Cheol Hee pergi menjenguk abeojinya. Cheol Hee minta abeojinya memberikan MC padanya dan pergi dengan tenang. Ia berdalih, ia yang membesarkan MC meski abeojinya yang mendirikan MC.
Cheol Hee : Waktu ayah telah berlalu.
Je Kook yang juga ada disana, langsung menatap Cheol Hee.
Je Kook dan Cheol Hee kembali ke rumah. Dua pembantu membukakan pintu ruangan kerja Cheol Hee. Cheol Hee tanya ke Je Kook apa yang terjadi sambil mereka berjalan masuk ke dalam. Je Kook bilang Wang Pyo terkejut setelah mengetahui walinya adalah Cheol Hee dan Seok Hee.
Cheol Hee : Ayahku tidak pernah melupakan Seok Hee. Dia tidak boleh tahu bahwa ayahku sakit parah. Jika dia mendengarnya, tidak ada alasan untuk menghentikan dia kembali.
Je Kook : Tentu saja. Aku akan memberi tahu tim New York untuk mengawasinya dengan ketat.
Ponsel Je Kook berdering. Je Kook langsung menjawabnya dan ia terkejut.
Je Kook kembali ke TOP dan minta penjelasan anggotanya apa yang terjadi. Pak Kwon bilang penerbangan dari New York mendarat di Seoul pukul 11 siang besok.
Pak Kwon : Nona Seok Hee ada di sana.
Je Kook : Bagaimana dia bisa naik jika kita memegang paspornya?
Pak Kwon : Dia menukarnya dengan paspor palsu dari perjalanan ke Amerika Selatan.
Joo Young : Ini yang dia kenakan tepat sebelum naik pesawat.
Joo Young pun rekaman sebelum Seok Hee naik pesawat. Seok Hee mengenakan dress merah.
Je Kook : Ada cukup waktu. Bersiaplah dengan sebaik-baiknya. Kirim dia kembali ke New York segera setelah dia mendarat.
Pak Kwon : Baik.
Je Kook kemudian berdiri. Sebelum pergi, ia minta Joo Young ikut dengannya.
*Penasaran kenapa Seok Hee kagak dibolehin balik ke Seoul. Kenapa dia kayak dicampakin gitu ama ayahnya ke Amerika.. Wae!! Kenapa Seok Hee gk boleh tahu kakeknya sakit? Karena MC Group? Karena mereka takut MC Group jatuh ke tangan Seok Hee?
Je Kook menyuruh Joo Young mengawasi telepon Seok Hee.
Je Kook : Setelah Pimpinan Senior masuk UGD, dia naik pesawat ke Korea setelah 15 tahun. Waktunya aneh.
Joo Young : Aku akan mencari tahu apa keluarga atau seseorang yang dekat dengan Pimpinan Senior yang menghubunginya.
Je Kook : Diam-diam.
Joo Young kembali bekerja dan menemukan Seok Hee sudah menipu mereka.
Joo Young langsung mengontak Pak Kwon.
Joo Young : Ketua Tim Kwon, aku memeriksa lagi daftar penumpang untuk berjaga-jaga. Dia menipu kita. Dia akan mendarat di Gimpo melalui Shanghai. Ya. Kau tidak punya banyak waktu. Cepatlah.
Pak Kwon yang sedang menunju Incheon, langsung mengontak tim nya yang lain.
Pak Kwon : Tim keamanan. Menuju Bandara Gimpo, bukan Incheon Internasional.
Lalu Pak Kwon minta Joo Young mengendalikan lalu lintas. Joo Young mengerti.
Pak Kwon langung putar balik mobilnya menuju Gimpo. Tim nya yang ada di belakangnya, juga ikut putar balik.
Pak Kwon dan timnya tiba di Gimpo. Sampai disana,, mereka langsung mencari Seok Hee. Seorang anggotanya melihat Seok Hee. Pak Kwon pun meraih ponselnya dan melihat foto Seok Hee yang mengenakan dress merah sebelum naik pesawat. Lalu mereka melihat Seok Hee keluar dari gate 1. Pak Kwon dan tim bergegas mendekatinya. Tapi ternyata itu bukan Seok Hee. Wkwkwkwkw....
