Diawali dengan adegan 3 minggu lalu.
"Ini." Sun Woo meletakkan potongan daging ikan ke mangkuk Joon Young.
Sun Woo lalu tanya, apa Joon Young yakin mau tetap bersekolah di sekolah yang sekarang?
Joon Young : Aku lebih baik menghadapinya langsung daripada mencoba beradaptasi di tempat baru.
Sun Woo : Sepertinya kau sudah mengumpulkan keberanian. Untuk itu, ibu berterima kasih.
Mereka mulai makan, tapi kemudian mereka dikejutkan dengan kedatangan Tae O. Tapi itu hanyalah bayangan mereka saat keluarga mereka masih bahagia.
Flashback....
Tae O pulang saat Sun Woo dan Joon Young tengah makan malam.
Tae O melihat menu yang dimasak Sun Woo.
Tae O : Astaga, itu ikan bakar, kesukaanku. Aku kelaparan.
Tae O langsung mengambil nasi.
Sun Woo bergegas ke Tae O.
Sun Woo : Cuci tanganmu dahulu. Aku akan menyendokkan nasinya untukmu.
Joon Young : Kenapa ayah selalu dimarahi Ibu?
Tae O : Itu hanya karena ibumu terlalu mencintai ayah.
Sun Woo datang membawa semangkuk nasi.
Sun Woo : Terserah.
Tae O mencium pipi Sun Woo, menunjukkannya ke Joon Young.
Joon Young sebal melihatnya.
Tae O dan Sun Woo tertawa melihat ekspresi Joon Young.
Tae O : Mari makan. Aku lapar.
Tae O mulai menyuap.
Tae O : Ini enak.
Tae O lalu menatap Joon Young.
Tae O : Apa ada hal istimewa terjadi sekolah?
Joon Young : Sekolah selalu sama.
Sun Woo : Bagaimana harimu, Sayang?
Tae O : Aku akan melakukan perjalanan dinas ke Tiongkok hari Selasa depan.
Sun Woo : Benarkah? Bisakah kami mengharapkan kabar baik?
Tae O : Firasatku bagus soal ini.
Sun Woo mengacungkan dua jempolnya.
Sun Woo : Ibu rasa ayahmu benar-benar akan mendapatkan proyeknya kali ini.
Joon Young : Apa yang akan ayah belikan untukku di Tiongkok?
Tae O : Kau mau apa? Ayah harus membelikan apa?
Joon Young : Aku hanya membutuhkan ayah.
Sun Woo : Ibu terkesan, Joon Young-ah.
Tae O : Yang ayah butuhkan hanya ibumu.
Mereka tertawa, bahagia.
Flashback end...
Sun Woo menatap meja dapur tempat mereka makan saat itu.
Joon Young terdiam menatap ibunya.
Joon Young : Aku sudah selesai.
Sun Woo : Baik, beristirahatlah.
Di kamar, Joon Young melihat foldernya yang penuh foto-foto dirinya bersama Tae O.
Joon Young kemudian menghapus semua fotonya dengan sang ayah.
Setelah itu, ia melemparkan dirinya ke kasur dan menangis.
Sun Woo termenung di depan meja riasnya.
Tak lama, ponselnya berbunyi.
Dari Ye Rim.
Ye Rim berdiri di jendela, menatap cemas ke arah rumah Sun Woo.
Ye Rim : Aku menelepon setelah melihat lampu menyala. Kapan kau kembali? Eonni, kau baik-baik saja?
Sun Woo : Aku lega Joon Young bisa bertahan. Kurasa semuanya kini sudah berakhir.
Sun Woo lalu menanyakan kabar Ye Rim.
Paginya, Joon Young berlari menuruni tangga dan menghampiri ibunya yang lagi menyapu.
Joon Young mau pergi. Sun Woo tanya, apa Joon Young mau uang jajan?
Joon Young : Tentu. Kenapa tidak?
Sun Woo tertawa geli. Sun Woo lalu membuka dompetnya dan memberikan selembar uang ke Joon Young sambil bertanya siapa yang mau Joon Youn temui. Joon Young bilang rahasia. Sun Woo minta Joon Young tidak pulang terlalu malam.
Joon Young : Aku akan menelepon jika pulang larut malam.
Joon Young pergi.
Sun Woo lanjut beres-beres.
Kamera menyorot karung berisi gaun-gaun tidurnya, parfum serta foto pernikahannya yang sudah ia sobek.
Sun Woo membawa karung itu keluar dan meletakkannya di depan rumah, lalu bergegas menuju mobilnya.
Joon Young sendiri di toko buku sama No Eul. *Aciee, ngedate ama No Eul dia.
Joon Young sedang melihat-lihat buku saat No Eul datang memberinya sebuah buku. No Eul mengklaim buku itu akan lebih mudah Joon Young pahami karena ada banyak gambar. Joon Young membukanya.
Joon Young : Apa kau meremehkanku?
No Eul : Kau membolos banyak kelas. Kau harus belajar giat untuk menyusul yang lain.
Joon Young : Apa yang kau beli?
Joon Young melihat buku yang dibeli No Eul. No Eul membeli buku berjudul 'Strategi Masuk Universitas'.
Joon Young : Menyebalkan sekali.
No Eul : Aku membantumu memilih buku itu, jadi, traktir aku makan es krim.
No Eul pergi. Joon Young tertawa, lalu bergegas menyusul No Eul.
Sun Woo ke mal. Dia membeli beberapa baju. Usai membeli baju, dia mampir ke toko tas.
Saat lagi melihat-lihat tas, dia melihat Nyonya Cha datang. Sun Woo pun bergegas menyapa Nyonya Cha.
Nyonya Cha tampak gugup melihat Sun Woo. Sikapnya pun jadi ramah kali ini.
Sun Woo : Kau baik-baik saja? Apa Hae Kang juga baik-baik saja?
Nyonya Cha : Ya, tentu saja. Kuharap kau dan putramu juga baik-baik saja.
Nyonya Cha yang gugup, memilih buru-buru pergi tapi Sun Woo memberinya pertanyaan. Sun Woo tanya, apa Nyonya Cha masih merasa gak nyaman sama dia.
Nyonya Cha : Itu omong kosong. Anak-anak sudah berbaikan. Kenapa aku merasa tidak nyaman? Jika kau tersinggung dengan kejadian waktu itu, aku ingin minta maaf.
Nyonya Cha kemudian memegang tangan Sun Woo dan minta Sun Woo melupakan semuanya dan bersikap seperti biasa.
