya pada Seok.
“Kenapa semua orang mencoba membuatku menjadi orang jahat? Kenapa? Kenapa?
Kenapa kau!” teriak Min Ho sembari
memukuli Seok berulang kali dengan kayu itu.
Puas memukuli Seok, ia menyuruh Seok mencari bukti2nya. Seok
mengerti. Min Ho beranjak pergi. Seok menatap kepergian Min Ho dengan tajam.
Min Ho kemudian menerima telepon dari seseorang. Setelah itu, ia pun bergegas
pergi.
Deputi Jaksa memanggil Kepala Jaksa Choi dan Joon Hyuk. Ia
ingin tahu apa yang akan dilakukan Joon Hyuk karena media sudah tidak lagi
mempercayai penyelidikan mereka. Apa kau akan mempertahankan tuntutanmu? Tanya
Deputi Jaksa. Joon Hyuk mengiyakan. Kepala Choi tidak setuju. Ia mengajak Joon
Hyuk menyelidikinya lagi. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dan meminta Joon Hyuk
menyelidiki kecelakaan Detektif Go.
“Tak akan ada yang berubah di persidangan bandingnya.” Jawab Joon Hyuk.
“Koper itu kosong!” teriak Kepala Choi.
Kepala Choi lalu menurunkan volume suaranya. Ia ingin Joon
Hyuk menjawab pertanyaannya sebagai temannya Jung Woo, dan bukan sebagai
jaksa. Ia bertanya, apa ada kemungkinan
Jung Woo bukan pelakunya.
“Kepala Jaksa Choi, apa yang kau bicarakan?” tegur Deputi
Jaksa.
“Bisakah anda diam sebentar?” jawab Kepala Choi.
“Tidak.” Ucap Joon Hyuk yakin.
“Sedikit pun? Jika ada 1 persen kemungkinan bahwa dia bukan pelakunya, ayo kita lakukan
investigasi ulang. Aku akan bertanggung jawab.” Ucap Kepala Choi.
“Tidak. Tidak sama sekali.” Jawab Joon Hyuk.
Deputi Jaksa marah dan menegur keduanya. Deputi Jaksa lalu menyuruh Joon Hyuk pergi, namun sebelum
Joon Hyuk pergi, ia mengingatkan Joon Hyuk soal makan malam mereka. Joon Hyuk
mengerti. Setelah Joon Hyuk pergi, Deputi Jaksa menegur Kepala Choi dengan
keras. Kepala Choi diam saja. Ia yakin bahwa Jung Woo tidak bersalah.
Joon Hyuk kembali ke ruangannya dan terkejut melihat Eun Hye
yang sudah menunggunya. Eun Hye ingin dilakukan tes pada koper yang ditemukan.
“Kau pikir aku belum melakukannya?” tanya Joon Hyuk.
“Aku tidak tahu.” jawab Eun Hye.
“Aku kira, kau mungkin berpikir seperti itu. Kau percaya,
aku memalsukan penyelidikan di TKP.”
Ucap Joon Hyuk.
“Jika tak ada yang ditemukan kau akan mengubah tuntutanmu?
Tuduhan soal Ha Yeon?” tanya Eun Hye.
“Tidak. Bahkan jika
kita tidak menemukan apa pun,takkan ada yang berubah. Tidak masalah jika koper
itu kosong. Kau bisa lihat itu dengan jelas dari catatan kasus.” Jawab Joon
Hyuk.
“Biarkan aku tahu ketika laporan analisis keluar.” Ucap Eun
Hye dingin, lalu beranjak pergi.
“Beritahukan ini pada Jung Woo. Tidak akan ada yang berubah.”
Suruh Joon Hyuk.
“Kau sudah seyakin itu? Kupikir, kau hanya tidak mau mengakui
kesalahanmu.” Tuduh Eun Hye.
“Ini persidangan yang tidak bisa kau menangkan.” Ucap Joon
Hyuk.
“Kita lihat saja nanti.” Jawab Eun Hye lalu beranjak pergi.
Eun Hye kembali menemui Jung Woo di sel. Jung Woo bertanya2,
kenapa ia mengubur koper kosong.
“Apa kau benar-benar membunuh
Ha Yeon?” tanya Eun Hye.
Jung Woo kaget, apa?
“Jika tubuh Ha Yeon ada di sana, pertanyaan ini pasti sudah
tidak penting. Aku pikir, kita telah menemukan
harapan. Itu sebabnya, kau meninggalkan bukti itu.” ucap Eun Hye.
Eun Hye lalu memperlihatkan rekaman CCTV saat Jung Woo
memindahkan koper kosong itu dari rumah ke mobil. Eun Hye merasa aneh, menurutnya koper itu
terlalu ringan dibandingkan dengan berat badan Ha Yeon. Jadi tidak mungkin Jung
Woo mengangkat koper yang berisi jasad Ha Yeon semudah itu.
“Kalau itu kosong, berarti Ha Yeon...”
“Kita harus menemukannya. Kita harus cari tahu di mana dia.”
Eun Hye lalu memberikan catatan yang diselipkan Jung Woo ke
tangan ibu Ji Soo. Eun Hye berkata, Jung Woo memberikan catatan itu diam2 tiga
hari setelah insiden itu, sebelum Jung Woo kehilangan ingatan. Jung Woo pun
bingung memikirkan apa maksud ia menulis catatan itu.
