Dendam yang begitu besar memberikan kekuatan bagi Seung Yoo untuk bertahan. Pedang yg tinggal seinci lagi menghujam jantungnya, mampu ia balikkan hingga akhirnya pedang itu menusuk si pembunuh. Pembunuh itu langsung terkapar dan tewas. Seok Joo terpana melihatnya.
Seok Joo kemudian
menarik Seung Yoo pergi dari situ. Tahanan lain bersembunyi di semak2. Tepat
saat itu, para pembunuh datang. Para tahanan itu dengan cepat melumpuhkan para
pembunuh. Setelah itu, tahanan2 itu melarikan diri. Dua anak buah Myung Hoe
datang dan kaget melihat teman2 mereka sudah tewas. Mereka pun memutuskan
menarik diri dari hutan.
Seok Joo marah pada
Seung Yoo, “Kalau kau mau mati, jangan bawa2 aku!”
Seung Yoo diam saja
dan menghela napas. Ia lalu melihat tangannya yg terluka gara2 meremas pedang
tadi.
Se Ryung mondar
mandir di halaman rumahnya. Ia teringat cekikan dan ancaman Seung Yoo.
Sooyang dan Lady
Yoon datang. Sooyang tanya, “Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau tidak bisa
tidur karena memikirkan pernikahanmu?”
“Tidak akan terjadi
apa pada saat pernikahanmu dengan Petugas Shin nanti.” Ucap Lady Yoon.
“Seperti keinginan
ayah, aku akan menikah.” Jawab Se Ryung.
“Terima kasih karena
kau akhirnya membuat ayahmu merasa tenang.” Ucap Sooyang.
Anak buah Myung Hoe
yg lain, syok saat melihat mayat si pembunuh yg tewas di tangan Seung Yoo tadi.
Mereka teriak, Kakak! Pembunuh itu lalu teriak, KIM SEUNG YOO!!
Seung Yoo dan Seok
Joo membersihkan diri di sungai.
“Namaku Jo Seok Joo.
Sepertinya kau terlahir dari keluarga bangsawan.” Ucap Seuk Joo.
“Terima kasih.”
Jawab Seung Yoo.
“Aku hanya membalas
kebaikanmu karena kau telah menolongku di kapal.” Ucap Seok Joo, kemudian
kembali membersihkan dirinya.
“Sepertinya ada
dendam yang sangat ingin kau balaskan. Pakailah keinginan balas dendammu
sebagai motivasi untuk terus hidup.” ucap Seok Joo lagi.
Anak buah Myung Hoe
menguburkan hyungnim mereka. Pembunuh 1 memerintahkan untuk memenggal kepala
semua tahanan. Pembunuh 2 berkata kalau mereka harus menggunakan umpan untuk
menangkap Seung Yoo.
Seung Yoo, Seok Joo
dan tahanan lain berkumpul.
“Setidaknya sekarang
kita menang. Kita bersembunyi pagi hari dan malam hari, kita serang mereka.”
Ucap Seok Joo.
“Terus kapan kita
bisa pergi dari sini. Kalau begini terus, kita bisa mati kelaparan.” Jawab No
Geol.
No Geol lalu tanya
pekerjaan Seung Yoo. Tapi Seung Yoo diam saja.
“Ini membuatku
tertekan. Baiklah, akan kuperkenalkan diriku. Dengarkan baik2. Namaku Wang No
Geol. Aku keturunan Kerajaan Goryeo.”
Tahanan lain heran,
“Bukankah kau pernah bilang, kau ini pejuang.”
No Geol diam saja.
Seok Joo tertawa geli mendengarnya.
Paginya, Myun ke
rumah Se Ryung untuk mengantarkan seserahan. Sooyang dan Lady Yoon menyambutnya
dengan gembira. Myun kemudian celingak celinguk mencari Se Ryung. Lady Yoon
mengerti dan berkata kalau Se Ryung sedang sibuk mempersiapkan pernikahan. Myun
pun berkata akan menemui Se Ryung.
Se Ryung tidak mau
keluar. Yeo Ri lah yang menemui Myun. Yeo Ri bilang kalau Se Ryung sedang
kurang enak badan. Myun cemas dan bertanya apa sakit Se Ryung serius. Yeo Ri
berkata tidak. Myun pun mengerti dan beranjak pergi.
Se Ryung tidak sibuk
mempersiapkan pernikahannya. Ia hanya duduk diam dan memikirkan Seung Yoo. Yeo
Ri lalu masuk.
