Episode ini dibuka dengan Do Kyung yang tak ingin bertemu Ji An lagi. Ji An mengangguk, mengiyakan kata-kata Do Kyung. Tangis keduanya lalu pecah. Ji An menyentuh tangan Do Kyung. Ia berniat menurunkan tangan Do Kyung yang menyentuh pipinya. Tapi Do Kyung malah memegang pipi Ji An dengan kedua tangannya.
Tak lama kemudian, keduanya berciuman. Ji An
memejamkan matanya, membiarkan Do Kyung menyentuh bibirnya.
Hingga sebuah cahaya menerangi mereka. Mereka pun
saling melepaskan ciuman dan menoleh ke sumber cahaya yang berasal dari mobil
Do Kyung.
Seketaris Yoo terkejut dan langsung memalingkan wajahnya. Karena terkejut, Ji An malah pergi dan berniat pulang dengan taksi. Do Kyung sendiri juga bingung kenapa ia mencium Ji An.
Dalam perjalanan pulang bersama Seketaris Yoo, Do Kyung bertanya, sudah berapa lama Seketaris Yoo mengenalnya. Seketaris Yoo berkata, mereka sudah mengenal selama 5 tahun. Seketaris Yoo yakin, Do Kyung mencium Ji An karena mabuk. Tapi kenyataannya, Do Kyung sama sekali tidak mabuk. Do Kyung pun jadi bingung dengan perasaannya.
Ji An kembali ke ruang pegawai yang disediakan
Haesung khusus untuk pegawai yang lembur. Ia bingung kenapa ia malah membiarkan
Do Kyung menciumnya. Dan tiba-tiba, Ji An kepikiran kata-kata Myung Shin
tentang perasaannya pada Do Kyung. Ji An pun menggeleng, berusaha menyangkal
kata-kata Myung Shin, kalau ia menyukai Do Kyung.
Do Kyung yang juga sudah sampai di rumah, tak
bisa tidur dan terus teringat ciumannya dengan Ji An. Ia bingung, apa yang
sudah ia lakukan pada Ji An.
Keesokan harinya, Ji An berjalan gontai menuju
Kantor Haesung. Setibanya di sana, ia tak langsung masuk tapi berhenti sejenak
dan menatap gedung Haesung. Teringat apa yang sudah dilakukan ibunya, ia
mencoba menguatkan hatinya dan kembali bekerja.
Do Kyung sendiri yang baru tiba di kantor, berlatih tentang apa yang mau dikatakannya pada Ji An hari ini. Mulai dari tempat parkir, sampai di dalam lift pun dia masih berbicara sendiri. Dan, ketika pintu lift terbuka, ia terkejut melihat Ji An yang berdiri di hadapannya. Ji An berbicara seperti biasa dengan Do Kyung seolah tak terjadi apa-apa semalam, sementara Do Kyung terlihat gugup.
“Tapi kenapa tidak ke gedung acara?” tanya Do
Kyung.
“Kau mabuk setelah minum dua gelas bir? Kita
sudah sepakat rekan kerja lain akan bergantian di pagi hari saat sedang tidak
sibuk. Kita juga sepakat akan ke sana saat sore.” Jawab Ji An.
“Benar. Semalam kita membicarakan itu.” ucap Do
Kyung.
“Maafkan aku. Aku membuat kesalahan tadi malam. Aku
pasti minum terlalu banyak.” jawab Ji An.
“Tidak, aku juga minta maaf. Seharusnya aku yang
lebih dahulu meminta maaf. Maaf atas kesalahanku, Seo Ji An-ssi.” Ucap Do
Kyung.
“Benar,
kita berdua mabuk.” Jawab Ji An, kemudian tersenyum dan kembali
menghadap ke arah lift.
Begitu pintu lift terbuka, Ji An pun bergegas
keluar. Do Kyung menahannya sejenak dan memberikannya obat salep untuk lututnya
yang terluka. Ji An berterima kasih dan bergegas keluar dari lift. Do Kyung
heran sendiri melihat sikap Ji An yang biasa-biasa aja.
Tuan Choi memanggil salah seorang pegawainya
untuk menanyakan soal video promosi. Pegawainya bilang, tim merekamnya sesuai
susunan acara.
“Bukankah perayaan hari jadi Haesung Apparel yang ke-40 amat penting untuk videonya? Kurasa fokusnya sudah ditentukan.” Ucap Tuan Choi.
“Bukankah perayaan hari jadi Haesung Apparel yang ke-40 amat penting untuk videonya? Kurasa fokusnya sudah ditentukan.” Ucap Tuan Choi.