“Pasti ada alasan, kenapa kau memintanya untuk tidak membersihkan rumah. Jawaban untuk keberadaan Ha Yeon mungkin.” ucap Eun Hye.
Jung Woo pun memegang tangan Eun Hye. Ia menatap tajam Eun
Hye dan berkata kalau dirinya harus pulang ke rumah. Jung Woo ingin mencari
tahu alasan kenapa ia melarang ibu mertuanya membersihkan rumah.
“Tapi bagaimana kau akan pergi?” tanya Eun Hye.
“Temui Detektif Go Dong Yoon.” Suruh Jung Woo.
“Detektif Go terlibat kecelakaan. Tabrak lari. Dia koma.”
Ucap Eun Hye.
Jung Woo terkejut. Eun Hye bertanya apa Jung Woo tidak ingat
kalau Detektif Go sering mengunjungi Jung Woo. Jung Woo pun mengaku kalau
sampai saat ini ia masih belum bisa mengingat apapun. Jung Woo lalu menyuruh
Eun Hye meminta bantuan Kepala Jaksa Choi agar ia bisa pulang ke rumah. Ia
yakin, Kepala Jaksa Choi bisa membantu mereka.
Deputi Jaksa makan malam dengan Min Ho. Ia memberitahu Min
Ho bahwa Seo Eun Hye adalah pengacara yang tidak tahu apa2. Deputi Jaksa
bilang, Detektif Go kecelakaan setelah menghubungi Eun Hye. Min Ho menarik
napas lega. Tak lama kemudian, Joon Hyuk datang dan Deputi Jaksa memperkenalkan
Min Ho sebagai Seon Ho.
“Dia orang yang merekomendasikan posisi untukmu di PBB.”
Ucap Deputi Jaksa.
“Kenapa aku?” tanya Joon Hyuk.
“Ini tidak benar, jika orang yang kompeten dibiarkan. Kudengar,
ini kesempatan bagus. Ini impian setiap jaksa.” Jawab Min Ho.
“Ini bukanlah posisi untuk sembarang orang.” Ucap Deputi
Jaksa pada Joon Hyuk.
Min Ho lalu menanyakan soal sidang banding Jung Woo. Joon
Hyuk pun langsung menatap Min Ho. Deputi Jaksa membela Min Ho. Ia berkata, Jung
Woo masih terus mengganggu Seon Ho setelah Min Ho meninggal.
“Kudengar, kalian sudah lama berteman. Pasti sulit bagimu,
untuk mengambil kasus ini.” ucap Min Ho pada Joon Hyuk.
“Ini bukan seperti kita menjebak orang yang tidak bersalah. Jaksa
Kang, aku tidak perlu khawatir soal banding, kan?” tanya Deputi Jaksa pada Joon
Hyuk.
Joon Hyuk mencium bau busuk, tapi ia diam saja.
Joon Hyuk yang sedang menuju mobilnya, dapat panggilan dari
sang ibu. Sang ibu memberitahu Joon Hyuk bahwa ayah Joon Hyuk mabuk lagi, dia
memukul orang dalam keadaan mabuk dan sekarang ditahan.
“Apa yang akan kulakukan dengannya? Aku tidak bisa hidup karena hal memalukan ini. Bisa kau telepon
sekarang? Kau tahu Petugas Kim, kan? Dan… apa kau punya uang? Mereka ingin uang
kompensasi. Tapi kemarin, kami baru memperbaiki pemanas. Kami tidak punya uang.
Bisa kau kirim 5,000 won?” pinta sang ibu.
Joon Hyuk langsung mematikan panggilannya tanpa menjawab
kata2 sang ibu. Ia menghela nafas dua kali setelah mematikan panggilan dari
sang ibu.
Eun Hye menemui Kepala Jaksa Choi. Kepala Jaksa Choi meminta
Eun Hye menjaga Jung Woo dengan baik. Eun Hye berjanji akan melakukan yang
terbaik. Kepala Choi lalu menanyakan kabar Jung Woo. Apa Jung Woo baik2 saja.
Eun Hye terdiam. Kepala Choi mengerti kalau Jung Woo tidak baik2 saja. Eun Hye
lalu memberitahu Kepala Choi kalau Jung Woo meminta bantuan Kepala Choi.
“Jung Woo? Dia benar2 meminta bantuanku?” tanya Kepala Choi
terharu. Eun Hye mengiyakan.
Di ruangannya, Joon Hyuk sedang memandangi surat
penunjukkannya sambil mengingat kalimat Min Ho kalau tidak benar menyia2kan
orang yang kompeten seperti dirinya.
Joon Hyuk juga ingat sang ibu yang meminta uang darinya dan kata2 Deputi
Jaksa kalau penunjukan itu adalah impian setiap jaksa. Joon Hyuk pun menghela
napas. Ia bingung harus mengambil keputusan apa.
Tak lama kemudian, Kepala Jaksa Choi masuk dan meminta
penjelasan kenapa Joon Hyuk tidak memberitahunya kalau pelaku yang melakukan
rekonstruksi bukanlah Jung Woo. Joon Hyuk beralasan, ia melakukannya karena
Jung Woo yang kehilangan ingatan.
“Pengacara Jeong Woo akan mengajukan protes resmi. Aku
membujuknya untuk saat ini dengan menjanjikannya untuk membawa Jung Woo ke TKP.” Ucap Kepala Jaksa.
Joon Hyuk tidak setuju Jung Woo dibawa ke TKP.