“Petugas Shin sudah
pergi. Dia memberimu hahm/seserahan. Kenapa Nona seperti ini? Lusa adalah hari
pernikahan Nona. Meskipun Nona tidak ingin, Nona harus berusaha mencintainya.”
Ucap Yeo Ri.
“Di hari pernikahan
Se Ryung, kita harus mengadakan perlawanan.” Ucap Pangeran Geum Sung saat
menemui Putri dan Jong.
“Perlawanan?” tanya
Putri.
“Pangeran Sooyang
harus kita bunuh. Pangeran Anpyeong sudah tidak ada sekarang, siapa lagi target
berikutnya? Sudah jelas, target berikutnya adalah Yang Mulia.” Jawab Geum Sung.
“Jika kita bertindak
gegabah, itu akan membahayakan Yang Mulia.” Ucap Putri.
“Aku akan
mengerahkan pasukanku. Mereka sudah terlatih dengan baik, jadi jangan cemas.”
Jawab Geum Sung.
“Apa kita akan
menggunakan cara yg sama seperti yang mereka lakukan?” tanya Jong.
“Jika kita tidak
melakukannya, kita tidak akan bisa menghentikan tragedy ini.” ucap Geum Sung.
Anak buah Myung Hoe
mulai menyebar mencari Seung Yoo. Seung Yoo dan Seok Joo bersembunyi di balik
semak2. Begitu ada kesempatan, mereka keluar dan langsung menyerang si
pembunuh. Setelah berhasil melumpukan beberapa pembunuh, mereka lalu melepaskan
rantai besi mereka dgn kapak yg mereka ambil dari pembunuh yg telah tewas.
“Sekarang hidup atau
mati, terserah padamu.” Ucap Seok Joo, kemudian menepuk bahu Seung Yoo dan
jalan pergi.
Seung Yoo mengikuti
Seok Joo.
Malamnya, No Geol
mengendap2 mau mencuri kapal, namun ia tak menemukan dayungnya. Pembunuh 1
muncul dan tanya apa No Geol mencari ini? No Geol kaget.
“Jika kau ingin
hidup, turuti perintahku.” Ucap si pembunuh 1.
No Geol ketakutan.
Seung Yoo, Seok Joo
dan tahanan lain menunggu No Geol dengan gelisah. Seok Joo pun menyimpulkan
kalau Ne Geol tertangkap. Tiba2, No Geol muncul. Salah satu tahanan mulai
kelaparan dan makan kulit pohon. Melihat ini, No Geol pun mendekati Seok Joo
dan berkata kalau yg diinginkan pembunuh itu hanya satu orang. Ia lalu menatap
ke arah Seung Yoo yg tidur sambil bersender di pohon. Semua pun ikut memandang
Seung Yoo.
Para tahanan tidak
sabar lagi. Mereka berdiri dan mengarahkan pedang ke arah Seung Yoo. Seung Yoo
menahan serangan mereka. Seok Joo membujuk teman2nya untuk berhenti menyerang
Seung Yoo. Tiba2, para pembunuh datang. Mereka pun kembali bertarung dengan
pembunuh. Beberapa tahanan berhasil dilumpuhkan pembunuh. Seung Yoo dan Seok
Joo melarikan diri. Pembunuh mengejar mereka.
Begitu pembunuh
melewati mereka, Seung Yoo dan Seok Joo turun dari pohon, kemudian bersembunyi
dibalik semak2. Seok Joo lalu ingat kata2 No Geol kalau pembunuh itu hanya
menginginkan satu orang, yaitu Seung Yoo. Seok Joo pun mengarahkan pedangnya ke
Seung Yoo. Seung Yoo menatap awas Seok Joo.
“Semua ini akan
berakhir kalau kau mati.” Ucap Seok Joo.
Putri Kyung Hee dan
Jong pergi ke istana untuk bertemu Danjong. Tapi pengawal melarang mereka
masuk. Putri dan Jong kaget. Pengawal berkata Pangeran Sooyang yang melarang
Putri menemui Danjong. Putri marah dan Jong marah. Terlebih lagi, pengawal
mengarahkan senjatanya ke Putri, membuat Jong semakin marah. Jong bilang
seharusnya yang mendapatkan kesetiaan mereka bukan Pangeran Sooyang, tapi Yang
Mulia Raja. Pengawal tetap tidak mengizinkan Putri dan Jong masuk. Dan akhirnya
Putri dan Jong meninggalkan istana dgn wajah kecewa.