Apakah Tuan Choi tidak ingin Ji An muncul di
dalam video itu? Sepertinya…
Do Kyung heran, karena Ha Jung belum datang juga padahal semua anggota sudah berkumpul. Ji An pun teringat kata-kata Ha Jung semalam tentang Ha Jung yang berencana resign dari Haesung. Ji An kemudian pergi keluar untuk menelpon Ji An. Saat Ji An keluar, Senior Yang menemukan bukti foto pelaku pencurian pada salah satu foto pelanggan. Mereka mengenali sosok di foto itu sebagai Ha Jung.
Ji An berhasil menghubungi Ha Jung. Ia mengira Ha
Jung tidak mau bekerja karena ucapannya semalam. Ha Jung pun berkata, tidak ada
alasan baginya tidak mau bekerja. Ia mengaku, sudah ada di depan kantor untuk
menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Ketika Ha Jung baru saja masuk ke kantornya, dia
langsung didamprat Manajer Lee. Tapi Ha Jung dengan angkuhnya berkata, Manajer
Lee tidak berhak lagi meneriakinya karena ia sudah bukan karyawan Haesung. Ha
Jung lalu menyerahkan surat pengunduran dirinya.
“Siapa bilang kau boleh menyerahkan surat
pengunduran diri?” Sela Do Kyung.
Manajer Lee pun menunjukkan foto kaki Ha Jung
itu. Ji An yang baru masuk pun heran dan Senior Yang langsung membisiki Ji An,
memberitahu apa yang terjadi. Ha Jung pun menyangkal itu dirinya.
“Celana dan sepatunya mirip dengan punyamu.” Ucap
Senior Yang.
“Kau yang mencuri kain Pak Jung dan hampir
mengacaukan peragaan busana, bagian terpenting dalam acara itu, Yoon Ha
Jung-ssi?” tanya Do Kyung.
Ha Jung pun akhirnya mengaku kalau memang dia yang mencuri kain itu. Ia bilang, melakukannya karena membenci Ji An, jadi ia ingin mengacaukan acara itu. Ia juga marah karena Do Kyung mempekerjakan Ji An kembali dan memberi Ji An tugas penting setelah mempekerjakan Ji An kembali.
Ha Jung pun akhirnya mengaku kalau memang dia yang mencuri kain itu. Ia bilang, melakukannya karena membenci Ji An, jadi ia ingin mengacaukan acara itu. Ia juga marah karena Do Kyung mempekerjakan Ji An kembali dan memberi Ji An tugas penting setelah mempekerjakan Ji An kembali.
“Yoon Ha Jung-ssi, kau tidak berhak mengatakan
itu. Saat mengirim pesan dengan tanggal yang salah, kau langsung dimaafkan
setelah menulis surat penjelasan.” Ucap Senior Jo.
“Maksudmu insiden 130.000 dolar itu? Aku akan
mengganti uangnya. Aku juga akan mengganti uang kainnya.” Jawab Ha Jung.
“Kau akan mengganti uang kainnya? Itu
penghambatan bisnis.” Ucap Do Kyung.
“Laporkan saja kekacauannya dan aku akan
mengganti rugi.” Jawab Ha Jung.
“Bagaimana dengan pencuriannya? Kau mencuri
barang milik perusahaan, jadi, itu tindak pencurian dan penghambatan bisnis. Sudah
pasti kau dipecat. Kau akan membayar ganti rugi pencurian kainnya di kantor
polisi, Yoon Ha Jung-ssi.” Ucap Do Kyung.
“Di kantor polisi?” tanya Ha Jung.
Tak lama kemudian, tim security perusahaan
datang. Do Kyung pun menyuruh mereka menuntut Ha Jung atas tindakan pencurian
dan penghambatan bisnis. Ha Jung pun panic saat tim security menyeretnya
keluar. Ia memohon ampun pada Do Kyung, tapi Do Kyung tak peduli. Ha Jung pun
berteriak, menyuruh Senior Oh menghubungi ayahnya.
Tim pun kembali melanjutkan rapat. Mereka mendapatkan email kalau upacara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam video promosi. Yang akan dimasukkan ke dalam video promosi adalah upacara pembukaannya. Ji An pun langsung menatap Do Kyung. Sepertinya ia tahu alasan kenapa upacara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam video promosi.
Di kafe, Hee dan Hyuk lagi membicarakan akun Brad
Pitt yang suka mengomentari furniture Hyuk. Sudah bisa ditebak pemilik akun
Brad Pitt itu adalah Boss Kang. Tak lama kemudian, Ji Soo datang mengantarkan
roti dan Hyuk pun langsung pura-pura sibuk dengan laptopnya.
Hee minta maaf karena telat memberikan uang rotinya. Ji Soo pun berkata, kalau boss nya sama sekali tidak mempermasalahkan uang rotinya. Hee kemudian memuji Ji Soo yang tampak cantik dengan rambut tergerai.
“Rambutku? Pacarku bilang dia suka jika rambutku
dibiarkan tergerai.” Jawab Ji Soo.