“Dia bilang, tidak akan membuat masalah jika kita melakukan
itu. Kita hanya akan tunjukkan padanya seperti waktu itu. Joon Hyuk-ah, kita
urus ini diam-diam.” Ucap Kepala Jaksa Choi.
Di kantornya, Min Ho mendapatkan informasi dari seseorang tentang
Jung Woo yang pergi ke kantor kejaksaan.
Kepala Jaksa Choi langsung memeluk Jung Woo dengan erat. Kepala
Jaksa Choi meminta maaf karena tidak berhati2 dalam menyelidiki kasus Jung Woo.
Kepala Choi lalu menyemangati Jung Woo. Sebelum pergi, Kepala Choi berharap
Jung Woo akan mengingat sesuatu setelah tiba di TKP.
Eun Hye sendiri sudah menanti kedatangan Jung Woo di TKP.
Tak lama kemudian, Jung Woo datang. Dan bersama2, mereka menuju TKP yang tak
lain adalah rumah Jung Woo. Jung Woo terdiam sejenak sebelum akhirnya ia
membuka pintu rumahnya. Begitu masuk ke
rumahnya, kenangan akan Ji Soo dan Ha Yeon pun langsung membayanginya. Kenangan
itu seakan nyata. Jung Woo bahkan merasa kalau ia sedang memeluk Ha Yeon.
Tangis Jung Woo pun pecah menyadari itu hanya bayangannya
saja.
“Ha Yeon-ah, ayah merindukanmu. Ji Soo-ya, Ha Yeon-ah…”
tangis Jung Woo.
Joon Hyuk memperingatkan Jung Woo kalau mereka tidak punya
banyak waktu. Eun Hye meminta Joon Hyuk memberikan Jung Woo waktu sedikit lagi.
Jung Woo berusaha menenangkan dirinya. Namun tangisnya kembali pecah saat ia
masuk ke kamar Ha Yeon. Jung Woo sekuat tenaga menahan kesedihannya, namun
tangisnya kian membuncah saat ia melihat tempat dimana Ji Soo tergeletak
bersimbah darah.
Joon Hyuk memperingatkan sekali lagi kalau mereka tidak
punya banyak waktu. Eun Hye meminta Joon Hyuk memberikan tambahan waktu pada
Jung Woo. Jung Woo berusaha menenangkan dirinya, meski itu sulit. Saat hendak
pergi, tiba2 saja langkahnya terhenti dan ia menoleh ke meja tamu. Ingatan Jung
Woo pun kembali. Ingatan saat ia menemukan Ji Soo yang bersimbah darah.
Flashback…
Jung Woo memeluk tubuh
Ji Soo yang bersimbah darah itu sambil menangis. Tak lama kemudian, seorang
satpam menemukan mereka. Satpam itu begitu terkejut melihat pembunuhan yang
terjadi di rumah itu. Ia pun bergegas memanggil polisi. Sementara itu, Jung Woo
yang masih meratapi Ji Soo bertanya2, apa yang harus ia lakukan.
Jung Woo lantas
kembali membaringkan Ji Soo di lantai. Ia mencium pipi Ji Soo cukup lama,
sebelum akhirnya ia merangsek ke meja mengambil kamera videonya. Jung Woo
memutar kameranya. Sementara itu, suara sirine polisi terdengar meraung2
diluar. Jung Woo lantas mematikan kameranya. Tak lama setelah itu, polisi pun
datang menangkapnya.
Flashback end…
Jung Woo pun akhirnya mengerti kenapa ia melarang ibu Ji Soo membersihkan
rumahnya. Ia lantas mencari2 sim card nya di sekitar meja, tapi ia tak
menemukannya di sana. Itu membuat Jung Woo frustasi.
Waktu Jung Woo habis. Ia pun dibawa kembali ke mobil tahanan.
Namun Eun Hye meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Jung Woo. Eun Hye
mendekati Jung Woo. Ia bertanya, apa Jung Woo mengingat sesuatu. Jung Woo diam
saja sembari menatap tajam Eun Hye. Eun Hye mengerti dan berkata akan
mengunjungi Jung Woo besok.
Di ruang interogasi kejaksaan, Jung Woo mencoba mengingat2
dimana ia menyembunyikan sim card nya. Tak lama kemudian, Deputi Jaksa datang
dan mengaku mencemaskan Jung Woo. Deputi Jaksa lalu menyuruh Jung Woo duduk dan
menyalakan pengeras suara diam2. Jung Woo pun langsung menatap curiga Deputi
Jaksa.
“Aku sudah dengar. Itu bagus untuk mengunjungi TKP ketika kau tidak ingat. Aku harusnya
datang lebih awal. Jadi apa kau ingat sesuatu?” tanya Deputi Jaksa.
Jung Woo sadar seseorang tengah mengawasinya pun mengaku
kalau ia tidak ingat apa2. Ia beralasan kalau dirinya hanya ingin pulang ke
rumah saja.
“Sidang banding akan segera dimulai. Aku juga bingung karena
kau terus kehilangan ingatanmu.” Jawab Deputi Jaksa.
Jung Woo diam saja sambil menebak2 siapa gerangan yang
mengawasinya diluar sana.
“Jung Woo-ya, Detektif Go Dong Yoon mengalami kecelakaan. Itu tabrak lari. Saat
itu, dia baru kembali dari NFS. Dia
masih koma.” Ucap Deputi Jaksa.
“Aku tidak tahu.” jawab Jung Woo.