“Yang Mulia, untuk posisi sekretaris kerajaan yang akan membantu Yang Mulia, saya merekomendasikan Shin Sook Joo. Untuk wakil sekretaris kerajaan saya pikir Kwon Ram yang paling pantas. Dan Pangeran Onyeong akan mengatur Kementerian Militer.” Ucap Sooyang.
“Lakukan saja
semaumu, Paman.” Jawab Danjong tak berdaya.
“Kita juga harus
memberikan hadiah tanah dan rumah para penjahat pada orang2 yg telah berjasa.
Dan anggota keluarga penjahat yg masih tersisa akan diserahkan kepada mereka
sebagai budak.” Ucap Sooyang.
Danjong pun tak bisa
apa2, selain menuruti kemauan pamannya. Sooyang tersenyum penuh kemenangan.
Sooyang kembali
berkumpul dgn sekutunya. Shin Sook Joo resah karena Pangeran Geum Sung tenang2
saja. Myung Hoe menenangkan dgn berkata sudah mengirim org untuk mengawasi
Pangeran Geum Sung. Ia juga berkata kalau Pangeran Geum Sung sudah mengontak
pasukan Chong Tong Wi. Kwon Ram pun resah. Sooyang bilang kalau mereka harus
menunggu dan melihat pergerakan Geum Sung.
Anak buah Myung Hoe
sedang mencari tahanan yg tersisa. Tiba2, mereka melihat Seok Joo lari mengejar
Seung Yoo. Mereka pun langsung mengejar Seok Joo dan Seung Yoo.
Seung Yoo lari
sampai ke tepi jurang. Seok Joo mengarahkan pedang ke Seung Yoo. Lalu, anak
buah Myung Hoe datang dan menyuruh mereka berhenti. Pembunuh 1 kemudian
mencabut pedangnya, lalu berkata akan membunuh Seung Yoo dan Seok Joo sekarang
juga. Seok Joo minta mereka berhenti.
“Kalian pikir aku
akan membiarkan kalian memenggal kepalaku? Orang yang kalian inginkan adalah
dia.” ucap Seok Joo.
“Apa maksudmu?”
tanya pembunuh 1.
“Akan kubereskan dia
untuk kalian.” Jawab Seok Joo.
Seok Joo lalu
berbalik dan melukai perut Seung Yoo. Anak buah Myung Hoe kaget. Seung Yoo
kaget dan jatuh. Seok Joo lalu mendorong Seung Yoo ke jurang. Anak buah Myung
Hoe kaget. Seok Joo berbalik dan mengarahkan pedang pada anak buah Myung Hoe.
“Aku sudah melakukan
apa yang kalian inginkan? Sekarang apa lagi yang kalian inginkan? Jika kalian
ingin kepalaku juga, ayo maju!” teriak Seok Joo.
“Beri dia jalan.”
Ucap pembunuh 1.
Seok Joo pun jalan
pergi. Anak buah Myung Hoe lalu berlari ke tepi jurang dan melihat sesosok
mayat bersimbah darah. Mereka tersenyum puas, lalu beranjak pergi.
Ternyata mayat itu
bukan mayat Seung Yoo! Seung Yoo bergelantungan di tepi jurang. Mengira Seung
Yoo sudah mati, anak buah Myung Hoe tersenyum dan beranjak pergi. Seung Yoo
tersenyum melihat anak buah Myung Hoe yg pergi begitu saja. Begitu anak buah
Myung Hoe pergi, Seok Joo keluar dari semak2 dan bergegas menolong Seung Yoo.
“Pegang ini.” ucap
Seok Joo sambil mengulurkan kayu pada Seung Yoo.
Dengan susah payah,
Seok Joo berhasil menarik Seung Yoo ke atas. Keduanya lalu berbaring di tanah.
Perut Seung Yoo terluka.
Flashback
“Jika kau mati,
semuanya selesai. Apa kau mau mati sia2?” tanya Seok Joo.
“Aku tidak boleh
mati sekarang.” jawab Seung Yoo.
“Apa kau mau
terus2an dikejar mereka sampai mati? Atau ikuti perintahku.” Ucap Seok Joo.
Seok Joo dan Seung
Yoo lalu meletakkan mayat teman mereka di jurang.
Flashback end
No Geol muncul dan
berlari mendekati Seung Yoo dan Seok Joo. No Geol menekan luka di perut Seung
Yoo. Seung Yoo langsung teriak kesakitan. Sook Joo mencengkram kerah baju No
Geol. No Geol minta maaf karena sudah membuat kesalahan besar. Seok Joo pun
memutuskan tidak memperpanjang masalah itu lagi.
