Malam harinya, Sun bertanya pada Hyun Seok apa yang akan dilakukan Dae Mok jika ia tidak memberikan hak pencetakan uang. Hyun Seok berjanji akan melindungi Sun apapun yang terjadi. Sun tersenyum pahit. Ia bertanya, apa tidak masalah jika ia menginginkan Ga Eun padahal dirinya begitu menyedihkan.
“Apa aku berhak serakah
begini? Jika bisa bertemu dengan dia sekali lagi, aku merasa seolah aku dapat bertahan
hidup dengan hanya menatapnya. Namun, ketakutan tak dapat lagi melihat Aghassi,
kini aku tidak sanggup menahannya lagi.” Ucap Sun pedih.
Keesokan harinya, para
menteri sudah berkumpul di balai istana. Mereka menunggu kedatangan Raja.
Kepala Kasim langsung mendatangi balai istana. Ia memberitahu kalau Raja menunda pertemuan hari itu dengan alasan kurang sehat. Kubu Dae Mok resah. Sementara Menteri Choi tersenyum penuh kemenangan.
Menteri Joo langsung menghadap Dae Mok. Ia melapor, bahwa semalam Daebi Mama memanggil Raja secara diam2. Menteri Joo yakin Raja pura2 sakit karena Daebi Mama yang menginginkanya.
“Caritahu yang digunakan
Daebi Mama untuk menggoyahkannya.” Suruh Dae Mok.
“Baik, Dae Mok Eureushin.”
Jawab Menteri Joo.
“Paling lama, dia hanya bisa
menundanya sampai empat hari. Apa kira-kira alasan dibaliknya?” tanya Dae Mok.
“Jika kita tidak memberinya
bunga poppi, akhirnya pun dia tidak memiliki pilihan.” Jawab Menteri Joo.
Sun nampak gelisah dalam tidurnya. Tak lama kemudian, Kepala Kasim datang dan memberitahukan bahwa Pyunsoo-hwe tidak akan mengirimkan anggur poppi lagi jika Sun tidak memberikan otoritas pencetakan uang pada mereka. Sun pun terkejut luar biasa.
Woo Jae menunggu di kamarnya
dengan gelisah. Tak lama Tae Ho datang dan memberitahu kalau kapal yang
mengangkut tembaga itu akan tiba besok pagi. Woo Jae berkata, apapun yang
terjadi mereka harus bisa mendapatkan tembaganya.
Besoknya, kapal berisi
tembaga itu tiba di dermaga. Chung Woon dan Moo Ha tampak mengawasi para kuli
yang memindahkan tembaga itu keluar dari kapal. Woo Jae dan pasukannya pun
datang. Perang pun pecah seketika. Namun setelah beberapa menit menghadapi
pasukan Pyunsoo-hwe, Chung Woon mengajak Moo Ha kabur.
Hyun Seok membujuk Sun
menghadiri rapat dan memberi izin pencetakan uang pada Pyunsoo-hwe. Sun
menolak, kalau ia memberikannya maka Daebi Mama tak akan membiarkannya bertemu
dengan Ga Eun lagi.
“Cheonha, tolong
pertimbangkan kesehatan Anda.” Bujuk Hyun Seok.
Tepat saat itu, dada Sun
mulai diserang rasa nyeri.
Woo Jae bersama para
pengawalnya tampak mengawal tembaga itu hingga sampai ke lokasi mereka.
Sun akhirnya menghadiri rapat sambil menahan rasa nyeri yang teramat hebat di dadanya. Menteri Joo berkata, demi mengatasi kelangkaan uang, mereka harus mencetak lagi Sangpyeong Tongbo.
“Untungnya, Departemen
Pengadaan Air memiliki stok tembaga. Mohon berikan otoritas pencetakan uang dan
membiarkan mereka mencetak Sangpyeong Tongbo.” Bujuk Menteri Heo.
“Menteri, kau sudah dapat
tembaganya?” tanya Raja pada Menteri Choi.
“Mohon maaf, Cheonha. Sudah
ada utusan ke Biro Perdagangan, namun belum ada kabar darinya.” Jawab Menteri
Choi.
“Cheonha, kita tidak bisa
lagi menunda pencetakan kembali Sangpyeong Tongbo. Mohon berikan otoritas
pencetakan uangnya untuk menstabilkan kondisi rakyat.” Ucap Menteri Joo.
Disaat Sun hampir menyerah, pintu balai istana terbuka dan Woo Bo yang sudah berpakaian rapi masuk ke dalam. Woo Bo lantas teringat percakapannya dengan Seja saat itu.
“Bukan untuk mengingkari janji itu, namun justru
mewujudkannya, tidak bisakah Anda menempati posisi Menteri Personalia itu? Seseorang
yang hidup untuk rakyat, bukan jabatan. Rakyat membutuhkan sosok yang mau
melawan Pyunsoo-hwe. Menteri Personalia itu harus menjadi tokoh sentral dalam
melawan Pyunsoo-hwe. Dia akan menjadi bencana bagi Pyunsoo-hwe. Ini posisi
antara hidup dan mati. Selain Guru, aku tidak bisa membayangkan meminta orang
lain melakukannya.” Mohon Seja.