“Apa mungkin kau tahu sesuatu tentang kecelakaan itu? Karena
dia tidak ada urusan dengan NFS. Beritahu aku jika kau ingat sesuatu. Itu akan
membantu investigasi.” Ucap Deputi Jaksa.
“Siapa jaksa yang menangani itu?” tanya Jung Woo.
“Jaksa Yeo Min Kyung.” Jawab Deputi Jaksa.
“Tapi kenapa kau menemuiku?” batin Jung Woo sambil menatap
curiga Deputi Jaksa.
“Kau pasti terkejut juga. Kau dan Dong Yoon berteman dekat, bukan?” pancing Deputi Jaksa.
“Wakil Jaksa, bisa kau berikan aku segelas air putih?” pinta Jung Woo.
Deputi Jaksa pun beranjak pergi. Setelah Deputi Jaksa pergi,
Jung Woo menatap tajam ke arah kaca. Ia bertanya2, siapa yang sedang
mengawasinya di balik kaca. Sementara itu, di balik kaca, Min Ho juga tengah
menatap tajam Jung Woo.
Sebelum pergi, Deputi Jaksa meminta Jung Woo memberitahunya
kalau Jung Woo ingat sesuatu, entah itu yang berhubungan dengan kasus Detektif
Go atau kasus Jung Woo sendiri. Jung Woo mengerti. Petugas pun mulai membawa
Jung Woo pergi. Namun tiba2 saja, Jung Woo mendorong dua petugas yang
mengawalnya dan menerobos masuk ke bilik pengawas, namun sayangnya Min Ho sudah
pergi dari sana.
“Park Jung Woo! Apa
yang kau lakukan!” tegur Deputi Jaksa.
“Bukan apa-apa.” Jawab Jung Woo, lalu melangkah pergi
bersama petugas.
Jung Woo dan petugas yang mengawalnya ada di lift. Tak lama
kemudian, pintu lift terbuka dan Min Ho sudah berdiri di sana. Min Ho dan Jung
Woo saling bertatapan dengan tajam, sebelum akhirnya Min Ho masuk ke lift.
Ingatan Min Ho pun melayang ke saat ia bicara dengan dokternya Jung Woo.
Flashback…
Min Ho mengaku
kehilangan ingatannya pada dokter Jung Woo. Ia bertanya, apa ada cara untuk
mengembalikan ingatannya yang hilang itu. Dokter berkata, hal itu tergantung
pada ingatan yang ingin Min Ho lupakan. Semakin banyak kejutan yang dialami Min
Ho, maka kecil kemungkinan untuk mengingat semuanya.
Flashback end…
Pintu lift pun terbuka. Jung Woo keluar duluan. Min Ho
menatap kepergian Jung Woo dengan seringai lebar bersamaan dengan pintu lift
yang kembali tertutup.
Malam harinya,
Sung Gyu sedang mempersiapkan dirinya untuk persidangannya nanti.
"Yang
Mulia, tuduhan tabrak lari yang jaksa
tuduhkan tidak berdasar. " ucap Sung Gyu.
Bangjang,
Moongchi, Wooruk dan Milyang bertepuk tangan. Milyang berkata, Sung Gyu cocok
menjadi pengacara. Bangjang menyarankan
agar Sung Gyu menjadi pengacara saja setelah bebas nanti. Wooruk menambahkan,
akan lebih sempurna kalau Sung Gyu memiliki wajah yang tampan.
"Jika
penampilanmu seperti aku, kau bisa jadi jaksa atau pengacara." ucap Moongchi.
"Apa kau
gila? Kau itu seperti kera." ejek Wooruk.
"Maksudmu
ibuku gorila?" tanya Moongchi.
"Dia mulai
lagi deh." jawab Wooruk sebal.
"Kakekku
babon dan nenekku gorila gunung?" tanya Moongchi lagi.
"Aku
bilang, kau seperti kera."
jawab Wooruk.
"Kau
menghinaku!" protes Moongchi.
"Aku
tidak menghina keluargamu."
jawab Wooruk.
"Itu barusan
kau menghinaku." ucap Moongchi.
"Kau mau
lanjutkan?" lerai Banjang sambil meletakkan kakinya di bahu Moongchi.
Moongchi langsung diam. Bangjang lalu menatap Wooruk , bagaimana denganmu?
Moocnghi dan Wooruk pun langsung bersalaman.
Tak lama
kemudian, Jung Woo datang. Miilyang memberitahu Jung Woo kalau Sung Gyu sedang
latihan. Sung Gyu melakukannya persis seperti yang Jung Woo ajarkan. Milyang
lalu bertanya, apa semuanya berjalan dengan baik. Jung Woo mengiyakan. Banjang bertanya, kapan persidangan Sung Gyu. Sung Gyu bilang dia akan disidang di hari
yang sama dengan Jung Woo. Milyang berharap persidangan keduanya berjalan
dengan baik.
"Jika
kalian berdua keluar sekaligus, di sini
pasti sepi." ucap Banjang.
"Apa
maksudmu sepi? Itu bagus dan jadi
lebih luas." jawab Wooruk.
"Hey,
berhenti bicara!" sentak Bangjang.
"Kalau
aku bebas, aku akan sering
mengunjungimu." ucap Sung Gyu.
"Jangan
pernah datang kemari." jawab Moongchi.
Disaat teman2nya
sibuk berdebat, Jung Woo tampak serius memikirkan sesuatu.