Anak buah Myung Hoe
naik ke kapal dan beranjak pergi. Tanpa mereka sadari, di belakang Seung Yoo,
Seok Joo dan No Geol melihat kepergian mereka. Ada sebuah kapal yang mereka
tinggalkan.
“Kalian sudah
bekerja keras.” Puji Myung Hoe.
“Kim Seung Yoo sudah
mati. Sekarang tidak ada lagi jejak Kim Jong Seo.” Jawab si pembunuh 1.
Sedangkan Myun
kaget. Sooyang menuangkan arak dan memberikannya pada pembunuh itu. Myun
terpukul. Ia lalu berdiri dan beranjak keluar tanpa mengatakan sepatah kata
pun. Sooyang menghela napas.
Myun jalan keluar
dan teringat saat2 terakhirnya bersama Seung Yoo.
Paginya, Se Jeong
sedang di kamar Se Ryung, melihat2 baju pengantin Se Ryung. Se Jeong lalu merayu
sang kakak, agar sang kakak mengizinkannya mencoba baju pengantin itu. Se Ryung
mengangguk. Yeo Ri kemudian datang. Se Ryung menyuruh Se Jeong pergi ke
kamarnya dan mencoba baju pengantinnya.
Se Jeong protes,
“Kenapa kau mengusirku? Apa ini karena Kim Seung Yoo lagi? Lupakan dia. Dia itu
masa lalu. Orang2 di luar sana sangat iri dengan putri Pangeran Sooyang, tapi
kenapa kakak selalu melakukan hal buruk pada keluarga kita? Aku berbeda dengan
kakak. Aku ingin ayah menjadi Raja, dan aku akan menjadi Putri. Aku senang org2
memanggilku Tuan Putri.”
Se Jeong lalu pergi
keluar dgn membawa baju pengantin Se Ryung lengkap dengan perhiasannya.
Yeo Ri lalu
memberitahu Se Ryung kalau semua wanita dan anak2 yg ada di kantor hanseong
akan dijadikan budak untuk pejabat yg berjasa.
Se Ryung kaget,
Pejabat yg berjasa? Jadi mereka akan menjadi budak untuk org2 yg sudah membunuh
keluarga mereka?
“Menantu Perdana
Menteri Kim Jong Seo akan dikirim ke rumah Pangeran Onyeong.”
“Lalu dimana
ayahku?”
“Pangeran Sooyang
baru akan kembali petang nanti.”
Se Ryung keluar dari
rumahnya bersama Yeo Ri. Myun yg melihat Se Ryung pergi, langsung mengikuti Se
Ryung. Yeo Ri bertanya kediaman Pangeran Onyeong pada org2 yg lewat. Se Ryung
lalu kaget melihat Lady Ryu menggendong Ah Kang sambil membawa cucian. Seorang
budak lain yg jalan bersama Lady Ryu menyuruh Lady Ryu meninggalkan Ah Kang.
Lady Ryu lalu melihat Se Ryung dan kaget. Keduanya hanya saling berpandangan
saja. Lady Ryu pun pergi begitu saja.
“Sedang apa kau di
sini?” tanya Myun sambil jalan mendekati Se Ryung.
“Dia kehilangan
keluarganya karena kau dan ayahku. Dan sekarang dia bekerja di kediaman orang
yg sudah membunuh suaminya.” Jawab Se Ryung.
“Yang Mulia yang
memerintah mereka bekerja sbg budak di kediaman pejabat yg berjasa. Nona, apa
yang bisa kau lakukan untuk mereka.”
“Aku ingin membantu
mereka melarikan diri.”
“Kenapa kau selalu
ceroboh?”
“Jika aku harus
dihukum karena hal ini, aku bersedia dihukum setelah aku memastikan mereka
baik2 saja. Jika kau ingin melapor pada ayahku, kumohon tunggu sampai aku
selesai.”
Se Ryung pun
beranjak pergi. Myun memandangi kepergian Se Ryung dengan hati terluka.
Lady Ryu dan budak2
lainnya mencuci di sungai. Ah Kang tidur di atas batu tak jauh dari mereka.
Beberapa kali Lady Ryu menoleh dan melihat Ah Kang.
Yeo Ri lalu datang.
Ia tanya, apa ada yg bisa membaca. Ia pura2 tak bisa membaca. Seorang budak
menunjuk Lady Ryu. Yeo Ri pun senang dan memberikan surat itu pada Lady Ryu.
