Jung Woo duduk meringkuk di lantai sambil mencoba meyakinkan dirinya kalau Sung Gyu baik2 saja. Tak lama, Kepala Choi datang membawa kabar kematian Sung Gyu. Tangis Jung Woo langsung pecah.
Joon Hyuk langsung menggelar konferensi pers
terkait kematian Sung Gyu. Ia mengumumkan kematian Sung Gyu karena bunuh diri.
Media meragukannya, bagaimana bisa tersangka yang mengaku sebagai kaki tangan
melakukan bunuh diri. Joon Hyuk menjelaskan, rekaman CCTV menunjukkan kalau
Sung Gyu memang bunuh diri dan rekaman saat Sung Gyu mengancam Jung Woo juga
telah ditemukan. Media penasaran dengan nasib Jung Woo.
Jung Woo bicara pada Kepala Choi dan Eun Hye
kalau Sung Gyu tidak bunuh diri. Kepala Choi pun berpikiran begitu, tapi tak
ada bukti yang bisa membuktikan hal itu karena petugas yang berjaga mengaku ada
di sana sepanjang waktu. Jung Woo marah, ia menggebrak meja. Kepala Choi dan
Eun Hye mengerti kemarahan Jung Woo.
“Itu pasti Cha Min Ho.” Ucap Jung Woo yakin.
“Aku akan coba selidiki lebih dalam. Hasil
otopsi akan segara keluar.” Jawab Kepala Choi.
Kepala Choi lantas menyuruh Eun Hye focus
pada sidang ulang Jung Woo. Eun Hye mengangguk. Kepala Choi lalu beranjak pergi
meninggalkan Jung Woo dan Eun Hye. Eun Hye berpikir, kejaksaan akan memproses
kematian Sung Gyu sebagai bunuh diri.
“Itulah yang diinginkan Cha Min Ho. Dia ingin
memastikan dirinya tidak akan muncul di persidangan.” Jawab Jung Woo.
“Jika itu benar terjadi, dan kau mengakui
itu, kau bisa dibebaskan.” Ucap Eun Hye.
Tapi Jung Woo tak bisa melakukannya. Jung Woo
lantas bangkit dari duduknya dan berdiri di depan jendela dengan wajah
tertekan. Ingatannya memutar kembali kebersamaannya dengan Sung Gyu saat di
penjara, saat mereka tengah bersembunyi di ruang penyimpanan obat bersama Ha
Yeon yang tidur pulas di pangkuan Sung Gyu, saat ia menemukan Sung Gyu yang
sudah bersimbah darah kena tikam, terakhir saat ia melihat jasad Sung Gyu yang
dibawa keluar sel.
Di kantor, Min Ho dihubungi Deputi Jaksa. Min
Ho memberi perintah agar semua dilanjutkan sesuai rencana. Deputi Jaksa
mengatakan tentang Jung Woo yang akan dibebaskan.
Usai bicara dengan Deputi Jaksa, Min Ho
menatap berkas pernyataan dari dana gelap sang ayah yang didapatnya dari Yeon
Hee. Tak lama kemudian, Min Ho berjalan menuju ruangan sang ayah. Namun setibanya
di depan ruangan sang ayah, ia mendengar suara Yeon Hee. Yeon Hee mengaku
dialah orangnya.
Min Ho buru2 masuk ke dalam. Bersamaan dengan
itu, CEO Cha mau menampar Yeon Hee lagi. Min Ho pun langsung menghentikannya.
Yeon Hee terlihat memegangi pipinya yang sakit usai ditampar CEO Cha. CEO Cha
memberitahu Min Ho perihal Yeon Hee yang membocorkan dokumen Chamyung ke
kejaksaan.
“Aku sudah tahu.” jawab Min Ho.
“Apa? Kau tahu?” tanya CEO Cha kaget. Min Ho
membenarkan.
“Kenapa kau tidak melakukan apa-apa!” sentak
CEO Cha.
Min Ho menyuruh Yeon Hee menunggu diluar.
Yeon Hee menurut dan bergegas keluar dari ruangan CEO Cha. Diluar, Yeon Hee
mendengar kemarahan CEO Cha pada Min Ho. CEO Cha berkata, Min Ho bukan hanya
membunuh Seon Ho, tapi juga berniat merusak Chamyung. Wajah Yeon Hee terlihat
dingin. Tak lama, Yeon Hee pun pergi.