Nyonya Cha lalu pergi.
Giliran Nyonya Choi yang bertemu Sun Woo di parkiran. Sun Woo yang hendak masuk ke mobilnya, melihat Nyonya Choi turun dari mobil. Sun Woo pun menghampiri Nyonya Choi.
Nyonya Choi : Haruskah aku mengucapkan selamat atau memujimu?
Sun Woo kaget mendengarnya.
Nyonya Choi : Bagaimanapun, aku suka semangatmu yang pantang menyerah.
Sun Woo : Jika itu mengacu kepada kembalinya aku, kau terlalu baik. Aku hanya memutuskan tinggal karena itu yang diinginkan putraku.
Nyonya Choi : Tidak perlu merendah. Aku tahu siapa yang berperan paling besar soal keluarga Pimpinan Yeo meninggalkan Gosan. Aku yakin semua wanita di kota ini sangat berhati-hati agar tidak membuatmu kesal. Tetap saja, bukankah lebih baik tidak berbuat apa pun dan biarkan segalanya mengalir dengan sendirinya? Apa pun hubungan itu, orang-orang akan terluka jika mereka terlalu bersemangat. Kuharap itu tidak terjadi lagi. Aku yakin kau sudah cukup merasakannya.
Nyonya Choi pergi.
Sun Woo terdiam.
Malamnya, Joon Young mencoba baju yang dibelikan oleh ibunya.
Sun Woo : Bagaimana? Kau suka?
Joon Young : Biarkan aku yang memilih lain kali.
Sun Woo : Kau tidak menyukainya?
Joon Young : Ibu tahu siapa pemakai busana yang terburuk di sekolah?
Sun Woo : Siapa?
Joon Young : Anak yang bajunya dibeli ibunya.
Sun Woo : Anak nakal. Kau sudah dewasa, ya? Ibu akan mengembalikannya.
Joon Young : Tidak perlu. Ini tidak terlalu buruk.
Sun Woo : Baiklah. Lain kali ibu akan memberimu kartu kredit ibu.
Joon Young : Aku ingin kembali les mulai pekan depan.
Sun Woo : Kau tidak perlu memaksakan diri. Kau bisa beristirahat selama yang kau mau.
Joon Young : Kurasa itu akan lebih baik daripada merasa bosan. Beberapa anak sudah bersiap untuk kuliah.
Sun Woo : Baiklah. Ibu akan mendaftarkanmu.
Sun Woo kemudian beranjak ke pintu.
Bersamaan dengan itu, ponsel Joon Young berbunyi. Sun Woo melihat wajah Joon Young yang terlihat sedih.
Curiga itu dari Tae O, Sun Woo pelan-pelan mendekati Joon Young.
Joon Young mengerti dan memberikan ponselnya ke ibunya.
Tapi itu pesan dari No Eul. No Eul tanya, Joon Young lagi apa.
Sun Woo jadi malu sendiri. Ia pun minta maaf pada Joon Young.
Sun Woo lalu mencium Joon Young dan beranjak keluar.
Je Hyuk lagi di bar. Dia frustasi teringat Ye Rim yang masih belum 100% menerimanya lagi.
Tak jauh dari Je Hyuk, ada Tae O. Tae O terlihat menyedihkan.
Tae O kemudian meletakkan uangnya di meja dan pergi.
Je Hyuk melihat Tae O. Yakin itu Tae O, Je Hyuk bergegas mengejar Tae O tapi Tae O sudah hilang.
Ye Rim nyuci piring sambil terus melihat ke arah ponselnya.
Selesai nyuci piring, Ye Rim meraih ponselnya dan berniat mengirimi Je Hyuk pesan.
Awalnya Ye Rim mau nanyain kabar Je Hyuk, tapi dia menghapusnya dan mengganti pertanyaannya. Ia tanya, apa Je Hyuk sudah makan malam. Tapi ia mengganti lagi pertanyaannya. Ia tanya, kenapa Je Hyuk tidak menelponnya tapi kemudian dia tidak jadi mengirimkan pesannya dan tersenyum sendiri.
Sementara Je Hyuk baru saja keluar dari lift sambil menenteng plastik berisi mie instan.
Je Hyuk masuk ke ruangannya dan kaget melihat Ye Rim.
Ye Rim melihat belanjaan Je Hyuk.
Ye Rim : Kenapa kau tidak mencari tempat tinggal? Sampai kapan kau akan tinggal di sini seperti ini?
Je Hyuk : Apa kau datang untuk mengomel? Semalam ini?
Ye Rim : Kau terlalu lama marah hanya karena aku menolakmu sekali.
Ye Rim : Lalu?
Ye Rim malu-malu ngaku kalau ia kesal Je Hyuk sudah menyerah.
Je Hyuk menahan senyumnya dan berusaha memasang wajah datar.
Je Hyuk : Lalu?
Ye Rim : Aku khawatir kau mungkin sakit.
Je Hyuk : Itu saja?
Ye Rim : Dan aku merindukanmu.
Je Hyuk senang dan langsung memeluk Ye Rim.
Je Hyuk : Aku juga merindukanmu.
Ye Rim : Maafkan aku.
Je Hyuk : Kau tidak perlu bilang apa pun. Mari tetap seperti ini sebentar saja.
*Kek ABG sumpah mereka ini..
Sun Woo keluar dari kamarnya dan memanggil Joon Young.
Sun Woo : Joon Young-ah, kau sudah siap?
Sun Woo sendiri sudah rapi.
-Seminggu Yang Lalu-
Joon Young keluar dari kamarnya sambil memakai mantelnya. Joon Young juga udah rapi.
Sun Woo : Putra ibu tampan sekali.
Joon Young : Lipstik ibu terlalu gelap.
Sun Woo : Benarkah? Haruskah ibu memakai sesuatu yang lebih netral?
Sun Woo lalu ngaca, tapi Joon Young kemudian tersenyum dan berkata kalau ibunya sangat cantik.
Mereka lalu pergi.
Sun Woo dan Joon Young makan-makan dengan Yoon Ki, Myung Sook, Je Hyuk dan Ye Rim. Mereka sekalian merayakan pernikahan Je Hyuk dan Ye Rim.
Ye Rim mengaku malu.
Ye Rim : Kenapa merencanakan ini? Kubilang jangan membesar-besarkannya.
Tapi Joon Young terlihat sedih. *Cup, cup. Cini noona peyuk.
Myung Sook : Ini hal yang luar biasa, bisa mengatasi kesulitan itu bersama dan saling memaafkan. Kalian pantas diberi selamat. Jadi, nikmatilah, Ye Rim.
