Se Ryung menemui Seung Yoo di penjara. Seung Yoo kaget dan mencemaskan Se Ryung. Se Ryung menyuruh Seung Yoo mengatakan yang sebenarnya kalau hari itu ia pergi bersamanya, bukan
bersama Putri. Hanya itu
satu2nya cara agar Seung Yoo tetap hidup. Seung Yoo tidak setuju Se Ryung
menggantikan tempatnya. Se Ryung terus membujuk agar Seung Yoo mengatakan hal
yang sebenarnya. Seung Yoo tanya, jadi Se Ryung ingin menggantikan tempatnya?
Se Ryung meyakinkan Seung Yoo kalau ia akan baik2 saja. Ia juga mau mengatakan
kalau dirinya anak Pangeran Sooyang. Tapi sebelum sempat ia mengatakan hal itu,
Pangeran Sooyang datang!!
Pangeran Sooyang syok melihat anak gadisnya ada di
sana. Para penjaga pun menarik Se Ryung keluar. Seung Yoo dan Se Ryung saling
berpegangan, namun pegangan itu terlepas. Se Ryung teriak, Guru! Penjaga
membawa Se Ryung keluar. Seung Yoo teriak, biarkan gadis itu pergi! Pangeran
Seung Yoo terkejut dan menatap tajam Seung Yoo.
Penjaga mendorong Se Ryung ke tanah. Se Ryung berdiri
dan mencoba masuk lagi. Namun penjaga menghalanginya. Se Ryung memohon agar
penjaga mengizinkannya masuk karena masih ada hal yang mau dikatakannya pada
Seung Yoo. Lalu Pangeran Sooyang datang. Pangeran Sooyang memarahi penjaga yang membiarkan Se Ryung
masuk menemui seorang criminal. Para penjaga ketakutan dan memohon ampun.
Pangeran Sooyang mengampuni mereka dengan satu syarat. Mereka harus
merahasiakan hal ini. Para penjaga mengerti dan beranjak pergi.
Pangeran Sooyang menatap putrinya tajam.
“Ayah.” Panggil Se Ryung.
“Beraninya kau memanggilku begitu di tempat seperti
ini.” jawab Pangeran Sooyang kesal.
Se Ryung langsung diam.
“Ikut aku.” ucap Pangeran Sooyang.
Se Ryung menghela napas, lalu mengikuti ayahnya.
Di selnya, Seung Yoo mondar mandir. Ia cemas
memikirkan nasib Se Ryung. Penjaga kemudian menghampiri Seung Yoo. Seung Yoo
tanya apa yang terjadi pada gadis (Se Ryung) itu? Penjaga memperingatkan, tidak
ada yang datang ke sini. Jika kau ingin tetap hidup. Cam kan itu. Seung Yoo
teriak, apa yang terjadi padanya? Apa dia sudah pergi meninggalkan istana?
“Kenapa kau ada di sini? Apa kau pernah bertemu
dengan Kim Seung Yoo sebelumnya?” tanya Pangeran Sooyang.
Se Ryung diam saja. Ia tampak ketakutan.
“Aku tanya apa kau mengenalnya!” tanya Pangeran
Sooyang.
“Orang itu… selamatkan dia, ayah. Orang yang dia
temui di luar istana… itu bukan Putri. Itu saya.” jawab Se Ryung dengan mata
yang berkaca2.
Pangeran Sooyang kaget bukan main.
“Saya berpura2 menjadi Putri dan menggantikannya
belajar. Karena saya dengar saya akan menikah dengannya. Saya penasaran orang
seperti apa dia.” ucap Se Ryung lagi.
“Kau? Bertemu Kim Seung Yoo, berpura2 menjadi Putri?
Orang yang pergi bersamanya ke Gibang adalah kau? Jangan bilang orang yang
dimaksudnya dalam suratnya adalah kau.” Tanya Pangeran Sooyang.
“Maafkan saya ayah.” Jawab Se Ryung.
“Kim Seung Yoo, apa dia tahu kau adalah putriku?”
tanya Pangeran Sooyang.
“Tidak tahu. Dia mengira saya adalah dayang yang
menggantkan Putri. Dia juga menyelamatkan hidup saya…. ayah, tolong selamatkan
dia. Saya tidak bisa membiarkan dia mati karena saya. Katakan yang sebenarnya
pada Yang Mulia.” Pinta Se Ryung.
“Mengatakan yang sebenarnya? Bagaimana bisa kau
begitu bodoh. Aku selalu mengingatkanmu, kesalahan kecil bisa membuatmu
kehilangan nyawamu. Jika orang2 tahu anak Pangeran Sooyang berpura2 menjadi
Putri, bukan hanya kau, tapi juga ayahmu bahkan adikmu juga akan kehilangan
nyawa. Apa itu yang kau inginkan?” jawab Pangeran Sooyang.