Ternyata Pak Kwon sempat papasan dengan Seok Hee yang asli saat ia berjalan menuju wanita ber-dress merah. Seok Hee mengenakan kaus hijau dan hoodie hitam.
Pak Kwon lantas menghubungi Je Kook.
Pak Kwon : Kepala Han. Kurasa dia sudah keluar.
Je Kook : Dia tidak akan menunjukkan dirinya dengan mudah. Tetap bersiaga.
Je Kook lalu menyuruh Joo Young memeriksa keamanan bandara, kamera lalu lintas, penyewaan mobil.
Tak lama kemudian,, mereka berhasil menemukan Seok Hee.
Seok Hee mendekati seorang pria dan pria itu memberinya mobil.
Seok Hee melajukan mobilnya dengan kencang, membelah jalanan.
Ia lalu ingat masa lalunya, saat ia merengek pada Je Kook di taman, agar diizinkan tinggal di Seol bersama kakeknya.
Je Kook tidak mengatakan apapun dan memeluk Seok Hee. Seok Hee menangis.
Flashback end...
Seok Hee terus melajukan mobilnya. Seorang pengendara pria yang kesal mobilnya disalip Seok Hee, langsung menyusul Seok Hee. Ia fikir, Seok Hee ngajak balapan. Seok Hee pun terkejut tiba2 saja jalannya dihadang. Seok Hee yang kesal, menginjak gasnya dan berusaha menyamai mobil pria itu.
Pria itu sambil menatap Seok Hee berkata, bahwa Seok Hee pengemudi yang buruk.
"Jika rambutmu berkibar,gunakan atapnya." teriaknya.
Pria itu mendahului Seok Hee dan masih aja mengganggu Seok Hee.
Hingga akhirnya, di lajur yang menyuruh pengendara mengurangi kecepatan, pria itu menghentikan mobilnya secara mendadak. Otomatis, Seok Hee yang ada di belakangnya, menabrak mobilnya.
Pria itu senang mobilnya ditabrak. Ia lalu turun dan pura2 kepalanya sakit.
Seok Hee : Ada banyak cara untuk mengemis.
Pria itu sewot, apa? Mengemis? Kau sudah gila. Aku mati kesakitan.
"Kau butuh berapa?" tanya Seok Hee, membuat pria itu makin kesal.
Seok Hee dan pria itu berakhir di kantor polisi.
Pria itu berkeras, kalau ia menyetir sangat perlahan dan berhati2.
"Dia pasti kaya. Hal pertama yang dia katakan adalah 'Kau butuh berapa?' Seolah keluarganya kaya." ucap pria itu.
Detektif menanyakan nama dan alamat Seok Hee. Detektif juga bilang, Seok Hee punya sikap buruk untuk orang2 yang punya mobil bagus.
Seok Hee diam saja.
"Kau akan tetap diam?" tanya detektif. Seok Hee masih diam.
"Kau tidak bisa Bahasa Korea?" tanya detektif lagi.
Pria itu lantas minta detektif menahan Seok Hee. Ia berdalih, ingin memberi pelajaran pada Seok Hee.
"Diam saja bisa memberatkan dirimu. Aku tidak bisa melakukan apa pun tanpa kamera lalu lintas atau kamera dasbor." ucap detektif.
Detektif lantas berkata pada pria itu, kalau ia sudah memanggil pengacara seperti yang diminta pria itu.
Dan tak lama, pengacara pria itu datang. Dia adalah Yoon Do.
Detektif langsung mendekati Yoon Do.
"Orang itu menginginkan pengacara. Semoga beruntung." bisiknya.
Yoon Do pun bergegas mendekati pria itu. Ia memberikan kartu namanya.
"Pak Pengacara, segera tuntut dia untukku."
"Aku menginginkan 30% dari uang damainya." bisik Yoon Do, tapi Seok Hee bisa mendengarnya.
"Bisa ceritakan tentang kecelakaan itu?" pinta Yoon Do.