“Awalnya kupikir dia penguntit bodoh, tapi
sebenarnya dia cukup manis.” Jawab Hyuk.
Akhirnya, Hyuk mulai merhatiin Ji Soo… walaupun
sy ngeship Ji Soo ama Boss Kang.. tp sy sadar kok Ji Soo gk mungkin bersatu
dengan Boss Kang…
Sampai di toko, Ji Soo langsung menyerahkan uang itu pada Boss Kang. Boss Kang membuka amplopnya dan menemukan pesan Hee terselip di dalamnya. Boss Kang senang Hee mau memesan menu barunya. Boss Kang lantas menghitung uangnya dan ia terkejut Hee membayar penuh. Ia pikir Ji Soo gak ngasih tahu Hee kalau ada diskon 10%.
Ji Soo pun mau mengatakan lagi keinginannya
resign dari toko roti Boss Kang, tapi Boss Kang gak mendengarkan omongan Ji Soo
dan sibuk sendiri dengan pesanan Hee.
Pekerjaan Tuan Seo juga lancar. Tuan Seo mulai
menerima bayaran pertamanya atas hasil kerja kerasnya.
Tuan Seo udah mulai bangkit tp kemungkinan dia
bakal jatuh lagi setelah rahasia Ji An bukan Eun Seok terbongkar…
Ji An yang lagi membuat kopi, teringat soal email
kalau upacara penutupan acara ultah Haesung tidak akan dimasukkan ke dalam
video promosi. Ji An menghela nafas.
Seketaris Yoo memberitahu Do Kyung kalau Ji An ingin bicara. Do Kyung pun menyuruh Seketaris Yoo membiarkan Ji An masuk. Begitu Ji An masuk, Seketaris Yoo langsung meninggalkan mereka berdua.
“Acara penutupan tidak akan dimasukkan ke dalam
video. Jadi, aku tidak perlu ada di sini. Kurasa aku bisa memberi tahu orang
tuamu lebih awal.” Ucap Ji An.
“Waktunya tinggal beberapa hari lagi. Seperti
yang sudah disepakati, mari beri tahu setelah ini selesai.” Jawab Do Kyung.
“Ini terlalu berat.” Ucap Ji An.
“Kakakmu sudah menikah, jadi, tugasmu sudah
selesai. Begitu?” tanya Do Kyung.
“Bukan itu.” jawab Ji An.
“Maka teruskan sampai akhir. Bukankah kau harus
menyelesaikan acaranya agar bisa diberi pujian?” ucap Do Kyung.
Tuan Seo sedang membereskan barang dan menemukan struk belanjan Ji Ho yang ada tulisan ‘diskon pegawai’. Tuan Seo pun heran.
Sementara Ji Ho yang lagi di tempat kerjanya, memikirkan
tentang Supir Ryu. Ia merasa harus memberitahu Ji An soal Supir Ryu, tapi
akhirnya ia memutuskan memberitahu Seohyun saja. Ia menyuruh Seohyun
berhati-hati dengan Supir Ryu.
Tiba-tiba, telpon ayahnya masuk. Sang ayah
menanyakan soal diskon pegawai yang tertera di struk pembelian sepatu itu. Ji Ho pun mengarang cerita kalau ia meminta
bantuan temannya yang bekerja di department store untuk membelikan sepatu. Sang
ayah percaya, tapi pas sang ayah mau menutup telepon, terdengar suara dari
pengeras suara, “Pelanggan yang terhormat”. Sontak Ji Ho panic dan langsung
menutup teleponnya.
Seohyun mengabaikan pesan Ji Ho dan malah pergi
bersama Supir Ryu ke taman. Saat Supir Ryu pergi membeli teh, seorang wanita
menyapanya. Seohyun fikir wanita itu teman sekelasnya.
“Aku istri dari pria yang berselingkuh denganmu!”
jawab wanita itu sembari menjambak rambut Seohyun.
Seohyun pun kaget, istri?
“Kau akan kuhabisi hari ini. Bangun! Kau senang
bermain-main dengan suamiku? Aku akan membunuhmu hari ini!” ucap wanita itu.
Untunglah, Supir Ryu cepat datang dan menjauhkan
Seohyun dari wanita yang mengaku istrinya itu. Supir Ryu pun menyuruh Seohyun
lari ke mobil. Tapi wanita itu sempat menarik baju Seohyun hingga kancingnya
terlepas saat Seohyun mulai lari.
Ji An lagi memfoto pelanggan, tapi tiba-tiba ia
teringat kenangannya saat berfoto bersama Do Kyung. Ji An pun berusaha mengusir
Do Kyung dari pikirannya dan focus bekerja. Tanpa ia sadari, Do Kyung
memperhatikannya dari kejauhan sembari tersenyum.
Do Kyung masih terus memperhatikan Ji An. Dan ia tertawa ketika seorang anak kecil menembaki Ji An dengan pistol air.