Se Ryung tampak bingung dan pucat.
“Baiklah. Kau tidak pernah ke sini malam ini. Kau juga
tidak pernah bertemu Kim Seung Yoo sebelumnya. Bagi Kim Seung Yoo, kau hanya
seorang dayang. Kau mengerti.” Ucap Pangeran Sooyang.
Se Ryung menghela napas. Matanya berkaca2. “Saya akan
melakukan apapun yang anda minta. Tapi tolong selamatkan dia.”
“Se Ryung.”
Se Ryung berlutut dan memohon, “Tolong. Tolong selamatkan dia. Jika sesuatu yang buruk menimpanya, saya tidak akan bisa hidup.”
“Kebenaran ini… apa Putri Kyung Hee tahu?” tanya
Pangeran Sooyang.
“Ya.” jawab Se Ryung.
“Ayahmu akan mengurus hal ini.” jawab Pangeran
Sooyang.
“Ayah.” Bujuk Se Ryung.
“Berjanjilah kau tidak akan menemuinya lagi.” Pinta
Pangeran Sooyang.
“Saya janji.” Jawab Se Ryung.
Pangeran Sooyang mengantar Se Ryung ke tandu. Yeo Ri
dan pengawal lainnya sudah menunggu. Pangeran Sooyang meminta pengawalnya
mengawal Se Ryung sampai ke rumah dan memastikan Se Ryung tidak bertemu
siapapun sepanjang jalan. Pengawal menyanggupi. Mereka lalu memberi hormat pada
Pangeran Sooyang dan beranjak pergi.
“Bagaimana caranya surat itu bisa ada di tangan Biro Penyelidik?” tanya Eun Geum.
“Ini perbuatan Paman Sooyang. Dia melakukan ini untuk
membatalkan pernikahanku dengan Jikgang Kim.” Jawab Putri Kyung Hee.
“Apa?! Jika ini berlanjut, Jikgang Kim akan
kehilangan nyawanya. Apa yang harus kita lakukan?” ucap Eun Geum.
“Jika ini terjadi, hubungan Raja dan Penasehat Kim
akan memburuk. Mana mungkin Penasehat Kim akan setia pada Raja yang sudah
membunuh anaknya sendiri?” jawab Putri Kyung Hee.
Putri Kyung Hee lantas bangkit dari duduknya.
Eun Geum tanya, “Anda mau kemana?”
“Aku akan pergi menemui ayah dan mengatakan yang
sebenarnya untuk menyelamatkan Jikgang Kim.” Jawab Putri Kyung Hee.
Namun sebelum itu terjadi, Pangeran Sooyang datang!!
Pangeran Sooyang tanya mau pergi kemana Putri Kyung
Hee? Putri Kyung Hee menjawab kalau dia akan pergi menemui ayahnya untuk urusan
penting. Pangeran Sooyang tanya apa ini disebabkan oleh putrinya, Se Ryung?
Tampak jelas kekagetan di wajah Putri Kyung Hee, namun ia berusaha
menyembunyikannya. Putri berkata kalau Seung Yoo telah dibodohi oleh Se Ryung
yang berpura2 menjadi putri dan orang yang harus dieksekusi adalah Se Ryung.
Pangeran Sooyang tanya apa Putri Kyung Hee membencinya. Putri membenarkan, lalu
tanya apa yang akan dilakukan Pangeran Sooyang. Pangeran Sooyang berkata kalau
Se Ryung melakukan kesalahan yang besar, maka dia harus dihukum tapi jika Se
Ryung sampai kehilangan nyawanya, maka Putri Kyung Hee juga akan merasakan hal
yang sama.
“Beraninya kau mengancamku dengan keselamatan Putra
Mahkota.” Ucap Putri Kyung Hee sambil menatap tajam Pangeran Sooyang.
“Putri, bukankah kau juga mengancam keselamatkan
putriku untuk menyelamatkan Kim Seung Yoo.” Jawab Pangeran Sooyang.
Putri Kyung Hee bangkit dari duduknya dan beranjak
keluar. Namun kata2 Pangeran Sooyang menghentikan langkahnya. Pangeran Sooyang
bertanya, apakah Putri tidak akan menyesal membunuh Se Ryung yang sudah
dianggap seperti adik sendiri? Putri Kyung Hee terdiam. Pangeran Sooyang
tersenyum puas.
Shin Myun dan Jong pergi ke penjara untuk menemui
Seung Yoo akan tetapi petugas melarang mereka masuk. Shin Myun menunjukkan
tanda pengenalnya sbg petugas pemerintah yang bekerja di Hanseong. Tapi petugas
tetap melarang mereka masuk. Jong lalu menunjukkan bajunya dan berkata kalau ia
adalah calon pendamping Putri. Penjaga tersenyum sinis dan mengusir mereka.