Je Hyuk : Terima kasih, semuanya.
Sun Woo menatap Joon Young.
Dan Yoon Ki menatap Sun Woo.
Myung Sook : Selamat atas kembalinya dirimu. Mulai sekarang, hidup kalian akan lebih mudah.
Sun Woo : Terima kasih atas perhatian kalian. Kami akan baik-baik saja agar tidak membuat kalian cemas lagi. Joon Young juga setuju.
Yoon Ki menatap Joon Young.
Ye Rim : Beri tahu aku jika ada yang bisa kubantu. Kau juga ya, Joon Young-ah.
Joon Young lalu bilang ke ibunya kalau dia mau ke toilet.
Sun Woo berdiri dan memberi Joon Young jalan.
Joon Young ke toilet. Sun Woo terus menatap Joon Young.
Yoon Ki yang melihat itu menenangkan Sun Woo.
Yoon Ki : Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja.
Sun Woo tersenyum.
Myung Sook : Apa kau sudah dengar kabar dari Tae O?
Sun Woo : Sama sekali tidak.
Ye Rim : Aku yakin dia meninggalkan Gosan. Dia tidak akan muncul lagi.
Myung Sook : Benar. Tidak ada yang melihatnya.
Tanpa mereka sadari, Tae O memandangi Sun Woo dari kejauhan.
Sun Woo kemudian menoleh dan Tae O buru-buru pergi.
Sun Woo kaget melihat Tae O sekilas.
Yoon Ki yang melihat itu, tanya ada apa.
Sun Woo : Tidak. Bukan apa-apa.
Sun Woo jadi tak nyaman.
Mereka semua berpisah.
Joon Young berjalan di belakang, bersama Je Hyuk dan Yoon Ki.
Myung Sook berbisik pada Sun Woo dan Ye Rim kalau mereka bertiga harus segera berkumpul lagi.
Sun Woo : Baiklah. Aku akan segera mengundang kalian ke rumahku.
Myung Sook : Kedengarannya bagus.
Myung Sook pamit.
Myung Sook : Joon Young-ah, sampai nanti. Wanita lajang pergi dahulu. Sampai jumpa. *Wanita lajang? LOL LOL
Giliran Je Hyuk dan Ye Rim yang pamit.
Yoon Ki menjabat tangan Je Hyuk.
Yoon Ki : Aku bersenang-senang hari ini. Kita bertemu lagi nanti.
Je Hyuk : Baiklah.
Ye Rim : Jaga dirimu. Kau juga, Joon Young-ah.
Je Hyuk dan Ye Rim pergi.
Taksi Yoon Ki datang. Yoon Ki ingin mengantar Sun Woo dan Joon Young.
Sun Woo yang menjaga perasaan Joon Young, menolak tawaran Yoon Ki.
Sun Woo : Rumah kami dekat. Kami akan berjalan kaki saja.
Yoon Ki mengerti dan menatap Joon Young.
Yoon Ki : Sampai jumpa lagi, Joon Young-ah.
Yoon Ki menuju taksinya. Sebelum masuk ke taksi, ia kembali menatap Joon Young.
Setelah Yoon Ki pergi, Sun Woo mengajak Joon Young pergi.
Sun Woo : Udaranya segar sekali.
Tae O mengikuti mereka.
Sun Woo yang merasa ada yang mengikuti mereka, menoleh ke belakang tapi dia tak melihat siapa-siapa.
Joon Young : Ada apa?
Sun Woo : Tidak, bukan apa-apa.
Je Hyuk dan Ye Rim berjalan menyusuri jalanan.
Ye Rim : Makan malam hari ini menyenangkan. Terima kasih.
Je Hyuk : Aku tidak pernah membayangkan bisa berjalan seperti ini lagi denganmu. Kupikir semua akan berakhir begitu saja.
Ye Rim lalu melepaskan gandengannya dan beranjak ke taman.
Ye Rim : Cuacanya bagus hari ini.
Je Hyuk mendekati Ye Rim.
Je Hyuk : Tanpamu aku akan menjalani hidup yang hancur. Kau penyelamatku. Kau menyelamatkanku. Aku tidak akan melepaskan tangan ini lagi.
Ye Rim : Jangan membesar-besarkannya. Kau tidak diselamatkan. Kita bertanggung jawab menyelamatkan diri kita sendiri. Aku juga baru sadar setelah kau menghilang. Ternyata aku sangat mencintaimu. Itu sebabnya aku ingin mencobanya.
Je Hyuk : Kata orang kita akan menyesal entah kita menikah atau tidak.
Ye Rim : Karena aku sudah melakukannya, kenapa tidak mencobanya dua kali?
Je Hyuk : Istriku sangat keren.
Mereka kembali berjalan.
Ye Rim : Kurasa Dokter Kim pria yang baik. Sepertinya dia tertarik pada Sun Woo.
Je Hyuk : Sebenarnya, sepertinya aku melihat Tae O baru-baru ini.
Ye Rim kaget, apa?
Je Hyuk : Itu hanya selewat, jadi, aku tidak yakin. Itu sebabnya kupikir akan lebih baik jika mereka tidak tahu daripada mengkhawatirkannya. Mungkin seharusnya aku memberi tahu mereka.
Ye Rim : Entahlah.
Sun Woo dan Joon Young tiba di rumah tapi Sun Woo merasa ada yang mengikuti mereka.
Sun Woo kembali memperhatikan sekelilingnya.
Joon Young tanya, ada apa?
Sun Woo : Bukan apa-apa. Ayo cepat masuk.
Joon Young terus ke kamarnya.
Sun Woo ke dapur dan memperhatikan keluar jendela.
Dan benar saja, Tae O masih mengawasi mereka.
Tae O lalu membuang puntung rokoknya dan beranjak pergi.
Paginya, Je Hyuk keluar dari rumah dengan terburu-buru karena sudah terlambat.
Ye Rim mengejar Je Hyuk, membawakan kopi.
Je Hyuk mencium Ye Rim. Ye Rim tertawa.
Je Hyuk lalu ke mobil dan tersenyum sendiri.
Ye Rim yang melihat itu langsung curiga.
Je Hyuk kemudian melambaikan tangannya ke Ye Rim.
Ye Rim balas melambaikan tangannya.
Je Hyuk pergi. Ye Rim kembali menatap Je Hyuk dengan tatapan curiga.
Sun Woo menunggu Joon Young di mobil.
Tak lama, Joon Young lewat sama No Eul.
