Na Yeon keluar dari kamar Tae Joon dan Se Jin. Begitu keluar, ia mendapati Hwi Kyung sudah berdiri di depan kamar.
Hwi Kyung semula menatap tajam Na Yeon. Ia tanya, kenapa Na Yeon keluar dari kamar Tae Joon. Tapi kemudian, ia tersenyum dan berkata, kalau Na Yeon pasti berpikir kamar Tae Joon adalah kamarnya. Hwi Kyung lalu mengatakan, bahwa rumahnya memang agak sedikit membingungkan. Na Yeon diam saja. Hwi Kyung lalu mengajak Na Yeon turun dan memegang tangan Na Yeon.
Hwi Kyung mengantarkan Na Yeon keluar sambil memegang tangan Na Yeon. Hwi Kyung berkata, sinar bulannya bagus, begitu pula semilir angin. Semua bagus, kecuali satu hal.
Hwi Kyung kemudian menatap Na Yeon.
Hwi Kyung : Berpisah denganmu.
Itulah maksud Hwi Kyung.
Na Yeon yang menerima Hwi Kyung hanya untuk balas dendam, tidak bisa mengatakan apapun dan terlihat canggung. Na Yeon lantas pamit tapi Hwi Kyung minta izin memeluknya sebelum ia pergi. Na Yeon diam saja. Hwi Kyung pun memeluk Na Yeon.
Hwi Kyung : Ini sangat aneh. Kau orang yang sama tapi aku tidak tahu kenapa rasanya berbeda. Do Hee yang dulu berbeda dengan Do Hee yang sekarang. Baumu, suhu tubuhmu, matamu...
Na Yeon yang merasa tidak nyaman, berniat melepaskan pelukan Hwi Kyung tapi Hwi Kyung semakin erat memeluknya.
Hwi Kyung : Jangan marah dan dengarkan saja. Sejujurnya, aku menyukaimu yang sekarang, lebih daripada Do Hee yang dulu.
Na Yeon memejamkan matanya. Mungkin merasa bersalah pada Hwi Kyung... lalu Na Yeon membalas pelukan Hwi Kyung.
Tae Joon tiba2 muncul di belakang mereka. Ia tidak suka melihat Hwi Kyung memeluk Na Yeon.
Tae Joon lantas kembali ke kamarnya dan mendapati Se Jin sudah tidur lelap.
Tae Joon lalu duduk di tepi ranjang dan menatap lirih Se Jin yang sudah tertidur.
Paginya, Hwi Kyung ke ruang makan dan mendapati seluruh keluarganya sudah berkumpul disana.
Hwi Kyung : Aku orang terakhir?
Kyung Wan pun menyuruh Hwi Kyung duduk.
Begitu duduk, Young Sook menyuruh Hwi Kyung menetapkan tanggal pernikahan. Ia bilang lebih cepat lebih baik dan meminta Hwi Kyung bicara pada Do Hee agar pernikahannya diadakan bulan itu.
Hwi Kyung mengangguk.
Se Jin yang masih tidak setuju dengan pernikahan itu, bertanya, kenapa harus terburu-buru.
Yoo Kyung : Orang-orang akan berpikir dia hamil atau sesuatu.
Sontak Young Sook marah.
Young Sook : Do Hee bukan Se Jin!
Semua pun langsung diam.
*Wkwkwkwkwk.....
Se Jin mengambilkan jas Tae Joon di lemari.
Se Jin bilang, demensia sangat menakutkan.
Se Jin : Nenekku dulu tahu bagaimana mengendalikan diri.
Tae Joon : Ibumu tidak akan bisa menanganinya. Dia satu-satunya orang yang memprovokasi ibumu.
Tae Joon memakai jasnya dan mengajak Se Jin makan malam nanti. Tae Joon bilang, ingin memberitahu Se Jin sesuatu.
Se Jin : Kau ingin bilang apa?
Tae Joon : Nanti saja. Sampai nanti.
Di ruangannya, Tae Joon memegang papan namanya. Lalu dia menatap surat perceraian yang sudah ia setujui.
Kemudian, Tae Joon berdiri di atap gedung. Tak lama, Na Yeon datang.
Na Yeon : Sepertinya kau banyak pikiran. Jangan mencoba terlalu keras.
Tae Joon : Aku terjebak di tengah rawa. Aku bahkan tidak bisa bergerak.
Na Yeon : Jika aku tidak kembali, bukannya di rawa, kau akan berpikir kau hidup di surga.