Ji An terus berjalan, mengawasi jalannya acara. Selama itu pula, Do Kyung terus memperhatikan Ji An. Namun tiba-tiba, Gi Jae muncul di hadapannya. Sontak, ia yang tadinya senyum-senyum menatap Ji An jadi terkejut.
Do Kyung dan Gi Jae bicara di taman. Gi Jae penasara, kenapa Ji An yang dia panggil gadis 20 ribu dollar itu bisa ada di Haesung. Do Kyung pun menjelaskan, kalau Ji An dipekerjakan kembali sebagai pegawai tetap.
“Aku tidak peduli dengan masa lalunya. Jika dia
bekerja di sini, kenapa memintaku mempekerjakannya?” tanya Gi Jae.
Do Kyung pun bingung menjawabnya. Gi Jae salah
paham, mengira itu karena Do Kyung gak mau ketahuan mengencani Ji An.
“Jaga mulutmu. Dia tidak seperti itu.” jawab Do
Kyung.
“Atau kau akan mengencaninya diam-diam dan mengejutkan keluargamu saat waktunya tiba?” tanya Gi Jae.
“Imajinasimu terlalu berlebihan.” Jawab Do Kyung.
“Aku memperhatikanmu selama 20 menit. Kau
memandanginya sepanjang waktu. Kau mengerutkan kening, tampak emosional, dan
tersenyum. Tidak seperti dirimu.” Ucap Gi Jae.
“Aku melakukan itu?” tanya Do Kyung kaget.
“Apa rencanamu? Jika kau tidak memberitahuku, aku akan membatalkan tawaran kerja itu.” jawab Gi Jae.
“Apa rencanamu? Jika kau tidak memberitahuku, aku akan membatalkan tawaran kerja itu.” jawab Gi Jae.
“Itu tidak benar. Aku tidak bermaksud apa-apa.” Ucap
Do Kyung.
“Aku tidak akan mengkhianati orang tuamu.” Jawab Gi
Jae.
“Bukan itu. Sama sekali bukan. Pikirmu aku bocah?”
sewot Do Kyung.
“Aku akan memasukkannya ke perusahaan pamanku. Karena
kau tidak bisa menyerah jika dia masih di sini?” ucap Gi Jae.
Do Kyung pun menghela nafas dan berkata kalau ia
akan merasa lega jika bisa mempertahankan Ji An.
“Apa yang kau bicarakan?” tanya Gi Jae bingung.
Ji An menolong seorang anak yang nyaris ketimpa
setrikaan. Ia menahan setrika itu dengan tangannya. Senior Song pun langsung
mendekati Ji An. Tapi Ji An mengaku baik-baik saja. Ji An mengelus kepala anak
itu sebentar, lalu pergi ke toilet untuk mendinginkan tangannya dibawah air.
Tiba-tiba saja, Seohyun menghubungi Ji An.
Sementara Do Kyung yang baru mengetahui kejadian
yang menimpa Ji An, langsung mencari Ji An. Ia pun panic karena tak bisa
menemukan Ji An dimana-mana.
Seohyun menyuruh Ji An menjemputnya di belakang sebuah gedung. Ji An terkejut melihat penampilan Seohyun yang berantakan. Seohyun cerita, ia habis bertengkar dengan temannya. Ji An pun sebal karena Supir Ryu tidak menjaga Seohyun. Seohyun berbohong, ia mengaku meninggalkan Supir Ryu dan pergi menemui temannya.
Tiba-tiba, ponsel Ji An berdering. Tahu itu dari
Do Kyung, Seohyun pun langsung merebut ponsel Ji An dan mematikannya. Ia takut dimarahi kakaknya.
“Kau membawa dompet. Kau bisa pergi ke pasaraya
dan membeli baju.” Ucap Ji An.
“Mana bisa aku ke pasaraya dengan penampilan
seperti ini? Bagaimana jika seseorang mengenaliku?” tanya Seohyun.
Ji An pun melepas jaketnya dan memakaikan
jaketnya ke Seohyun, lalu mengajak Seohyun pergi membeli baju. Seohyun yang
takut org2 mengenalinya, sontak menolak. Ji An pun akhirnya memesan baju untuk
Seohyun secara online.
Do Kyung masih sibuk mencari Ji An. Ia mengajak
Seketaris Yoo mencari Ji An ke seluruh rumah sakit.
Ji An membawa Seohyun ke salah satu outlet
Haesung. Seohyun menaikkan jaketnya sampai ke kepala dan terus bersembunyi di belakang
Ji An.
Do Kyung semakin cemas karena tak bisa menemukan
Ji An dimana pun.
Ji An berencana memanggilkan taksi untuk Seohyun agar Seohyun tidak telat pergi sekolah. Untuk pertama kalinya, Seohyun berterima kasih pada Ji An dan mengaku bersyukur memiliki kakak seperti Ji An.
