Myun melihat beberapa pejabat yang keluar dari Kediaman Putri Kyung Hee. Ia pun menyuruh Jae Beon mengikuti mereka.
Di dalam, Profesor
Lee Gae bertanya pada Seung Yoo ttg pendapat Seung Yoo mengenai rencana mereka.
Seung Yoo bilang ia sudah bertekad membunuh Sooyang dan ia akan mempertaruhkan
nyawanya demi kesuksesan rencana mereka. Se Ryung yang berdiri di pintu kaget
sampai menjatuhkan mantelnya. Seung Yoo, Putri Kyung Hee dan Jong kaget melihat
Se Ryung. Hanya Profesor Lee Gae yang tetap tenang.
Eun Geum datang dan
berseru, “Tuan Putri, Petugas Shin datang.”
Semua kaget. Tampak
Myun yang berjalan masuk ke Kediaman Putri Kyung Hee. Se Ryung menyuruh Seung
Yoo sembunyi. Seung Yoo pun langsung masuk. Se Ryung mengambil mantelnya yang jatuh
dan tetap berdiri di pintu. Semua berusaha bersikap tenang.
Myun : Apa yang anda
lakukan di sini?
Se Ryung : Aku
mengunjungi Tuan Putri bersama guruku.
Myun lalu tanya ke
Profesor Lee Gae, “Apa anda yang mengajar Tuan Putri?”
“Itu benar.” Jawab Profesor
Lee.
“Aku datang karena
ingin membicarakan sesuatu denganmu, Jong.” Ucap Myun.
“Aku tidak takut
pada apapun.” Jawab Jong.
Jong dan Myun lalu
saling menatap tajam. Mereka lalu bicara di dalam. Myun berkata bukankah
dirinya sudah melarang Profesor Lee Gae menemui Jong.
“Seorang guru dan
muridnya bertemu adalah hal biasa, Kenapa kau melarangnya?” ucap Jong.
“Akan berbeda jika
guru dan murid bertemu untuk merencanakan sesuatu yang melawan hukum.” Jawab
Myun.
“Myun-ah!” tegur
Profesor Lee Gae.
Jong mulai kesal,
“Berhenti dan pergilah.”
“Aku tidak akan
memintamu untuk memahamiku lagi. Jika kau masih ingin hidup, jangan lakukan
apapun. Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu.” Jawab Myun.
“Aku mencurigai
nasihat yang diberikan oleh seseorang yang mengaku temanku. Apa di dunia ini
ada yang lebih mencemaskan daripada ini?” ucap Jong.
Seung Yoo dan Se
Ryung terkurung di kamar Putri Kyung Hee. Mereka saling melirik. Putri Kyung
Hee menatap mereka, lalu pura2 bosan dan beranjak keluar dari kamar. Begitu
Putri Kyung Hee keluar, Se Ryung tanya apa rencana Seung Yoo. Seung Yoo bilang
tidak ada gunanya Se Ryung tahu rencananya.
“Apa ini ada
hubungannya dengan ayahku?” tanya Se Ryung sedih.
Seung Yoo menatap Se
Ryung. Tatapan tidak tega.
“Kenapa kau harus
melakukan hal berbahaya seperti itu? Kumohon lupakan semuanya dan pergi lah
bersama kakak iparmu dan Ah Kang.” Ucap Se Ryung lagi.
“Apa kau pikir aku
bisa melupakannya, walaupun aku mau?” tanya Seung Yoo.
Air mata Se Ryung
mengucur.
“Aku akan pergi setelah
menyelesaikan urusanku. Tolong, jangan campuri urusanku.” Ucap Seung Yoo.
Diluar, Putri Kyung
Hee bertemu Myun. Myun tanya dimana Se Ryung. Dengan wajah dingin, Putri Kyung
Hee berkata Se Ryung sedang istirahat di kamarnya karena sakit kepala.
“Apa dengan membunuh
ayahku, hatimu akan tenang?” tanya Se Ryung.
Seung Yoo tertegun,
lalu menatap Se Ryung.
“Dae Ho, apa itu kau
guru?” tanya Se Ryung lagi.
Seung Yoo diam saja.
“Setiap malam aku
selalu memikirkan ini sampai aku tidak bisa tidur. Apa kau akan puas setelah
membunuh seseorang? Menanyakan kenapa kau berubah seperti ini, apakah membuatmu
sedih dan terluka?” ucap Se Ryung.
“Jangan pikir kau
bisa mengerti diriku. Dengan membunuh mereka, aku merasa tenang.” Jawab Seung
Yoo.