Sun Woo turun dari mobil.
Sun Woo : Joon Young-ah!
Melihat Sun Woo, No Eul yang sungkan langsung pergi.
Joon Young protes.
Joon Young : Kenapa ibu datang? Aku bisa pulang berjalan kaki.
Sun Woo : Kenapa No Eul pergi? Padahal ibu hendak mentraktir kalian tteokbokki.
Joon Young : Tidak perlu.
Keduanya masuk ke mobil.
Sun Woo terus menatap Joon Young.
Joon Young salah tingkah.
Sun Woo tertawa melihat ekspresi Joon Young.
Joon Young pun ikut tertawa. *Ciee, Dedek Joon Young dah gede.
Mereka tiba di rumah.
Sun Woo : Biarkan ibu mengantarmu untuk beberapa hari ke depan.
Joon Young : Kurasa ibu tidak perlu khawatir lagi.
Sun Woo : Ibu hanya bosan di rumah seharian.
Joon Young : Baiklah.
Joon Young masuk duluan.
Sun Woo membuka kotak surat, lalu menyusul Joon Young ke dalam.
Joon Young meletakkan tasnya di meja dapur dan buru-buru ke toilet.
Sun Woo memeriksa surat satu per satu. Terakhir, dia memeriksa sebuah amplop cokelat. Isinya foto keluarga mereka yang sudah disatukan kembali.
Sun Woo kaget.
Joon Young keluar dan melihat foto itu di tangan Sun Woo.
Joon Young : Ibu.
Tak mau Joon Young khawatir, Sun Woo buru-buru menyimpan foto itu ke dalam amplop. Tapi Joon Young mengeluarkan foto itu lagi.
Joon Young kaget dan marah.
Joon Young : Jangan pernah meneleponnya. Jangan mencari tahu keberadaannya atau apa yang terjadi kepadanya. Jangan goyah karena ini dan abaikan saja dia. Jika dia melakukan ini lagi, laporkan saja ke polisi.
Joon Young mengambil tasnya dan pergi ke atas.
Di kamarnya, Sun Woo terus menatap foto itu.
Sun Woo lalu meletakkan fotonya di kasur dan terus menatapnya. Dia resah lalu teringat masa lalunya, saat Tae O mengajaknya melakukan pemotretan.
Flashback...
Sun Woo berbaring di pelukan Tae O. Mereka melihat foto-foto pernikahan mereka.
Tae O mengajak Sun Woo foto keluarga. Tapi Sun Woo bilang mereka tak perlu melakukan itu.
Sun Woo : Bukankah akan merepotkan bagimu?
Tae O : Astaga, aku tidak punya apa-apa saat itu tapi aku mempercepat semuanya karena tidak mau kehilangan kamu. Kita bahkan tidak mengadakan pernikahan yang layak. Aku membeli gaun ini di mal dengan cicilan tiga bulan. Aku yakin masih kusimpan di sini.
Sun Woo : Apa kau tahu aku membeli cadar ini lewat internet?
Tae O : Itulah maksudku. Mari kita lakukan pemotretan lagi. Aku tahu kau cantik mengenakan apa pun, tapi aku selalu ingin membelikanmu gaun pengantin yang layak. Mari lakukan sebelum terlambat.
Sun Woo : Itu bukan masalah besar.
Tae O : Kita bisa melakukannya lebih awal. Tidak ada salahnya.
Sun Woo : Kalau begitu, aku harus melakukan perawatan kulit sebelum syuting.
Tae O : Kau tidak perlu perawatan kulit.
Tae O meletakkan albumnya dan menatap Sun Woo.
Tae O : Selagi membahas ini, mari lakukan pemotretan setiap 10 tahun. Joon Young makin tua setiap tahunnya. Jadi, mari kita memotret bagaimana kita menua bersama. Kita harus menyimpan catatan. Setiap momen bersamamu berharga.
Sun Woo : Bahkan setelah Joon Young menikah dan punya anak?
Tae O : Tentu saja. Aku yakin kau akan cantik bahkan saat kau menjadi nenek-nenek.
Tae O dan Sun Woo kembali bercinta.
Flashback end...
Sun Woo resah dan menatap lagi foto itu.
Tae O terlunta-lunta di jalanan. Sementara tangannya tampak menenteng sekantung plastik.
Dia lalu papasan dengan seorang pejalan kaki yang lewat.
Tae O kemudian naik ke tangga di sebelahnya dan terus berjalan menuju kamarnya.
Setelah membuka pintu kamarnya, Tae O melihat ke bawah sejenak sebelum akhirnya dia masuk ke kamarnya yang kumuh dan sempit.
Tae O meminum birnya.
Setelah itu, dia menatap tajam foto pernikahannya dengan Sun Woo.
*Si Tae O benar-benar..! Malah nyalahin Sun Woo dia.
Joon Young membantu ibunya meletakkan piring kotor di wastafel.
Mereka baru saja selesai malam. Sun Woo mengundang Ye Rim dan Myung Sook.
Myung Sook : Sun Woo-ya, kami sangat menikmati makanannya. Aku makan banyak sekali.
Ye Rim : Kenapa kau memasak banyak sekali?
Ye Rim berdiri dan membantu Joon Young membereskan meja.
Sun Woo : Aku tidak menyangka akan memasak sebanyak ini. Terima kasih sudah menikmati makanannya.
Joon Young nyeletuk, kalau Sun Woo masak banyak karena bosan seharian.
Joon Young : Ibu bahkan bertanya apa kami harus membuat kimchi sendiri. Kalian percaya itu?
Ye Rim tertawa mendengarnya.
Sun Woo : Kurasa aku suka melakukan pekerjaan rumah tangga. Mungkin sebaiknya aku mencari pekerjaan baru.
Myung Sook : Aku harus segera mempekerjakanmu agar kau tidak bekerja di RS lain.
Joon Young : Ya, kumohon.
Sun Woo, Ye Rim dan Myung Sook tertawa mendengarnya.
Joon Young kemudian pamit dan beranjak ke kamarnya.
Ye Rim berkata, senang melihat Joon Young sudah ceria sekarang.
Sun Woo memberikan secangkir kopi pada Ye Rim dan Myung Sook.
Sun Woo : Kurasa dia punya pacar.
Ye Rim : Benarkah? Manis sekali.
Myung Sook : Kau pasti merasa agak sedih.
Sun Woo : Aku hanya senang dia baik-baik saja. Kuharap semuanya tetap seperti ini.