“Kau satu2nya orang yang merusak Chamyung.”
Jawab Min Ho.
“Beraninya kau. Aku seharusnya tidak
membiarkanmu... ketika kau membunuh kakakmu. Aku juga seharusnya tidak mengurus
pisau itu untukmu. Aku salah.” Sesal CEO Cha.
“Bahkan jika aku membunuh Seon Ho, tak peduli
apa yang kulakukan, yang kau pedulikan hanyalah Chamyung Group. Yang kau
pedulikan, apa yang akan terjadi pada
perusahaan karena aku!” protes Min Ho.
CEO Cha semakin marah. Ia mengambil
tongkatnya dan memukul Min Ho. Tapi Min Ho tak merasa sakit sama sekali. CEO
Cha terkejut. Ia pun mau memukul Min Ho lagi tapi kali ini Min Ho menahan
tangan sang ayah. Min Ho menghempaskan tangan CEO Cha, hingga tongkat CEO Cha terjatuh.
CEO Cha terkejut.
“Aku bukan Min Ho yang menangis saat kau
memukulku. Aku Cha Seon Ho sekarang.” jawab Min Ho.
CEO Cha langsung memegangi dadanya yang
nyeri. Min Ho gak peduli sama sekali melihat ayahnya yang menahan sakit. Ia
menyuruh ayahnya itu segera membuat keputusan.
“Jika kau ingin hidup sebagai Seon Ho, bertanggung
jawablah dan masuk penjara seperti janjimu. Atau beritahu semua orang apa yang
telah kau lakukan, dan kembali ke kehidupanmu sebagai Min Ho.” Jawab CEO Cha.
“Tidak. Aku takkan melakukan semua itu.” ucap
Min Ho.
Min Ho lalu melemparkan berkas yang dibawanya
ke meja CEO Cha.
“Ini pernyataan dana gelapmu. Jika ini
diketahui, kau tidak akan bertahan.” Ucp Min Ho.
“Apa yang kau lakukan?” tanya CEO Cha.
“Jika kau ingin mendorongku ke jurang, kau
harus ikut denganku. Apa yang akan terjadi pada Chamyung... tanpa kau atau aku?”
jawab Min Ho.
“Cha Min Ho!” teriak CEO Cha.
“Kau sangat mencintai Chamyung. Jadi jika
seseorang harus berkorban untuk itu, siapa yang harus? Pikirkan itu.” jawab Min
Ho.
“Semuanya... Semua yang aku lakukan itu untuk
kalian berdua.” Ucap CEO Cha sambil menahan rasa sakit.
“Untuk kami? Aku tak pernah mengharapkan
Chamyung. Tidak sama sekali dalam
hidupku. Itu yang kau inginkan. Kau tahu apa yang aku alami karenamu? Kau tahu
kenapa aku menjadi seperti ini?” teriak Min Ho.
CEO Cha makin kesakitan. Tapi Min Ho terus
saja bicara kalau sang ayah hanya membutuhkan seseorang untuk menjalankan
Chamyung.
“Karena Seon Ho tidak ada, aku mengatakan,
akan menjalankan tempat ini. Pikirkan apa yang terbaik untuk Chamyung.” Ucap
Min Ho.
Min Ho melangkah pergi. Namun langkahnya
terhenti saat mendengar CEO Cha yang jatuh ke lantai. Min Ho menoleh dan
mendapati ayahnya mengerang kesakitan. Ingatan Min Ho langsung melayang ke
saat2 ia memukul Seon Ho dengan botol kaca. Tak lama, Min Ho tersadar dari
lamunannya dan bergegas mendekati ayahnya. Min Ho menggenggam tangan sang ayah.
“Ayah, hyung juga membantuku. Tidak ada yang
tahu soal itu.Takkan ada yang tahu soal ini juga. Bisakah kau menolongku cukup
sekali lagi? Terima kasih, Ayah. Aku akan menjaga Chamyung.” Ucap Min Ho.
Perlahan2, Min Ho melepaskan genggamannya dan
beranjak pergi. Tapi CEO Cha menahan langkah Min Ho dengan memegang kaki Min
Ho. Min Ho ketakutan, tapi tak lama kemudian, CEO Cha…. Kehilangan kesadaran!