“Kau bisa menghubungi Kak Do Kyung.” Ucap Ji An.
“Aku bisa terkena masalah kalau menghubunginya.” Jawab
Seohyun.
“Itu tidak benar. Jika sungguh meminta bantuan, dia
akan membantumu. Jadi, mulai sekarang, minta bantuannya jika terjadi sesuatu.” Ucap
Ji An.
“Kakak tidak mengenalnya dengan baik. Sebagai
pewaris Perusahaan Haesung, dia telah berlatih sejak kecil. Dia tidak akan
melakukan hal yang bertentangan dengan aturan keluarga.” Jawab Seohyun.
“Kakak yakin dia tidak selalu begitu.” ucap Ji
An.
“Selain itu, kini aku bisa menghubungi Kakak. Untuk
apa aku menghubungi Kak Do Kyung?” tanya Seohyun.
“Kakak bersyukur dan meminta maaf.” Jawab Ji An.
“Bersyukur dan meminta maaf untuk apa? Aku hanya
merepotkan Kakak.” Ucap Seohyun.
“Kakak tidak bisa memberitahumu sekarang, tapi kau
akan segera tahu.” jawab Ji An.
Karena takberhasil menemukan Ji An, akhirnya Do Kyung menunggu Ji An di depan gedung acara. Begitu Ji An datang,Do Kyung langsung memarahi Ji An. Ia mengaku sangat mencemaskan Ji An serta mengecek luka Ji An. Tapi Ji An bilang itu hanya luka bakar biasa. Ji An juga mengaku habis dari suatu tempat dan minta maaf karena tidak bisa memberitahu Do Kyung.
“Kau membuatku cemas, tapi tidak bisa
memberitahuku? Lantas kenapa ponselmu dimatikan?”
“Pelankan suaramu. Kita di gedung acara.” Ucap Ji
An.
Seketika, Do Kyung pun tersadar dan kembali
dengan perasaannya. Ji An juga menatap Do Kyung dengan tatapan bingung. Tak
lama kemudian, mereka pun berpisah arah. Ji An masuk ke gedung acara sementara
Do Kyung berjalan keluar.
Do Kyung mengingat satu per satu kebersamaannya dengan Ji An setelah ia mengetahui Ji An bukanlah adiknya. Ia juga mengingat kata-kata Gi Jae tadi tentang dirinya yang memperhatikan Ji An sambil senyum-senyum. Tak butuh waktu lama bagi Do Kyung untuk menyadari perasaannya pada Ji An. Sementara itu, Ji An yang bersembunyi di gudang juga syok begitu sadar dirinya sudah jatuh cinta pada Do Kyung.
Tuan Seo akhirnya mengetahui jika selama ini Ji
Ho bekerja. Ia memeriksanya sendiri ke deparment store tempat Ji Ho bekerja dan
memergoki Ji Ho sedang bekerja. Ji Ho juga terkejut melihat ayahnya datang.
Ji Ho minta maaf sudah berbohong. Ia mengaku
tidak punya pilihan lain selain berbohong. Ia tahu ayahnya pasti tidak akan
setuju dirinya bekerja. Tuan Seo pun marah, ia bertanya apa kuliah adalah hal
yang buruk. Tuan Seo dan Ji Ho lantas berdebat. Ji Ho bilang, ia sudah ribuan
kali mengatakan tidak mau kuliah. Tuan Seo tetap ingin Ji Ho kuliah. Ia yakin,
Ji Ho akan berubah pikiran jika belajar dengan baik.
“Jika belajar dengan baik, aku pasti sudah
kuliah. Tapi aku tidak pandai belajar. Aku tidak menikmati atau menyukai
pelajaran. Untuk apa aku kuliah? Universitas dipenuhi orang yang belajar di
luar negeri. Banyak orang berkualitas yang tidak bisa mendapat pekerjaan. Meski
berusaha keras, aku tidak akan bisa masuk universitas bagus. Jadi, untuk apa
aku kuliah? Itu hanya membuang waktu dan uang.” Ucap Ji Ho.
“Appa, Jebal! Untuk apa menyelesaikan kuliah? Kuliah
menjamin kesuksesan? Hidup yang baik? Ayah juga kuliah, bukan? Kak Ji An juga
kuliah. Untuk apa Ayah membuang uang Ayah padahal keadaan kita pas-pasan? Lebih
baik aku mulai mencari uang.” Ucap Ji Ho.
“Sudah ayah bilang. Ayah bilang ayah tidak akan membiarkanmu
bekerja sambil belajar. Kini ayah menghasilkan uang.” Jawab Tuan Seo.
“Gunakan uangnya untuk membayar utang. Aku sudah
terlalu dewasa untuk menerima bantuan Ayah. Aku berhak memutuskan pilihanku
dalam hidup.” ucap Ji Ho.