Myung Sook : Aku yakin dia akan baik-baik saja. Dia memilikimu sebagai ibu, jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau hanya perlu memastikan untuk tetap kuat.
Ye Rim lalu memberitahu mereka tentang Je Hyuk yang melihat Tae O beberapa hari lalu.
Myung Sook : Dimana?
Ye Rim : Di bar yang biasanya didatangi Je Hyuk di dekat kantornya. Dia tidak sepenuhnya yakin saat memberitahuku, tapi kupikir kau harus tahu.
Myung Sook : Tae O pasti minum-minum setiap hari. Apa menurutmu dia mungkin akan menghancurkan hidupnya sama seperti ayahnya sebelum dia meninggal? Apa menurutmu dia sengaja pergi ke sana?
Sun Woo : Dahulu dia juga sering ke sana. Mungkin itu alasan dia ada di sana. Dia tidak mungkin pergi ke sana untuk bertengkar dengan Je Hyuk.
Myung Sook : Ya, kau benar. Lagi pula, mungkin itu bukan dia. Yang penting dia tidak ada di Gosan.
Myung Sook minta Sun Woo tak terganggu dengan itu.
Myung Sook : Aku yakin dia bisa bertahan sendirian. Tapi tentu saja, mungkin akan butuh waktu.
Sun Woo : Aku sungguh berharap dia sadar dan akhirnya hidup dengan baik agar kami tidak perlu bertemu lagi.
Ye Rim pulang dan mendapati Je Hyuk lagi bicara dengan seseorang di telepon.
Begitu Ye Rim pulang, Je Hyuk langsung mematikan teleponnya.
Ye Rim ke dapur dan membuat minuman.
Ye Rim : Siapa itu?
Je Hyuk : Seorang teman kuliah. Kami bahkan tidak seakrab itu, tapi dia tiba-tiba meneleponku.
Ye Rim : Kau tidak tidur?
Je Hyuk : Aku akan tidur usai baca sedikit.
Ye Rim mulai curiga. Tapi ia berusaha menghilangkan kecurigaannya.
Ye Rim lalu menawari Je Hyuk minuman yang sedang ia buat.
Je Hyuk mengangguk mau.
Ye Rim kemudian tanya, buku apa yang sedang Je Hyuk baca.
Ye Rim tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Lalu ia menatap ponsel Je Hyuk di atas meja.
Ye Rim lalu berusaha untuk tidur lagi.
Je Hyuk terbangun karena menyadari Ye Rim tak ada disampingnya.
Je Hyuk melihat ponselnya tak ada di meja.
Je Hyuk keluar, mencari2 Ye Rim. Dan Je Hyuk mendapati Ye Rim duduk di sofa.
Je Hyuk : Yeobo, kenapa belum tidur?
Ye Rim diam saja.
Je Hyuk terdiam melihat ponselnya di meja.
Ye Rim : Kupikir aku akan baik-baik saja. Semua itu sudah berlalu. Aku tahu kau tidak akan berselingkuh dariku lagi. Aku tahu, tapi... Tapi sebenarnya, aku tidak baik-baik saja.
Ye Rim menangis menatap Je Hyuk.
Ye Rim : Ini tidak akan membaik. Aku terus mencurigaimu. Aku gugup. Aku berusaha tidak begitu, tapi aku terus memikirkannya. Aku tidak bisa memaafkanmu. Andai aku bisa membencimu. Karena aku mencintaimu... Karena aku tahu aku mencintaimu, aku malah makin tersiksa. Bagaimana jika aku terus seperti ini? Bagaimana jika aku tidak bisa memaafkanmu, tidak bisa melupakannya, dan terus menyiksamu seperti ini?
Je Hyuk membeku mendengarnya. Tak lama kemudian, tangisnya jatuh.
-Hari Kejadian-
Joon Young bilan pada Sun Woo kalau ia baik-baik saja. Sun Woo tetap cemas.
Sun Woo : Kau tidak mau keluar?
Joon Young : Tidak. Jangan khawatir. Pergilah.
Sun Woo : Jika ingin berkumpul dengan teman ajak mereka kemari.
Joon Young : Berhentilah mencemaskanku. Khawatirkan diri ibu sendiri. Apa ibu akan menganggur selamanya?
Sun Woo pun ke RS. Myung Sook minta Sun Woo kembali bekerja.
Myung Sook : Kami membiarkan ruanganmu kosong selama ini. Berhentilah membuat Direktur merasa sangat gelisah.
Sun Woo : Terima kasih.
Myung Sook : Omong-omong, soal Tae O, kurasa dia tidak pergi untuk selamanya. Kau ingat Woo Ho Sang? Teman SMA-ku yang kau temui waktu itu. Dia bilang dia melihat Tae O baru-baru ini.
Sun Woo : Di mana?
Myung Sook : Di Gosan. Dia tampak lesu dan melawan pemilik bar jalanan karena tidak membayar dengan layak. Temanku mengasihaninya, jadi, dia menawarkan membayar. Tapi begitu melihat ke belakang, dia sudah pergi.
Sun Woo : Kapan itu?
Myung Sook : Sekitar sepekan lalu. Kenapa kau tidak mencarinya? Aku khawatir dia akan terkena masalah.
Sun Woo lalu ingat saat melihat sekilas Tae O saat dia dan rekan2nya sedang makan2.
Dia juga ingat saat merasa ada yang mengikuti mereka.
Sun Woo : Kenapa? Dia mungkin berpikir lebih jernih sekarang.
Di mobil, Sun Woo menghubungi Joon Young.
Sun Woo : Kau di rumah?
Joon Young : Ya.
Sun Woo : Semua baik-baik saja?
Joon Young : Ya. Kapan ibu pulang?
Sun Woo : Ibu akan mampir ke toko kelontong, lalu pulang.
Selesai bicara dengan ibunya, Joon Young kembali nyemilin keripik sambil nonton TV.
Tiba2, ia mendengar suara pintu dibuka.
Sun Woo tiba di rumah.
Dia masuk ke rumah dan memanggil Joon Young.
Karena Joon Young tidak menyahut, Sun Woo akhirnya ke kamar Joon Young tapi Joon Young tak ada.
Sun Woo lalu kembali ke bawah dan menghubungi Joon Young tapi malah mendengar bunyi ponsel Joon Young.
Sun Woo masuk ke ruang TV dan mendapati ponsel Joon Young disana.
Tak lama, dia menemukan kertas berisi pesan dari Tae O. Tae O bilang dia membawa Joon Young.
Sontaklah Sun Woo kaget. Sun Woo lalu berusaha menghubungi Tae O tapi Tae O tak bisa dihubungi.