“Guru..” ucap Se
Ryung.
Lalu terdengar suara
Myun, “Yang Mulia, apa anda di dalam?”
Se Ryung diam saja.
Seung Yoo menatap Se Ryung dengan pandangan tidak rela Se Ryung pergi. Se Ryung
menatap Seung Yoo dengan pandangan memohon.
Myun berseru lagi,
“Yang Mulia, apa anda tidur?”
“Tetap di sini. Dia
akan pergi kalau aku keluar.” Ucap Se Ryung.
Se Ryung beranjak ke
pintu. Tapi sebelum keluar, ia menatap Seung Yoo dengan tatapan sedih. Seung Yoo juga menatap Se Ryung dengan
tatapan tak rela melepas Se Ryung pergi. Se Ryung membuka pintu dan keluar.
Seung Yoo mengangkat tangannya, ingin memegang punggung Se Ryung, tapi gak
jadi. Se Ryung berbalik dan menutup pintu. Seung Yoo terus menatap Se Ryung
dengan pandangan tak mau Se Ryung pergi.
Se Ryung jalan
pulang dengan Myun. Di belakang, Seung Yoo memperhatikan Se Ryung dengan
tatapan terluka.
Yeo Ri membuka
jendela tandu dan berkata, “Yang Mulia, Petugas Shin mencemaskan anda. Kenapa
anda bersikap seperti orang linglung?”
Mata Se Ryung
berkaca2. Myun memandang Se Ryung. Se Ryung diam saja. Dengan wajah dingin, ia
menutup jendela tandu.
Jong mencemaskan Se
Ryung yang mendengar rencana mereka. Ia takut Se Ryung akan memberitahukannya
pada Sooyang. Seung Yoo membela Se Ryung dengan mengatakan kalau Se Ryung tidak
mengatakan apa2 saat ia menculiknya dulu. Profesor Lee Gae berkata mereka tidak
perlu cemas karena Se Ryung tidak tahu detail rencana mereka. Putri Kyung Hee
juga membela Se Ryung.
Jong tetap cemas, ia
berkata Se Ryung memang bisa dipercaya tapi ini menyangkut keselamatan ayahnya.
Hubungan darah bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan begitu mudah. Seung Yoo
dan Putri Kyung Hee pun mulai cemas.
Se Ryung tiba di
istana. Sooyang menyambutnya. Sooyang berkata, kalau ia sudah kehilangan
kebahagiaan dalam hidupnya. Se Ryung yang suka main di pangkuannya saat kecil,
kini bahkan tidak mau menatapnya. Sooyang lalu menghela napas dan berbalik.
Tapi Se Ryung memanggilnya, Ayah.
Sooyang : Kata itu
benar2 terdengar menyentuh malam ini. Apa ada yang mau kau katakan pada ayahmu?
Se Ryung : Tidak.
Sooyang : Masuk dan
istirahatlah.
Sooyang pergi. Se
Ryung memandangi kepergian ayahnya dengan mata berkaca. Myun menatap Se Ryung
dengan wajah kecewa. Ya, ia tahu ada yg disembunyikan Se Ryung.
Se Ryung masuk ke
kamarnya. Wajahnya sangat tertekan. Ia ingat kata2 sang ayah. Sang ayah bilang
kalau putrinya terlalu berharga untuk diserahkan pada orang lain. Ia lalu ingat
kata2 Seung Yoo. Seung Yoo berkata akan mempertaruhkan nyawanya dem kesuksesan
rencana itu.
Se Ryung menghela
napas. Dan ia pun menundukkan kepalanya ke meja.
Seung Yoo jalan ke
Bing Ok Gwan sambil merenungkan kata2 Se Ryung.
“Apa dengan membunuh ayahku, hatimu akan
tenang?”
Lalu tiba2 terdengar
suara Ah Kang, “Paman!”
Seung Yoo tertawa
dan menggendong Ah Kang. Ia kemudian heran melihat wajah Ah Kang yang cemong2
karena cat. Ah Kang senyum2. Seung Yoo pun tertawa geli.
Lady Ryu menunjukkan
semua tulisan2 Ah Kang pada Seung Yoo. Ah Kang sudah tidur di pangkuan Lady
Ryu.
Seung Yoo kaget, Ini
tulisan Ah Kang?
Lady Ryu membenarkan
dan berkata ingin mengajarkan Ah Kang menulis sedini mungkin.
