The Princess Man Ep 12


Dendam yang begitu besar memberikan kekuatan bagi Seung Yoo untuk bertahan. Pedang yg tinggal seinci lagi menghujam jantungnya, mampu ia balikkan hingga akhirnya pedang itu menusuk si pembunuh. Pembunuh itu langsung terkapar dan tewas. Seok Joo terpana melihatnya.

Seok Joo kemudian menarik Seung Yoo pergi dari situ. Tahanan lain bersembunyi di semak2. Tepat saat itu, para pembunuh datang. Para tahanan itu dengan cepat melumpuhkan para pembunuh. Setelah itu, tahanan2 itu melarikan diri. Dua anak buah Myung Hoe datang dan kaget melihat teman2 mereka sudah tewas. Mereka pun memutuskan menarik diri dari hutan.

Seok Joo marah pada Seung Yoo, “Kalau kau mau mati, jangan bawa2 aku!”
Seung Yoo diam saja dan menghela napas. Ia lalu melihat tangannya yg terluka gara2 meremas pedang tadi.

Se Ryung mondar mandir di halaman rumahnya. Ia teringat cekikan dan ancaman Seung Yoo.
  

Sooyang dan Lady Yoon datang. Sooyang tanya, “Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau tidak bisa tidur karena memikirkan pernikahanmu?”
“Tidak akan terjadi apa pada saat pernikahanmu dengan Petugas Shin nanti.” Ucap Lady Yoon.
“Seperti keinginan ayah, aku akan menikah.” Jawab Se Ryung.
“Terima kasih karena kau akhirnya membuat ayahmu merasa tenang.” Ucap Sooyang.

Anak buah Myung Hoe yg lain, syok saat melihat mayat si pembunuh yg tewas di tangan Seung Yoo tadi. Mereka teriak, Kakak! Pembunuh itu lalu teriak, KIM SEUNG YOO!!

Seung Yoo dan Seok Joo membersihkan diri di sungai.
“Namaku Jo Seok Joo. Sepertinya kau terlahir dari keluarga bangsawan.” Ucap Seuk Joo.
“Terima kasih.” Jawab Seung Yoo.
“Aku hanya membalas kebaikanmu karena kau telah menolongku di kapal.” Ucap Seok Joo, kemudian kembali membersihkan dirinya.
“Sepertinya ada dendam yang sangat ingin kau balaskan. Pakailah keinginan balas dendammu sebagai motivasi untuk terus hidup.” ucap Seok Joo lagi.

Anak buah Myung Hoe menguburkan hyungnim mereka. Pembunuh 1 memerintahkan untuk memenggal kepala semua tahanan. Pembunuh 2 berkata kalau mereka harus menggunakan umpan untuk menangkap Seung Yoo.
Seung Yoo, Seok Joo dan tahanan lain berkumpul.
 
“Setidaknya sekarang kita menang. Kita bersembunyi pagi hari dan malam hari, kita serang mereka.” Ucap Seok Joo.
“Terus kapan kita bisa pergi dari sini. Kalau begini terus, kita bisa mati kelaparan.” Jawab No Geol.
No Geol lalu tanya pekerjaan Seung Yoo. Tapi Seung Yoo diam saja.
“Ini membuatku tertekan. Baiklah, akan kuperkenalkan diriku. Dengarkan baik2. Namaku Wang No Geol. Aku keturunan Kerajaan Goryeo.”
Tahanan lain heran, “Bukankah kau pernah bilang, kau ini pejuang.”
No Geol diam saja. Seok Joo tertawa geli mendengarnya.
Paginya, Myun ke rumah Se Ryung untuk mengantarkan seserahan. Sooyang dan Lady Yoon menyambutnya dengan gembira. Myun kemudian celingak celinguk mencari Se Ryung. Lady Yoon mengerti dan berkata kalau Se Ryung sedang sibuk mempersiapkan pernikahan. Myun pun berkata akan menemui Se Ryung.
Se Ryung tidak mau keluar. Yeo Ri lah yang menemui Myun. Yeo Ri bilang kalau Se Ryung sedang kurang enak badan. Myun cemas dan bertanya apa sakit Se Ryung serius. Yeo Ri berkata tidak. Myun pun mengerti dan beranjak pergi.
Se Ryung tidak sibuk mempersiapkan pernikahannya. Ia hanya duduk diam dan memikirkan Seung Yoo. Yeo Ri lalu masuk.
“Petugas Shin sudah pergi. Dia memberimu hahm/seserahan. Kenapa Nona seperti ini? Lusa adalah hari pernikahan Nona. Meskipun Nona tidak ingin, Nona harus berusaha mencintainya.” Ucap Yeo Ri.