Sementara itu,
Min Ho menunggu ayahnya di parkiran. Begitu sang ayah datang, ia langsung
menyambut sang ayah, tapi sang ayah malah bersikap dingin. Min Ho pun meminta
maaf soal yang kekalahannya di malam pendukung kemarin. Ia mengaku sedikit
lelah.
"Kau
akan memimpin Chamyung. Bagaimana bisa kau begitu? Kau tahu, berapa banyak orang yang
mengawasi langkahmu?" ucap CEO
Cha sembari menatapnya dengan tajam.
"Aku
akan pastikan, itu takkan terjadi
lagi." janji Min Ho.
CEO Cha beranjak
pergi tanpa mengatakan apapun. Hal itu membuat Min Ho gelisah sekaligus kesal.
Min Ho lalu kembali ke ruangannya. Setibanya di sana, ia melihat Yeon Hee yang
sudah menunggunya di ruangan rahasia. Min Ho mendekati Yeon Hee. Ia tampaknya
tidak suka Yeon Hee ada di ruangan itu.
"Apa
yang kau lakukan di sini?"
tanya Min Ho.
"Tempat
Seon Ho biasa istirahat sudah berubah
menjadi ini." jawab Yeon Hee.
Min Ho lalu
menarik Yeon Hee keluar. Setibanya diluar, ia menutup pintu ruangan rahasianya
sembari menatap tajam Yeon Hee.
"Jangan
khawatir. Aku juga berharap, kau
tidak akan ketahuan." ucap Yeon
Hee.
"Sampai
kapan kau akan melakukan ini?"
tanya Min Ho.
"Sampai anakku mewarisi Chamyung Group." jawab Yeon Hee berkaca2.
Min Ho lantas
memeluk Yeon Hee.
"Yeon
Hee-ya, semuanya sudah kembali ke
tempatnya sekarang, termasuk kau, Eun Soo, dan aku sendiri."
ucap Min Ho.
Yeon Hee pun
menarik dirinya dari pelukan Min Ho dan berkata kalau Min Ho sudah gila.
"Hanya
aku? Bagaimana denganmu? Kau pikir kau tidak?" tanya Min Ho.
Yeon Hee tak
habis pikir dengan Min Ho. Ia lalu menghempaskan tangan Min Ho dan beranjak
pergi.
"Berapa
banyak waktu yang dia butuhkan?" gumam Min Ho.
Jung Woo dan
Cheol Sik kembali mengikis lantai. Cheol Sik penasaran kenapa Jung Woo tak lagi
menanyakan apa yang tertulis di lantai. Cheol Sik mengaku kalau ia tidak
membutuhkan rokok. Ia berjanji tidak akan menyuruh Jung Woo melakukan hal yang
susah. Ia lalu berkata, bahwa ada napi yang tidak bisa ia tangani sendirian
karena tubuh napi itu sangat besar. Jadi Cheol Sik ingin pindah sel. Ketika
salah satu napi di sel Jung Woo keluar, ia mau pindah ke sel Jung Woo karena
itulah ia meminta bantuan Jung Woo.
Tapi saat asyik
mengoceh mau pindah ke selnya Jung Woo, Jung Woo melihat selembar kertas di
saku Cheol Sik. Jung Woo pun langsung mengambilnya di saat Cheol Sik lemah. Di
sana tertulis, Nemo!! Jung Woo pun berusaha mengingat2. Ingatannya pun kembali.
Ia ingat saat memberikan makan ikan2nya bersama Ha Yeon.
"Itu
dia. Nemo. Di sana tempatnya."
gumam Jung Woo.
Tepat saat itu,
seseorang datang mengunjungi Jung Woo. Sipir menatap tajam Jung Woo yang dibawa
ke ruang kunjungan. Ternyata yang mengunjungi Jung Woo adalah Eun Hye. Pada Eun
Hye, ia mengaku bahwa ia sudah ingat kenapa ia melarang ibu Ji Soo membersihkan
rumah.
Flashback--saat
dibawa petugas, Jung Woo diam2 menjatuhkan sim card nya ke dalam
akuariumnya--flashback end.
Jung Woo berkata,
pasti ada di akuarium. Sim
card nya.
"Aku
akan menemukannya." janji Eun
Hye.
"Aku
mohon bantuanmu." pinta Jung
Woo.
Min Ho di
ruangannya menerima panggilan dari Deputi Jaksa. Deputi Jaksa meyakinkan Min Ho
kalau Jung Woo tidak akan pernah bisa memenangkan kasusnya, jadi Min Ho tidak
perlu khawatir. Min Ho senang mendengarnya. Usai bicara dengan Deputi Jaksa, ia
dihubungi oleh Kepala Tahanan. Kepala Tahanan memberitahu Min Ho tentang Eun
Hye yang sering datang mengunjungi Jung Woo.
"Banding
akan datang. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku mengirimnya ke sel hukuman?" tanya Kepala Tahanan.
"Tidak
usah. Biarkan saja dia. Aku akan
menanganinya kali ini." jawab Min Ho, lalu mematikan panggilannya.
"Semakin
mereka bersiap untuk kasus ini, akan
semakin hancur mereka setelah kalah
nanti." ucap Min Ho, lalu
tersenyum sinis.
Usai mengunjungi
Jung Woo, Eun Hye langsung ke rumahnya Jung Woo. Setibanya di sana, ia
mencari2 sim card di dalam akuarium. Dan
tak lama, ia pun menemukan apa yang dicarinya.