Sun Woo berlari keluar dan terus berusaha menghubungi Sun Woo.
Tae O akhirnya menjawab.
Tae O sendiri ada di tepi danau. *Omo
Sun Woo : Kau membawa Joon Young?
Tae O : Ya. Dia bersamaku.
Sun Woo : Di mana kau?
Tae O : Aku merindukan Joon Young. Aku ingin bersamanya, itu alasannya. Itu saja, Sun Woo. Maafkan aku.
Sun Woo : Aku tahu. Aku mengerti. Dia baik-baik saja, bukan? Semua baik-baik saja, bukan? Aku akan mendatangimu. Mari bicara langsung, ya? Mau makan bersama? Mari kita lakukan itu. Mari makan bersama. Kita bertiga, dengan Joon Young. Lalu kita bisa bicara.
Tae O diam.
Sun Woo : Tae O-ssi....
Tae O : Apa kau sungguh akan datang menemuiku?
Sun Woo : Tentu saja. Aku pasti datang. Aku yakin Joon Young juga akan menyukainya. Dia bersamamu, bukan? Akan kutanyakan kepadanya. Bisa sambungkan dengannya?
Tae O diam.
Sun Woo panic.
Sun Woo : Halo? TAE O-SSI!!
Tak ada jawaban lagi dari Tae O, Sun Woo lari ke mobil dan pergi.
Sun Woo ngebut. Dia takut Tae O mencelakai Joon Young.
Tae O cerita.
Tae O : Saat ayah seusiamu, kakekmu pergi dari rumah. Dia tidak pernah kembali. Sampai akhirnya dia meninggal. Ayah tidak ingin kau menjadi seperti ayah. Ayah ingin kau tetap di sisi ayah. Karena jika kita terpisah, kau akan berpikir bahwa ayah meninggalkanmu. Ayah tidak bisa melakukan itu karena ayah tidak pernah meninggalkanmu. Tidak sedetik pun. Hanya itu yang ayah inginkan, Joon Young-ah.
Lalu Tae O menatap Joon Young.
Joon Young baik-baik saja! *Lega
Kamera lalu menyorot tangan Tae O yang menggenggam erat tangan Joon Young.
Sun Woo datang.
Joon Young berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat Tae O.
Setelah berhasil menarik tangannya, Joon Young lari ke Sun Woo.
Sun Woo : Kau baik-baik saja?
Joon Young : Dia memintaku menemaninya sebentar saja. Dia tidak yakin apa yang akan dia lakukan jika dia sendirian. Itu sebabnya aku datang bersamanya.
Tae O berdiri dan menatap mereka.
Tae O : Ada sesuatu yang harus kukatakan kepadanya, Sun Woo-ya. Aku tidak bermaksud jahat. Tolong jangan salah paham.
Sun Woo lalu menyuruh Tae O masuk ke mobil.
Joon Young protes, ibu!
Sun Woo mengangguk, memberi kode kalau tidak akan ada apa-apa.
Sun Woo menatap Tae O.
Sun Woo : Kita harus makan. Kita sudah sepakat, bukan?
Sementara Tae O membeku melihat sikap Joon Young.
Joon Young yang kesal, masuk duluan ke mobil.
Sun Woo menunggu Tae O masuk.
Perlahan, Tae O masuk ke mobil Sun Woo.
Joon Young kesal.
Sun Woo masuk.
Sun Woo : Kau minum-minum?
Tae O : Ya. Sedikit.
Sun Woo membawa Tae O ke restoran.
Tapi Tae O tampak malu untuk mulai makan duluan.
Sun Woo : Makanlah. Joon Young-ah, ayo makan.
Barulah Tae O mulai makan. Tae O makan seperti orang kelaparan.
Joon Young sebal melihatnya.
Sun Woo : Bagaimana kabarmu?
Tae O malah nangis. *Akting!! Nangis buaya!!
Joon Young makin jijik melihatnya.
Sun Woo menghela nafas dan memberikan tisu ke Tae O.
Tae O : Maafkan aku. Aku melihatmu dan Joon Young makan di sini beberapa hari yang lalu. Seharusnya aku juga ada di sana. Seharusnya aku yang duduk di sebelahmu. Seharusnya aku bersama keluarga dan teman-temanku.
Joon Young marah.
Joon Young : Apa gunanya mengatakan itu sekarang! Ayahlah yang menghancurkan semuanya.
Sun Woo berusaha menenangkan Joon Young.
Joon Young marah ke Sun Woo.
Joon Young : Kenapa ibu mengusulkan untuk datang ke sini? Sekarang aku hanya merasa makin jijik.
Sun Woo : Kurasa kau harus memberi ayah waktu untuk merapikan dirinya. Hanya ini cara untuk memulai kembali. Maksud ibu untuk kita bertiga.
Tae O : Ya. Mari mulai dari awal. Mari lupakan semua kesalahan yang kita buat sejauh ini. Aku akan memaafkanmu, jadi, kau juga harus memaafkanku.
Sun Woo dan Joon Young sontaklah melotot.
Sun Woo : Apa?
Tae O : Mari lakukan demi Joon Young. Mari lakukan yang terbaik sebagai orang tua Joon Young. Awalnya akan sulit, tapi dia akan stabil jika kita semua berusaha keras. Kita bisa kembali seperti dahulu.
Sun Woo menolak dengan tegas, tidak.
Tae O : Kita akan menjadi keluarga lagi.
Sun Woo : Kau tahu itu tidak boleh terjadi.
Tae O : Aku bahkan menulis naskah baru. Kurasa aku bahkan bisa meminta seseorang untuk berinvestasi. Jika kau tidak ingin aku melakukan itu, aku akan berhenti menulis naskah dan mencari pekerjaan lain. Mari saling mengalah agar masa depan kita lebih baik.
Sun Woo : Hentikan. Semua sudah berakhir, Tae O-ssi. Kita sudah selesai.
Tae O : Sejak kali pertama kita bertemu, kau segalanya bagiku. Tapi aku terlambat menyadarinya. Bisakah kau menerimaku kembali, Sun Woo? Aku tahu kau juga menginginkan itu. Bukankah karena itu kita di sini?
Joon Young marah ke Sun Woo.
Joon Young : Jadi, begitukah? Ibu akan menerimanya kembali?
Sun Woo : Tidak mungkin. Tidak, bukan begitu.
Sun Woo kembali menatap Tae O.