“Di hari pernikahan Se Ryung, kita harus mengadakan perlawanan.” Ucap Pangeran Geum Sung saat menemui Putri dan Jong.
“Perlawanan?” tanya Putri.
“Pangeran Sooyang harus kita bunuh. Pangeran Anpyeong sudah tidak ada sekarang, siapa lagi target berikutnya? Sudah jelas, target berikutnya adalah Yang Mulia.” Jawab Geum Sung.
“Jika kita bertindak gegabah, itu akan membahayakan Yang Mulia.” Ucap Putri.
“Aku akan mengerahkan pasukanku. Mereka sudah terlatih dengan baik, jadi jangan cemas.” Jawab Geum Sung.
“Apa kita akan menggunakan cara yg sama seperti yang mereka lakukan?” tanya Jong.
“Jika kita tidak melakukannya, kita tidak akan bisa menghentikan tragedy ini.” ucap Geum Sung.

Anak buah Myung Hoe mulai menyebar mencari Seung Yoo. Seung Yoo dan Seok Joo bersembunyi di balik semak2. Begitu ada kesempatan, mereka keluar dan langsung menyerang si pembunuh. Setelah berhasil melumpukan beberapa pembunuh, mereka lalu melepaskan rantai besi mereka dgn kapak yg mereka ambil dari pembunuh yg telah tewas.
“Sekarang hidup atau mati, terserah padamu.” Ucap Seok Joo, kemudian menepuk bahu Seung Yoo dan jalan pergi.
Seung Yoo mengikuti Seok Joo.

Malamnya, No Geol mengendap2 mau mencuri kapal, namun ia tak menemukan dayungnya. Pembunuh 1 muncul dan tanya apa No Geol mencari ini? No Geol kaget.
“Jika kau ingin hidup, turuti perintahku.” Ucap si pembunuh 1.
No Geol ketakutan.

Seung Yoo, Seok Joo dan tahanan lain menunggu No Geol dengan gelisah. Seok Joo pun menyimpulkan kalau Ne Geol tertangkap. Tiba2, No Geol muncul. Salah satu tahanan mulai kelaparan dan makan kulit pohon. Melihat ini, No Geol pun mendekati Seok Joo dan berkata kalau yg diinginkan pembunuh itu hanya satu orang. Ia lalu menatap ke arah Seung Yoo yg tidur sambil bersender di pohon. Semua pun ikut memandang Seung Yoo.

Para tahanan tidak sabar lagi. Mereka berdiri dan mengarahkan pedang ke arah Seung Yoo. Seung Yoo menahan serangan mereka. Seok Joo membujuk teman2nya untuk berhenti menyerang Seung Yoo. Tiba2, para pembunuh datang. Mereka pun kembali bertarung dengan pembunuh. Beberapa tahanan berhasil dilumpuhkan pembunuh. Seung Yoo dan Seok Joo melarikan diri. Pembunuh mengejar mereka.

Begitu pembunuh melewati mereka, Seung Yoo dan Seok Joo turun dari pohon, kemudian bersembunyi dibalik semak2. Seok Joo lalu ingat kata2 No Geol kalau pembunuh itu hanya menginginkan satu orang, yaitu Seung Yoo. Seok Joo pun mengarahkan pedangnya ke Seung Yoo. Seung Yoo menatap awas Seok Joo.
“Semua ini akan berakhir kalau kau mati.” Ucap Seok Joo.

Putri Kyung Hee dan Jong pergi ke istana untuk bertemu Danjong. Tapi pengawal melarang mereka masuk. Putri dan Jong kaget. Pengawal berkata Pangeran Sooyang yang melarang Putri menemui Danjong. Putri marah dan Jong marah. Terlebih lagi, pengawal mengarahkan senjatanya ke Putri, membuat Jong semakin marah. Jong bilang seharusnya yang mendapatkan kesetiaan mereka bukan Pangeran Sooyang, tapi Yang Mulia Raja. Pengawal tetap tidak mengizinkan Putri dan Jong masuk. Dan akhirnya Putri dan Jong meninggalkan istana dgn wajah kecewa.