Di sel, Banjang memberikan tofu untuk Jung Woo dan
Sung Gyu yang akan bebas sebentar lagi. Wooruk heran bagaimana bisa Bangjang mendapatkan tofu. Sambil menatap Jung Woo, Bangjang berkata jangan tofu, rokok
saja bisa dijual di tahanan. Bangjang lalu menyuruh Jung Woo yang memakan tofunya
duluan. Jung Woo memakan tofunya dengan perasaan haru.
Banjang pun
menitikkan air mata karena akan kehilangan Jung Woo dan Sung Gyu. Moongchi dan
Wooruk pun mulai meledek Bangjang yang menangis. Bangjang pun berkata, kalau
hidungnya sedang meler. Tapi Wooruk dan Moongchi yakin Bangjang menangis.
Miryang menggenggam tangan Jung Woo. Jung Woo berterima kasih atas bantuan
Miryang selama ini.
Tae Soo menatap
Jung Woo dengan mata berkaca2 saat Jung Woo hendak naik ke bus tahanan. Namun
Tae Soo tidak mengatakan apapun saat Jung Woo memanggilnya. Setelah Jung Woo
dan Sung Gyu naik, Tae Soo ikut naik ke bus tahanan. Bus tahanan pun melaju
pergi.
Sementara Eun Hye
mematung di depan cermin.
"Seo
Eun Hye. Tidak masalah jika kau kalah
di kasus lain,tapi kau harus menang hari ini. Kau bisa melakukannya."
ucap Eun Hye menyemangati dirinya.
Eun Hye lalu
keluar dari kamarnya. Begitu keluar, sang bibi menyuruhnya duduk sebentar saja.
Sang bibi pun berkata, tidak heran kalau Eun Hye selalu saja kalah di
persidangan. Bibi meminta Eun Hye berkaca. Eun Hye bingung sendiri, apa
hubungannya persidangan dengan dandanannya.
"Ini
bukan segalanya, tapi tak ada salahnya berdandan. Kau sudah lihat betapa bagusnya jaksa dalam menangani kasus. Pastikan kau memenangkan persidangan hari
ini!" ucap sang bibi sambil
memoleskan lipstick di bibir Eun Hye.
Setibanya di
pengadilan, Eun Hye langsung menemui Jung Woo. Eun Hye memberikan hasil
analisis gen dari koper yang ditemukan. Gen Ha Yeon tidak ditemukan di sana.
Tae Soo yang mendampingi Jung Woo terkejut mendengarnya. Eun Hye juga
memberitahu kalau kejaksaan meminta analisis ulang, jadi dibutuhkan beberapa
waktu.
" Dan, aku menemukan ini. Kau harus perjuangkan kasusmu." ucap Eun Hye sambil memberikan sim card itu.
Namun Jung Woo
takut melihat sim card itu. Ia takut kalau pria yang ada di dalam video itu
memang benar dirinya. Eun Hye tertegun
mendengarnya.
Persidangan pun
dimulai... Sung Gyu menjalani sidangnya tanpa didampingi oleh pengacara. Jaksa
membacakan tuntutannya atas tabrak lari yang dilakukan Sung Gyu. Sung Gyu
berkata, kalau ia tak lari dari tempat kejadian.
Anda mengakui tuduhan." ucap jaksa.
"Saat
itu..." Sung Gyu mulai
bercerita, meski sedikit gugup.
Di ruang interogasi, Sung Gyu tampak dibentak2
oleh jaksa yang menangani kasusnya.
"Anda pikir hanya Anda yang
sedang buru-buru? Saya juga sedang buru-buru!
Apakah Anda melarikan diri dari
TKP atau tidak!"
Flashback end...
"Pada
waktu itu, saya pikir jika Anda
menyebabkan kecelakaan dan meninggalkan TKP, itu tabrak lari. Agar tabrak lari menjadi valid, korban harus terluka. Saya belajar tentang
ini. Saat itu, pengemudi lain... jelas tidak terluka." ucap Sung Gyu.
Hakim pun
langsung meminta diagnosa medis korban pada jaksa. Jaksa terkejut. Jaksa lalu
berbisik pada rekan di sebelahnya, apa Sung Gyu belajar hukum. Rekan di
sebelahnya pun berkata kalau Sung Gyu hanya lulusan SMA.
Sementara itu,
Sung Gyu teringat kata2 Jung Woo saat mengajarinya.
"Hukum tidak begitu sulit. Melindungi
keluargamu yang justru lebih sulit. Kau melakukannya dengan baik. Kau juga
mengurus adikmu." ucap Jung Woo.
Beralih ke
persidangan Jung Woo. Eun Hye berkata, kalau Jung Woo belum pernah mengakui
tuduhan yang dialamatkan padanya. Eun Hye bilang, tuduhan itu didasarkan hanya
pada spekulasi jaksa. Eun Hye juga bilang kalau Jung Woo membantah semua
tuduhan dan menegaskan dirinya tidak bersalah.
"Koper
yang dilklaim jaksa berisi tubuh Ha
Yeon ternyata kosong. Dan, DNA Ha Yeon tidak terdeteksi." ucap Eun Hye.
"Memang
benar bahwa DNA-nya tidak terdeteksi. Namun, hanya karena DNA Ha Yeon tidak
ditemukan itu tidak membuktikan bahwa dia tidak ada di dalam koper.Ini
satu-satunya rekaman dari terdakwa."
ucap Joon Hyuk.