Min Ho menarik napas lega, kemudian buru2 meninggalkan ruangan sang ayah.
Namun, ia malah bertemu Pengacara Yeo di depan ruangan sang ayah.
“Ayahku tak ada di sini.” Ucap Min Ho.
“Apa? Dia memintaku datang.” jawab Pengacara
Yeo.
“Dia juga memintaku datang, tapi dia tak ada
di sini.” Ucap CEO Cha.
Pengacara Yeo ingin memeriksa ke dalam, tapi
Min Ho mengajaknya pergi. Pengacara Yeo pun tak bisa apa2 selain pergi bersama
Min Ho. Sementara di dalam, tak seorang pun tahu CEO Cha tergeletak di lantai.
Min Ho menyendiri di ruangannya. Ia mencoba
menenangkan diri atas kematian sang ayah.
Pemakaman CEO Cha pun digelar. Pengacara Yeo
yang datang melayat memberitahu Min Ho kalau penyelidikan kejaksaan pada
Chamyung pun sudah berakhir dengan kematian CEO Cha.
“Penipuan dan penggelapan dana yang konon
dikatakan perintah dari Ketua Cha Yeong Woon. Kejaksaan memutuskan untuk
menutup kasus ini. Kau pasti hancur.” Ucap Pengacara Yeo.
“Terima kasih atas kerjamu.” Jawab Min Ho.
Lain halnya dengan Yeon Hee yang merasa
bersalah atas kematian CEO Cha.
Di sisi lain, pengadilan ulang Jung Woo
digelar. Sambil menatap Jung Woo dengan berkaca2, Eun Hye bertanya apakah Sung
Gyu yang sudah membunuh Ji Soo dan mengancam Jung Woo. Jung Woo diam saja. Eun
Hye pun menanyakannya sekali lagi. Jung Woo teringat kata2 Sung Gyu di ruang
interogasi kejaksaan.
“Ayo kita lakukan ini. Dengan begitu, kau
akan bebas, dan kau bisa temui Ha Yeon.”
Ucap Sung Gyu.
Dengan berat hati, Jung Woo pun mengatakan
Sung Gyu lah pembunuh Ji Soo.
2 bulan kemudian…
Jung Woo bebaas! Ia sedang menuju ke upacara
pelantikan ‘Seon Ho’ sebagai CEO yang baru. Orang2 di sekitar Jung Woo langsung
berkasak kusuk begitu melihat Jung Woo. Yeon Heed an Min Ho yang sedang
menyalami para tamu bersama Pengacara Yeo terdiam saat melihat Jung Woo yang
sudah berdiri di depan mereka. Min Ho lantas menghampiri Jung Woo.
“Halo, Presiden Cha. Tunggu, kau sekarang CEO.”
Sapa Jung Woo.
“Lama tidak berjumpa. Aku harus memanggilmu
apa?” tanya Min Ho.
“Aku? Aku hanya... Park Jeong Woo, jaksa
kasus pembunuhan.” Jawab Jung Woo.
Jung Woo lantas mengulurkan tangan kirinya.
Mengajak Min Ho bersalaman.
“Kau tidak akan bertahan satu bulan. Upacara
besar semacam ini tampaknya tidak diperlukan.” Ucap Jung Woo.
“Aku tidak yakin apa itu akan menjadi sebulan
atau 10 tahun. Kau harus tunggu dan lihat.” Jawab Min Ho.
Yeon Hee menatap Min Ho dengan pandangan
cemas.
Min Ho lalu mengajak Jung Woo makan bersama.
Min Ho berkata, bahwa ia mendengar Jung Woo kembali bekerja setelah berjanji
tidak akan bertengkar lagi dengan Chamyung.
“Aku tidak pernah bertengkar dengan Chamyung.
Aku dulu mengejar satu orang.” Jawab Jung Woo santai.
“Adikku Min Ho? Seperti yang kau mungkin tahu,
pasti terjadi kesalahan selama operasi tiroidku. Suaraku tidak seperti dulu
lagi. Aku tak bisa berbicara dengan baik. Dan aku yakin... kau tahu betul soal
tanganku. Dan sayangnya, catatan gigiku sudah hilang, dari RS Chamyung tepat
pada saat ini. Bahkan aku bisa setuju bahwa hal-hal tidak menjanjikan.” Ucap
Min Ho.