Jong dan Shin Myun pun akhirnya pergi.
“Apa yang terjadi di sini? Orang yang akan menjadi
calon Pangeran Pendamping dimasukkan ke penjara? Kudengar ada penyelidikan
lagi. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk?” ucap Jong cemas.
Shin Myun tiba2 beranjak pergi. Ternyata Myun pergi
menemui Se Ryung. Tapi pengawal Pangeran Sooyang tidak mengizinkan Myun bertemu
Se Ryung. Myun memaksa dan berkata kalau ini sangat penting. Pengawal Pangeran
Sooyang berkata kalau ini perintah dari Pangeran Sooyang. Myun pun akhirnya
pergi.
Pangeran Sooyang bertemu dengan para sekutunya.
Pangeran Onyeong berkata kalau mereka harus mengajukan petisi pada Raja untuk
melakukan penyelidikan lebih dalam lagi. Kwon Ram berkata petisi dari 2 kantor
juga akan segera dikirim dan Seung Yoo akan segera dieksekusi. Pangeran Sooyang
diam saja. Pangeran Onnyeong pun heran. Kwon Ram tanya apa Pangeran Sooyang
punya rencana lain untuk menyingkirkan Seung Yoo? Pangeran Sooyang teringat
kata2 Se Ryung tadi.
Flashback
“Tolong,
tolong selamatkan dia. Jika terjadi sesuatu yang buruk padanya, aku tidak akan
bisa hidup.” Ucap Se Ryung sambil menangis.
Flashback
end
Kim Jong Seo merenung. Ia teringat jawaban Seung Yoo
ketika Pangeran Anpyeong bertanya apakah Seung Yoo yang memancing Putri keluar
istana. Saat itu, Seung Yoo berkata kalau itu bukan Putri. Kim Jong Seo pun
akhirnya menyadari sesuatu. Ia pun pergi ke penjara ditemani anak sulungnya,
Seung Kyu.
“Katakankan sesuatu. Apa kau tidak ingin hidup?”
desak Seung Kyu.
“Seung Yoo, ketika Pangeran Anpyung bertanya apa kau
yang memancing Putri keluar, kau dengan jelas menjawab kalau itu bukan Putri.
Kenapa kau mengatakan itu? Apa ada sesuatu yang kau tutupi dari ayah?” Ucap Kim
Jong Seo.
Seung Yoo tetap diam.
“Apapun yang terjadi, katakanlah. Kau tidak boleh
mati sia2 seperti ini.” ucap Seung Kyu.
Seung Yoo tetap diam.
Kim Jong Seo bertemu dengan Pangeran Sooyang dan
kroni2nya. Mereka lalu bicara empat mata.
“Apa kau puas sekarang?” sindir Kim Jong Seo.
“Dia seorang criminal, tentu saja harus dihukum.”
Jawab Pangeran Sooyang.
“Aku tahu kau yang melaporkan Seung Yoo dan
mengirimkan surat itu.” ucap Kim Jong Seo.
“Harus ada seseorang yang melaporkan itu. Beraninya
ia bermain2 dengan Putri. Bagaimana hal ini bisa diampuni begitu mudah? Bahkan
orang hebat sepertimu tidak berkutik jika itu anak sendiri.” jawab Pangeran
Sooyang.
“Kau benar. Aku, Kim Jong Seo, memohon agar kau sudi
menyelamatkan anakku.” Ucap Kim Jong Seo.
“Ini tidak seperti dirimu.” Jawab Pangeran Sooyang.
“Kau menang. Apa yang kau inginkan?” tanya Kim Jong
Seo.
Keesokan harinya, Kim Jong Seo mengajukan surat
pengunduran diri pada Raja Munjong. Raja Munjong kaget. Ia tanya apa Kim Jong
Seo serius ingin mengundurkan diri? Kim Jong Seo memohon Raja menerima surat
pengunduran dirinya. Ia berkata kalau putranya sudah terlibat kejahatan serius
pada keluarga Raja, jadi ia tidak mungkin lagi melayani Raja.
Shin Suk Joo ikut2an. Ia berkata setelah Raja
menerima pengunduran diri Kim Jong Seo, maka mereka harus segera mengeksekusi
Kim Seung Yoo dan melanjutkan proses pemilihan calon Pangeran Pendamping. Raja
Munjong terkejut.
“Yang Mulia, meski kejahatan Kim Seung Yoo tidak
termaafkan, tapi melihat pengorbanan ayahnya, jangan hokum mati Kim Seung Yoo.”
Ucap Pangeran Sooyang.
Raja pun menerima pengunduran diri Kim Jong Seo.