Joon Hyuk lalu
memutar rekaman saat Jung Woo memindahkan koper itu dari rumah ke mobil.
"Selain
ini, keberadaan Ha Yeon tidak dapat
ditemukan. Lalu, di mana Ha Yeon? Koper adalah satu-satunya jawaban. Jika ia dimasukkan ke dalam koper, sudah meninggal dan dibungkus sesuatu,itu
akan sulit untuk mendeteksi DNA-nya." jawab Joon Hyuk.
Jung Woo menangis
mendengar tuduhan Joon Hyuk.
"Itu
bisa saja benar. Namun, sekali lagi itu hanya asumsi jaksa. Itu sudah jelas, karena koper kosong, jaksa gagal membuktikan pembunuhan Ha Yeon." jawab Eun Hye.
Semua mata pun
langsung tertuju pada Joon Hyuk. Mereka menantikan jawaban Joon Hyuk.
Kembali ke
persidangan Sung Gyo dimana jaksa menyerang Sung Gyu dengan tuduhan Sung Gyu
yang menyerang polisi setelah meninggalkan TKP. Sung Gyu pun berkata, kalau ia
hanya mendorong polisi itu saja. Jaksa yang tidak percaya, langsung meminta
izin hakim untuk menghadirkan polisi yang diserang Sung Gyu sebagai saksi.
"Saat
berpatroli, saya melihat terdakwa melarikan diri dari TKP kecelakaan mobil. Jadi saya mengejarnya
dan mengikutinya. Dalam proses
penangkapan, dia menolak secara agresif dan
itu menyebabkan perkelahian fisik." ucap polisi yang mengaku diserang Sung Gyu.
"Seperti
yang hadirin baru saja dengarkan bahwa terdakwa menyerang polisi yang
melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu, saya percaya terdakwa harus dihukum berat karena melawan hukum, mengganggu petugas dalam melaksanakan tugasnya." ucap jaksa.
Sung Gyu membela
diri dengan berkata, bahwa ia tidak diberitahu tentang Peraturan Miranda pada
saat penangkapan.
Hakim lalu
bertanya pada saksi, apa saksi menginformasikan terdakwa mengenai peraturan
miranda?
"Pada
saat itu, saya mencoba untuk mengontrol terdakwa yang menolak agresif, dan
tidak punya waktu." jawab
saksi.
Jaksa panic dan langsung
mendekati Sung Gyu.
"Anda... Apa Anda tahu apa itu Peraturan Miranda?" tanya jaksa kesal.
"Pada
saat penangkapan, saya tidak diberitahukan alasan
penangkapan dan bahwa saya memiliki hak untuk seorang pengacara. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas
resminya tidak sah. Ini berarti, saya
menolak tuduhan melanggar hukum. Saya dengan ini menyatakan bahwa
itu membela diri." ucap Sung
Gyu lantang, membuat jaksa semakin panic saja.
Kembali ke
persidangan Jung Woo. Hakim memanggil Eun Hye dan Joon Hyuk. Ia meminta mereka
melewatkan bukti yang sudah didengar pengadilan karena itu adalah persidangan
banding. Hakim lalu bertanya apa ada bukti baru. Baik, Eun Hye mau pun Joon
Hyuk sama2 mengiyakan. Hal itu, membuat Joon Hyuk terkejut. Sementara Eun Hye
tersenyum puas.
Eun Hye lalu
memutar rekaman video yang direkam saat kejadian. Joon Hyuk tidak menyangka
kubu Jung Woo memiliki bukti itu. Ibu Ji Soo menangis melihat rekaman itu.
Dalam rekaman itu terlihat Ji Soo yang sudah berlumuran darah menggapai ke arah
kamera.
"Diasumsikan
bahwa, Yoon Ji Soo menekan
tombol rekam sebelum dia meninggal. Diasumsikan, baterai rendah dan
itu segera dimatikan. Saya akan
memutar ulang." ucap Eun Hye.
Eun Hye lalu
kembali memutar ulang video itu. Terlihatlah sepasang kaki pria bersepatu hitam
berjalan di sekitar Ji Soo yang tidak berdaya.
"Karena
kartu memori sudah lama disimpan
dalam air,file audio tidak dapat dipulihkan. Namun,seorang suami yang membunuh
istrinya setelah pertengkaran panjang
tidak akan pernah mengenakan sepatu di rumahnya. Dan jejak kaki dari sepatu ini tidak
ditemukan di dalam rumah. Pada saat
polisi tiba, terdakwa memegang istrinya
dalam pelukannya tanpa melarikan
diri. Apakah ada kemungkinan terdakwa
melenyapkan jejak kaki? Orang yang
memakai sepatu itu adalah pelakunya,
bukan terdakwa." ucap Eun Hye.
Joon Hyuk
terdiam. Ibu Ji Soo meminta Tae Soo percaya pada Jung Woo. Joon Hyuk terdiam
sejenak, memikirkan sesuatu sebelum akhirnya ia kembali maju ke depan dan berbicara
kembali. Tangis Jung Woo mulai bercucuran.
"Itu
mungkin saja benar. Lalu mengapa
terdakwa tidak bicara tentang video
ini ketika ia ditangkap? Itu bisa
menjadi bukti substansial yang
menguntungkan terdakwa. Dia tidak
bisa berbicara tentang itu karena itu dia dalam video. Terdakwa mengatakan sesuatu sebelum terdakwa hilang ingatan. Saya memiliki rekaman videonya." ucap Joon Hyuk.