Seung Yoo lalu minta
maaf karena membuat Lady Ryu membesarkan anak di tempat seperti itu. Lady Ryu
berkata tidak masalah karena orang2 di Bing Ok Gwan baik padanya. Seung Yoo
lalu berkata akan mengikuti keinginan ayahnya untuk menaikkan kembali Danjong
ke takhta. Lady Ryu mengangguk dan berkata memang itu yang harus dilakukan
Seung Yoo dan meminta Seung Yoo tetap berada di jalan yang benar.
Seung Yoo menunduk.
Wajahnya sedih. Lady Ryu tanya apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Seung
Yoo.
“Tidak peduli betapa
kejamnya ayah seseorang, musuh yang membunuh ayah, tidak bisa dimaafkan, ya
kan?” ucap Seung Yoo.
Paginya… Profesor
Lee Gae kedatangan tamu. Salah satu rekannya yang ikut dalam rencana
menggulingkan Sooyang. Mereka bicara di tempat lain. Seorang Jikgang berusaha
menguping pembicaraan mereka.
Jikgang itu lalu
melaporkannya pada Myung Hoe. Ia minta maaf karena tidak bisa mendengar apapun,
tapi walau begitu ia sempat mendengar Kwang Yeon Jung/aula tempat menerima tamu
asing di istana di sebut beberapa kali. Myung Hoe kaget.
Profesor Lee
berkumpul bersama orang2nya. Seung Yoo berkata begitu music mulai, Yoo harus
memenggal kepala Sooyang. Sementara ia dan yang lain akan menyerbu istana dan
menghabisi antek2 Sooyang.
Selesai pertemuan,
Seung Yoo dan Profesor Lee bicara diluar. Profesor Lee penasaran gimana Seung
Yoo dan Se Ryung bisa kenal. Profesor tanya apa Seung Yoo dan Se Ryung saling
mencintai. Seung Yoo menyangkal. Profesor lalu memberitahu Seung Yoo kalau Se
Ryung sudah bersumpah tidak akan menikah selamanya. Seung Yoo terkejut. Hal ini
membuat Profesor bingung.
“Kenapa reaksimu
begitu?” tanya Profesor.
Seung Yoo masih
diam.
“Jika kaian saling
mencintai, bukankah rencana besok sangat kejam untukmu? Jika Sooyang dibunuh,
apa kau bisa menahan rasa bersalah seumur hidupmu?” ucap Profesor.
“Sekarang wanita itu
tidak ada hubungannya dengan saya.”
“Sebaiknya kau
berhenti. Terperangkap diantara ayahnya dan kau, hatinya pasti hancur. Apa kau
tidak pernah berpikir tentang itu?”
Seung Yoo tertegun.
Di kamarnya, Se
Ryung mondar mandir dengan gelisah. Ia tanya apa yang bisa ia lakukan. Yeo Ri
lalu datang, memberitahu Se Ryung ada pesan dari Kediaman Putri Kyung Hee.
Putri Kyung Hee sakit dan ingin bertemu Se Ryung. Se Ryung kaget.
Se Ryung langsung
menghadap ibunya. Ia minta izin mengunjungi Putri Kyung Hee.
“Kenapa selarut ini?
Tidak boleh. Kau sudah terlalu sering meninggalkan istana.” Ucap Lady Yoon.
“Dia sedang sakit.” Jawab
Se Ryung.
“Kau kan bisa pergi
besok. Apa kau tidak nyaman berada di istana?” ucap Lady Yoon.
Se Ryung diam saja
dengan wajah menunduk.
Lady Yoon menghela
napas. Ia tahu ia tak bisa melarang Se Ryung.
“Aku mengerti.
Pergilah dan cepat kembali.” Ucap Lady Yoon.
“Ya, Eomoni.” Jawab Se
Ryung lalu pergi.
Putri Kyung Hee
menunggu Se Ryung dengan gelisah. Begitu Se Ryung datang, ia langsung tanya apa
Se Ryung memberitahu semuanya pada Sooyang. Se Ryung kecewa, karena ia langsung
datang begitu mendengar Putri sakit. Putri bilang bukan ia yang ingin tahu,
tapi orang lain. Se Ryung ingin tahu siapa. Dan muncul lah Seung Yoo.
Se Ryung dan Seung
Yoo duduk berdua di teras.