Sun Woo : Kau terus berada di sekitar kami, alih-alih sadar. Kupikir kau harus berhenti menjalani hidup yang tidak stabil. Jadi, aku memberimu kesempatan untuk menyelesaikan semuanya di depan Joon Young. Tapi kau juga akan mengacaukan ini? Kau keterlaluan, Tae O-ssi! Apa ini sungguh usaha terbaikmu?
Tae O : Aku tidak punya apa-apa lagi. Aku kehilangan segalanya. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Bukankah itu yang dilakukan keluarga?
Joon Young yang kesal, beranjak pergi.
Sun Woo : Jika kau terus melakukan ini, bunuh saja dirimu!
Joon Young di toilet, nangis. Joon Young yang tadinya sudah mulai bisa menata perasaannya lagi, kini kembali terluka oleh Tae O.
Sun Woo benar-benar kesal. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghadapi Tae O.
Sun Woo : Aku akan membantu keuanganmu sampai kau mapan.
Tae O : Aku kemari bukan untuk meminta uang. Jangan membuatku tampak lebih menyedihkan.
Sun Woo : Ini mungkin kali terakhirmu bertemu dengan Joon Young.
Tae O : Apa kau sungguh ingin mengakhirinya seperti ini?
Sun Woo : Kau harus berhenti hidup tanpa rasa malu demi Joon Young. Itu hal terakhir yang bisa kau lakukan demi Joon Young.
Joon Young kembali dan memaksa ibunya pergi.
Tae O dan Joon Young menunggu Sun Woo diluar. Joon Young enggan berdiri dekat2 dengan ayahnya.
Sun Woo datang. Sun Woo menyuruh Joon Young mengucapkan selamat tinggal pada Tae O, tapi Joon Young gak mau dan membuang mukanya.
Tae O : Jangan pernah menjadi seperti ayah. Orang paling berharga di dunia adalah orang yang berada di sisimu. Tapi jika melupakan itu, kau akan mempermalukan dirimu sendiri seperti ayah. Jika lupa siapa yang paling menyayangi dan mencintaimu, kau akan kehilangan segalanya. Jangan pernah lupakan itu, ya?
Barulah Joon Young menatap ayahnya tapi dengan tatapan super sengit.
Tae O : Lupakan saja ayah. Ayah tidak akan muncul lagi. Ini benar-benar akhirnya.
Sun Woo : Jika sudah selesai, kami akan pergi sekarang.
Sun Woo dan Joon Young beranjak pergi. Mereka mulai berjalan menuju mobil.
Saat mau masuk ke mobil, Joon Young nangis menatap ibunya.
Sun Woo paham perasaan Joon Young.
Joon Young kemudian menoleh ke ayahnya. Ia kaget melihat ayahnya berlari ke arah bus yang melaju kencang.
Joon Young : Appa!
Melihat itu, Sun Woo langsung berjalan secepat kilat ke arah Tae O.
Narasi Sun Woo terdengar.
Sun Woo : Orang yang mencabik-cabik hatiku. Musuh yang kubunuh. Pasanganku yang sangat kubenci dan juga kucintai dari lubuk hatiku. Dia musuh sekaligus rekan seperjuanganku. Dia teman baik dan musuh bebuyutanku. Suamiku....
Sun Woo lega Tae O baik-baik saja.
Rupanya sopir bus sempat mengerem sebelum menabrak si kampret. *Maaf, aing kesel.
Sun Woo lalu membawa Tae O ke pinggir. Tae O jatuh terduduk dan menangis sambil memeluk Sun Woo yang juga menangis.
Joon Young terpaku melihatnya.
Sun Woo lalu menatap Joon Young.
Joon Young yang tak bisa menerima ayahnya lagi, akhirnya kabur.
Melihat itu, Sun Woo sontak mengejar Joon Young.
Narasi Sun Woo terdengar lagi.
Sun Woo : Pilihan apa yang seharusnya kubuat? Apa aku bahkan punya pilihan? Apa setidaknya ada satu kesempatan untuk membatalkan kesalahan?
Tae O menyusul Sun Woo, mengejar Joon Young.
Sun Woo memungut ponsel Joon Young di jalan. Ya, Joon Young bahkan membuang ponselnya.
Tae O terus berlari mencari Joon Young tapi Joon Young sudah hilang.
Tae O lantas melaporkan hilangnya Joon Young ke polisi.
Sementara Sun Woo menangis di belakang mobil polisi.
Narasi Sun Woo terdengar lagi.
Sun Woo : Semua yang selama ini kudekap erat tidaklah berharga. Saat aku menyadarinya, semua sudah terlambat. Aku kehilangan hal yang paling penting bagiku.
Satu tahun kemudian...
Tae O mendatangi berbagai agensi untuk menawarkan naskahnya. Tapi naskahnya ditolak.
Tae O kemudian duduk di kafe, ingin menulis naskahnya, tapi dia kepikiran Joon Young.
Tae O melihat foto2 Joon Young di ponselnya.
Tak lama kemudian, Tae O mengirimi pesan ke Sun Woo.
Tae O : Apa ada kabar tentang Joon Young?
Sun Woo juga sudah mulai aktif di RS. Sun Woo yang duduk di pantry, diberitahu Perawat Ahn bahwa pasien Sun Woo sudah datang.
Sun Woo bergegas ke ruangannya.
Ye Rim sendiri mengelola kedai kopi.
Ye Rim yang tadinya sedang mengirimi e-mail, kedatangan dua pelanggan.
Ye Rim langsung melayani pelanggannya.
Je Hyuk berdiri di depan sebuah etalase toko kue.
Seorang wanita menghampirinya.
"Kau mau kue?"
"Tidak. Aku hanya melihat-lihat." jawab Je Hyuk.
"Ayo pulang." ucap wanita itu. Dan mereka pergi.
Kamera menyorot kue yang ditatap Je Hyuk. Kue favorit Ye Rim. Tiramisu!
Da Kyung sendiri lagi di perpustakaan. Ya, dia kuliah lagi.
Lalu kemudian, seorang pria datang membawa dua cangkir kopi. Dia meletakkan secangkir kopinya di meja Da Kyung, lalu duduk di mejanya di depan Da Kyung.
Da Kyung menatap pria itu. Da Kyung yang belum siap membuka hatinya lagi, akhirnya beranjak pergi tanpa menyentuh kopi pemberian pria itu.
Narasi Ye Rim terdengar, tentang email yang ditulisnya untuk Sun Woo.
Ye Rim : Aku tidak menyesali keputusanku. Sejujurnya, aku berusaha tidak menyesalinya. Karena hidupmu adalah hasil dari keputusanmu....