Surat itu dari Se Ryung!
Saya org yg anda temui di Kantor Hanseong.
Saya akan membawa anda ke tempat yg aman. Saya akan menunggu di tempat terakhir
kita bertemu. Tolong datanglah apapun yang terjadi.
Lady Ryu kaget
membacanya. Ia gemetaran. Seorang budak tanya apa isi suratnya. Lady Ryu pun
berkata isinya hanya salam dari ayah Yeo Ri.
“Dia tidak mungkin
datang karena dia tidak mengenal Nona.” Ucap Yeo Ri pada Se Ryung.
Lady Ryu dan Ah Kang
datang!
“Aku benar2
berterima kasih padamu, tapi dengan melakukan ini, kau bisa dapat masalah.”
Ucap Lady Ryu.
“Tidak usah
mencemaskan saya.” jawab Se Ryung.
“Demi anak ini, saya
akan menerima bantuan anda.” Ucap Lady Ryu.
Se Ryung lalu
menyuruh Lady Ryu masuk ke tandu yg sudah ia siapkan. Myun melihat itu. Se
Ryung melihat ke arah Myun dan berterima kasih.
Se Ryung membawa
Lady Ryu dan Ah Kang ke tabib. Myun berjaga di depan pintu kediaman tabib.
Se Ryung menghampiri Myun dan mengucapkan terima kasih.
Se Ryung menghampiri Myun dan mengucapkan terima kasih.
No Geol memapah
Seung Yoo. Sedang Seok Joo jalan di depannya. No Geol cemas karena badan Seung
Yoo panas. Seok Joo lalu membawa mereka ke gibang. Sesampainya di sana, mereka
duduk dan mengamati para gisaeng.
Pemilik gibang,
namanya Chohi, mendekati Soaeng, si gisaeng baru.
“Kenapa kau tidak
menjual apa yang bisa kau jual? Kau pikir menjual anggur dan tubuhmu itu
gampang?” ucap Chohi.
“Mereka tetap akan
datang walaupun kita menunggu dengan tenang di sini, jadi kenapa kita harus
bersusah payah?” jawab Soaeng.
Lalu gisaeng yg
lain, namanya Muyeong mendekati seorang pria dan berkata, Kenapa kau tidak main
dengan kami. Di dalam kehidupan yg singkat ini, apa ada yg bisa menandingi
pelukan seorang wanita?
Pria itu tertarik.
Gisaeng yg lain berkata, “Jangan sampai tertipu olehnya. Dia… seorang pria.”
Pria itu tertegun,
lalu memandangi Muyeong. Muyeong lalu mengeluarkan pisaunya dan mengarahkannya
pada pria itu.
“Kalau kau tidak mau
main, maka pergilah!” ucap Muyeong.
Pria itu takut dan
kabur.
Lalu terdengar
suara, “Bisakah aku main denganmu?”
Itu suara Seok Joo.
Muyeong senang melihat Seok Joo. Chohi menatap tajam Seok Joo.
“Tidak kusangka kau bisa lolos dari hukuman mati dan kembali hidup2.” Ucap Chohi pada Seok Joo.
“Apa kau tidak suka
dengan kepulanganku?” tanya Seok Joo.
Chohi diam saja.
Wajahnya terlihat kesal.
“Dimana Gong Chil
Goo?” tanya Seok Joo.
“Orang itu pergi dan
datang sesukanya. Seolah semua gibang dan tempat minum yg kau kelola adalah
miliknya. Dia juga menyulitkan gadis2 kita.” jawab Muyeong.
“Kenapa kau tidak
pergi istirahat dulu?” tanya Chohi.
“Kita harus
menyelamatkan seseorang terlebih dulu.” Jawab Seok Joo.
Mereka lalu menoleh
pada Seung Yoo yang tak sadarkan diri. Chohi tanya apa Seung Yoo bisa
dipercaya. Seok Joo bilang Seung Yoo org yg istimewa.
Se Ryung membawa
Lady Ryu ke kuil tempatnya biasa berdoa. Dua biksu cilik itu menatap Ah Kang
dgn penuh minat. Ah Kang lalu menoleh dan menatap tajam dua biksu cilik itu.
“Tolong tinggal lah
di sini untuk sementara sampai aku menemukan tempat yang aman untukmu.” Ucap Se
Ryung.
“Aku sudah terlalu
banyak merepotkanmu.” Jawab Lady Ryu.