“Yang Mulia, untuk posisi sekretaris kerajaan yang akan membantu Yang Mulia, saya merekomendasikan Shin Sook Joo. Untuk wakil sekretaris kerajaan saya pikir Kwon Ram yang paling pantas. Dan Pangeran Onyeong akan mengatur Kementerian Militer.” Ucap Sooyang.
“Lakukan saja semaumu, Paman.” Jawab Danjong tak berdaya.
“Kita juga harus memberikan hadiah tanah dan rumah para penjahat pada orang2 yg telah berjasa. Dan anggota keluarga penjahat yg masih tersisa akan diserahkan kepada mereka sebagai budak.” Ucap Sooyang.
Danjong pun tak bisa apa2, selain menuruti kemauan pamannya. Sooyang tersenyum penuh kemenangan.

Sooyang kembali berkumpul dgn sekutunya. Shin Sook Joo resah karena Pangeran Geum Sung tenang2 saja. Myung Hoe menenangkan dgn berkata sudah mengirim org untuk mengawasi Pangeran Geum Sung. Ia juga berkata kalau Pangeran Geum Sung sudah mengontak pasukan Chong Tong Wi. Kwon Ram pun resah. Sooyang bilang kalau mereka harus menunggu dan melihat pergerakan Geum Sung.

Anak buah Myung Hoe sedang mencari tahanan yg tersisa. Tiba2, mereka melihat Seok Joo lari mengejar Seung Yoo. Mereka pun langsung mengejar Seok Joo dan Seung Yoo.


Seung Yoo lari sampai ke tepi jurang. Seok Joo mengarahkan pedang ke Seung Yoo. Lalu, anak buah Myung Hoe datang dan menyuruh mereka berhenti. Pembunuh 1 kemudian mencabut pedangnya, lalu berkata akan membunuh Seung Yoo dan Seok Joo sekarang juga. Seok Joo minta mereka berhenti.
“Kalian pikir aku akan membiarkan kalian memenggal kepalaku? Orang yang kalian inginkan adalah dia.” ucap Seok Joo.
“Apa maksudmu?” tanya pembunuh 1.
“Akan kubereskan dia untuk kalian.” Jawab Seok Joo.

Seok Joo lalu berbalik dan melukai perut Seung Yoo. Anak buah Myung Hoe kaget. Seung Yoo kaget dan jatuh. Seok Joo lalu mendorong Seung Yoo ke jurang. Anak buah Myung Hoe kaget. Seok Joo berbalik dan mengarahkan pedang pada anak buah Myung Hoe.

“Aku sudah melakukan apa yang kalian inginkan? Sekarang apa lagi yang kalian inginkan? Jika kalian ingin kepalaku juga, ayo maju!” teriak Seok Joo.
“Beri dia jalan.” Ucap pembunuh 1.

Seok Joo pun jalan pergi. Anak buah Myung Hoe lalu berlari ke tepi jurang dan melihat sesosok mayat bersimbah darah. Mereka tersenyum puas, lalu beranjak pergi.

Ternyata mayat itu bukan mayat Seung Yoo! Seung Yoo bergelantungan di tepi jurang. Mengira Seung Yoo sudah mati, anak buah Myung Hoe tersenyum dan beranjak pergi. Seung Yoo tersenyum melihat anak buah Myung Hoe yg pergi begitu saja. Begitu anak buah Myung Hoe pergi, Seok Joo keluar dari semak2 dan bergegas menolong Seung Yoo.

“Pegang ini.” ucap Seok Joo sambil mengulurkan kayu pada Seung Yoo.

Dengan susah payah, Seok Joo berhasil menarik Seung Yoo ke atas. Keduanya lalu berbaring di tanah. Perut Seung Yoo terluka.
Flashback

“Jika kau mati, semuanya selesai. Apa kau mau mati sia2?” tanya Seok Joo.
“Aku tidak boleh mati sekarang.” jawab Seung Yoo.
“Apa kau mau terus2an dikejar mereka sampai mati? Atau ikuti perintahku.” Ucap Seok Joo.

Seok Joo dan Seung Yoo lalu meletakkan mayat teman mereka di jurang.
Flashback end

No Geol muncul dan berlari mendekati Seung Yoo dan Seok Joo. No Geol menekan luka di perut Seung Yoo. Seung Yoo langsung teriak kesakitan. Sook Joo mencengkram kerah baju No Geol. No Geol minta maaf karena sudah membuat kesalahan besar. Seok Joo pun memutuskan tidak memperpanjang masalah itu lagi.