Min Ho lalu menawari Jung Woo bergabung ke
dalam tim legal perusahaannya. Min Ho berkata, nanti Jung Woo bisa membelanya
di kejaksaan.
“Aku akan pergi ke pengadilan denganmu. Sebagai
jaksa.” Jawab Jung Woo.
“Sebagai jaksa? Tapi Jaksa Park, bagaimana
jika aku tidak pernah berbuat salah
selama sisa hidupku? Bagaimana jika aku tidak harus pergi ke pengadilan? Apa
yang akan kau lakukan?” tanya Min Ho.
“Kau akan hidup damai?” tebak Jung Woo.
“Bahkan, aku tak pernah membuat masalah. Hanya
saja... ada beberapa kecelakaan.” Jawab Min Ho.
Min Ho lalu bertanya, bukankah ini sangat
menarik?
“Ini tidak seperti ada yang tahu siapa aku
sebenarnya. Tapi mereka semua sibuk menutupi masalah itu. Kecuali satu orang.”
Ucap Min Ho.
Jung Woo yang mulai kesal pun berhenti makan
dengan alasan makanannya tidak enak. Tak lama setelah mengatakan itu, ia
menyindir Min Ho kalau yang tidak enak bukan makanannya, tapi seseorang yang
makan bersamanya. Jung Woo lalu membayar makanannya sendiri, kemudian beranjak
pergi. Namun sebelum pergi, ia berkata kalau mereka akan bertemu di pengadilan.
Jung Woo mengunjungi rumah abu Ji Soo. Ia
teringat kata2 Ji Soo saat ia meminta mendapat Ji Soo terkait tawaran bergabung
di firma hukum nya Pengacara Yeo.
“Uang? Aku juga bisa menghasilkan uang. Ini
hanya jumlah uang. Kau terlihat lebih baik ketika berada di kejaksaan. Jangan
pernah memikirkan itu.” ucap Ji Soo.
Jung Woo lalu menempelkan buket bunga kecil
di samping pintu lemari abu Ji Soo dan duduk di depan lemari abu Ji Soo.
“Benar. Aku akan buat dia membayar
perbuatannya. Tae Soo dan ibumu mengurus Ha Yeon dengan baik. Jangan cemaskan
kami. Aku sangat merindukanmu, Ji Soo-ya.” ucap Jung Woo.
Usai mengunjungi rumah abu Ji Soo, Jung Woo
mengunjungi rumah abu Sung Gyu. Jung Woo ingat kata2 Sung Gyu saat mereka
mendekam di sel kejaksaan.
“Aku juga percaya padamu sama seperti kau
percaya padaku. Ketika ini semua berakhir, izinkan aku bertemu Ha Yeon untuk
terakhir kalinya.” ucap Sung Gyu.
Jung Woo lalu menempelkan post card yang
sudah digambari Ha Yeon. Ha Yeon menggambar Sung Gyu yang memegang tangannya di
post card itu.
“Ha Yeon bilang, dia sangat merindukanmu. Aku
akan kembali... dengan Ha Yeon nantinya.” Ucap Jung Woo, lalu pergi.
Wooruk sedang merapikan rambutnya di depan
cermin. Bangjang ingin tahu, kapan Wooruk akan kembali. Wooruk berkata, ia akan
kembali besok pagi. Milyang menasehati Wooruk agar jangan pernah kembali ke
penjara.
“Meskipun aku akan bebas hari ini, takkan ada
yang menyambutku. Takkan ada yang mempekerjakan aku. Hidup di sini lebih
menyenangkan.” Jawab Wooruk.
“Setiap orang ada di perahu yang sama di
tempat ini. Kau harus mencobanya sekalipun. Siapa tahu? Mungkin ada orang yang
mau mempekerjakanmu.” Ucap Milyang.
“Pasti.” Jawab Wooruk.
“Dia cuma bilang begitu. Dia akan berakhir di
penjara besok pagi.” Ucap Bangjang.
Wooruk pun langsung berpose dengan tangan
membentuk huruf V di depan hidungnya dan mulut tertawa.
“Ngomong-ngomong, sejak Moongchi pergi, kita
tidak dengar kabar darinya.” Ucap Bangjang.
“Orang berubah sepanjang waktu karena uang.”
Jawab Wooruk.
Petugas Kim pun datang menjemput Wooruk.