“Aku tidak bisa melupakan
kematian ayahku. Kau juga akan merasakan hal yang sama jika kehilangan ayahmu. Karena
aku mengerti rasa sakitnya kehilangan ayah, aku mencemaskan dirimu. Tapi ayahmu
pasti mati di tanganku. Meskipun nanti dia menjadi Raja yg bijak, tapi seorang
Raja yang tangannya ternodai darah, bagaimana mungkin dia akan menyayangi
rakyatnya? Jadi kumohon, lupakan aku.” ucap Seung Yoo lalu pergi.
“Apa kau memanggilku
hanya untuk mengatakan ini?” tanya Se Ryung menahan kepergian Seung Yoo.
“Kau pernah
menanyakan padaku, walaupun ayahku sangat kejam, aku tidak ingin melihat dia
mati. Ayah yang mengerikan, aku pernah berpikir lebih baik dia tidak ada, tapi
memikirkan aku akan kehilangan ayahku… jika aku menyelamatkanmu, ayahku mati.
Jika aku menyelamatkanmu, kau yang mati. Apa yang harus kulakukan?” ucap Se
Ryung dengan menahan air matanya.
Seung Yoo tertegun, “Karena
ayahmu, aku terluka. Tapi karena kau, luka itu… untuk sementara sembuh. Untuk
itu, aku berterima kasih.”
Se Ryung tertegun.
Seung Yoo berdiri, lalu pergi. Se Ryung berdiri dan berlari memeluk Seung Yoo
dari belakang. Seung Yoo syok.
“Kumohon, ikutlah
denganku. Kita pergi ke tempat dimana tidak ada orang. Ayo kita hidup bersama.”
Bujuk Se Ryung.
Seung Yoo berkaca2.
Untuk sesaat, ia memejamkan matanya, lalu ia membuka mata, kemudian memegang
tangan Se Ryung yang memeluknya dengan erat, lalu perlahan melepaskannya.
“Kemana pun kita
pergi, kita tetap berada di dunia Sooyang.” Ucap Seung Yoo.
Seung Yoo mau pergi,
tapi Se Ryung menahan kepergiannya dengan memegang tangannya. Seung Yoo
berbalik, lalu menatap Se Ryung dalam2, kemudian membelai wajah Se Ryung lalu
pergi. Se Ryung menatap kepergian Seung Yoo dengan tangisan.
Seung Yoo berjalan
gontai. Ia lalu menyandarkan dirinya pada sebuah dinding dan mencoba menguatkan
hatinya.
Se Ryung akhirnya
meninggalkan Kediaman Putri Kyung Hee. Matanya berkaca2. Lalu ia sadar ada yang
memperhatikannya. Ia menoleh. Ternyata Seung Yoo yang memperhatikannya dengan
tatapan sedih dan terluka.
Jong ada di Bing Ok
Gwan. Ia diam saja meskipun Muyeong dan Soaeng menggodanya. Seung Yoo pun
datang dan mengajak Jong ke kamarnya.
“Besok kalau bukan
Sooyang mati, kita yang mati. Salah satu dari kita akan mati.” Ucap Jong.
Seung Yoo diam saja.
Jong lalu menatap
Seung Yoo, “Apa kau baik2 saja?”
“Kenapa?” tanya
Seung Yoo.
“Wanita itu….”
“Jika kau mau bicara
ngawur, sebaiknya kau pergi.”
Jong lantas menghela
napas, lalu berkata, “Seung Yoo, jika kau selamat dan aku tidak, istriku, kau
harus melindunginya.”
“Jangan bicara
begitu.” pinta Seung Yoo.
“Meskipun ia
terlihat kuat, tapi sebenarnya dia rapuh. Setelah melalui banyak hal, hatinya
menanggung cukup luka. Hatiku benar2 sakit.” Ucap Jong.
Dan Jong pun menangis.
Seung Yoo sedih melihatnya.
Jong pulang. Putri
Kyung Hee yang sudah menunggunya sedari tadi, menyambutnya dengan senyum lega, “Kau
sudah pulang?”
Jong mendekat, “
Kenapa kau di sini? Kupikir kau sudah tidur? Apa kau mencemaskan rencana besok?
Apapun yang terjadi, aku akan melindungi Yang Mulia.”
“Apa kau tidak takut
dengan rencana besok?” tanya Putri.
Jong tersenyum, lalu
menjawab, “Aku ingin sekali menepuk dada dan berkata aku tidak takut, tapi
kenyataannya aku takut.”
Mata Putri Kyung Hee
berkaca2, “Aku juga takut. Orang yang selalu ada di sisiku, aku takut dia tidak
bisa kembali. Orang yang mengerti diriku lebih dari aku mengerti diriku, aku
takut tidak akan bisa melihatnya lagi. Aku takut. Benar2 takut.”