Di Kantor Hanseong, Myun dan Jong menunggu dengan
gelisah. Myun berkata kalau ia harus menemui gadis (Se Ryung) itu, karena itu
satu2nya jalan menyelamatkan Seung Yoo. Jong bingung. Ia tanya siapa gadis yang
dimaksud Myun? Lalu Ja Beon datang. Myun tanya apa yang terjadi?
Ja Beon : Dia selamat. Tapi jabatannya di
pemerintahan diturunkan.
Ja Beon membenarkan. Myun menarik napas lega. Jong
bahkan melonjak saking senangnya.
Ja Beon kemudian memberitahu Myun kalau ada seseorang
yang menunggunya di luar. Myun pun langsung keluar untuk menemui orang itu.
Orang itu, Se Ryung! Jong melihat Se Ryung dan Myun dari jauh. Se Ryung datang
untuk mencari tahu kabar Seung Yoo. Myun kesal. Ia tanya kalau Se Ryung
mencemaskan Seung Yoo, kenapa Se Ryung baru muncul sekarang? Se Ryung
seharusnya pergi ke istana dan menjelaskan semuanya.
“Aku tidak punya pilihan. Bagaimana keadaan guru?”
tanya Se Ryung.
“Dia bebas.” Jawab Myun.
“Dibebaskan hidup2?” tanya Se Ryung.
Se Ryun pun tersenyum lega. “Ini melegakan. Sungguh
melegakan. Aku pikir sesuatu yang buruk akan terjadi padanya…” Se Ryung
menghapus tangisnya. “… terima kasih. Hatiku benar2 lega.”
Se Ryung pun beranjak pergi. Namun kata2 Myun menghentikan
langkahnya. Se Ryung pun berbalik. Myun memberitahu kalau Seung Yoo dibebaskan
hari ini. Se Ryung tersenyum pahit, kemudian beranjak pergi.
Myun jalan kembali ke kantor. Jong tanya siapa wanita
itu. Myun bilang bukan siapa2 dan mengajak Jong menemui Seung Yoo. Jong cengar
cengir. Myun beranjak pergi.
Myung Hoe cs berpesta bersama para gisaeng dan
membagi2kan uang dari Pangeran Sooyang. Myung Hoe memuji kerja keras anak
buahnya. Saat salah satu anak buahnya memberikan uang padanya, ia menolak. Ia berkata
uang akan datang dengan sendirinya jika memiliki kekuasaan.
“Sekarang Kim Jong Seo sudah mengundurkan diri. Aku
seperti merasa gigi yang sakit telah dicabut.” Ucap Pangeran Onyeong sambil
tertawa.
“Sekarang yang tersisa di istana siapa lagi kalau
bukan Pangeran Sooyang.” Ucap Kwon Ram.
“Maka dari itu, kita harus menunjukkan kekuatan
Pangeran Sooyang dalam pemilihan calon Pangeran Pendamping.” Ucap Pangeran
Onyeong.
“Tanpa Penasehat Kim, Baginda Raja tidak ada
apa2nya.” Ucap Kwon Ram.
“Bum Ong (calon besan), kau benar2 memberikan bantuan
besar. Jika saya bisa mendapatkan putra anda, saya tidak akan takut pada
apapun.” Ucap Pangeran Sooyang.
“Sebagai ayah dari anak itu, saya minta pernikahan
anak kita segera dilangsungkan.” Ucap Shin Shuk Joo.
Kim Jong Seo ingin menemui Raja. Tapi Raja menolak
ditemui. Kasim pun serba salah. Kasim akhirnya masuk ke dalam. Raja tampak
kurang sehat. Untuk duduk saja ia sebegitu sulitnya. Kim Jong Seo pun berkata
pengunduran dirinya untuk membuat Pangeran Sooyang lengah. Ia juga berkata akan
membangun kekuatan untuk melindungi Putra Mahkota. Ia meminta Raja
mempercayainya. Raja masih tetap diam di ruangannya. Kim Jong Seo pun berkata
akan meninggalkan Raja sekarang dan meminta Raja menjaga kesehatan.
Seung Kyu menjemput adiknya di tahanan. Sang adik
bertanya, bagaimana caranya ia bisa bebas.
Seung Kyun pun menjawab, “Kulihat kau masih punya
energy untuk penasaran.”
“Bagaimana dengan ayah?” tanya Seung Yoo.
“Kau masih punya keberanian menanyakan ayah?” jawab
Seung Kyu.
“Jadi aku dibebaskan karena ayah?” tanya Seung Yoo.
“Bukan hanya memohon pada Sooyang untuk
membebaskanmu, dia juga mengajukan pengunduran diri pada Yang Mulia. Tidak ada
yang bisa menandingi penghinaan itu. Jadi diam lah dan ikuti aku.” jawab Seung
Kyu.
Seung Yoo berjalan mengikuti kakaknya. Dari balik
pohon, Se Ryung mengamati Seung Yoo. Ia pun teringat kata2 Seung Yoo.