Ji Ho juga mengaku bahwa selama ini ia menabung
untuk membuka usaha sendiri. Ia juga bilang, uang yang ia dapatkan dari sang
ayah, tidak pernah ia gunakan sepeser pun dan ia berikan pada Ji Tae.
Tuan Seo kaget, kepada Ji Tae?
“Dialah yang membayar semua utang kita. Aku
selalu merasa berutang kepada Kak Ji Tae.” Jawab Ji Ho.
“Maksudmu kau hanya akan mencari uang tanpa kuliah
karena kita miskin?” tanya Tuan Seo.
“Orang-orang kuliah agar mendapat pekerjaan
bagus.” Jawab Ji Ho.
“Semua orang pernah berkuliah.” Ucap Tuan Seo.
“Pernah berkuliah? Apa salahnya jika tidak
kuliah? Banyak hal yang bisa kulakukan dengan uang.” Jawab Ji Ho.
Tuan Seo pun tidak tahu harus mengatakan apa
lagi. Ji Ho yang cemas kalau ibunya akan membuat keributan setelah Ji Tae
kembali nanti, memutuskan menceritakan semuanya pada ibunya sekarang.
Tuan Seo pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi
pada Ji Ho. Ji Ho hanya bisa menghela napas menatap kepergian sang ayah.
Ketika menyusuri jalanan, Tuan Seo mengingat
alasan Ji An ingin pindah ke keluarga Haesung. Ia juga mengingat pertengkaran
Ji Tae dan Soo A waktu itu, serta ingat kata-kata sang istri kalau dirinya hanyalah
kuli bangunan dan teringat kata-kata Ji Ho yang tidak ingin kuliah.
Seohyun yang lagi sarapan bareng keluarganya
terkejut saat menerima foto-fotonya lagi dugem sama Supir Ryu di Hongdae.
Seseorang mengirimkan foto itu ke ponselnya, gak cuma satu tapi beberapa.
Seohyun pun buru-buru beranjak dari ruang makan. Ia beralasan, dirinya tersedak
dan harus kembali ke kamar.
Setibanya di kamar, orang itu juga mengiriminya
foto saat dirinya tengah dicium Supir Ryu. Seohyun makin panic. Tak lama
kemudian, si pengirim foto menghubunginya. Dia adalah wanita yang kemarin
menjambak Seohyun. Istrinya Supir Ryu. Seohyun menjelaskan, kalau ia tidak
ciuman dengan Supir Ryu. Wanita itu pun mengajak Seohyun ketemuan.
Ketika sudah di mobil, Seohyun pun protes karena
Supir Ryu tidak menghubunginya dan menjawab panggilannya. Supir Ryu beralasan,
bahwa wanita itu sudah mengambil ponselnya. Seohyun lalu menuntut penjelasan,
terkait yang dikatakan wanita itu.
“Aku sudah menikah.” Jawab Supir Ryu.
“Kenapa tidak memberitahuku?” tanya Seohyun.
“Anda tidak bertanya.” Jawab Supir Ryu.
“Aku harus bagaimana?” tanya Seohyun.
“Aku sudah bilang kepadanya itu bukan salah Anda.”
Jawab Supir Ryu.
“Aku ingin menceraikannya. Itu sebabnya dia
mengancam Anda.” Jawab Supir Ryu.
“Cerai? Kenapa kau ingin bercerai?” tanya
Seohyun.
“Aku harus menjaga Anda.” Jawab Supir Ryu.
“Apa maksudmu? Kita tidak bisa bersama.” Ucap Seohyun.
Di ruangannya, Tuan Choi sedang berbicara dengan
seseorang mengenai hasil tes DNA nya dengan Ji An.
Do Kyung dan Ji An mulai saling menghindari. Ji An yang hendak meninggalkan kantor, tanpa sengaja melihat Do Kyung di lobby. Ia pun langsung bersembunyi. Do Kyung tadinya mau menghampiri Ji An tapi begitu menyadari tentang perasaannya, ia pun langsung menghindar.
Beralih ke Hee. Bekas luka jahitan tampak di punggungnya saat ia mengenakan kemeja. Saat mau menutup pintu lemarinya, tanpa sengaja pandangannya jatuh ke sebuah kotak. Hee mengambil kotak itu, kemudian duduk di kasur dan membuka kotak itu. Kotak itu berisi kartu-kartu ucapan dari Boss Kang.
Dan kini, Hee sudah berada di kafenya. Ia
senyum-senyum sendiri membaca kartu ucapan dari Boss Kang.
“Sun Woo Hee, kamu datang kepadaku seperti cahaya
matahari hangat di musim semi. Aku senang bisa menghabiskan musim dingin kedua
bersamamu.” Tulis Boss Kang.