Tae Joon : Bukan. Sejak aku terlibat dengan Se Jin di Amerika, aku sudah tahu aku terjebak. Kau tahu bagaimana rawa itu. Sekali masuk, kau akan sulit keluar. Kau sudah tahu juga bagaimana sakitnya dan kejamnya dicampakkan orang yang kau cintai. Hari ini.... aku akan mengatakannya pada Se Jin. Kau juga harus bersiap.
Tae Joon lalu pergi.
Na Yeon hanya diam dengan sorot mata sedih..
Sekarang, Na Yeon sudah kembali ke mejanya. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan jam nya, lalu mengingat pertemuannya pertama kali dengan Hwi Kyung di depan rumah Se Jin, saat mereka kecil dulu.
Setelah itu, Na Yeon ingat pertemuan pertamanya dengan Hwi Kyung di bandara, setelah mereka dewasa.
Terakhir, Na Yeon ingat saat Hwi Kyung memeluknya di kantor, saat ia menangis karena dituduh menyebarkan informasi perusahaan.
Na Yeon : Benar. Semakin kupikirkan, dari awal kita bertemu, kau selalu menjagaku. Meninggalkanmu sekarang mungkin hadiah pertama dan terakhir yang bisa kuberikan padamu.
Young Sook yang baru pulang membeli ginseng, berteriak meminta air pada pembantu tapi pembantunya gak datang2. Young Sook lantas masuk kamarnya dan terkejut melihat pembantunya mengepak barang2nya.
Young Sook marah.
Young Sook : Apa yang kau lakukan! Kau mengerikan! Bagaimana bisa kau masuk kamarku saat aku tidak ada dan menyentuh barang-barangku! Apa yang coba kau curi!
Pembantu menjelaskan, kalau Yoo Kyung lah yang menyuruhnya mengepak barang2 Young Sook karena Young Sook akan pindah besok.
Mendengar itu, Young Sook geram dan langsung mencari Yoo Kyung. Yoo Kyung lantas keluar dari kamarnya setelah mendengar ribut2.
Yoo Kyung : Cukup. Aku menyuruh pembantu melakukannya. Aku menemukan apartemen yang bagus untukmu jadi kau bisa pindah besok.
Young Sook : Siapa yang bilang! Siapa!
Yoo Kyung : Jangan keras kepala. Kau harus pindah setelah Hwi Kyung menikah. Kita tidak bisa hidup di rumah yang sama.
Young Sook : Dan kau mengepak pakaianku tanpa permisi dariku?
Yoo Kyung : Kau sudah kuperingatkan, jangan bawa Baek Do Hee ke rumah ini! Tapi kau mengabaikannya! Kau membiarkan anakmu menikah dengannya, dan yang paling penting, kau berencana membiarkannya tinggal dirumahku!
Young Sook : Ini rumahku! Apapun kata orang, ini rumahku!
Yoo Kyung : Kau benar-benar gila. Kemudian lagi, kenapa aku harus memberi penjelasan pada pasien demensia? Lagipula, jangan berpikir membawanya masuk ke rumah ini.
Yoo Kyung mau ke kamarnya. Kesal dikatai demensia, Young Sook menjambak Yoo Kyung.
Di kamarnya, Se Jin yang tengah berias, memikirkan Tae Joon yang mengajaknya makan malam. Ia penasaran apa yang mau dibilang Tae Joon.
Pembantu kemudian datang dan menyuruh Se Jin melihat keadaan dibawah. Se Jin langsung turun.
Yoo Kyung mendorong Young Sook. Kesal, Young Sook pun mengancam akan buka mulut.
Young Sook bilang, Yoo Kyung sudah berbohong selama ini.
Young Sook : Kau ingin aku menyuruh Kyung Wan melakukan tes DNA?
Yoo Kyung : Apa?
Young Sook : Haruskah kita mencari tahu siapa ayah kandung Se Jin?
Yoo Kyung sontak kaget.
Tepat saat itu, Se Jin turun dan mendengar semuanya. Se Jin pun langsung minta penjelasan ibunya. Dengan gugup, Yoo Kyung minta Se Jin tak mendengarkan
Young Sook karena Young Sook pasien demensia. Se Jin pun marah dan mengancam akan memasukkan Young Sook ke rumah sakit jika Young Sook terus begitu.
Young Sook pun takut. Penyakitnya mulai kambuh. Ia bingung apa yang ia katakan tadi dan berlari ke kamarnya.