Jong tertegun,
bahkan sampai menjatuhkan topinya.
“Yang Mulia.” Ucap Jong.
Jong lantas memeluk
istrinya itu.
“Jika kau tidak ada,
aku tidak akan bisa melanjutkan hidupku. Kumohon, kembalilah hidup2… suamiku.” Ucap
Putri.
Jong lalu memegang
wajah Putri Kyung Hee. Keduanya pun, berciuman….
Paginya, Jong
terbangun dan mendapati Putri tidak ada disampingnya.
Putri berdiri di
taman sambil senyum2. Jong jalan keluar, dan menemukan istrinya di taman. Ia
lalu memeluk istrinya itu dari belakang. Sang istri kaget, tapi akhirnya
tersenyum.
Putri Kyung Hee lalu
berbalik dan memberikan sesuatu ke tangan Jong. Cincin garakji warisan dari ibu
Jong.
“Aku ingin kau yang
memasangkannya ke jariku, suamiku.” Ucap Putri.
Jong tersenyum, lalu
memasangkan garakji ke jari istrinya. Jong kemudian mencium tangan istrinya dan
sang istri menangis terharu.
“Kumohon, kembali
lah hidup2.” Pinta Putri.
Jong tersenyum dan
mengangguk.
Seung Yoo bersiap2.
Tapi tiba2 ia ingat kata2 Seok Joo. Seok Joo menyuruhnya lari bersama Se Ryung.
Ia lalu ingat saat Se Ryung memeluknya dan membujuknya untuk lari dan hidup
bersama. Seung Yoo lalu menghela napas. Ia sudah bertekad akan melakukan
rencananya.
“Ayah, tolong bantu
kami.” Ucapnya.
Ah Kang sedang
melukis. Ia tampak gembira sekali. Ternyata ia melukis di wajah Seok Joo.
Seok Joo : Kau ini memang
seorang Myeong Pil.
“Myeong Pil? Apa itu
nama seseorang?” tanya Soaeng polos.
Muyeong tertawa geli dan berkata, “Itu artinya Ah Kang pintar menggambar. Dasar gadis bodoh.”
Soaeng manyun. No
Geol membela Soaeng, “Wanita pintar hanya membuat sakit kepala. Selama dia
memiliki ini, dan ini, itu sudah cukup.”
No Geol berkata
begitu sambil menunjuk dada dan pinggul.
Muyeong menjewer No
Geol. No Geol berteriak kesakitan.
Chohi berkata, “Kau
itu pantas dipukul karena kerjaanmu hanya makan, tidur, mabuk dan main wanita.”
“Diam lah, apa
kalian tidak lihat anak ini sedang melakukan sesuatu yang penting.” Ucap Seok
Joo.
Chohi lalu
menberikan lap pada Seok Joo.
Seung Yoo turun.
Soaeng lari ke Seung Yoo dengan tangan siap memeluk Seung Yoo, tapi Seung Yoo
menahan tangan Soaeng.
“Jangan begini lagi.”
Peringatkan Seung Yoo lalu pergi.
Soaeng syok, “Kenapa
dia melakukan ini padaku….”
Seung Yoo lantas
berhenti di depan Lady Ryu. Ia membungkuk memberi hormat pada Lady Ryu. Lady
Ryu mengangguk. Seung Yoo lalu membelai wajah Ah Kang dan pergi. Ah Kang
menatap ibunya. Sang ibu mengangguk. Ah Kang lalu menarik Seok Joo dan menyusul
Seung Yoo keluar.
“Paman. Kau harus
kembali. Kau tidak boleh meninggalkan Ah Kang di sini dan pergi sendiri.” Ucap Ah
Kang.
Ah Kang lalu
mendekat. Seung Yoo berjongkok dan tersenyum.
“Paman akan kembali.”
Ucap Seung Yoo.
Seung Yoo lalu
berdiri dan menatap Seok Joo.
“Kau pasti akan
melakukan pertempuran besar. Jangan berpikir kau bisa memintaku menjaga kakak
ipar dan keponakanmu. Orang2 yg harus kau lindungi ada di sini. Jadi kembalilah
dengan selamat.” Ucap Seok Joo.
“Aku mengerti.” Jawab
Seung Yoo lalu pergi.
Istana mulai
bersiap2 menyambut Utusan Ming. Myung Hoe ada di tengah para pelayan dan dayang
istana. Ia memeriksa hal2 yang mencurigakan.