Sebelum pergi, Wooruk melarang Bangjang dan Milyang melihatnya pergi. Bangjang
lantas berpesan, kalau Wooruk tak boleh lagi kembali ke penjara. Wooruk
menanggapi pesan Bangjang itu dengan bercanda. Ia berkata, bahwa Bangjang pasti
akan menangis sambil menyebut2 namanya.
“Aku akan segera bebas.” Balas Bangjang.
“Bagaimana Miryang?” tanya Wooruk.
“Jangan cemaskan aku.” jawab Milyang.
Wooruk pun akhirnya pergi. Setibanya di depan
pintu lorong, barulah Wooruk merasa sedih karena harus berpisah dengan
teman2nya yang sudah seperti keluarganya. Ia berhenti melangkah dan menatap ke
arah selnya. Petugas Kim pun memanggilnya dengan menyebutkan namanya.
“Ya... Aku Woo Byung Joo. Betul. Ini namaku. Sudah lama sekali aku tidak mendengarnya.”
Ucap Wooruk.
“Ayo pergi.” Ajak Petugas Kim.
“Tolong jaga mereka baik-baik.” Pinta Wooruk.
Setibanya diluar, Wooruk merasa sedih karena
tak satu pun yang datang menjemputnya. Namun tiba2 saja, seseorang berpakaian
rapi sedikit menabraknya. Wooruk terus berjalan karena merasa tidak mengenali
sosok itu, tapi kemudian sosok yang menabraknya itu memanggilnya dengan nama Wooruk.
Wooruk pun langsung menoleh ke sosok itu. Sosok itu pun melepas kacamata
hitamnya dan senyum Wooruk langsung mengembang menyadari sosok di depannya
adalah Moongchi. Moongchi tertawa lebar dan mendekati Wooruk.
“Bagaimana bisa kau tidak mengenali temanmu?”
protes Moongchi.
Moongchi lalu menyodorkan tahu pada Wooruk
dan menyuruh Wooruk memakannya. Wooruk menolak karena yakin ia akan kembali ke
sel bulan depan. Wooruk mengaku senang hidup di penjara. Tapi Moongchi memaksa
dan Wooruk pun akhirnya memakan tahu itu.
Di sel, Bangjang dan Milyang merasa kesepian.
Tak lama, petugas datang memberitahu ada seseorang yang mengunjungi Milyang.
Baik Milyang, maupun Bangjang terkejut karena selama ini Milyang tak pernah
dapat kunjungan.
Ternyata orang yang mengunjungi Milyang
adalah Eun Hye. Eun Hye memperkenalkan siapa dirinya dan juga mengaku kalau
dulu ia adalah pengacaranya Jung Woo. Milyang pun langsung menanyakan keadaan
Jung Woo.
“Ya. Dia kembali bekerja. Dia sehat dan
baik-baik saja. Tolong jangan khawatir.” Jawab Eun Hye.
“Tapi, kenapa kau ingin bertemu aku?” tanya
Milyang.
“Jaksa Park meminta bantuanku.” Jawab Eun
Hye.
“Dia memintanya?” tanya Milyang kaget.
Flashback!
Setelah bebas, Jung Woo minta bantuan Eun Hye
untuk membela Milyang. Jung Woo bercerita, ada seorang pria yang dijebak
sepertinya dan tinggal satu sel dengannya. Jung Woo ingin Eun Hye mengambil
kasus itu dan memohon persidangan ulang.
“Aku?” tanya Eun Hye kaget.
“Itu tidak akan mudah.” Jawab Jung Woo.
“Kenapa kau ingin aku melakukan itu?” tanya
Eun Hye.
“Kaulah satu2nya yang ...merubah pikiranku. Kau,
Eun Hye-ssi.” Jawab Jung Woo.
Flashback end!
“Aku sudah tinggal di sini selama 20 tahun terakhir.” Ucap Milyang.
“Kudengar, kau dijebak sama seperti Jung Woo.
Demi istrimu.” Jawab Eun Hye.
Milyang terdiam sejenak, sebelum akhirnya
berkata kalau dirinya baik2 saja. Milyang lalu bangkit dari duduknya. Namun Eun
Hye tak menyerah begitu saja. Ia memberitahu Milyang kalau kasus Milyang akan
segera kadaluarsa. Kalau tak sekarang, Milyang tak akan bisa lagi mengajukan
sidang ulang. Eun Hye lalu bertanya, siapa jaksa yang menangani kasus Milyang.
