Di tengah kepanikan mereka, Ji An ingat kain biru yang pernah diberikan Tuan Jung saat di hutan dulu. Dengan meminjam motor pengantar barang, Ji An pun bergegas pergi mengambil kain itu.
Sementara itu, Do Kyung makin panic karena Ji An tiba2 saja tidak bisa dihubungi. Tak lama kemudian, Ji An datang membawa kain itu. Ji An berhasil membawa kain itu tepat pada waktunya.
“Ini pemberian Pak
Jung kepadaku. Aku meninggalkannya di kantor. Aku tidak bisa menelepon karena
tadi naik motor.” Ucap Ji An.
“Motor? Kau pergi ke
sana dan kembali naik motor?” kaget Do Kyung.
“Aku melebihi batas
kecepatan.” Jawab Ji An, lalu mulai merapikan kain itu.
Acara utama pun dimulai, tapi ditengah2 acara Tuan Choi pergi duluan dengan alasan tidak enak badan.
Acara ultah
perusahaan berlangsung sukses. Tim pemasaran bahkan mendapatkan bonus sebagai
tambahan. Nyonya No menatap Ji An dengan bangga. Sementara Do Kyung memuji
pekerjaan Ji An.
Do Kyung dan tim
pemasaran pun pergi makan-makan untuk merayakan suksesnya acara Haesung.
Manajer Lee memuji Ji An yang sudah menyukseskan acara itu. Do Kyung dan
anggota pemasaran yang lain ikut memuji Ji An, kecuali Ha Jung yang menatap Ji
An dengan tatapan kesal.
Ha Jung masuk ke toilet. Melihat Ji An ada di sana juga, ia langsung menatap Ji An dengan kesal. Ji An memuji Ha Jung yang sudah bekerja keras. Tapi Ha Jung malah menyindir Ji An.
“Kau mengajakku
bertengkar setelah meminum tiga gelas?” tanya Ji An.
“Aku tidak mengajak
bertengkar. Aku mengakui kau lebih baik dariku.” Jawab Ha Jung.
“Ini sebabnya alkohol
itu baik. Alkohol membuat orang berkata jujur.” Ucap Ji An.
“Aku akan berhenti. Aku
akan meminta ayahku mencarikan pekerjaan lain.” Jawab Ha Jung.
“Baiklah. Berhenti
saja. Jika kau berhenti, orang yang memang pantas akan bisa bekerja.” Ucap Ji
An.
“Aku tidak peduli
soal itu. Aku berhenti karena dirimu. Aku merasa tidak nyaman. Itu menyebalkan.”
Jawab Ha Jung.
“Kau tidak senang karena aku membuatmu tampak buruk? Fakta bahwa aku mengambil yang sama sekali bukan milikmu? Kau tahu tidak akan bisa mengalahkanku jika tetap berada di sini, jadi, kau melarikan diri.” Ucap Ji An.
“Masih banyak
perusahaan yang bisa kudatangi.” Jawab Ha Jung.
“Pasti begitu. Tapi
di mana pun kau, jangan pernah lupa bahwa orang-orang yang mengetahui caramu
masuk akan terus mengejek dan meremehkanmu. Mereka akan tersenyum kepadamu,
tapi menertawaimu di dalam hati. Karena kau pecundang sejati.” Ucap Ji An.
“Kau bisa berkata
sesukamu. Hidupku akan lebih baik daripada hidupmu.” Jawab Ha Jung.
“Tentu. Kau akan
hidup enak. Hidupmu akan selamanya lebih baik dari hidupku. Tentu saja, hanya
di luarnya. Selagi orang-orang mencibir tentang dirimu yang sebenarnya.” ucap
Ji An.
“Aku mengakui bahwa kau
lebih baik karena kita pernah berteman.” Jawab Ha Jung.
“Aku memang lebih
baik darimu meski kau tidak mengakuinya. Pikirmu kau akan merasa lebih baik jika
mengatakannya sebelum keluar? Tidak akan. Kau tidak punya harga diri.” Ucap Ji
An.
Ha Jung mulai kesal,
ia pun meneriaki Ji An.
“Kau memakai
koneksimu. Hiduplah sepantasnya. Jangan merasa bangga karena ayahmu membantumu.