“Aku melakukan ini
agar hatiku tenang, jadi jangan cemas.” Ucap Se Ryung.
“Setelah mendengar
berita ttg adik iparku, aku merasa langit seolah runtuh. Tapi sekarang aku
sadar Tuhan itu ada.” Jawab Lady Ryu.
“Berita apa?” tanya
Se Ryung kaget.
“Kau belum mendengar
beritanya? Kapal yang membawanya ke Pulau Kanghwa tenggelam.” Jawab Lady Ryu.
“Tenggelam?” tanya
Se Ryung.
“Tidak ada yg
selamat.” Jawab Lady Ryu.
Se Ryung syok.
Se Ryung jalan
keluar dari kuil dgn langkah gontai. Myun menunggu Se Ryung diluar. Se Ryung
tanya apa benar Seung Yoo sudah mati. Myun diam saja. Se Ryung tanya kenapa
Myun tidak memberitahunya. Se Ryung lalu jalan pergi. Myun menatap Se Ryung dgn
tatapan bersalah sekaligus terluka.
Soaeng masuk ke
kamar Seung Yoo untuk sembunyi. Ia melarikan diri dari seorang tamu. Ternyata
itu kamar Seung Yoo. Soaeng lalu mendekati Seung Yoo. Seung Yoo mulai sadar dan
minta air.
Sooyang kembali
berkumpul dengan sekutunya. Onyeong memberinya ucapan selamat untuk pernikahan
Se Ryung dan Myun. Ia bilang Se Ryung akan segera menjadi Putri dan Myun
menjadi Pangeran Pendamping. Shin Sook Joo bilang kalau dia juga menunggu hari
itu.
Onyeong lalu
mengeluh, “Ada seorang budak yg menghilang dari kediamanku. Dia menantu Kim
Jong Seo lenyap begitu saja.”
“Anggota keluarga
Kim Jong Seo?” tanya Sooyang.
“Kau harus tangkap
dan siksa dia. Beraninya budak itu…” jawab Kwon Ram.
Sooyang langsung ingat saat Se Ryung menolong Lady Ryu dan Ah Kang. Ia pun langsung tahu semua itu perbuatan Se Ryung.
Se Ryung langsung
masuk ke kamarnya. Kata2 Lady Ryu ttg kapal yg membawa Seung Yoo dan tahanan
lain ke Pulah Kang Hwa tenggelam dan tidak ada yg selamat terngiang di
telinganya. Se Ryung pun berbaring. Hatinya remuk redam.
Myun berdiri di
depan kamar Se Ryung. Hatinya juga hancur karena Se Ryung yg terus memikirkan
Seung Yoo. Pangeran Sooyang datang dan berdiri di belakang Myun. Myun yg merasa
ada org di belakangnya, pun berbalik.
“Kudengar sesuatu yg
aneh dari Pangeran Onyeong tentang anggota keluarga Kim Jong Seo yang
menghilang. Apa ini perbuatan Se Ryung?” tanya Sooyang.
“Bukan. Aku yang
melakukannya.” Jawab Myun.
Sooyang terkejut,
“Aku sangat lega menantuku mau menutupi kesalahan putriku, tapi kita tidak bisa
membiarkan Se Ryung seperti ini terus?”
“Untuk sekarang,
biarkan dia sendiri. Dia sudah tahu ttg kapal yg tenggelam. Biarkan semua
berjalan sesuai keinginannya kali ini. Jika sesuatu yg buruk terjadi pada sisa
keluarga Kim Seung Yoo… dia bahkan mengancam dengan pedang di leher untuk
menyelamatkan Kim Seung Yoo kan?” jawab Myun.
“Besok pagi,
sampaikan pesanku pada Pangeran Onyeong, untuk menghentikan pencarian anggota
keluarga Kim Jong Seo dan buat rumor mereka bunuh diri.” Ucap Sooyang.
“Baik.” Jawab Myun.
Putri Kyung Hee dan
Jong kaget saat mendengar dari Eun Geum mengenai kapal yg tenggelam itu. Jong
tanya keadaan Seung Yoo. Eun Geum bilang tidak ada penumpang yg selamat. Jong
terpukul, bagaimana… kapal yang kokoh itu… Seung Yoo-a…
Jong membalikkan
badannya. Ia terpukul. Putri Kyung Hee sedih menatap Jong. Ia mengerti
bagaimana perasaan Jong sekarang.
Kemudian pelayan
lain datang, memberitahukan kalau ada tamu untuk Jong.
