Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 15 Part 2

Sebelumnya...


Malam harinya, Sun bertanya pada Hyun Seok apa yang akan dilakukan Dae Mok jika ia tidak memberikan hak pencetakan uang. Hyun Seok berjanji akan melindungi Sun apapun yang terjadi. Sun tersenyum pahit. Ia bertanya, apa tidak masalah jika ia menginginkan Ga Eun padahal dirinya begitu menyedihkan.

“Apa aku berhak serakah begini? Jika bisa bertemu dengan dia sekali lagi, aku merasa seolah aku dapat bertahan hidup dengan hanya menatapnya. Namun, ketakutan tak dapat lagi melihat Aghassi, kini aku tidak sanggup menahannya lagi.” Ucap Sun pedih.


Keesokan harinya, para menteri sudah berkumpul di balai istana. Mereka menunggu kedatangan Raja.


Di kamarnya, Sun menyuruh Kepala Kasim memanggil tabib istana.

  
Kepala Kasim langsung mendatangi balai istana. Ia memberitahu kalau Raja menunda pertemuan hari itu dengan alasan kurang sehat. Kubu Dae Mok resah. Sementara Menteri Choi tersenyum penuh kemenangan.

  
Menteri Joo langsung menghadap Dae Mok. Ia melapor, bahwa semalam Daebi Mama memanggil Raja secara diam2. Menteri Joo yakin Raja pura2 sakit karena Daebi Mama yang menginginkanya.

“Caritahu yang digunakan Daebi Mama untuk menggoyahkannya.” Suruh Dae Mok.

“Baik, Dae Mok Eureushin.” Jawab Menteri Joo.

“Paling lama, dia hanya bisa menundanya sampai empat hari. Apa kira-kira alasan dibaliknya?” tanya Dae Mok.

“Jika kita tidak memberinya bunga poppi, akhirnya pun dia tidak memiliki pilihan.” Jawab Menteri Joo.

  
Sun nampak gelisah dalam tidurnya. Tak lama kemudian, Kepala Kasim datang dan memberitahukan bahwa Pyunsoo-hwe tidak akan mengirimkan anggur poppi lagi jika Sun tidak memberikan otoritas pencetakan uang pada mereka. Sun pun terkejut luar biasa.


Woo Jae menunggu di kamarnya dengan gelisah. Tak lama Tae Ho datang dan memberitahu kalau kapal yang mengangkut tembaga itu akan tiba besok pagi. Woo Jae berkata, apapun yang terjadi mereka harus bisa mendapatkan tembaganya.


Besoknya, kapal berisi tembaga itu tiba di dermaga. Chung Woon dan Moo Ha tampak mengawasi para kuli yang memindahkan tembaga itu keluar dari kapal. Woo Jae dan pasukannya pun datang. Perang pun pecah seketika. Namun setelah beberapa menit menghadapi pasukan Pyunsoo-hwe, Chung Woon mengajak Moo Ha kabur.


Hyun Seok membujuk Sun menghadiri rapat dan memberi izin pencetakan uang pada Pyunsoo-hwe. Sun menolak, kalau ia memberikannya maka Daebi Mama tak akan membiarkannya bertemu dengan Ga Eun lagi.

“Cheonha, tolong pertimbangkan kesehatan Anda.” Bujuk Hyun Seok.


Tepat saat itu, dada Sun mulai diserang rasa nyeri.


Woo Jae bersama para pengawalnya tampak mengawal tembaga itu hingga sampai ke lokasi mereka.

  
Sun akhirnya menghadiri rapat sambil menahan rasa nyeri yang teramat hebat di dadanya. Menteri Joo berkata, demi mengatasi kelangkaan uang, mereka harus mencetak lagi Sangpyeong Tongbo.

“Untungnya, Departemen Pengadaan Air memiliki stok tembaga. Mohon berikan otoritas pencetakan uang dan membiarkan mereka mencetak Sangpyeong Tongbo.” Bujuk Menteri Heo.

“Menteri, kau sudah dapat tembaganya?” tanya Raja pada Menteri Choi.

“Mohon maaf, Cheonha. Sudah ada utusan ke Biro Perdagangan, namun belum ada kabar darinya.” Jawab Menteri Choi.

“Cheonha, kita tidak bisa lagi menunda pencetakan kembali Sangpyeong Tongbo. Mohon berikan otoritas pencetakan uangnya untuk menstabilkan kondisi rakyat.” Ucap Menteri Joo.

  
Disaat Sun hampir menyerah, pintu balai istana terbuka dan Woo Bo yang sudah berpakaian rapi masuk ke dalam. Woo Bo lantas teringat percakapannya dengan Seja saat itu.

“Bukan untuk mengingkari janji itu, namun justru mewujudkannya, tidak bisakah Anda menempati posisi Menteri Personalia itu? Seseorang yang hidup untuk rakyat, bukan jabatan. Rakyat membutuhkan sosok yang mau melawan Pyunsoo-hwe. Menteri Personalia itu harus menjadi tokoh sentral dalam melawan Pyunsoo-hwe. Dia akan menjadi bencana bagi Pyunsoo-hwe. Ini posisi antara hidup dan mati. Selain Guru, aku tidak bisa membayangkan meminta orang lain melakukannya.” Mohon Seja.