“Setelah
kita menikah, mereka akan memiliki banyak waktu untuk berkuda bersama. Jadi berjanjilah
kalau anda tidak akan pergi meninggalkan istana karena diluar sangat
berbahaya.” Ucap Seung Yoo.
Ia lalu teringat kata2 ayahnya kemarin.
“Kau
tidak boleh bertemu Kim Seung Yoo lagi.” Pinta Sooyang.
Ia kemudian teringat kebersamaannya dengan Seung Yoo.
“Aku akan melakukan apapun asal dia selamat.” Batin
Se Ryung.
Se Ryung pun beranjak pergi dengan menahan
kesedihannya.
Seung Kyu membawa adiknya pulang. Kim Jong Seo sudah
menunggunya bersama Lady Ryu dan Ah Gong. Begitu tiba di rumah, Seung Yoo
langsung berlutut pada ayahnya. Kim Jong Seo menyuruh Seung Yoo berdiri. Seung
Yoo menahan tangisnya. Ia benar2 merasa bersalah pada ayahnya. Lady Ryu dan Ah
Gong juga sedih melihat Seung Yoo.
Seung Yoo dan sang ayah bicara berdua. Sang ayah
berkata bagaimana bisa seorang pria berlutut hanya karena masalah kecil?
Seung Yoo : Bagaimana bisa ayah menahan penghinaan
seperti ini?
Kim Jong Seo : Kau pikir aku seorang pria yang akan
mundur hanya karena anakku? Jangan mudah berlutut pada seseorang. Aku sudah
melakukannya di depan Sooyang. Kelak, kau akan menggantikanku melawan orang2
Sooyang.
Seung Yoo : Ayah.
Kim Jong Seo : Terus menerus memikirkan masa lalu,
itu bukan sikap seorang pria. Pergilah ke tempat yang jauh dan kembali lah
setelah pikiranmu tenang.
Malamnya, Myun dan Jong mendatangi kediaman Seung
Yoo. Seung Kyu melarang mereka masuk. Myun dan Jong tidak mengerti. Myun tanya
ada apa.
Seung Kyu : Apa kau tidak tahu ayahmu mengajukan
petisi pada Raja untuk mengeksekusi Seung Yoo?
Myun dan Jong kaget.
Seung Kyu : Bagaimana bisa ayahmu memilih berada di
sisi orang seperti Sooyang? Jangan pernah datang ke sini lagi.
Seung Kyu pun menyuruh pelayan menutup pintu.
Myun dan Jong sama2 kaget.
Jong : Apa maksudnya? Ayahmu ingin Seung Yoo mati?
Myun : Apa itu benar, ayah? Ayah ingin Seung Yoo
mati?
Shuk Joo : Benar.
Myun : Seung Yoo….. dia sahabatku.
Shuk Joo : Tapi sebelum ia menjadi temanmu, ia adalah
putra Kim Jong Seo. Aku harus memilih antara Kim Jong Seo dan Pangeran Sooyang.
Ini takdir yang tidak bisa dihindari.
Myun : Jadi… ayah memilih Pangeran Sooyang?
Shuk Joo : Aku akan… menaikkan Pangeran Sooyang ke
posisi yang lebih tinggi. Dan kau juga akan menikmatinya. Aku sudah memutuskan
menerima lamaran dari Pangeran Sooyang. Pernikahan akan segera dilaksanakan.
Myun emosi. Ia beranjak keluar dan melampiaskan
emosinya dengan bermain pedang. Myun lalu teringat kata2 ayahnya, bahwa sang
ayah sudah menerima lamaran Pangeran Sooyang. Ia pun kembali memainkan
pedangnya. Ia lalu teringat bagaimana khawatirnya Se Ryung pada Seung Yoo. Myun
pun akhirnya membuang pedangnya dan beranjak pergi.
Pagi2 sekali Seung Yoo sudah bersiap2 untuk pergi. Ia
mengenakan baju biasa dan membawa buntalan. Sesampainya di depan kamar ayahnya,
ia berhenti dan memberi hormat.
Seung Yoo : Aku akan segera kembali dan melindungimu,
ayah.
Seung Yoo pun beranjak pergi Kim Jong Seo membuka
jendela kamarnya dan memandangi kepergian Seung Yoo.
Di luar, Seung Yoo mondar mandir. Ia cemas memikirkan
Se Ryung. Kemudian Myun datang.
Myun : Apa kau baik2 saja?
Seung Yoo : Aku tidak punya pilihan, tapi aku baik2
saja.
Myun : Kemana kau akan pergi?
Seung Yoo : Seperti keinginanku. Kemana pun aku mau…
aku akan pergi tanpa berpamitan pada Jong. Jika dia bicara tentang teman yang
tidak setia atau apa saja, berikan saja dia anggur.