Adegan langsung berpindah pada Deputi Jaksa
yang tertawa senang karena Min Ho terpilih sebagai CEO Chamyung. Deputi Jaksa
yakin Min Ho akan mengirim Joon Hyuk ke Cheong Wa Dae (Blue House). Deputi
Jaksa bilang Joon Hyuk pantas menerimanya. Joon Hyuk merendah.
“Menurutmu, apa yang terpenting bagi jaksa
untuk sukses?” tanya Deputi Jaksa.
“Entahlah.” Jawab Joon Hyuk.
“Kompetensi? Koneksi? Bukan. Kau harus melupakan
bahwa kau seorang jaksa. Apa kau ingat Sumpah Jaksa? Saya bersumpah...... Saya
akan berusaha menjadi jaksa yang berani menerangi kegelapan. Seorang jaksa baik
hati yang peduli pada orang-orang kecil. Seorang jaksa yang adil... yang selalu
mengikuti kebenaran.” Ucap Deputi Jaksa.
Joon Hyuk terdiam mendengarnya.
“Semuanya terdengar bagus. Namun, aku tak
perlu menjadi jaksa tersebut. Itu untuk orang-orang yang lahir dengan hati
seperti itu. Seperti dia.” Deputi Jaksa menyindir Jung Woo.
“Ini hari pertama Jung Woo bekerja, kan?”
tanya Deputi Jaksa lagi.
“Ya. Ini hari pertamanya.” Jawab Joon Hyuk.
“Kenapa dia datang ke kantor ini?” tanya
Deputi Jaksa.
“Dia mungkin ingin kembali ke kantor
lamanya.” Jawab Joon Hyuk.
Saat meninggalkan ruangan Deputi Jaksa, Joon
Hyuk teringat saat ia dan Jung Woo mengucapkan sumpah jaksa. Tak lama kemudian,
ia terpaku saat melihat Jung Woo berjalan ke arahnya.
Joon Hyuk mengajak Jung Woo ke ruangannya.
“Itu tidak banyak berubah.” Ucap Jung Woo
sembari melihat2 ruangan Joon Hyuk.
“Aku tidak berpikir kita ada dalam hubungan
untuk mengobrol begini.” Jawab Joon Hyuk.
“Lee Sung Gyu. Kau sungguh berpikir dia bunuh
diri?” tanya Jung Woo.
“CCTV dan penjaga semuanya ada. Dan hanya dia
dan kau yang ada di pusat penahanan
malam itu. Apa yang harus kucurigai?” jawab Joon Hyuk.
“Cha Min Ho, kau juga tahu ini. Kau tahu dia
melakukannya.” Ucap Jung Woo.
“Entahlah. Bukankah jaksa berdebat dengan
bukti? Aku hanya percaya bukti untuk kasusmu juga.” jawab Joon Hyuk.
“Bukti? Kau hanya percaya bukti yang ingin
kau percayai?” tanya Jung Woo.
“Agak aneh bagiku mendengar darimu yang sudah
terbukti tidak bersalah di pengadilan ulang. Kau juga menyatakan, Lee Sung Gyu
pembunuh aslinya. Bukannya kau sama sepertiku? Kau mungkin ingin bebas untuk
menangkap Cha Min Ho. Aku paham itu. Tapi bagaimana jika kau tidak? Bagaimana
Lee Sung Gyu? Dia akan selamanya diingat sebagai pembunuh.” Jawab Joon Hyuk.
“Kang Joon Hyuk!” tegas Jung Woo.
“Bagaimana bisa kau berbeda sekali dariku?”
tanya Joon Hyuk.
“Aku akan selidiki segalanya satu per satu. Siapa berbuat apa dan siapa yang menutupi
semuanya. Dan aku harap kau bukan salah satu yang masuk dalam penyelidikanku.”
Jawab Jung Woo.
“Kalau aku masuk?” tanya Joon Hyuk.
Jung Woo pun diam saja sambil menatap Joon
Hyuk.
“Semuanya sama seperti delapan bulan lalu. Dan
itu akan selalu sama.” Ucap Joon Hyuk.
“Begitukah? Lalu kita akan bicara lagi pada
saat itu.” jawab Jung Woo, lalu beranjak dari ruangannya.