Profesor Lee dan
antek2nya kembali bertemu membahas rencana mereka. Tapi tak ada Seung Yoo di
sana. Lee Gae tanya pada Jong ttg Seung Yoo. Jong jawab Seung Yoo sudah siap
dengan posisinya.
Seung Yoo ada di
tembok bagian luar istana, bersama pasukannya.
“Saat music terdengar,
panjat tembok di sisi kiri istana, lalu masuk ke dalam dan mulai menyerang.” Ucap
Seung Yoo.
Lady Yoon juga
memperingatkan anak2nya untuk menjaga sikap hari ini. Terutama Se Ryung, ia
melarangnya ke Kediaman Putri. Se Ryung awalnya diam, tapi akhirnya berjanji
tidak akan kemana2.
Pas kembali ke
kamar, Se Ryung gelisah. Ia teringat rencana Seung Yoo.
“Ada apa Tuan Putri?”
tanya Yeo Ri.
“Aku harus menemui
Putri Kyung Hee.” Jawab Se Ryung.
“Bukankah Yang Mulia
Ratu melarang anda pergi hari ini? Jumlah Petugas Nae Geum Bu juga meningkat
tiga atau empat kali lipat.” Ucap Yeo Ri.
Se Ryung lalu
memandangi seragam Yeo Ri.
Shin Sook Joo dan
Kwon Ram menyambut rombongan Sooyang.
“Jika hari ini
berjalan lancar dan Dinasti Ming menyetujui anda sebagai Raja, maka anda akan
menjadi pengusa negeri ini yang sebenarnya.” Ucap Shin Sook Joo.
Sooyang tersenyum
puas.
“Selamat Yang Mulia.”
Ucap Kwon Ram.
Jong menemui Danjong
dan meminta Danjong tidak cemas karena ia akan selalu ada di sisi Danjong.
Danjong mengerti.
Rombongan Danjong bertemu dengan rombongan Sooyang. Sooyang tersenyum puas, lalu tanya apa tidur Danjong nyenyak. Danjong mengiyakan. Sooyang lalu mengajak Danjong menunjukkan pada Utusan Ming kalau keluarga Raja Joseon adalah keluarga yang bahagia. Danjong menjawab kalau Sooyang juga harus melakukan hal yang sama.
Sooyang lantas
menatap Jong yang menghindari kontak mata dengannya.
Profesor Lee Gae dan
antek2nya mulai memasuki istana. Myung Hoe masih di aula perjamuan memeriksa
kalau2 ada hal yang mencurigakan. Lalu, ia melihat dua pengawal yang jalan dan
mengambil posisi di kiri dan kanan meja Raja. Tuan Yoo berdiri di sebelah kanan
kursi Sooyang. Ia pun memberikan kode pada rekannya. Myung Hoe pun merasa
curiga. Tuan Yoo tampak gelisah. Hal ini terbukti dengan ia yang beberapa kali
melirik ke arah pedangnya.
Se Ryung dan Yeo Ri
menyamar sebagai dayang istana. Mereka berhasil keluar dari istana dengan
alasan disuruh mendatangi Kediaman Putri Kyung Hee.
Sooyang dan Danjong
beserta rombongan mereka tiba. Semua memberi hormat. Sooyang dan Danjong duduk.
Tuan Yoo mulai mencabut pedangnya, namun tiba2 Myung Hoe menghampiri Tuan Yoo.
Tuan Yoo pun tak jadi mencabut pedangnya.
“Ada apa Seketaris
Han?” tanya Tuan Yoo heran.
“Perjamuan makan ini
tidak membutuhkan penjaga.” Jawab Myung Hoe.
“Apa maksudnya tidak
membutuhkan penjaga?” tanya Tuan Yoo.
“Ini perintah Yang
Mulia. Yang Mulia ingin menyambut Utusan Ming tanpa formalitas.” Jawab Myung
Hoe.
Pihak Profesor Lee
Gae kaget. Myung Hoe memberi perintah Myun membawa Tuan Yoo pergi. Tuan Yoo
melirik Profesor Lee Gae. Profesor Lee Gae memberi kode untuk membatalkan misi.
Tuan Yoo pun meninggalkan perjamuan. Jong dan Danjong terlihat tegang.
Pihak Profesor Lee
Gae yakin Myung Hoe mengetahui sesuatu.
Profesor Lee Gae pun berniat membatalkan misi. Yang lain setuju.