  
Woo Bo menatap Sun yang duduk dibalik tirai sejenak. Tak lama kemudian, ia berlutut pada Sun. Woo Bo mengenalkan dirinya sebagai mantan asisten di Sungkyunkwan. Menteri Heo marah, ia berkata itu bukanlah tempat dimana Woo Bo bisa nyelonong masuk seenaknya. Woo Bo mengaku ada yang hendak ia sampaikan.

“Guru Woo Bo?” batin Sun, terkejut.

“Katakan padaku sekarang juga apa itu?” tanya Sun.

“Cheonha, hamba mengetahui alasan kita tidak dapat mengimpor tembaga.” Jawab Woo Bo.

“Kudengar, itu akibat ulah para bajak laut.” Ucap Sun.

  
“Bukan, Cheonha. Dari hasil penyelidikan hamba, itu bukanlah tindakan para bajak laut. Ada sebuah kelompok iblis yang menyamarkan diri sebagai bajak laut... dan menyelundupkan tembaga.” Jawab Woo Bo.

“Mereka menyamar sebagai bajak laut?” tanya Sun kaget.

“Ya, Cheonha. Hamba mengirim petugas dari Hanseongbu dan membuktikan merekalah yang mengambil tembaga itu.” jawab Woo Bo.

“Lalu, apa yang terjadi dengan tembaganya? Kau berhasil merebutnya?” tanya Sun.


Adegan lalu berpindah pada iring2an Woo Jae yang membawa tembaga itu. Namun, pengawal yang mengangkut tembaga tak sengaja menjatuhkan kotak kayu berisi tembaga itu. Woo Jae marah, namun seketika ia terperangah saat melihat isi kotak kayu itu berhamburan keluar. Isinya bongkahan batu, bukan tembaga.

  
Kembali ke Woo Bo yang mengaku bahwa ia berhasil merebut tembaga itu dan tembaga itu sudah dikirimkan ke Departemen Keuangan. Sontak, kubu Dae Mok terkejut. Sun yang wajahnya mulai menghitam pun menyuruh Menteri Keuangan mengecek hal itu.

  
Menteri Keuangan yang baru tiba di departemennya terkejut melihat tembaga2 yang baru datang itu. Seja memimpin langsung proses pengiriman tembaga itu ke Departemen Keuangan.

  
Menteri Keuangan kembali ke balai istana dan berkata, untuk memproduksi 100.000 Sangpyeong Tongbo, Departemen Keuangan telah menerima cukup tembaga. Kubu Dae Mok makin terperangah. Dan Sun pun langsung memberi perintah pada Departemen Keuangan untuk memproduksi Sangpyeong Tongbo dan menstabilkan kelangkaan uang serta memulihkan perekonomian rakyat.

  
Sun meninggalkan balai istana dengan rasa nyeri di dada yang teramat hebat. Disaat Sun sudah tidak mampu menahan rasa nyerinya itu, wajah Ga Eun terbayang di benakanya. Tak lama, Menteri Joo datang dan memberikan anggur poppi pada Sun. Hyun Seok pun langsung meminumkan anggur itu pada Sun.


Menteri Choi langsung menghadap Ibu Suri. Ibu Suri senang dan tidak menyangka Kepala Pedagang mampu mewujudkan hal itu. Menteri Choi berkata, kalau Kepala Pedagang itu bukanlah orang biasa. Ia lalu bertanya, apa yang akan mereka lakukan pada Woo Bo.

“Kau bilang, dia memainkan peran yang krusial?” tanya Ibu Suri.

“Ya, dia menerobos masuk ke aula pertemuan untuk menginformasikan tembaga sudah sampai di Kementerian Keuangan. Raut muka Perdana Menteri dan wakilnya.Mama semestinya menyaksikan sendiri ekspresi mereka.” Jawab Menteri Choi.

“Aku lebih penasaran akan... ekspresi Dae Mok saat ini.” ucap Ibu Suri.

  
Dae Mok murka! Ia menyuruh Woo Jae mundur dari jabatan sebagai ketua Pyunsoo-hwe. Woo Jae minta diberikan kesempatan sekali lagi. Dae Mok menolak dan mengusir Woo Jae. Ia minta Woo Jae tidak muncul di hadapannya sampai ia panggil. Setelah Woo Jae dan Tae Ho pergi, tinggallah Dae Mok berdua dengan Menteri Joo. Dae Mok ingin tau bagaimana Kepala Pedagang bisa bekerja sama dengan Daebi Mama.

“Maafkan saya. Sampai saat ini, saya belum mengetahuinya.” Jawab Menteri Joo.

“Sekarang juga temukan dia dan bawa kemari!” teriak Dae Mok.

  
Seja sendiri akhirnya bertemu dengan Daebi Mama. Daebi Mama terkejut melihat sosok Kepala Pedagang yang menurutnya sangat mirip dengan mendiang Raja saat masih muda.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...