Tak lama kemudian, Boss Kang datang ke kafenya. Hee pun panic dan langsung menyembunyikan kartu ucapan itu. Boss Kang lantas memesan secangkir cappuccino dan menu barunya. Boss Kang pun memuji-muji roti buatannya sendiri.
“Mereka menggunakan tepung bagus?” ucap Boss
Kang.
“Tentu saja. Kau tidak akan ingat, tapi aku tidak
bisa mencerna tepung. Tapi roti mereka tidak pernah membuatku sakit perut.” Jawab
Hee.
“Aku hanya bertanya apakah mereka menggunakan
tepung bagus. Ini amat lezat. Kau memilih pemasok yang bagus.” Ucap Boss Kang,
membuat Hee tambah kesal.
Di toko roti, Ji Soo lagi membaca artikel soal
perayaan ultah Haesung di internet. Tak lama kemudian, Boss Kang datang sambil
mengeluh sakit perut dan langsung meminum susu organiknya untuk meredakan nyeri
perutnya.
“Anda dari mana sampai selalu sakit perut saat
kembali? Pak. Kenapa Anda tidak mempekerjakan orang lain? Anda mengabaikan
perkataanku? Sudah kubilang, aku ingin berhenti.” Ucap Ji Soo.
“Maka kau tidak boleh mengantarkan rotinya. Atau
menemui si Pria Bersepeda.” Jawab Boss Kang.
“Aku bisa apa jika itu sudah takdirku? Mungkin
aku ditakdirkan untuk fokus membuat roti.” Ucap Ji Soo.
Ji Soo lalu menawarkan dirinya untuk membantu
Boss Kang mencari pegawai baru.
“Kau tidak mengerti ucapan Mastermu?” tanya Boss
Kang.
“Master? Anda akan mengajariku cara membuat roti?”
tanya Ji Soo senang.
“Jangan panggil aku "Master". Aku
membutuhkan bantuanmu, jadi, untuk sekarang jawabannya ya.” jawab Boss Kang.
Ji Soo pun senang bukan kepalang. Bahkan saking
senangnya, ia sampai memeluk Boss Kang.
Ji An yang kembali mengawasi upacara penutupan ultah Haesung, nampak termenung. Dari kejauhan, Do Kyung menatap Ji An yang termenung dengan tatapan lirih.
Tiba-tiba Ji Soo datang. Do Kyung terkejut
melihat Ji Soo. Ji An yang juga terkejut melihat Ji Soo pun buru-buru pergi. Do
Kyung yang terkejut melihat kedatangan Ji Soo, langsung mengalihkan
pandangannya ke Ji An. Ia hanya bisa menghela napasnya melihat Ji An yang
buru-buru pergi.
“Oppa, kau melihat Ji An? Aku kesini mencari Ji
An. Dimana dia?” tanya Ji Soo ke Do Kyung.
“Kau ingin mengatakan sesuatu padanya?” tanya Do
Kyung.
“Ya, aku menjadi murid Pak Tukang Roti. Adonan
buatannya bagus. Dia tidak pernah bersedia mengajari siapa pun, tapi dia
memilihku. Ji An pasti senang mendengar kabar ini. Aku ingin memberitahunya
langsung.” jawab Ji Soo sambil meloncat-loncat kegirangan.
Ji An pun kembali curhat pada Myung Shin. Ia langsung menemui Myung Shin begitu Myung Shin menghubunginya.
“Aku tidak sanggup menemuinya lagi. Melihat wakil
presdir bersamanya membuatku merasa tercekik.” Ucap Ji An.
“Hanya tinggal beberapa hari lagi. Wakil
presdirmu menyuruhmu menunggu sampai acaranya selesai.” Jawab Myung Shin.
“Itu caranya menjagaku. Dia pasti amat frustasi
saat melihat Ji Soo.” Ucap Ji An.
“Kau tidak perlu mencemaskannya. Sisa waktumu
empat hari.” Jawab Myung Shin.
“Aku pantas dihukum, jadi, aku akan menerimanya.”
Ucap Ji An.
Ponsel Ji An berbunyi. Ji an pun buru-buru
menjawab panggilan yang ternyata dari Nyonya No itu. Nyonya No mengajak Ji An
makan bersama Tuan Seo dan Nyonya No. Mendengarnya, Ji An langsung gemetaran.
Nyonya No beralasan, itu hadiah untuk Ji An karena Ji An sudah berusaha keras
menjadi putrinya. Nyonya No pun berjanji tidak akan memutuskan hubungan Ji An
dengan Tuan Seo dan Nyonya Yang.
Mendengar itu, Ji An pun memutuskan pulang lebih
cepat. Karuan saja, itu membuat Nyonya No senang. Ji An ingin mengatakan
sesuatu pada Tuan Choi dan Nyonya No.
Ji Tae dan Soo A akhirnya kembali dari Kanada.