Anak buah Myung Hoe naik ke kapal dan beranjak pergi. Tanpa mereka sadari, di belakang Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol melihat kepergian mereka. Ada sebuah kapal yang mereka tinggalkan.
“Kalian sudah bekerja keras.” Puji Myung Hoe.

“Kim Seung Yoo sudah mati. Sekarang tidak ada lagi jejak Kim Jong Seo.” Jawab si pembunuh 1.
Sedangkan Myun kaget. Sooyang menuangkan arak dan memberikannya pada pembunuh itu. Myun terpukul. Ia lalu berdiri dan beranjak keluar tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sooyang menghela napas.

Myun jalan keluar dan teringat saat2 terakhirnya bersama Seung Yoo.

Paginya, Se Jeong sedang di kamar Se Ryung, melihat2 baju pengantin Se Ryung. Se Jeong lalu merayu sang kakak, agar sang kakak mengizinkannya mencoba baju pengantin itu. Se Ryung mengangguk. Yeo Ri kemudian datang. Se Ryung menyuruh Se Jeong pergi ke kamarnya dan mencoba baju pengantinnya.

Se Jeong protes, “Kenapa kau mengusirku? Apa ini karena Kim Seung Yoo lagi? Lupakan dia. Dia itu masa lalu. Orang2 di luar sana sangat iri dengan putri Pangeran Sooyang, tapi kenapa kakak selalu melakukan hal buruk pada keluarga kita? Aku berbeda dengan kakak. Aku ingin ayah menjadi Raja, dan aku akan menjadi Putri. Aku senang org2 memanggilku Tuan Putri.”
Se Jeong lalu pergi keluar dgn membawa baju pengantin Se Ryung lengkap dengan perhiasannya.

Yeo Ri lalu memberitahu Se Ryung kalau semua wanita dan anak2 yg ada di kantor hanseong akan dijadikan budak untuk pejabat yg berjasa.
Se Ryung kaget, Pejabat yg berjasa? Jadi mereka akan menjadi budak untuk org2 yg sudah membunuh keluarga mereka?
“Menantu Perdana Menteri Kim Jong Seo akan dikirim ke rumah Pangeran Onyeong.”
“Lalu dimana ayahku?”
“Pangeran Sooyang baru akan kembali petang nanti.”

Se Ryung keluar dari rumahnya bersama Yeo Ri. Myun yg melihat Se Ryung pergi, langsung mengikuti Se Ryung. Yeo Ri bertanya kediaman Pangeran Onyeong pada org2 yg lewat. Se Ryung lalu kaget melihat Lady Ryu menggendong Ah Kang sambil membawa cucian. Seorang budak lain yg jalan bersama Lady Ryu menyuruh Lady Ryu meninggalkan Ah Kang. Lady Ryu lalu melihat Se Ryung dan kaget. Keduanya hanya saling berpandangan saja. Lady Ryu pun pergi begitu saja.
“Sedang apa kau di sini?” tanya Myun sambil jalan mendekati Se Ryung.
“Dia kehilangan keluarganya karena kau dan ayahku. Dan sekarang dia bekerja di kediaman orang yg sudah membunuh suaminya.” Jawab Se Ryung.

“Yang Mulia yang memerintah mereka bekerja sbg budak di kediaman pejabat yg berjasa. Nona, apa yang bisa kau lakukan untuk mereka.”
“Aku ingin membantu mereka melarikan diri.”
“Kenapa kau selalu ceroboh?”
“Jika aku harus dihukum karena hal ini, aku bersedia dihukum setelah aku memastikan mereka baik2 saja. Jika kau ingin melapor pada ayahku, kumohon tunggu sampai aku selesai.”
Se Ryung pun beranjak pergi. Myun memandangi kepergian Se Ryung dengan hati terluka.

Lady Ryu dan budak2 lainnya mencuci di sungai. Ah Kang tidur di atas batu tak jauh dari mereka. Beberapa kali Lady Ryu menoleh dan melihat Ah Kang.