Detektif pun mengajak Seok Hee ke ruangan lain sementara Yoon Do bicara dengan pria itu.
Di ruangan lain, Seok Hee menunggu dengan wajah kesal. Seok Hee lantas meraih ponselnya dan membaca artikel tentang MC Grup.
"Berita palsu." desis Seok Hee.
Seok Hee kemudian menerima kiriman berupada video rekaman dari kamera dasbor mobilnya.
Flashback...
Mobil yang Seok Hee kendarai, memang dilengkapi dengan kamera dasbor.
Flashback end...
Yoon Do dan si detektif masuk. Yoon Do memberikan kartu namanya, lalu mengatakan, Seok Hee sudah menyalip dan mengancam kliennya.
Seok Hee : Mengemudi balas dendam adalah intimidasi khusus, bukan?
Yoon Do : Ya. Itu intimidasi khusus. Intimidasi khusus?
Seok Hee : Apa kau tidak punya sesuatu yang lebih jelas? Imajinasi yang buruk.
Yoon Do : Imajinasi? Apa ini lelucon? 'Kau butuh berapa?' Apa kau menangani semuanya dengan uang? Apa kau begitu kaya?
Seok Hee : Dia terlihat seperti pengemis yang membutuhkan uang, jadi, aku bertanya berapa banyak yang dibutuhkan.
Yoon Do : Kau tahu ini pencemaran nama baik dan fitnah?
Seok Hee : Bagaimana aku menuntut pengacara karena berasumsi aku yang menyerang? Klienmu berbohong. Cukup tanpa malu untuk menipu detektif dan pengacara. Kau pikir ini kali pertama dia menyebabkan kecelakaan seperti itu? Asumsi tidak berdasar...
Yoon Do : Asumsi?
Seok Hee : Ini kenyataannya.
Seok Hee pun menunjukkan video itu.
Melihat itu, si detektif marah dan langsung keluar melabrak pria itu.
Seok Hee : Korea adalah negara hebat. Aplikasi GPS-nya merekam otomatis.
Seok Hee lantas menyuruh Yoon Do minta maaf. Tapi Yoon Do ingin memeriksa sidik jari Seok Hee.
Seok Hee : Kau orang baru? Pengacara yang baik akan menetapkan fakta, terlepas dari pernyataan kliennya. Tapi, kau memercayai klienmu dan mencoba menghasilkan uang dengan mudah. Itu sebabnya, tanpa bukti, kau mencoba menyelesaikannya dengan wanita lemah yang tidak punya wali. Kenapa? Karena aku seorang wanita? Karena kau pikir aku lebih muda? Kau menganggapku gadis bodoh yang bisa kau buat takut hingga memberikan apa saja yang kau minta. Kau beruntung. Ini kali pertama aku memaafkan pengacara bodoh dan penipu jahat. Selain itu, jika kau mau terlihat seperti profesional, berdandanlah seperti profesional.
Seok Hee berdiri dan beranjak ke pintu. Yoon Do yang kesal, memanggil Seok Hee 'ahjumma'. Sontak Seok Hee menghentikan langkahnya dan berbalik menatap galak Yoon Do.
Yoon Do : Apa kau sudah tua? Riasan dan gayamu menunjukkan kau sudah menikah. Kau berdandan. Kau kesal kusebut tua? Seharusnya kau berpakaian sesuai wajahmu. Aku membalas dengan menilai penampilanmu. Apa kau tersinggung? Asal kau tahu, ayahku membelikanku setelan berharga ini dan ini adalah diriku yang lain. Kau tidak akan tahu apa pun tentang hal yang berharga. Lalu apa? Wanita lemah? Kau? Kau merendahkan orang asing dan bertanya berapa yang dibutuhkan. Bukankah kau mau mengakhiri semuanya dengan cepat? Maka, berdamai dan berpisah akan menguntungkan kita semua. Itu hanya akan bekerja jika dia tidak menipuku.
Seok Hee : Ini kasus, bukan kecelakaan. Ini kasus penipuan. Kau pengacara pemula yang mencari kasus di kantor polisi. Beraninya kau menceramahiku?