Joon Hyuk lalu
memutar rekaman video saat Jung Woo mengakui dirinya membunuh Ji Soo dan Ha
Yeon. Ibu Ji Soo menangis melihat rekaman itu. Sementara Kepala Choi yang
menontonnya hanya bisa menghela napas. Jung Woo menangis. Dan Eun Hye syok
menatap Jung Woo.
Flashback...
Saat Joon Hyuk menginterogasi Jung Woo. Jung Woo
mengaku bahwa ia membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Joon Hyuk ingin tahu alasan Jung
Woo melakukannya. Jung Woo berkata, ia
melakukannya karena meragukan Ji Soo. Jung woo lalu mengaku bahwa ia memasukkan
Ha Yeon ke dalam koper dan mengubur Ha Yeon, tapi ia tidak ingat dimana mengubur
Ha Yeon karena hari sudah malam.
Flashback end...
Joon Hyuk lalu
mendekati Jung Woo. Dengan sedikit emosional, ia berkata pemilik sepatu dalam
video itu adalah Jung Woo. Jung Woo syok. Ia bertanya2, apa itu memang dirinya?
Eun Hye merasa keberatan dengan tuduhan Joon Hyuk. Hakim pun bertanya, kenapa
Joon Hyuk tidak menunjukkan video itu di persidangan sebelumnya.
"Meskipun
terdakwa mengakui kejahatannya selama penyelidikan,terdakwa membantah
semua tuduhan atas dasar bahwa
terdakwa hilang ingatan. Kejaksaan tidak bisa mempercayai kebohongan keji
terdakwa bahwa ia kehilangan ingatannya. Untuk
memastikan bahwa terdakwa tetap
dihukum tanpa pengecualian,kejaksaan memutuskan untuk tidak menunjukkan video
pada sidang pertama.Namun, terdakwa
terus menolak untuk mengakui kejahatannya.Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk menunjukkan rekaman video." jawab Joon Hyuk.
Eun Hye tidak
bisa berkata apa2 lagi. Sementara ibu terus menangis dalam pelukan Tae Soo. Dan
Tae Soo menatap tajam Jung Woo. Sedang Kepala Choi menanti jawaban Jung Woo.
Jung Woo menangis. Ia bertanya2 sendiri, apa itu benar2 dirinya.
Hakim pun mulai
membaca putusan. Jung Woo dijatuhi hukuman mati bersadarkan bukti itu.
Jung Woo dan Sung
Gyu kembali ke sel. Jung Woo turun dari bus tahanannya dengan perasaan
terguncang. Tae Soo hanya diam menatap Jung Woo.
Di sel, Wooruk,
Bangjang, Moongchi dan Milryang bersiap menyambut Jung Woo dan Sung Gyu. Begitu
masuk, Sung Gyu langsung menghentikan teman2nya yang berpikir mereka
dibebaskan. Miryang menatap iba Jung Woo. Jung Woo sendiri masih bertanya2, apa
benar dia membunuh Ji Soo dan Ha Yeon.
"Aku
salah. " ucap Jung Woo.
Jung Woo lalu
teringat saat ia memberitahu Joon Hyuk kalau ada seseorang yang bertamu ke
rumahnya malam itu. Saat itu, ia mengaku sempat mendengar langkah kaki seseorang.
Jung Woo juga ingat petunjuk2 yang
ditulisnya di lantai sel isolasi, serta catatan yang diberikannya pada ibu Ji
Soo yang melarang ibu Ji Soo membersihkan rumah. Ia juga ingat rekaman video saat Ji Soo
berdarah2.
Tangis Jung Woo
pun kembali berjatuhan....
Wooruk menanyakan
soal Jung Woo pada Sung Gyu. Sung Gyu berkata, kalau ia tidak yakin. Wooruk
lalu menanyakan bagaimana persidangan Sung Gyu. Sung Gyu berkata, putusan akan
dibacakan besok dan jika semua berjalan dengan lancar, ia akan segera bebas.
Bangjang bersuka cita mendengarnya. Wooruk langsung menyuruh Bangjang diam.
Jung Woo masih
terus menangis. Sung Gyu merasak tidak enak hati pada Jung Woo.
Malam harinya,
disaat teman2 satu selnya sudah tidur, Jung Woo mempersiapkan seutas tali. Ia mau
gantung diri karena berpikir ia memang membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Tepat saat
ia akan menggantungkan lehernya di tali, seseorang tiba2 mengaku kalau dia lah
yang melakukannya. Jung Woo menoleh ke bekalang dan melihat Sung Gyu yang duduk
sambil menatap ke arahnya.
"Kenapa
kau mau membunuh dirimu? Kau tidak
melakukannya. Itu aku." ucap
Sung Gyu.
"Sung
Gyu-ah." ucap Jung Woo sambil menatap Sung Gyu dengan tatapan heran.
Sung Gyu lalu
menyanyikan sebuah lagu. Jung Woo teringat saat Ha Yeon menyanyikan lagu itu
ketika ia mengantarkan Ha Yeon ke sekolah. Jung Woo lantas mendekati Sung Gyu.
Ia bertanya, siapa Sung Gyu sebenarnya. Sung Gyu diam saja sembari menatap Jung
Woo. Jung Woo lantas mencengkram leher Sung Gyu, juga menatap tajam Sung Gyu.
"SIAPA KAU!!"
teriak Jung Woo.