Mereka terlihat sangat bahagia.
Sementara itu, Ji An menghubungi Do Kyung. Ji An mengaku ingin mengatakan sesuatu pada Do Kyung dan mengajak Do Kyung ketemuan.
Do Kyung mengajak Ji An ketemu di restoran khusus anggota N-Gaon. Sebelum pergi, Ji An mengambil surat resgin nya dan menatap sekeliling kantornya.
Ternyata alasan Ji An mengajak Do Kyung bertemu,
karena Ji An ingin Do Kyung menemaninya saat ia mengakui bahwa dirinya bukan
Eun Seok pada orang tua Do Kyung. Namun sebelum Ji An bicara, Do Kyung terlebih
dahulu mengembalikan ponsel lama Ji An. Do Kyung pun menceritakan bagaimana ia
bisa mendapatkan ponsel Ji An.
Ji An pun mengambil ponselnya tanpa protes
sedikit pun. Ia mengaku, situasinya sekarang membuatnya tidak bisa protes soal
ponsel itu.
Do Kyung juga mengatakan sudah menemukan
pekerjaan baru untuk Ji An. Ia berkata, setelah rahasia itu terbongkar, Ji An
tidak bisa lagi bekerja di Haesung. Ia menyuruh Ji An bekerja di Perusahaan
Eunseng, perusahaan pamannya Gi Jae yang ternyata lebih besar dari Haesung.
Namun Ji An menolaknya. Ia mengaku tidak akan bekerja di Haesung atau pun
Eunseng.
“Katamu kau tidak punya rencana. Jadi, aku
berusaha membantumu. Aku memberikannya kepadamu karena kau pantas menerimanya.”
Ucap Do Kyung.
“Tolong hentikan. Bukan bantuan seperti itu yang
kubutuhkan sekarang.” jawab Ji An.
“Lantas bantuan apa? Pikirmu kau bisa memikirkan
soal harga diri? Kau hanya memedulikan orang tuamu? Kau tidak peduli dengan
yang akan terjadi setelah kau mengaku? Kenapa kau amat bodoh? Aku mencarikanmu
pekerjaan baru.” Ucap Do Kyung.
“Itu tergantung orang yang memberi bantuan. Penerimanya
tidak punya pilihan.” Jawab Do Kyung.
“Kenapa kau bilang begitu?” tanya Ji An.
“Apa maksudmu?” tanya Do Kyung balik.
“Kau terdengar murah hati. Seakan-akan kau mengasihaniku.
Bukankah itu seperti pengecut?” jawab Ji An.
“Pengecut?” tanya Do Kyung.
“Katakan karena kau peduli kepadaku. Bisakah kau
mengatakan itu? Haruskah kau menjaga jarak seperti itu? Setelah kita
menghabiskan waktu bersama? Kau tidak perlu terdengar memaksa dan merendahkan.”
Jawab Ji An.
“Benar. Aku
peduli kepadamu. Tapi kenapa aku harus mengakui itu? Apa pedulimu? Kenapa kau
ingin tahu? Apa yang bisa kuperbuat untukmu? Apa yang kau inginkan dariku?”
tanya Do Kyung.
Belum sempat Ji An menjawab, Do Kyung sudah
mengatakan bahwa jalan mereka berbeda.
“Kau tinggal bersama kami cukup lama untuk
mengetahui itu. Apa yang kau harapkan dariku? Kenapa kau menatapku seperti itu?
Kau siapa? Kenapa? Karena kita berciuman? Aku tertarik kepadamu dan menciummu. Lantas
kenapa? Ciuman? Aku bisa menciummu 100 kali. Aku bisa tidur denganmu. Apa yang
tidak bisa? Kau bukan adikku. Tapi hanya itu. Meski aku amat menyukaimu.” Ucap Do
Kyung.
Tangis Ji An langsung pecah. Begitu pun Do Kyung
yang matanya mulai berkaca-kaca. Dengan mata berkaca-kaca, Do Kyung bilang
kalau ia harus menikahi Jang So Ra. Ia meminta Ji An tidak berharap banyak
padanya. Ia menyuruh Ji An hidup sesuai jalan hidup Ji An, dan ia akan hidup
dengan jalannya sendiri.
“Apa yang bisa kuperbuat untukmu? Akan kupastikan
orang tuamu tidak akan dituntut.” Ucap Do Kyung.
Setelah mengatakan itu, Do Kyung pun beranjak
pergi.
Sesampainya di rumah keluarga Haesung, Ji An langsung disambut kemarahan Tuan Choi. Tuan Choi menatapnya dengan tajam dan bertanya, apakah dirinya benar-benar Choi Eun Seok. Sontak Nyonya No bingung melihat sikap suaminya, sedangkan Ji An terkejut Tuan Choi sudah mengetahui duluan rahasianya bukan Eun Seok.