Yoon Do : Lalu kenapa tidak dari awal kau menunjukkan videonya? Kau tidak menjawab pertanyaan dan menghina polisi, padahal kau punya bukti. Itu menghalangi keadilan. Haruskah kita pergi ke pengadilan?
Seok Hee diam.
Yoon Do : Baiklah. Tampaknya kau sangat sibuk. Selamat tinggal.
Yoon Do beranjak pergi. Seok Hee kesal bukan main. Tak lama kemudian, ia melihat kartu nama Yoon Do di meja.
Yoon Do dan si detektif melihat Seok Hee beranjak pergi.
Detektif : Dia cantik. Menurutmu apa pekerjaannya? Apa kau jatuh cinta?
Yoon Do : Dia bukan tipeku.
Mereka kemudian melihat Seok Hee dihampiri seorang wanita dan beberapa laki2. Wanita itu adalah Je Kook. Dan pria satunya, adalah Pak Kwon.
Je Kook : Nona, kau tidak menua.
Seok Hee : Kau sama saja.
Je Kook : Pimpinan menyuruhku untuk membawamu pulang.
Seok Hee : Aku akan ke rumah sakit terlebih dahulu.
Je Kook menyuruh Pak Kwon membawa Seok Hee. Pak Kwon pun langsung menyuruh anggotanya membawa Seok Hee.
Seok Hee menjerit, lepaskan!
Melihat itu, Yoon Do dan si detektif langsung berlari medekati Seok Hee.
Yoon Do : Apa yang kalian lakukan di kantor polisi?
Je Kook pun menyuruh mereka melepaskan Seok Hee.
Detektif : Ini kantor polisi. Apa yang kau lakukan? Kami mencela penculikan dan penyerangan.
Je Kook : Aku mengerti alasan kalian salah paham. Maaf.
Yoon Do : Kami salah paham? Kalian mengeroyok seorang wanita lemah.
Je Kook : Aku pengacara wanita ini. Apa itu menjelaskan semuanya?
Yoon Do : Maka, kau pasti tahu, jika kau pengacara. Menarik lengan seorang wanita tanpa persetujuan adalah penyerangan asusila.
Je Kook : Maka, kau pasti juga tahu ini. Di tahun 2014, Mahkamah Agung memutuskan bahwa pergelangan tangan dan lengan dikecualikan dari aturan itu.
Yoon Do : Ya, tapi norma sosial telah berubah. Jika wanita itu tersinggung, itu penyerangan asusila. Bukankah seharusnya kau tahu sebanyak itu tentang gender untuk menjadi pengacara yang baik?
Je Kook : Menarik sekali. Nona, mari pergi.
Seok Hee : Urus mobil sewaannya. Lalu aku akan menemui kakekku.
Seok Hee mau pergi tapi kemudian dia menatap Yoon Do.
Seok Hee : Apa kau ke sini menyetir?
Yoon Do : Apa?
Seok Hee : Mobilku mengalami kecelakaan. Aku juga wanita yang sangat lemah.
Seok Hee kemudian merangkul Yoon Do dan mengajaknya pergi.
Yoon Do menunjukkan dimana mobilnya. Mereka masuk.
Begitu masuk, Seok Hee langsung duduk tanpa bicara sepatah kata pun dan menggenggam tali tasnya dengan tangan gemetar.
Yoon Do melihat Seok Hee gemetaran.
Seok Hee : Antar aku ke Rumah Sakit MC. Kakekku sakit.
Yoon Do : Kenapa aku harus mengantarmu?
Seok Hee menatap lirih Yoon Do.
Seok Hee : Maka, seharusnya kau tidak membantuku.
Yoon Do : Tentu. Aku yang sopan ini seharusnya membantu. Ayo.
Bersambung ke part 3...
Mian kalau agak lama.... Belakangan ini sy memang lagi sibuk2nya... Ditambah banyak sinopsis yg sy tulis, bikin sy sedikit keteteran... Tadinya gk mau nambah sinopsis lagi.. Cukup The Great Show lah drama baru yg sy tulis tapi ngeliat ni drama, sy tertarik....