Professor Lee Gae menyuruh rekannya keluar dan memberitahu Seung Yoo kalau misi
mereka batal. Danjong dan Jong terlihat gelisah. Sooyang tersenyum.
Seung Yoo yang tidak
tahu apa2, memberi aba2 pasukannya menyerbu istana begitu music mulai
dimainkan.
Seseorang yang
ditugaskan memberikan pesan ke Seung Yoo ditahan Myun. Myun bilang perjamuan
akan segera dimulai. Akan tetapi orang itu tetap berjalan keluar. Dan
langkahnya lagi2 terhenti karena Myung Hoe. Orang itu masih berpura2 tidak tahu
apa yang terjadi. Myung Hoe mengancam, akan membunuh orang itu jika orang itu
tidak mengatakan yang sebenarnya.
Lady Yoon ke kamar
putrinya dan marah2 tau putrinya menghilang.
Se Ryung menemui
Putri Kyung Hee.
“Sebenarnya apa yang
akan terjadi pada perjamuan hari ini?” tanya Se Ryung.
“Semuanya sudah
terlambat. Pasti sudah dimulai.” Jawab Putri Kyung Hee.
“Apa ayahku akan
dibunuh?” tanya Se Ryung.
“Seharusnya kau
sudah tahu.” Jawab Putri Kyung Hee.
“Orang itu, dimana
dia? Kalau sampai dia tertangkap, tidak akan ada yang bisa menjamin
keselamatannya.” Ucap Se Ryung.
“Dia memimpin
pasukannya menyerbu istana.” Jawab Putri Kyung Hee.
Se Ryung kaget. Ia
pun langsung berdiri dan akan pergi. Tapi Putri Kyung Hee melarang. Putri Kyung
Hee berkata kalau Seung Yoo dan Sooyang tidak bisa hidup di bawah langit yang
sama. Se Ryung tidak peduli. Ia pun bergegas pergi ke istana.
Shin Sook Joo
melapor pada Sooyang kalau rombongan Utusan Ming sudah diberitahu adanya
penundaan perjamuan makan. Sooyang tersenyum puas. Sedang Jong dan Danjong
pucat pasi.
Tiba2, Myun beserta
pasukannya masuk dan memerintah untuk menangkap semua pejabat yang terlibat
dalam rencana penyerangan ini. Tak hanya itu, ia juga menangkap Jong! Rombongan
Profesor Lee Gae dibawa keluar. Mereka murka pada Kim Jil, menteri yg tadi
diancam Myung Hoe, karena sudah mengkhianati mereka.
Se Ryung lari
sepanjang jalan. Yeo Ri susah payah mengejarnya, “Yang Mulia!”
Seung Yoo dan
pasukannya memasuki istana dan bertemu dengan Myun, juga pasukan Myun. Myun menatap
tajam pria bertopeng di hadapannya. Ia ingat ketika pria itu menculik Se Ryung
dan kata2 Se Ryung kalau pria itu memendam kebencian yg mendalam. Ia juga ingat
pertarungannya dengan pria itu, yg membuat wajah pria itu terluka.
“Apapun yang
terjadi, hari ini aku harus bisa membongkar siapa kau sebenarnya.” Ucap Myun.
Myun pun memberi
aba2 pada pasukannya, SERANG!
“Sebelum Utusan Ming
tiba, mereka mencoba menyerangku, pemimpin negeri ini. Bahkan memukuli mereka
sampai mati, itu belum cukup kan, Yang Mulia.” Ucap Sooyang pada Danjong.
Danjong diam saja
dan menatap Sooyang dengan marah sekaligus takut.
“Saya akan
mengungkap siapa dalang di balik semua ini.” ucap Sooyang pada Danjong.
Danjong hanya bisa
menelan ludahnya. Sooyang lalu memberi perintah pada Kwon Ram. Kwon Ram pun
memerintah untuk segera memulai pesta. Musik pun dimainkan.
Sementara itu
pertempuran masih berlangsung. Seung Yoo berhasil membunuh beberapa pasukan
Myun. Kini Seung Yoo berhadapan dengan Myun. Dengan penuh emosi, Myun meminta
Seung Yoo melepas topengnya. Seung Yoo mendorong Myun. Myun pun mendorong Seung
Yoo.
Saat Myun
mengayunkan pedangnya ke arah Seung Yoo, seorang anak buah Seung Yoo menangkis
pedang Myun. Ia berkata mereka harus mundur sekarang karena sudah kehilangan
banyak prajurit. Seung Yoo setuju. Myun dan pasukannya mengejar Seung Yoo.