Yeo Ri lalu datang. Ia tanya, apa ada yg bisa membaca. Ia pura2 tak bisa membaca. Seorang budak menunjuk Lady Ryu. Yeo Ri pun senang dan memberikan surat itu pada Lady Ryu. Surat itu dari Se Ryung!
Saya org yg anda temui di Kantor Hanseong. Saya akan membawa anda ke tempat yg aman. Saya akan menunggu di tempat terakhir kita bertemu. Tolong datanglah apapun yang terjadi.

Lady Ryu kaget membacanya. Ia gemetaran. Seorang budak tanya apa isi suratnya. Lady Ryu pun berkata isinya hanya salam dari ayah Yeo Ri.
“Dia tidak mungkin datang karena dia tidak mengenal Nona.” Ucap Yeo Ri pada Se Ryung.
Lady Ryu dan Ah Kang datang!

“Aku benar2 berterima kasih padamu, tapi dengan melakukan ini, kau bisa dapat masalah.” Ucap Lady Ryu.
“Tidak usah mencemaskan saya.” jawab Se Ryung.
“Demi anak ini, saya akan menerima bantuan anda.” Ucap Lady Ryu.

Se Ryung lalu menyuruh Lady Ryu masuk ke tandu yg sudah ia siapkan. Myun melihat itu. Se Ryung melihat ke arah Myun dan berterima kasih.

Se Ryung membawa Lady Ryu dan Ah Kang ke tabib. Myun berjaga di depan pintu kediaman tabib.


 Se Ryung menghampiri Myun dan mengucapkan terima kasih.

No Geol memapah Seung Yoo. Sedang Seok Joo jalan di depannya. No Geol cemas karena badan Seung Yoo panas. Seok Joo lalu membawa mereka ke gibang. Sesampainya di sana, mereka duduk dan mengamati para gisaeng.

Pemilik gibang, namanya Chohi, mendekati Soaeng, si gisaeng baru.
“Kenapa kau tidak menjual apa yang bisa kau jual? Kau pikir menjual anggur dan tubuhmu itu gampang?” ucap Chohi.
“Mereka tetap akan datang walaupun kita menunggu dengan tenang di sini, jadi kenapa kita harus bersusah payah?” jawab Soaeng.

Lalu gisaeng yg lain, namanya Muyeong mendekati seorang pria dan berkata, Kenapa kau tidak main dengan kami. Di dalam kehidupan yg singkat ini, apa ada yg bisa menandingi pelukan seorang wanita?

Pria itu tertarik. Gisaeng yg lain berkata, “Jangan sampai tertipu olehnya. Dia… seorang pria.”
Pria itu tertegun, lalu memandangi Muyeong. Muyeong lalu mengeluarkan pisaunya dan mengarahkannya pada pria itu.

“Kalau kau tidak mau main, maka pergilah!” ucap Muyeong.
Pria itu takut dan kabur.
Lalu terdengar suara, “Bisakah aku main denganmu?”
Itu suara Seok Joo. Muyeong senang melihat Seok Joo. Chohi menatap tajam Seok Joo.


“Tidak kusangka kau bisa lolos dari hukuman mati dan kembali hidup2.” Ucap Chohi pada Seok Joo.
“Apa kau tidak suka dengan kepulanganku?” tanya Seok Joo.
Chohi diam saja. Wajahnya terlihat kesal.
“Dimana Gong Chil Goo?” tanya Seok Joo.

“Orang itu pergi dan datang sesukanya. Seolah semua gibang dan tempat minum yg kau kelola adalah miliknya. Dia juga menyulitkan gadis2 kita.” jawab Muyeong.
“Kenapa kau tidak pergi istirahat dulu?” tanya Chohi.

“Kita harus menyelamatkan seseorang terlebih dulu.” Jawab Seok Joo.
Mereka lalu menoleh pada Seung Yoo yang tak sadarkan diri. Chohi tanya apa Seung Yoo bisa dipercaya. Seok Joo bilang Seung Yoo org yg istimewa.

Se Ryung membawa Lady Ryu ke kuil tempatnya biasa berdoa. Dua biksu cilik itu menatap Ah Kang dgn penuh minat. Ah Kang lalu menoleh dan menatap tajam dua biksu cilik itu.
“Tolong tinggal lah di sini untuk sementara sampai aku menemukan tempat yang aman untukmu.” Ucap Se Ryung.

“Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu.” Jawab Lady Ryu.
“Aku melakukan ini agar hatiku tenang, jadi jangan cemas.” Ucap Se Ryung.
“Setelah mendengar berita ttg adik iparku, aku merasa langit seolah runtuh. Tapi sekarang aku sadar Tuhan itu ada.” Jawab Lady Ryu.
“Berita apa?” tanya Se Ryung kaget.

“Kau belum mendengar beritanya? Kapal yang membawanya ke Pulau Kanghwa tenggelam.” Jawab Lady Ryu.
“Tenggelam?” tanya Se Ryung.
“Tidak ada yg selamat.” Jawab Lady Ryu.
Se Ryung syok.

Se Ryung jalan keluar dari kuil dgn langkah gontai. Myun menunggu Se Ryung diluar. Se Ryung tanya apa benar Seung Yoo sudah mati. Myun diam saja. Se Ryung tanya kenapa Myun tidak memberitahunya. Se Ryung lalu jalan pergi. Myun menatap Se Ryung dgn tatapan bersalah sekaligus terluka.

Soaeng masuk ke kamar Seung Yoo untuk sembunyi. Ia melarikan diri dari seorang tamu. Ternyata itu kamar Seung Yoo. Soaeng lalu mendekati Seung Yoo. Seung Yoo mulai sadar dan minta air.

Sooyang kembali berkumpul dengan sekutunya. Onyeong memberinya ucapan selamat untuk pernikahan Se Ryung dan Myun. Ia bilang Se Ryung akan segera menjadi Putri dan Myun menjadi Pangeran Pendamping. Shin Sook Joo bilang kalau dia juga menunggu hari itu.
Onyeong lalu mengeluh, “Ada seorang budak yg menghilang dari kediamanku. Dia menantu Kim Jong Seo lenyap begitu saja.”
“Anggota keluarga Kim Jong Seo?” tanya Sooyang.
“Kau harus tangkap dan siksa dia. Beraninya budak itu…” jawab Kwon Ram.


Sooyang langsung ingat saat Se Ryung menolong Lady Ryu dan Ah Kang. Ia pun langsung tahu semua itu perbuatan Se Ryung.

Se Ryung langsung masuk ke kamarnya. Kata2 Lady Ryu ttg kapal yg membawa Seung Yoo dan tahanan lain ke Pulah Kang Hwa tenggelam dan tidak ada yg selamat terngiang di telinganya. Se Ryung pun berbaring. Hatinya remuk redam.
Myun berdiri di depan kamar Se Ryung. Hatinya juga hancur karena Se Ryung yg terus memikirkan Seung Yoo. Pangeran Sooyang datang dan berdiri di belakang Myun. Myun yg merasa ada org di belakangnya, pun berbalik.
“Kudengar sesuatu yg aneh dari Pangeran Onyeong tentang anggota keluarga Kim Jong Seo yang menghilang. Apa ini perbuatan Se Ryung?” tanya Sooyang.
“Bukan. Aku yang melakukannya.” Jawab Myun.
Sooyang terkejut, “Aku sangat lega menantuku mau menutupi kesalahan putriku, tapi kita tidak bisa membiarkan Se Ryung seperti ini terus?”

“Untuk sekarang, biarkan dia sendiri. Dia sudah tahu ttg kapal yg tenggelam. Biarkan semua berjalan sesuai keinginannya kali ini. Jika sesuatu yg buruk terjadi pada sisa keluarga Kim Seung Yoo… dia bahkan mengancam dengan pedang di leher untuk menyelamatkan Kim Seung Yoo kan?” jawab Myun.
“Besok pagi, sampaikan pesanku pada Pangeran Onyeong, untuk menghentikan pencarian anggota keluarga Kim Jong Seo dan buat rumor mereka bunuh diri.” Ucap Sooyang.
“Baik.” Jawab Myun.

Putri Kyung Hee dan Jong kaget saat mendengar dari Eun Geum mengenai kapal yg tenggelam itu. Jong tanya keadaan Seung Yoo. Eun Geum bilang tidak ada penumpang yg selamat. Jong terpukul, bagaimana… kapal yang kokoh itu… Seung Yoo-a…
Jong membalikkan badannya. Ia terpukul. Putri Kyung Hee sedih menatap Jong. Ia mengerti bagaimana perasaan Jong sekarang.
Kemudian pelayan lain datang, memberitahukan kalau ada tamu untuk Jong.