“Aku lewat sini dan
memutuskan untuk mampir.” Ucap Myun.
“Mereka bilang Seung
Yoo mati.” Jawab Jong.
“Jadi karena itu?”
tanya Myun.
“Kau sudah tahu hal
ini? Dasar brengsek.” Jawab Jong.
Putri datang,
“Beraninya kau menginjakkan kakimu yg kotor di sini.” Ucap Putri.
Myun pun langsung
membungkuk, memberi hormat pada Putri.
“Banyak orang di
kediaman ini yang mati di tanganmu. Bagaimana bisa kau berdiri di sana tanpa
rasa malu? Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di sini!” ucap Putri sambil
menatap tajam Myun.
Putri lalu masuk ke
dalam.
Jong menghela napas,
lalu berkata, “Pergilah.”
“Aku akan segera
menikah. Seperti pernikahanmu dulu, jadilah Hu Haengku. Aku datang ke sini
untuk meminta tolong.” Jawab Myun.
Jong menatap tajam
Myun.
“Hanya kau temanku
yg tersisa.” Ucap Myun.
Jong pun teringat
kalau mereka akan melakukan pemberontakan di hari pernikahan Se Ryung.
“Cari saja org
lain.” Ucap Jong lalu pergi.
“Aku akan
menunggumu!” teriak Myun.
Putri Kyung Hee
tidak bisa tidur. Ia lalu memanggil Eun Geum dan tanya apa ada berita dari
istana.
Terdengar suara
pria, “Tidak ada berita dari istana, jadi tidurlah.”
Putri kaget, “Siapa
itu?”
Pintu kamar Putri
lalu dibuka dari luar. Ternyata Jong.
“Mana mungkin ada
berita dari istana malam2 begini. Kalau pun ada, aku pasti memberitahumu. Jadi
sebaiknya kau tidur.” Ucap Jong.
“Kenapa kau di
sini?” tanya Putri.
“Aku sengaja
menyuruh semua pelayan istirahat. Malam ini, aku akan berjaga di sini, jadi
jangan cemas dan tidurlah.” Jawab Jong.
Jong pun menutup
pintu. Putri lalu tanya, “Apa ini karena masalah Kim Jikgang sehingga kau tidak
bisa tidur?”
Jong tersenyum
pahit, dan berkata, “Aku mencoba untuk melupakannya, tapi dia… terus saja
muncul di kepalaku.”
Putri di kamarnya,
mulai merasakan kesedihan Jong.
Seung Yoo membuka
matanya. Terlihat lah beberapa gisaeng2 cantik yg berkumpul di depannya.
Muyeong bilang kalau
Seung Yoo sangat tampan. Soaeng tanya pada Seung Yoo, Apa Tuan Muda sudah
sadar? Chohi lalu menyuruh gisaeng2 itu keluar.
No Geol mendekati
Seung Yoo, “Aigoo, aigoo, Hyungnim. Apa kau baik2 saja? Bolehkah aku
memanggilmu, Hyungnim?”
“Tempat ini…?” tanya
Seung Yoo.
“Ini gibang dekat
Pelabuhan Mapo. Tempat ini aman, jadi jangan cemas. Lukamu sangat dalam. Jadi
jangan kemana2. Tetaplah di tempat tidur.” Jawab Seok Joo.
Myun menghadap
Sooyang. Ia ingin menunda pernikahannya dgn Se Ryung. Sooyang merasa malu pada
Myun dan ayah Myun. Myun berkata akan mencoba bicara pada ayahnya.
Se Ryung duduk di
depan kamarnya. Ia tampak sedih dan wajahnya pucat. Yeo Ri datang dan sedih
melihat kondisi Se Ryung.
“Wajahmu pucat
sekali. Petugas Shin sangat mencemaskanmu. Dia bahkan sampai menunda pernikahan
sampai hatimu benar2 siap. Dia sudah mengatakannya pada ayahmu.” Ucap Lady
Yoon.
Se Ryung diam saja
dan tampak tak peduli.
“Lupakan masa lalu.
Semua orang berpikir kau akan menikah dgn Petugas Shin.” Jawab Lady Yoon.
“Saya harus pergi ke
suatu tempat.” Ucap Se Ryung.
“Tubuhmu masih
lemah.” Jawab Lady Yoon.
Melihat ekspresi Se
Ryung, Lady Yoon menghela napas dan mengizinkan Se Ryung pergi.