Sun Woo lagi sibuk sama pasiennya.
Sun Woo : Ambil resepmu saat keluar.
Ye Rim : Kuharap kau akan lebih tenang saat menerima surel ini.
Myung Sook sama pasiennya mendekati Perawat Ahn.
Myung Sook : Ahn Sonsaeng, bisa bawakan rekam medisnya?
Myung Sook lalu mengajak pasiennya ke ruangannya.
Sun Woo keluar dari ruangannya dan mendekati Perawat Ahn.
Sun Woo : Aku ada seminar di sekolah tanggal empat. Bisa periksa berapa pasien yang kupunya?
Perawat Ahn : Anda punya dua. Choi Soo Kyung dan Jung Nam Shik.
Sun Woo : Majukan pemeriksaan mereka menjadi sebelum seminar dan Kirim pasien berikutnya.
Sun Woo berjalan menuju ruangannya dan melewati seorang pria berjas yang duduk di ruang tunggu.
Pria itu kemudian menyapa Sun Woo.
"Lama tidak bertemu, Dokter Ji."
Sun Woo menoleh dan kaget melihat pria di depannya. Pak Ha! Dengan penampilan barunya.
Sun Woo : Kau terlihat jauh lebih baik.
Pak Ha : Penampilan tidak menunjukkan keseluruhan ceritanya, tapi aku sempat lebih baik. Tapi aku sadar aku tidak bisa sendiri hanya karena aku berusaha keras. Saat bersantai, hidup malah mendatangkan masalah. Hidup adalah kegelisahan terus-menerus. Kau setuju, bukan?
Sun Woo tak nyaman.
Sun Woo : Semoga harimu menyenangkan. Ada pasien yang menungguku.
Sun Woo berbalik mau pergi.
Pak Ha : Itu kehidupan singkat yang kau jalani untukmu sendiri. Orang-orang tidak tertarik dengan penderitaan orang lain. Kau udah cukup menyesali dan menyalahkan dirimu.
Sun Woo kembali menatap Pak Ha.
Yoon Ki menanyakan Pak Ha pada Perawat Ahn.
Lalu Yoon Ki melihat Pak Ha sedang bicara dengan Sun Woo.
Yoon Ki bergegas mendekati Pak Ha.
Begitu Yoon Ki datang, Pak Ha langsung pergi.
Yoon Ki kemudian tersenyum menatap Sun Woo dan beranjak pergi.
Ye Rim : Kuharap kau sudah memaafkan semuanya sekarang. Dan yang paling penting... Dirimu sendiri.
Sun Woo sudah tiba di rumah sekarang. Sebelum masuk ke rumah, dia membuka kotak suratnya dan mengambil beberapa surat.
Seorang wanita yang sedang menemani dua putranya bermain, menyapa Sun Woo. Mereka tetangga baru Sun Woo.
Sun Woo hanya menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam.
Sun Woo memeriksa surat-surat dan membuka surat dari Pusat Konseling Anak Hilang.
Terdengar narasi Sun Woo.
Sun Woo : Sekeras apa pun aku berusaha, kurasa aku tidak akan pernah bisa mengucapkan kata "memaafkan".
Sun Woo terus membaca surat kedua dari pusat konseling.
"Kami akan bekerja keras untuk mempertemukan anda dengan anak anda." isi surat itu.
Sun Woo : Karena aku belajar bahwa memaafkan seseorang sama arogannya dengan menghakimi seseorang. Aku hanya akan bertahan sebisa mungkin dan tetap di tempatku, menunggu putraku yang akan kembali suatu hari nanti. Berpegang pada harapan yang tidak pasti....
Sun Woo makan malam sendirian.
Sun Woo : Menahan kegelisahan itu. Mengesampingkan pikiran arogan bahwa aku yang membuat peraturan, menghakimi, dan bertanggung jawab, mungkin adalah hal terbaik yang bisa kulakukan...
Sun Woo lalu menuliskan email pada Ye Rim.
Sun Woo : Memutus hubungan dengan pasangan yang sudah berbagi sebagian besar hidup denganmu rasanya seperti memotong bagian tubuhmu. Dan rasa sakit itu akan terus menghantui keduanya. Jika menyangkut pasangan suami istri, tidak ada penjahat atau korban yang tidak bersalah. Hal semacam itu tidak bisa ditetapkan.
Sun Woo menatap keluar jendela. Tampak hujan deras turun dibalik jendela.
Sun Woo : Selagi merenungkan kesalahan menyakitkan yang kita buat atau.....
Paginya, Sun Woo tak semangat menyantap sarapannya.
Sun Woo : ... menahan setiap hari tanpa membiarkan rasa sakit menguasaimu. Mungkin momen penebusan akan datang. Momen ketika aku akhirnya bisa memaafkan diriku sendiri.
Tiba-tiba, seseorang membuka pintunya.
Sun Woo terkejut melihat yang datang.
Joon Young, yang datang!
Sun Woo terdiam sejenak, terharu Joon Young nya pulang.
Tak lama kemudian, Sun Woo berlari mendekati Joon Young.
TAMAT!!!
Gimana menurut kalian guys endingnya? Menurut saya sih udah pas, ya meskipun dalam hati pengennya Sun Woo move on ke Yoon Ki...
Yoon Ki udah menerjang ombak, tapi endingnya gagal mendapatkan cinta Sun Woo.. Tapi bener sih.. Move on dan melupakan pria yang sudah menjadi pasangan kita bertahun-tahun gak segampang itu... Apalagi disini, Sun Woo mengalami kegagalan yang menyakitkan, jadi pasti sulit menerima pria lain mau sebaik apapun pria itu...
Buat yang penasaran kemana Joon Young selama setahun dan kenapa Sun Woo tenang2 aja,, Joon Young ada di pusat konseling anak.... Sun Woo tenang2 aja karena dia tahu Joon Young disana...
Eh btw,, ini pemeran Kim Yoon Ki (Lee Moo Saeng) bilang di wawancaranya kalau ada The World Of The Married 2, dia pengen Yoon Ki jadian sama Sun Woo.... *Cieeee.....
Yang tak terduga sih pasangan Je Hyuk-Ye Rim ya.... Udah sempet cerai, terus rujuk eeeh endingnya cerai lagi karena Ye Rim gk tahan terus menerus curiga sama Je Hyuk, padahal Je Hyuk nya udah tobat..... Je Hyuk udah nikah lagi sama cewek lain tapi masih mikirin Ye Rim......