Myun tersenyum geli dan berkata, baiklah. Myun lalu
menghela napas dan berkata, “Padamu… ayahku….”
“Sudahlah. Kita2 pura saja tidak melihat dunia yang
memusingkan ayah kita.” Jawab Seung Yoo.
“Myun, bisakah kau membantuku mencari seseorang?”
tanya Seung Yoo.
“Siapa?” tanya Myun.
“Gadis itu… gadis yang kau lihat waktu itu.” jawab
Seung Yoo.
“Gadis itu, maksudmu…”
“Dia bukan Putri.” Seung Yoo memotong kata2 Myun.
Myun biasa aja. Melihat reaksi Myun, Seung Yoo
berkata lagi, “Kau bahkan tidak terkejut. Kudengar dia dayang istana. Aku tidak
tahu yang lain tentangnya. Setelah dia datang menemuiku di penjara dan dia
ditarik keluar, aku tidak tahu keberadaannya.”
“Setelah mengalami hal yang menyakitkan, kau masih
ingin menemuinya?” tanya Myun.
Tiba saatnya bagi Raja Munjong memutuskan siapa yang
akan menjadi Pangeran Pendamping. Pangeran Sooyang meminta kakaknya untuk
memilih Jong dari keluarga Jung Chung Gyeong. Alasannya adalah karena keluarga
Jung sangat terhormat dan lebih sebanding dengan keluarga Raja dibandingkan
dengan calon lainnya.
Eun Geum melapor pada Putri Kyung Hee soal siapa Pangeran
Pendamping. Namun Putri tak tertarik mendengarnya. Berbeda dengan Jong yang
sangat senang dirinya terpilih sebagai Pangeran Pendamping.
“Apa kau senang terpilih menjadi Pangeran Pendamping?”
tanya Profesor Kepala.
“Sekarang murid yang tidak berguna ini akan menjadi
kepala keluarga. Ibuku yang sedang sakit pasti senang mendengar berita ini.”
jawab Jong.
“Ini bukan sesuatu yang bisa kau banggakan. Posisi
Pangeran Pendamping tidak akan mudah dipikul. Mereka bahkan mengirim Seung Yoo
ke penjara. Mereka mencoba mendorongmu ke setiap arah yang mereka inginkan. “
ucap Profesir Kepala.
“Aku tahu. Meskipun aku tidak sehebat Seung Yoo, aku
janji akan melindungi Putri dan Putra Mahkota.” Jawab Jong.
Raja bicara berdua dengan Putri Kyung Hee. Raja sedih
karena Putri akan menikah tanpa sosok ibu. Putri minta agar ayahnya tidak
mencemaskan hal itu. Ia meyakinkan ayahnya kalau dirinya akan baik2 saja. Sang
ayah berkata lagi, kalau dirinya yang seorang raja tidak mampu melakukan apapun
untuk Putri. Putri pun meyakinkan ayahnya kalau dirinya akan hidup bahagia
setelah menikah.
Raja lega, putriku sudah tumbuh dewasa.
Putri Kyung Hee hanya tersenyum.
“Pernikahanmu akan dilaksanakan di dalam istana.”
Ucap Raja.
“Tapi ayah, pernikahan Putri biasanya diadakan di
luar istana, bukan di istana.” Jawab Putri.
“Aku tidak akan mengikuti adat itu kali ini. Karena
rasa sayangku sebagai ayah, aku berharap bisa menghadiri pernikahanmu.” Ucap
Raja.
Keluarga Pangeran Sooyang sedang menuju istana.
Pangeran Sooyang dan putranya mengendarai kuda. Di belakang mereka, ada 3 tandu
yang membawa Se Ryung, Se Jeong dan Lady Yoon. Se Ryung tampak sedih. Lady Yoon
menyuruh Se Ryung menemani Putri. Se Ryung sebenarnya enggan tapi ia tak bisa
menolak.
Myun menjemput Jong. Ia tersenyum melihat barisan pasukan
pengawal di depan rumah Jong. Jong keluar dari rumah sambil memapah ibunya.
Myun membungkuk, memberi hormat pada ibu Jong.
Jong merentangkan tangannya. Ia tanya, “Bagaimana?
Apa aku terlihat seperti Pangeran Pendamping?”
Myun tersenyum lebar (OMG! GANTENG BANGET……… ).
“Baju bagus bisa membuat seorang pria terlihat
keren.” Ucap Myun.
“Aku merasa terhormat karena Hu Haeng-ku adalah
petugas Hanseong.” Jawab Jong.
Jong lalu menghela napas, kemudian berkata, “Kalau
saja Seung Yoo ada di sini bersama kita, aku akan lebih bahagia.”