Se Ryung ditemenin
Yeo Ri pergi ke kuil. Ia pun kaget mendengar dari dua biksu kecil kalau Ah Kang
dan Lady Ryu menghilang.
Seung Yoo pergi
jalan2.
“Kemana kau mengirim
mereka? Ke kediaman pejabat yg berjasa mana kau mengirim ibu dan anak kecil
itu? Kenapa kau tidak menjawab? Atau kau membawanya ke kediamanmu sendiri?”
tanya Se Ryung pada Myun.
“Apa aku orang yg
seperti itu di matamu?” tanya Myun balik.
“Untuk org yg
membunuh sahabat dan ayah sahabatnya, bagaimana aku bisa menganggapnya org
baik?” jawab Se Ryung.
Myun emosi dan
menarik Se Ryung pergi. Se Ryung kaget dan protes. Tapi Myun menyuruh Se Ryung
diam dan ikut dengannya. Myun keluar kantor dan menyuruh anak buahnya
menyiapkan kuda. Myun kemudian menaikkan Se Ryung ke kuda. Setelah itu ia juga
naik, kemudian memacu kudanya. Di belakang Yeo Ri teriak memanggil Se Ryung.
Seung Yoo pergi ke
kediamannya. Kediamannya sudah disegel. Seung Yoo lalu mendengar suara ayahnya,
kakak iparnya dan keponakannya.
Kemudian Seung Yoo
melihat seorang wanita yg berjalan dengan seorang anak kecil. Ia pun lari
mendekat. Ia pikir itu kakak ipar dan keponakannya tapi ternyata bukan. Ia pun
tertegun.
Myun berhenti di
satu tempat. Se Ryung bergegas turun. Myun juga. Se Ryung lalu turun, kemudian
menampar Myun. Myun diam saja. Se Ryung mau pergi, tapi ditahan Myun. Se Ryung
pun menghempaskan tangan Myun dan meminta Myun untuk tidak menyentuhnya lagi.
Se Ryung mau pergi,
tapi Lady Ryu memanggilnya. Se Ryung terkejut melihat Lady Ryu. Ia lalu
menoleh, mencari Myun, tapi Myun sudah pergi.
Se Ryung duduk di
dalam. Ah Kang memberinya teh. Se Ryung lalu mendudukkan Ah Kang disampingnya
dan mengelus pipi Ah Kang. Lady Ryu datang, kemudian duduk disamping Ah Kang
dan memeluk Ah Kang.
“Kudengar kau sakit.
Aku mencemaskanmu.” Ucap Lady Ryu.
“Bagaimana kau
tahu?” tanya Se Ryung.
“Dari sahabat adik
iparku tapi aku tidak mengenalnya. Dia yang memberitahunya. Dia juga yg
mencarikan tempat ini, menyediakan pakaian dan minuman. Nona, apa kau
mengenalnya?”
“Ya.”
“Aku seharusnya
mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya, tapi sepertinya dia sangat
sibuk, jadi tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya. Ayah mertua dan kakak
iparku pasti akan senang melihat ini.”
“Ya.”
Se Ryung keluar dari
rumah itu dan bertemu Myun. Se Ryung lalu membiarkan Myun mengantarnya pulang.
Seung Yoo jalan ke
satu tempat.
Se Ryung akhirnya
tiba di rumahnya.
“Dia mengucapkan
terima kasih padamu.” Ucap Se Ryung.
“Jika dia tahu yg
sebenarnya, dia pasti akan mengataiku munafik dan meludahiku.” Jawab Myun.
“Aku minta maaf atas
kesalahapahaman yg terjadi.” Ucap Se Ryung.
“Apa kau mempercayaiku?
Kau mengira aku mengirim mereka ke satu tempat untuk dibunuh. Apa aku sebegitu
buruknya di matamu? Kau tidak mau mendengar kenapa aku mengambil jalan ini.
Dengan darah dingin aku membunuh temanku sendiri. Bukankah begitu?” jawab Myun.
“Aku masuk dulu.”
Ucap Se Ryung.
Se Ryung beranjak
masuk tapi Myun teriak.
“Berapa lama lagi
aku harus menunggu sampai kau melihatku?” tanya Myun.
“Sebaiknya kau
pulang.” Jawab Se Ryung.
Se Ryung pun
beranjak masuk. Myun mengejar Se Ryung, lalu menarik Se Ryung ke dalam
pelukannya. Se Ryung kaget. Tanpa mereka sadari di balik pohon, Seung Yoo
mendengar semuanya.
BERSAMBUNG