Ternyata tamunya Myun. Jong menyambut Myun dingin.
“Aku lewat sini dan memutuskan untuk mampir.” Ucap Myun.
“Mereka bilang Seung Yoo mati.” Jawab Jong.
“Jadi karena itu?” tanya Myun.
“Kau sudah tahu hal ini? Dasar brengsek.” Jawab Jong.

Putri datang, “Beraninya kau menginjakkan kakimu yg kotor di sini.” Ucap Putri.
Myun pun langsung membungkuk, memberi hormat pada Putri.
“Banyak orang di kediaman ini yang mati di tanganmu. Bagaimana bisa kau berdiri di sana tanpa rasa malu? Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di sini!” ucap Putri sambil menatap tajam Myun.
Putri lalu masuk ke dalam.
Jong menghela napas, lalu berkata, “Pergilah.”
“Aku akan segera menikah. Seperti pernikahanmu dulu, jadilah Hu Haengku. Aku datang ke sini untuk meminta tolong.” Jawab Myun.
Jong menatap tajam Myun.
“Hanya kau temanku yg tersisa.” Ucap Myun.
Jong pun teringat kalau mereka akan melakukan pemberontakan di hari pernikahan Se Ryung.
“Cari saja org lain.” Ucap Jong lalu pergi.
“Aku akan menunggumu!” teriak Myun.

Putri Kyung Hee tidak bisa tidur. Ia lalu memanggil Eun Geum dan tanya apa ada berita dari istana.
Terdengar suara pria, “Tidak ada berita dari istana, jadi tidurlah.”
Putri kaget, “Siapa itu?”
Pintu kamar Putri lalu dibuka dari luar. Ternyata Jong.
“Mana mungkin ada berita dari istana malam2 begini. Kalau pun ada, aku pasti memberitahumu. Jadi sebaiknya kau tidur.” Ucap Jong.
“Kenapa kau di sini?” tanya Putri.
“Aku sengaja menyuruh semua pelayan istirahat. Malam ini, aku akan berjaga di sini, jadi jangan cemas dan tidurlah.” Jawab Jong.

Jong pun menutup pintu. Putri lalu tanya, “Apa ini karena masalah Kim Jikgang sehingga kau tidak bisa tidur?”
Jong tersenyum pahit, dan berkata, “Aku mencoba untuk melupakannya, tapi dia… terus saja muncul di kepalaku.”
Putri di kamarnya, mulai merasakan kesedihan Jong.

Seung Yoo membuka matanya. Terlihat lah beberapa gisaeng2 cantik yg berkumpul di depannya.
Muyeong bilang kalau Seung Yoo sangat tampan. Soaeng tanya pada Seung Yoo, Apa Tuan Muda sudah sadar? Chohi lalu menyuruh gisaeng2 itu keluar.
No Geol mendekati Seung Yoo, “Aigoo, aigoo, Hyungnim. Apa kau baik2 saja? Bolehkah aku memanggilmu, Hyungnim?”

“Tempat ini…?” tanya Seung Yoo.
“Ini gibang dekat Pelabuhan Mapo. Tempat ini aman, jadi jangan cemas. Lukamu sangat dalam. Jadi jangan kemana2. Tetaplah di tempat tidur.” Jawab Seok Joo.

Myun menghadap Sooyang. Ia ingin menunda pernikahannya dgn Se Ryung. Sooyang merasa malu pada Myun dan ayah Myun. Myun berkata akan mencoba bicara pada ayahnya.

Se Ryung duduk di depan kamarnya. Ia tampak sedih dan wajahnya pucat. Yeo Ri datang dan sedih melihat kondisi Se Ryung.

“Wajahmu pucat sekali. Petugas Shin sangat mencemaskanmu. Dia bahkan sampai menunda pernikahan sampai hatimu benar2 siap. Dia sudah mengatakannya pada ayahmu.” Ucap Lady Yoon.
Se Ryung diam saja dan tampak tak peduli.
“Lupakan masa lalu. Semua orang berpikir kau akan menikah dgn Petugas Shin.” Jawab Lady Yoon.
“Saya harus pergi ke suatu tempat.” Ucap Se Ryung.
“Tubuhmu masih lemah.” Jawab Lady Yoon.
Melihat ekspresi Se Ryung, Lady Yoon menghela napas dan mengizinkan Se Ryung pergi.