Putri Kyung Hee juga tengah bersiap dibantu
dayang2nya. Para dayang membersihkan dan merias wajah Putri. Akan tetapi, Putri
tampak murung. Tak ada sinar kebahagiaan di wajahnya sama sekali. Saat melihat
baju pengantinnya, ia kesal. Matanya berkaca2. Dayang lalu mengumumkan
kedatangan Se Ryung.
Putri yang sudah mengenakan baju pengantin lengkap
menemui Se Ryung. Se Ryung membungkuk, memberi hormat pada Putri. Tapi Putri Kyung
Hee malah menamparnya. Se Ryung jelas kaget.
“Apa kau di sini untuk mencari hiburan! Aku tanya apa
kau di sini untuk mentertawakanku! Ini kan yang kau inginkan! Kau pasti
menginginkan ini lebih dari siapapun agar aku tidak menikah dengan Kim Seung Yoo.
Apa rencanamu sekarang? Apa kau berencana menemui Kim Seung Yoo lagi?” ucap
Putri marah.
“Yang Mulia!” jawab Se Ryung dengan menahan
tangisnya.
“Berhentilah bermimpi! Ayahmu dan ayahnya sekarang adalah musuh yang
tidak bisa hidup bersama di bawah langit yang sama. Bukan hanya itu. Kau telah
menghancurkan kehidupan seorang pria dan hidupku. Tapi kau masih berani muncul
di sini? Kau benar2 tidak tahu malu.” Ucap Putri.
“Saya datang untuk mengucapkan selamat atas
pernikahan anda.” Jawab Se Ryung dengan tangis hampir keluar.
“Mengucapkan selamat padaku?” tanya Putri yang juga
ingin menangis. “Apa menurutmu aku bahagia menerima ucapan selamat itu?”
“Jika Yang Mulia menikah, Yang Mulia pasti akan
menjadi pengantin paling cantik di dunia. Saya sering memikirkan ini. Karena
Yang Mulia Ratu tidak ada di sini, maka saya akan membantu anda. Anda adalah
pengantin paling cantik yang pernah saya lihat. Bahkan jika saya meminta maaf,
akan sulit bagi anda untuk memaafkan saya. Jadi saya akan pergi sekarang. Saya
akan selalu mendoakan anda, meski saya tidak bisa lagi melihat anda.” Jawab Se
Ryung.
Rombongan pengantin memasuki istana. Se Ryung jalan
keluar dan berpapasan dengan Myun. Myun melihat Se Ryung, tapi Se Ryung tidak.
Myun pun memutuskan mengejar Se Ryung. Se Ryung menangis di balik pilar. Ia
lalu beranjak pergi. Tapi saat melihat Myun, ia berbalik untuk menghapus air
matanya.
“Apa anda baik2 saja?” tanya Myun cemas.
“Saya bersikap kasar pada anda terakhir kali. Waktu
itu, saya sangat mencemaskan sahabat saya. Saya terlalu keras pada anda.” Ucap
Myun.
“Tidak apa2. Orang itu…. seharusnya dia menyalahkanku
kan?” tanya Se Ryung.
Myun tertegun. Ia teringat kata2 Seung Yoo. Seung Yoo
bilang, mengetahui Se Ryung baik2 saja, itu sudah cukup baginya dan ia tak akan
pernah menemui Se Ryung lagi.
“Tidak apa2 jika kau tidak mau menjawabku. Bagaimana
pun, bagi Yang Mulia Putri dan dia… walaupun bukan keinginanku, aku sudah
menyebabkan kehancuran besar.” Jawab Se Ryung.
“Apa terjadi sesuatu?” tanya Myun.
“Tidak. Suatu hari, aku juga…. akan menikah seperti
Putri.” Jawab Se Ryung.
Myun lantas teringat tawaran pernikahan dari Pangeran
Sooyang.
“Kau tidak ingin menikah?” tanya Myun.
“Ini hal yang tidak bisa dihindari. Keluarga sudah
membahas soal ini.” jawab Se Ryung.
Myun terlihat sedih.
Se Ryung lalu tersenyum dan berkata, “Sekarang aku
lega. Aku merasa seperti bertemu teman baik. Terima kasih. Upacara akan segera
dimulai. Kita harus segera ke sana.”
Upacara pernikahan dimulai. Jong memasuki lokasi
upacara. Semua bangsawan tersenyum. Pihak Kim Jong Seo tersenyum muram. Pihak
Pangeran Sooyang tersenyum puas. Putri diantar masuk ke lokasi pernikahan. Ia
melihat ayahnya, kemudian tersenyum. Sang ayah juga tersenyum. Senyum prihatin.