Seung Yoo dan
pasukannya berpencar. Seung Yoo sendiri berhasil lolos dan sembunyi.
Jae Beon lapor tidak
berhasil menangkap orang2 itu. Myun penasaran siapa Dae Ho.
Profesor Lee Gae,
Jong dan rekan2 mereka diarak menuju tahanan. Myun datang.
“Kenapa kau ke sini?
Untuk melihat gurumu diseret ke penjara?” tanya Jong dingin.
“Aku ke sini untuk
memastikan sesuatu. Siapa Dae Ho?” tanya Myun.
“Dae Ho? Apa
maksudmu?” tanya Jong.
“Jangan pura2. Dae
Ho ada diantara kalian. Siapa dia? Apa dia Kim Seung Yoo?”
Jong kaget, “Seung
Yoo? Seung Yoo sudah mati. Kau bahkan tidak menghormati temanmu yang sudah
mati!”
“Seung Yoo sudah
mati atau hidup akan segera diketahui. Jika dia memang Seung Yoo, dia pasti
akan datang untuk menyelamatkanmu.” Jawab Myun.
“Aku sudah bilang
bukan! Kenapa kau bersikeras!” teriak Jong.
“Kawal para
penjahat!” perintah Myun.
Putri Kyung Hee
menunggu dengan gelisah di kamarnya. Eun Geum pun datang. Dengan wajah panic,
ia memberitahu Pangeran Pendamping ditangkap. Putri kaget dan mencemaskan
Danjong. Ia lantas beranjak pergi.
Profesor Lee, Jong
dan rekan2nya diarak di jalan. Jong melihat ke belakang dan kaget melihat Myun
dan Jae Beon mengikuti mereka diam2.
Jong berbisik ke
Profesor, “Jika Seung Yoo muncul dan tertangkap, bagaimana?”
“Dia tidak boleh
tertangkap.” Ucap Profesor.
Putri Kyung Hee dan
Eun Geum lari2 di jalanan. Lalu tiba2, Seung Yoo menariknya ke pinggir.
“Maafkan saya.” ucap
Seung Yoo, karena sudah mengagetkan Putri.
“Tidak apa2. Apa
yang terjadi?” tanya Putri.
“Rencana kita gagal.”
Jawab Seung Yoo.
“Kudengar Pangeran
Pendamping tertangkap.” Ucap Putri.
“Apa itu benar?”
tanya Seung Yoo.
Lalu tiba2,
terdengar suara pasukan yang membawa tahanan. Putri menangis Jong yang diarak.
Jong melihat Seung Yoo yg berdiri di belakang istrinya. Jong menggeleng,
memberi kode agar Seung Yoo tidak mendekat atau mencoba membebaskannya. Melihat
kode dari Jong, Myun dan Jae Beon segera bertindak.
Seung Yoo mau
menghampiri Jong, tapi dilarang Putri.
“Kau tidak boleh
tertangkap.” Ucap Putri.
Putri lalu lari ke
arah Jong. Seorang petugas yg mengawal Jong cs membentak Putri. Jong marah dan
balik membentak pengawal itu.
“Ada Myun di sini. Cepat
suruh Seung Yoo sembunyi.” Ucap Jong.
Putri mau menoleh,
tapi Jong melarang.
“Katakan pada Seung
Yoo jangan melakukan hal yg ceroboh. Dan rancang rencana baru.” Ucap Profesor.
Putri pun tidak bisa
lagi mengikuti suaminya. Ia menangis melihat suaminya ditangkap. Sekali lagi
Jong melihat wajah istrinya.
Myun langsung ke
tikungan. Tapi hanya bertemu Eun Geum. Di belakang Eun Geum ada Jae Beon yg
berlari. Lalu, Putri Kyung Hee datang dengan wajah panic. Myun memberi perintah
Jae Beon untuk terus mencari Dae Ho.
Seung Yoo langsung
bersembunyi saat melihat Jae Beon jalan. Setelah Jae Beon pergi, Seung Yoo
keluar tapi dipergoki Myun.
“Seung Yoo! Aku tahu
kau adalah Kim Seung Yoo. Sampai kapan kau akan bersembunyi di belakang ayahmu?
Jangan sembunyi seperti pengecut! Tunjukkan wajah aslimu!” teriak Myun.
Seung Yoo pun
berbalik dan menatap tajam Myun. Ia lalu membuka topengnya! Myun meski sudah
tahu, ia tetap syok saat melihat Seung Yoo yang ada di hadapannya.
BERSAMBUNG…..