Woo Bo menatap Sun yang duduk dibalik tirai sejenak. Tak lama kemudian, ia berlutut pada Sun. Woo Bo mengenalkan dirinya sebagai mantan asisten di Sungkyunkwan. Menteri Heo marah, ia berkata itu bukanlah tempat dimana Woo Bo bisa nyelonong masuk seenaknya. Woo Bo mengaku ada yang hendak ia sampaikan.
“Guru Woo Bo?” batin Sun,
terkejut.
“Katakan padaku sekarang
juga apa itu?” tanya Sun.
“Cheonha, hamba mengetahui
alasan kita tidak dapat mengimpor tembaga.” Jawab Woo Bo.
“Kudengar, itu akibat ulah
para bajak laut.” Ucap Sun.
“Bukan, Cheonha. Dari hasil penyelidikan hamba, itu bukanlah tindakan para bajak laut. Ada sebuah kelompok iblis yang menyamarkan diri sebagai bajak laut... dan menyelundupkan tembaga.” Jawab Woo Bo.
“Mereka menyamar sebagai
bajak laut?” tanya Sun kaget.
“Ya, Cheonha. Hamba mengirim
petugas dari Hanseongbu dan membuktikan merekalah yang mengambil tembaga itu.”
jawab Woo Bo.
“Lalu, apa yang terjadi
dengan tembaganya? Kau berhasil merebutnya?” tanya Sun.
Adegan lalu berpindah pada
iring2an Woo Jae yang membawa tembaga itu. Namun, pengawal yang mengangkut
tembaga tak sengaja menjatuhkan kotak kayu berisi tembaga itu. Woo Jae marah,
namun seketika ia terperangah saat melihat isi kotak kayu itu berhamburan
keluar. Isinya bongkahan batu, bukan tembaga.
Kembali ke Woo Bo yang mengaku bahwa ia berhasil merebut tembaga itu dan tembaga itu sudah dikirimkan ke Departemen Keuangan. Sontak, kubu Dae Mok terkejut. Sun yang wajahnya mulai menghitam pun menyuruh Menteri Keuangan mengecek hal itu.
Menteri Keuangan yang baru tiba di departemennya terkejut melihat tembaga2 yang baru datang itu. Seja memimpin langsung proses pengiriman tembaga itu ke Departemen Keuangan.
Menteri Keuangan kembali ke balai istana dan berkata, untuk memproduksi 100.000 Sangpyeong Tongbo, Departemen Keuangan telah menerima cukup tembaga. Kubu Dae Mok makin terperangah. Dan Sun pun langsung memberi perintah pada Departemen Keuangan untuk memproduksi Sangpyeong Tongbo dan menstabilkan kelangkaan uang serta memulihkan perekonomian rakyat.
Sun meninggalkan balai istana dengan rasa nyeri di dada yang teramat hebat. Disaat Sun sudah tidak mampu menahan rasa nyerinya itu, wajah Ga Eun terbayang di benakanya. Tak lama, Menteri Joo datang dan memberikan anggur poppi pada Sun. Hyun Seok pun langsung meminumkan anggur itu pada Sun.
Menteri Choi langsung
menghadap Ibu Suri. Ibu Suri senang dan tidak menyangka Kepala Pedagang mampu
mewujudkan hal itu. Menteri Choi berkata, kalau Kepala Pedagang itu bukanlah
orang biasa. Ia lalu bertanya, apa yang akan mereka lakukan pada Woo Bo.
“Kau bilang, dia memainkan
peran yang krusial?” tanya Ibu Suri.
“Ya, dia menerobos masuk ke
aula pertemuan untuk menginformasikan tembaga sudah sampai di Kementerian
Keuangan. Raut muka Perdana Menteri dan wakilnya.Mama semestinya menyaksikan
sendiri ekspresi mereka.” Jawab Menteri Choi.
“Aku lebih penasaran akan...
ekspresi Dae Mok saat ini.” ucap Ibu Suri.
Dae Mok murka! Ia menyuruh Woo Jae mundur dari jabatan sebagai ketua Pyunsoo-hwe. Woo Jae minta diberikan kesempatan sekali lagi. Dae Mok menolak dan mengusir Woo Jae. Ia minta Woo Jae tidak muncul di hadapannya sampai ia panggil. Setelah Woo Jae dan Tae Ho pergi, tinggallah Dae Mok berdua dengan Menteri Joo. Dae Mok ingin tau bagaimana Kepala Pedagang bisa bekerja sama dengan Daebi Mama.
“Maafkan saya. Sampai saat
ini, saya belum mengetahuinya.” Jawab Menteri Joo.
“Sekarang juga temukan dia
dan bawa kemari!” teriak Dae Mok.
Seja sendiri akhirnya bertemu dengan Daebi Mama. Daebi Mama terkejut melihat sosok Kepala Pedagang yang menurutnya sangat mirip dengan mendiang Raja saat masih muda.