Yoo Kyung menjelaskan ke Se Jin kalau ia tadi menyuruh Young Sook pindah tapi Young Sook marah dan mengatakan hal itu. Se Jin menatap tajam Yoo Kyung dan meminta Yoo Kyung menjaga Young Sook agar tidak kelewat batas. Se Jin kemudian pergi.
Setelah Se Jin pergi, Yoo Kyung ke kamar Young Sook. Ia mengamuk dan membanting barang2 Young Sook. Young Sook yang duduk di lantai tepi ranjang, ketakutan dan memohon-mohon agar Yoo Kyung berhenti menakutinya.
Yoo Kyung lantas kembali ke kamarnya. Ia bertanya-tanya, darimana Young Sook tahu Kyung Wan bukan ayah Se Jin.
*Omo, jadi Kyung Wan bukan ayah Se Jin?
Se Jin sendiri belum pergi ternyata. Ia masih di depan rumah dan di dalam mobilnya. Ia menangis.
Tae Joon menatap surat perceraiannya. Lalu ia memasukkan surat perceraiannya ke dalam amplop dan beranjak pergi membawa surat itu.
Hwi Kyung keluar dari ruangannya. Pak Bae, Pak Ko dan Soran langsung berdiri. Pak Bae tanya, kapan undangan pernikahan Hwi Kyung dan Na Yeon keluar.
Hwi Kyung : Segera.
Pak Koo : Jadi Bu Baek akan pindah ke rumahmu? Tapi ada banyak menantu disana. Itu tidak bagus. Kudengar, para menantu mendapat alergi saat mendengar kata mertua. Jadi artinya, kau harus bersikap ekstra baik kepadanya.
Hwi Kyung : Aku akan menyimpan nasihatmu dalam hatiku.
Hwi Kyung lantas mengajak Na Yeon pergi.
Ternyata Hwi Kyung mengajak Na Yeon ke butik. Ia tersenyum melihat Na Yeon yang terlihat cantik dalam balutan gaun pengantin. Sedang Na Yeon, hanya tersenyum tipis.
Geum Bong memutuskan Se Gwang. Geum Bong bilang ia tidak bisa bersama Se Gwang yang tidak punya pekerjaan tetap, tidak punya masa depan dan memiliki keluarga yang kacau.
Se Gwang : Bong-ah, bukankah kau sudah tahu itu saat kita bersama? Kita berjanji akan mengatasi semua itu dengan cinta.
Tapi Geum Bong kekeuh ingin putus.
Geum Bong lantas beranjak pergi tapi Se Gwang menahannya. Se Gwang janji akan berusaha lebih keras dan memberikan semua uang yang ia dapat pada Geum Bong. Ia juga janji akan memutuskan hubungan dengan Man Jung jika Man Jung alasannya.
Geum Bong pun akhirnya mengaku, bahwa ia memilih pria yang ditemuinya saat kencan buta waktu itu.
Geum Bong lantas menelpon pria itu dan menyuruhnya masuk. Pria itu masuk dan tersenyum, memamerkan bahwa Geum Bong memilihnya.
Geum Bong kemudian menggandeng pria itu dan menyatakan harapannya supaya Se Gwang bertemu dengan gadis yang baik dan memiliki kehidupan menyenangkan.
Geum Bong kemudian pergi.
Tapi sampai diluar, Geum Bong langsung melepaskan gandengannya dan meminta maaf sudah meminta pria itu melakukannya.
"Haruskah kau sejauh ini? Kau bisa mengalahkan kanker perut." tanya pria itu.
"Tidak. Akulah yang tahu seperti apa penyakitku." jawab Geum Bong, lalu pergi.
Geum Bong lantas menangis memikirkan penjelasan dokter.
"Kau harus diendoskopi. Jika kau tidak hamil, kering, mual dan pusing dapat berarti sesuatu yang serius."
Man Jung yang baru pulang mendapati Se Gwang tiduran dibawah selimut. Man Jung menarik selimut Se Gwang dan marah2 tapi melihat Se Gwang menangis, ia terdiam.
Man Jung : Kau menangis?
Se Gwang : Apakah ini terlihat seperti air mata bagimu? Ini bukan air mata. Mataku berkeringat. Berkeringat
Man Jung : Bangun.
Se Gwang : Tolong, tinggalkan aku sendiri!
Man Jung : Kau putus dengan Geum Bong?
Se Gwang : Ini salahmu! Geum Bong seperti itu karena hal yang sudah kau lakukan pada keluarganya!
Man Jung : Bangunlah dan sadarkan dirimu. Geum Bong bukan gadis kaya. Akan kuperkenalkan gadis kaya kepadamu.
Bersambung ke part 2....