Se Ryung ditemenin Yeo Ri pergi ke kuil. Ia pun kaget mendengar dari dua biksu kecil kalau Ah Kang dan Lady Ryu menghilang.

Seung Yoo pergi jalan2.
“Kemana kau mengirim mereka? Ke kediaman pejabat yg berjasa mana kau mengirim ibu dan anak kecil itu? Kenapa kau tidak menjawab? Atau kau membawanya ke kediamanmu sendiri?” tanya Se Ryung pada Myun.

“Apa aku orang yg seperti itu di matamu?” tanya Myun balik.
“Untuk org yg membunuh sahabat dan ayah sahabatnya, bagaimana aku bisa menganggapnya org baik?” jawab Se Ryung.

Myun emosi dan menarik Se Ryung pergi. Se Ryung kaget dan protes. Tapi Myun menyuruh Se Ryung diam dan ikut dengannya. Myun keluar kantor dan menyuruh anak buahnya menyiapkan kuda. Myun kemudian menaikkan Se Ryung ke kuda. Setelah itu ia juga naik, kemudian memacu kudanya. Di belakang Yeo Ri teriak memanggil Se Ryung.

Seung Yoo pergi ke kediamannya. Kediamannya sudah disegel. Seung Yoo lalu mendengar suara ayahnya, kakak iparnya dan keponakannya.

Kemudian Seung Yoo melihat seorang wanita yg berjalan dengan seorang anak kecil. Ia pun lari mendekat. Ia pikir itu kakak ipar dan keponakannya tapi ternyata bukan. Ia pun tertegun.

Myun berhenti di satu tempat. Se Ryung bergegas turun. Myun juga. Se Ryung lalu turun, kemudian menampar Myun. Myun diam saja. Se Ryung mau pergi, tapi ditahan Myun. Se Ryung pun menghempaskan tangan Myun dan meminta Myun untuk tidak menyentuhnya lagi.

Se Ryung mau pergi, tapi Lady Ryu memanggilnya. Se Ryung terkejut melihat Lady Ryu. Ia lalu menoleh, mencari Myun, tapi Myun sudah pergi.

Se Ryung duduk di dalam. Ah Kang memberinya teh. Se Ryung lalu mendudukkan Ah Kang disampingnya dan mengelus pipi Ah Kang. Lady Ryu datang, kemudian duduk disamping Ah Kang dan memeluk Ah Kang.
“Kudengar kau sakit. Aku mencemaskanmu.” Ucap Lady Ryu.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Se Ryung.
“Dari sahabat adik iparku tapi aku tidak mengenalnya. Dia yang memberitahunya. Dia juga yg mencarikan tempat ini, menyediakan pakaian dan minuman. Nona, apa kau mengenalnya?”
“Ya.”
“Aku seharusnya mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya, tapi sepertinya dia sangat sibuk, jadi tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya. Ayah mertua dan kakak iparku pasti akan senang melihat ini.”
“Ya.”

Se Ryung keluar dari rumah itu dan bertemu Myun. Se Ryung lalu membiarkan Myun mengantarnya pulang.
Seung Yoo jalan ke satu tempat.
Se Ryung akhirnya tiba di rumahnya.

“Dia mengucapkan terima kasih padamu.” Ucap Se Ryung.
“Jika dia tahu yg sebenarnya, dia pasti akan mengataiku munafik dan meludahiku.” Jawab Myun.
“Aku minta maaf atas kesalahapahaman yg terjadi.” Ucap Se Ryung.
“Apa kau mempercayaiku? Kau mengira aku mengirim mereka ke satu tempat untuk dibunuh. Apa aku sebegitu buruknya di matamu? Kau tidak mau mendengar kenapa aku mengambil jalan ini. Dengan darah dingin aku membunuh temanku sendiri. Bukankah begitu?” jawab Myun.
“Aku masuk dulu.” Ucap Se Ryung.

Se Ryung beranjak masuk tapi Myun teriak.
“Berapa lama lagi aku harus menunggu sampai kau melihatku?” tanya Myun.
“Sebaiknya kau pulang.” Jawab Se Ryung.

Se Ryung pun beranjak masuk. Myun mengejar Se Ryung, lalu menarik Se Ryung ke dalam pelukannya. Se Ryung kaget. Tanpa mereka sadari di balik pohon, Seung Yoo mendengar semuanya.

BERSAMBUNG

0 Comments:

Post a Comment