Saat melihat calon istrinya, Jong tersenyum. Tapi
kemudian ia teringat dengan perempuan yang ada di dalam tandu. Perempuan itu
Putri Kyung Hee. Sedangkan Putri Kyung Hee sebal melihat calon suaminya. Ia
lalu teringat sosok Jong yang dipukuli lintah darat. Jong tampak senang. Tapi
tidak dengan Putri. Putri tidak percaya orang seperti Jong akan menjadi
suaminya. Mereka lalu saling memberi hormat.
Raja menuangkan arak. Tapi tangannya gemetaran saat memegang teko. Kasim terlihat gelisah. Sedang Pangeran Sooyang, Menteri Onyeong dan Kwon Ram menatapnya dengan tatapan aneh. Arak pun dihidangkan untuk kedua mempelai. Keduanya minum arak. Setelah minum arak, Putri menoleh pada ayahnya. Ia menatap sang ayah dengan tatapan sedih.
Raja memaksakan diri untuk tersenyum. Saat kedua
pengantin berjalan menjauh, Raja muntah darah.
Semua teriak, “Yang Mulia!”
Di sebuah desa, Seung Yoo berdiri merenung. Kemudian
pelayan datang membawakan sebuah surat. Surat itu dari Seung Kyu. Seung Kyu
memberitahu kalau Raja sedang sakit dan meminta Seung Yoo kembali untuk
membantu ayah mereka. Setelah membaca surat itu, Seung Yoo langsung pergi
dengan kudanya.
Pangeran Sooyang, Putra Mahkota, Putri Kyung Hee dan
Jong menunggui Raja yang belum sadarkan diri.
Pangeran Sooyang : Baginda Raja akan segera sadar.
Sampai saat itu tiba, tolong anggaplah pamanmu ini sebagai ayahmu.
Putri Kyung Hee menatap tajam Pangeran Sooyang.
Pangeran Sooyang : Meskipun pernikahannya sudah
selesai, tapi sepertinya kepergianmu dari istana akan tertunda. Tapi jangan
bersedih. Kita akan sama2 mendukung Putra dan Putri Mahkota.
Jong : Ya, Pangeran Sooyang.
Se Ryung dan ibunya berdoa di kuil untuk kesehatan
Raja. Selesai berdoa, mereka keluar dan mencari biksu kepala. Tapi yang ada
hanya dua Biksu kecil. Lady Yoon pun bertanya kemana Biksu kepala.
Biksu kecil 1 : Dia istirahat di kamarnya.
Lady Yoon : Beraninya kau bicara seperti itu terhadap
orang yang lebih tua. Ckckkckckc, kudengar biksu kepala sakit keras. Jadi dia
tidak bisa mengajari anak2 ini. Se Ryung, tetaplah di sini.
Se Ryung : Ya, ibu.
Lady Yoon : Yeo Ri, bawakan bubur. Aku akan pergi
melihat biksu kepala.
Yeo Ri pun bergegas pergi untuk mengambil bubur. Dua
biksu kecil itu terus menatap Se Ryung. Se Ryung pun tanya kenapa mereka
menatapnya seperti itu.
Biksu kecil 2 : Kenapa kau bisa cantik sekali?
Se Ryung pun tersenyum mendengarnya.
Biksu kecil 1 : Jangan percaya kata2nya. Dia seperti
itu karena mengharapkan sesuatu darimu.
Biksi kecil 2 : Bisakah kau mengajak kami ke pasar?
Akan lebih bagus lagi jika kau membelikan kami makanan.
Se Ryung pun mengajak biksu kecil 2 pergi. Ia bahkan
menggandeng tangan biksu kecil 2. Biksu kecil 1 protes kenapa dia tidak diajak.
Ia pun akhirnya menyusul temannya dan Se Ryung. Yeo Ro datang dan tanya Se
Ryung mau kemana. Tapi Se Ryung dan kedua biksu kecil it uterus beranjak pergi.
Se Ryung membelikan biksu kecil itu makanan. Kedua
biksu itu kemudian berlari menuju keramaian. Se Ryung mengikutinya. Ternyata
ada permainan ayunan lagi. Se Ryung pun teringat saat ia bermain ayunan bersama
Seung Yoo.
Seung Yoo tiba di keramaian. Ia turun dari kudanya
dan mengikat kudanya.
Seung Yoo kemudian jalan ke arah ayunan. Ia terus
berjalan hingga akhirnya melewati Se Ryung. Keduanya sama2 tak menyadari
kehadiran masing2. Se Ryung kemudian pergi mencari biksu kecil dua.
Seung Yoo melihat permainan ayunan itu. Ia teringat
ketika bersama Se Ryung.
Seung Yoo kemudian kembali ke kudanya. Biksu kecil
dua berjalan ke arah Seung Yoo. Se Ryung datang dan menggandeng biksu kecil dua
pergi. Seung Yoo kaget melihat Se Ryung. Se Ryung pun kaget melihat Seung Yoo.
BERSAMBUNG