Kau seharusnya malu. Merasa malulah.” Ucap Ji An.
Ha Jung tambah kesal,
tapi ia tak bisa membalas Ji An karena merasa kata2 Ji An benar.
Tim pemasaran mulai mabuk, Ha Jung bahkan harus digendong oleh Oh. Do Kyung pun menyuruh Ji An menunggunya sebentar karena ia mau mengantar tim pemasaran ke mobil. Tapi begitu ia kembali, Ji An sudah pergi.
Setelah beberapa menit berputar2 mencari Ji An, Do Kyung akhirnya menemukan Ji An yang jongkok di tepi jalan. Do Kyung bergegas mendekati Ji An.
“Seo Ji An sawon. Bangunlah.
Aku akan mengantarmu.” Ucap Do Kyung.
“Jangan khawatirkan
aku.” jawab Ji An.
“Aku sedang menjaga
seorang pegawai hebat. Bukan hanya dirimu.” Ucap Do Kyung.
“Hari ini aku cukup
hebat, bukan? Bukan begitu, Pak Choi?” tanya Ji An.
“Kau hebat.” Puji Do
Kyung.
“Bisa beri aku lima
menit? Aku sangat mengantuk.” Ucap Ji An, lalu mulai menenggelamkan kepalanya
diantara lututnya.
Do Kyung pun semakin
lirih menatap Ji An. Apalagi setelah melihat lutut Ji An yang terluka, ia
semakin iba pada Ji An.
“Mengenai yang
kulakukan hari ini. Maukah kau memberi tahu ibu dan ayahmu mewakilkan aku? Berjanjilah
kau akan bilang tentang usahaku untuk membawa kain biru itu dari kantor.” pinta
Ji An.
“Hari ini, kau sangat
hebat. Kau sudah mengalami banyak kesulitan. Tidak hanya hari ini. Sampai hari
ini. Kau sudah bekerja keras. Kau sudah banyak menderita, Seo Ji An.” Ucap Do
Kyung.
Ji An pun membuka
matanya dan menatap Do Kyung.
“Aku sangat hebat hari
ini.” jawab Ji An.
“Kau hebat.” Ucap Do
Kyung.
Do Kyung lalu mengelus kepala Ji An dan berkata, Ji An sudah bekerja dengan baik. Ji An pun berkata, kalau Do Kyung sudah terlihat seperti kakak sungguhan baginya. Ji An lantas mengaku, bahwa ia menyukai Do Kyung sejak Do Kyung menjadi kakaknya.
“Tapi semuanya akan
berakhir dalam lima hari. Kurasa aku tidak bisa berpamitan saat itu. Akan
kulakukan sekarang saja. Aku merasa bersalah. Aku berterima kasih. Kuharap kau
akan baik-baik saja.” Ucap Ji An.
Tangis Ji An mulai
berjatuhan.
“Kita tidak boleh bertemu
lagi. Jangan pernah.” Ucap Do Kyung.
Ji An mengangguk,
sementara itu tangisnya yang sempat berhenti, kini mulai berjatuhan lagi.
Ji An kemudian memegang tangan Do Kyung. Ia mau menurunkan tangan Do Kyung, tapi Do Kyung malah menaikkan tangannya yang satu lagi, memegang pipi Ji An.
Tak lama kemudian, Do
Kyung mendekatkan bibirnya ke bibir Ji An. Ji An pun memejamkan matanya,
membiarkan Do Kyung mengecup bibirnya.
Tuh kaan seperti yang
sy prediksi sebelumnya, tidak perlu menunggu lama untuk melihat babak baru
hubungan Do Kyung dan Ji An…
Sy nangis lihat
endingnya… Feel nya dapet… Park Shi Hoo dan Shin Hye Sun pantes dapat daesang…
Dan, Supir Ryu… Sy
kecewa karakternya dibikin jahat… sejak awal sy ngeship Seohyun sama Supir Ryu…
itu yg motion Seohyun sy yakin suruhan Supir Ryu. Momennya pas banget, sama
Supir Ryu buka kaca mobil, terus tau2 ada yg moto mereka… Kesannya, Supir Ryu
kayak sengaja buka kaca mobil biar foto Seohyun terambil dengan jelas…
0 Comments:
Post a Comment